Reading Time: < 1 minute

Proses menulis konten website institusi tak bisa melalui proses instan. Ia harus didahului dengan mekanisme penggalian dan pengecekan fakta ala praktik jurnalistik. Proses ini disebut juga dengan proses reportase.

Reportase adalah tulang punggung membuat berita dengan cara mengumpulkan, menggali, dan mencari informasi. Informasi yang dicari harus berdasarkan fakta-fakta peristiwa. “Syarat informasi dapat dianggap menjadi berita adalah ketika fakta yang digali dapat dibuktikan kebenarannya,” kata Rifqi Sasmita, staf Bidang Humas Universitas Islam Indonesia (UII) dalam Workshop Pengelola Website “Pemutakhiran Konten Website” pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Workshop yang diadakan oleh Bidang Humas UII ini, sedianya dilaksanakan untuk sekaligus peluncuran UWA (UII Website Appreciation) 2021 dan persiapan website di lingkungan UII.

Rifqi Sasmita mengatakan, segala informasi yang akan ditulis menjadi berita harus dicek kebenaran faktanya. Caranya dengan melakukan verifikasi dan menguji informasi dengan pertanyaan pokok jurnalistik dalam unsur 5W+1H.

Sebelum mengecek fakta, pengumpulan fakta juga harus dilakukan dengan tiga cara. Pertama, pengamatan jurnalis yang hadir langsung di lapangan. Semua yang didapatkan oleh panca indra bisa menjadi bahan amatan. Baik dilihat, didengar, diraba, dirasa, dan dikecap.

Cara kedua pengumpulan fakta dengan wawancara. Ini dilakukan jika ingin mengetahui latar belakang cerita, sebab kejadian, dan alur yang tidak bisa didapat dari observasi. “Sedangkan terakhir adalah pengumpulan fakta dari dokumen tertulis atau disebut juga riset dokumentasi,” kata Rifqi.

Jika semua fakta dan data telah terkumpul, penulisan berita dapat dilakukan. Penulis berita sebaiknya menghindari pengulangan kata dan struktur kalimat majemuk bertingkat. “Paragraf juga jangan terlalu panjang dan tidak memasukkan opini pribadi,” pungkas Rifqi.

Reading Time: < 1 minute

Uniicoms TV, Prodi Ilmu Komunikasi UII mempersembahkan:

“Festival Konten Inspiratif”
Kompetisi Video Tingkat Nasional

Tema:

“INSPIRASI SEKITAR KITA”

Kategori:
– Film Fiksi
– Film Dokumenter
– Video Podcast

Persyaratan:
– Pelajar, Mahasiswa, dan Umum
– Warga Negara Indonesia
– Individu/ Kelompok
– Durasi 2 – 10 menit
– Resolusi 1080p (ukuran bebas)
– Belum pernah di publikasikan
– Orisinil
– Tidak mengandung unsur SARA, pornografi, kekerasan, dan politik.

Daftar dan kirim karya kamu ke

Batas pengumpulan:
10 November 2021

Pengumuman:
30 November 2021

Connect with us:
0813 7205 6146 (Iven)

Reading Time: < 1 minute

International Program of Communication will invite:

Yasser Muhammad Syaiful
Country Head at ELSA Corp
(Sociopreneur, Speaker & Education Specialist)

Theme:
Workshop Public Speaking IP of Communication UII x Elsa Speak Indonesia:
“Build your Confidence with Enhacing the Public Speaking Skills”

Schedule

Time: Aug 7, 2021 01:00 PM Jakarta

(UTC +7)

Click to Join The Workshop Here

 

 

Reading Time: 2 minutes

Manusia dan alam hidup berdampingan. Namun beberapa tahun belakangan ini, alam tidak baik-baik saja. Sifat manusia yang serakah membuat alam pun menjadi korban. Alam yang tadinya indah, sekarang mulai terusik. Sampah yang menumpuk di sekitar kita hingga deforestasi hutan yang menyebabkan ketidakseimbangan alam.

Berangkat dari ide tentang isu lingkungan ini, Gery Cahayanta Perangin Angin, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII angkatan 2017, membuat proyek tugas akhir berjudul “Makhluk Hidup dan Lingkungan dalam Karya Fotografi Konseptual.” Karyanya menggunakan teknik foto multiple exposure atau double exposure. Pria yang biasa dipanggil Gery ini mengajak orang yang melihat karyanya menyadari penting menjaga alam melalui sebelas karya fotonya.

 Gery mengatakan bahwa tercetusnya ide projek ini berawal dari rasa kepedulian manusia terhadap lingkungan yang semakin tidak membaik. Butuh waktu kurang lebih lima bulan untuk menyelesaikan karya ini. Mulai akhir tahun 2020 hingga April 2021.

 “Saya sering main ke alam dan sering melihat kondisi alam yang rusak. Saya juga sering dihadapkan dengan masalah yang berkaitan dengan alam. Saya lalu mempelajari fotografi konseptual dan menyusun ide,” ujar Gery via Zoom, Rabu (04/08/2021), dalam Diskusi Karya Makhluk Hidup dan Lingkungan.

 Melihat angka pasien covid-19 yang kian hari makin bertambah, Gery memilih untuk melakukan pameran foto secara digital. Gery memikirkan dampak yang akan didapat jika ia melakukan pameran secara offline. Ia menggunakan website dan aplikasi ARTSTEPS untuk menampilkan karyanya agar bisa dinikmati oleh setiap kalangan. Gery juga menggunakan Zoom sebagai media diskusi tentang karyanya tersebut.

Diskusi: Fotografi Konseptual

 Dalam diskusi via Zoom yang berlangsung selama kurang lebih dua jam, seorang praktisi bernama Achmad Oddy Widyantoro ikut mengomentari karya Gery. Achmad Oddy Widyantoro atau yang biasa dipanggil Mas Oddy merupakan seorang praktisi yang sudah mempunyai pengalaman di bidang fotografi. Ia ditunjuk sebagai penguji tugas akhir karya Gery. Ia berpendapat bahwa sebagai salah satu bentuk komunikasi, pesan maupun bentuk kritik dari foto harus dapat tersampaikan ke khalayak.

 Dalam pengamatannya, karya Gery berusaha untuk menyampaikan keprihatinannya tentang kerusakan lingkungan seperti deforestasi, deformasi, banyaknya sampah plastik, hingga perubahan cuaca yang ekstrim. Menurutnya, usaha, eksekusi, dan visualisasi dari 11 foto yang dipersembahkan Gery sudah mampu menyampaikan pesan kepada penonton.

 “Karya ini berusaha untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap lingkungan dengan menggunakan fotografi sebagai alat penyampaian pesan. Banyak yang tidak puas dengan keadaan alam sekarang namun hanya diam saja. Di sini Gery sudah take action melalui foto-foto ini. Secara effort, eksekusi, dan visualnya sudah bagus,” ujarnya.

 Oddy menambahkan bahwa karya Gery ini merupakan jenis fotografi konseptual ekspresi karena menyampaikan realita atau objektivitas dari sang fotografer. Karya ini ditampilkan melalui berbagai cara. Contohnya dengan berbagai objek yang unik seperti bungkus-bungkus bekas jajanan menggambarkan sampah dan beragam penggambaran lain tentang sampah plastik atau deforestasi. Fenomena inilah yang akhirnya dijadikan pengalaman dan sumber ide sebuah karya.

Prosedur bebas pustaka
Reading Time: 2 minutes

>>Alur dan Prosedur Versi PDF unduh di sini

  • Langkah 1

  • Langkah 2

    Melengkapi syarat berkas pengajuan

    • Fotocopy KTM
    • Surat bebas perpustakaan — Permohonan bebas perpus melaui email [email protected]
    • Bukti pembayaran administrasi Cuti — Pembayaran administrasi Cuti Kuliah (Rp.15.000/semester) dapat ditransfer melalui Bank Mandiri ke nomor rekening 137-000-202156-2 a.n Universitas Islam Indonesia. Mohon dituliskan NIM/Nomor Mahasiswa pada bukti pembayaran cuti.
    • KHS kumulatif yang ditandatangani DPA dan Ka.Prodi — KHS bisa unduh mandiri melalui https://gateway.uii.ac.id  pada fitur UIIAkademik menu KHS — Permohonan ttd DPA dan Kaprodi dilakukan secara mandiri oleh Mhs ybs

    Langkah 2

  • Langkah 3

    Jika Persyaratan sudah lengkap, selanjutnya dijadikan dalam satu file (pdf) dengan formulir pengajuan

  • Langkah 4

    Sehingga dalam satu file terdiri dari formulir permohonan + berkas syarat pendukung

    Langkah 4

  • Langkah 5

    Mengajukan permohonan tanda tangan Dekan dengan melampirkan berkas tersebut melalui email [email protected]

  • Langkah 6

    Menunggu verifikasi data dan menunggu jawaban dari divisi umum

    Langkah 6

  • Langkah 7

    Jika disetujui maka berkas formulir yang sudah ditandatangani Dekan dan stempel fakutas bersama semua persyaratan akan dikembalikan ke mhs yang mengajukan

  • Langkah 8

    Mahasiswa selanjutnya mengirimkan file yang sudah terverifikasi ke Universitas melalui email [email protected]

    Langkah 8

  • Langkah 9

    Menunggu proses pendataan dan penerbitan SK Rektor Cuti

Reading Time: < 1 minute

Teatime IPC will invite:

Jemima Josephine Hormigas
IP Communication Student Batch 2019

The next International Program of Communication’s Teatime

Theme:
Archery VS Academic, Balancing Out Two Different Worlds at the Same Time

Live On Instagram

Schedule

Friday 6 August 2021 Start at 4-5 p.m (UTC +7)

Start at 4 pm (UTC+7). Keep updated on IGTV
@ip.communication.uii

 

Reading Time: < 1 minute

Keinginan adanya lingkungan hidup yang baik terkadang terbentur oleh kemampuan untuk mengelola lingkungan itu sendiri.

Deforestasi, sampah plastik, dan polusi menjadi masalah yang kerap terjadi dan sulit untuk diatasi.

Gery Cahya Peranginangin, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII, lewat Tugas Akhirnya, mengajak kita untuk menumbuhkan kesadaran bahwa lingkungan perlu kita jaga dan lestarikan agar kebermanfaatan alam dapat berjangka panjang melalui karya yang dibuatnya, berjudul “Makhluk Hidup dan Lingkungan dalam Karya Fotografi Konseptual”.

Oleh karena itu, kami mengundang semua sahabat PSDMA Nadim Komunikasi UII untuk hadir dalam diskusi terkait karya fotografi ini, agar terwujudlah pembaruan baik dari konteks akademis maupun praktis.

Jangan sampai tertinggal karena diskusi akan berjalan asyik dengan turut menghadirkan Achmad Oddy Widyantoro sebagai praktisi yang akan mengulas karya ini.

Reading Time: 2 minutes

The fate of traditional markets has been underestimated. But the Perumda Pasaraya traditional market is just the opposite. However, after the pandemic, this market experienced a drastic decline. According to data from the Association of Indonesian Market Traders (APPSI), the sales turnover of traditional markets decreased by 35%. This condition makes traditional market managers must immediately make strategies to bring consumers back to the market.

The topic of the marketing strategy in this traditional market is research conducted by Amalia Nur Rachman. She is a Communication student in the Universitas Islam Indonesia (UII) class of 2017. On this occasion, Amalia shared her research results in a discussion held by the Center for Alternative Media Studies and Documentation (PSDMA) NADIM at the Department of Communications, UII on Thursday, July 29, 2021.

In her research entitled Strategy Integrated Marketing to Increase Shopping Enthusiasm at Traditional Markets, Amalia focuses on a traditional market in the Menteng area, Central Jakarta. The marketing strategy is not enough just to revitalize the market. But also carry out various more integrated marketing strategies.

Some of the elements used by Perumda Pasar Jaya are to promote by advertising both print and digital. Amalia explained some examples of advertising by way of promotional prints for paid advertising products, printing banners and posters. Meanwhile, digital promotion with a totem video wall for events to be held. In addition to these advertisements, Perumda Pasaraya also activates four official social media accounts to publish events that will be or have already been held.

Perumda Pasaraya also conducts personal selling and other promotions by organizing an event, shopping tourism year, basic food bazaars for local residents, providing discounts, coupons, gifts.

Corporate Social Responsibility (SCR) efforts are also carried out by the Public Relations (PR) of Perumda Pasaraya. Early Childhood Education Center for local residents and traders, assistance for disaster victims, MSME centers, atmospheric control machines to prolong the age of vegetables, onions and chillies, free health checks, giving masks, hand sanitisers, face shields and socialization of health protocols, building 40 food barns, and managing rubbish.

 

Reading Time: 2 minutes

Filmmaking adalah pekerjaan yang membutuhkan kerja tim. Jika kita tak punya alat mumpuni sendiri, bisa ajak teman lain untuk urun daya. Bisa juga teman lain akan berbagi bukan di alat tapi membantu di pendanaan.

“Jadi produksi iti bukan oleh satu orang. Misal aku punya ide bagus, tapi nggak punya gadget yang bagus, nah kamu bisa kerjasama dengan teman yang sevisi dan seide,” kata Bagoes Kresnawan, pembicara di Workshop How to make creative video content with gadget pada Jumat, 30 Juli 2021.

Workshop yang merupakan rangkaian acara 2nd Festival Konten Inspiratif (FKI), ini adalah ajang rutin kompetisi yang diselenggarakan oleh Uniicoms TV, TV online pertama di UII, milik Prodi Komunikasi UII.

Menurut Bagoes, penting sekali menentukan tujuan lebih dahulu sebelum produksi sebuah karya video. Ini bahkan lebih penting dibanding menentukan alat.

Alat apapun bisa kita gunakan, bahkan pakai android. “Kalau mau bikin karya, tahu dulu tujuannya mau apa dulu, bukan mikir alat dulu. Saya sering bikin video sampai editing itu pakai android. Bukan iPhone ya bisa,” kata Bagoes, yang juga adalah content creator dan pendiri komunitas foto @huntingpasarid.

Bagoes juga menyarankan agar pembuat konten lebih jeli dan cerdas mengembangkan potensi. Jangan sampai ambisi justru menghambat potensi diri. Dulu, Bagoes bercerita, ia punya ambisi di band, di musik, “Kuliah saya sampai hampir DO. Belakangan setelah lulus, saya banyak berkarya di video dan fotografi. Kenapa ya tidak dari dulu saat kuliah saya belajar video, misal memilih konsentrasi broadcast,” ungkapnya mengingat pengalaman masa kukiah di Komunikasi UII. “Kadang-kadang ambisi ini menutup potensi kita,” kata Bagoes.

Tips Bikin Video Pakai Hape

Ada banyak tips yang dibagi Bagoes dalam kesempatan workshop kali ini. Misalnya bagaimana memahami tipe-tipe pengambilan gambar (type of shot). Ada tiga tipe yang biasa dipakai banyak orang. Pertama adalah tipe wide atau lebar. “Dengan shot wide ini, Si subjek orang ini kita bisa lihat apa saja sekeliling dia. Shot jenis ini bisa menceritakan tentang orang ini dan profil sekitarnya,” kata Bagoes.

Sedangkan shot jenis medium sering digunakan untuk media sosial. Sedangkan type of shot yang ketiga adalah close up. Jenis close up adalah fokus pada satu hal, tetapi penonton tidak tahu profil luas subjek. Tipe close up hanya memberikan paling sedikit informasinya. “Tapi ini paling intens dan memberi kesan intens dan banyak ambil ekspresi,” kata Bagoes.

“Kalau jenis shot medium Ini frame tiktok ini biasanya. Mungkin temen-temen bisa mempraktikannya, nah sekarang ini tak hanya tahu cara, tapi juga tahu teori dan namanya. Ada banyak type of shot, tapi yang common ya tiga ini,” kata Bagoes sembari menayangkan contoh-contoh videonya yang ia ambil dan edit pakai ponsel.

Menurut Bagoes, bahkan tak hanya produksi, editing pun bisa dilakukan dengan smartphone.

“Jadi jangan khawatir, kamu tetap bisa bikin video kreatif hanya dengan android. Android ya, bahkan bukan iPhone,” kata Bagoes menekankan.

Workshop yang diadakan via zoom dan live youtube ini mengawali rangkaian FKI 2021. Selain workshop ini, ada dua workshop dan kompetisi video juga. Info tentang lomba bisa dilihat di instagram @uniicomstv.

Reading Time: 3 minutes

Filmmaking is a job that requires teamwork. If we don’t have our qualified tools, we can invite other friends to the crowd. It is also possible that other friends will share not in tools but help in funding.

“So the production is not done by one person. For example, I have a good idea. Still, I don’t have a good gadget, so you can collaborate with friends who are of the same vision and idea,” said Bagoes Kresnawan, a speaker at the Workshop on How to make creative video content with gadgets on Friday, July 30, 2021. Ida Nuraini DKN, lecturer at International Program of Department of Communications, UII host the workshop live on Zoom.

The workshop, a series of events for the 2nd Inspirational Content Festival (FKI), is a regular competition event organised by Uniicoms TV, the first online TV at UII, belonging to the UII Communication Study Program.

According to Bagoes, it is essential to determine the goal first before producing a video work. This is even more important than determining the tool.

We can use any tool, even using Android. “If you want to create a work, you need to know what the goal is first, don’t think about the tools first. I often make videos and edit using Android. Not an iPhone,” said Bagoes, who is also a content creator and founder of the photo community @huntingpasarid.

Bagoes also suggested that content creators be more observant and intelligent in developing their potential. Don’t let ambition hinder your potential. In the past, Bagoes said, he had ambitions in bands, in music, “I almost dropped out of college. After graduating, I did a lot of work in video and photography. Why didn’t I study video since I was in college, for example, choosing to concentrate on broadcasting,” he said remembering his experience during the lecture at UII at Department of Communications. “Sometimes, this ambition closes out our potential,” said Bagoes.

Tips for Making Videos Using Mobile Phones

There are many tips that Bagoes shared in this workshop opportunity. For example, how to understand the types of shooting (type of shot). There are three types that many people commonly use. The first is the broad or wide type. “With this wide shot, the subject of this person, we can see anything around him. This type of shot can tell about this person and the profile around him,” said Bagoes.

Meanwhile, medium type shots are often used for social media. And the third type of shot is close up. This type of close up is focused on one thing, but the viewer doesn’t know the broad profile of the subject. The close-up type only provides the least amount of information. “But it’s the most intense and gives the impression of being intense and taking on a lot of expressions,” said Bagoes.

“If the type of shot is medium, this is the usual TikTok frame. Maybe my friends can practice it, and now you don’t only know the method, but also the theory and its name. There are many shots, but these three are common,” said Bagoes while showing examples of the videos he took and edited using his cellphone.

According to Bagoes, not only production but editing can also be done with a smartphone.

“So don’t worry, you can still make creative videos only with Android. Yes, Android, not even iPhone,” said Bagoes stressed.

The workshop, which was held via zoom and live youtube, started the FKI 2021 series. In addition to this workshop, there were two workshops and a video competition as well. Information about the competition can be seen on Instagram @uniicomstv.