The Covid-19 pandemic is not an obstacle for us to learn. Various online media have supported us to stay productive, even if only at home. So, on August 7, 2020, the Communication Study Program at the Islamic University of Indonesia for the class International Program collaborated with Elsa Speak Indonesia to hold a workshop Building your Confidence with Enhancing the Public Speaking Skills.” Country Head ELSA SPEAK Indonesia, Yasser Muhammad Syaiful, had the opportunity to speak in this workshop. The two-hour seminar discussed how to improve English and speaking skills in public order to be competitive in work.

According to Yasser, quoted from the Future of Jobs Report, companies’ ability most often sought is communication, whether it’s interpersonal or mass communication. Yasser also believes that the ability to speak English is also essential. According to him, Indonesian people have a low capability to use English. Yasser argues that if we have good English skills, the higher the chances of getting a higher income. Moreover, English is an international language, and many companies need people proficient in using it.

“If we are not proficient in using English, we can lose 30% of our productivity and credibility. We could also lose 32% of international education or business opportunities. So friends now can understand how important public speaking and English are,” said Yasser via Zoom, Saturday (07/08/2021) yesterday.

In the discussion, Yasser opened a question about the reasons why Indonesians are afraid to use English. Fear of using grammar, wrong spelling, and lack of confidence were the reasons most mentioned by workshop participants. So it takes a strong foundation and motivation to be able to use English.

“Honestly, grammar myis still not correct. But I dare say. The matter of right and wrong is later. The important thing is that we have the courage to speak and want to learn,” Yasser said after reading the responses given by the participants.

Four Keys to Learning English

Before starting to learn English, we must know what motivates us to learn. Strong motivation is needed so that we can be consistent in learning. It’s because you want to get a good job or study in another country. Yasser suggests four keys to learn English.

The first key is to prepare a new learning strategy. Learning strategies must be following our learning abilities. Therefore, we must know how we learn. The second key is to familiarize yourself with English and Public Speaking. We can find this in our daily life. Either by listening to music or films in English so that we are familiar with English. Speaking in front of the mirror can also be done to get used to speaking English. Third, we must practice consistently. Without frequent practice, our brains will quickly forget the material we get. Yasser says we need continuous training so that our memory increases.

Then the last key is the evaluation of the various efforts made. Evaluate how the results and materials have been obtained or studied. Evaluation can be from yourself and others. Do not be afraid to ask for criticism and suggestions from others to know how far we can improve. We can also learn from the input of others. If it is still lacking, we must increase our efforts by studying harder. If we are already good, it would be better if it is maintained.

“The essence of learning is not immediately understanding. If we are not reminded again of the material that has been obtained, it will be lost or forgotten. An effective learning process is material that has been taught, repeated again. Don’t be surprised if you like to forget if you don’t repeat it consistently,” Yasser said to the workshop participants.

It’s hard to be consistent in spirit. However, in increasing morale, we must remember the reasons why we should learn English. Be it for your family or yourself. Of course, there is a phase of tiredness and boredom in learning. Therefore there must be self-reward to remain enthusiastic. Yasser said that we must know activities that can increase our enthusiasm for learning. For example, by taking a short break or playing with friends.

Ways to Be Confident in Speaking

Yasser said that although he has had many flying hours by being a speaker everywhere, it doesn’t mean he doesn’t do preparation and practice. He prepares the materials he will talk about and trains public speaking to present what he will speak. Previously, he noted down the framework of what things he would talk about.

“How good are you in presentation, practice and preparation. That’s one thing that can’t be left out. In fact, I’m presenting for now, I practice because I appreciate the type of small or large event. This is one of my processes to do my best,” said Yasser.

He also added that what we do also affects our presentation. For example, it can be blank, cold sweat, nervous, and so on. Yasser quoted Amy Cuddy, a speaker at the TED Talk, who said that great people who do public speaking or become speakers usually do power poses or poses that look strong and dominant. Research results show that doing power poses can increase our self-confidence. This is one of the tips so that we are fluent in public speaking.

Knowledge is power, but the character is more.

“Knowledge is important, but attitude or character is also important. Be careful, if our character or attitude is lacking, the knowledge we get can be turned upside down,” said Yasser.

According to him, we must also have a good attitude or character. There is a saying, “knowledge is power but character more.” That is, knowledge is power, but personality is more important. That is, if we do not have character, knowledge can be misguided. For that, Yasser advised us to have a good personality so that our knowledge can be more beneficial for ourselves and the community.

 

 

Memiliki banyak kegiatan, pastilah hidup selalu penuh dengan pilihan dan pengorbanan. Menjadi atlit panahan sekaligus mahasiswa internasional selain harus pintar membagi waktu juga harus punya kemampuan memilih mana prioritas dan mana yang bisa dikorbankan. Meskipun pilihan tak selalu benar dan banyak membuat kesalahan, tapi dari proses itu akan memahamkan mana yang lebih baik dan bagaimana kita menghadapi esok.

Pelajaran itu dipetik Jemima dan ia bagikan saat ngobrol santai Teatime International Program of Communication Department, Universitas Islam Indonesia (UII) pada Sabtu, 6 Agustus 2021. Jemima Josephine Hormigas adalah mahasiswa International di Ilmu Komunikasi UII angkatan 2019. Ia adalah atlit Panahan dan sudah meraih pretasi internasional di beberapa negara seperti Korea Selatan, Thailand, Singapura, maupun kejuaraan internasional yang diadakan di Indonesia.

Kedekatannya dengan dunia olahraga sudah ia jalani sejak kecil. Akhirnya terjun dunia panahan sebetulnya karena motivasi akademis. “Ada orang tanya ke aku, kenapa nggak ikut lomba panahan. Nanti kamu bisa juara atau dapat sertifikat. Jadi kamu nanti bisa masuk ke sekolah favorit pakai sertifikat itu. Setelah itu aku ikut, tapi malah sekarang nggak bisa berhenti panahan,” kata Jemima menceritakan kisahnya.

Aktifitas kesehariannya sebagai seorang atlit dan seorang mahasiswa haruslah seimbang. Jemima bisa latihan enam hari dalam satu minggu sama seperti kuliah. “Karena aku adalah atlit sekaligus mahasiswa, jadi porsi untuk melakukan atifitas itu juga sama. Jika mau menghadapi kompetisi aku bisa latihan lebih lama dari biasanya. Jika ada ujian, aku bisa belajar lebih lama daripada latihan.” kata Jemima.

Berbicara tentang time management, banyak orang akan bilang manajemen waktu itu penting. Tapi, dalam beberapa situasi, manajemen waktu tidak berlaku. Ada kala Jemima berada dalam satu situasi yang mengharuskan dia harus memiih. “Misalkan kita sudah punya jadwal kuliah. Hari ini ada kuliah jam 11 sampai jam 2, lalu jam 3-5 aku latihan. Managemen waktunya begitu,” ceritanya. “Tiba-tiba dosen bisa saja akan membatalkan kuliah jam itu dan menggantinya dengan jam 3-5 dan itu adalah waktu aku latihan. Di situ kita diuji, kemampuan kita untuk menentukan mana prioritas, dan mana yang akan kita korbankan.” jelas Jemima.

Di kesempatan lain, kita harus mengorbankan waktu luang. Jemima bercerita juga kadang kalau sudah selesai kegiatan tapi belum mau pulang, padahal ada tugas yang harus dia kumpulkan esok harinya. “Aku bisa tidak tidur sepanjang malam dan mengerjakan tugas, karena aku ga mau juga kan nilaiku jelek.”

Ia menceritakan bahwa kegiatannya sangat fleksibel sebetulnya. Meskipun dia sedang latihan dan ada kelas di waktu yang sama, ia masih dapat mengerjakannya bersamaan. “Kuliah sekarang itu kan daring. Kita bisa mute audio dan matikan video. Tetap mendengarkan tetap latihan. Tapi ini bukan hal yang baik,” kata Jemima menceritakan budaya digital yang lazim di tengah pandemi.

Hal-hal seperti itu adalah salah satu dari berbagai pilihan yang ia ambil. Jemima mengakui hal itu tidak baik, tapi itu suatu pilihan yang bisa kita ambil, dan kita harus pertanggungjawabkan konsekuensinya. Panahan dan kuliahan, keduanya adalah tanggungjawab, konsekuensi apapun, harus ditempuh dan ia perjuangkan, katanya. Nyatanya, selama ini ia bisa melewatinya. Tak ada yang tak mungkin untuk menyeimbangkan dua dunia: panahan dan kuliahan.

Not many web managers know that content originality is the key. Originality really determines whether the website can be easily entered in the site search index. Whether it’s a Google search, Yandex, or Bing. The more original it is, the easier it will be to reach the first page of a Google search especially. So is writing web content. The author must ensure that the content is written in a paraphrasing technique. This technique has recently become popular because it makes it easier to write in filling site content. However, taking content from various sources, can not be arbitrary.

Therefore, it is important to write site content without copy-paste. Sources of writing as much as possible are not imitated exactly or taken raw. The right technique for writing like that is the paraphrasing technique. “Paraphrasing is writing in one’s own words and a different grammar from the source referred to,” said Erry Satya, UII Public Relations Staff, online, Thursday (5/8/2021).

The Public Relations Division of the Indonesian Islamic University (UII) held a Website Management Workshop “Website Content Updating” as well as to open and launch the 2021 UII Website Appreciation (UWA). in order to appreciate and update the appearance and content of the site at the unit, department, and faculty level at UII.

Apart from reporting, paraphrasing is a key skill that a website content writer should have. Erry said that at least the web manager in UII could paraphrase by these following six steps.

First, the unit, department, or faculty web content writer can reread all news sources completely. The assumption is, when you have read the entire contents of the source to be referred to, you will find keywords or main points of the idea or idea of ​​the reference source. If it has been found, then the second step can be done. Content writers create a detailed list of all the keywords found so that they can be duplicated in the news to be written.

In the third step, then the site content writer can rewrite all the ideas earlier. The ideas that come from the reference source are written into the content using the original sentences and wording of the author himself. The result is authentic writing.

In the next step, fourth, the author ensures that the main idea of ​​the reference source is still the same as the paraphrased writing. This means that the idea of ​​the reference source does not change. In the fifth step, “the author does not forget to mark unique phrases or terms that are from the reference source,” said Erry in a Zoom Meeting.

The final step is the transparency of the sources of written references so that other readers can also explore these sources. Writing the source of this article is also important as a form of recognition of the author to the owner of the work referred to.

 

Pandemi Covid-19 bukan alasan penghambat kita untuk belajar. Berbagai media online sudah menunjang kita untuk tetap produktif meskipun hanya di rumah saja. Maka, pada 7 Agustus 2020, Prodi Komunikasi Universitas Islam Indonesia kelas International Program berkolaborasi dengan Elsa Speak Indonesia mengadakan workshop Building your Confidence with Enhancing the Public Speaking Skills”. Country Head ELSA SPEAK Indonesia, Yasser Muhammad Syaiful, berkesempatan menjadi pembicara dalam workshop ini. Dalam workshop yang berjalan selama dua jam ini membincangkan cara meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan Public Speaking agar bisa bersaing di dunia kerja.

Menurut Yasser, dikutip dari Future of Jobs Report, kemampuan yang paling sering dicari oleh perusahaan adalah komunikasi, entah itu komunikasi interpersonal maupun massa. Yasser juga berpendapat bahwa kemampuan dalam berbahasa inggris juga penting. Menurutnya, orang Indonesia kemampuannya dalam menggunakan Bahasa Inggris sangat rendah. Yasser berpendapat jika kita punya keterampilan Bahasa Inggris yang baik, semakin tinggi peluang mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Apalagi Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan banyak perusahaan yang membutuhkan orang-orang yang mahir dalam menggunakannya.

“Kalau kita kurang mahir dalam penggunaan Bahasa Inggris, kita bisa kehilangan 30% produktivitas dan kredibilitas. Kita juga bisa kehilangan 32% peluang pendidikan atau bisnis internasional. Jadi teman-teman sekarang bisa memahami seberapa pentingnya public speaking dan Bahasa Inggris,” ucap Yasser via Zoom,  Sabtu (07/08/2021) kemarin.

Dalam diskusi itu, Yasser membuka pertanyaan tentang alasan orang Indonesia takut menggunakan Bahasa Inggris. Takut dalam penggunaan grammar, pengejaan yang salah, dan kurang percaya diri merupakan alasan yang paling banyak disebutkan peserta workshop. Maka dibutuhkan landasan serta motivasi yang kuat untuk bisa menggunakan Bahasa Inggris.

“Jujur grammar saya juga masih belum benar. Tapi saya berani ngomong. Urusan benar salah itu belakangan. Yang penting kita harus berani berbicara dan mau belajar,” ujarnya setelah membaca respon jawaban yang diberi oleh peserta.

Empat Kunci Belajar Bahasa Inggris

Sebelum mulai mempelajari Bahasa Inggris, kita harus tau apa yang menjadi motivasi kita untuk belajar. Motivasi yang kuat sangat dibutuhkan agar kita dapat konsisten dalam belajar. Entah itu karena ingin mendapat pekerjaan yang baik, atau ingin belajar di negara lain. Yasser mengemukakan empat kunci dalam mempelajari Bahasa Inggris.

Kunci yang pertama adalah persiapkan strategi belajar yang baru. Strategi belajar harus sesuai dengan kemampuan belajar kita sendiri. Maka dari itu, kita harus mengetahui bagaimana cara kita belajar. Kunci yang kedua adalah membiasakan diri dengan Bahasa Inggris dan Public Speaking. Ini bisa kita temukan di keseharian kita. Baik dengan mendengarkan musik maupun film berbahasa inggris agar kita terbiasa dengan Bahasa Inggris. Berbicara di depan kaca juga bisa dilakukan agar terbiasa dalam bicara bahasa inggris. Ketiga, kita harus latihan secara konsisten. Tanpa latihan yang sering, otak kita akan mudah lupa dengan materi yang kita dapat. Yasser mengatakan, kita perlu latihan terus menerus agar daya ingat kita bertambah.

Lalu kunci yang terakhir adalah evaluasi dari beragam usaha yang dilakukan. Mengevaluasi bagaimana hasil serta materi yang telah didapat atau dipelajari. Evaluasi bisa dari diri sendiri dan dari orang lain. Jangan takut untuk meminta kritik dan saran dari orang lain agar kita tahu sejauh mana diri kita dapat berkembang. Kita juga dapat belajar dari masukan orang lain. Kalau dirasa masih kurang, kita harus meningkatkan usaha kita dengan belajar lebih giat lagi. Kalau kita sudah bagus, alangkah baiknya jika dipertahankan.

“Esensi belajar bukan langsung mengerti. Kalau kita tidak diingatkan lagi dengan materi yang sudah didapat, pasti hilang atau lupa. Proses belajar yang efektif adalah materi yang udah diajarin, diulang lagi. Jangan heran kalo suka lupa kalo gak diulang secara konsisten,” pesan Yasser kepada peserta workshop.

Konsisten dalam semangat memang susah. Namun, dalam meningkatkan semangat, kita harus ingat alasan mengapa kita harus belajar Bahasa Inggris. Baik itu untuk keluarga maupun diri sendiri. Tentu ada fase lelah dan bosan dalam belajar, maka dari itu harus ada self-reward agar kita tetap semangat. Yasser mengatakan kalau kita harus mengetahui aktivitas yang bisa meningkatkan semangat belajar kita. Misal dengan istirahat sejenak atau bermain dengan teman.

Cara agar Percaya Diri dalam Berbicara

Yasser mengatakan bahwa meskipun ia sudah mempunyai banyak jam terbang dengan menjadi speaker dimana-mana, bukan berarti ia tidak melakukan persiapan dan latihan. Ia menyiapkan bahan-bahan yang akan ia bicarakan dan melatih public speaking agar ia bisa mempresentasikan apa yang akan ia bicarakan. Sebelumnya, ia mencatat framework tentang hal-hal apa saja yang nantinya ia bicarakan agar tersusun rapi.

“Seberapa jago kalian presentasi, latihan dan persiapan. Itu satu hal yang tidak boleh ditinggal. Bahkan saya presentasi buat sekarang ini, saya latihan karena saya menghargai jenis acara kecil atau besar. Ini adalah salah satu proses saya untuk melakukan yang terbaik,” kata Yasser.

Ia juga menambahkan bahwa apa yang kita lakukan juga berpengaruh pada presentasi kita. Misal bisa blank, keringat dingin, gugup dan seterusnya. Yasser mengutip ucapan Amy Cuddy, seorang pembicara dalam acara TED Talk, yang menyampaikan bahwa orang-orang hebat yang melakukan public speaking atau menjadi speaker biasanya melakukan power pose atau pose yang terlihat kuat dan dominan. Hasil riset menunjukkan bahwa dengan melakukan power pose, itu bisa meningkatkan kepercayaan diri kita. Ini adalah salah satu tips agar kita lancar dalam public speaking.

Knowledge is power but character more

“Ilmu itu penting, tapi attitude atau karakter juga penting. Hati-hati ya kalau karakter atau attitude kita kurang, ilmu yang kita dapat bisa jadi belok,” kata Yasser.

Menurutnya, selain pentingnya pengetahuan atau ilmu, kita juga harus mempunyai sikap atau karakter yang baik. Ada pepatah mengatakan “knowledge is power but character more.” Maksudnya, pengetahuan itu kekuatan tetapi karakter lebih utama. Artinya, kalau kita tidak punya karakter, ilmu bisa jadi salah arah. Untuk itu, Yasser berpesan kita harus mempunyai karakter yang baik agar ilmu yang kita dapatkan bisa lebih berguna untuk kita sendiri maupun masyarakat.

 

Tak banyak pengelola web yang tahu bahwa orisinalitas konten adalah kunci. Orisinalitas sangat menentukan website dapat mudah masuk dalam indeks pencarian situs. Baik itu pencarian Google, Yandex, maupun Bing. Semakin orisinal, semakin mudah mencapai halaman pertama pencarian Google terutama. Begitu juga menulis konten web. Penulis harus memastikan kontennya ditulis dengan teknik parafrase. Teknik ini belakangan digemari karena memudahkan penulisan dalam mengisi konten situs. Namun, mengambil konten dari beragam sumber, tak bisa sembarangan.

Maka dari itu, penting menulis konten situs dengan tanpa salin tempel. Sumber tulisan sebisa mungkin tidak ditiru persis atau diambil mentah-mentah. Teknik yang tepat untuk menulis seperti itu adalah teknik parafrase. “Parafrase adalah menulis dengan kata-kata sendiri dan tata bahasa yang berbeda dari sumber yang dirujuk,” kata Erry Satya, Staf Bidang Humas UII, secara daring, pada Kamis (5/8/2021).

Bidang Humas Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Workshop Pengelola Website “Pemutakhiran Konten Website” ini sekaligus juga untuk membuka dan meluncurkan UII Website Appreciation (UWA) 2021. Selain itu, Ratna Permata Sari, Kepala Bidang Humas UII, mengatakan, workshop ini juga diadakan agar dapat mengapresiasi dan memperbarui tampilan dan konten situs di tingkat unit, jurusan, dan fakultas di UII.

Selain melakukan reportase, parafrase adalah keterampilan kunci yang harus dimiliki penulis konten website. Erry mengatakan setidaknya pengelola web di lingkungan UII bisa melakukan parafrase dengan enam langkah berikut.

Pertama, penulis konten web unit, jurusan, atau fakultas, dapat membaca ulang seluruh sumber berita hingga tuntas. Asumsinya, ketika telah membaca keseluruhan isi sumber yang akan dirujuk, akan ditemukan kata kunci atau poin-poin utama dari gagasan atau ide sumber rujukan. Jika telah ditemukan, maka langkah kedua dapat dilakukan. Penulis konten membuat daftar rinci semua kata kunci yang ditemukan tersebut sehingga dapat diduplikasi dalam berita yang akan ditulis.

Langkah ketiga, barulah penulis konten situs dapat menulis ulang semua ide tadi. Gagasan yang berasal dari sumber rujukan ditulis ke dalam kontennya dengan menggunakan kalimat dan susunan kata yang asli dari penulis sendiri. Hasilnya adalah tulisan yang otentik.

Langkah selanjutnya, keempat, penulis memastikan bahwa ide pokok dari sumber rujukan masih sama dengan tulisan hasil parafrase. Ini maksudnya agar gagasan dari sumber rujukan tidak berubah. Langkah kelima, “penulis tidak lupa menandai frasa atau istilah-istilah unik yang beradal dari sumber rujukan,” kata Erry dalam Zoom Meeting.

Langkah terakhir adalah transparansi sumber rujukan tulisan sehingga pembaca lain dapat mendalami pula sumber-sumber tersebut. Menulis sumber tulisan ini juga penting sebagai bentuk rekognisi penulis pada pemilik karya yang dirujuk.

Proses menulis konten website institusi tak bisa melalui proses instan. Ia harus didahului dengan mekanisme penggalian dan pengecekan fakta ala praktik jurnalistik. Proses ini disebut juga dengan proses reportase.

Reportase adalah tulang punggung membuat berita dengan cara mengumpulkan, menggali, dan mencari informasi. Informasi yang dicari harus berdasarkan fakta-fakta peristiwa. “Syarat informasi dapat dianggap menjadi berita adalah ketika fakta yang digali dapat dibuktikan kebenarannya,” kata Rifqi Sasmita, staf Bidang Humas Universitas Islam Indonesia (UII) dalam Workshop Pengelola Website “Pemutakhiran Konten Website” pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Workshop yang diadakan oleh Bidang Humas UII ini, sedianya dilaksanakan untuk sekaligus peluncuran UWA (UII Website Appreciation) 2021 dan persiapan website di lingkungan UII.

Rifqi Sasmita mengatakan, segala informasi yang akan ditulis menjadi berita harus dicek kebenaran faktanya. Caranya dengan melakukan verifikasi dan menguji informasi dengan pertanyaan pokok jurnalistik dalam unsur 5W+1H.

Sebelum mengecek fakta, pengumpulan fakta juga harus dilakukan dengan tiga cara. Pertama, pengamatan jurnalis yang hadir langsung di lapangan. Semua yang didapatkan oleh panca indra bisa menjadi bahan amatan. Baik dilihat, didengar, diraba, dirasa, dan dikecap.

Cara kedua pengumpulan fakta dengan wawancara. Ini dilakukan jika ingin mengetahui latar belakang cerita, sebab kejadian, dan alur yang tidak bisa didapat dari observasi. “Sedangkan terakhir adalah pengumpulan fakta dari dokumen tertulis atau disebut juga riset dokumentasi,” kata Rifqi.

Jika semua fakta dan data telah terkumpul, penulisan berita dapat dilakukan. Penulis berita sebaiknya menghindari pengulangan kata dan struktur kalimat majemuk bertingkat. “Paragraf juga jangan terlalu panjang dan tidak memasukkan opini pribadi,” pungkas Rifqi.

Uniicoms TV, Prodi Ilmu Komunikasi UII mempersembahkan:

“Festival Konten Inspiratif”
Kompetisi Video Tingkat Nasional

Tema:

“INSPIRASI SEKITAR KITA”

Kategori:
– Film Fiksi
– Film Dokumenter
– Video Podcast

Persyaratan:
– Pelajar, Mahasiswa, dan Umum
– Warga Negara Indonesia
– Individu/ Kelompok
– Durasi 2 – 10 menit
– Resolusi 1080p (ukuran bebas)
– Belum pernah di publikasikan
– Orisinil
– Tidak mengandung unsur SARA, pornografi, kekerasan, dan politik.

Daftar dan kirim karya kamu ke

Batas pengumpulan:
10 November 2021

Pengumuman:
30 November 2021

Connect with us:
0813 7205 6146 (Iven)

International Program of Communication will invite:

Yasser Muhammad Syaiful
Country Head at ELSA Corp
(Sociopreneur, Speaker & Education Specialist)

Theme:
Workshop Public Speaking IP of Communication UII x Elsa Speak Indonesia:
“Build your Confidence with Enhacing the Public Speaking Skills”

Schedule

Time: Aug 7, 2021 01:00 PM Jakarta

(UTC +7)

Click to Join The Workshop Here

 

 

Manusia dan alam hidup berdampingan. Namun beberapa tahun belakangan ini, alam tidak baik-baik saja. Sifat manusia yang serakah membuat alam pun menjadi korban. Alam yang tadinya indah, sekarang mulai terusik. Sampah yang menumpuk di sekitar kita hingga deforestasi hutan yang menyebabkan ketidakseimbangan alam.

Berangkat dari ide tentang isu lingkungan ini, Gery Cahayanta Perangin Angin, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII angkatan 2017, membuat proyek tugas akhir berjudul “Makhluk Hidup dan Lingkungan dalam Karya Fotografi Konseptual.” Karyanya menggunakan teknik foto multiple exposure atau double exposure. Pria yang biasa dipanggil Gery ini mengajak orang yang melihat karyanya menyadari penting menjaga alam melalui sebelas karya fotonya.

 Gery mengatakan bahwa tercetusnya ide projek ini berawal dari rasa kepedulian manusia terhadap lingkungan yang semakin tidak membaik. Butuh waktu kurang lebih lima bulan untuk menyelesaikan karya ini. Mulai akhir tahun 2020 hingga April 2021.

 “Saya sering main ke alam dan sering melihat kondisi alam yang rusak. Saya juga sering dihadapkan dengan masalah yang berkaitan dengan alam. Saya lalu mempelajari fotografi konseptual dan menyusun ide,” ujar Gery via Zoom, Rabu (04/08/2021), dalam Diskusi Karya Makhluk Hidup dan Lingkungan.

 Melihat angka pasien covid-19 yang kian hari makin bertambah, Gery memilih untuk melakukan pameran foto secara digital. Gery memikirkan dampak yang akan didapat jika ia melakukan pameran secara offline. Ia menggunakan website dan aplikasi ARTSTEPS untuk menampilkan karyanya agar bisa dinikmati oleh setiap kalangan. Gery juga menggunakan Zoom sebagai media diskusi tentang karyanya tersebut.

Diskusi: Fotografi Konseptual

 Dalam diskusi via Zoom yang berlangsung selama kurang lebih dua jam, seorang praktisi bernama Achmad Oddy Widyantoro ikut mengomentari karya Gery. Achmad Oddy Widyantoro atau yang biasa dipanggil Mas Oddy merupakan seorang praktisi yang sudah mempunyai pengalaman di bidang fotografi. Ia ditunjuk sebagai penguji tugas akhir karya Gery. Ia berpendapat bahwa sebagai salah satu bentuk komunikasi, pesan maupun bentuk kritik dari foto harus dapat tersampaikan ke khalayak.

 Dalam pengamatannya, karya Gery berusaha untuk menyampaikan keprihatinannya tentang kerusakan lingkungan seperti deforestasi, deformasi, banyaknya sampah plastik, hingga perubahan cuaca yang ekstrim. Menurutnya, usaha, eksekusi, dan visualisasi dari 11 foto yang dipersembahkan Gery sudah mampu menyampaikan pesan kepada penonton.

 “Karya ini berusaha untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap lingkungan dengan menggunakan fotografi sebagai alat penyampaian pesan. Banyak yang tidak puas dengan keadaan alam sekarang namun hanya diam saja. Di sini Gery sudah take action melalui foto-foto ini. Secara effort, eksekusi, dan visualnya sudah bagus,” ujarnya.

 Oddy menambahkan bahwa karya Gery ini merupakan jenis fotografi konseptual ekspresi karena menyampaikan realita atau objektivitas dari sang fotografer. Karya ini ditampilkan melalui berbagai cara. Contohnya dengan berbagai objek yang unik seperti bungkus-bungkus bekas jajanan menggambarkan sampah dan beragam penggambaran lain tentang sampah plastik atau deforestasi. Fenomena inilah yang akhirnya dijadikan pengalaman dan sumber ide sebuah karya.

Prosedur bebas pustaka

>>Alur dan Prosedur Versi PDF unduh di sini

  • Langkah 1

  • Melengkapi syarat berkas pengajuan

    • Fotocopy KTM
    • Surat bebas perpustakaan — Permohonan bebas perpus melaui email [email protected]
    • Bukti pembayaran administrasi Cuti — Pembayaran administrasi Cuti Kuliah (Rp.15.000/semester) dapat ditransfer melalui Bank Mandiri ke nomor rekening 137-000-202156-2 a.n Universitas Islam Indonesia. Mohon dituliskan NIM/Nomor Mahasiswa pada bukti pembayaran cuti.
    • KHS kumulatif yang ditandatangani DPA dan Ka.Prodi — KHS bisa unduh mandiri melalui https://gateway.uii.ac.id  pada fitur UIIAkademik menu KHS — Permohonan ttd DPA dan Kaprodi dilakukan secara mandiri oleh Mhs ybs

    Langkah 2

  • Langkah 3

    Jika Persyaratan sudah lengkap, selanjutnya dijadikan dalam satu file (pdf) dengan formulir pengajuan

  • Sehingga dalam satu file terdiri dari formulir permohonan + berkas syarat pendukung

    Langkah 4

  • Langkah 5

    Mengajukan permohonan tanda tangan Dekan dengan melampirkan berkas tersebut melalui email [email protected]

  • Menunggu verifikasi data dan menunggu jawaban dari divisi umum

    Langkah 6

  • Langkah 7

    Jika disetujui maka berkas formulir yang sudah ditandatangani Dekan dan stempel fakutas bersama semua persyaratan akan dikembalikan ke mhs yang mengajukan

  • Mahasiswa selanjutnya mengirimkan file yang sudah terverifikasi ke Universitas melalui email [email protected]

    Langkah 8

  • Langkah 9

    Menunggu proses pendataan dan penerbitan SK Rektor Cuti