Ruang Mutualiza: Inovasi Untuk Pembelajar Mandiri dari Dosen Komunikasi UII

Reading Time: 3 minutes

Sudah sejak awal Juni 2020 ini, beberapa dosen Komunikasi UII menjajal kebolehannya dengan melakukan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajarannya dilakukan dengan membuat kanal channel “Ruang Mutualiza” di Youtube. Mutia mengatakan, selama ini sejak pandemi mendera, ia kesulitan jika harus menggunakan aplikasi konferensi video terus menerus. Pasalnya, ini akan menggerus kuota yang cukup besar mahasiswa. “Ujung-ujungnya mahasiswa lari ke warkop-warkop cari wifi gratisan, kan itu tambah bahaya lagi di masa pandemi begini,” katanya. Inovasi Untuk Pembelajar Mandiri kemudian tercetus.

Mutia Dewi sempat mengkombinasikan metode pembelajaran synchronous asynchronous. Misalnya mengombinasikan penggunaan Google Classroom, presentasi, tugas online, diskusi grup WhatsApp, dan tentu Video pembelajaran. Demi mendukung proses pembelajaran di kelas, Mutia, Ali, dan Zaki, ketiganya adalah dosen Komunikasi UII, berkolaborasi menyatukan video-video bahan ajarnya ke satu channel Youtube bernama Ruang Mutualiza.

“Setelah sebelumnya pasar virtual warung rakyat, sekarang terbitlah sekolah virtual,” kata Mutia saat diwawancarai 20 Juli 2020 via aplikasi perpesanan WhatsApp. Inisiasi sekolah virtual ini merupakan kelanjutan dari ruang pembelajar mandiri lainnya yang sudah dirilis sebelumnya. Seperti Ruang belajar Komunikasi Visual, Komunikasi Pemberdayaan, dan diskusi Obrolan kota dan Keseharian. Semuanya tersedia gratis di Youtube Ruang Mutualiza.

Dari Pasar Virtual hingga Sekolah Virtual: Inovasi Untuk Pembelajar Mandiri

Gagasan program sosial untuk para pembelajar ini bisa dimanfaatkan secara gratis. Kontennya sudah beragam. Mulai dari Kampus dan SD. “kini kita sedang menjajaki kerjasama dengan SMP, setelah sebelumnya sudah kerjasama dengan SD Percobaan 3 Pakem,” kata Mutia Dewi, dosen Komunikasi UII spesialis Komunikasi Pemberdayaan.

Sementara ini, sudah tersedia pembelajaran untuk kelas 4 SD dan 1 SD. Program Pembelajaran mandiri Sekolah Virtual ini sudah dipandu beberapa tokoh virtual. Misalnya anda

akan dipandu Om Ali dan Bu mut ketika akan memasuki pembelajaran Bahasa Jawa bersama Ibu Farida. Anda juga akan bertemu Pak Ahksan di Program belajar Matematika Asik. Anda juga dapat menyaksikan belajar membangun dan menulis kalimat dalam paragraf bersama Ibu Sufriyati.

Jika merunut komentar-komentar di kolom Youtube, beberapa

netizen merasa mendapat manfaat dan terbantu dari channel yang sudah mencapai 239 Subscribers (per 20 Juli 2020) ini. Meski beberapa juga mengomentari ada satu video yang kebetulan kualitas audionya yang sempat berkurang, namun ternyata di video pembelajaran setelahnya justru tim Mutualiza meningkatkan mutunya.

Mutualiza bersama Laboratorium Komunikasi UII

Tim Mutualiza adalah inisiasi dosen Komunikasi UII dan mendapat dukungan dari Tim Laboratorium Komunikasi UII. Beberapa mahasiswa, seperti Emir, Reyhan, dan Iven juga selalu membersamai dengan editan dan visual effect yang menarik mata khalayak. Gunawan, tim ahli dari Laboratorium Komunikasi UII  sebagai videografer di beberapa episode, juga turut mempercantik tampilan channel ini.

Anda bisa lihat mayoritas konten juga didukung dengan beragam properti dari Laboratorium Audiovisual Komunikasi UII. Kualitas teknis audio juga beberapa didukung dari kelengkapan Laboratorium Audio Komunikasi UII. Maka tak heran akan bermunculan video ajar dan inovasi lainnya dari Dosen-dosen Komunikasi UII lainnya. Jadi, tak hanya beri presentasi, dosen Komunikasi juga kreasikan video, youtube, Google Classroom, dan video konferensi menjadi sarana.

Menurut Mutia, beberapa sekolah sudah banyak yang mengapresiasi inisiasi Sekolah Virtual ini. Selain gratis, tentu saja kemasannya yang menarik seperti ini bukan hal yang mudah dibuat oleh pihak sekolah. Misalnya beberapa sekolah memberi testimoni, ” sekolah sendiri juga terbantu karena terbatas untuk memproduksi materi ajar yang begitu menarik,” kata Mutia menirukan testimoni dari sekolah.

Memang sudah saatnya, ketika pandemi mendera, kolaborasi multipihak menjadi niscaya. Selamat belajar pembelajar merdeka!