Pilmapres

Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) telah menyelesaikan rangkaian penilaian kompetisi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) UII Tahun 2023.  

Hasil Pengumuman PILMAPRES UII telah resmi diunggah melalui laman kemahasiswaan.uii.ac.id pada Selasa, 28 Maret 2023. Dalam pengumuman tersebut terpilih 3 pemenang dari jenjang S1 dan 2 pemenang dari D3. 

Perwakilan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi yakni Muhammad Fahrur Rozi berhasil meraih juara ketiga. Rozi merupakan ilustrator yang memiliki segudang prestasi di tingkat nasional maupun internasional. 

Gagasan kreatif yang mengantar Rozi meraih juara ketiga PILMAPRES UII adalah soal idenya yang ingin membawa sanggar seni pertunjukan budaya yang mulai tergerus zaman dikenal luas masyarakat khususnya generasi muda. 

“Gagasan saya kemarin judulnya Lakubudaya. Platform digital untuk memasarkan sanggar pertunjukan seni budaya. Latar belakang saya membuat ide itu, melihat masalah pertunjukan seni budaya yang makin jarang,” jelasnya saat dihubungi oleh tim Prodi Ilmu Komunikasi pada Rabu, 29 Maret 2023. 

Lakubudaya yang dipaparkan Rozi harapannya dapat menjadi mobile application yang memudahkan pemasaran di bidang seni pertunjukan budaya. Dalam ide gagasan tersebut disebutkan proses produksi mobile application Lakubudaya dilakukan setelah menetapkan desain produk dengan menggunakan Android Studio. Android Studio adalah IDE (Integrated Development Environment) resmi dari Google untuk pengembangan aplikasi Android. 

Dengan mengikuti PILMAPRES UII Rozi menyebutkan jika dirinya mendapatkan wawasan baru, pengalaman, dan inspirasi tentunya. 

“Dari proses panjang itu, aku sendiri dapat banyak banget wawasan baru, pengalaman, dan inspirasi dari peserta lain. Diseleksi MAPRES, aku ketemu orang-orang hebat di bidang masing-masing gitu. Alhamdulillah juga bisa meraih hasil juara 3, tapi insyaAllah di kesempatan berikutnya aku mau berusaha lagi agar bisa mewakili Prodi Ilkom dan UII,” tandas Rozi. 

Sebelumnya rangkaian PILMAPRES UII telah dilaksanakan sejak 12 Januari hingga 28 Maret 2023 melalui berbagai tahapan yakni seleksi kelengkapan berkas, penilaian presentasi karya ilmiah (gagasan kreatif/produk inovatif), penilaian presentasi menggunakan Bahasa Inggris, dan penilaian prestasi/capaian unggulan.  

Berdasarkan hasil penilaian/penjurian, diperoleh hasil PILMAPRES UII Tahun 2023 Tingkat Sarjana adalah sebagai berikut: 

Peringkat  Nama  NIM  Fakultas  Prodi 
JUARA I  Adilla Pratama Putri  21613307 

 

FMIPA 

 

S1 – Farmasi Internasional Program 
JUARA II  Qurrotu Aini Laila Romadhoni  20613033 

 

FMIPA 

 

S1 – Farmasi 
JUARA III  Muhammad Fahrur Rozi 

 

21321207 

 

FPSB 

 

S1 – Ilmu Komunikasi 

 

Berdasarkan hasil penilaian/penjurian, diperoleh hasil PILMAPRES UII Tahun 2023 Tingkat Diploma adalah sebagai berikut: 

Peringkat  Nama  NIM  Fakultas  Prodi 
JUARA I  Eriko Elsa Daje 

 

20231063 

 

 

FMIPA 

 

D3 – Analisis Kimia 

 

JUARA II  Astrid Yuliana  21231061 

 

 

FMIPA 

 

D3 – Analisis Kimia 

 

Selanjutnya, teknis penyerahan hadiah/penghargaan serta persiapan untuk pengiriman Juara PILMAPRES UII ke tingkat regional dan/atau nasional akan dikoordinasikan oleh Divisi Pembinaan Kepribadian & Kesejahteraan DPK UII. 

Film horor paling laris di Indonesia

Data menunjukkan jika genre film di Indonesia yang paling laris adalah film horor. Namun, menariknya rata-rata semua hantu dalam film horor selalu diwakili oleh perempuan. Kenapa demikian? Simak fakta dan data berikut ini.  

Tahun 2022 lalu film horor yang berjudul “KKN di Desa Penari” dinobatkan sebagai film terlaris sepanjang masa di Indonesia karena berhasil ditonton oleh 9,2 juta penonton. Hantu perempuan yang menjelma sebagai Badarawuhi menjadi ikon seramnya film “KKN di Desa Penari”.  

Lanjut lagi, menilik ke belakang tahun 2018 berdasarkan data yang dihimpun oleh Databoks Katadata, dari 13 judul film terlaris tahun 2018, 6 di antaranya ditempati oleh film bergenre horor. Deretan enam judul film bergenre horor tersebut cukup memikat pemirsa layar lebar dan meraih jumlah penonton lebih dari 1 juta.  

Enam film tersebut di antaranya Suzzanna: Bernafas dalam Kubur lebih dari 1 juta penonton, Sebelum Iblis Menjemput 1,1 juta penonton, Kuntilanak 1,24 juta penonton, Jailangkung 2 1,5 juta penonton, Asih 1,7 juta penonton, serta Danur 2: Maddah 2,6 juta penonton.  

Artinya masyarakat Indonesia memang gemar menonton film bergenre horor alasan praktisnya, “Daya tarik film-film horor itu terkait erat dengan jiwa orang Indonesia dan umumnya melekat pada budaya Timur yang dianggap identik dengan mistisisme dan kejadian makhluk supernatural dan peristiwa-peristiwa mistik”. (Jurnal ProTVF, Volume 4, No. 1, 2020)  

Lantas kenapa hantunya harus perempuan? Dari deretan film yang telah disebutkan di atas bisa dikatakan seluruhnya menampilkan hantu perempuan demi menyukseskan alur cerita. Apakah perempuan memang diidentikkan dengan hal mistis penuh keseraman?  

Kenapa perempuan selalu menjadi objek hantu?  

Menengok ke belakang ternyata film-film horor telah mengalami dinamika dari berbagai hal mulai dari narasi dan sinematografi. Narasi horor yang dibangun dari folklore (cerita rakyat atau budaya) beralih menjadi narasi urban legend (legenda urban atau kontemporer).  

Namun yang tak berubah adalah sosok perempuan sebagai perwujudan hantu dan menghantui dengan berbagai teror. Tercatat pasca reformasi beberapa film horor seperti Kuntilanak (2006), Suster Ngesot the Movie (2007) secara dominan menampilkan hantu perempuan sebagai antagonis.  

Artinya ada ketimpangan representasi perempuan dibandingkan dengan laki-laki dalam sejarah film horor di Indonesia, ditambah kerasnya budaya patriarki dan misogini.  

Melansir dari hasil riset Justito Adiprasetio dan Annisa Winda Larasati yang diterbitkan pada Juni 2022 lalu menampilkan data yang begitu kontras terkait pemilihan pemeran hantu di Indonesia.  

Dari 559 film horor Indonesia yang terbit selama periode 1970-2019 menunjukkan bahwa perempuan sangat dominan direpresentasikan sebagai hantu dan karakter utama. Setidaknya 60,47 persen atau 338 film horor sosok hantu diperankan oleh perempuan, sementara 24,15 persen atau sekitar 135 film horor pemeran hantunya adalah laki-laki.  

Sisanya film horor yang menampilkan posisi peran berimbang hantu laki-laki dan perempuan hanya 15,38 persen atau 86 film saja.  

Saat menonton film horor Indonesia tentu kita menyadari tiga hal yang tak mungkin terlewat yakni komedi, seks, dan religi. Teranyar, film KKN di Desa Penari juga menceritakan bagaimana perempuan berbuat ulah hingga terjadi kekacauan serta eksploitasi seksual. Sementara sosok Mbah Buyut (laki-laki) bertindak sebagai pihak yang menyadarkan, menyembuhkan, dan mengusir hantu. 

Perempuan yang menjadi hantu biasanya berawal dari ketidakadilan dari laki-laki, mereka bangkit membalas dendam. Namun narasi yang dibangun dari menuntut ketidakadilan berubah menjadi monster antagonis.  

“Film horor hampir selalu menampilkan paradoks atas sosok perempuan. Di satu sisi, mereka dikonstruksi sebagai korban, sedangkan di sisi lain, mereka punya sifat layaknya monster. Perempuan dalam film awalnya ditampilkan sebagai korban, lalu kemudian berubah menjadi hantu yang menampilkan sisi monster.” (Dominasi hantu perempuan dalam film horor Indonesia)  

Artinya ada justifikasi terhadap perempuan, perempuan dianggap “seharusnya” tidak boleh melawan agar diterima secara sosial, kultural, dan seksual. Femininitas dikonstruksikan sebagai hal mengganggu sistem, identitas, dan tatanan serta tidak taat pada posisi, batas, dan aturan yang ada. 

Lantas bagaimana agar peran ini menjadi adil bagi perempuan? Menyambut Hari Film Nasional (HFN) dirayakan setiap tahun, pada 30 Maret 2023 sesuai dengan tema HFN tahun ini yakni “Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan”, perlu campur tangan perempuan dalam dunia film horor terutama dalam segi gagasan, ide, hingga produksi.  

Minimnya sutradara perempuan dalam produksi film horor disinyalir membuat kuatnya budaya patriarki dan misogini. Tentunya industri film horor Indonesia sangat membutuhkan perspektif perempuan di tengah dominasi sutradara laki-laki. Hal ini diperlukan demi meningkatkan kualitas film di Indonesia serta ajang refleksi ekosistem industri perfilman. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Malam lailatul qadar

Umat muslim di seluruh dunia tentu berharap mendapatkan atau berjumpa dengan malam lailatul qadar yang hanya datang pada bulan suci Ramadan. Lantas mengapa malam lailatul qadar begitu didambakan?  

Malam lailatul qadar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah disebutkan memiliki nilai yang lebih baik dari seribu bulan. Sehingga malam lailatul qadar disebut sebagai malam yang indah penuh kemuliaan. Tak hanya itu, seorang muslim yang melaksanakan kebaikan pada malam lailatul qadar dianggap telah mengerjakan selama seribu bulan yakni sekitar 83-84 tahun. 

“Syekh Muhammad Abduh memaknai kata “al-Qadar” dengan kata “takdir”. Ia berpendapat demikian, Allah s.w.t. pada malam tersebut mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Khittah yang dijalani itu, sekaligus melepaskan umat manusia dari kerusakan dan kehancuran yang waktu itu sedang membelenggu mereka. (Hasbi Ash Shiddieqy, 1996: 247).” 

Sementara arti kata “al-Qadar” juga diartikan “al-Syarf” yang artinya mulia (kemuliaan dan kebesaran). Allah s.w.t. telah mengangkat kedudukan Nabi-Nya pada malam Qadar dan memuliakannya dengan risalah serta membangkitkannya menjadi Rasul terakhir.  

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بِإِذۡنِ رَبِّهِم    مِّن كُلِّ أَمۡرٖ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ   

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. al-Qadr, [97]: 1–5). 

Cara mendapatkan malam lailatul qadar 

Tak satupun manusia yang mampu memprediksi secara tepat dan memastikan kapan malam lailatul qadar datang. Karena begitu mulia dan agungnya malam lailatul qadar sehingga tidak terjangkau oleh nalar manusia.  

Ahli tafsir, Prof Quraish Shihab dalam bukunya (Membumikan Al-Qur’an, 1999) menjelaskan bahwa semua uraian Al-Qur’an yang dimulai dengan wama adraka menunjukkan bahwa sesuatu itu tidak terjangkau atau hampir tidak terjangkau oleh nalar manusia. 

Di dalam Qur’an Surat Al-Qadr ayat 2 dijelaskan, wama adraka ma lailatul qadar (dan tahukah kamu malam lailatul qadar itu?). Wahyu Allah SWT tersebut ingin menegaskan bahwa betapa mulianya malam lailatul qadar. 

Meski tak dapat diprediksi umat muslim dapat mempersiapkan diri untuk bertemu dengan malam lailatul qadar. Caranya dengan mempersiapkan sejak awal Ramadan datang dengan memperbaiki ibadah. Berikut dua cara mempersiapkan diri untuk mendapatkan malam lailatul qadar. 

Pertama, melakukan kebaikan karena pada malam lailatul qadar Malaikat turun (QS Al-Qadr: 4). Ketika Malaikat turun dan mengunjungi seseorang, Malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja. Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik secara kontinu dan tidak menunda-nunda untuk membantu sesama. 

Kedua, di malam lailatul qadar ada kedamaian sampai fajar (QS Al-Qadr: 5). Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Termasuk tidak mengambil hak orang lain demi mewujudkan kesejahteraan. 

Tanda-tanda datangnya malam lailatul qadar 

Datangnya malam laitul Qadar memang tidak seorang pun mengetahui. Apakah tanda-tanda malam lailatul qadar seperti membekunya air, heningnya malam, dan menunduknya pepohonan? Menanggapi hal tersebut Prof Quraish Shihab menegaskan bahwa seorang muslim wajib untuk mengimani malam lailatul qadar berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (baca QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (baca QS Ad-Dukhan: 3). 

Selanjunya menurut pendapat Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M). Salah satu ulama hadits terkemuka dari mazhab Syafi’i dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar. Berdasarkan 45 pendapat tersebut, yang paling unggul atau rajih adalah tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadan. 

Kesalahan

Menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan tentu tidak hanya sekedar bersusah payah menahan haus dan lapar saja demi meraih pahala dan ridho Allah SWT. Kerap kali manusia sebagai makhluk sosial bertindak berlebihan dalam menyikapi sesuatu.

Ada beberapa hal yang membuat kita kehilangan pahala puasa karena tindakan dan kesalahan yang sengaja kita perbuat. Beberapa dosa ini juga sering dilakukan karena dianggap sepele dan tidak berbahaya. Padahal jika kita berpikir secara mendalam, misalnya saat kita berkata dusta akan membahayakan banyak pihak.

Maka sudah sepatutnya bagi umat muslim memperhatikan keabsahan secara fiqih agar puasa yang kita kerjakan berkualitas. Setidaknya ada tiga hadits shahih tentang dosa yang dapat menghilangkan pahala puasa.

hl-Imam Nawawi mengatakan dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab bahwa kesempurnaan dan keutamaan puasa hanya akan diperoleh dengan menjaga dari perkataan yang tidak berfaidah dan perkataan yang buruk, bukan oleh sebabnya puasa menjadi batal. Berikut ini tiga hadits yang menjadi landasannya:

  1. Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah,

Pertama, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.”

  1. Hadits diriwayatkan Imam An-Nasai dan Ibnu Majah

Kedua, hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai dan Ibnu Majah dalam Sunannya, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak—ia berkata: “Hadits ini shahih sesuai syarat keshahihan hadits menurut standar Imam Al-Bukhari”—. Hadits ini diriwayatkan juga dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إلَّا السَّهَرُ

Artinya, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan hausnya saja. Berapa banyak orang yang bangun malam, tidak mendapat pahala kecuali hanya bangun malamnya saja.”

  1. Hadits diriwayatkan Al-Baihaqi dan Al Hakim

Ketiga, hadits riwayat Al-Baihaqi dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak—ia berkata: “Hadits ini shahih sesuai standar keshahihan hadits menurut Imam Muslim”—. Hadits ini diriwayatkan juga dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ الصِّيَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

Artinya, “Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji”.

Hukum menggosip

Salah satu kebiasaan buruk yang sulit dihindari oleh semua orang adalah menggosip. Menggosip atau membicarakan keburukan bahkan aib orang lain sering kali menjadi pembuka obrolan yang mengasyikkan.

Lantas bagaimana hukum menggosip saat sedang berpuasa? Padahal seharusnya bulan Ramadan menjadi momentum yang baik untuk menyempurnakan ibadah seorang muslim untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Mungkin sebagian orang tanpa sadar akan sangat mudah membicarakan keburukan orang lain tanpa sadar hal ini akan mengganggu ibadah puasa kita. Perlu diketahui, dalam Al Qur’an perbuatan gosip dianggap sebagai tindakan keji.

Bahkan gosip diibaratkan dengan memakan daging saudara sendiri, buruknya perbuatan menggosip dianggap sebagai perilaku yang menjijikkan. Berikut firman Allah SWT tentang perbuatan menggosip.

Allah SWT berfirman:

أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya, “Adakah seorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12).

Hukum menggosip saat puasa

Syekh Zainuddin Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari (wafat 987 H/1579 H) seorang pakar fiqih dari India dan penulis Kitab Fathul Mu’in menyebutkan pahala puasa akan sirna karena perbuatan menggosip. Dengan menggosip, orang berpuasa hanya akan mendapatkan lapar, dahaga dan beban dosa.

“Di antaranya hal-hal yang sangat disunnahkan bagi orang yang berpuasa adalah mencegah mulut dari setiap ucapan yang diharamkan, seperti berbohong, menggosip, dan mengumpat. Sebab semua itu melebur pahala puasa sebagaimana dijelaskan secara terang-terangan oleh para ulama, ditunjukkan oleh hadits-hadits shahih, disampaikan secara nash atau jelas tanpa bisa dipahami dengan maksud lain oleh Imam As-Syafi’i dan para Ashabnya, dan ditetapkan oleh Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’.”

Demikian dijelaskan oleh Syekh Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam Kitab Fathul Mu’in yang dicetak bersama Hasyiyah I’anatut Thalibin, juz II, halaman 250.
Hadits yang menunjukkan bahwa gosip dapat melebur pahala puasa antara lain:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالْشُّرْبِ فَقَطْ؛ الصِّيَامُ مِنَ الْلَّغْوِ وَالْرَّفَثِ. رواه الحاكم

Artinya, “Puasa itu tidak hanya dari makan dan minum. Tapi puasa itu juga dari perkataan kotor (termasuk menggosip) dan perkataan mesum.” (HR Al-Hakim).

مَنْ لَم يَدَعْ قَوْلَ الزُوْرِ والعَمَلَ بِهِ والجَهْلَ فَلَيْسَ للّه حَاجَةٌ فِي أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ. رواه البخاري

Artinya, “Siapa saja yang tidak meninggalkan ucapan yang batil (termasuk menggosip), melakukan kebatilan dan kebodohan, maka tidak ada hajat bagi Allah dalam puasa yang dilakukannya dengan meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al-Bukhari).

Cara agar puasa kita diterima

Lantas apakah dosa kita yang menggosip tidak diampuni oleh Allah SWT, bagaimana agar puasa kita diterima? Salah satu cara agar kesalahan kita diampuni adalah dengan cara bertobat. Ada beberapa cara bertobat yang bisa kita lakukan dengan berbagai ketentuan.

Merujuk Syekh Muhammad bin Salim Babashil dalam Kitab Is’adur Rafiq juz II halaman 143-144, cara tobat dari dosa menggosip adalah dengan melakukan empat hal sebagai berikut:

1. Menyesali gosip yang telah dilakukan.
2. Segera menghentikan perbuatan menggosip orang saat itu juga.
3. Berketetapan hati atau bertekad bulat tidak akan mengulanginya lagi.
4. Meminta kehalalan atau kerelaan dari orang yang digosip secara langsung.

Perlu diketahui, untuk poin keempat bersifat kondisional karena ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, pelaku gosip harus jujur dan menjelaskan secara detail gosipnya dan dengan siapa saja menggosipkannya.
Kedua, apabila pengakuan gosip yang detail akan menimbulkan bahaya pada diri pelaku dan orang lain serta memperburuk keadaan serta fitnah-fitnah lainnya maka pengakuan tersebut justru tidak boleh dilakukan.

 

CGE Day 2

Colaborative Global Experience (CGE) 2023 merupakan bentuk kegiatan berbasis kebudayaan dan sharing pengalaman dua universitas yakni Universiti Utara Malaysia dan Universitas Islam Indonesia yang diwakili oleh Program Studi Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional. 

Pada hari kedua kegiatan yang dilakukan di Kota Yogyakarta serta kampus terpadu Universitas Islam Indonesia tentu menyimpan keseruan yang tak akan terlupakan bagi delegasi dari UUM. Bagaimana tidak, para buddies dari UII turut serta mendampingi tamu untuk berkeliling Kota Yogyakarta pada Minggu, 19 Maret 2023. 

Sebelumnya dosen Prodi Ilmu Komunikasi Bapak Muzayin Nazaruddin S.Sos., M.A. sedikit memberi gambaran tentang kegiatan yang bertajuk “Community Enggagement Program in Yogyakarta City” dengan menjelaskan bagaimana pusat Kota Yogyakarta yang berkaitan dengan kerajaan Nusantara di Indonesia dengan simbol Tugu Jogja. 

“Here of Nusantara kingdom, not only Yogyakarta. So kingdom in Southeast Asia usually idea of Mandala. Anyone know about mandala? in english is like the idea of eight corner in philosophy in a previous stories as the archipelago the physical symbolism now realize is like in candi borobudur or borobudur temple if you take a look,” jelasnya kepada seluruh delegasi UUM. 

Kegiatan itu diawali dari titik Tugu Jogja atau Jalan Mangkubumi hingga Masjid Gedhe Kauman yang terletak di sebelah barat Alun-alun Lor (Altar). Masjid yang berdiri sejak 29 Mei 1773 Masehi ini dipilih karena sejarah mencatat sebagai Kagungan Dalem Masjid Gedhe Kauman, yang tak terpisahkan dari Kesultanan Yogyakarta. Masjid ini menjadi penanda Yogyakarta sebagai kerajaan Islam.  

Sementara, tata ruang ibu kota kerajaan yang menempatkan keraton sebagai pusat pemerintahan, pasar sebagai pusat ekonomi, dan tempat peribadatan sebagai pusat agama dalam posisi seperti ini, telah dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Jawa semenjak era Majapahit. 

CGE 2023

CGE 2023 Dy 2, delegasi UUM bersama para buddies dari UII explore Yogyakarta

Salah satu delegasi dari UUM yakni Muhammad Danish cukup terkesan dengan kegiatan siang itu. Ia menyebut jika kita turut menjaga kebudayaan agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. 

“Jogja ini sebagai kota Historical, terdapat banyak tempat-tempat historical yang kita boleh belajar dari segi sejarahnya. Marilah kita menegakkan kebudayaan dan sejarah-sejarah histori di kota ini supaya dia tak lapuk di hujan tak lekang di panas. Kebudayaan itu tidak ditinggalkan dan bisa diwarisi,” jelasnya. 

Danish juga takjub dengan arsitektur di sepanjang Tugu Jogja hingga Alun-alun Utara terkait dengan ketinggian bangunan yang tak memperbolehkan melebihi tinggi candi. 

“Macam aku lihat desain-desain bangunannya tidak terlalu tinggi, karena aku belajar daripada teman-teman yang tidak boleh ada bangunan tidak jauh lebih tinggi daripada temple dan jalannya juga tidak boleh dibesarkan,” tegasnya. 

Selanjutnya kegiatan ditutup dengan “Serumpun Cultural Night & Farewell Dinner” yang digelar di Gedung Kuliah Umum Sardjito UII. Agenda itu diisi dengan penampilan dari UUM dan UII. 

Pihak UUM menampilkan Theatre of Magika serta tari tradisional, sementara pihak UII menampilkan tarian nusantara. Salah satu dosen UUM Dr. Nor Azura Binti A. Rahman menyebut jika agenda yang berlangsung hari itu membuatnya takjub dan belajar banyak hal dari masyarakatnya yang ramah. 

“We have international mobility programme, This morning was really excited me is that we went tourism Malioboro Street. Many people was interesting and amazing all the shop open,” jelasnya. 

Ia juga menambahkan jika masyarakat di Yogyakarta sangat terbuka dan memiliki sikap yang hangat dengan orang yang datang dari luar kota bahkan negara. Dr Azura mencoba berbincang dengan turis yang berasal dari Bantul, menariknya justru ia mendapatkan banyak insight menarik. 

“So we try to find tourist from Jogja and finally i find one from Bantul, he tell me what interesting about Jogja and i really respect him, actually warm welcome. He Knows i am not from Indonesia but the culture of Jogja people very welcome,” tandasnya. 

International Seminar
CGE UUM dan UII

Dr. Zaki Habibi menyambut delegasi di Prodi Ilmu Komunikasi UII

Collaborative Global Experience (CGE) 2023 merupakan kegiatan kolaborasi antara Universiti Utara Malaysia (UUM) dengan Universitas Islam Indonesia (UII) khususnya Prodi Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional yang berlangsung pada 17-19 Maret 2023. 

Kegiatan CGE diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa berbagai jurusan UUM ini bertujuan untuk menjalin kolaborasi kedua universitas. Dalam agenda internasional tersebut kegiatan difokuskan pada segi akademik dan sosial budaya. 

CGE dibuka dengan International Seminar yang bertajuk “Discovering Fresh Perspectives in Indonesian-Malaysian Relations: Multidimensional Approache” beberapa pembicara yang tergabung diantaranya Dr. Nor Azura Binti A. Rahman (UUM), Muzayin Nazaruddin S.Sos., M.A. (Prodi Ilkom UII), Hadza Min Fadhli Robby, S.I.P., M.Sc. (YBW UII), dan Rizki Dian Nursita , S.IP., M.H.I (Prodi HI UII). 

Setelah International Seminar berlangsung dilanjutkan dengan kunjungan ke Prodi Ilmu Komunikasi, para buddies mendampingi delegasi UUM untuk melakukan sharing session dan room tour di Prodi Ilmu Komunikasi terkait dengan fasilitas dan sistem penunjang kegiatan akademik. 

Delegasi CGE 2023

Delegasi dari UUM dan UII yang mengikuti CGE 2023

Kunjungan tersebut dibuka dengan salam hangat dari Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi UII Dr. Zaki Habibi, pihaknya sedikit bercerita dengan sedikit candaan khas soal lokasi Prodi Ilmu Komunikasi UII. 

“In this level Departemen of Communications is actually located in term of full the administration offices as well as the laboratory. as maybe in the morning you all have been introduced in terms of our faculty located in 3 different buildings. you will explore there as well while walking the temple. so in terms of student activity, class activity,” jelasnya. 

“So we see that this university is quite pack, have you struggle to find the park? the bus? yes UII bus. so it si kinda like VVIP right?,” guraunya kepada pihak UUM. 

“So today we have vacation like in malaysia or we call it wisuda, a ceremony for graduate especially for bachelor and master program toward the whole university. well there will be a time to discuss to talk with me and my staff that one of our staf mbak Desya. We will met to other as well i need the help from the fellow buddies in term of organizing while we will meet,” terangnya. 

Setelah sambutan dilanjutkan dengan sharing session dari perwakilan mahasiswa UUM serta UII. Dalam sharing session tersebut masing-masing delegasi lebih banyak menceritakan soal kegiatan akademik hingga outputnya. 

Sesi kunjungan di Prodi Ilmu Komunikasi UII ditutup dengan room tour melihat bagaimana fasilitas penunjang praktik akademik untuk mahasiswa. Suasana yang tercipta sungguh hangat, para dosen, buddies, serta delegasi UUM saling bertukar perspektif. 

Hari pertama ditutup dengan kunjungan ke Candi Kimpulan yang terletak di tengah-tengah perpustakaan UII, para buddies menjelaskan bagaimana sejarah dan kebudayaan yang terukir pada relief.  

Perlu diketahui UII merupakan satu-satunya Universitas yang diwarisi Arca kebudayan bercorak Hindu. Terakhir makan malam bersama di Bale Roso dengan konsep lesehan yang menarik dan komunikatif. 

Sharing session
Sharing Session Unisa

Sharing session A to Z Prodi Komunikasi Unisa kepada Prodi Ilmu Komunikasi UII

Prodi Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) melakukan kunjungan ke Prodi Ilmu Komunikasi UII untuk melakukan sharing terkait berbagai hal “A to Z” pada Selasa, 17 Maret 2023.

Kunjungan yang dilakukan Prodi Komunikasi Unisa bertujuan untuk melakukan sharing terkait dinamika kurikulum hingga proses akreditasi mengingat Prodi Komunikasi Unisa yang kini memasuki tahun ketujuh sejak berdiri pada tahun 2016 lalu.

Kaprodi Ilmu Komunikasi Unisa Bapak Ade Putranto Prasetyo Wijiharto Tunggali, M.A menceritakan dan meminta saran

“Prodi Komunikasi Unisa berdiri Tahun 2016, yang kedua dinamika luar biasa. Kita baru mengalami akreditasi B di tahun 2019. Awal berdiri Komunikasi wawasan kesehatan, namun berjalannya waktu merombak kurikulum dengan spesialisasi PR dan Jurnalisme,” jelasnya siang itu membuka sharing session.

Menanggapi hal itu, Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D membagikan pengalaman Prodi Komunikasi UII mulai dinamika akreditasi C menuju A hingga proses pengajuan Unggul.

“Pasang surut akreditasi Prodi Ilmu Komunikasi dari C langsung A, memang tidak mudah perlu perjuangan dan strategi, dari belum punya Doktor jadi mempunyai Doktor,” terangnya pada Selasa, 17 Maret 2023.

Beberapa strategi juga dibagikan oleh para dosen Ilmu Komunikasi UII yang saat itu turut menyambut kedatangan Prodi Komunikasi Unisa, salah satunya Bapak Dr. Zaki Habibi, M.Comms. Beliau banyak membagikan strategi kreatif yang telah dilakukan Prodi Komunikasi UII dalam perjalanannya.

Kunjungan Unisa

Room tour yang dilakukan Prodi Komunikasi Unisa di laboratorium Prodi Ilkom UII

“Banyak yang bisa kita gali, dari sisi pasar bisnis, gagasan, dan dari sisi mahasiswa,” ujarnya.

“Daripada kita hanya fokus dengan mengikuti negara dan universitas yang selalu diseragamkan dan berubah, ternyata fokus secara kolektif, individu bersama tanpa diformalkan menjadi cara yang bisa kita lakukan,” tambahnya.

Selaras dengan pendapat tersebut, Kaprodi Ilmu Komunikasi UII juga menekankan untuk melakukan strategi yang cerdas dalam membangun suatu institusi.

“Perlu kita kompromi, saat ini kita harus kerja cerdas. Salah satu peluang yang bisa dilakukan oleh Unisa adalah Komunikasi kesehatan yang diperkuat. Seperti dosen di Prodi Ilmu Komunikasi UII yang banyak dari kalangan aktivis sehingga kita memperkuat dengan branding “Communication for Empowerment”,” jelas Bapak Iwan Awaluddin, Ph.D.

Sharing session tersebut ditutup dengan room tour di Prodi Ilmu Komunikasi dari melihat laboratorium serta fasilitas Nadim sebagai penunjang kegiatan mahasiswa.

Beberapa dosen dari Unisa yang turut mengikuti kunjungan tersebut adalah Hari Akbar Sugiantoro, MA., Erwin Rasyid, M.Sc., dan Rinta Arina Manasikana, MA. Sementara dari Prodi Ilmu Komunikasi ada Ratna Permatasari, S.I.Kom., MA dan Narayana Mahendra P, S.Sos., MA.

Diskusi Rumah Perubahan

Digitalisasi tumbuh subur, netizen di Indonesia sangat mudah mengakses berbagai informasi melalui berbagai platform media sosial melalui Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, TikTok, bahkan WhatsApp Group.

Pada dasarnya alasan netizen mencari informasi pada platform tersebut lantaran kemudahan dan dengan kebiasaan sehari-hari. Mengakses media sosial telah menjadi rutinitas bahkan dari survei LIPI tahun 2018 setidaknya 3 jam 23 menit telah dihabiskan oleh netizen mengakses media sosial.

Tak mengherankan jika derasnya arus informasi membuat oversharing hingga menciptakan budaya “bar-bar” pada masyarakat itu sendiri. Intinya masyarakat mulai beralih dari media rujukan utama ke media sosial karena kemudahan.

Bahkan bisa dikatakan netizen justru sedikit yang merujuk informasi pada RRI, TVRI, dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal.

Mengapa hal itu bisa terjadi, apakah karena Lembaga Penyiaran Publik di Indonesia mulai tak pasti?

Pada momen peringatan satu dekade Rumah Perubahan Lembaga Penyiaran Publik (RPLPP) bekerja sama dengan Prodi Ilmu Komunikasi UII menggelar diskusi yang bertajuk “Masa Depan Lembaga Penyiaran Publik” pada Jumat, 10 Februari 2023 di Kafe Ra Kopiran Yogyakarta.

Diskusi tersebut membahas persoalan kompleks dalam Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Mulai dari pendanaan, regulasi, hingga independensi LPP itu sendiri.

LPP merupakan lembaga penyiaran berbadan hukum yang didirikan oleh negara bersifat independen, netral, dan tidak komersial. LPP berfungsi memberkan layanan bagi kepentingan masyarakat seperti TVRI, RRI, dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL).

Masalah yang dialami LPP terutama LPPL

Darmanto pendiri Rumah Perubahan menyebutkan jika sengkarut soal diskriminasi yang terjadi di daerah terutama perihal perizinan dan pendanaan perlu segera diselesaikan.

“Yang berbeda LPPL, disertasi saya tentang LPPL kondisinya komplek. Paling jelas bahwa LPPL mengalami diskriminasi. Dari proses perizinan, sama dengan swasta sementara RRI dan TVRI tidak. Kedua beban regulasi yang berat,” terang darmanto membuka diskusi.

Menurutnya masalah ini akan berpengaruh terhadap masyarakat yang akan kehilangan panduan rujukan utama. Sehingga butuh skema baru demi Lembaga Penyiaran Publik yang kuat.

“Masyarakat kehilangan panduan dalam rujukan utama. Kita perlu ada satu skema baru agar Lembaga Penyiaran Publik lebih kuat. Saya melihat ada kekuatan netizen dangkal, penuh amarah merusak demokrasi itu sendiri,” tambahnya.

Berdasarkan artikel yang dituliskan oleh Dosen Ilmu Komunikasi UII sekaligus pendiri Rumah Perubahan Masduki menyebut jika memasuki ulang tahun ke-10, tantangan terberat bagi advokasi penyiaran publik di Indonesia adalah kondisi RRI dan TVRI yang semakin tidak pasti, juga kondisi serupa pada LPP lokal. Hal ini terjadi lantaran negara tidak hadir dalam mengupayakan hak publik atas konten berkualitas di media publik.

Gagasan dan upaya mengurai masalah

Beberapa ide gagasan yang muncul dalam diskusi siang itu cenderung mengarah, berbagai praktisi dari LPPL berkumpul menyuarakan kendala yang dihadapi dan mulai menyusun strategi.

Konten

Salah satunya Alan Kosdana dari Batik TV Pekalongan, Ia menyebutkan jika memang netizen di Indonesia sangat “super power”. Batik TV tempat Ia bekerja merupakan media milik dinas yang kini terus membuat inovasi demi tetap hidup.

  1. “Posisioning Batik tv itu dimana. Batik tv selain dari dinas, harus menjaga Marwah. Mau tidak mau kita harus menyesuaikan dengan market, karena denial kalau tanpa model bisnis yang jelas. Kebutuhan masyarakat goalnya adalah keterbukaan dari publik,”
  2. “Netizen super power. Taktisnya, kita selalu mempunyai program dekat dengan masyakarat 6 kota di daerah tersebut. Biar kita relate dengan masayarakat,”
  3. “Konvergensi media sama dengan konvergensi value. Tapi sering terlewat valuenya tidak terkonvergensi. Kebutuhan masyarakat terpenuhi,” tandasnya.

Paulus Widyanto juga menyebutkan soal masa depan LPP yang harus menjadi penggerak.

  1. “Masa depan Lembaga Penyiaran Publik harus menjadi penerbit terbaik, penggerak trending, intergrated, memori arsip platform.”

Regulasi

Menurut Dewi Hernuningsih yang turut menyuarakan soal politisasi yang terjadi dalam kepengurusan dan menghambat kinerja LPP independen dan netral.

  1. “Didalam pemilihan Dewan Pengawas oleh DPR maka didalam pemilihan itu sudah ada nuansa-nuansa politisasi,”.
  2. “Mestinya ada pengawasan itu, politisasi ada sejak saat itu, proses assessment kompetensi, tpa, termasuk proper tes. Saya merasa itu syarat politisasi,”
  3. “Saya ingin menyampaikan harusnya saling dukung malah bisa saling menjatuhkan jika tidak memiliki hubungan dan komunikasi yang baik. Karena merasa diatas bisa melakukan apapun,”

Ia menyebut jika politisasi menjadi sumber konflik sehingga muncul paradok  UU dan PP di struktur organisasi, lantaran Dewas berada pada posisi paling tinggi yakni mengawasi dan menetapkan.

Masduki juga menyebutkan perlu

  1. “Indonesia membutuhkan sebuah institusi Lembaga yg benar-benar pro kepada publik dalam hal ini media. Kita dihadapkan dalam suatu hal yang komplek, dikuasai swasta”
  2. “Sekarang dikuasai penumpang gelap dari digitial, dan kita menghadapi krisis literasi, krisis bermedia secara sehat. Rumah perubahan sejak awal berada pada ideologi striktural. Bahwa pemerintah harus hadir. Masyarakat di Indonesia cenderung powerless.”
  3. “Dimana negara harus memberi dukungan uu khusus, negara memfalistisi public fund. Sekarang kompetisi pasar terbuka.”
  4. “Kita fokus trenasformasi kelembagaan, transformasi pola pikir dan platform digital. Kita punya modal sosial.”

Perlu diketahui Rumah Perubahan Lembaga Penyiaran Publik (RPLPP) merupakan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang bersifat non-profit dan didirikan untuk mendorong percepatan transformasi terwujudnya Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang independen, kuat, profesional, dan berstandar internasional.

Lembaga ini dibentuk pada tanggal 23 Februari 2013 di Yogyakarta. Para pendiri dan pengelola lembaga ini terdiri dari orang-orang yang memiliki komitmen untuk memajukan demokrasi melalui penguatan Lembaga Penyiaran Publik.

Viral kata Cuaks atau Chuaks

Viral di berbagai platform media sosial terutama TikTok dan Instagram Bahasa gaul ‘Cuaks’ atau ‘Chuaks’. Lantas apa artinya? Bagaimana penggunaannya?

Secara umum penggunaan kata ‘Cuaks’ selalu diucapkan pada akhir sebuah kalimat dengan nada sindiran. Ramai-ramai remaja mengekspresikan protesnya dengan akhiran ucapan ‘Cuaks’.

Bisa dikatakan jika ‘Cuaks’ adalah Bahasa gaul memiliki arti yang buruk atau negatif terhadap suatu gagasan. Seperti yang viral di akun TikTok milik @sastra.silalahii yang menyampaikan sindiran atas kasus Dandy Mario anak mantan pejabat Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Rafael Alun Trisambodo, menganiaya D pada 20 Februari 2023.

“Ke Rumah si Rojak lewat Jaksel, capek-capek bayar pajak anaknya bikin kesel, cuaks,”

“Nongkrong di balkon pakai xiaomi, anaknya pamer Rubicon, eh rakyat cuma bisa makan Indomie, cuaks,”

Hingga kini postingan tersebut telah ditonton 8,3 juta kali pengguna TikTok dan disukai oleh lebih dari 900 ribu pengguna.

Arti dan awal mula Bahasa gaul ‘Cuaks’

Sebelumnya Tretan Muslim dan Coki Pardede yang memperkenalkan kata-kata “Cuaks”. Stand Up Comedy tersebut menggunakan kata tersebut dalam konten yang mereka bagikan. Selanjutnya rama-ramai para pengguna mengikutinya.

Sementara menilik dalam KBBI, kata ‘Cuak’ tanpa ‘S’ berarti binatang (seperti kerbau, gajah) untuk memikat (gajah, kerbau liar) supaya dapat ditangkap.

Saat ini “Cuaks” diucapkan layaknya Bahasa gaul kalangan anak muda. Berdasarkan riset yang diterbitkan oleh Kemendikbud Bahasa gaul adalah salah satu cabang dari bahasa Indonesia yang diucapkan dalam Bahasa pergaulan sehari-hari.

Bahasa gaul mulai popular pada tahun 1980an sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri.

Alasan muncul kata ‘Cuaks’

Lantas mengapa orang-orang di Indonesia senang menciptakan Bahasa gaul? Berdasarkan hasil riset databoks Kata Data Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan jumlah Bahasa terbanyak.

Negara Indonesia menempati urutan kedua dengan jumlah 720 bahasa, sementara posisi teratas ditempati Papua Nugini yakni 840 bahasa. Dlanjutkan posisi ketiga Nigeria 537 bahasa, India 458 bahasa, Amerika Serikat 355 bahasa, Australia 318 bahasa, Tiongkok 307 bahasa, Meksiko 304 bahasa, Kamerun 279 bahasa, dan Brasil 240 bahasa.

Bisa jadi munculnya kosakata khas, fonem, dan diftong dalam Bahasa gaul lantaran beragamnya Bahasa yang digunakan di Indonesia.

Selain itu banyaknya kasus yang dilakukan oleh pejabat publik turut menyumbang masyarakat menyuarakan kekecewaan melalui ekspresi di media sosial. Lantas kamu sudah pakai kata “Cuaks” belum Comms?

 

Artikel ini ditulis oleh: Meigitaria Sanita