Teatime: Berpartisipasi dalam Simulasi Rapat PBB

Reading Time: < 1 minute

Banyak sekali event internasional yang bisa dijajal untuk mengembangkan skill, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memperluas jejaring internasional semasa kuliah. Model United Nations (MUN) salah satunya. MUN adalah simulasi konferensi sidang resmi PBB yang diikuti oleh siswa sekolah atau mahasiswa. MUN ini mengundang pelajar dari seluruh dunia untuk mengenalkan bagaimana sidang resmi PBB dilakukan.

Acara ngobrol Teatime kali ini, Jumat 21 januari 2022, yang diselenggarakat oleh International Program of Communication Universitas Islam Indonesia (IPC UII) menghadirkan Rafif Sulthan. Ia adalah alumi Ilmu Komunikasi UII 2017 yang pernah berpartisipasi dalam simulasi rapat PBB tersebut. Rafif yang kini bekerja sebagai Digital Content di Sport77 ini sempat berpartisipasi pada kegiatan internasional MUN di Malaysia. Ia menceritakan bagaimana ia ikut bergabung dan bagaimana ia menjalani keseruan kegiatan tersebut.

Dalam proses pendaftarannya, ia harus bersaing dengan ribuan kandidat. Selain mengisi formulir pendaftaran dan menyiapkan berkas, ia juga harus menuliskan esai yang berisi motivasi dan latar bekakang ketertarikaanya mengkuti acara MUN.

Dalam proses pendaftaran juga diminta menyebutkan ketertarikan peserta untuk terlibat untuk mereprensetasikan dirinya sebagai profesi tertentu. Dalam kesempatan ini, rafif memilih menjadi jurnalis dengan pertimbangan kompetensi dirinya. “Akhirnya milih jadi jurnalis, relevan sama keilmuanku, Ilmu komunikasi. Biar aku tahu jelas harus melakukan apa, biar nggak bingung,” kata Rafif.

Partsispan juga diminta untuk memilih isu atau topik apa yang diminati untuk nanti disatukan dalam satu ruang dan rapat tertentu sesuai jalannya sidang resmi PBB. Ada banyak tema yang disodorkan dalam MUN di Malaysia itu. Di antaranya adalah Isu kemanusian, Kesehatan, Ekonomi, juga isu sosial. “Aku memilih topik kemanusiaan dan sosial, terutama membahas Kebakaran hutan,” kata Rafif yang juga diberi tugas untuk menulis artikel berbahasa Inggris sebagai seorang jurnalis di forum MUN PBB.