Tag Archive for: ilmu komunikasi

Mahasiswa

Mahasiswa baru (maba) akan dihadapkan berbagai pilihan organisasi di kampus setelah mengikuti masa orientasi di Universitas Islam Indonesia (UII)-dikenal dengan nama Pesona Ta’aruf atau lazimnya ospek.

Secara umum, berbagai organisasi di kampus akan dikenalkan pada saat ospek. Perbincangan-perbincangan sesama mahasiswa soal pilihan organisasi menjadi hal yang umum terjadi. Hingga akhirnya mahasiswa memutuskan organisasi apa yang akan diikuti.

Biasanya, alasan mahasiswa mengikuti organisasi di kampus antara lain untuk menambah relasi, melatih soft skill, dan mendapat sertifikat.

Selain organisasi, maba juga harus memikirkan bidang akademik agar mampu meraih Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK) sesuai ekspektasi. Namun, apakah bisa mahasiswa raih IPK tinggi dengan tetap aktif berorganisasi? Simak penjelasan berikut ini ya, Comms.

Organisasi adalah sistem yang saling berkoordinasi satu sama lain demi tujuan bersama. Jika sistem terjadi di kampus maka disebut organisasi kampus atau biasa disebut organisasi mahasiswa kerana anggotanya adalah mahasiswa. (Dakwah dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangan, Dr. Qudratullah, S.Sos., M.Sos.)

Berdasarkan penelitian “Analisis Tingkat Pengaruh Keaktifan Kegiatan Akademis Mahasiswa Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif” yang dilakukan oleh Rahma Fariza dkk dari Universitas Islam Indonesia dalam Conference: IENACO (Industrial Engineering National Conference) 8 tahun 2020 menyebut faktor-faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar mahasiswa antara lain uang saku, usia, nilai rata-rata ujian nasional, banyaknya organisasi yang diikuti, lama belajar, dan penggunaan internet.

Sementara soal keikutsertaan organisasi dengan pengaruh IPK juga dibahas pada penelitian yang dilakukan oleh Rinto Alexandro dkk dari Universitas Palangka Raya. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UPR” menyebutkan data-data yang menarik.

Hasil yang didapatkan adalah keaktifan mahasiswa dengan tingkat sangat aktif (2 organisasi internal dan 2 organisasi eksternal) memiliki IPK rata-rata 3,60 dengan IPK paling tinggi 3,81 dan terendah 2,43. Selanjutnya tingkat aktif (1 organisasi internal dan 1 organisasi eksternal) memiliki IPK rata-rata 3,31 dengan IPK tertinggi 3,75 dan IPK paling rendah 2,25. Terakhir mahasiswa kategori cukup aktif (1 organisasi internal) rata-rata memiliki IPK 3,36 dengan IPK tertinggi 3,61 dan terendah 3,11.

Jika melihat data di atas memang semakin aktif mengikuti organisasi, semakin tinggi juga IPK yang diraih oleh mahasiswa. Namun coba perhatikan IPK terendah dari masing-masing tingkat keaktifan mahasiswa.

Inilah perlunya mengetahui bagaimana kita menentukan prioritas. Berikut beberapa cara atau tips agar maba mampu raih IPK tinggi namun tetap aktif dalam organisasi.

  1. Akademik menjadi prioritas utama

Tanggung jawab pertama bagi mahasiswa adalah mendapat nilai yang tinggi dengan mempelajari mata kuliah yang telah diikuti. Karena kedisplinan akan mempengaruhi masa studi Anda, tidak cukup nilai baik, namun materi harus dipahami agar bisa menerapkannya setelah lulus.

  1. Membuat jadwal dan perencanaan

Kuliah tentu membutuhkan perencanaan yang baik, membuat jadwal bisa menjadi solusi. Lakukan dan selesaikan kegiatan berdasarkan prioritas. Jangan lupa untuk mengatur jadwal belajar, menyelesaikan tugas, dan kegiatan organisasi.

  1. Memilih organisasi yang tepat

Jangan asal bergabung dengan organisasi yang ditawarkan. Anda harus mengetahui passion dan kebutuhan yang perlu Anda kembangkan. Hindari mengikuti banyak organisasi namun tidak fokus. Pilih satu atau dua organisasi yang menurutmu paling tepat. Prioritaskan organisasi yang mendukung kegiatan akademik Anda di kelas dan juga mengembangkan relasi.

  1. Istirahat cukup

Nilai A memang menjadi tujuan, namun jangan terlalu berlebihan dan memaksa dirimu. Karena belajar berlebihan juga membuat Anda justru tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Belajar selama 45 menit hingga 1 jam lalu beri jeda untuk istirahat.

Itulah beberapa tips dan cara agar prioritas akademik dan organisasi yang kamu ikuti berjalan seimbang tanpa ada hal yang perlu dikorbankan. Bagaimana menurutmu, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Fikom Unisba

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan kunjungan ke Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia pada 7 Agustus 2023. Kunjungan ini bertujuan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bagi asisten Laboratorium Simulasi Komunikasi Fikom Unisba.

Dipimpin oleh Dr. Rita Gani sebagai Kepala Laboratorium Simulasi, rombongan Fikom Unisba sampai di Gedung Unit 18 Ilmu Komunikasi sekitar pukul 08.45 WIB. Kedatangan itu tentu disambut hangat oleh keluarga besar Prodi Ilmu Komunikasi, termasuk Kaprodi Ilmu Komunikasi Iwan Awaluddin, Ph.D, dan Dr. Zaki Habibi selaku Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi UII.

Dalam kesempatan ini, Dr. Zaki Habibi memperkenalkan Laboratorium Ilmu Komunikasi beserta gagasan-gagasan di dalamnya. Poin utama yang menjadi sorotan pada perbincangan itu terkait bagaimana laboratorium mampu menunjang kebutuhan seiring berkembang dan berubahnya kurikulum.

“Teknologi dapat berganti dan berubah dalam hitungan hari, begitupun kurikulum akademik. Bagaimana kita mengikutinya?” ungkap Dr. Zaki Habibi.

Menjawab pertanyaan tersebut, Dr. Zaki Habibi menjelaskan sejarah Laboratorium Ilmu Komunikasi yang dibangun pada 2007 untuk memenuhi kebutuhan skill mahasiswa. Hingga akhirnya ada perombakan besar-besaran tahun 2014, namun kurikulum terus berjalan dan berubah.

Hingga akhirnya pada 2017, dibuatlah konsep dengan sasaran dengan komponen yang sama atau modular.

“Untungnya tahun 2017 kita menciptakan sebuah rancangan, konsepnya modular yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan praktikum,” ujarnya.

Fikom Unisba

Pemberian kenang-keangan antara Fikom Unisba dengan Prodi Ilmu Komunikasi UII

Selain teknologi, peran SDM pada laboratorium dianggap menjadi kunci utama. Untuk itu, Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi UII menyebut bahwa langkah efektif lainnya adalah dengan melakukan pengembangan kapasitas SDM. Berbagai kerja kreatif dan keterlibatan staf hingga kerja kolaboratif dilakukan agar laboratorium mampu menjadi bagian pendampingan mahasiswa.

“Yang paling efektif kapasitas orang per orang. Bertumbuh bersama dengan semangat kolaborasi. Karena kalau sendiri kadang ide juga mentok. Jadi kita sering lakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Seperti program Kaliurang Festival Hub yang menjadi ruang bertemunya para kreatif,” ungkapnya.

Senada dengan Dr. Zaki Habibi, Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D, menyebut bahwa dengan kolaborasi, akan saling menguntungkan karena ada pertukaran potensi. Apalagi di tengah teknologi kecerdasan buatan atau AI yang makin pesat.

“Bisa berkolaborasi dan saling menguntungkan. Bertukar potensi, perjumpaan-perjumaan ini akan mempertemukan kelebihan dan kekurangan sehingga bisa mengisi ruang-ruang dan kita kembangkan. Mulai dari ide kreativitas apalagi  saat ini kita dihadapkan dengan tantangan kecerdasan buatan AI. Maka kapasitas manusia juga harus terus berkembang,” ujarnnya.

Dr. Rita Gani juga bercerita tentang sistem rekrutmen asisten Laboratorium Simulasi Komunikasi yang ditujukan kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi secara professional dengan pola seleksi yang terukur.

Setelah diskusi rampung, rombongan Dr.Rita Gani berkeliling melihat dan mencoba langsung fasilitas yang dimiliki oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII. Mulai dari Ikonisia TV, laboratorium Fotografi dan Multimedia, Lab TV & Podcast, hingga PDMA Nadim.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Gender

Isu gender cukup menarik untuk diteliti. Suara-suara kesetaraan gender telah menggema di berbagai sektor. Tak hanya itu, dukungan kesetaraan gender kini mulai masif dengan adanya beberapa akun media sosial seperti konde.co, magdaleneid, PurpleCode Collective, dan lainnya.

Global Gender Gap Report 2022 (WEF) merilis laporan terkait kesenjangan gender di ASEAN.  Dalam laporan diterapkan sistem skor dengan skala 0-1. Skor 0 berarti kesenjangan gender yang sangat lebar, sedangkan skor 1 menunjukkan tercapainya kondisi kesetaraan penuh. Di Asia Tenggara, posisi puncak tingkat kesetaraan terbaik diduduki oleh Filipina dengan skor 0,783. Sementara Indonesia menempati urutan ke-7 dengan skor 0,697.

Gender adalah peran dan status yang telah melekat pada perempuan dan laki-laki yang berasal dari konstruksi sosial budaya serta struktur masyarakat. Lantas bagaimana posisi gendesr dalam kajian Ilmu Komunikasi?

Ilmu Komunikasi mampu menyentuh setiap sudut kehidupan manusia, termasuk dalam kajian komunikasi gender. Komunikasi gender menjadi salah satu bidang studi yang menitikberatkan manusia sebagai makhluk gender berkomunikasi. Ivy and Backlund menyebutkan “Gender communication is communication about and between men and women”.

Beberapa teori yang umum digunakan untuk meneliti isu gender dalam kajian komunikasi antara lain Genderlect Theory, Standpoint Theory, dan Muted Group Theory. Bagi mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi berikut beberapa contoh riset yang bisa menjadi inspirasi skripsi.

  1. Framing Media Merekam Feminisme Indonesia

Abstrak: Artikel ini menjelaskan pembingkaian feminisme di surat kabar Indonesia. Sebagai contoh, akan dibahas bagaimana feminisme Indonesia dibingkai dalam Harian KOMPAS dari tahun 1997-1999. KOMPAS dipilih sebagai objek penelitian karena surat kabar ini menerbitkan berita-berita tentang gender dan gerakan perempuan secara berkala. Pembahasan dalam penelitian ini akan berkisar pada analisis tekstual hingga produksi berita tentang feminisme di ruang redaksi media. Melalui artikel ini, kita juga dapat melihat bagaimana media secara etis harus merespons isu-isu sensitif. Karena dalam situasi apapun, media harus selalu memberitakan kebenaran, demi melindungi hak-hak dasar masyarakat.

Metode penelitian       : Analisis framing

Penulis                        : Pratiwi Utami, Universitas Gadjah Mada

  1. Pembungkaman Kaum Perempuan dalam Film Indonesia (Penerapan Teori Muted Group dalam Film “Pertaruhan”)

Abstrak: Jenis kelamin dan gender adalah dua konsep yang berbeda. Namun bagi perempuan, gender atau sifat yang melekat pada proses kultural memunculkan berbagai ketimpangan dalam masyarakat seperti marginalisasi, stereotip, kekerasan dan pelabelan negatif.

Artikel ini berfokus pada peran perempuan dilihat dari Teori Kelompok Bungkam tentang pembungkaman perempuan di ruang publik dalam film “At Stake (Pertaruhan)”. Film ini terdiri dari empat cerita pendek yaitu Usaha untuk Cinta, Apa Gunanya, Nona atau Nyonya, dan Harta Anak-Anak.

Metode penelitian       : Analisis dengan Muthed Group Theory

Penulis                        : Ratna Permata Sari, Universitas Islam Indonesia

  1. Peran Manajerial Praktisi Humas Perempuan Lembaga Pemerintah dalam Profesi yang Didominasi Perempuan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi peran-peran yang dilakukan praktisi hubungan masyarakat (humas/public relations) lembaga pemerintah di Jawa Timur. Humas telah dikenal sebagai profesi bergender karena makin banyak perempuan memasuki profesi ini. Perempuan, secara umum, memiliki skill komunikasi yang feminim yang membantu membangun relasi dengan publik supaya mendukung reputasi lembaga. Hipotesis penelitian ini adalah praktisi humas perempuan telah berperan manajerial dalam aktivitasnya. Dengan menggunakan model peran kehumasan sebagai instrumennya, kuesioner disebarkan dan diisi oleh 69 responden, 35 di antaranya adalah praktisi laki-laki dan 34 praktisi perempuan. Penelitian ini berkontribusi mendorong bidang kehumasan pemerintah untuk membuka peluang bagi praktisi perempuan lebih berperan dalam peran manajerial sebagai bentuk pemberdayaan perempuan.

Metode penelitian       : Survei

Penulis                        : Rachmat Kriyantono, Ph.D., Sekolah Komunikasi, Universitas Brawijaya

  1. Representasi Perempuan Berdaya pada Akun Instagram @rachelvennya

Abstrak: Era digital membuka peluang bagi perempuan bukan hanya untuk merepresentasikan eksistensi diri, tetapi dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kapasitas diri untuk lebih berdaya secara pendidikan dan ekonomi tanpa harus meninggalkan peran mereka dalam keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menjelaskan representasi diri perempuan berdaya di era digital khususnya di media sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis konten kualitatif dengan objek kajian akun Instagram @RachelVennya. Berdasarkan hasil penelurusan, koding, dan analisis data ditemukan bahwa Rachel Vennya merepresentasikan diri sebagai pesohor Instagram dan pengusaha perempuan yang tetap memprioritaskan kehidupan domestiknya di keluarga. Bentuk-bentuk representasi dirinya adalah berdikari secara ekonomi, pentingnya pendidikan bagi perempuan, mengutamakan keluarga, perempuan harus mampu memimpin, dan perempuan dapat berekspresi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Rachel Vennya adalah sebuah bukti bahwa perempuan mampu merepresentasikan diri mereka sebagai sosok yang tidak hanya terampil di area domestik, tetapi juga berpeluang menjadi inspirator dan pemimpin di era digital.

Metode penelitian       : Kualitatif, Content Analysis

Penulis                        : Asmaul Husna, Yuhdi Fahrimal, Universitas Teuku Umar

  1. Representasi Gender pada Film TILIK Menurut Studi Semiotik Roland Barthes

Abstrak: Tilik adalah sebuah film pendek berbahasa Jawa yang menjadi perbincangan hangat setelah kemunculannya di kanal YouTube. Tilik menekankan jenis kelamin tertentu dalam setiap adegannya. Akibatnya, Tilik dianggap melanggengkan stereotip gender tertentu. Peneliti mencoba mencari makna di balik gender yang digunakan sebagai karakter utama. Dengan kemungkinan pemaknaan yang lebih luas, peneliti juga mencoba mencari makna lebih dalam yang dapat ditemukan dalam film Tilik. Terkait dengan tujuan penelitian, artikel ini mengajukan beberapa permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah film Tilik melanggengkan stereotip perempuan? (2) Apa yang dikatakan oleh film Tilik tentang pesannya? (3) Apa yang dikatakan oleh keberadaan “truk” tentang fungsinya sebagai wadah pengalaman? Objek penelitian adalah konteks skenario, gambar, teks, dan adegan dalam film. Artikel ini menggunakan metode semiotika kualitatif Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tilik tidak melanggengkan stereotip gender dengan menonjolkan jenis kelamin tertentu. Sebaliknya, Tilik mengekspresikan makna relasi sosial dalam masyarakat, perjuangan dalam kehidupan sehari-hari, dan pentingnya literasi digital sebagai bekal untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan jenis kelamin tertentu.

Metode penelitian       : Analisis semiotik

Penulis                        : Jonathan Adi Wijaya, Antonius Denny Firmanto, Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana, Indonesia

  1. co Sebagai Media Advokasi Perempuan

Abstrak: Subordinasi perempuan berkelindan dengan budaya patriarki di masyarakat. Magdalene.co merupakan salah satu media online yang melakukan advokasi terhadap perempuan. Penelitian ini mencoba mengungkap upaya kreatif Magdalene.co dalam menjalankan jurnalisme sensitif gender dan jurnalisme advokasi untuk perempuan. Analisis isi, wawancara, dan studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Magdalene.co menawarkan nilai-nilai dan perspektif baru tentang perempuan dan mengangkat berbagai isu termasuk agama, kepercayaan, gaya hidup, dan kondisi sosial. Namun, bias kelas masih terlihat dalam artikel-artikel mereka, isu-isu yang dibahas terbatas pada ranah publik, dan tidak konsisten dalam mengubah stereotip perempuan.

Metode penelitian       : Analisis isi dan wawancara

Penulis                        : Eni Maryani, Justito Adiprasetio, Universitas Padjadjaran

  1. Cybermisogyny: Hate Against Women and Gendertrolling Manifestation on Instagram

Abstrak: Cybermisogyny adalah perilaku kebencian terhadap perempuan di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk-bentuk cybermisogyny yang terjadi di Instagram @viavallen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan kerangka Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) dari Teun A. van Dijk yang berfokus pada analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Penelitian ini menggunakan teori gendertrolling dari Karla Mantilla. Hasil penelitian menunjukkan: (1) cybermisogyny yang terjadi di Instagram @viavallen didominasi oleh pelecehan online dan pelecehan seksual; (2) produsen pesan cenderung permisif terhadap perilaku pelecehan; (3) dimensi kekuasaan dan akses menjadi faktor utama terjadinya cybermisogyny.

Metode penelitian       : Analisis wacana kritis, kualitatif

Penulis                        : Muhammad Dicka Ma’arief Alyatalatthaf, Kalbis Institute

Itulah beberapa riset yang dirangkum dari berbagai jurnal Ilmu Komunikasi dan dapat menjadi inspirasi judul skripsi tentang isu gender. Ternyata objek penelitian cukup beragam, mulai dari film, profesi, hingga media sosial.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

 

 

 

 

 

Fakta menarik jurusan Ilmu Komunikasi

Fakta menarik tentang seluk beluk kuliah jurusan Ilmu Komunikasi yang wajib diketahui oleh mahasiswa baru (maba) ketahui. Meski tak sedikit yang menganggap Ilmu Komunikasi mudah, tapi percayalah Anda tak salah jurusan belajar ilmu ini.

Pada Desember 2022, media CNN Indonesia merilis sebuah artikel dengan judul “7 Jurusan Kuliah yang Paling Mudah Dipelajari, Ada Incaranmu?”. Redaksi menempatkan Ilmu Komunikasi sebagai jurusan yang paling mudah dipelajari di urutan ke-3. Begitupun, Kompas.com dalam artikelnya “8 Jurusan Paling Santai dan Mudah, Calon Mahasiswa Pilih Mana?” yang menempatkan jurusan Ilmu Komunikasi sebagai yang termudah pada posisi ke-3.

Namun benarkah pernyataan kedua media tersebut?

Dari laporan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), persaingan program studi (prodi) sosial humaniora pada penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 yang paling ketat adalah Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan keketatan mencapai 0,94 persen.

Dua tahun sebelumnya, berdasarkan laporan Statistik Perguruan Tinggi jurusan Ilmu Komunikasi menempatkan posisi ke-8 dengan jumlah mahasiswa paling banyak yakni 186.378 mahasiswa. Dengan data tersebut artinya jurusan Ilmu Komunikasi sangat diminati oleh calon mahasiswa baru di Indonesia.

Lantas mengapa jurusan Ilmu Komunikasi begitu diminati? Ilmu Komunikasi sifatnya sangat dinamis dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Secara sederhana Ilmu Komunikasi mempelajari media, sosial, budaya, komunikasi, ekonomi, dan sejarah. Cukup lengkap bukan?

Sementara prospek kerja bidang Ilmu Komunikasi antara lain public realation (PR), jurnalis, film maker, content creator, copywriter, videografer, produser TV, pengusaha media, akademisi, dan banyak lainnya.

Kemampuan yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut juga bisa didapatkan di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia. Di kampus ini, ada empat bidang minat yakni Jurnalisme Digital, Public Relations, Kajian Media, dan Media Kreatif.

Menyambut mahasiswa baru bulan Agustus 2023 mendatang, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) telah mempersiapkan kurikulum anyar yang akan memperlancar proses studi hingga tercapainya indikator sarjana Ilmu Komunikasi sesuai zaman.

Berikut fakta-fakta menarik terkait jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Indonesia yang menarik yang wajib diketahui oleh maba:

  1. Banyak kuliah di luar kelas

Imajinasi bahwa kuliah itu identik mendengar dosen ceramah di depan kelas ternyata salah besar. Mengambil jurusan Ilmu Komunikasi artinya Anda siap untuk berpetualang. Banyak mata kuliah yang membawa Anda berkeliling mengamati festival, pameran kreatif, hingga konser musik.

Tak jarang dalam beberapa mata kuliah, dosen akan memberikan tugas membuat laporan atau analisis terkait kegiatan tersebut. Tenang, Anda berada di kota Yogyakarta. Hal-hal kreatif tidak ada matinya. Bahkan hampir setiap pekan ada saja gelaran di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jogja Nasioanal Museum (JNM), bahkan bilik-bilik kafe yang tak terduga membikin kegiatan kreatif dan diskusi menarik.

  1. Nggak santai, ada mata kuliah riset setiap tahun

Meski banyak pihak bilang jurusan Ilmu Komunikasi mudah, tidak semua orang mendapatkan pengalaman semenarik ini. Anda bisa merasakan dua hal secara bersamaan: keseruan dan keseriusan.

Siapa bilang hanya santai-santai mengunjungi festival? Hampir setiap tahun ada saja mata kuliah riset yang akan Anda jumpai. Mata kuliah ini bersifat wajib karena menjadi salah satu indikator untuk mencapai sarjana Ilmu Komunikasi.

Anda akan bertemu dengan mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif dan Kualitatif), Riset Sosial, Penulisan Akademik, Analisis Isi dan Teks Media, hingga Seminar Proposal. Namun tak perlu khawatir, mata kuliah tersebut juga tetap seru meski lebih serius.

  1. Bisa lulus tanpa skripsi

Ternyata banyak jalan menjadi sarjana Ilmu Komunikasi di UII! Tidak hanya dengan skripsi, ada pilihan lain agar Anda bisa lulus.

Setidaknya ada 5 cara agar lulus dan menyandang gelar S.I.Kom di kampus Ulil Albab. Anda dapat memilih dengan jalur skripsi, proyek komunikasi, proyek kolaboratif internasional, penulisan artikel jurnal, dan magang yang laporannya setara dengan skripsi.

  1. Bebas pilih bidang minat sesuai passion

Mahasiswa bebas memilih bidang minat sesuai dengan passion. Setidaknya ada 4 bidang minat yang bisa Anda pilih.

Jika tertarik dengan dunia jurnalistik bisa memilih konsentrasi Jurnalisme Digital. Anda akan belajar banyak tentang jurnalisme dan masyarakat hingga jurnalisme data. Selanjutnya ada bidang minat Kajian Media yang akan fokus mempelajari teori media dan ekonomi politik media. Bidang minat ketiga adalah Public Relations yang banyak belajar tentang komunikasi krisis hingga manajemen PR. Terakhir, bidang minat Media Kreatif yang akan focus pada pembelajaran visual narrative dan desain visual hingga digital audio production.

Untuk menunjang kegiatan tersebut, Prodi Ilmu Komunikasi UII memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti Lab TV, Ruang Audio Visual, Lab Fotografi, Pusat Dokumentasi dan Media Alternatif, serta Lab Editing dan Multimedia.

  1. Ada kelas reguler dan International Programme

Anda dapat memilih kelas reguler ataupun International Programme (IP). Jika memilih kelas reguler, bahas pengantar dalam pembelajaran adalah bahasa Indonesia, sementara pada IP full in English.

Banyak program global yang dapat diikuti, mulai dari student exchange, konferensi internasional, international internship, international research collaboration, short courses, dan program internasional lainnya.

  1. Communication for Empowerment

Seperti marwah dari Prodi Ilmu Komunikasi, Communication for Empowerment menjadi spirit yang diusung dalam menyelenggarakan seluruh aktivitas akademik. Spirit empowerment termanifestasi dalam empat matra (catur dharma): pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah islamiyah sehingga tercapai proses pembelajaran yang kritis, inovatif, kreatif, dan transformatif.

Perwujudan itu dibuktikan dengan beberapa pengabdian yang dilakukan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII di tengah keberagaman masyarakat  seperti di Sekon di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga nelayan perempuan “Puspita Bahari” di Kampung Nelayan Morodemak.

Tak hanya itu, sebelum lulus mahasiswa akan mendapat mata kuliah Komunikasi Pemberdayaan dengan output yang nyata. Mahasiswa wajib membuat program yang berorientasi pemberdayaan masyarakat.

Itulah fakta-fakta menarik terkait kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi UII. Menarik bukan?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Mahasiswa lulus

Menjadi fresh graduate atau baru saja lulus dari sebuah institusi pendidikan merupakan masa paling mencemaskan bagi setiap orang. Setelah menikmati euforia ucapan “selamat” secara langsung maupun di media sosial nampaknya momen itu perlahan akan memudar dan kehidupan sesungguhnya akan datang. 

Lantas hal apa saja yang bisa dilakukan mahasiswa yang telah lulus kuliah demi meraih karier yang cemerlang? Tentu ada berbagai persiapan yang harus dilakukan secara detail dan matang. 

Persiapan ini perlu dilakukan oleh fresh graduate demi mengurangi angka pengangguran. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa pengangguran di Indonesia didominasi oleh usia muda yakni antara 15-29 tahun dengan presentase 59 persen atau 4,98 juta dari 8,4 juta jiwa. 

Berikut rincian data pengangguran di Indonesia berdasarkan data BPS Februari 2022, sebanyak 1,13 juta jiwa usia 15-19 tahun, 2,5 juta jiwa berusia 20-24 tahun, dan 1,34 juta jiwa berusia 25-29 tahun. Sementara usia 30-39 tahun mencapai 1,4 juta jiwa, 40-49 tahun yakni 1,2 juta jiwa, disusul usia 50-59 tahun 617,49 jiwa. Terakhir usia di atas 60 tahun 199,1 ribu jiwa. 

Salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia yakni Suwaibah Mataeha yang baru saja melaksanakan sidang tugas akhir (skripsi) telah merencanakan akan mengambil internship di Kedutaan Besar dan Konsulat Thailand di Indonesia. 

Mahasiswa lulus

Suwaibah Mataeha mahasiswa asal Thailand yang lulus dari Prodi Ilmu Komunikasi UII

Menjadi mahasiswa asing di Indonesia membuatnya untuk mengatur waktu agar lulus tepat waktu mengingat masa berlaku visa belajarnya akan segera berakhir pada akhir tahun 2023. 

“Selesai magang awal Agustus, mau yudisium sebelum 20 Agustus, selanjutnya wisuda. Ada rencana mau daftar di Royal Embbassy Thai untuk internship dulu dua bulan sebelum pulang ke Thailand bulan Desember. Cari pengalaman lewat internship, atau kalau ada pekerjaan  Alhamdullilah ya untuk setahun ke depan,” terang Suwaibah saat merencanakan masa depan setelah kelulusannya. 

Tak hanya itu, Suwaibah juga memiliki beberapa rencana lain jika rencana pertama tak berhasil. Berbekal kemampuan desain grafis hingga edit video yang terasah saat lakukan internship di IPC Ilmu Komunikasi UII membuatnya tertantang untuk membuka jasa bidang kreatif tersebut. 

“Aku memiliki skill dalam bidang desain grafis dan edit video, kemampuan ini semakin terasah saat internship di IPC Ilkom UII. Kemungkinan yang bisa aku lakukan adalah open jasa edit hingga desain grafis sebelum mendapatkan pekerjaan tetap,” jelasnya. 

Senada dengan rekan satu angkatannya, Maritza Khansa yang kini tengah menjalani internship di Kantor Pemerintahan Provinsi Yogyakarta mengaku akan memanfaatkan hobinya untuk menghasilkan income. 

Maritza yang memiliki hobi menyanyi dan mengasah bakatnya pada bidang presenting mengombinasikan keduanya untuk menjadi daya tarik dari dirinya. Alhasil banyak yang menggunakan jasanya dalam berbagai event. 

“Mengembangkan dan meningkatkan skill yang dimiliki serta meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Memanfaatkan hobi (menyanyi) sebagai wadah untuk dapat menambah income,” ungkap Maritza. 

Ia juga menambahkan program magang yang tengah dijalaninya diharapkan memberi pengalaman berharga bagaimana menjalin relasi untuk memasuki dunia kerja nantinya. 

“Tentu dalam proses magang, mahasiswa dapat belajar beradaptasi dengan lingkungan baru terlebih di dunia kerja. Harapannya magang dapat menjadi salah satu batu loncatan dan pengalaman berharga untuk memasuki dunia kerja nanti,” tandasnya. 

Lantas apa saja rencana-rencana yang dapat dilakukan oleh fresh graduate untuk mempersiapkan karier cemerlang? Dilansir dari The Balance Money, berikut 7 hal yang bisa dilakukan. 

1. Internship 

Umumnya program internship atau magang mensyaratkan kandidatnya masih terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah universitas. Namun tak sedikit perusahaan yang membuka untuk umum dan magang ini biasanya dibayar meski tidak penuh. 

Bagi fresh graduate, hal ini bisa menjadi pilihan yang tepat sebelum benar-benar siap bekerja dengan kontrak yang cukup lama. Tidak hanya mendapatkan pengalaman kerja, Anda juga akan tahu bagaimana cara menjalin hubungan dengan calon pemberi kerja. Terakhir Anda dapat melampirkan pengalaman tersebut dalam CV.  

2. Mendalami hobi dan memanfaatkan skill 

Mendalami hobi dan memanfaatkan skill adalah cara yang tepat dilakukan oleh fresh graduate. Jika Anda memiliki hobi bidang olahraga, sangat menarik jika Anda mengikuti pelatihan bersertifikat yang nantinya dapat  dipertimbangkan untuk berinvestasi. 

Selanjutnya, memanfaatkan skill. Jika memiliki kemampuan dalam bidang desain grafis, Anda bisa mengunggah hasil karya tersebut di media sosial agar dijangkau banyak pihak. 

3. Menjadi asisten riset 

Bagi fresh graduate yang masih ingin tinggal dan tak ingin cepat-cepat beranjak dari lingkungan sekitar kampus jadilah asisten peneliti. 

Carilah kesempatan menjadi asisten peneliti, bisa melalui dosen pembimbing sebelumnya atau mendaftar langsung ke universitas. Ada peluang besar, Anda akan mendapatkan pengalaman menarik tentang dunia akademis yang mungkin belum sempat dijangkau selama masa studi. 

4. Bekerja di institusi sebelumnya 

Setelah lulus dan masih enggan pulang kampung atau merantau ke kota lain cobalah mencari peluang dan pekerjaan di tempat Anda belajar sebelumnya. Ada banyak pekerjaan yang bisa didapatkan di kampus. Misalnya bekerja di jurusan yang Anda ambil, atau Anda dapat bekerja sebagai asisten dosen jika ada posisi yang relevan dengan gelar Anda. 

Jenis pekerjaan ini juga dapat mengarah pada peluang lebih lanjut, seperti pendanaan program pascasarjana atau bahkan gelar, karena banyak universitas akan mengizinkan karyawan mereka untuk mengambil kelas secara gratis. 

5. Volunteer 

Program volunteer memang biasanya tak menghasilkan pendapatan, namun waktu Anda akan sangat berguna dengan mengikuti kegiatan ini. Tentu saja akan membawa perubahan positif bagi kematangan mental. 

Tak hanya itu, kegiatan ini sekaligus membangun jaringan sesama sukarelawan, rekan kerja, supervisor, dan organisasi yang mungkin penting untuk pekerjaan Anda di masa depan. 

6. Memulai bisnis 

Meski tak banyak yang memikirkan hal ini lantaran risiko dinilai cukup besar ,tak ada salahnya memulai bisnis. Memulai bisnis dan manfaatkan peluang yang ada di sekitar Anda. 

Saat ini peluang bisnis sangat luas, Anda dapat memasarkan produk di ecommerce dengan jangkauan pelanggan yang tak terbatas.  

Beberapa bisnis kreatif seperti kerajinan, bisnis penitipan hewan peliharaan, hingga bisnis pakaian bagi Anda yang menyukai fashion. 

7. Belajar bahasa asing 

Belajar bahasa asing sangat tepat bagi Anda yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, hingga kerja di luar negeri. Tak hanya itu, saat ini beberapa perusahaan mensyaratkan sertifikat kemampuan bahasa Inggris. 

Itulah hal-hal yang bisa dilakukan oleh fresh graduate sebelum mendapatkan pekerjaan yang diincar. Namun perlu diketahui bukan berarti rencana tersebut bisa dilakukan dengan sesuka hati, tunjukkan keseriusan dan potensi diri Anda demi karier yang cemerlang. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Memasuki usia 19 tahun, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) telah meluluskan lebih dari 1.300 alumni yang kini tersebar di seluruh Indonesia, Thailand, dan Malaysia. 

Berdiri 17 Juni 2004, UII mendirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya dengan satu prodi, yakni Prodi Ilmu Komunikasi. Namun seiring dengan restrukturisasi yang dilakukan pada tahun 2006 Prodi Ilmu Komunikasi resmi bergabung dengan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB). Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Pengurus Harian Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia Nomor: 03 Tahun 2006 tentang Struktur dan Organisasi Universitas Islam Indonesia. 

Perjalanan Prodi Ilmu Komunikasi memang tak mudah. Proses akreditasi C menuju akreditasi A baru terlaksana setelah 11 tahun bertumbuh yakni di tahun 2015. Bersyukur, kini menginjak usia ke-19 tahun, prodi Ilmu Komunikasi berproses menuju akreditasi “Unggul”. 

Jika diibaratkan manusia yang sedang bertumbuh, Prodi Ilmu Komunikasi sedang berada pada fase yang sedang aktif-aktifnya: 19 tahun baru lulus SMA, tengah mencari jati diri, dan mengeksplorasi kemampuan apa yang dimiliki. 

Sama halnya dengan Prodi Ilmu Komunikasi yang kini terus mengupayakan segala kemampuan SDM di dalamnya, memperbaiki kualitas dan pelayanan. Mengusung tagline “Communication for Empowerment” kini pengabdian kepada masyarakat terus dilakukan demi kemslahatan umat. 

Seperti marwah dari Prodi Ilmu Komunikasi, Communication for Empowerment menjadi spirit yang diusung dalam menyelenggarakan seluruh aktivitas akademik. Spirit empowerment termanifestasi dalam empat matra (catur dharma): pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah islamiyah sehingga tercapai proses pembelajaran yang kritis, inovatif, kreatif, dan transformatif.

Lantas apa kata alumni tentang Prodi Ilmu Komunikasi? 

Belajar dan bertumbuh dengan suasana yang humanis, belajar interaktif dan setara adalah budaya di Prodi Ilmu Komunikasi. Diskusi antara dosen dan mahasiwa serta kultur saling menghargai adalah kunci untuk tetap rindu untuk “main-main ke Prodi”. 

Ini kata alumni: 

“Ilmu komunikasi itu unik, Ilmu Komunikasi UII lebih unik lagi. Saya bertumbuh dan belajar bermula dari sana. Ilkom UII adalah salah satu tangga saya untuk menumbuhkan value diri. Tentunya materi-materinya sangat bermanfaat pada dunia kerja yang saat ini sedang saya geluti, yakni public relation. Terutama dalam hal manajemen krisis.” 

“Seni berkomunikasi itu unik, kita berbicara tidak hanya lewat verbal. Banyak hal yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Semoga prodi Ilmu Komunikasi UII semakin maju, semakin bertumbuh lebih baik, semakin banyak juga mencetak lulusan terbaik.” 

Etry Novica (PR salah satu Rumah Sakit di Jawa Tengah, yang meraih gelar Magister dengan beasiswa LPDP) 

“Buat aku belajar di Ilmu Komunikasi UII sangat berpengaruh dengan bisnis yang sekarang aku jalani. Karena di Ilmu Komunikasi itu ilmu-ilmunya bermanfaat di dunia nyata. Contohnya saat aku berbisnis aku harus berdiskusi dengan klien, harus memasarkan bisnis aku, dan lain-lain. Ilmu-ilmu itu aku dapatkan Ilmu Komunikasi UII.” 

Puri Oksi (Pengusaha, Founder Bakmie Hotplate Viral) 

“Selama belajar di Prodi Ilmu Komunikasi seneng banget karena banyak dosen yang kompeten di bidangnya dan kelasnya seru, teman-temannya asyik juga. Dulu ingat banget mata kuliah Penulisan Akademik yang bikin aku sampai sekarang jadi ada di posisi ini yang diajar oleh Pak Iwan, dan itu menurut aku salah satu mata kuliah yang nempel banget sampai sekarang.” 

“Awalnya memilih Jurusan Ilmu Komunikasi itu supaya tidak ketemu dengan angka dan matematika, tapi ternyata di semester tiga ada mata kuliah Statistik Komunikasi karena sudah menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi ya dinikmati saja. Saran untuk Prodi Ilmu Komunikasi UII, di usia yang ke-19 menurutku ini usia yang sedang lucu-lucunya, lagi muda-mudanya, semoga Prodi Ilmu Komunikasi UII bisa terus membimbing mahasiswanya yang tidak hanya pintar secara akademik tapi juga bisa bersaing di dunia kerja.” 

Nasuha Ali (Senior Copywriter di Sekolah Murid Merdeka) 

“Saya senang belajar di Prodi Ilmu Komunikasi UII soalnya tidak hanya belajar keilmuan Barat tapi juga secara Islam. Bersyukur bisa belajar Komunikasi Profetik tentang Ilmu Komunikasi dari sudut pandang Islam dan menjadi lulusan insan Ulil Albab.” 

Iven Sumardiyantoro (Videographer dan Editor) 

“Menyenangkan, pembelajarannya yang up to date dengan masa kini, dosen-dosennya juga keren-keren. Dari nama jurusannya aja “Ilmu Komunikasi”, tentu tidak jauh-jauh dong dari obrolan dan didengar maupun mendengarkan. Ini salah satu yang bikin mudah adaptasi di dunia kerja. Selain itu, karena dulu ambilnya konsentrasi “Jurnalistik Penyiaran”, mata kuliah yang dulu diajarkan banyak yang related sama kerjaan sekarang, misalnya dalam edit mengedit video/foto.” 

“Alasan memilih jurusan Ilmu Komunikasi pertama, karena tidak ada Matematikanya. Selain itu, menariknya jurusan ini salah satu jurusan yang tidak monoton dan terus berkembang dari masa ke masa. Jurusan yang sangat fleksibel sih menurutku.” 

“Semoga tetap istiqomah menjadi jurusan yang menyenangkan di UII. Selalu melakukan gebrakan-gebrakan baru (baik dalam events, akademik dan organisasinya) yang gila, ciamik, dan out of the box. Pokoknya semoga makin baik dan terus membaik ke depannya!” 

Brilliant Ayesha Nadine (Content Creator, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta) 

Itulah beberapa kesan para alumni terhadap Prodi Ilmu Komunikasi UII, ternyata Ilkom adalah tempat belajar yang seru. Para dosen yang suportif, pelayanan humanis, dan fasilitas mumpuni menjadi kunci. Semoga di usia yang ke-19 tahun ini, Prodi Ilmu Komunikasi UII semakin progresif dan mampu mencetak lulusan unggul.

    

Pekerjan yang dapat digantikan AI

Ramai terdengar pembahasan yang membuat panik berbagai pihak lantaran beberapa pekerjaan akan tergantikan oleh artificial intellegence (AI). Benarkan pendapat tersebut? Simak beberapa data berikut ini tentang AI yang dianggap sebagai perkembangan teknologi menyeramkan. 

AI atau kecerdasan buatan adalah suatu sistem komputer atau perangkat mesin dengan mengadopsi karakter otak manusia. Artinya AI bekerja dengan meniru aktivitas kognitif manusia mulai dari leraning, reasoning, decision making, hingga self correction. 

Pekerjaan yang mampu dilakukan oleh AI mulai dari kendali, robotika, mekanisme kontrol, komputasi, penjadwalan, hingga data mining. Secara umum AI diciptakan untuk optimalisasi pekerjaan. 

Sebagai contoh sederhana untuk memahami kinerja AI dapat kita lihat dari pola kebiasaan kita ketika hendak mencari barang di E-Commerce. Saat kita mengetik “sepatu docmart wanita” di mesin pencarian E-Commerce maka barang tersebut akan muncul, kita dapat memilih sesuai dengan kriteria yang diinginkan.  

Selanjutnya kita akan menemukan produk rekomendasi di hari yang sama hingga hari berikutnya. Rekomendasi tersebut merupakan hasil kerja AI yang didapat dari data produk-produk yang pernah kita beli. 

Lantas benarkah pekerjaan kita dapat diambil alih oleh AI karena memiliki sistem yang lebih optimal dibandingkan kinerja manusia. Bagaimana nasib lulusan Ilmu Komunikasi? 

Salah satu AI yang tengah menjadi perdebatan di dunia akademis dan industri adalah asisten virtual bernama ChatGPT, merupakan situs pengolahan bahasa atau Generative Pre-Training Transformer yang dikembangkan OpenAI.  

Dengan menggunakan ChatGPT kita dapat memerintahnya untuk membuat teks, menerjemahkan bahasa, hingga menjawab apa pun pertanyaan yang kita ajukan. Sontak hal ini membuat ketar-ketir para pekerja di bidang penulisan seperti content writer, jurnalis, pekerja media, hingga pekerja kreatif lainnya. 

Kekhawatiran itu muncul berkaitan dengan teknik plagiarisme yang dapat mengancam integritas akademik. Bahkan ketika kita mengetikkan perintah “puisi senja” maka ChatGPT akan memberikan enam bait puisi tentang senja yang menarik dan puitis. Kecanggihan ini tentu membuat sebagian orang cemas karena AI dapat menggantikan keahlian manusia. 

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Similiarweb jumlah kunjungan ke ChatGPT mencapai 1,8 miliar peningkatan terjadi sejak awal tahun 2023. Artinya banyak orang yang menggunakan  ChatGPT untuk memudahkan dan menyelesaikan pekerjaannya.  

Negara yang paling banyak menggunakan ChatGPT di antaranya Amerika Serikat dengan presentase 15,22 persen, India 6,32 persen, Jepang 4,01 persen, Kolombia 3,3 persen, Kanada 2,75 persen, serta 68,4 persen tersebar di seluruh dunia kecuali yang disebutkan tadi. 

Membaca data tersebut apakah ChatGPT memang efektif dan dapat dipercaya di dunia akademis? Menurut salah satu dosen di Prodi Ilmu Komunikasi UII Narayana Mahendra Prastya, S.Sos., MA. ketakutan bukan hanya soal plagiarisme di kalangan mahasiswa melainkan pengaplikasiannya yang cenderung tidak sinkron. 

“Ketakutannya (menggunakan ChatGPT) tentang konteks yang tidak match. Ketika mahasiswa mengutip untuk memperkuat gagasan malah hasilnya tidak nyambung. Misalnya ketika meminta ChatGPT rangkuman jurnal tentang media sosial kita sebagai pengguna yang harusnya merangkai sendiri poin-poin dan mengaitkan,” ujarnya.  

Terkait soal plagiarisme di kalangan mahasiswa Narayana menyebut jika belum pernah mendeteksi apakah itu benar-benar dikerjakan dengan memindahkan dari ChatGPT. Kecurigaan tentu muncul ketika penulisan dalam proposal  

“Belum pernah terdeteksi apakah menggunakan ChatGPT atau bukan, ketika mahasiswa menuliskan tinjauan pustaka sangat jago dan rapi, tapi melihat interview guide dan lainnya kedodoran,” tandasnya. 

Pekerjaan yang kemungkinan digantikan AI 

Ketakutan kita soal pekerjaan yang akan digantikan oleh AI nampaknya memang wajar, bagaimana tidak sejak dirilis pada bulan November tahun lalu ChatGPT telah digunakan untuk membuat surat lamaran, membuat buku anak, hingga membantu siswa mencontek saat ujian. 

Sejak dirilis pada bulan November tahun lalu, ChatGPT dari OpenAI telah digunakan untuk menulis surat lamaran, membuat buku anak-anak, dan bahkan membantu siswa menyontek dalam ujian.  

Dilansir dari laman Business Insider, chatbot pada ChatGPT sangat hebat lebih dari yang dibayangkan, karyawan Amazon yang menguji ChatGPT menyebut jika chatbot ini melakukan “pekerjaan yang sangat baik” dalam menjawab pertanyaan dukungan pelanggan, “hebat” dalam membuat dokumen pelatihan, dan “sangat kuat” dalam menjawab pertanyaan seputar strategi perusahaan.  

Meski demikian ChatGPT juga bisa saja salah, seperti disebutkan oleh pengguna ChatGPT pernah menemukan informasi yang salah menjawab masalah pengkodean, dan menghasilkan kesalahan dalam matematika dasar. 

Dalam artikel tersebut menyatakan jika riset yang dipublikasikan oleh University of Oxford di tahun 2013 menyebutkan 47 persen di Amerika Serikat dapat digantikan oleh AI dalam rentang waktu 20 tahun ke depan. 

Namun, riset itu dibantah oleh Anu Madgavkar seorang mitra di McKinsey Global Institute yang mengatakan jika AI tak serta merta dapat menggantikan posisi manusia. Penilaian manusia perlu diterapkan pada teknologi untuk menghindari kesalahan dan bias. 

“Kita harus memikirkan hal-hal ini sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas, bukan sebagai pengganti,” ujar Madgavkar dalam wawancaranya dengan Business Insider.  

Itu artinya AI tidak dapat menggantikan keberadaan manusia melainkan membantu agar pekerjaan semakin optimal. Berikut beberapa pekerjaan yang akan berkaitan dan dapat dikerjakan AI yang dioperasikan manusia. 

  1. Tech jobs (Coders, computer programmers, software engineers, data analysts) 
  2. Media jobs (advertising, content creation, technical writing, journalism) 
  3. Legal industry jobs (paralegals, legal assistants) 
  4. Market research analysts 
  5. Teachers 
  6. Finance jobs (Financial analysts, personal financial advisors) 
  7. Traders 
  8. Graphic designers 
  9. Accountants 
  10. Customer service agents 

Nasib lulusan Ilmu Komunikasi bersaing dengan AI? 

AI yang berkembang pesat ternyata tidak benar-benar mengancam manusia, justru ada sisi positif dengan kecanggihan yang terus dikembangkan hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM dosen Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,sekaligus Ketua Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) melalui kanal YouTube The Conversation. 

“Tentu saja AI dapat menggantikan pekerjaan manusia khususnya yang selama ini yang dikerjakan secara otomatis, pekerjaan yang sifatnya repetitif, dan teknis, pekerjaan yang kotor, yang membosankan, dan berbahaya sudah selayaknya bisa kita alihkan ke komputer karena AI bisa mengerjakan itu jauh lebih bagus daripada manusia dan justru itu untuk menyelamatkan manusia,” ungkapnya. 

Perlu diketahui bahwa nasib lulusan Ilmu Komunikasi tidak akan terpinggirkan oleh AI. Karena menurut keterangan Dr. Lukas kreativitas manusia tidak dapat ditiru oleh AI. 

“Sebetulnya kita masih dapat merasakan bahwa tulisan ChatGPT adalah tulisan robot. Misalkan saya sebagai dosen tahu polanya, ngomongnya ChatGPT ini. ChatGPT dalam beberapa hal mungkin mencoba lebih kreatif dengan melakukan ekstrapolasi kadangkala semakin dia kreatif justru semakin ngawur dan terjebak pada sesuatu yang tidak masuk akal,” tandasnya. 

Itu artinya kekhawatiran kita terhadap AI terlalu berlebihan karena pada dasarnya AI diciptakan untuk membantu bukan menggantikan manusia. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Kunjungan Prodi Ilmu Komunikasi ke NTU Singapura

Prodi Ilmu Komunikasi UII beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Singapura untuk melakukan pertemuan dengan berbagai pihak termasuk universitas terkemuka di sana. Menariknya ada peluang emas bagi mahasiswa serta alumni Prodi Ilmu Komunikasi UII. Penasaran apa saja peluang tersebut? 

Tujuan utama kunjungan yang dilakukan Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UII beserta jajarannya tentu untuk menjalin kerjasama dengan berbagai institusi.  

Beberapa pihak yang bersedia menyambut hangat Prodi Ilmu Komunikasi UII di antaranya adalah School of Communication and Information NTU, RSiS at NTU, Lembaga Riset think-thank Singapura, ATDIKBUD Singapura, dan SIS Ltd. 

Dari pertemuan yang dilakukan pada 9-10 Mei 2023 itu tentu membuahkan hasil yang seolah membawa angin segar bagi Prodi Ilmu Komunikasi UII. Selain menambah khasanah keilmuan, peluang positif juga terbuka lebar bagi mahasiswa dan alumni Prodi Ilmu Komunikasi yang akan melanjutkan studi di Singapura. 

Kesempatan beasiswa untuk mahasiswa dan alumni Ilmu Komunikasi UII di NTU 

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D. menyebut jika ada kesempatan bagi mahasiswa dan alumni untuk meraih beasiswa di Nanyang Technological University (NTU) Singapura. 

Bahkan sudah ada wacana terkait kesediaan dari kolega Ilmu Komunikasi NTU untuk diundang ke Prodi Ilmu Komunikasi terkait pembahasan tersebut. 

“Mereka dan kolega di Komunikasi NTU meyatakan siap diundang sewaktu-waktu ke Prodi Komunikasi UII. Terutama untuk info session tentang program besiswa S2 di NTU yang ditujukan untuk alumni dan mahasiswa tingkat akhir, juga tentang program S3 terutama untuk rekan-rekan yang membutuhkan,” jelas Pak Iwan. 

Terkait kapan pihak NTU akan diundang oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII, Dr Zaki Habibi selaku dosen Ilmu Komunikasi  yang juga mengikuti kunjungan tersebut menyebut belum dapat memastikan tanggalnya karena rencana ini masih harus dibahas lagi. 

“Belum (tanggal pastinya), masih menjadi rerasan awal dan butuh persiapan,” ungkap Dosen yang akrab disapa Pak Zaki itu. 

Kunjungan ke ISEAS

Peluang sebagai research fellows di ISEAS

Peluang sebagai Research Fellows ISEAS Yusof Ishak Institute 

ISEAS Yusof Ishak Institute merupakan lembaga riset think-thank milik Singapura yang memiliki fokus penelitian isu-isu kontemporer seputar kajian Asia Tenggara. 

Banyak insight yang didapatkan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII saat mengunjungi lembaga riset yang telah berdiri sejak 1968 diantaranya sebagai berikut: 

  1. Strategi lembaga riset mulai dari merancang fokus utama dan posisi lembaga riset, identifikasi target audiens utama sehingga ragam produk luaran riset dapat dibuat dan disebarkan dengan efektif, hingga membahasa tentang strategi pendanaan & grants. Karena beberapa hal di atas merupakan tantangan-tantang yang kerap dihadapi para peneliti dan dosen di Indonesia. 
  2. Kesempatan menjadi research fellows di Singapura, pemaparan yang diterima oleh pihak Prodi Komunikasi UII mulai dari segi manajerial, relasi dengan policy makers dan HEI (inst.pend.tinggi), serta mekanisme research fellows di dalam dan luar ISEAS. 
  3. Kesempatan bergabung menjadi bagian dari projek yang dapat dikerjakan dari Indonesia maupun menetap sementara di Sngapura. Riset yang ditulis nantinya akan dipublikasikan di ISEAS dalam kurun waktu tertentu.  

Selain mengunjungi institusi Singapura, perwakilan dari Prodi Ilmu Komunikasi UII juga menyempatkan mengunjungi Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura serta Sekolah Indonesia Singapura Ltd atau SIS Ltd yang berfokus menyiapkan pendidikan untuk anak-anak warga negara Indonesia yang berada di Singapura. 

Dalam kunjungan ke Singapura itu diwakili oleh Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si, Ph.D, beserta beberapa dosen di antaranya Dr.rer.soc. Masduki,S.Ag., M.Si., M.A., Dr.Zaki Habibi, Comms., dan Dr. Herman Felani, S.S., M.A. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Informasi magang

Dibuka pendaftaran magang atau internship program di PDMA Nadim Ilmu Komunikasi UII Tahun 2023. Kali ini PDMA Nadim membuka kesempatan magang khusus mahasiswa Ilmu Komunikasi UII yang telah mencapai syarat minimal atau izin dari DPA dan DPS.

Bagi mahasiswa yang tertarik mengikuti magang di PDMA Nadim Ilmu Komunikasi UII berikut syarat dan ketentuannya:

Syarat:

  1. Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII (Semester akhir)
  2. Peminatan Jurnalisme/ Kajian Media/ Media Kreatif
  3. Mampu mengumpulkan output sejumlah 50 foto

Cara daftar:

Kirim proposal magang ke alamat email [email protected]

Contact:

087838354053 (Chat Only – Putri)

Periode pendaftaran:

Tidak ada batasan

#internshipprogram
#magang
#programmagang
#PDMANadim
#Ilmukomunikasiuii

Yudisium Prodi Ilmu Komunikasi UII

 

PELAKSANAAN YUDISIUM PRODI ILMU KOMUNIKASI PADA SMT. GENAP TA. 2022/2023
MARET 2023
KETERANGAN TANGGAL
  • PENDAFTARAN YUDISIUM
1-27 Maret 2023
  • PENGUMUMAN
30 Maret 2023
  • PELAKSANAAN YUDISIUM
31 Maret 2023
APRIL 2023
KETERANGAN TANGGAL
  • PENDAFTARAN YUDISIUM
1-31 April 2023
  • PENGUMUMAN
14-Apr-23
  • PELAKSANAAN YUDISIUM
2 Mei 2023
MEI 2023
KETERANGAN TANGGAL
  • PENDAFTARAN YUDISIUM
4-29 Mei 2023
  • PENGUMUMAN
30 Mei 2023
  • PELAKSANAAN YUDISIUM
31 Mei 2023
JUNI 2023
KETERANGAN TANGGAL
  • PENDAFTARAN YUDISIUM
2-22 Juni 2023
  • PENGUMUMAN
23 Juni 2023
  • PELAKSANAAN YUDISIUM
26 Juni 2023
 JULI 2023
KETERANGAN TANGGAL
  • PENDAFTARAN YUDISIUM
1-26 Juli 2023
  • PENGUMUMAN
28 Juli 2023
  • PELAKSANAAN YUDISIUM
31 Juli 2023
AGUSTUS 2023
KETERANGAN TANGGAL
  • PENDAFTARAN YUDISIUM
1-24 Agustus 2023
  • PENGUMUMAN
28 Agustus 2023
  • PELAKSANAAN YUDISIUM
29 Agustus 2023
Yogyakarta, 06 September 2022
Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FPSB UII
Ratna Permata Sari, S.I.Kom.,MA