Bullying
Reading Time: 2 minutes

International Stand up to Bullying Day atau hari internasional menentang bullying selalu diperingati setiap bulan Februari dan November. Untuk bulan Februari selalu diperingati pada hari Jumat terakhir, yakni tepat pada tanggal 23 Februari 2024. Sementara di bulan November diperingati pada Jumat ketiga.

Merujuk pada laman National Today, tujuan dari International Stand Up to Bullying adalah untuk menciptakan empati dan menghentikan perundungan dan pelecehan. Hal ini perlu disuarakan lebih masif karena bullying memiliki efek jangka panjang pada kesehatan mental seseorang.

Lantas bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Menurut data yang dihimpun oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) setidaknya terdapat 30 kasus bullying di sekolah sepanjang 2023. Bullying paling banyak terjadi pada tingkat SMP sebanyak 50%, disusul tingkat SD 30%, dan SMA sederajat 20%.

Baru-baru ini kasus bullying salah satu siswa SMA menjadi perhatian publik, Vincent Rompies sebagai orangtua yang anaknya tengah terlibat dalam kasus tersebut sempat dimintai keterangan dari pihak kepolisian. Pria berusia 43 tahun itu mengucapkan ungkapan empati atas peristiwa tak terpujin yang dilakukan sang anak dan menyerahkan segala proses hukum kepada pihak berwajib.

“Saya sangat berempati atas kejadian atau peristiwa yang terjadi saat ini. Dan juga harapannya semoga tidak ada lagi peristiwa-peristiwa atau kejadian seperti ini di masa mendatang, baik di lingkungan sekolah atau di lingkungan terdekat. Semuanya tidak ada lagi,” ucap Vincent Rompies dilansir dari laman HaiBunda.

Perlu diketahui di Indonesia pelaku bullying dapat dipidana, mengacu pada UU No. 35 tahun 2014 tentag Perlindungan Anak, Pasal 76C dijelaskan bahwa setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasn terhadap anak.

Sementara Pasal Hukum Bullying dalam KUHP diatur dan dijamin dalam UUD 1945 Pasal 28B ayat (2), setiap anao berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Beberapa pasal salah satunya Pasal 170 KUHP pelaku bullying dapat dipidana penjara enam bulan hingga lima tahun.

Meski demikian, kasus bullying di Indonesia tak terelakan. Maka sebagai masyarakat di Indonesia kita perlu bersuara mengenai International Stand up to Bullying Day. Selain berdampak pada kesehatan mental dan fisik fakta menyebutkan di Amerika bullying menjadi isu yang serius ditangani, 1 dari 5 siswa berusia 12 hingga 18 tahun mengalami perundungan. Tak hanya itu setidaknya 160.000 anak putus sekolah atas hal ini.

Salah satu staf Prodi Ilmu Komunikasi UII yang berinisial DP bercerita soal pengalamannya yang menerima perundungan sepanjang masa sekolah merasa International Stand up to Bullying Day adalah hal yang sangat diterima dan perlu diimplikasi oleh masyarakat Indonesia.

“Harapannya kesadaran ini perlu dibangun di sekolah maupun di rumah. Saya tidak tahu bagaimana kalau di sekolah, semoga ada materi yang memberi pengetahuan tentang kesehatan mental akibat bullying, apa saja tindakan yang berpotensi menyakiti orang lain. Mungkin perlu ya merayakan dengan saling meminta maaf berjabat tangan di sekolah. Sementara untuk orangtua penting juga mengetahui pengetahuan ini,” ujarnya.

Dampak bullying yang dialami sepanjang masa sekolah membuatnya mengubah banyak hal dalam kehidupannya. Ia merasa menjadi sosok yang takut, menghindari kelompok-kelompok yang mendominasi, dan cenderung diam. Bahkan DP mengubah style fashionnya, dari yang gemar mengenakan outfit pink menjadi gelap seperti hitam dan abu-abu karena tak ingin terlihat oleh pandangan orang lain.

Di Amerika International Stand up to Bullying Day diperingati dengan beberapa hal, pertama mengenakan outfit berwarna pink sebagai bentuk dukungan kepada korban. Kedua meningkatkan kesadaran, salah satunya membagikan informasi terkait bullying di media sosial dan cara mengambil langkah-langkah hukum. Terakhir, membuat event di lingkungan kerja dan mengajak rekan-rekan lainnya untuk merayakan hari anti bullying.

Lantas bagaimana menurutmu Comms? Apakah ingin turut merayakan International Stand up to Bullying Day demi keadilan.

 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Hari Pers
Reading Time: 3 minutes

Peraturan presiden (perpres) tentang Publisher Rights telah disahkan oleh Presiden Joko Widodo, hal ini diumumkan pada peringatan Hari Pers Nasional, 20 Februari 2024. Secara umum Salinan Publisher Rights sebanyak 10 halaman itu berisikan regulasi bisnis pers dengan platform digital.

Perpres Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung  Jurnalisme Berkualitas atau Publisher Rights adalah regulasi yang mengatur platform digital dalam memberikan timbal balik secara berkeadilan terhadap konten berita dari media lokal maupun nasional.

Platform digital dalam hal ini mengacu pada Google, Instagram, Facebook, dan platform digital global lainnya. Presiden Jokowi menegaskan jika Publisher Rights bukanlah upaya pemerintah untuk membatasi kebebasan pers, pihaknya juga menyebut jika regulasi ini datang dari inisiatif insan pers.

“Perpres ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengurangi kebebasan pers, saya tegaskan bahwa publisher rights lahir dari kenginan dan inisiatif insan pers, pemerintah tidak sedang mengatur konten pers. Pemerintah mengatur hubungan bisnis diantara perusahaan pers dengan platform digital. Dengan semangat untuk meningkatkan jurnalisme yang berkualitas,” ujar Presiden Jokowi dilansir dalam tayangan video di YouTube PWIOfficial.

Regulasi ini sebenarnya telah menjadi diskusi panjang beberapa tahun terahir, salah satu catatan Prof. Masduki, dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII pada Harian Kompas edisi 16 Februari yang berjudul Menjamin Keberlanjutan Media dan Jurnalisme menyebutkan Publisher Rights telah jamak diberlakukan di sejumlah negara maju misalnya Jerman dan Australia.

Dalam artikel tersebut ada tiga diskursus mengapa Publisher Right sangat urgent di Indonesia pertama Platform digital mendominasi perolehan iklan, pola relasi keduanya tidak seimbang karena control algoritma berada di tangan korporasi digital. Kedua, terjadinya penurunan kualitas jurnalisme secara drastic karena mengacu logika click bait. Terakhir terkait disrupsi pola kerja jurnalisme pasca kebijakan Covid-19 yang membatasi mobilitas fisik.

Dalam Salinan yang telah disahkan Presiden Jokowi setidaknya beberapa pertimbangan utama Publisher Rights segera disahkan, pertama bahwa jurnalisme berkualitas adalah unsur penting dalam mewujudkan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis perlu mendapat dukungan pemsahaan platform digital.

Kedua, perkembangan teknologi informasi mendorong perubahan besar dalam praktik jurnalisme berkualitas salah satunya dengan kehadiran perusahaan platform digital sehingga pemerintah perlu menata ekosistem perusahaan platform digital dalam hubungannya dengan perusahaan pers untuk mendukung jurnalisme berkualitas.

Dari pertimbangan tersebut maka perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk mendukung jurnalisme berkualitas.

“Jurnalisme berkualitas dan keberlanjutan industri media konvensional menjadi perhatian pemerintah dan ini yang dinanti-nanti. Setelah sekian lama setelah melalui perdebatan panjang akhirnya kemarin saya menandatangani peraturan presiden tentang tanggung jawab platform digital untuk mendukung jurnalisme berkualitas atau yang kita kenal dengan Perpres Publisher Rights. Prosesnya memang sangat panjang dan banyak perbedaan pendapat dan saya tahu ini melelahkan bagi banyak pihak, sulit sekali menemukan titik temu dan sebelum menandatangani saya juga betul-bentul mendengar aspirasi dari rekan-rekan pers, aspirasinya tidak benar-benar bulat ada perbedaan aspirasi dengan media konvensional dengan platform digital,” jelas Presiden Jokowi.

Dalam konsep jurnalisme berkualitas mengarah pada konten yang jauh dari unsur-unsur negatif, hoaks, dan provokatif sehingga mampu mengedukasi masayarakat Indonesia.

“Kita ingin jurnalisme berkualitas, jurnalisme yang jauh dari konten-konten negatif, jurnalisme yang mengedukasi kemajuan Indonesia. Kita juga ingin memastikan kemajuan industri media nasional kita ingin lebih adail antara peruahaan pers dengan platform digital kita ingin memberikan kerangka umum yang jelas antara perusahaan pers dengan platform digital,” tambahnya.

Biasanya Hari Pers Nasional dirayakan setiap tanggal 9 Februari, namun tahun ini perayaan ditunda karena berdekatan dengan Pemilu. Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi turut mengucapkan rasa terimakasihnya terhadap insan pers atas peran mendukung demokrasi.

“Saya juga mengucapkan terimakasih kepada insan pers yang secara konsisten menemani masyarakat dalam kehidupan berdemokrasi,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyebut jika dirinya legowo dengan segala kritik yang ditujukan kepadanya. Hal ini menjadi bukti jika dirinya menghormati kebebasan pers dan demokrasi.

“Saya juga terimakasih kepada pers yang turut mengawal Pemilu 2024 yang baru saja kita jalani, saya juga sering dikritik tajam ada gambar wajah saya yang unik-unik yang aneh-aneh di sampul media, sampul majalah, di media sosial ramai sekali aneh-aneh tapi tidak apa-apa tidak ada masalah bagi saya tapi cucu saya ada yang complain “Mbah, manggil saya kan mbah, wqjah mbah kok Digambar jelek banget “ ya begitulah ini bagian dari penghormatan saya atas kebebasan pers, kebebaan berekspresi, dan kebebasan berpendapat,” tandasnya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Gen Z
Reading Time: 4 minutes

Pergulatan argumen soal Pemilu 2024 masih memanas di media sosial. Meski dipastikan hanya satu putaran, para pendukung lainnya seolah masih berharap ada keajaiban dua putaran dalam pemilihan presiden dan wakil presiden untuk periode selanjutnya.

Selain dugaan kecurangan dalam perhitungan suara, kini muncul lagi budaya saling menyalahkan antar pemilih. Pemilih pemula yang didominasi Gen Z dinilai tak mempertimbangkan gagasan dari kandidat, melainkan hanya fomo atau the fear of missing out. Komentar saling sindir terjadi di akun media sosial yang merilis data dan fakta.

Secara umum fomo adalah perasaan takut tertinggal terhadap tren tertentu. Sementara dalam kaitan politik dan Pemilu 2024 Gen Z dianggap memilih salah satu paslon karena masifnya tren di media sosial yang berkaitan dengan kampanye-kampanye unik.

Dari tren tersebut muncul idolisasi figur politisi yang cenderung bias. Sementara dari tiga paslon, kampanye citra “Gemoy” dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming memenangkan pasar, dibanding k-popisasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ataupun El-chudai dari Ganjar Pranowo dengan Mahfud MD.

Citra Gemoy terbukti paling banyak dipilih oleh Gen Z berdasarkan riset yang dilakukan oleh Litbang Kompas, semakin muda usia pemilih, ketertarikan kepada paslon Prabowo-Gibran semakin kuat. Tercatat 65,9% Gen Z yang berusia kurang dari 26 tahun memilih pasangan tersebut. Sementara 16,7% memilih Anies-Muhaimin, dan 9,6% memilih Ganjar-Mahfud MD. Sisanya merahasiakan pilihannya.

Sayangnya ditengah-tengah penghitungan suara yang dilakukan KPU para pendukung saling serang dan menyalahkan Gen Z atau pemilih pemula yang disebut fomo. Hal ini mengacu pada deretan selebritas dan influencer tanah air yang turut mendukung pasangan tertentu. Di media sosial mereka tampak begitu aktif dalam keseruan kampanye yang dilakukan paslon. Tak hanya itu stigma akademisi yang turun gunung dianggap sebagai buzzer hingga partisan oleh pendukung salah satu paslon.

Perdebatan Gen Z Dianggap pemilih Fomo

Perdebatan dan narasi fomo dapat dilihat di beberapa unggahan di media sosial, sebut saja unggahan Narasi Newsroom di Instagram yang memuat Exit Poll Litbang Kompas. Dari deretan komentar, pengguna terbelah menjadi dua kubu yakni pemenang dan pendukung dua paslon yang kalah.

Salah satu pemilih pemula menyuarakan alasannya terkait mengapa ia memilih pasangan dengan citra Gemoy. Dalam komentarnya ada gagasan yang ia yakini soal kredibilitas dan netralitas masing-masing paslon.

Saya baca semua komentar saya tau dari semua komentar ini adalah yang memiliki 01 dan 03. Kebanyak komentar menyalahkan anak muda yang korban FOMO. saya anak muda dan ini adalah pertama kali saya nyoblos. Saya gak banyak paham soal politik tapi jika di tinjau dari setiap paslon semua memiliki kekurangan dan saya merasa 02 adalah yang paling netral,” tulis akun @lecilover.

“Gw gen Z, Intinya 01 mabok agama ,02 netral wlpun bnyk isu2 NY ,03 gw GK suka partai NY .udh simpel ny gitu,” tambah akun @ihya_fahlevi.

Sindirin terus muncul, terkait pemilih salah satu paslon dengan membandingan antara memilih berdasar pengetahuan atau hanya fomo belaka.

“Gw pilih yg berwawasan,, Mereka pilih yg gak punya gagasan Gw pilih pendidikan gratis,, Mereka pilih makan gratis. Gw pilih yg cerdas,, Mereka pilih yg gemoy. Gw pilih yg rajin ngaji,, Mereka pilih yg bisa joget. Gw pilih yg naikkan gaji buruh,, Mereka pilih yg naikkan gaji pejabat. Level kita emang beda,” tulis @alzain.68

“Semakin muda, semakin absurd juga alasan milihnya: gemoy,” tandas @nevy_elysa.

Akademisi Merespon Fenomena Fomo dan Dugaan Partisan

Di tengah pro kontra soal fomo, Guru Besar Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Prof. Masduki menjelaskan fenomena fomo mencerminkan sebagai bentuk bahwa masyarakat belum mendapatkan informasi yang memadai.

“Soal fomo tentu memprihatinkan karena mereka belum terpepar informasi yang memadai terkait paslon presiden tiga pasang itu. Ini artinya ada persoalan dengan pendidikan pemilih idealnya siapapun pemilihnya memilih setelah memperoleh informasi yang memadai. Kalau ada tren mereka lebih memilih karena fear of missing out, artinya kita belum memasuki era dimana masyarakat well inform pada Pemilu,” jelas Prof. Masduki.

Namun ia menjelaskan jika ada perdebatan argumen yang menguatkan memilih salah satu paslon dan menolak dianggap fomo artinya mereka memang memiliki argument yang empiric.

“Justru kalau ada perdebatan mereka merasa tidak didasari dengan fomo tapi ada yang relate dari paslon sehingga mereka pilih berarti ini menarik, kalau benar yang memilih karena ada argumen empiric mengenai performa misalnya janji-janji program ini sebenarnya bagus. Tapi overall, perdebatan di medsos yang kita lihat sebagi keriuhan yang belum tentu mencerminkan perdebatan di offlinenya kita lihat saja bagaimana ujungnya,” tambahnya.

Terkait idolisasi figur politisi yang terus diramaikan oleh deretan selebritas dan influencer tanah air hingga menganggap akademisi sebagai buzzer dan menyerang paslon tertentu menurut Prof. Masduki bahwa pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh Guru Besar adalah tugas untuk menyampaikan pesan moral. Anggapan buzzer dinilai keliru.

“Bagaimana akademisi itu dianggap buzzer, partisan kalau ini ditunjukkan kemarin membuat petisi Guru Besar itu keliru. Karena kita bisa melihat dari pernyataan-pernyataan mereka yang itu lebih menekankan pada moralitas dalam berpolitik, etika, satu demokrasi yang harusnya dilaksanakan dengan baik itu artinya pesan-pesan moral yang menjadi tugas akademisi disitu. Keliru kalau mereka diam, jadi harusnya akademisi berbicara namun di level bagaimana menegakkan prinsip-prinsip bagaimana nilai moral etika dalam pemilu sebagaimana kita berdemokrasi secara baik yang itu dilandasi oleh keprihatinan sebelumnya perilaku-perilaku dari Presiden Jokowi yang melanggar etik,” jelasnya menanggapi isu buzzer yang dilayangkan netizen kepada akademisi.

Tak hanya menegakkan etika dan moralitas, ada latar belakang yang mendasari jajaran akademisi untuk turun sebagai bentuk ekspresi sebagai perannya sebagai penjaga moral.

“Jadi ada latar belakangnya, ada bentuk ekspresinya yang sebenarnya relate yang menunjukkan bahwa mereka bukan buzzer tapi menunjukkan komitmen dan perannya penjaga moral dari kampus. Beda kalau buzzer mereka cenderung mendukung misalnya secara to the point kepada siapa. Kalau kita lihat moralitas pesan yang dikemukanan Guru Besar itu berlaku kepada semua paslon, kepada Pak Jokowi dan seluruh elit politik. Momennya saja terkait Pilpres tetapi sesungguhnya itu harus disampaikan secara terus menerus,” tandasnya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

UIIPeduli
Reading Time: 2 minutes

Bencana banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah sejak 9 Februari 2024 mulai berangsur surut. Namun hingga kini sebagian masyarakat masih belum mampu melakukan aktivitas secara normal karena ketinggian air di beberapa lokasi masih setinggi 30 sentimeter.

Universitas Islam Indonesia melalui UIIPeduli melakukan penyaluran donasi ke tiga titik lokasi yakni Desa Undaan Kidul, Desa Tugu Ngemplik, dan Desa Kedung Banteng yang terletak di Kecamatan Karanganyar, Demak. Penyaluran donasi dilakukan oleh beberapa relawan dari Prodi Ilmu Komunikasi UII pada Minggu, 18 Februari 2024.

UIIPeduli

Penyaluran Donasi ke bencana Demak
Doc: Laboratorium Ilmu Komunikasi UII

Salah satu dosen Prodi ilmu Komunikasi UII, Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom., bersama dengan staf laboran dan prodi, yang berkecimpung dalam aktivitas pemberdayaan di wilayah Demak melakukan inisiatif untuk turun ke lokasi terdampak.

“Kegiatan penyaluran donasi UIIPeduli banjir Demak dilakukan di 3 titik daerah yang belum mendapat bantuan, termasuk bantuan untuk penyintas disabilitas. Kegiatan ini bekerjasama dengan yayasan kelompok perempuan nelayan Puspita Bahari dan relawan penyintas disabilitas. Bantuan berupa barang-barang untuk recovery pasca banjir seperti kasur, perlengkapan solat, selimut, handuk, pakaian dalam, alat-alat kebersihan, dan lain-lain,” jelasnya.

Berdasarkan laporan dari badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat setidaknya 25 desa yang tersebar di tiga Kecamatan Karanganyar, Gajar, dan Mijen yang masih terendam banjir. (update 17 Februari 2024)

UIIPeduli

Penyaluran Donasi ke bencana Demak
Doc: Laboratorium Ilmu Komunikasi UII

Bencana banjir di Kabupaten Demak terjadi karena jebolnya tanggul Sungai Wulan, akibatnya sebanyak 24.359 jiwa yang tersebar di 135 titik harus diungsikan di beberapa tempat yang aman seperti Gedung sekolah hingga aula.

“Kenapa bisa banjir karena tanggul sungai yang jebol sehingga menggenangi sawah berhektar-hektar dan kampung-kampung di pinggir tanggul. Ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. Untuk Desa Undaaan Kidul dan Tugu Ngemplik warga masih di rumah tertahan banjir, yang di Kedung Banteng sudah menyebar di beberapa titik pengungsian,” jelas Bayu Prabowo relawan dari prodi Ilmu Komunikasi UII yang turun ke lokasi bencana.

Sebagai informasi program UIIPeduli merupakan gagasan untuk menyediakan wadah donasi terintegrasi bagi sivitas akademika UII dan masyarakat umum untuk membantu penanganan bencana alam dan kemanusiaan baik di tanah air maupun luar negeri.

Melalui UIIPeduli, warga dan sahabat UII terus menjaga kepedulian terhadap berbagai bencana alam dan kemanusiaan yang terjadi, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Inisiatif program UIIPeduli yang dimulai pada Agustus 2018.

 

Milad UII
Reading Time: 3 minutes

Usia ke-81 Universitas Islam Indonesia (UII) dirayakan dengan euforia yang berbeda. Ada pita putih yang disematkan pada lengan kanan para anggota senat saat menghadiri Rapat Terbuka Senat. Pita putih adalah simbol kedukaan, keprihatinan, dan kesedihan.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., membukanya dengan laporan pencapaian dan prestasi sepanjang tahun 2023. Idealnya milad disambut dengan penuh kebahagiaan dan suka cita, namun dunia akademik tak boleh menutup mata terkait kondisi krisis yang tengah terjadi.

UII mengajak seluruh elemen untuk merespons duka demokrasi yang mengiringi Pemilu 2024. Prof. Fathul Wahid menyebut bahwa kondisi ini butuh respons dari berbagai pihak agar suara rakyat tak digantikan kepentingan kelompok.

“Perkembangan praktik berbangsa dan bernegara dalam beberapa saat terakhir perlu mendapatkan perhatian banyak elemen bangsa. Praktik tersebut telah secara perlahan meminggirkan suara rakyat dan digantikan kepentingan kelompok dan oligard tertentu. Itulah mengapa hari ini anggota senat menggunakan pita putih sebagai tanda duka. UII baik sendiri maupun bersama-sama perguruan tinggi lain juga menjaga sensitivitasnya terhadap masalah bangsa dan menyatakan sikapnya. Sepanjang 2023 UII mengeluarkan sejumlah pernyataan sikap yang diamplifikasi oleh banyak media masa,” jelasnya.

Tak hanya pita putih, pihaknya juga menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat Palestina yang tengah menghadapi kejahatan manusia atas serangan Israel. Ada yang menarik, sejenak Prof. Fathul meminta izin kepada audiens untuk mengambil keffiyeh yang diidentikkan simbol perlawanan warga Palestina.

Ribuan nyawa melayang didominasi perempuan dan anak-anak atas agresi Israel. Melalui program UIIPeduli penggalangan dana terkumpul sebanyak Rp 515.439.544.

“UII juga mengawal inisiatif UIIPeduli yang memberikan bantuan kemanusiaan saat bencana melanda. Pada 7 November tahun lalu bantuan UIIPeduli sejumlah 500 juta untuk Palestina diberikan melalui Medical Emergency Rescue Comitee. Selama agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 sebanyak lebih dari 28 ribu nyawa melayang sebagian besar korban yang meninggal adalah anak-anak dan perempuan. Kita tidak tahu sampai kapan agresi ini berlangsung ketika dunia negara-negara besar menunjukkan hipokrisinya. Hari ini saya sengaja memakai keffiyeh Palestina untuk menunjukkan kepedulian kepada penduduk Gaza,” ujarnya lagi.

Makna Pita Putih dalam Konteks Politik di Indonesia

Lebih detail simbol pita putih dijelaskan oleh salah satu anggota senat sekaligus guru besar Ilmu Komunikasi UII yakni Prof. Dr. rer. soc. Masduki, S.Ag., M.Si., MA. Pita putih adalah bentuk dan upaya untuk melakukan kampanye damai di tengah pesta politik di Indonesia.

Sejatinya demokrasi dilakukan dengan ketulusan tanpa ada represi dan intervensi. Tentu hal ini mengarah dari berbagai fenomena yang mengiringi perjalanan Pemilu 2024 yang begitu serampangan.

“Putih bisa dimaknai dua hal. Pertama putih sebagai kampanye damai atau peace. Bagaimana kita menyampaikan pesan bahwa seharusnya pilpres atau demokrasi di Indonesia secara umum diwarnai dengan ketulusan kedamaian hati jiwa dan juga cara-cara yang damai tidak ada intervensi, tekanan represi, tidak ada upaya-upaya untuk manipulasi semua berangkat dari keinginan tulus bahwa kita ingin negara ini kokoh sebagai negara demokratis yang itu merupakan amanat Reformasi 98 jadi putih bisa bermakna demikian,” ujarnya.

Selanjutnya adalah makna duka dalam konteks demokrasi demi melanggengkan dinasti politik segala cara dikerahkan hingga memaksimalkan fasilitas negara sebagai pendukung untuk meyakinkan masyarakat. Fenomena saat ini, negarawan yang seharusnya memberikan sikap bijaksana justru semakin tak beretika.

“Yang kedua tentu simbolis kedukaan yang lebih utama dirasakan hari-hari ini. Biasanya kalau ada orang meninggal itu ada bendera putih, yang artinya kita kehilangan, kita sedang tidak berada dalam situasi yang normal kita sedang merefleksikan kondisi yang sangat menyedihkan. Kematian adalah sutu peristiwa yang menimbulkan duka mendalam yang digambarkan dengan warna putih itu. Terhadap apa? Terhadap proses-proses pemilu yang hari ini tidak menunjukkan etika publik terutama dari kepala negara presiden. Mungkin ini peristiwa yang hanya sekali terjadi dalam sejarah kita,” jelas Prof. Masduki.

UII sebagai institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk membela rakyat dan melakukan perlawanan. Cara ini dilakukan melalui perlawanan damai, harapannya simbol ini mampu dicerna dandipahami oleh pemegang otoritas politik negeri ini.

“Apa makna lain yang dilakukan guru besar kemarin, dan anggota senat UII ketika ada acara puncak milad bahwa ini bentuk perlawanan secara damai. Perlawanan simbolis, dengan menggunakan pita putih di lengan kanan masing-masing anggota senat khususnya guru besar menunjukkan kita tidak happy, tidak seperti biasanya. Kita tidak merasa bahwa ini normal simbol putih itu satu perlawanan satu isyarat yang mudah-mudahan bisa dicerna oleh pemegang otoritas politik terutama kalau hatinya jernih. Dan ini juga pertama kali dilakukan di UII, ini kreativitas Pak Rektor kita yang perlu kita apresiasi,” pungkasnya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

 

Milad UII
Reading Time: 2 minutes

Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai universitas swasta tertua di Indonesia tahun ini memasuki usia ke-81 tepat pada 9 Februari 2024. Perayaan ini disampaikan pada Rapat Terbuka Senat UII Senin, 12 Februari 2024.

Pada kesempatan tersebut Rektor UII yakni Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D., menyampaikan berbagai laporan perkembangan UII sepanjang tahun 2023 serta mengumumkan momentum Milad ke-81 UII yang bertajuk Dedikasi untuk Negeri. Tema tersebut diambil sebagai pengingat dan komitmen bagi seluruh sivitas akademika UII untuk selalu berkomitmen kuat dalam menjalankan peran UII sebagai perguruan tinggi yang unggul untuk para cendekiawan dan calon pemimpin bangsa di masa depan.

Tak hanya capaian dan komitmennya, UII juga memberikan berbagai penghargaan kepada dosen, tenaga pendidik, serta Program Studi dan Jurusan pada puncak acara. Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., meraih juara ke-2 dosen berprestasi bidang Sosial Humaniora.

Di tengah kesibukannya sebagai Kaprodi Ilmu Komunikasi UII, ia menyebut bahwa capaian ini menjadi motivasi untuk tetap produktif di tengah-tengah tumpukan pekerjaan administratif yang menjadi tanggung jawabnya.

“Tentang pencapaian saya sebagai dosen berprestasi kedua bidang sosial humaniora ini adalah bentuk pencapaian bersama untuk prodi Ilmu Komunikasi sekaligus saya berharap mudah-mudahan prestasi ini menjadikan saya lebih produktif dan meyakinkan banyak pihak bahwa di tengah jabatan dan amanat yang sangat sibuk ini kita tetap bisa produktif. Hal tidak mudah, Alhamdulillah bisa,” ungkap Kaprodi Ilmu Komunikasi UII.

Di tengah euforia Milad UII ke-81 tersebut ada sisi yang berbeda, usai menyampaikan rasa syukurnya Kaprodi Ilmu Komunikasi juga mengutarakan pelaksanaan Sidang Senat Terbuka UII yang memberikan respons terhadap situasi Indonesia dan dunia yang tak baik-baik saja.

Hal ini juga ditunjukkan dengan simbol pita putih di lengan kanan yang digunakan oleh seluruh anggota senat. Pita putih adalah simbol duka demokrasi Indonesia serta duka yang dialami dunia terutama kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Palestina.

“Sidang Senat UII dalam rangka Milad ke-81, UII menunjukkan sisi yang berbeda dari biasanya karena ada ekspresi keprihatinan terkait beragam situasi yang pertama situasi politik di Indonesia yang tidak demokratis berkaitan dengan kondisi menjelang pemilu.

Respons ini penting dilakukan dan membutuhkan perhatian dari berbagai elemen bangsa. Duka demokrasi di Indonesia adalah praktik yang tak bisa dianggap sederhana karena perlahan telah meminggirkan suara rakyat.

Terkait kondisi agresi Israel di Gaza, melalui berbagai program tengah diupayakan oleh UII. Ini adalah bentuk respon, kepedulian, serta inistiatif mengajak semua pihak untuk tidak tutup mata atas situasi yang terjadi di sekitar kita.”

“Kemudian yang kedua keprihatinan juga atas kondisi saudara-saudara kita di Palestina ini yang menarik disampaikan oleh Pak Rektor sebagai bentuk keprihatinan jadi ini sekaligus menjadi penanda dunia akademik tidak boleh tutup mata terhadap berbagai situasi di sekitar kita sebagai kepedulian kaum akademik terhadap kondisi lingkungan baik lokal, nasional, maupun global,” tandasnya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

HPN
Reading Time: 2 minutes

Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari. HPN identik dengan peringatan ulang tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang lahir pada 9 Februari 1946.

Sejarah singkat tentang Hari Pers Nasional tak lepas dari bentuk penghargaan yang diberikan atas peran wartawan yang menjadi aktivis pemberitaan serta membangkitkan kesadaran nasional masyarakat kala itu. Sehingga mengacu pada Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 5 tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985 dicetuskan sebagai Hari Pers Nasional (HPN).

Seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu memiliki tema dalam perayaannya, HPN 2024 mengambil tema “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan”. Tema ini tentu dipilih karena waktunya yang berdekatan dengan pesta politik di Indonesia.

Melansir dari laman resmi PWI, Atal Sembiring Depari selaku Mantan Ketua Umum PWI mengaku sempat khawatir dengan gelaran HPN 2024 yang sangat dekat dengan waktu pencoblosan. Tanggal 9 Februari sangat berdekatan dengan pesta demokrasi 14 Februari 2024, mulanya dikhawatirkan bersamaan dengan masa tenang.

Pihaknya juga berharap Presiden Joko Widodo bersedia menghadiri puncak perayaan HPN 2024 mengingat ini adalah tahun terkahir masa jabatannya sebagai pemimpin Indonesia.

“Kita tentu mengharapkan Presiden bisa hadir di momen farewellnya ini,” ujarnya.

Untuk merayakan HPN 2024 diselenggarakan beberapa acara di Jakarta mulai dari seminar hingga Anugerah Kebudayaan dan Anugerah Jurnalistik Adinegoro.

Apa yang Menarik dari HPN 2024?

Sebelum perayaan HPN 2024 digelar Kominfo, Panitia Pelaksana HPN serta Komunitas Pers Nasional telah menggelar forum diskusi yang menarik. Tidak bicara soal politik seperti tema di atas, pihaknya justru membahas isu disrupsi teknologi digital dan artificial intelligence (AI).

Ada fakta-fakta menarik tentang AI dan keberlanjutan media mulai dari ancaman hingga manfaat. Salah satu media yang memanfaatkannya adalah media Kompas. Dengan menggunakan AI Google pihaknya mengaku mampu menghemat waktu dan biaya.

Hadirnya AI dalam jurnalistik juga semakin luas mulai dari algoritma penulisan berita hingga menganalisa data untuk mengindikaskan tren. Sehingga para pekerja media tahu informasi apa yang sedang dicari dan dibutuhkan oleh pembaca. Meski demikian kehadira AI La MDA dan ChatGPT memiliki potensi menggantikan peran jurnalis dalam pembuatan konten berita dan artikel.

Perayaan HPN 2024 Ditunda Demi Pemilu

Kwtua Umum PWI Pusat yakni Hendry Ch Bangun mengkonfirmasi terkait jadwal perayaan HPN 2024 diundur dari 9 Februari 2024 menjadi 20 Februari 2024. Hal ini dilakukan demi membantu pemerintah menciptakan Pemilu Damai.

“PWI ingin perayaan HPN 2024 berjalan sukses, sekaligus  untuk ikut berpartisipasi membantu pemerintah menciptakan Pemilu Damai sehingga perayaan puncaknya kita undur,” ujar  Hendry Ch Bangun dilansir pada laman RRI.

Keputusan ini selaras dengan tema HPN 2024 yakni “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Keutuhan Bangsa” yang berati PWI turut mensukseskan pelaksanaan pesta politik 14 Februari mendatang.

Pengunduran dilakukan setelah hasil evaluasi waktunya berdekatan dengan Pemilu sehingga dinilai kurang kondusif, dengan dua alasan: (1) Dapat menganggu wartawan anggota PWI yang akan meliput pelaksanaan Pemilu 2024 di daerahnya masing-masing. (2) PWI ingin berpartisipasi untuk menghadirkan Pemilu Damai, sesuai dengan tema HPN 2024.

Sementara 9 Februari 2024 akan diisi dengan acara sederhana di Kantor PWI, Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Kerjasama
Reading Time: 3 minutes

Tirto.id salah satu media online nasional di Indonesia melakukan initial collaboration dengan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) terkait beberapa bidang yang memiliki irisan antara dunia jurnalistik dengan bidang Ilmu Komunikasi.

Inisiatif dari Tirto.id disambut baik oleh jajaran Prodi Ilmu Komunikasi UII, pihaknya menawarkan beberapa program yang menarik untuk mendukung pengajaran teori dan praktik. Kaprodi Ilmu Komunikasi UII, Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., menyebut jika banyak peluang yang memungkinkan digarap bersama.

“Banyak peluang-peluang kerja bersama dan apa yang bisa kita kolaborasikan kedepan antara Ilmu Komunikasi UII dengan Tirto.id,” ujarnya membuka sesi diskusi initial collaboration pada 31 Januari 2024.

Kolaborasi dengan dunia professional dan industri saat ini diyakini menjadi hal yang tak mungkin dihindari. Memasuki Society 5.0 sudah seharusnya kerja-kerja kolabotaif antara institusi pendidikan yang erat dengan teori membuka pintu lebar-lebar untuk saling mengisi dengan pengalaman praktisi.

“Kami menyadari kerjasama dengan dunia professional, dunia industri, dunia media, ataupun yang berhubungan dengan Ilmu Komunikasi menjadi hal yang tak bisa kita hindari lagi saat ini bahkan menjadi keharusan. Kami percaya sudah tidak zamannya lagi kampus dilihat sebagai regarding yang berjarak dengan dunia professional,” tambahnya.

Diskusi

Diskusi terkait kerjasama antara Tirto.id dengan Prodi Ilmu Komunikasi UII
Foto: Iwan Awaluddin Yusuf

Lantas apa saja kerjasama yang akan dilakukan Tirto.id dengan Prodi Ilmu Komunikasi UII? Dipimpin oleh Wakil Pemimpin Redakturnya yakni Agung DH bersama para tim pihaknya menjelaskan dua bentuk kerjasama kolaboratif yang dilakukan jangka pendek maupun jangka panjang. Tak hanya Ilmu Komunikasi UII, Agung menginformasikan telah menjajaki beberapa kampus di Yogyakarta.

“Tahun 2024 Tirto punya rencana jangka pendek dan jangka panjang,” jelasnya.

Program jangka pendek merupakan edukasi berkonsep Kelas Tirto Road to Campus, sebagai pembuka pihaknya akan memulai program ini pada 19, 20, dan 21 Februari 2024 di beberapa kampus.

“Jangka pendek mengadakan kelas Tirto konsepnya road to kampus sudah ada beberapa kampus yang sudah kami jajaki dari UGM, UNY, Atma Jaya, UII di Yogyakarta. Konsepnya kami sebagai praktisi di media akan berbagi dengan pengalaman kami dari mengolah data kemudian, menyampaikan data, visualisasi data,” ujarnya.

Sementara untuk kerjasama jangka panjang lebih ditekankan kepada jajaran dosen Prodi Ilmu Komunikasi terkait produksi artikel populer dari hasil riset yang telah dilakukan. Tirto.id telah menyediakan ruang dengan program inception, harapannya para akademisi turut mengisi dengan artikel populer berbau ilmiah.

“Penjajakan kerja sama jangka panjang kami punya program inception, sebuah wadah buat para akademisi, ahli yang lain untuk kemudian berbagi konten atau berbagi hasil riset penelitian atau apapun yang bersifat ilmiah,” tambahnya lagi.

Inception menjadi tengah digarap dengan serius untuk menjadi jembatan tulisan akademik yang menarik para pembaca.

Setelah memaparkan beberapa rencana kerjasama, Kaprodi Ilmu Komunikasi UII juga mengajukan kerjasama lainnya mulai dari praktisi pengisi kuliah pakar, publikasi riset dosen, hingga peluang magang bagi para mahasiswa.

“Jangka pendek kelas pakar di kelas-kelas jurnalistik, kami menyelenggarakan kuliah. Saya kira nyambung ad akelas jurnalisme data, analisis big data, dan kecerdasan buatan. Memungkinkan mengundang teman-teman tirto. Minimal satu kali dalam mata kuliah. Kedua kami juga menyambut baik publikasi populer dari riset-riset dosen. Betul bahwa riset dosen lebih banyak diorientasikan untuk jurnal ilmiah, tetapi kita juga senang ketika ada dosen yang melakukan publikasi di media-media populer seperti the conversation, tapi menurutkami Tirto menambah peluang, mempersempit jarak antara dunia kampus dan dunia praktik. Ketiga pemagangan mahasiswa kita punya lebih dari 1000 mahasiswa aktif, saya kira menjadi peluang bagi tirto untuk mengambil tenaga termpil dari mahasiswa prodi kami dan jika ada lowongan magang bisa disounding ke kami,” tandasnya

Menarik sekali ya comms, kita tunggu program Tirto Road to Campus tahun ini ya.

 

Friendster
Reading Time: 2 minutes

Salah satu media sosial yang sempat menjadi idola tahun 2000an yakni Friendster kini kembali lagi. Tercatat hingga tahun 2011 pengguna Friendster mencapai 115 juta pengguna, sayangnya platform ini resmi ditutup tahun 2015. Namun di tahun 2024 nenek moyang media sosial bangkit lagi. Hingga hari ini, 30 januari 2024 sudah ada antrean lebih dari 131 ribu yang ingin kembali mencoba mendaftar.

Jika melihat tren pengguna media sosial saat ini telah didominasi oleh Gen Z sebut saja Facebook dari 198 juta pengguna di Indonesia lebih dari 60% penggunanya adalah Gen Z, begitupun dengan TikTok serta Instagram. Namun, akankah Gen Z tertarik dengan Friendster?

Mungkin bagi Gen Z tak cukup familiar dengan Friendster, berikut ulasan sedikit terkait media sosial yang sempat mati suri. Media sosial asal Filipina ini mulai berdiri sejak 2001 oleh Jonathan Abrams. Dalam platform ini pengguna dapat mengirim pesan, menulis komentar, memposting, hingga berbagi konten.

Nama Friendster berasal dari kata yakni Friend yang berarti teman dan Napster yang artinya fenomena. Puncak kesuksesannya pada tahun 2008 dengan pengguna bulanan sekitar 37,1 juta membawa media sosial ini mendapat suntikan dana lebih dari 50 juta dolar.

Lima tahun sebelumnya pada 2003 Google sempat ingin membeli Friendster seharga 30 juta dolar namun tawaran tersebut ditolak. Hingga akhirnya popularitas Friendster meredup pasca kemunculan Facebook. Media sosial bikinan Mark Zuckerberg terus melakukan modifikasi hingga memenangkan pasar.

Akankah ada kejutan menarik yang akan dibawa Friendster setelah come back, pada laman resminya tertulis “A NEW ERA OF PERSONALIZED NETWORKING” disusul dengan “Bringing it Back to the People”.

Nampaknya Friendster telah belajar dari kegagalan masa lalunya, hingga meyakinkan dengan kalimat persuasif “Temukan kembali pesona era awal jejaring sosial, yang kini diremajakan dengan sentuhan kontemporer. Friendster lebih baik dari sebelumnya dan untuk semua orang”.

Salah satu pengguna lawas Friendster yakni Putri Asriyani mengaku ingin mencoba dan bernostalgia dengan media sosial yang dulu membawanya berselancar mencari kenalan baru.

“Boleh (mencoba menggunakan) ingin bernostalgia. Dulu sekitar tahun 2007 pakai, di Friendster yang aku lakukan adalah membuat profil, upload foto hampir sama seperti facebook tapi lebih nyaman pakai facebook. Ajang chat cari kenalan, terus tukeran nomor HP. Kendalanya internet saat itu tidak seperti sekarang, harus ke warnet dulu,” ujarnya.

Tak hanya Putri, sambutan hangat juga datang dari pengguna lawas lainnya yakni Pambudi Wicaksono yang telah mendaftar dalam antrean.

“Iya aku sudah daftar Friendster,” ungkapnya.

Jika pengguna lawas telah menanti ingin bernostalgia, bagaimana dengan Gen Z? Hingga saat ini belum ada data atau survei terkait ketertarikan Gen Z terkait apakah inggin mencoba menggunakan Friendster.

Namun salah satu Gen Z generasi awal yakni Ajeng Putri Andani menyebut belum tertarik untuk mencoba daftar karena telah memiliki deretan media sosial di gadgetnya.

“Enggak tertarik, sosmedku terlalu banyak,” tandasnya.

Namun jawaban tersebut belum mampu mewakili suara Gen Z terkait hal ini. Lantas bagaimana denganmu Comms akankah tertarik menjajal menggunakan Friendster?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Wisuda
Reading Time: 2 minutes

Pelaksanaan wisuda pada Sabtu, 27 Januari 2023 menjadi momen istimewa khususnya untuk para wisudawan dan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia. Lantas apa saja hal Istimewa tersebut?

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Universitas Islam Indonesia sebanyak 717 wisudawan yang terdaftar pada periode 3 Tahun Akademik 2023/2024. Wisuda dilaksanakan pada 27 Januari dan 28 Januari 2023. Prodi Ilmu Komunikasi yang tergabung pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya mendapat giliran pada pada tanggal 27 Januari bersama beberapa fakultas lain yakni Bisnis dan Ekonomika, Teknik Sipil dan Perencanaan, serta Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam.

Dua hal paling berkesan pada pelaksanaan tersebut antara lain, jumlah wisudawan dari Prodi Ilmu Komunikasi mendominasi di FPSB yakni sebanyak 35 wisudawan. Pencapaian ini tentu menjadi prestasi yang perlu dipertahankan.

Ketua prodi Ilmu Komunikasi UII, Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Tak hanya itu pihaknya berharap kesuksesan menyertai para wisudawan.

“Wisudawan dari Ilmu Komunikasi di tingkat Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya jumlahnya paling banyak 35 orang. Sehingga kami bisa mengatakan pencapaian ini mudah-mudah terus baik lagi bagi Prodi untuk meluluskan wisudawan dan tentu saja untuk wisudawan selain ucapan selamat saya selaku Ketua Program studi juga berharap kesuksesan menanti kalian. Untuk yang bekerja, melanjutkan studi, maupun rencana-rencana lainnya,” harapnya.

Tak hanya itu, momen Istimewa lain datang dari salah satu wisudawati Prodi Ilmu Komunikasi yakni Luna Ananda Gusta, dirinya ditunjuk menjadi perwakilan wisudawan untuk memberikan sambutan di depan wisudawan dan para wali.

“Wisuda kali terasa Istimewa untuk Prodi, karena wisudawan dari Prodi ilmu Komunikasi mewakili menyampaikan kata sambutan mewakili para wisudawan,” tambah Kaprodi Ilmu Komunikasi UII.

Dalam kesempatan berbeda Luna, sapaan akrabnya juga menyampaikan ras syukurnya setelah melewati studi di prodi ilmu Komunikasi UII. Ia menyebut banyak pengalaman luar biasa yang tentu akan menjadi bekalnya menyambut masa depan.

“Rasa Syukur yang tiada henti bisa berkuliah di prodi Ilmu Komunikasi UII. Mendapat banyak pengalaman yang luar biasa selama menjadi bekal untuk menghadapi masa yang akan datang dan tentunya menantang. Banyak ilmu yang saya dapat selama proses perkuliahan baik segi akademik maupun non akademik yang sangat membantu saya dalam menghadapi dunia kerja,” ungkap Luna.

Dari 35 wisudawan Prodi Ilmu Komunikasi UII peraih IPK tertinggi adalah Muhammad Elroy Arsy yakni 3,89, lalu disusul Rifka Annisa Hidayati 3,86, dan Luna Ananda Gusta 3,84.

Daftar Wisudawan Prodi Ilmu Komunikasi UII

1.     Wahyu Setiani
2.     Muhammad Ramadhani Pradana
3.     Rissa Dwi Indah Syahputri
4.     Yurdhika Anna Ridwan
5.     Marsel Supianto
6.     Anggita Cahya Pratiwi
7.     Winesti Rahayu
8.     Raja Indra Bangsawan
9.     Rohaizha Anindhita
10.  Salwa Putri Nabilah
11.  Falha Kaysa
12.  Rifka Annisa Hidayati
13.  Naufal Rafif Febrian
14.  Roro Indah Sri Lestari
15.  Maitsa Safira Nuraini
16.  Muhammad Elroy Arsy
17.  Rahmadhani
18.  Luna Ananda Gusta
19.  Farira Zahra Putri
20.  Diko Naufal Milenio
21.  Muhammad Hanif Fais
22.  Della Septiana Sylva
23.  R. Wisnu Bayu Santiko
24.  Bima Wahyu Pramudya
25.  Aliefia Risha Az-Zahra
26.  Tri Lufajar Aditiya
27.  Fadzlurrahman Alqadri
28.  Kusuma Syah Alam
29.  Desti Ramadhani
30.  Ahmad Windy Rinaldy
31.  Tasya Shiffa Kamila
32.  Dwiki Arie Harnoko
33.  Vina Ndaru Salasia
34.  Putri Rosenda Uswatun Khasanah
35.  Fachrul Julian

Itulah deretan momen Istimewa terkait pelaksanaan wisuda periode 3 Tahun Akademik 2023/2024. Bagi kamu yang sedang mempersiapkan kelulusan semangat ya Comms.