Reading Time: < 1 minute

 

Reading Time: < 1 minute

 

Reading Time: < 1 minute
 
VOLUME 7, NOMOR 2, APRIL 2013
 
 
Konflik Muslim Rohingya dalam Bingkai
Tiga Media Islam di Indonesia

Anggi Septa Sebastian & Iwan Awaluddin Yusuf
(177-188)
Reading Time: < 1 minute
 
 
VOLUME 7, NOMOR1 OKTOBER 2012
 

Media Relations 2.0

Mutia Dewi
(17-28)
Reading Time: < 1 minute
 
 
VOLUME 6, NOMOR 2, APRIL 2012
 
 
Fandom dan Konsumsi Media:
Studi Etnografi Kelompok Penggemar Super Junior, ELF Jogja

Ratna Permata Sari
(79-90)

Pemaknaan Maskulinitas pada Majalah Cosmopolitan Indonesia
Sumekar Tanjung
(91-104)

Representasi Pribumi dalam Iklan Surat Kabar Pandji Poestaka 1940-1941
Noveri Faikar Urfan
(105-120)

Speak Out Your Films:
When Asian Independent Film Festivals Send Messages to the World

Zaki Habibi
(121-134)

Analisis Framing Dugaan Korupsi Anas Urbaningrum
dalam Kasus Wisma Atlet pada Harian Kompas dan Jawa Pos

Tesa Herowana & Sumekar Tanjung
(135-148)

Opera Van Java di Mata Penonton Etnis Luar Jawa
(Kajian Etnografi Komunikasi Khalayak Penonton
dari Etnis Luar Jawa terhadap Tayangan Opera Van Java)

Annisa Risecha Junep
(149-162)

RESENSI BUKU
Jurnalisme "Kuno" Media Abad Ke-21

Narayana Mahendra Prastya
(163-172)

Reading Time: < 1 minute
 
 
 VOLUME 6, NOMOR 1, OKTOBER 2011
 
Reading Time: < 1 minute
LOWONGAN MAGANG
Untuk Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi UII
 
Rumah Perubahan Lembaga Penyiaran Publik (RPLPP) merupakan organisai nirlaba di Yogyakarta yang fokus kepada penguatan masyarakat sipil untuk mendorong perbaikan total terhadap Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI), membuka LOWONGAN MAGANG untuk mahasiswa, baik untuk memenuhi tugas mata kuliah K3 (Kuliah Kerja Komunikasi), maupun bagi mahasiwa yang ingin membentuk pribadi yang kritis, dinamis dan menambah pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat.
Untuk info lebih lengkap, silahkan DOWNLOAD DI SINI

 

Reading Time: < 1 minute
 Lembaga Penyiaran Publik (LPP) memiliki arti penting bagi sebuah negara. Adanya LPP memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi yang benar-benar independen dan berpihak kepada kepentingan publik. Itu sebabnya perlu adanya LPP yang berkualitas. Tentu banyak yang harus dilakukan demi mewujudkan hal tersebut. Pihak LPP dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mereka miliki guna menghadapi tantangan zaman. Tetapi LPP tidak bisa sendirian dalam meningkatkan kualitasnya. Kemauan politik dari pemerintah juga turut menentukan nasib dari LPP.
Artikel-artikel pada Jurnal Komunikasi Volume 7 Nomor 2, April 2013 kali ini membahas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI dan TVRI. Artikel yang membuka diskusi mengenai kondisi penyiaran publik di Indonesia ini berjudul “Revitalisasi RRI dan TVRI Menghadapi Pemilu 2014” yang ditulis oleh Ahmad Budiman. Dalam tulisannya, Budiman menegaskan pentingnya melakukan revitalisasi terhadap LPP RRI dan TVRI dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Pemilu tahun 2014. Menurut Budiman, sejumlah langkah dapat diambil untuk mewujudkan lembaga penyiaran publik yang benar-benar independen terutama saat memberitakan perhelatan Pemilu di Indonesia. Langkah-langkah tersebut adalah penyempurnaan atau perubahan UU Penyiaran yang lebih komprehensif, kontrol kualitas terhadap program yang menyiarkan tentang Pemilu, peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM)  penyiaran, serta penganggaran dana yang lebih memadai.

Reading Time: < 1 minute
 Public Relations (PR) merupakan bidang komunikasi yang masih bisa terus berkembang, baik dalam segi praktek mau pun dalam kajian akademis. Dalam praktek, perkembangan teknologi mempengaruhi bagaimana PR bekerja. Kehadiran media baru (new media) dan media sosial (social media) memberikan efek bagi praktek-praktek PR. Sementara dari segi bidang kajian akademik, harus diakui bahwa buku teks, teori, dan ilmu-ilmu PR yang dipelajari saat ini terlalu didominasi oleh perspektif Barat khususnya Amerika Serikat. Padahal cara pandang Barat tersebut belum tentu cocok apabila diterapkan dalam latar belakang budaya yang berbeda.
Berkaitan dengan perkembangan teknologi dan praktek PR, Jurnal Komunikasi Volume 7 Nomor 1, Oktober 2012 ini dibuka oleh artikel berjudul “Media Relations di Era Konvergensi Media” yang ditulis oleh Sumantri Raharjo. Artikel ini membahas fenomena konvergensi media dan pengaruhnya terhadap aktivitas media relations dari sebuah perusahaan. Menurut Sumantri, sangatlah penting bagi seorang pelaku PR untuk melakukan media mapping saat akan melakukan kerjasama atau sekadar menjalin hubungan dengan media massa. Pasalnya, kini satu perusahaan media bisa beranak-pinak dengan berbagai format dan ideologi. Kinerja dan citra yang ditampilkan sebuah media sangat dipengaruhi oleh media induknya. Maka, pegiat PR di sebuah perusahaan harus hati-hati dalam memilih media massa yang akan diajak bekerja sama. Bisa jadi, media massa yang berkolaborasi dengan perusahaan ternyata merupakan anak dari sebuah media massa induk yang tengah bermasalah atau memiliki citra buruk di masyarakat. Tentunya, ini bisa berpengaruh pula pada citra perusahaan.

Reading Time: 2 minutes

 Jurnal Komunikasi Volume 6 Nomor 2 April 2012 ini memaparkan tiga sudut pandang dalam melakukan kajian terhadap media, yakni dari segi produksi media, konsumsi media, dan produk (baca: konten atau isi) media. Membahas produksi media memungkinkan melihat bagaimana pola kerja dari media dan menganalisisnya dengan konsep-konsep yang sudah ada. Kajian dari sisi konsumsi, memungkinkan untuk mengetahui bagaimana tanggapan orang setelah mengkonsumsi produk media. Selain itu, dapat dilihat juga bagaimana perilaku konsumsi media oleh kelompok tertentu dan pengaruhnya pada kehidupan keseharian mereka. Sementara isi yang disajikan media kepada khalayak tentu tidak hadir begitu saja. Ada hal-hal yang mempengaruhi serta nilai-nilai tersirat yang terkandung dalam isi media. Hal-hal tersebut dapat diketahui melalui pembahasan dari segi konten atau produk media.

Tulisan dalam edisi ini dibuka oleh Ratna Permata Sari dengan artikelnya “Fandom dan Konsumsi Media, Sebuah Studi Etnografi Kelompok Penggemar Super Junior, ELF Jogja”. Dalam artikel berbasis studi etnografi ini, penulis memotret fenomena fandom di kalangan penggemar K-Pop di Yogyakarta. Korean Wave memang tengah menerpa anak muda Indonesia bahkan dunia, sehingga bermunculan lah penggemar serta basis komunitas penggemar Korea di seantero wilayah, termasuk di Yogyakarta. Secara spesifik artikel ini mengupas perilaku konsumsi media oleh ELF Jogja dan interaksi antara para anggotanya dalam komunitas virtual atau yang nyata. Temuan dalam riset ini adalah bahwa para fans K-Pop cenderung memiliki perilaku pembelian yang konsumtif, terutama terhadap barang-barang yang bertema Korea; selain itu, terdapat pula perbedaan pola komunikasi dan interaksi antaranggota saat ia tengah berada di  komunitas nyata ataupun dalam komunitas maya.