Manusia dan alam hidup berdampingan. Namun beberapa tahun belakangan ini, alam tidak baik-baik saja. Sifat manusia yang serakah membuat alam pun menjadi korban. Alam yang tadinya indah, sekarang mulai terusik. Sampah yang menumpuk di sekitar kita hingga deforestasi hutan yang menyebabkan ketidakseimbangan alam.

Berangkat dari ide tentang isu lingkungan ini, Gery Cahayanta Perangin Angin, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII angkatan 2017, membuat proyek tugas akhir berjudul “Makhluk Hidup dan Lingkungan dalam Karya Fotografi Konseptual.” Karyanya menggunakan teknik foto multiple exposure atau double exposure. Pria yang biasa dipanggil Gery ini mengajak orang yang melihat karyanya menyadari penting menjaga alam melalui sebelas karya fotonya.

 Gery mengatakan bahwa tercetusnya ide projek ini berawal dari rasa kepedulian manusia terhadap lingkungan yang semakin tidak membaik. Butuh waktu kurang lebih lima bulan untuk menyelesaikan karya ini. Mulai akhir tahun 2020 hingga April 2021.

 “Saya sering main ke alam dan sering melihat kondisi alam yang rusak. Saya juga sering dihadapkan dengan masalah yang berkaitan dengan alam. Saya lalu mempelajari fotografi konseptual dan menyusun ide,” ujar Gery via Zoom, Rabu (04/08/2021), dalam Diskusi Karya Makhluk Hidup dan Lingkungan.

 Melihat angka pasien covid-19 yang kian hari makin bertambah, Gery memilih untuk melakukan pameran foto secara digital. Gery memikirkan dampak yang akan didapat jika ia melakukan pameran secara offline. Ia menggunakan website dan aplikasi ARTSTEPS untuk menampilkan karyanya agar bisa dinikmati oleh setiap kalangan. Gery juga menggunakan Zoom sebagai media diskusi tentang karyanya tersebut.

Diskusi: Fotografi Konseptual

 Dalam diskusi via Zoom yang berlangsung selama kurang lebih dua jam, seorang praktisi bernama Achmad Oddy Widyantoro ikut mengomentari karya Gery. Achmad Oddy Widyantoro atau yang biasa dipanggil Mas Oddy merupakan seorang praktisi yang sudah mempunyai pengalaman di bidang fotografi. Ia ditunjuk sebagai penguji tugas akhir karya Gery. Ia berpendapat bahwa sebagai salah satu bentuk komunikasi, pesan maupun bentuk kritik dari foto harus dapat tersampaikan ke khalayak.

 Dalam pengamatannya, karya Gery berusaha untuk menyampaikan keprihatinannya tentang kerusakan lingkungan seperti deforestasi, deformasi, banyaknya sampah plastik, hingga perubahan cuaca yang ekstrim. Menurutnya, usaha, eksekusi, dan visualisasi dari 11 foto yang dipersembahkan Gery sudah mampu menyampaikan pesan kepada penonton.

 “Karya ini berusaha untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap lingkungan dengan menggunakan fotografi sebagai alat penyampaian pesan. Banyak yang tidak puas dengan keadaan alam sekarang namun hanya diam saja. Di sini Gery sudah take action melalui foto-foto ini. Secara effort, eksekusi, dan visualnya sudah bagus,” ujarnya.

 Oddy menambahkan bahwa karya Gery ini merupakan jenis fotografi konseptual ekspresi karena menyampaikan realita atau objektivitas dari sang fotografer. Karya ini ditampilkan melalui berbagai cara. Contohnya dengan berbagai objek yang unik seperti bungkus-bungkus bekas jajanan menggambarkan sampah dan beragam penggambaran lain tentang sampah plastik atau deforestasi. Fenomena inilah yang akhirnya dijadikan pengalaman dan sumber ide sebuah karya.

Prosedur bebas pustaka

>>Alur dan Prosedur Versi PDF unduh di sini

  • Langkah 1

  • Melengkapi syarat berkas pengajuan

    • Fotocopy KTM
    • Surat bebas perpustakaan — Permohonan bebas perpus melaui email [email protected]
    • Bukti pembayaran administrasi Cuti — Pembayaran administrasi Cuti Kuliah (Rp.15.000/semester) dapat ditransfer melalui Bank Mandiri ke nomor rekening 137-000-202156-2 a.n Universitas Islam Indonesia. Mohon dituliskan NIM/Nomor Mahasiswa pada bukti pembayaran cuti.
    • KHS kumulatif yang ditandatangani DPA dan Ka.Prodi — KHS bisa unduh mandiri melalui https://gateway.uii.ac.id  pada fitur UIIAkademik menu KHS — Permohonan ttd DPA dan Kaprodi dilakukan secara mandiri oleh Mhs ybs

    Langkah 2

  • Langkah 3

    Jika Persyaratan sudah lengkap, selanjutnya dijadikan dalam satu file (pdf) dengan formulir pengajuan

  • Sehingga dalam satu file terdiri dari formulir permohonan + berkas syarat pendukung

    Langkah 4

  • Langkah 5

    Mengajukan permohonan tanda tangan Dekan dengan melampirkan berkas tersebut melalui email [email protected]

  • Menunggu verifikasi data dan menunggu jawaban dari divisi umum

    Langkah 6

  • Langkah 7

    Jika disetujui maka berkas formulir yang sudah ditandatangani Dekan dan stempel fakutas bersama semua persyaratan akan dikembalikan ke mhs yang mengajukan

  • Mahasiswa selanjutnya mengirimkan file yang sudah terverifikasi ke Universitas melalui email [email protected]

    Langkah 8

  • Langkah 9

    Menunggu proses pendataan dan penerbitan SK Rektor Cuti

Teatime IPC will invite:

Jemima Josephine Hormigas
IP Communication Student Batch 2019

The next International Program of Communication’s Teatime

Theme:
Archery VS Academic, Balancing Out Two Different Worlds at the Same Time

Live On Instagram

Schedule

Friday 6 August 2021 Start at 4-5 p.m (UTC +7)

Start at 4 pm (UTC+7). Keep updated on IGTV
@ip.communication.uii

 

Keinginan adanya lingkungan hidup yang baik terkadang terbentur oleh kemampuan untuk mengelola lingkungan itu sendiri.

Deforestasi, sampah plastik, dan polusi menjadi masalah yang kerap terjadi dan sulit untuk diatasi.

Gery Cahya Peranginangin, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII, lewat Tugas Akhirnya, mengajak kita untuk menumbuhkan kesadaran bahwa lingkungan perlu kita jaga dan lestarikan agar kebermanfaatan alam dapat berjangka panjang melalui karya yang dibuatnya, berjudul “Makhluk Hidup dan Lingkungan dalam Karya Fotografi Konseptual”.

Oleh karena itu, kami mengundang semua sahabat PSDMA Nadim Komunikasi UII untuk hadir dalam diskusi terkait karya fotografi ini, agar terwujudlah pembaruan baik dari konteks akademis maupun praktis.

Jangan sampai tertinggal karena diskusi akan berjalan asyik dengan turut menghadirkan Achmad Oddy Widyantoro sebagai praktisi yang akan mengulas karya ini.

The fate of traditional markets has been underestimated. But the Perumda Pasaraya traditional market is just the opposite. However, after the pandemic, this market experienced a drastic decline. According to data from the Association of Indonesian Market Traders (APPSI), the sales turnover of traditional markets decreased by 35%. This condition makes traditional market managers must immediately make strategies to bring consumers back to the market.

The topic of the marketing strategy in this traditional market is research conducted by Amalia Nur Rachman. She is a Communication student in the Universitas Islam Indonesia (UII) class of 2017. On this occasion, Amalia shared her research results in a discussion held by the Center for Alternative Media Studies and Documentation (PSDMA) NADIM at the Department of Communications, UII on Thursday, July 29, 2021.

In her research entitled Strategy Integrated Marketing to Increase Shopping Enthusiasm at Traditional Markets, Amalia focuses on a traditional market in the Menteng area, Central Jakarta. The marketing strategy is not enough just to revitalize the market. But also carry out various more integrated marketing strategies.

Some of the elements used by Perumda Pasar Jaya are to promote by advertising both print and digital. Amalia explained some examples of advertising by way of promotional prints for paid advertising products, printing banners and posters. Meanwhile, digital promotion with a totem video wall for events to be held. In addition to these advertisements, Perumda Pasaraya also activates four official social media accounts to publish events that will be or have already been held.

Perumda Pasaraya also conducts personal selling and other promotions by organizing an event, shopping tourism year, basic food bazaars for local residents, providing discounts, coupons, gifts.

Corporate Social Responsibility (SCR) efforts are also carried out by the Public Relations (PR) of Perumda Pasaraya. Early Childhood Education Center for local residents and traders, assistance for disaster victims, MSME centers, atmospheric control machines to prolong the age of vegetables, onions and chillies, free health checks, giving masks, hand sanitisers, face shields and socialization of health protocols, building 40 food barns, and managing rubbish.

 

Filmmaking adalah pekerjaan yang membutuhkan kerja tim. Jika kita tak punya alat mumpuni sendiri, bisa ajak teman lain untuk urun daya. Bisa juga teman lain akan berbagi bukan di alat tapi membantu di pendanaan.

“Jadi produksi iti bukan oleh satu orang. Misal aku punya ide bagus, tapi nggak punya gadget yang bagus, nah kamu bisa kerjasama dengan teman yang sevisi dan seide,” kata Bagoes Kresnawan, pembicara di Workshop How to make creative video content with gadget pada Jumat, 30 Juli 2021.

Workshop yang merupakan rangkaian acara 2nd Festival Konten Inspiratif (FKI), ini adalah ajang rutin kompetisi yang diselenggarakan oleh Uniicoms TV, TV online pertama di UII, milik Prodi Komunikasi UII.

Menurut Bagoes, penting sekali menentukan tujuan lebih dahulu sebelum produksi sebuah karya video. Ini bahkan lebih penting dibanding menentukan alat.

Alat apapun bisa kita gunakan, bahkan pakai android. “Kalau mau bikin karya, tahu dulu tujuannya mau apa dulu, bukan mikir alat dulu. Saya sering bikin video sampai editing itu pakai android. Bukan iPhone ya bisa,” kata Bagoes, yang juga adalah content creator dan pendiri komunitas foto @huntingpasarid.

Bagoes juga menyarankan agar pembuat konten lebih jeli dan cerdas mengembangkan potensi. Jangan sampai ambisi justru menghambat potensi diri. Dulu, Bagoes bercerita, ia punya ambisi di band, di musik, “Kuliah saya sampai hampir DO. Belakangan setelah lulus, saya banyak berkarya di video dan fotografi. Kenapa ya tidak dari dulu saat kuliah saya belajar video, misal memilih konsentrasi broadcast,” ungkapnya mengingat pengalaman masa kukiah di Komunikasi UII. “Kadang-kadang ambisi ini menutup potensi kita,” kata Bagoes.

Tips Bikin Video Pakai Hape

Ada banyak tips yang dibagi Bagoes dalam kesempatan workshop kali ini. Misalnya bagaimana memahami tipe-tipe pengambilan gambar (type of shot). Ada tiga tipe yang biasa dipakai banyak orang. Pertama adalah tipe wide atau lebar. “Dengan shot wide ini, Si subjek orang ini kita bisa lihat apa saja sekeliling dia. Shot jenis ini bisa menceritakan tentang orang ini dan profil sekitarnya,” kata Bagoes.

Sedangkan shot jenis medium sering digunakan untuk media sosial. Sedangkan type of shot yang ketiga adalah close up. Jenis close up adalah fokus pada satu hal, tetapi penonton tidak tahu profil luas subjek. Tipe close up hanya memberikan paling sedikit informasinya. “Tapi ini paling intens dan memberi kesan intens dan banyak ambil ekspresi,” kata Bagoes.

“Kalau jenis shot medium Ini frame tiktok ini biasanya. Mungkin temen-temen bisa mempraktikannya, nah sekarang ini tak hanya tahu cara, tapi juga tahu teori dan namanya. Ada banyak type of shot, tapi yang common ya tiga ini,” kata Bagoes sembari menayangkan contoh-contoh videonya yang ia ambil dan edit pakai ponsel.

Menurut Bagoes, bahkan tak hanya produksi, editing pun bisa dilakukan dengan smartphone.

“Jadi jangan khawatir, kamu tetap bisa bikin video kreatif hanya dengan android. Android ya, bahkan bukan iPhone,” kata Bagoes menekankan.

Workshop yang diadakan via zoom dan live youtube ini mengawali rangkaian FKI 2021. Selain workshop ini, ada dua workshop dan kompetisi video juga. Info tentang lomba bisa dilihat di instagram @uniicomstv.

Filmmaking is a job that requires teamwork. If we don’t have our qualified tools, we can invite other friends to the crowd. It is also possible that other friends will share not in tools but help in funding.

“So the production is not done by one person. For example, I have a good idea. Still, I don’t have a good gadget, so you can collaborate with friends who are of the same vision and idea,” said Bagoes Kresnawan, a speaker at the Workshop on How to make creative video content with gadgets on Friday, July 30, 2021. Ida Nuraini DKN, lecturer at International Program of Department of Communications, UII host the workshop live on Zoom.

The workshop, a series of events for the 2nd Inspirational Content Festival (FKI), is a regular competition event organised by Uniicoms TV, the first online TV at UII, belonging to the UII Communication Study Program.

According to Bagoes, it is essential to determine the goal first before producing a video work. This is even more important than determining the tool.

We can use any tool, even using Android. “If you want to create a work, you need to know what the goal is first, don’t think about the tools first. I often make videos and edit using Android. Not an iPhone,” said Bagoes, who is also a content creator and founder of the photo community @huntingpasarid.

Bagoes also suggested that content creators be more observant and intelligent in developing their potential. Don’t let ambition hinder your potential. In the past, Bagoes said, he had ambitions in bands, in music, “I almost dropped out of college. After graduating, I did a lot of work in video and photography. Why didn’t I study video since I was in college, for example, choosing to concentrate on broadcasting,” he said remembering his experience during the lecture at UII at Department of Communications. “Sometimes, this ambition closes out our potential,” said Bagoes.

Tips for Making Videos Using Mobile Phones

There are many tips that Bagoes shared in this workshop opportunity. For example, how to understand the types of shooting (type of shot). There are three types that many people commonly use. The first is the broad or wide type. “With this wide shot, the subject of this person, we can see anything around him. This type of shot can tell about this person and the profile around him,” said Bagoes.

Meanwhile, medium type shots are often used for social media. And the third type of shot is close up. This type of close up is focused on one thing, but the viewer doesn’t know the broad profile of the subject. The close-up type only provides the least amount of information. “But it’s the most intense and gives the impression of being intense and taking on a lot of expressions,” said Bagoes.

“If the type of shot is medium, this is the usual TikTok frame. Maybe my friends can practice it, and now you don’t only know the method, but also the theory and its name. There are many shots, but these three are common,” said Bagoes while showing examples of the videos he took and edited using his cellphone.

According to Bagoes, not only production but editing can also be done with a smartphone.

“So don’t worry, you can still make creative videos only with Android. Yes, Android, not even iPhone,” said Bagoes stressed.

The workshop, which was held via zoom and live youtube, started the FKI 2021 series. In addition to this workshop, there were two workshops and a video competition as well. Information about the competition can be seen on Instagram @uniicomstv.

 

Nasib pasar tradisional selama ini dipandang sebelah mata. Tapi parasr tradisional Perumda Pasaraya justru sebaliknya. Hanya saja, setelah pandemi pasar ini mengalami penurunan drastis. Menurut data Asosiasi Pedangan Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), omset penjualan pasar tradisional menurun hingga 35%. Kondisi ini membuat pengelola pasar tradisional harus segera membuat strategi untuk kembali mendatangkan konsumen ke pasar.

Topik Strategi pemasaran di pasar tradisional ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Amalia Nur rachman. Ia adalah mahasiswa Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan tahun 2017. Pada kesempatan ini Amalia berbagai hasil penelitiannya dalam diskusi yang diadalakan oleh Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) NADIM Ilmu Komunikasi UII pada Kamis, 29 Juli 2021.

Dalam penelitian berjudul Strategi Pemasaran Terpadu untuk Meningkatkan Antusiasme Berbelanja di Pasar Tradisional ini, Amalia fokuskan di sebuah pasar traditional di area menteng, Jakarta Pusat. Strategi pemasarannya tidak cukup hanya sebatas melakukan revitalisasi pasar saja. Tapi juga melaukan berbagai strategi pemasan yang lebih terintegrasi.

Beberapa elemen yang digunakan Perumda Pasarjaya adalah melakukan promosi dengan beriklan baik cetak mapun digital. Amalia menjelaskan beberapa contoh advertising dengan cara promosi cetak produk iklan berbayar, cetak spaduk dan poster. Sedangkan promosi digital dengan totem video wall untuk event yang akan diselenggarakan. Selain iklan tersebut, Perumda Pasaraya juga mengaktifkan media sosial sebanyak 4 akun resmi untuk mempublikasikan acara yang akan dilaksanakan maupun sudah.

Perumda pasaraya juga melakukan personal selling dan promosi lain dengan membuat event tahun wisata belanja, bazar semabako untuk warga sekitar, memberikan diskon, kupon, hadiah.

Upaya Corporate Sosial Responsibiity (SCR) juga dilakukan oleh Public Relation (PR) Perumda Pasaraya ini.  PAUD untuk warga sekitar dan pedangan, bantuan korban musibah, sentra UMKM, mesin kontrol atmosfer untuk memperlama usia sayuran, bawang dan cabai, Pemeriksaan kesehatan gratis, pemberian masker, handsanitizer, faceshiled dan sosialisasi protokol kesehatan, membangun 40 titik lumbung pangan, dan pengelolaan sampah.

No one is affected by the year then, he stays at home patiently and hopes for his blessing, so he always gets a reward. If he also realizes that no one can be hit by tha’un other than because of Allah’s provisions, then that will be a way to get rewards from Allah as well. If he dies, he is a martyr.

Veby Novri Yendri, a doctor at UII Hospital and a lecturer at FK UII, cites one of the prophet’s hadiths which tells about the plague. Veby said Indonesian Muslims, especially academics at FPSB UII, should become heroes who help reduce the spread of the Covid-19 outbreak. The simplest way is to be disciplined in applying the 6M and 3T protocols. 6M consists of avoiding crowds, keeping distance, wearing masks properly, washing hands, getting enough rest, reducing mobility, and maintaining a healthy diet. In comparison, 3T stands for testing, tracing, and treatment.

“Hopefully we will be given instructions, and become heroes in the fight against COVID-19,” said dr. Veby Novri Yendri, Sp.THT-KL (FK UII) at the routine recitation of FPSB UII with the theme ‘Pandemic is getting stronger again: how to take care of yourself?’ on Friday, July 23, 2021.

Veby also suggested using cloth masks outside and surgical masks inside: double masks. This activity is an effort to anticipate the spread of the new type of Covid-19 virus mutation.

This time the Faculty recitation was held simultaneously with a prayer together. This prayer is for the big family of FPSB and family members to get healing for those who are sick and get husnul khotimah for those who have preceded.

According to Veby, as of Friday, July 23, 2021, the number of confirmed cases of COVID-19 worldwide has reached 191 million. “In fact, last week 184 million. Meanwhile in Indonesia, up to three million cases were tracked, active cases were 561.384 thousand,” said dr. Veby explained the update of data on Covid-19 cases.

What if a confirmed COVID-19 diagnosis is confirmed? Make sure the air insulation location must be good. Sunlight should also be able to enter the room. Don’t lock yourself in your room, keep trying to get fitter and fitter. “Even when we accompany us in the village, we invite video calls and ask to be enthusiastic about moving. This is to ensure that people who are self-isolating are really fit,” said Veby telling his experience.

There is no specific cure for COVID-19.

In general, in principle, treat symptoms early. Although there is no specific drug for people exposed to corona, it can handle the symptoms appropriately. When these symptoms are treated quickly, they can be cured more quickly. Based on the advice of dr. Veby, people with covid symptoms should avoid ibuprofen because it can increase the rate of covid-19. Instead, use paracetamol or CTM for anti-histamine.

“If you have a mild cough, you can use what is usually available in pharmacies. Multivitamins C, D, and E,” suggested Veby.

What if you can’t get it?

“Such as not being able to get, the important thing is that nutrition and intake meet and feel better. Try to eat well if it’s easy for us.”

Veby said that at first, the coronavirus was considered mysterious pneumonia. Then later, a variety of unexpected symptoms appeared. Even in medical circles, the corona is also called ‘the thousand faces disease’ because of various symptoms. Symptoms most often occur in the upper to lower airways.

Lots of people are afraid and don’t understand how to deal with some mild symptoms at home. For example, how to remove post-exposed virus carcasses, as asked by one of the participants, Didin Syafaat, alumni of FPSB UII.

Veby said that the public could speed up the removal of virus carcasses by washing their noses with salt. “Washing is like an istinsyak when cleaning the nose during ablution. You can also see various guidelines about corona on the UII Hospital Youtube account,” added Veby. There are also other guides on the Youtube channel, such as getting enough oxygen by prostration. You should also always coordinate every four to six hours with health workers and primary health services in self-isolation.

 

Tiada seorangpun yang terkena tha’un kemudian ia menahan diri di rumah dengan sabar dan mengharap ridhanya maka ia senantiasa mendapat ganjaran. Jika ia juga menyadari bahwa tak ada yang dapat terkena tha’un selain karena ketentuan allah maka itu akan menjadi jalan mendapat ganjaran dari allah pula. Jikapun ia mati, ia mati syahid.

Veby Novri Yendri, dokter di RS UII dan juga pengajar di FK UII, menyitir salah satu hadits nabi itu yang bercerita tentang wabah. Veby mengatakan umat muslim Indonesia, terutama sivitas akademik di FPSB UII, sebaiknya bisa ikut menjadi pahlawan yang ikut mengurangi penyebaran Wabah Covid-19. Cara paling sederhana adalah dengan disiplin menerapkan protokol 6M dan 3T. 6M terdiri dari menghindari kerumunan, menjaga jarak, memakai masker dengan benar, mencuci tangan, istirahat yang cukup, mengurangi mobilitas, dan menjaga pola makan sehat. Sedangkan 3T kependekan dari testing, tracing, dan treatment.

“Mudah-mudahan kita diberi petunjuk, dan menjadi pahlawan dalam melawan covid19 dengan taat protokol kesehatan dan protokol iman,” kata dr. Veby Novri Yendri, Sp.THT-KL (FK UII) pada pengajian rutin FPSB UII bertema ‘Pandemi menguat lagi: bagaimana menjaga diri?’ pada Jumat, 23 Juli 2021.

Veby juga menyarankan agar menggunakan masker kain di luar dan masker bedah di dalam: rangkap masker. Ini adalah upaya mengantisipasi penyebaran mutasi virus covid-19 jenis baru.

Pengajian Fakultas kali ini sekaligus dilaksanakan bersamaan dengan doa bersama. Doa ini untuk keluarga besar FPSB dan anggota keluarga untuk segera mendapat kesembuhan bagi yang sedang sakit, dan mendapat husnul khotimah bagi yang telah mendahului.

Menurut penuturan Veby, per Jum’at, 23 Juli 2021, kasus terpapar covid-19 terkonfirmasi di seluruh dunia mencapai 191 juta. “Padahal seminggu lalu 184 juta. Sedangkan di Indonesia, yang terlacak hingga tiga jutaan kasus, kasus aktif 561,384 ribu,” ungkap dr. Veby memaparkan pembaharuan data kasus covid-19.

Bagaimana jika didiagnosis konfirmasi covid-19? Pastikan udara lokasi isolasi harus baik. Sinar matahari juga sebaiknya dapat masuk dalam ruangan. Jangan mengurung diri di kamar, tetap mengusahakan diri untuk semakin bugar dan semakin bugar. “Bahkan kami ketika mendampingi di kampung, kami ajak video call dan minta untuk semangat bergerak. Ini untuk memastikan orang yang isolasi mandiri betul-betul bugar,” kata Veby menceritakan pengalamannya.

 

Belum ada obat spesifik untuk covid-19

Secara umum, prinsipnya, atasi gejala lebih dini. Meski belum ada obat spesifik untuk orang yang terpapar korona, bisa atasi gejala dengan tepat. Ketika gejala itu tertangani dengan cepat, maka bisa lebih cepat tertangani pulih. Berdasarkan saran dr. Veby, obat Ibuprofen sebaiknya dihindari karena bisa meningkatkan tingkat covid-19. Sebaliknya gunakan paracetamol atau CTM boleh untuk anti histamin.

“Kalau batuk ringan boleh gunakan yang biasa tersedia di apotik. Multivitamin C, D, dan E,” saran Veby.

Bagaimana jika tidak bisa mendapatkan?

“Semisal tidak bisa mendapatkan, yang penting nutrisi dan asupan memenuhi dan dirasa lebih baik. Berusaha makan enaklah kalau gampangnya kita.”

Veby menceritakan mulanya virus korona dianggap pnemonia misterius. Lalu belakangan muncul beragam gejala yang tidak terduga. Bahkan di kalangan medis korona disebut juga ‘the thousand faces disease’ karena sangat beragamnya gejala. Gejala tersering muncul di jalan napas atas sampai ke bawah.

Banyak sekali masyarakat yang takut dan belum paham cara mengatasi beberapa gejala ringan di rumah. Misalnya bagaimana menghilangkan bangkai virus paska terpapar, seperti pertanyaan salah satu peserta, Didin Syafaat, alumni FPSB UII.

Veby mengatakan masyarakat bisa melakukan upaya mempercepat menghilangkan bangkai virus dengan mencuci hidung pakai garam krosok. “Mencuci seperti istinsyak ketika membersihkan hidung saat wudhu. Bisa juga ibu bapak lihat beragam panduan tentang korona di akun Youtube RS UII,” tambah Veby. Panduan lain di saluran Youtube itu juga ada misalnya panduan mencukupkan kebutuhan oksigen dengan sujud. Jika sedang isolasi, sebaiknya juga selalu koordinasi empat sampai enam jam sekali dengan nakes dan layanan kesehatan primer.