Tidak mudah membuat dan berbagi cerita melalui media kreatif. Kita juga dapat berbagi cerita kami dengan penonton melalui foto cerita, video, atau produksi kreatif lainnya. Tapi, bagaimana cara melibatkan lebih banyak audiens dengan media yang lebih kreatif? 

Oleh karena itu, Program Komunikasi Internasional Universitas Islam Indonesia meluncurkan Ice Cream P2A. Ini bukan Es Krim merujuk pada makanan. P2A adalah singkatan dari Passage to ASEAN. Sedangkan Ice Cream adalah singkatan dari International Course on Creative Media. P2A menghadirkan seluruh peserta dengan tema besar: Menginspirasi Dunia dengan Produksi Kreatif.

Daffa Urrofi, seorang creativepreneur, content creator, dan filmmaker, menjadi pembicara dalam Kuliah Umum bertajuk Creative Content and Creativepreneur yang digagas oleh Departemen Komunikasi, Universitas Islam Indonesia pada tanggal 8 November 2021. Iven Sumardiantoro, videografer dan editor Ikonisia TV, memoderasi webinar selama hampir tiga jam.

“Yang harus dilakukan untuk membuat konten video adalah mencari apa pesan dari konten video Anda, apa inti dari cerita video Anda, dan apa tujuan Anda dari cerita tersebut,” kata Urrofi menjawab pertanyaan Mimi. Mimi adalah peserta dari Vietnam, mahasiswa Duy Tan University, Vietnam.

Bagaimana cara membuat video kreatif? Bagaimana cara berbagi cerita Anda dengan video?

Urrofi mengatakan Anda harus membuat perincian langsung dalam pembuatan konten Anda. “Kamu harus membuat konten tiga detik pertama semenarik mungkin,” tambah Urrofi kemudian. Jika Anda ingin membuat penonton mendengar dan menonton konten Anda, Anda harus menemukan apa yang memotivasi Anda untuk membuat video.

“Jika Anda bisa menjawab pertanyaan itu, Anda bisa membuat konten yang efektif. Anda harus membuat konten yang menarik,” kata Urrofi. Karena konten adalah tentang pembuatan konten kreatif, itu bukan hanya membuat konten tetapi membuat pengait yang baik untuk konten Anda.

Beberapa pertanyaan juga datang dari beberapa peserta. Misalnya, beberapa peserta mahasisawa bertanya kepada Urrofi apa motivasinya memulai bisnis. Terutama dalam produksi video. Karena video lebih banyak usaha daripada konten foto, apa tips dan trik untuk membuat konten viral?

Urrofi, pendiri URRO Film and URRO Academy, mengatakan bahwa bisnis dia bertujuan untuk membuat konten kreatif untuk mempromosikan ide Anda dan mengomunikasikan apa yang memotivasi Anda. Urrofi juga bermaksud mengedukasi lewat Urro Academy. 

Bagaimana cara membuat video viral? Pastikan menggunakan video karena video adalah konten yang paling interaktif dengan khalayak. “Kita harus mencari platform dan media terbaik. Selain itu, kita juga harus mempelajari algoritma platform. Bahkan Facebook dan TikTok memiliki perilaku algoritma yang berbeda. “Kalau tahu algoritmanya, bisa viral juga. Kalau bicara platform, kalau bicara TikTok, tiga detik pertama harus membuat konten semenarik mungkin agar orang menonton sampai akhir,” imbau Urrofi. “Youtube dan Instagram punya algoritma yang berbeda di setiap platform.”

Jurnal Komunikasi UII mengundang Anda membaca edisi JURNAL KOMUNIKASI – VOLUME 16 NO 1 OKTOBER 2021 GRATIS dan bisa baca langsung dari ponsel.👏

🩺 Jurnal Komunikasi edisi ini memuat tujuh artikel dengan objek kajian dan tema yang beragam. Objek kajian merentang dari Aktivisme media sosial dan isu sustainibility, Jejaring radio swasta, Komunikasi Bencana, Wisata Halal, Resistensi Musisi Independen, hingga Branding Pariwisata.

🎙️Tujuh artikel kami sajikan pada edisi pertama, menemani akhir tahun 2021.

DAFTAR ARTIKEL EDISI INI KLIK DI SINI

Editorial
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/21447/11764

Pembelajaran Sosial Termediasi dan Aktivisme Media Sosial untuk Pola Hidup Berkelanjutan di Indonesia
June Cahyaningtyas, Wening Udasmoro, Dicky Sofjan
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/19142/11720

Jejaring Radio Swasta Sebagai Inovasi Merebut Pasar
Moh. Zaenal Abidin Eko Putro(1), Ade Haryani(2),
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/18939/11756

Model Komunikasi Keluarga Etnis Betawi dalam Memotivasi Pendidikan Tinggi dari Perspektif Anak
Maulina Larasati Putri(1), Vera Wijayanti Sutjipto(2), Marisa Puspita Sary(3)
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/16528/11758

Model Komunikasi dan Informasi Terpadu dalam Pengelolaan Bencana di Kabupaten Karo Berbasis Web
Puji Lestari(1), Eko Teguh Paripurno(2), Hikmat Surbakti(3), Dikau Mahardika Pratama(4),
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/20742/11760

Komunikasi Pemasaran Wisata Halal Di Banyuwangi dan Gunungkidul
Yani Tri Wijayanti(1),
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/18857/11761

Resistensi Musisi Independen terhadap Komodifikasi dan Industrialisasi Musik di Indonesia
Nurly Meilinda(1), Caesar Giovanni(2), Nunik Triana(3), Syanaz Lutfina(4),
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/18148/11762

Pengembangan Branding Pariwisata Maluku Berbasis Kearifan Lokal
Noviawan Rasyid Ohorella(1), Edy Prihantoro(2),
https://journal.uii.ac.id/jurnal-komunikasi/article/view/17917/11759

Jurnal Komunikasi
Published by Department of Communications, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia | Email: [email protected] | Phone: +62 274 898444 Ex 2136 | +62 813-2705-7776

Jika kita pergi ke perpustakaan kita bisa melihat berjejer ribuan karya skripsi. Karya tersebut paling banter sekadar dibuka oleh mahasiswa yang ingin merujuk atau mencari inspirasi untuk skripsi berikutnya. Bahkan banyak juga karya yang bahkan tak tersentuh. Sayang sekali rasanya. Tak sedikit hasil riset itu yang bagus dan layak untuk dipublikasi dalam jurnal, tapi hanya terpajang nyaris tak tersentuh.

Jurnal Cantrik dihadirkan untuk mewadahi penelitian mahasiswa yang berkualitas, memiliki tema menarik, kabaruan isu dan metode, ada muatan kepentingan publik yang ditulis dengan baik, juga dengan perpektif yang baik pula. Anggi Arifudin Setiadi, Managing Editor Jurnal Mahasiswa Komunikasi CANTRIK, cum dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) memperkenalkan Jurnal Cantrik dalam ngobrol santai bersama di acara Teatime, International Program of Communication UII pada 29 Oktober 2021. Dalam kepentingan praktisnya Jurnal Cantrik dapat membantu kepentingan akreditasi. Dengan mahasiswa telah memiliki publikasi di jurnal, ini adalah bukti bahwa mahasiswa komunikasi UII telah memiliki tradisi penulisan ilmiah akademik.

Jurnal Cantrik terbit perdana pada bulan Mei 2021. Dengan mempublikasi lima  naskah. Terkait tema publikasi, jurnal Cantrik terbaru fokus bertemakan media sosial. Namun kedepan, bisa dengan beragam tema sepanjang masih bersinggungan dengan tema-tema komunikasi dan media.

Proses seleksi

Bagaimana cara menerbitkan karyamu di Cantrik? Pertama, buka registrasi di laman Jurnal Cantrik berikut. Kemudian ikuti proses kirim naskah dengan pertama-tama menyesuaikan naskahmu dengan template dan selingkung Jurnal Cantrik. “Naskahnya diupload saja sesuai template yang sudah disediakan. Naskah akan kami review dan ada proses editing oleh tim jurnal,” jelas Anggi selaku managing Editor Jurnal Cantrik saat diwawancarai oleh Lana, host Instagram Live ip.communication.uii.

Prosesnya kurang lebih lima bulan. Mahasiswa harus selalu cek email dan akunnya di web, karena setiap revisi dan catatan review akan dikirim via email. Selama lima bulan ini mahasiswa dan administrator Jurnal akan terus berkomunikasi. Selama lima bulan tersebut pula, penulis akan diinfokan dan dipandu untuk memenuhi beberapa hal berikut: Submit naskah, cek oleh editor lalu dikirim ke reviewer, pengecekan selingkung, cek substansi, cek similaritas (cek plagiasi) dan cek kebaruan sitasi.

If we go to the library, we can see thousands of thesis works lined up. At best, the work is only opened by students who want to refer to or find inspiration for their following thesis. Many jobs are not even touched. It’s a shame. A few of the research results are promising and deserve publication in journals, but only displayed almost untouched.

The Cantrik Journal is presented to accommodate quality student research, has exciting themes, reports on issues and methods, has well-written public interest content, and a good perspective. Anggi Arifudin Setiadi, Managing Editor of the CANTRIK Communication Student Journal, cum lecturer in Communication Studies at the Islamic University of Indonesia (UII), introduced Cantrik Journal in a casual chat together at the Teatime event, UII International Program of Communication, on 29 October 2021. accreditation. With students having publications in journals, this is proof that UII communication students have a tradition of academic scientific writing.

Journal Cantrik was first published in May 2021. By publishing five manuscripts. Regarding the publication theme, the latest Cantrik journal focuses on social media. But in the future, it could be with various pieces as long as it still intersects with the themes of communication and media.

Selection process

How do you publish your work on Cantrik? First, open registration at the Cantrik Journal page here. Then follow the process of submitting the manuscript by first adjusting your manuscript to the template and environment of Cantrik Journal. “Upload the manuscript according to the template provided. We will review the manuscript, and there will be an editing process by the journal team,” explained Anggi as managing editor of Cantrik Journal when interviewed by Lana, host of Instagram Live IP.communication.uii.

The process is approximately five months. Students must always check their e-mails and accounts on the web because any revisions and review notes will be sent via e-mail. During these five months, students and Journal administrators will continue to communicate. During these five months, writers will be informed and guided to fulfill the following: Submit manuscript, checked by the editor and sent to the reviewer, circumcision checking, substance check, similarity check (plagiarism check), and citation update check.

Website adalah garda depan sebuah institusi. Di mata pembaca, Website dianggap representasi citra lembaga. Maka dari itu pengelolaannya dengan baik menjadi utama. Pengelolaan yang dimaksud mencakup pengelolaan dari sisi konten statis, konten dinamis, desain grafis konten, hingga perawatan teknis sesuai branding lembaga terkait. Begitu juga dengan website di lingkungan UII.

Bidang Humas UII melakukan beberapa terobosan sejak 2020. Pertama misalnya dengan membuat apresiasi pada pengelola website di lingkungan UII baik di level unit, jurusan, dan fakultas. Kedua, membuat serangkaian pelatihan pada pengelola website mulai dari pelatihan penulisan hingga desain slider. Pada 2021, peningkatan kapasitas juga dilakukan dengan membuat pelatihan penulisan dengan teknik parafrase, desain grafis, hingga perawatan perangkat CMS (content management system). Keempat, ajang apresiasi kembali dilakukan dengan tajuk UWA 2021/ UII Website Appreciation.

Humas UII memberikan apresiasi pada website yang dikelola oleh unit Fakultas, Jurusan/Prodi, Unit layanan, Pusat Studi di lingkungan UII. Menurut Ratna Permata Sari, Kepala Bidang Humas UII sekaligus Dosen Komunikasi UII, apresiasi ini Humas UII berikan atas keikutsertaannya dalam mempertahankan citra positif Universitas Islam Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Mafhum bahwa selama pandemi Covid-19, website jadi alat penting menjembatani layanan dan pencitraaan UII di depan mahasiswa. Baik itu membantu juga pada layanan perkuliahan, layanan informasi, layanan akademik, hingga layanan yang sifatnya suportif pada mahasiswa dan orang tua yang terdampak pandemi Covid-19. Bukan hanya mahasiswa, melainkan seluruh sivitas akademika pun mendapat manfaat dengan optimalisasi website di lingkungan UII.

Penilaian dilakukan sejak 16 Agustus hingga 6 Oktober 2021. Lalu puncaknya pada 20 Oktober 2021 Bidang Humas UII mengumumkan hasil UWA UII. Website Komunikasi UII, yang pada tahun sebelumnya meraih penghargaan pertama sebagai website dengan konten terbanyak di level jurusan, kini meraih peringkat Web dengan kategori C. Peringkat ini menunjukkan bahwa website memiliki beberapa elemen dari setiap aspek penilaian. Konten hanya beberapa yang update, seperti slider, berita, dan agenda/ pengumuman. Harus diakui, slider web Komunikasi UII saat itu belum ter-update. Sedangkan Website FPSB UII berhasil masuk dalam kategori B. Kategori ini  menunjukkan bahwa website memiliki semua elemen dari setiap aspek penilaian dan cukup update konten-kontennya, terutama slider.  Website Komunikasi UII dan FPSB UII berhasil menyisihkan 49 peserta pengelola website di UII dan 13 sisanya tidak mendapatkan penghargaan kategori apapun.

Apa Kriteria Penilaian?

Kriteria penilaian ini penting dibahas agar ke depan jajaran pimpinan dapat meningkatkan performa websitenya. Kriteria penilaian pertama adalah, website menggunakan tema standar UII. Kemudian logo unit di website harus sesuai branding UII. Traffic Kunjungan Website juga konstan dan terdaftar ke dalam Google Analytics. Kriteria berikutnya adalah konten berita dan Agenda harus up-to-date. Konten itu mencakup konten Statis, dinamis, dan gaya bahasa konten. Konten statis berisi kelengkapan konten berdasarkan menu. Sedangkan konten Dinamis berisi update berita. Gaya bahasa konten juga harus merupakan konten informasi yang jelas. Konten website informatif. Informatif ini termasuk mencantumkan alamat yang sesuai dan jelas, email yang sesuai dan aktif, dan nomor telpon kantor yang sesuai dan aktif.

Website is the vanguard of an institution. In the eyes of readers, the Website is considered a representation of the institution’s image. Therefore, good management is the main thing. The management in question includes management in terms of static content, dynamic content, content graphic design, to technical maintenance according to the branding of the relevant institution, likewise with websites in the UII environment.

The UII Public Relations field has made several breakthroughs since 2020. First, for example, by appreciating website managers within UII at the unit, department, and faculty level. Second, create a training series for website managers, from writing training to slider design. In 2021, capacity building will also be carried out by providing writing training using paraphrasing techniques and graphic design to maintain CMS (content management system) devices. Fourth, the appreciation event was again held with UWA 2021/ UII Website Appreciation.

UII Public Relations appreciates websites managed by Faculty units, Departments/Prodi, service units, Study Centers within UII. According to Ratna Permata Sari, Head of Public Relations at UII and also Communication Lecturer at UII, this appreciation was given to UII Public Relations for their participation in maintaining the positive image of the Indonesian Islamic University amid the Covid-19 pandemic. During the Covid-19 pandemic, the website has become an essential tool to bridge UII’s services and vision in front of students, whether it’s also helping with lecture services, information services, academic services, or supportive services for students and parents affected by the Covid-19 pandemic. Students and the entire scholarly community also benefit from website optimization within UII.

The assessment was carried out from August 16 to October 6, 2021. Then the peak was on October 20, 2021; the UII Public Relations Division announced the results of the UWA 2021 of UII. The UII Communications Website, which won the first award as the website with the most content at the department level, is now ranked as Web with category C in the previous year. This ranking shows that the website has several elements from each assessment aspect. Some of the content is updated, such as sliders, news, and schedule/announcements. It must be admitted that the UII Communication web slider had not been updated. Meanwhile, the UII FPSB Website was successfully entered in category B. This category shows that the website has elements of every aspect of the assessment and is sufficiently updated in its content, especially the slider. The UII Communications Website and the UII FPSB succeeded in eliminating 49 participants who managed the website at UII, and the remaining 13 did not receive any category awards. 

What are the Assessment Criteria?

It is essential to discuss these assessment criteria so that the leadership ranks can improve the performance of their website in the future. The first assessment criteria are, the website uses the UII standard theme. Then the unit logo on the website must match the branding UII. Website Traffic is also constant and registered into Google Analytics. The following criterion is news content, and Agenda must be up-to-date. That content includes Static content, dynamic content, and content language style. Static content contains complete content based on the menu. At the same time, the Dynamic range has news updates. The language style of the content must also be explicit information content. Informative website content. This information includes a valid and clear address, a valid and active email, and an office telephone number.

 

Desain oleh Ajeng Putri Andani 

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini kami mengundang Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UII untuk menghadiri Sosialisasi dan Pembekalan Magang

Jadwal

SABTU, 16 Okt 2021

Jam 13.00 Wib

Zoom

WAJIB untuk mahasiswa angakatan 2018 dan Mahasiswa angkatan sebelumnya yang belum melaksanakan magang. Demikian Informasi ini kami sampaikan atas perhatiaannya diucapkan terimakasih.

Setelah sebelumnya diadakan sesi berbagi cerita pengalaman Abdul Rohman, Dosen RMIT Vietnam, menembus jurnal internasional dan pengalaman menulis naskah untuk publikasi jurnal internasional, sesi selanjutnya adalah trik mencari jurnal internasional yang bukan abal-abal. Masduki, Dosen Komunikasi UII, yang baru saja kembali dari studi di Munich, Jerman, berbagi cerita terbaru soal memilih jurnal internasional dan alasan kuat mengapa dosen harus menulis di jurnal internasional.

Setidaknya ada lima hal yang menjadi alasan seorang dosen di Indonesia harus menulis di Jurnal Internasional, kata Masduki, pada acara workshop dan sharing session tips mencari jurnal dan menulis artikel untuk jurnal bereputasi internasional. Acara yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII pada 8 Oktober 2021 mengundang beragam peserta. Pesertanya adalah para pengelola jurnal Komunikasi UII (Sinta 2) dari berbagai kampus di Indonesia, dan Dosen Komunikasi UII.

Alasan pertama adalah menulis dalam maksud berbagi hasil riset untuk mengurangi kesenjangan informasi dan pengetahuan akademik antara timur dan barat. Selama ini, kata Masduki, pengetahuan didominasi oleh akademisi barat. Akademisi timur kemudian harus tunduk pada supremasi pengetahuan dan kodifikasi yang dibuat oleh barat. Alasan kedua, dengan menulis di jurnal internasional, akan memperkuat reputasi akademik dan rekognisi di level global. Dalam catatan Masduki, UII berada di rangking 27 se-Indonesia dalam hal terindeks Scopus.

Pemikiran “timur” dari akademisi Indonesia lewat publikasi artikel di jurnal internasional juga merupakan, “sebuah bentuk silaturahmi akademik internasional, sekaligus memperkuat basis komunitas pada minat studi serupa,” papar Masduki pada para peserta.  Selain ada juga alasan yang cukup praktis yaitu keempat, membantu peningkatan karir dan kewenangan akademik menuju jabatan dosen posisi Lektor Kepala dan Guru Besar. Sedangkan alasan kelima lebih melihat pada faktor praktis individual: dengan menulis di jurnal internasional akan menambah jumlah penghargaan baik dalam bentuk finansial maupun sosial.

Masduki melanjutkan, setidaknya kita harus memilih beberapa kriteria untuk memilih jurnal internasional bereputasi. Misalnya, jurnal yang dituju sebaiknya adalah jurnal open access. Kriteria selanjutnya adalah penerbit jurnal berasal dari penerbit komersial atau dari universitas. Sebisa mungkin hindari jurnal berbayar mahal. Termasuk juga kriteria penting adalah jurnal tersebut tidak pernah masuk dalam predatory journal (diragukan). Yang paling mudah melihat jurnal internasional ini bereputasi atau tidak adalah jurnal tersebut memiliki SJR (Scientific Journal Ranking) lebih dari 0.10 atau Impact Factor (IF) minimal 0,5. Perhatikan pula proses review rasional mulai dari 3 hingga 12 bulan.

After previously holding a sharing session on the experiences of Abdul Rohman, RMIT Vietnam Lecturer, penetrating international journals and his experience of writing manuscripts for international journal publications, the next session is a trick to find international journals that are not fake. Masduki, a Department of Communications Lecturer at UII, who recently returned from his studies in Munich, Germany, shared his latest story about choosing an international journal and the crucial reasons why lecturers should write in international journals.

There are at least five reasons why a lecturer in Indonesia should write in an International Journal, said Masduki, at the workshop and sharing session on tips for finding journals and writing articles for journals of international repute. The event organized by the UII Communication Studies Study Program on October 8, 2021, invited various participants. The participants are UII Communication journal managers (Sinta 2) from multiple campuses in Indonesia and UII Communication Lecturers.

Five Reasons

The first reason is to share research results to reduce the information and academic knowledge gap between the east and the west. So far, said Masduki, western academics have dominated the knowledge understanding. Eastern academics then had to submit to the West’s supremacy of knowledge and codification. The second reason is, That writing in international journals will strengthen academic reputation and recognition at the global level. In Masduki’s notes, UII is ranked 27th in Indonesia in Scopus indexing.

The “eastern” thinking from Indonesian academics through the publication of articles in international journals is also “a form of international academic friendship, as well as strengthening the community base for similar study interests,” Masduki explained to the participants. Apart from that, there are also reasonably practical reasons, namely fourth, helping to increase careers and academic authority towards lecturer positions for Head Lecturer and Professor jobs. While the fifth reason looks more at individual practical factors: writing in international journals will increase the number of awards in both financial and social forms.

Masduki continued to choose several criteria to select a reputable international journal. For example, the intended journal should be an open-access journal. The following criterion is that the journal publisher comes from a commercial publisher or a university. As much as possible, avoid expensive paid journals. An important criterion is that the journal has never been included in a predatory journal (doubtful). The easiest thing to see if this international journal is reputable or not is that the journal has an SJR (Scientific Journal Ranking) of more than 0.10 or an Impact Factor (IF) of at least 0.5. Also, pay attention to the rational review process starting from 3 to 12 months.