Tag Archive for: komunikasi pemberdayaan

Reading Time: < 1 minute

Webinar Teknik Reportase dan Foto Jurnalistik bersama Komunikasi UII dan SMA 1 Sleman

Sabtu – 19 September 2020

Pukul 09.30-11.00

Via Zoom Conference:

Kelas akan dipandu dan diisi oleh

Narayana Mahendra P

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII

Galih Yoga

Freelance Photographer

Siti Fauziah

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UII

 

 

 

 

Reading Time: 3 minutes

Sudah sejak awal Juni 2020 ini, beberapa dosen Komunikasi UII menjajal kebolehannya dengan melakukan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajarannya dilakukan dengan membuat kanal channel “Ruang Mutualiza” di Youtube. Mutia mengatakan, selama ini sejak pandemi mendera, ia kesulitan jika harus menggunakan aplikasi konferensi video terus menerus. Pasalnya, ini akan menggerus kuota yang cukup besar mahasiswa. “Ujung-ujungnya mahasiswa lari ke warkop-warkop cari wifi gratisan, kan itu tambah bahaya lagi di masa pandemi begini,” katanya. Inovasi Untuk Pembelajar Mandiri kemudian tercetus.

Mutia Dewi sempat mengkombinasikan metode pembelajaran synchronous asynchronous. Misalnya mengombinasikan penggunaan Google Classroom, presentasi, tugas online, diskusi grup WhatsApp, dan tentu Video pembelajaran. Demi mendukung proses pembelajaran di kelas, Mutia, Ali, dan Zaki, ketiganya adalah dosen Komunikasi UII, berkolaborasi menyatukan video-video bahan ajarnya ke satu channel Youtube bernama Ruang Mutualiza.

“Setelah sebelumnya pasar virtual warung rakyat, sekarang terbitlah sekolah virtual,” kata Mutia saat diwawancarai 20 Juli 2020 via aplikasi perpesanan WhatsApp. Inisiasi sekolah virtual ini merupakan kelanjutan dari ruang pembelajar mandiri lainnya yang sudah dirilis sebelumnya. Seperti Ruang belajar Komunikasi Visual, Komunikasi Pemberdayaan, dan diskusi Obrolan kota dan Keseharian. Semuanya tersedia gratis di Youtube Ruang Mutualiza.

Dari Pasar Virtual hingga Sekolah Virtual: Inovasi Untuk Pembelajar Mandiri

Gagasan program sosial untuk para pembelajar ini bisa dimanfaatkan secara gratis. Kontennya sudah beragam. Mulai dari Kampus dan SD. “kini kita sedang menjajaki kerjasama dengan SMP, setelah sebelumnya sudah kerjasama dengan SD Percobaan 3 Pakem,” kata Mutia Dewi, dosen Komunikasi UII spesialis Komunikasi Pemberdayaan.

Sementara ini, sudah tersedia pembelajaran untuk kelas 4 SD dan 1 SD. Program Pembelajaran mandiri Sekolah Virtual ini sudah dipandu beberapa tokoh virtual. Misalnya anda

akan dipandu Om Ali dan Bu mut ketika akan memasuki pembelajaran Bahasa Jawa bersama Ibu Farida. Anda juga akan bertemu Pak Ahksan di Program belajar Matematika Asik. Anda juga dapat menyaksikan belajar membangun dan menulis kalimat dalam paragraf bersama Ibu Sufriyati.

Jika merunut komentar-komentar di kolom Youtube, beberapa

netizen merasa mendapat manfaat dan terbantu dari channel yang sudah mencapai 239 Subscribers (per 20 Juli 2020) ini. Meski beberapa juga mengomentari ada satu video yang kebetulan kualitas audionya yang sempat berkurang, namun ternyata di video pembelajaran setelahnya justru tim Mutualiza meningkatkan mutunya.

Mutualiza bersama Laboratorium Komunikasi UII

Tim Mutualiza adalah inisiasi dosen Komunikasi UII dan mendapat dukungan dari Tim Laboratorium Komunikasi UII. Beberapa mahasiswa, seperti Emir, Reyhan, dan Iven juga selalu membersamai dengan editan dan visual effect yang menarik mata khalayak. Gunawan, tim ahli dari Laboratorium Komunikasi UII  sebagai videografer di beberapa episode, juga turut mempercantik tampilan channel ini.

Anda bisa lihat mayoritas konten juga didukung dengan beragam properti dari Laboratorium Audiovisual Komunikasi UII. Kualitas teknis audio juga beberapa didukung dari kelengkapan Laboratorium Audio Komunikasi UII. Maka tak heran akan bermunculan video ajar dan inovasi lainnya dari Dosen-dosen Komunikasi UII lainnya. Jadi, tak hanya beri presentasi, dosen Komunikasi juga kreasikan video, youtube, Google Classroom, dan video konferensi menjadi sarana.

Menurut Mutia, beberapa sekolah sudah banyak yang mengapresiasi inisiasi Sekolah Virtual ini. Selain gratis, tentu saja kemasannya yang menarik seperti ini bukan hal yang mudah dibuat oleh pihak sekolah. Misalnya beberapa sekolah memberi testimoni, ” sekolah sendiri juga terbantu karena terbatas untuk memproduksi materi ajar yang begitu menarik,” kata Mutia menirukan testimoni dari sekolah.

Memang sudah saatnya, ketika pandemi mendera, kolaborasi multipihak menjadi niscaya. Selamat belajar pembelajar merdeka!

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 2 minutes

Rangkaian workshop pembuatan konten media sosial di MA Madania Bantul telah dilaksanakan pada tanggal 9,16, dan 30 November 2019. Bersama siswa ekstrakurikuler desain grafis MA Madania Bantul, membahas materi seputar dasar-dasar membuat ide dan menulis konten, desain grafis, fotografi, serta videografi.

Untuk itu, penyelenggara menggandeng beberapa mitra untuk bekerjasama seperti content creator “Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini” Muhammad Ichsan atau yang akrab disapa Mas Aik, komunitas fotografi Ilmu Komunikasi UII  Klik18, dan komunitas film Ilmu Komunikasi UII Kompor.Kom.

Program yang bertujuan untuk berbagi ilmu dan bekal terkait pembuatan konten di media sosial merupakan perwujudan dari mata kuliah Manajemen Komunikasi Non-Komersil yang beranggotakan Dhea Fylla Ifadha, Ghina Nabilah Sholikhati, Salsabila Azzahra, Syarifah Febrilian, dan Muhammad Atha Ramaputra.

Sabtu, 9 November 2019 adalah hari pertama dilakukannya workshop pembuatan konten media sosial. Dasar-dasar pembuatan ide, menulis, serta desain grafis disampaikan oleh content creator, Muhammad Ichsan Permana Putra atau, selaku kreator “Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini”. Ichsan mengatakan, cara membuat beragam konten, dapat dimulai dari keresahan atau hal terdekat, dan menguraikan dalam peta pikiran/ mind map. Seluruh peserta menunjukkan ketertarikan yang cukup besar terhadap materi-materi yang disampaikan oleh pembicara. Terbukti dengan keaktifan mereka pada saat sesi tanya jawab. Saat melakukan praktik pun peserta sangat antusias dan dapat mengeksplorasi ide-ide kreatif mereka. Hasil praktik yang diperoleh dari eksplorasi ide-ide tersebut kemudian dituangkan ke dalam bentuk poster sederhana yang dibuat oleh masing-masing kelompok.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2019. Pada pertemuan ini, materi yang disampaikan yaitu mengenai fotografi. Program ini menggandeng Arvannya P. Sagala sebagai mitra. Acara tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Keaktifan, antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi terpancar ketika seluruh peserta mau menyimak materi yang disampaikan dan melakukan praktik secara langsung mengenai food photography. Saat itu produk yang digunakan sebagai objek adalah Bakpia Madania, di mana produk tersebut merupakan produk asli buatan Yayasan Madania. Dari praktik tersebut, foto-foto yang dihasilkan oleh peserta workshop terlihat apik seperti jepretan seorang fotografer handal.

 

Sesi workshop terakhir dilangsungkan pada Sabtu, 30 November 2019. Bersama anggota komunitas film Kompor.Kom dan penyelenggara, peserta mengenal dasar-dasar videografi. Mulai dari shot, angle, hingga pergerakan kamera saat pengambilan gambar. Kemudian peserta mencoba membuat video singkat berdurasi kurang lebih satu menit. Kekompakan dan antusiasme tergambar jelas ketika para peserta workshop mulai melakukan praktik pembuatan video. Ide cerita yang dibuat pun sangat dekat dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut membuktikan bahwa peserta pelatihan pembuatan konten media sosial dari MA madania ini dapat menangkap dan belajar dengan cepat mengenai materi-materi videografi yang disampaikan oleh pembicara.

Pada setiap akhir sesi pertemuan, apresiasi diberikan kepada karya-karya terbaik hasil dari praktik. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan semangat belajar para peserta workshop terhadap materi-materi yang telah disampaikan oleh para pembicara.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 3 minutes

Oleh Nadia Sofiyanti, Asri Putri Dwi Savira, M. Ilham Firmansyah, Faiz Arqhan, dan M. Ricko Rizal

 

Padi merupakan tanaman yang menjadi bahan pokok dalam kehidupan manusia terlebih di Indonesia. Melalui proses panjang agar padi dapat menjadi beras. Terlepas dari beras sebagai bahan pokok, saat pemrosesan menuju bentuk beras terdapat komponen yang sama pentingnya yaitu ampas beras atau bekatul. Bekatul menjadi perhatian utama kami dalam melakukan program pemberdayaan masyarakat.

Tepatnya masyarakat Desa Ngreden, Wonosari, Jawa Tengah, yang akan kami jadikan sebagai objek dari program pemberdayaan ini. Setelah melakukan wawancara dengan salah satu warga yang memiliki tempat pemrosesan padi, maka dapat diketahui bahwa warga hanya menjadikan bekatul sebagai pakan ternak. Warga desa menyatakan pernah mencoba mengolah bekatul menjadi makanan yaitu jenang bekatul namun tidak lama produk tersebut redup.

Berawal dari masalah tersebut kami berencana menjalankan program pemberdayaan yang berupa sosialisasi dan juga pelatihan pengolahan bekatul menjadi brownies. Kami juga merancang pelatihan bagaimana memasarkan produk tersebut dengan baik dan benar sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli.

Kami juga menggandeng mitra kami yang yaitu Socialkreatif dalam mengatasi masalah yang ada di Desa Ngreden. Masih banyak warga desa yang belum mengerti tentang bagaimana menggunakan media sosial secara bijak, khususnya Instagram. Peran dari mitra kami, socialkreatif adalah memberikan pelatihan tentang cara membuat konten tentang produk yang telah mereka buat semenarik mungkin. Dengan harapan produk yang dihasilkan oleh warga akan terus berkembang tidak hanya dalam lingkup desa.

Metode kegiatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan awal ke warga Desa yang menjadi objek dalam program pemberdayaan. Delanggu merupakan salah satu desa penghasil beras terbesar di Jawa Tengah pada Bulan September 2019. Dalam survey ini kami mendapati bahwa ampas beras didesa tersebut hanya dijual untuk pakan ternak dengan harga murah.

Dari ampas beras tersebut kami menemukan manfaat lain, seperti bisa dimanfaatkan untuk makanan yang layak dikonsumsi oleh manusia. Dari pemanfaatan ampas beras tersebut, kami memiliki ide untuk membuat ampas beras menjadi Brownies yang bisa dipasarkan oleh warga desa.

Lokasi diadakannya program ini berada di Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan seperti, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa penghasil beras di Jawa Tengah.

Sasaran dari program ini adalah ibu-ibu yang tergabung dalam PKK, sejumlah 20 orang dan perkumpulan pemuda, sejumlah 15 orang yang ada di desa Ngreden. Alasan mengapa ibu-ibu PKK dan perkumpulan pemuda dijadikan sasaran program adalah sebagai wujud pemberdayaan masyarakat agar mengerti fungsi lain dari ampas beras atau bekatul tersebut serta dapat menambah wawasan yang berhubungan dengan teknologi.

Program pemberdayaan ini telah terlaksana di RT 5 Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tujuan diadakannya program ini adalah agar warga desa lebih produktif dengan memanfaatkan sumber daya yang ada seperti bekatul. Juga agar dapat memanfaatkan adanya media sosial yang saat ini sedang digunakan oleh banyak orang, yaitu Instagram. Kami menggandeng mitra Socialkreatif yang kami rasa dapat mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan warga desa.

Sebelum melakukan pelatihan kami melakukan survei ke desa tersebut selama 4 kali, juga sempat berpindah RT, dikarenakan di RT sebelumnya hampir tidak ada perkumpulan pemuda. Hanya ada sedikit pemuda. Sedangkan di RT 5, ibu-ibu PKK beserta pemuda sangat aktif dengan melakukan pertemuan rutin tiap bulannya.

Untuk mengadakan acara ini kami membuat proposal, tetapi hanya prodi yang memberikan kami bantuan berupa dana. Hanya itu kendala pada kelompok kami. Pada saat hari pertama kegiatan tanggal 9 November 2019 kami melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan brownies bekatul lalu dilanjut dengan penjelasan dari mitra Socialkreatif tentang bagaimana cara yang yang baik dalam bersosial media.

Pertemuan kedua pada tanggal 16 November 2019 kami melakukan pelatihan pembuatan akun instagram, pertemuan ketiga di tanggal 23 November ibu-ibu berlatih kembali membuat brownies bekatul dan mengkreasikannya. Pertemuan terakhir pada tanggal 3 Desember 2019 kami melakukan pengamatan bagaimana ibu-ibu dan pemuda membuat brownies bekatul mereka sendiri dan melakukan promosi di akun intagram yang telah dibuat.

Ibu-ibu warga desa Ngreden sangat antusias mengikuti program ini. Hal itu disampaikan oleh perwakilan ibu-ibu PKK karena sebelumnya belum pernah ada yang melakukan program pemberdayaan seperti ini.

Setelah dilakukannya program di Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten dari tanggal 9 November 2019 hingga 3 Desember 2019, ini kami menjadi mengerti permasalahan warga desa yaitu kurangnya pengetahuan akan bekatul serta cara bersosial media yang baik dan benar. Jika ditinjau dari hal-hal saat kami melakukan survei ibu-ibu sudah dapat menggunakan beberapa media sosial seperti WhatsApp untuk berkomunikasi antar warga desa.

Pada tiap rangkaian kegiatan seluruh anggota kelompok dan mitra ikut berpartisipasi, sehingga acara berjalan dengan lancar hingga pertemuan terakhir. Mungkin kendala kami hanya saat pertemuan terakhir karena disaat yang bersamaan cuaca tidak mendukung dan menyebabkan kegiatan pada hari itu mundur sekitar 1 sampai 2 jam. Saat melakukan pengamatan berkala ada beberapa ibu-ibu yang menyampaikan tentang mereka terus mencoba membuat brownies tersebut dan sudah mencoba mempromosikannya sendiri pada kerabat dekat. Dari situ kami berharap hal ini tidak hanya dilakukan saat pelatihan saja, tetapi juga seterusnya. Karena membawa banyak manfaat salah satunya untuk menambah penghasilan.

 

 

 

Reading Time: 4 minutes

oleh Indria Juwita, Denis Kumara Wisnu Pramesti, Bunga Ichlasul Amal D, Wahyu Setiani, dan Nurfadhela Faizti

Berbasis pada tagline “communication for empowerment”’, program studi Ilmu Komunikasi UII menuangkan misi nya melalui banyak aspek. Salah satunya program pemberdayaan yang dituangkan dalam mata kuliah manajemen program komunikasi non komersil yang akan didapatkan di semester 5. Mahasiswa sebagai agent of change diberi kesempatan untuk menciptakan program yang dapat mengembangkan sumber daya manusia dari dalam berdasarkan nilai-nilai rahmatan lil’alamin sesuai visi UII.

Program komunikasi non komersil adalah suatu bentuk dedikasi yang dilakukan mahasiswa Ilmu Komunikasi kepada masyarakat. Program ini memberikan pelayanan di bidang komunikasi dengan semangat pemberdayaan. Selain itu, ia juga sebagai bentuk pemecahan masalah untuk ketidakadilan sosial, serta peningkatan kesejahteraan sosial.

Praktik ini tentu berbasis sosial sehingga mahasiswa dididik untuk mampu memperluas jaringan sosial dengan menjalin kerja sama ke berbagai mitra. Salah satu bentuk program yang ditawarkan oleh kelompok yang diketuai Indria Juwita adalah Art and Media Creative dengan target sasaran Pondok Pesantren/Panti Asuhan Sabilul Huda.

Pondok Pesantren/Panti Asuhan Sabilul Huda adalah sebuah hunian yang menampung anak-anak yatim piatu dengan fokus pada pembelajaran ilmu agama. Tidak hanya itu untuk kegiatan pengembangan PP/PA ini memiliki sumber daya Peternakan, Perkebunan dan Perikanan yang mana melibatkan anak-anak untuk terjun langsung pada bidang kewirausahaan.

Program ini kemudian dicetuskan melalui diskusi panjang dengan anggota kelompok sekaligus atas persetujuan dosen pembimbing yaitu, Ibu Puji Hariyanti. Konsep program ini adalah membuat suatu kegiatan berbasis pengembangan sumber daya manusia yang melengkapi program PP/PA yang sudah ada dengan harapan mampu dikembangkan berbasis online/digital.

Kegiatan ini dilakukan selama 4 hari dalam dua minggu. Bentuk pelatihan yang diberikan yaitu, praktik daur ulang sampah,workshop fotografi yang mana materi diberikan yaitu materi fotografi dasar menggunakan kamera DSLR dan kamera Handphone. Materi fotografi ini  nantinya akan digunakan untuk media sosial yang dimiliki PP/PA Sabilul Huda. Sedangkan workshop Content Creator memberikan materi tentang bagaimana cara untuk membuat konten di media sosial sekaligus cara membuat caption. Kegiatan ditutup dengan pemberian penghargaan kepada santri dengan hasil karya  terbaik.

Hari pertama, 2 November 2019 diisi dengan kegiatan praktik daur ulang bersama para santri dan para pengasuh panti. Kegiatan ini memanfaatkan plastik bekas menjadi barang bernilai ekonomis, yaitu gantungan kunci dengan bentuk ikan. Praktik daur ulang ini merupakan hasil kerja sama dengan ProjectBIndonesia. ProjectBIndonesia adalah sebuah komunitas yang berkonsentrasi pada konsep ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi plastik melalui upaya daur ulang menjadi produk yang memiliki nilai komoditas.

Kegiatan di hari pertama ini didasarkan pada pola hidup orang-orang di Pondok Pesantren/Panti Asuhan Sabilul Huda yang masih banyak menghasilkan sampah plastik di kehidupan sehari-hari. Baik itu plastik sisa deterjen, sabun cuci piring, bungkus makanan, dan lain-lain. Kelompok kami melihat peluang tersebut dan kemudian mencari mitra yang  dapat membantu mengalihkan sampah plastik menjadi barang-barang yang berguna dan bernilai.

Hari kedua, 3 November 2019 kegiatan dilanjutkan dengan workshop fotografi bersama Rizky Wahyudi. staf Peneliti Pusat Studi dan Dokumentasi NADIM Ilmu Komunikasi UII. Sebelum acara workshop berlangsung, diadakan makan bersama dengan seluruh anggota panti. Pada workshop fotografi, seluruh santri diajarkan mengenai teknik dasar fotografi menggunakan kamera, lalu dilanjutkan menggunakan gawai pintar.

Selanjutnya para santri dikenalkan dengan penggunaan kamera digital itu sendiri. Tidak semua santri memiliki gawai pintar sehingga beberapa santri masih belum melek dunia teknologi dan digital. Kemudian memasuki waktu ashar, seluruh santri bersama pengurus PP/PA Sabilul Huda dan panitia melaksanakan sholat ashar berjamaah yang diimami oleh ustadz Agung selaku salah satu pengurus PP/PA ini. Para santri selanjutnya diajak untuk berekspresi dan berburu foto di perkebunan dan peternakan yang dimiliki PP/PA ini.

Pada hari ketiga kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 November dengan mengundang mitra Mas Aik yang saat ini dikenal sebagai pemegang akun konten kreator Nanti Kita Sambat Tentang Hari ini (NKSTHI). Mas Aik menjelaskan banyak hal kepada para santri mengenai bagaimana cara membuat konten dimulai dengan membuat mind mapping mengenai hal yang sangat identik dengan PP/PA Sabilul Huda.

Kemudian secara bersama dipandu oleh Mas aik dibentuklah konten instagram PP/PA Sabilul Huda yang memuat keseharian para santri. Namun, dalam hal ini memiliki kendala dimana tidak semua santri memiliki gawai pintar, sehingga dibentuklah beberapa santri yang memiliki tanggung jawab terhadap akun tersebut. Dibualah pembagian tugas: Ada yang membuat caption, ada yang mengabadikan momen, dan ada yang menjadi penanggungjawab akun itu sendiri.

Di hari keempat yang dilaksanakan pada tanggal 17 November 2019, merupakan hari puncak atau hari akhir dalam kegiatan ini. Kegiatan di hari terakhir ini diantaranya yaitu pengesahan akun Instagram PP/PA Sabilul Huda, bakti sosial, doa bersama, games, serta awarding/ pernghargaan.

Kegiatan dimulai pemberian kata sambutan yang disampaikan oleh pihak pengurus pesantren dan ketua kelompok pelaksana kegiatan. Kemudian pembacaan Al-Qur’an dari salah satu perwakilan pondok pesantren, serta dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh ustadz Agung selaku salah satu pengurus PP/PA. Setelah itu diadakan penyerahan sertifikat, pemberian baju bekas layak pakai (merupakan donasi dari sedekah sekitar UII), serta penyerahan kenang-kenangan berupa kamera.

Di hari terakhir ini kami juga menayangkan video after movie dari seluruh kegiatan dari hari pertama hingga hari ketiga. Sebelum awarding, anak-anak PP/PA diajak bermain permainan tebak kata yang diawali dengan dibentuknya 3 kelompok. Anak-anak terlihat semangat saat bermain namun pada pelaksanaannya suasana mulai tidak kondusif.

Setelah bermain pun diadakan awarding, yaitu pemberian hadiah terhadap dua terbaik dari total lima kelompok fotografi, serta hadiah juara satu sampai tiga kepada ketiga kelompok games tebak kata sehingga seluruh kelompok mendapatkan hadiah. Acara terakhir di hari keempat ini ditutup dengan makan siang bersama seluruh anggota Panti yang dilaksanakan setelah sholat dzuhur berjamaah.

Kegiatan hari kedua dan hari keempat tidak terlepas dari  bantuan sumbangsih yaitu Sedekah Sekitar UII yang diketuai oleh mahasiswa program studi Hubungan Internasional bernama Kenny Meigar. Sedekah sekitar UII ini merupakan komunitas yang setiap hari Jum’at membagikan nasi bungkus di jalanan,masjid, dan lain-lain.

Donasi dari komunitas ini berupa pemberian makanan di pertemuan ke dua dan pertemuan ke empat untuk seluruh anggota Sabilul Huda. Selain dalam bentuk makanan, Sedekah Sekitar UII memberikan bantuan pakaian yang masih layak pakai di pertemuan terakhir sebagai bentuk bakti sosial.

Program ini berhasil memberikan cenderamata berupa kamera digital dengan harapan para santri mampu melanjutkan dan mengembangkan skill mereka dalam teknik fotografi. Pemberian kamera digital ini didapatkan dari hasil pemberian modal yang diberikan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi UII. Pemberian modal ini sebagai bentuk dukungan prodi terhadap kegiatan mahasiswa sesuai dengan misi prodi sebagai bentuk pemberdayaan. Hal ini  membantu  dalam peningkatan pemberdayaan dan bantuan terhadap target sasaran, yakni PP/PA Sabilul Huda.

—————

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 2 minutes

Di zaman sekarang kertas adalah suatu benda yang dibutuhkan dan dipakai sehari-harinya. Hampir setiap barang yang kita punya pasti mengandung kertas. Kertas-kertas tersebut biasanya banyak yang tersisa atau sudah terpakai dan kita buang begitu saja dan menjadi limbah yang menumpuk. Sampah kertas ini memang tidak terlalu menjadi masalah yang serius di lingkungan. Tetapi, jika sampah kertas ini terus menumpuk akan mengurangi kesehatan lingkungan sekitar.

Padahal sampah kertas yang menumpuk di lingkungan tersebut bisa kita manfaatkan dengan cara didaur ulang kembali menjadi barang-barang yang berguna kembali. Hasil-hasil dari daur ulang tersebut bisa menghasilkan nilai seni bahkan bisa menghasilkan uang dengan cara menjual hasil dari daur ulang sampah kertas tersebut.

Selain bisa menghasilkan nilai seni dan uang, kegiatan dari daur ulang ini juga bisa mengurangi banyaknya sampah yang menumpuk di lingkungan. Kegiatan daur ulang ini tehitung mudah. Bahan baku yang gampang didapat, dan juga tidak memerlukan bahan-bahan lain yang mahal.

Sampah-sampah kertas biasanya banyak ditemukan di lingkungan sekolah. Karena di sekolah pasti membutuhkan sangat banyak kertas. Dan biasanya setelah kertas-kertas tersebut dipakai, kertas tersebut akan menumpuk di lingkungan. Hal tersebut membuat kelompok kami ingin melakukan sosialisasi di Sekolah Dasar Negeri 4 yang berada di Pakem.

Didukung dengan keluhan kepala sekolah berkata bahwa sampah kertas di SDN 4 Pakem terus menumpuk setiap harinya. Dengan adanya mata kuliah manajemen non komersil ini kelompok kami ingin membantu mengurangi sampah kertas di SDN 4 Pakem dan menjadikan sampah-sampah kertas tersebut menjadi barang yang bisa dimanfaatkan kembali.

Untuk mewujudkan budaya mengurangi sampah kertas di lingkungan sekolah SDN 4 Pakem kelompok kami mengadakan sosialiasi yang bertemakan dampak sampah terutama sampah kertas bagi lingkungan. Pesertanya adalah siswa kelas 4.

Ada beberapa rangkaian program dalam workshop yang kami adakan yaitu sosialisasi tentang dampak sampah kertas dan kegiatan kreatif dari siswa dalam bentuk lomba mengolah sampah kertas menjadi kerajinan kertas. Workshop diadakan 4 pertemuan dalam 1 bulan. Pertemuan pertama untuk sosialisasi dampak dan pengolahan sampah kertas. Pertemuan kedua untuk pengumpulan sampah kertas yang ada di lingkungan sekolah. Pertemuan ketiga untuk pengolahan sampah kertas menjadi kerajinan. Pertemuan keempat untuk lomba kerajinan dari sampah kertas.

Pelaksanaan workshop terbilang baik karena anak-anak antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan workshop. Walaupun memang ada kendala seperti berubahnya jadwal yang mendadak. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan baik. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Kepala Sekolah SDN 4 Pakem.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 4 minutes

Merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk anak usia yang selalu berusaha untuk menciptakan segala sesuatu sesuai dengan imajinasinya. Kreativitas anak di TK ataupun SD dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk gambar yang dia sukai, bercerita, bermain peran ataupun berbagai gerakan yang berkaitan dengan aktivitas motoriknya.

Alasan mengapa kreativitas penting untuk dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak. Pertama, rasi anak dapat mewujudkan dirinya. Perwujudan diri merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kedua, dengan berpikir kreatif memungkinkan anak untuk menyelesaikan suatu masalah. Serta anak dapat mengekspresikan pa ada batasan. Serta dapat melahirkan suatu gagasan baru. Ketiga, dengan menyibukkan diri secara kreatif akan kepuasan kepada anak. Hal ini karena tingkat kepuasan anak mempengaruhi perkembangan sosial emosional.

Dengan kreativitas memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya. Kreativitas anak terdapat pada seluruh bidang kemampuan dasar, yaitu meliputi bidang pengembangan kognitif, dan fisik motor. Dan yang tidak kalah penting adalah pengembangan kreativitas anak dalam bidang kemampuan dasar seni. Meningkatkan kreativitas anak-anak melalui karya seni dapat dilakukan kegiatan salah satunya seperti, menggambar atas kanvas.

Menggambar memiliki tujuan yaitu, supaya anak-anak dapat mengekspresikan diri mereka, dan apa
ikirkan kedalam suatu gambar. Sedangkan melukis memiliki tujuan yaitu, mengembangkan ekspresi melalui pengembangkan imajinasi, fantasi dan kreasi, melatih otot tangan atau jari, koordinasi otot dan mata, memupuk, melatih pengamatan, memupuk potensi menggambar, dan melatih keterampilan dalam mengkombinasikan kegiatan ini anak-anak dapat bereksplorasi terhadap warna, serta dapat membuat suatu karya abstrak dari yang ditorehkan dalam kanvas tersebut.

November tahun 2019, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, melakukan suatu kegiatan dari Manajemen Program Non Komersil untuk membuat suatu program kegiatan. Salah satu kegiatannya yaitu, ng beranggotakan lima orang yaitu Raja Rizky Romadhon, Agusti Pramedia Putri, Sulthan Angger Pratama, Hadi, Tito Fadli Honasan membuat suatu program kegiatan yaitu meningkatkan kreativitas anak-anak TPA seni yang dilaksanakan di Desa Blekik, Sardonoharjo, Sleman,Yogyakarta. Adapun rangkaian kegiatan tersebut
1. Mengajarkan anak-anak TPA Desa Blekik dalam BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) dan Iqra’.
2. Memberikan sosialisasi mengenai peningkatan kreativitas anak-anak melalui karya seni
menurut pandangan islam.
3. Membuat gambar diatas kanvas dan melukis hasil gambar tersebut.
4. Memberikan apresiasi berupa hadiah kepada anak-anak terhadap hasil karya lukis pets
yang telah dibuat oleh anak-anak tersebut.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 4 November 2019 pada pukul 16.00 – 17.30
dilaksanakan suatu kegiatan yaitu sambutan dari ketua kegiatan yaitu Sulthan Angger Pratama,
selanjutnya memperkenalkan masing-masing diri oleh anggota kelompok, setelah itu
memperkenalkan dan menjelaskan program kegiatan apa saja yang bakal dilaksanakan di TPA
Desa Blekik, kemudian yang terakhir yaitu mengajarkan anak-anak TPA Desa Blekik dalam
BTQ dan Iqra’. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruangan TPA Masjid Al Huda. Adapun
kendala dalam kegiatan tersebut yaitu jumlah peserta (anak-anak) tidak sesuai dengan yang
diharapkan.

Kemudian, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 November 2019 pada pukul 16.30
-17.45. Kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan sosialisasi kepada anak-anak TPA
mengenai peningkatan kreativitas anak-anak TPA melalui karya seni menurut pandangan islam.
Sosialisasi tersebut disampaikan oleh Pak Willi Ashadi yang merupakan Dosen Hubungan
Internasional di Universitas Islam Indonesia. Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di selasar
atau teras Masjid Al Huda.

Adapun kendala yang dihadapi dalam kegiatan tersebut yaitu adanya miss komunikasi antara karang taruna dengan ustazah yang menyebabkan molornya kegiatan. Tetapi, akhirnya bisa diatasi dengan baik dan kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan anak-anak sangat antusias dalam mendengarkan sosialisasi tersebut.

Selanjutnya, pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2019 pada pukul 16.00 – 17.30. Kegiatan yang dilakukan adalah membuat atau menggambar pola atau gambar di
atas kanvas, setelah selesai membuat pola atau gambar tersebut, dilanjutkan dengan melukis hasil
gambaran tersebut yang dibantu dan dibimbing oleh Rusfian Soleh yang merupakan anggota
Komunitas Seni Rupa UNY.

Pada saat membuat atau menggambar pola di atas kanvas,anak-anak sangat antusias dan serius dalam menggambar. Setelah mereka selesai menggambar pola yang mereka inginkan, kemudian dilanjutkan dengan melukis hasil gambaran mereka tersebut. Pada saat melukis, anak-anak antusias, senang, dan bahkan bermain-main dengan cat tersebut yang membuat kotor baju mereka, dan bahkan lantai Masjid Al Huda. Kegiatan tersebut dilaksanakan di selasar atau teras Masjid Al Huda. Berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini tidak adanya kendala yang dihadapi selama kegiatan
berlangsung, karena anak-anak sangat antusias dan senang selama kegiatan.

Kemudian di hari terakhir pada pertemuan keempat, dilaksanakan pada hari Senin, 18 November
2019 pada pukul 16.00 – 17.30. Pada hari terakhir ini, kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan
penghargaan atau apresiasi berupa hadiah seperti perlengkapan alat tulis untuk juara 1, 2, dan 3
dan makanan (snack) kepada anak-anak TPA yang memiliki hasil karya lukisan pets yang
terbaik.

Hadiah tersebut diserahkan oleh Sulthan Angger Pratama selaku ketua pelaksana
kegiatan. Setelah itu, kita melakukan sesi foto bersama anak-anak TPA di Desa Blekik. Kegiatan
penyerahan hadiah dan melakukan sesi foto untuk salam perpisahan tersebut dilaksanakan di
depan Masjid Al Huda tepatnya di halaman. Tidak ada kendala yang dialami selama kegiatan
berlangsung.

Setelah selesai melaksanakan semua kegiatan, kami berpamitan kepada anak-anak TPA di Desa
Blekik. Pada saat berpamitan serta melakukan perpisahan anak-anak TPA tidak memperbolehkan
kegiatan tersebut selesai. Suasana pada sore tersebut pun berubah menjadi haru dan sedih.
Setelah itu, anak-anak pun pulang kerumah mereka masing-masing begitu juga dengan anggota
kelompok.

Tujuan dari mengadakan dan melaksanakan kegiatan ini adalah
1. Memberikan pengalaman bagi anak-anak dan karang taruna Desa Blekik tentang cara
baru atau konsep dalam kegiatan baik itu sosialisasi, membuat berbagai macam kerajinan,
menumbuhkan sikap anak-anak Desa Blekik yang peduli terhadap lingkungan, peduli
terhadap ilmu agama seperti baca tulis Qur’an dan Iqra’ serta memberi apresiasi. Hal ini
memberikan dampak nyata bagi anak-anak dan karang taruna karena tidak semua
kerajinan hanya bisa dibeli dengan begitu saja, tetapi juga bisa membuat sendiri kerajinan
yang diinginkan.

2. Memberikan pengetahuan seperti, menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan
rasa ingin tahu anak-anak sekitar mengenai pembuatan berbagai macam kerajinan untuk
meningkatkan kreativitas melalui kerajinan atau karya seni lebih dalam. Karena dengan
mengenal bagaimana membuat kerajinan, diharapkan dapat meningkatkan minat
kreativitas mereka terhadap suatu karya seni.

3. Memberikan keterampilan seperti, menanamkan keahlian baru berupa softskill maupun
hardskill yang akan berguna dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa
Blekik, Sardonoharjo. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan untuk memaksimalkan
potensi

——————–

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 4 minutes

Pelatihan Bahasa Inggris dan Digital Marketing Dusun Gamplong I Oleh Wafi ‘Ahdi Rahman, Putra Muhammad Dafa, Raden Dina Pancawati, Jamilatul Makrifah, Muhammad Nugraha S.

Pada awalnya, kerajinan tenun di Yogyakarta, terutama di Sleman, dimulai pada tahun 1950-an. Hasil produksinya baru berupa tenun gendong di daerah Sumberrahayu, Moyudan, Sleman. Kemudian hal tersebut memancing perkembangan tenun lurik dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) termasuk di Desa Gamplong yang kini telah menjadi desa wisata.

Desa Wisata Gamplong terdiri dari 5 dusun yang memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan. Dusun Gamplong I sebagai bagian dari Desa Wisata Gamplong dikenal memiliki beragam potensi yang dimiliki salah satunya yaitu kerajinan tenun tersebut.

Namun bahan baku kerajinan tenun bukanlah dihasilkan sendiri. Penduduk Gamplong mendapatkan bahan seperti lidi dari Cilacap, Ciamis, hingga Pangandaran Jawa Barat. Sedangkan untuk eceng gondok didapat dari Semarang. Eceng gondok yang sudah kering hasil dijemur di Pantai Selatan. Akar wangi didapatkan dari Tasikmalaya.

Dengan adanya potensi yang dimiliki oleh Dusun Gamplong I salah satunya dari kerajinan tenun ini, nyatanya masih terdapat permasalahan. Masalah ini membuat Dusun Gamplong I belum terlalu dikenal dalam cakupan yang lebih luas terutama wisatawan-wisatawan asing. Terlebih akhir-akhir ini muncul destinasi wisata baru yang ada di Desa Wisata Gamplong yaitu Studio Alam Gamplong. Studio alam tersebut memiliki daya tarik karena dinilai lebih kekinian dan populer. Akibatnya membuat potensi wisata lainnya cenderung menurun khususnya wisata kerajinan tenun.

Dusun Gamplong I telah memiliki pemandu wisata sebagai pemandu bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Namun pada praktiknya, pemandu wisata dinilai masih kurang mampu dalam berkomunikasi dengan wisatawan asing. Padahal komunikasi menjadi hal utama untuk memperkenalkan kerajinan tenun.

Permasalahan lain yang muncul yaitu pemasaran kerajinan tenun yang belum maksimal. Biasanya hasil produksi tenun diekspor ke luar negeri masih melalui pihak ketiga. Adapun faktor lain yang menjadikan pemasaran terhadap potensi wisata menjadi kurang maksimal, yaitu generasi muda di dusun tersebut kurang berminat berpartisipasi mengelola potensi yang ada.

Sebabnya beragam. Pemuda di sana memiliki aktifitas masing-masing. Ada yang masih duduk dibangku sekolah, perkuliahan, dan bekerja. Kesibukan-kesibukan ini yang membuat adanya keterbatasan waktu sehingga mereka kurang berkontribusi dalam mengelola potensi desanya.

Dengan melihat permasalahan yang ada, serta potensi yang dimiliki Dusun Gamplong I, sangat memungkinkan untuk dilakukan sebuah kegiatan yang akan membantu dalam mengembangkan Dusun tersebut. Setelah mengikuti kegiatan ini, harapannya dapat dikenal dalam cakupan yang lebih luas dan juga dapat menarik para wisatawan terutama wisatawan asing. Melalui mata kuliah Manajemen Program Komunikasi Non Komersil, Kami mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia melakukan beberapa program dalam membantu pengembangan Dusun Gamplong I.

Programnya adalah pelatihan Bahasa Inggris kepada pemandu wisata dan Pelatihan digital Marketing kepada para pemuda Dusun Gamplong I. Sebelum kegiatan-kegiatan pelatihan dilaksanakan, perlu diadakan talkshow selama satu kali pertemuan untuk membangun motivasi kepada para pemuda. Fungsinya agar dapat membantu dalam melakukan pemasaran potensi yang ada di dusun tersebut. Talkshow juga tersebut sebagai pembuka program yang akan dilaksanakan berikutnya.

Pada hari yang telah ditentukan yaitu Minggu, 10 November 2019 kami telah melaksanakan acara Talkshow yang dihadiri oleh para pemuda serta warga sekitar. Zaki Kriyan kami undang sebagai pengisi dalam acara Talkshow yang bertemakan “Generasi Muda yang Berinovasi”. Tujuannya agar dapat membangkitkan semangat dan kesadaran untuk berkontribusi dalam mengembangkan potensi yang ada pada Dusun Gamplong I.

Pada pertemuan selanjutnya yang dilaksanakan di hari Sabtu 16 November 2019 Kami telah melaksanakan Program Pelatihan Bahasa Inggris. Pesertanya terdiri dari pemandu wisata yang berjumlah 10 orang. Pada pelatihan tersebut kami menggandeng Cilacs UII sebagai mitra untuk memberikan materi. Pelatihan tersebut dilaksanakan dengan dua sesi yang bertempat di Pendopo Dusun Gamplong I. Sesi pertama dilaksanakan pada pukul 13:00 – 15:00 WIB, dengan materi “Introduction To English For Tourism and Hospitality.

Sesi kedua dilaksanakan pada pukul 15:30 – 17:00 WIB berupa praktik. Praktik ini  memperkenalkan bagaimana cara pengolahan atau pembuatan kerajinan tenun dengan menggunakan Bahasa Inggris. Tim Cilacs UII membagi peserta ke dalam dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5 orang yang kemudian mempresentasikan hasil diskusi peserta. Tim Cilacs UII memberikan merchandise kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan yang telah diberikan di setiap sesi. Selain merchandise, para peserta juga diberi sertifikat dari Cilacs UII.

Program selanjutnya, yaitu program pelatihan digital marketing dengan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Minggu 17 November 2019. Acara ini dihadiri Peserta kurang lebih 15-20 pemuda Dusun Gamplong I. Pada pelatihan tersebut kami bekerja sama dengan Ahmad Faiz yang merupakan Business Development dari Jurnal.id sebagai pembicara dalam pelatihan digital marketing.

Pada sesi ini, peserta dikenalkan dengan digital marketing dasar yang kemudian diakhiri dengan pemberian tugas. Tugasnya, peserta belajar mendaftar ke salah satu marketplace serta foto produk hasil kerajinan tenun.

Pada pertemuan kedua, pelatihan digital marketing dilaksanakan di hari Sabtu, 23 November 2019. Para peserta yang hadir terdiri dari sekitar 15 pemuda Dusun Gamplong I. Namun karena terdapat peserta yang baru hadir di pertemuan kedua tersebut, sehingga pembicara harus memaparkan kembali materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan pertama, dan menambahkan bagaimana cara mengelola marketplace (bukalapak) yang baik.

Pertemuan kedua pelatihan digital marketing tersebut sekaligus menjadi hari penutupan dari program pengembangan Dusun Gamplong I yang telah kami laksanakan. Acara ditutup dengan memberikan sertifikat kepada Ahmad Faiz sebagai pembicara dan sebuah plakat sebagai tanda ucapan terima kasih dan kenang-kenangan kepada Dusun Gamplong I.

Beberapa program diatas merupakan program yang telah kami laksanakan. harapan kami kepada Dusun Gamplong I dapat terus mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dapat lebih dikenal dalam jangkauan yang lebih luas terutama kepada wisatawan asing.


Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 3 minutes

Edukasi “Masa Baligh” Pada Anak Sekolah Dasar oleh Rezky Sulhana Siregar, Annisa Malahayati, Fatikha Silastuti Sujarwa, Ajeng Putri Andani

 

Masa baligh adalah salah satu fase pertumbuhan anak dalam Islam yang dikenal juga dengan masa pubertas. Pada laki-laki ditandai dengan tumbuhnya rambut di bagian tubuh tertentu, mimpi basah, tumbuh jakun, dan suara semakin berat. Sedangkan pada perempuan ditandai dengan tumbuhnya rambut di bagian tubuh tertentu, menstruasi, suara semakin nyaring, dan tumbuhnya payudara.

Selain itu, terdapat pula tanda-tanda psikologis, seperti kesadaran bertanggung jawab, emosi yang tidak stabil, mudah marah dan tersinggung. Dalam Islam, anak yang sudah baligh dikatakan sebagai “mukallaf” atau orang yang sudah diwajibkan untuk menjalankan syari’at Islam, seperti sholat lima waktu dan puasa ramadhan. Namun, dalam lingkup keluarga hal-hal seperti ini masih tabu untuk dibicarakan, akibatnya anak tidak mempunyai cukup pengetahuan dalam menghadapi masa pubertas. Bahkan keluarga juga cenderung melimpahkan tanggung jawab untuk menjelaskan hal seperti ini kepada pihak sekolah.

Fenomena di atas menjadi latar belakang adanya kegiatan Edukasi “Masa Baligh” Pada Anak Sekolah Dasar. Kegiatan ini adalah sosialisasi dan pendampingan pada anak sekolah dasar tentang pengenalan masa baligh, cara menghadapinya, serta tanggung jawab apa saja yang harus dilakukan.

Materi yang disampaikan mencakup ciri-ciri masa baligh dalam Islam, tata cara mandi besar, tata cara mencuci pembalut dengan baik dan benar, serta tanggung jawab ketika menjadi baligh. Selain itu, anak-anak juga diminta untuk membuat majalah dinding tentang materi yang telah disampaikan serta cita-cita, puisi, maupun surat untuk orang tua dan guru.

Kegiatan ini diikuti oleh siswa/siswi kelas IV SDN Krawitan, Ngemplak, Sleman yang berjumlah 22 anak. Pemilihan sasaran kegiatan berdasarkan realitas sosial dimana anak mulai pubertas pada usia 10-11 tahun. Kegiatan ini berlangsung setiap hari Jumat selama satu bulan, bertepatan dengan jadwal olahraga siswa/siswi kelas 4 sehingga tidak mengganggu mata pelajaran yang lain.

Pertemuan pertama pada 8 November 2019 selama satu jam. Dimulai dengan perkenalan diri antara kami dengan anak-anak yang berlangsung seru. Kemudian, peserta kegiatan diberi materi tentang pengertian dan ciri-ciri masa baligh. Satu kelas dibagi menjadi empat kelompok. Dua laki-laki dan dua perempuan. Masing-masing kelompok ada satu pemateri dari tim kami.

Terkadang murid bosan dengan materi yang kami sampaikan. Oleh karena itu, diselingi dengan permainan atau video. Di akhir sesi, semua berkumpul. Pemateri memberi hadiah kepada murid yang dapat menebak jawaban dengan benar berupa buku tulis, permen, dan pensil.

Pertemuan kedua pada tanggal 15 November 2019 dengan jam yang sama. Peserta kegiatan diberi materi lebih mendalam yang mencakup tanggung jawab ketika sudah baligh diantaranya sholat lima waktu, puasa Ramadhan, membantu orangtua, dan berkerudung bagi perempuan. Materi dibuat dengan presentasi powerpoint supaya menarik perhatian murid. Satu persatu, anggota kami menjadi pemateri. Dibantu oleh mitra yaitu Pondok Pesantren UII. Di akhir sesi, semua murid diberi hadiah berupa snack supaya lebih semangat untuk mengikuti pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga pada tanggal 22 November 2019. Sosialisasi untuk pertemuan pada hari tersebut sedikit berbeda dari pertemuan sebelumnya. Peserta dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu perempuan dan laki-laki. Peserta perempuan melakukan praktek mencuci pembalut. Mereka antusias memperhatikan. Ada volunteer dari peserta yang bersedia melakukan praktek. Sedangkan, peserta laki-laki diberi materi tentang mimpi basah dan tata cara mandi besar.

Pertemuan keempat pada tanggal 29 November 2019, anak-anak diminta untuk membuat majalah dinding tentang materi yang sudah disampaikan selama tiga kali pertemuan serta cita-cita mereka. Bahkan, tidak sedikit peserta yang menulis puisi dan surat untuk orang tua serta guru.

Hal menarik yang kami temukan adalah anak-anak mulai mengerti ciri-ciri ketika memasuki masa baligh, meskipun dengan bahasa yang mereka pahami. “Ibuku berdarah”, “Masku kumisan”, dan ungkapan lainnya ketika kami tanyakan. Namun kebanyakan memang belum mengerti apa yang akan mereka hadapi kelak. Sebagian mengatakan takut, sebagian mengatakan penasaran. Terutama bagi siswa laki-laki menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang beranggotakan perempuan semua.

Kami pun meminta bantuan dari teman laki-laki untuk membantu menjelaskan hal tersebut. Meskipun sedikit ramai, siswa siswi sangat antusias dalam kegiatan ini. Terutama pada kegiatan membuat mading. Banyak yang membuat karya berupa gambar cita-cita, juga tulisan kesan pesan untuk orangtua dan guru mereka. Kami berharap, dengan kegiatan ini, pemahaman anak-anak sejak dini akan dunia baligh dan menjadi edukasi untuk dirinya, juga orang lain. Anak pun akan mengenal tanggung jawab dan mempersiapkan apapun yang akan terjadi di masa tersebut.

———–

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 2 minutes

Sejumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Fokus pemberdayaannya adalah mendukung dan melatih anak-anak di salah satu Panti yang berlokasi di Kota Yogyakarta. Program Pemberdayaan yang dilakukan mahasiswa UII ini adalah program yang masuk pada mata kuliah Manajemen Program Komunikasi Non Komersil dengan bimbingan dosen Ilmu Komunikasi UII.

Program pemberdayaan tersebut dinamakan “Rangkul Adik”. Nama itu sendiri merupakan sebuah filosofi, berarti suatu usaha untuk ‘merangkul’ ,mengajak, dan mendukung teman-teman panti asuhan agar terbuka harapan dan masa depannya. Programnya memperkenalkan adik-adik panti pada kewirausahaan. Anak-anak mulai dikenalkan berwirausaha sejak dini. Tujuannya antara lain adalah agar dapat tertanam ilmu wirausaha dengan cara melatih kreatifitas.

Anak-anak di UPT pengasuhan anak Wiloso Projo berjumlah 27 orang. Mayoritas adalah remaja. Program ini sangat cocok untuk diterapkan karena masa remaja adalah masa yang harus mulai dikenalkan dengan sistem berwirausaha. Sudah saatnya mereka harus disiapkan skill-nya.

Program tersebut didukung oleh berbagai pihak, salah satunya adalah Dinas Sosial Kota Yogyakarta, sebagai dinas yang bertanggungjawab. Dalam hal tersebut program pemberdayaan ini di-support penuh, karena dianggap merupakan program yang unggul dan bermanfaat untuk kepentingan dan kebutuhan anak-anak Panti Wiloso Projo.

Kegiatan Rangkul Adik ini dilaksanakan dalam rentang waktu 1 bulan. Pada bulan Oktober/Desember pada semester 5 yang berlangsung pada setiap hari Sabtu. Kegiatan yang dilaksanakan adalah sosialisasi dan pelatihan produksi makanan. Makanan yang diproduksi adalah donat. Dengan hal tersebut, anak-anak di Panti diajak untuk menunjukkan dan melatih kreatifitasnya.

Proses dimulai dari mendesain kemasan produk hingga pada kreatifitas membuat donat yang unik. Proses pemberdayaan ini dilaksanakan sejak 2 November. Pada pertemuan pertama anak-anak di Panti disuguhkan tontonan film yang berisi motivasi berwirausaha sejak dini. Setelah itu anak-anak mulai diajak memahami kerjasama tim dengan sebuah pelatihan team work. Pelatihan tersebut dibantu oleh mitra kerjasama program, yaitu oleh pihak Marketing Indosat Ooredoo Yogyakarta. Pelatihan ini cukup mendapat antusiasme tinggi dari anak-anak, karena materi yang diberikan dikemas dengan ringan dan menyenangkan.

Pelatihan juga diselingi juga dengan permainan-permainan yang menarik sehingga anak-anak dapat menerima materi dengan baik. Begitupun dalam pertemuan ke 2, pada tanggal 9 November, anak-anak menunjukkn antusiasme yang baik. Suguhan materi mengenai digital marketing, hingga pada sosialisi mengenari design product di pertemuan ke 3 pada tanggal 16 November.

Pada puncak kegiatan ini, anak-anak berlatih memproduksi donat yang dilakukan secara berkelompok. Dari sini, anak-anak dilatih mampu melatih kreatifitas dengan team work yang baik sesuai dengan materi yang disampaikan pada minggu-minggu sebelumnya. Proses produksi tersebut dapat memberikan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat untuk anak-anak.

Selain itu, hasil produksi yang dilakukan oleh anak-anak sendiri mendapat apresiasi dari pihak Panti. Selain karena belajar produksi donat, anak-anak panti juga mampu menghasilkan desain produk menarik yang menjadi kemasan donat itu sendiri. Hingga pada penghujung acara, kegiatan tersebut ditutup dengan pemberian hadiah dari pihak panitia, dan kenang-kenangan kepada anak-anak panti.

—-

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.