Google doodle
Reading Time: 2 minutes

Ilustrasi yang ditampilkan dalam Google Doodle hari ini adalah sosok yang tak asing dalam dunia perfilman Indonesia. Aminah Cendrakasih yang ikonik dengan sebutan Mak Nyak pada serial Si Doel.

29 Januari 2024 menjadi momentum peringatan hari lahir Aminah Cendrakasih sebagai tokoh perfilman lintas zaman. Dalam ilustrasi Google Doodle digambarkan seorang Aminah versi Mak Nyak dengan kerudung khasnya yang dibingkai televisi jadul.

Tercatat Aminah lahir di Magelang, 29 Januari 1938 dan wafat pada 21 Desember 2022. Namanya telah melejit dengan membintangi sekitar 120 film selama hampir 50 tahun terakhir.

Dedikasinya di dunia perfilman Indonesia patut menjadi inspirasi, bahkan pada momen sakitnya ia masih bersedia membantu Rano Karno dalam projek film Si Doel The Movie pada tahun 2019.

Dalam ingatan penonton, Aminah merupakan tokoh cerdas yang sangat menghibur. Atas keberhasilannya ia meraih dua Lifetime Achievement Awards dari Festival Film Bandung dan Penghargaan Film Indonesia.

Bicara soal film, ada banyak aspek yang bisa dipelajari dari bidang ini mulai dari akting, teknik pembuatan film mulai dari penulisan naskah hingga eksekusi. Salah satu ruang yang bisa dimanfaatkan bagi kamu yang tertarik dengan dunia film adalah memilih kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi.

Ilmu Komunikasi memiliki kajian media yang memfasilitasi bakat mahasiswa yang tertarik di dunia perfilman. Salah satunya Jurusan Ilmu Komunikasi UII yang telah terakreditasi Unggul memiliki mata kuliah khusus seperti kajian Film dan Media layar, Foto dan Film Dokumenter, Animasi Digital dan berbagai mata kuliah lain yang kinier dengan dunia film. Selengkapnya dapat diakses pada laman berikut https://communication.uii.ac.id/program-studi/#tab-id-12.

Selain mata kuliah yang mendukung, fasilitas dan fasilitator juga cukup menunjang. Seperti laboratorium khusus yakni laboratorium audio visual, laboratorium audio, dan laboratorium fotografi dan multimedia.

Belajar Film dengan memilih Jurusan Ilmu Komunikasi

Menariknya tak hanya teori yang akan didapatkan, mahasiswa akan melakukan praktik langsung dengan para fasilitator yang telah ahli di bidangnya. Salah satu Laboran Prodi Ilmu Komunikasi UII aktif memproduksi berbagai karya film dokumenter dan kerap melibatkan para mahasiswa. Bahkan salah satu karyanya yang berjudul The Independence Day: Between Tears and Laughters raih nominasi pada Festival Film Indonesia 2023 enam deretan nominasi film dokumenter pendek terbaik.

Keseriusan dalam bidang film juga dibuktikan oleh deretan dosen dan staf Prodi ilmu Komunikasi UII melalui berbagai program, salah satunya adalah Kaliurang Festival Hub yang mulai berjalan pada tahun 2023. Event ini merupakan ruang interaksi publik dari berbagai penjuru, tidak hanya mereka yang berkecimpung dalam dunia perfilman dan penikmat film, melainkan juga publik secara umum yang berada di Yogyakarta.

Bahkan, setelah menyelesaikan teori dan praktik pada masa perkuliahan mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih menyelesaikan tugas akhir dengan berbagai projek salah satunya dengan memproduksi film. Salah satu alumni Prodi Ilmu Komunikasi UII yang sukses menjadi film maker dan menembus festival internasional. Ia adalah Muhammad Heri Fadli lewat passionnya, berkesempatan menyinggahi beberapa negara. Kisahnya bahkan viral pasca Mas Menteri umumkan skripsi bukan satu-satunya syarat lulus, karena ternyata Prodi Ilmu Komunikasi UII telah lebih dahulu menerapkan kebijakan tersebut sejak tahun 2015. Kisah selengkapnya dapat diakses pada laman ini https://communication.uii.ac.id/lulus-lewat-jalur-proyek-film-dokumenter-alumni-ilmu-komunikasi-uii-sukses-bawa-karyanya-ke-kancah-internasional/

Tertarik terjun di dunia perfilman? Informasi detail terkait jurusan Ilmu Komunikasi UII dapat diakses melalui laman communication.uii.ac.id.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Cegil
Reading Time: 4 minutes

Belakangan istilah cegil dan cogil menjadi bahasa gaul yang sering ditemukan di media sosial seperti TikTok, X, dan Instagram. Kedua kata tersebut seolah menjadi label yang melekat dan dikaitkan dengan karakter tertentu. Lantas apa itu cegil dan cogil?

Menghimpun dari berbagai konten yang tersebar, cogil merupakan sebuah akronim dari cowok gila, begitupun cegil yakni cewek gila. Gila yang dimaksud pada istilah tersebut merujuk pada beberapa sikap yang cenderung negatif.

Istilah cogil dan cegil mengarah pada seorang yang memiliki sikap manja dan sulit diatur, cenderung senang menggoda lawan jenis, obsesif dan posesif, agresif dan berlebihan di media sosial, hingga rela melakukan hal-hal aneh demi menarik perhatian.

Berdasarkan definisi dari KBBI, gila diartikan dalam beberapa hal yakni pertama gangguan jiwa yang mengarah pada gangguan saraf.. Kedua, tidak biasa dalam hal perilaku atau berbuat yang tidak masuk akal. Ketiga, bermakna terlalu yang mengarah pada kata afektif. Terakhir, ungkapan kagum hingga sangat suka.

Kini istilah cogil dan cegil menjadi sebuah label yang melekat pada beberapa orang karena tindakannya yang berbeda dan aneh-aneh. Merujuk pada teori labeling yang dikemukakan oleh Edwin M. Lemert, sesorang menjadi menyimpang karena pemberian label yang dilakukan oleh masyarakat.

Ironisnya, ada perbedaan dalam istilah cogil dan cegil, jika memantau berbagai konten di media sosial cogil tertuju pada salah satu influencer yakni Satria Mahathir. Bermula saat dirinya tengah berjoget di sebuah acara kemudian muncul kata “this is cogil”.

Sedangkan label cegil yang muncul lebih awal justru merujuk pada perempuan dengan sikap negatif dan redflag. Salah satu musisi Indonesia yakni Nadin Amizah menyebut jika iasempat dianggap gila oleh mantan kekasihnya, tak hanya itu Nadin juga dipandang sangat buruk. Istilah gila yang dilontarkan sang mantan membuatnya beranggapan sangat “kotor”.

“Aku pernah dipanggil sama mantan pacar aku cewek gila lu gitu, itu zamannya belum ada kalimat cegil ya. Dia pionir kayaknya pada saat itu, kayak dasar perempuan gila, gara-gara kamu gila aku jadi gila, dia bilang kayak gitu. Padahal dia duluan yang gila kayak gini jujur. Tapi luka yang aku punya pada saat itu aku bawa dan aku buat menjadi cerita dan aku iyakan dan aku bilang padanya, memang aku perempuan gila tapi sayang dengan segala kotorku aku tetap pantas dicintaikan?,” ungkap Nadin Amizah sebelum membawakan lagunya dikutip pada akun TikTok Radio Gen 103.1 FM.

Apa Benar Julukan ini Perlu Ditolak?

Menurut dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Dian Dwi Anisa, S.Pd., MA., yang tengah concern dengan studi budaya, media dan gender menyebut jika kedua label dan istilah itu muncul karena kultur media sosial yang sangat dinamis.

“Keduanya muncul akibat kultur media sosial, yang membuat bahasa menjadi sangat dinamis. Menariknya, ada perbedaan yang jauh sekali antara artikel yang membahas cogil atau cegil yang beredar. Cogil merujuk pada influencer Satria Mahathir yang bersikap nyeleneh. Sementara cegil punya makna beragam, Pertama, dia merujuk pada perempuan yang juga punya sifat dan sikap nyeleneh in negative way (anak sekarang bilangnya penuh redflag). cegil juga merujuk pada perempuan yang melakukan banyak hal “Gila” untuk mendapatkan perhatian dari orangg yang dia sukai,” ujarnya.

Ditengah bertebarannya label cogil dan cegil, rama-ramai pengguna TikTok khususnya perempuan untuk menyuarakan untuk berhenti bangga mendapat label cegil. Cegil memang menjadi bahasa populer dan menjadi ajang untuk saling unjuk diri demi eksistensi.

Salah satu akun TikTok keitalks mengungkapkan kereshannya, dalam akunnya ia menyampaikan statement terkait untuk stop bangga diberi label cegil maupun cogil. Tak hanya itu, self diagnose yang dilakukan oleh cegil dan cogl seharusnya mampu disadari bukan untuk dilanjutkan demi menarik perhatian.

“Stop bangga deh jadi cegil atau cogil, entah kenapa zaman sekarang tuh bangga banget dirinya dicap cegil ataupun cegil. Gue engga ngerti deh konsepnya gimana. Udah gitu mereka self diagnosed perihal mental health kamu tuh toxic, kamu tuh racun. Bukannya racunitu harusnya diobatin yah bukan dibanggain. Cegil itu phase lo, kalau eandainya diri lu udah sadar diri lu cegil harusnya juga sadar dong phase ini harus distop,” ujar akun keitalks.

Seruan serupa juga dilakukan oleh pengguna TikTok lainnya yakni ananzaprili, akun bercentang biru dengan gelar S.Psi tersebut menegaskan agar label cegil dan cogil tak membuat seseorang justru merendahkan harga diri.

“Jujur lama-lama gue engga mengerti penggunaan kata cegil, kalau misalnya masih dalam positif, oke deh tapi kalau udah yang ke toxic sampai kayak merebut hak orang lain, menjatuhkan harga diri lo sendiri, Big no. Boleh yolo, nekat tapi jangan sampai kelakuan lo bikin orang lain rugi atau bahkan yang lo bangga-banggain itu bikin harga diri lo sendiri hancur,” tuturnya pada akun TikToknya.

Menurut pandangan Dian, istilah ini menjadi bahasa populer yang seharusnya mampu membuat pengguna media sosial justru aware dengan nilai dalam dirinya. Sehingga tindakan-tindakan yang diluar batas tersebut mampu dikendalikan.

“Cegil ini semacam menjadi bahasa populer agar perempuan juga bisa aware dengan value dirinya. bahwa gak perlulah sebegitunya untuk dapat perhatian orang yang disuka. Sudah lazim ya kita dengar stereotip bahwa perempuan itu sifat, sikap, dan tindakannya tidak rasional. semuanya pakai hati. Tapi sejatinya tidak begini, baik perempuan dan laki-laki bisa sama-sama rasional dan irasional,” tambah Dian.

Lantas apakah perlu menolak label cegil ataupun cogil? Atau justru ikut bangga dengan labeling ini?

Dian menjelaskan bahwa kemunculan istilah cogil dan cegil merupakan fenomena kebahasaan yang hadir dan menyebar di media sosial. Sementara saat ini media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap masyarakat. Hubungan bahasa dan masyarakat saling terkait, bahasa yang dituturkan oleh masyarakat, dan masyarakat juga terbentuk atas bahasa-bahasa yang ada.Tapi kalau dipikirkan ulang dan melihat bagaimana konteksnya di media sosial saat ini, istilah cegil justru menjadi reminder bahwa perempuan harus berbenah diri dan terhindar dari sifat-sifat sikap cegil. Secara kebahasaan, cegil justru semacam menjadi siasat bagi perempuan untuk refleksi dan sadar bahwa tidak semua perempuan irasional.

Sebanarnya sikap dan perilaku cegil banyak ditampilkan dalam sebuah sinema, Seperti bebrapa drama Korea misalnya, figur cegil ditampilakan namun penonton mesti bijak dan tak perlu meniru.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Gen Z
Reading Time: 3 minutes

Gen Z menjadi target paling serius yang diincar oleh deretan kandidat capres dan cawapres pada Pemilu 2024. Bukan tanpa alasan Gen Z menempati urutan ketiga dengan jumlah 46,8 juta sebagai pemilih dalam pesta politik tahun ini.

Gaya kampanye para kandidat capres dan cawapres juga terkesan dibuat penuh humor, asyik, dan santai demi menarik Gen Z. Namun sudahkah kandidat capres dan cawapres memenuhi ekspektasi Gen Z soal politik di Pemilu 2024?

Upaya menampilkan kampanye Gemoy, Selepetan Sarung, dan Salam Tiga Jari yang masif di media sosial justru dianggap tak memberi informasi yang cukup bagi Gen Z. Cara tersebut dinilai menutup rasionalitas pemilih muda.

“TPN hanya memperlihatkan yang gemoy-gemoy dari Prabowo, kemudian Anies hanya yang intelektual saja, kemudian rekam jejak Ganjar sebagai gubernur Jawa Tengah nggak kelihatan, hanya kulit-kulitnyaa saja diterima anak muda. Sehingga anak muda hanya memilih berdasarkan emosi, tidak lagi memilih secara rasional,” terang Nina Andriana, Peneliti Pusat Riset Politik BRIN dilansir dari laman BBC Indonesia.

Jika menilik data Indonesia Gen Z Report 2024 yang dirilis oleh IDN Research Institute, Gen Z dijuluki sebagai native digital lantaran kehidupan mereka memang diciptakan di media sosial, mulai dari interaksi, membentuk komunitas, hingga melampaui batasan geografis. Setidaknya 6 hingga 10 jam waktu Gen Z digunakan untuk mengkases media online setiap harinya.

Sementara media sosial yang paling sering diakses adalah Instagram yang mencapai 52% (pengguna perempuan) dan 53% (pengguna laki-laki), posisi kedua TikTok dengan presentase 36% (pengguna perempuan), 29% (pengguna laki-laki).

Jika memang ingin menggaet Gen Z, apa harus dengan cara-cara se-santai itu? Apalagi brutalnya para aktor menuju politik praktis di negeri ini menambah skor merah dalam mindset Gen Z. Jika para kandidat capres dan cawapres memang fokus kepada Gen Z ada baiknya membaca data terkait preferensi mereka terkait hal ini. Tercatat 15% Gen Z merasa sama sekali tidak puas dengan Demokrasi di Indonesia, 59% kurang puas. Sementara hanya 1,7% yang merasa sangat puas, dan 24,3% cukup puas.

Sebenarnya apa saja isu yang ingin disoroti oleh Gen Z pada Pemilu 2024? Setidaknya ada enam isu yang menjadi concern mereka pertama kesejahteraan 27,7%, kesempatan kerja 35%, pemberantasan korupsi 21,3%, demokrasi dan kebebasan sipil 5,7%, kesehatan 7%, lingkungan 2,3%, dan 2,1% lainnya.

Salah satu Gen Z mengaku ada kampanye kandidat yang selalu menghiasi laman Instagramnya meski ia tak mencari informasi terkait hal tersebut. Ia juga menambahkan jika akan memilih kandidat berdasarkan visi dan misi dari para kandidat.

“Bukan karena suka, tapi memang muncul-muncul terus. Kok gini sih cara kampanye jual nangis aku kurang suka” ujar Siti Maisaroh salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi UII.

Sementara Gen Z lainnya, menyebut jika laman media sosialnya dipenuhi dengan berbagai gimmick salah satu kandidat.

“Tergantung (kampanye yang muncul), condong paslon tertentu. Positif yang disukai, negatif untuk paslon lain,” ujar Arsila mahasiswa Ilmu Komunikasi UII.

Ia mengamini jika media sosial mampu menjadi ruang gimmick yang sempurna, salah satu temannya membuat konten di TikTok dan berujung mendapat hampers dari salah satu partai. Fenomena-fenomena seperti ini dianggapnya menutupi fakta dan tidak rasional.

“Gimmicknya menutupi fakta, gak rasional lagi. Temenku viral sampai FYP karena nangisin paslon, sampe dikirim paket (hampers) sama salah satu parpol pengusung,” ujarnya.

Ia berharap para kandidat menyadari jika Gen Z sebagai digital native adalah sosok yang rasional sehingga tak hanya konten gimmick yang ditampilkan namun juga edukatif dan interaktif.

“Justru Gen Z melek digital dan rasional, harusnya buat kampanye dengan cara edukatif, jelas memaparkan visi-misinya dan juga interaktif,” tandasnya.

Sebagai informasi kini para paslon mulai aktif membuka forum diskusi di berbagai daerah dengan nama-nama unik seperti Desak Anies, Gibran Mendengar, dan Tabrak Prof. Tak hanya itu mereka juga kerap berdiskusi di media sosial seperti live TikTok.

Lantas bagaimana pendapatmu terkait kampanye yang dilakukan oleh para kandidat capres dan cawapres Comms? Sudahkah memenuhi ekspektasi?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

AI
Reading Time: 2 minutes

Fakta terbaru terkait artificial intelligence (AI) kembali hangat diperbincangkan oleh beberapa CEO di Amerika. Menariknya upah manusia ternyata lebih murah di beberapa pekerjaan dibandingkan dengan AI.

Sebelumnya, banyak dari pekerja di seluruh dunia mengkhawatirkan posisinya akan tergeser oleh kehebatan AI, namun riset terbaru dari Massachusetts Institute of Technology menyebut hanya 23% pekerjaan dengan upah dolar yang dapat digantikan secara efektif oleh AI.

Mengutip dari laman Bloomberg, salah satu bentuk kerja yang dibandingkan yakni bidang desain visual yang menyebut bahwa penggunaan bantuan AI lebih mahal dalam segi operasional dibandingkan jika dikerjakan oleh manusia.

Sementara pekerjaan yang sangat memungkinkan untuk dikerjakan oleh AI dengan biaya yang relatif terjangkau adalah industri di bidang retail dan warehousing serta perawatan kesehatan. Menurut data yang disebutkan oleh pihak MIT Walmart dan Amazon paling terbantu dengan keunggulan yang dimiliki AI.

Tingginya biaya operasional dalam pengembangan AI menjadi isu yang disoroti baru-baru ini, Sam Altman CEO OpenAI tengah lakukan kerjasama dengan beberapa investor untuk memenuhi biaya produksi fabrikasi chip.

Tak hanya OpenAI, beberapa aktor yang mengembangkan DeepMind Google kini tengah melakukan komunikasi dengan investor terkait pembentukan startup AI di Paris. Selanjutnya ada Jansen Huang CEO Nvidia yang tengah aktif melakukan kunjungan ke kantor-kantor di Tiongkok demi menyiasati pembatasan pasokan chip ke AS.

Artinya perjalanan AI di tahun 2024 dinilai tak mulus, meski di tahun 2023 banyak fenomena yang berujung pada dugaan potensi AI mampu menggeser pekerjaan manusia. Tak hanya itu, Juli 2023 riset dari Univercity of Montana menyebut jika AI memiliki kemampuan kreatif 1% lebih tinggi dari manusia dalam bidang orisinalitas. Selengkapnya dapat dibaca melalui artikel berikut https://communication.uii.ac.id/benarkah-ai-terbukti-lebih-kreatif-dibanding-manusia/

AI memang tengah gencar dikembangkan, Forbes menyebut bahwa persiapan yang perlu dilakukan oleh industri dan perusahaan di tengah ketergantungan AI dan pergeseran budaya adalah memprioritaskan peningkatan keterampilan tenaga kerja dengan berinvestasi di berbagai program pendidikan, pelatihan dengan para profesional. Tak hanya itu untuk menghadapi era ini dibutuhkan berbagai pandangan strategis, pertimbangan etis, dan komitmen terhadap inklusivitas.

Setidaknya ada empat gagasan yang dipublish pada laman University of Sheffield, Professor Tony prescott dan Dr Stuart Wilson dari department of Computer Science menyebut jika AI tak akan mampu menyamai otak manusia. Berikut bebrapa ringkasan terkait gagasan tersebut:

“Sistem AI tidak mungkin mendapatkan kognisi seperti manusia, kecuali jika sistem tersebut terhubung ke dunia nyata melalui robot dan dirancang menggunakan prinsip-prinsip evolusi.”

“Sistem AI saat ini, seperti ChatGPT, menyalin beberapa proses di otak manusia untuk menggunakan kumpulan data untuk memecahkan masalah yang sulit, tetapi para peneliti Sheffield mengatakan bahwa bentuk AI yang tidak berwujud ini tidak mungkin menyerupai kerumitan pemrosesan otak yang sebenarnya, tidak peduli seberapa besar kumpulan data ini.”

“Kecerdasan biologis seperti otak manusia dicapai melalui arsitektur khusus yang belajar dan berkembang menggunakan koneksinya dengan dunia nyata, tetapi hal ini jarang digunakan dalam desain AI.”

“Menerapkan AI pada robot sehingga mereka dapat berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka dan berevolusi seperti yang dilakukan otak manusia adalah cara yang paling mungkin untuk mengembangkan kognisi seperti manusia.”

Itulah fenomena terkait perkembangan AI pada tahun 2024, memperkerjakan manusia akan terus dilakukan sementara AI merupakan teknologi yang mampu membantu menyelesaikan pekerjaan secara efisien.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Bulan rajab
Reading Time: 3 minutes

Malam 1 Rajab 1445 Hijriah bertepatan pada hari Jumat, 12 Januari 2024. Keputusan ini didasarkan pada rukyatul hilal dari beberapa wilayah. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI bulan Rajab berakhir pada 10 Februari 2024.

Bagi umat muslim bulan Rajab merupakan salah satu momen penuh keistimewaan, karenanya berbagai amalan mustajab dianjurkan untuk dilaksanakan. Bulan Rajab menjadi satu dari empat bulan mulia dalam Islam selain Muharram, Dzulhijjah, dan Dzulqa’dah.

Salah satu amalan yang paling sering dilakukan dalam bulan Rajab adalah puasa sunnah, meski demikian ada beberapa pihak yang menyebut amalan tersebut menimbulkan kontroversi.

Melansir dari laman NU Online, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail pengurus Besar Nahdlatul Ulama Alhafiz Kurniawan menjelaskan amlan yang sebaiknya dilakukan umat Islam memiliki dasar yang kuat, baik itu Al Qur’an, hadits, ijma’, dan qiyas.

“Yang perlu dipahami adalah bahwa segala sesuatu yang diamalkan oleh umat Islam harus memiliki pijakan atau dasar dalam agama, yaitu Al-Quran, hadits, ijmak, atau qiyas. Dari sini kemudian suatu amal ibadah dapat dimasukkan ke dalam dua kategori, sunah atau bid‘ah. Amalan sunah adalah amalan yang memiliki pijakan dalam sumber agama Islam,” ujarnya.

“Sedangkan amalan bid‘ah adalah amal yang tidak memiliki pijakan dalam Islam. Hanya saja yang perlu diingat kembali bahwa amalan sunah dan bid’ah yang dibahas di sini dipahami menurut definisi syariah, bukan secara bahasa yang cakupannya terlalu umum sehingga apapun dapat dikenakan label bid‘ah,” tambahnya.


Amalan pada Bulan Rajab

  1. Menghidupkan Malam Pertama Bulan Rajab

Menghidupkan malam pertama di bulan Rajab artinya umat muslim dianjurkan untuk beribadah dan berdoa kepada Allah SWT, karena merupakan malam yang mustajab.

Hal ini dijelaskan pada kitab Al-Umm, Imam Syafi’i:

وَ بَلَغنَا اَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: اِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمسِ لَيَالٍ فِي لَيلَةِ الْجُمعَةِ، وَ لَيلَةِ الْاضْحَى، وَ لَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَلَيلةٍ مِن رَجَب، وَ لَيلَةٍ النِّصفَ مَِن شَعبَان

“Sesungguhnya doa diijabah pada lima malam: malam jumat, malam iduladha, malam idulfitri, malam pertama bulan Rajab, dan malam pertengahan bulan Sya’ban.”

  1. Puasa

Pada bulan Rajab menjalankan puasa sunnah memiliki banyak keutamaan, dalam kitab Durratun Nasihin berikut rinciannya:

  1. Puasa 1 hari: mendapat Ridha Allah
  2. Puas 2 hari: mendapat kemuliaan yang tidak habis disebutkan oleh penghuni langit dan bumi
  3. Puasa 3 hari: diselamatkan dari bencana dunia dan adzab akhirat, penyakit gila, kusta, dan fitnah dajjal
  4. Puasa 7 hari: ditutup pintu jahanam untuknya
  5. Puasa 8 hari: dibuka delapan pintu surga untuknya
  6. Puasa 10 hari: segala sesuatu yang ia minta, akan Allah kabulkan
  7. Puasa 15 hari: Allah ampuni segala dosa-dosanya yang telah lalu, kesalahan-kesalahannya digantikan dengan kebaikan

Tak hanya itu, barang siapa yang menambah puasanya Allah akan menambahkan pahala baginya.

  1. Membaca Shalawat

Beberapa shalawat yang bisa dibaca seperti shalawat Jibril, hingga shalawat nariyah dan badar. Membaca shalawat memiliki banyak keutamaan, dan dapat dilakukan setiap saat.

Dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW bersabda:

“Jibril telah datang kepadaku dan berkata, ”Ya Muhammad, tidak seorang pun yang bershalawat kepadamu kecuali didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Dan barang siapa yang didoakan oleh malaikat, makai a tergolong penghuni surga.”

  1. Memperbanyk Istighfar

Amalan selanjutnya adalah memperbanyak membaca istighfar. Amalan ini menjadi momentum untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Berikut bacaan istighfar bulan Rajab:

رب اغفرلي وارحمني و تب عليَّ

Rabbigfirli warhamni wa tub alayya

Disunnahkan bagi umat muslim untuk membacanya sebanyak 70x setiap pagi dan sore hari pada bulan Rajab.

  1. Berdzikir dan Tasbih

Amalan ini juga dilakukan oleh Rasulullah ketika memasuki bulan Rajab. Berikut bacaan doa dan tasbih yang selalu diucapkan.

Doa:

اللهمّ بارك لنا في رجب و شعبان و بلعنا رمضان و حصل مقاصنا

Allahumma baariklanaa fii rajaba wa sya’bana wa ballighnaa ramadhana wa hassil maqashidanaa

Tasbih:

Bacaan tasbih dianjurkan dibaca 100x setiap harinya,

Tanggal 1-10 Rajab

سبحان الله الحي القيوم

Subhanallahil hayyul qayyum

Tanggal 11-20 Rajab

سبحان الله الاحد الصّمد

Subhanallahil ahadis shamad

Tanggal 21-30 Rajab

سبحان الله الرؤوف الرحيم

Subhanallahir rauufur rahim

Itulah bebrapa amalan yang dapat umat muslim jalankan pada bulan Rajab, niscaya apa yang dilakukan karena Allah SWT akan mendapat keberkahan. Yuk Comms, sama-sama melaksanakan amalan-amalannya.

Hoaks
Reading Time: 2 minutes

Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, deretan berita hoaks tersebar diberbagai platform termasuk media sosial. Sebut saja sharing yang kebabalasan di WhatsApp Group yang biasanya sangat sering terjadi.

Merujuk data yang dipublikasikan oleh Databoks KataData pada akhir tahun lalu, tercatat ada 96 berita hoaks terkait Pemilu 2024. Artinya dari 355 konten yang tersebar di media sosial sepanjang Juli hingga November 2023, 27 persennya adalah berita hoaks.

Sementara bulan Januari 2024 pasca debat capres dan cawapres yang menandai meningkatnya suhu politik di Indonesia juga diiringi dengan meningkatnya berita hoaks. Di laman kominfo.go.id deretan judul berita ini dikonfirmasi sebagai berita hoaks antara lain “Menkeu Sri Mulyani Sebut Indonesia Dimiskinkan karena Belanja Alutsista dan Biaya Kampanye Prabowo-Gibran”, “Prabowo Subianto Tolak Debat Ketiga”, “Pelajar SMP Divonis 7 tahun Penjara karena kritik Presiden Jokowi”, “Nama Anies Baswedan Masuk dalam Daftar Penikmat Uang Hasil Korupsi BTS Kemkominfo”, “Relawan Gibran Rakabuming Raka Aniaya Relawan Ganjar Pranowo”, dan “Menkopolhukam Mahfud MD Di-reshuffle”.

Deretan berita tersebut hanya sebagian dari puluhan konten hoaks yang telah dihimpun Kominfo dalam sepekan terakhir.

Faktanya berita hoaks selalu meningkat menjelang dan sesudah Pemilu. Hal ini juga terjadi pada Pemilu 2019. Puji Rianto, S.IP., M.A., salah satu dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia yang fokus dengan riset komunikasi dan politik menyebut saat itu platform media sosial yang paling rentan terhadap berita hoaks adalah Facebook.

“Penelitian PR2Media dan Kominfo 2019 menemukan bahwa hoaks akan tinggi terutama menjelang dan sesudah pemungutan suara. Platform untuk menyebarkan hoaks beraneka ragam, tetapi yang paling banyak waktu itu melalu Facebook,” ujarnya.

Alasan Mengapa Berita Hoaks Terus Diproduksi

Munculnya berita hoaks jelang Pemilu bukan tanpa alasan, kuantitasnya semakin meningkat mengikuti suhu politik yang menghangat. Dari paparan Puji Rianto, ada tiga alasan besar yang menjadi pemicu munculnya berita hoaks.

Berita hoaks berkaitan erat dengan kepentingan politik, sehingga hal ini justru menjadi komoditas yang tak terelakan. Ada transaksi ekonomi dalam pembuatan dan penyebaran berita hoaks.

“Pertama, hoaks telah menjadi komoditas. Artinya, ada pihak yang sengaja memproduksi hoaks demi kepentingan politik, dan itu sengaja di-manufacture oleh pihak tertentu. Ini berarti bahwa dalam proses produksi hoaks, ada pihak yang sengaja memproduksinya demi keuntungan ekonomi dan ada pihak yang bersedia membayar atas hal itu. Jadi, ada pabrikasi hoaks,” jelasnya.

Selanjutnya terkait dengan faktor rendahnya etika politik juga mendukung suburnya produksi berita hoaks di antara aktor politik. Etika politik dalam hal ini berkaitan dengan praktik, penilaian moral, dan tindakan politik.

“Alasan kedua, rendahnya etika politik. Komodifikasi dan pabrikasi hoaks tidak mungkin terjadi dalam situasi di mana para pelaku atau aktor-aktor politik taat pada etika atau menjunjung tinggi etika politik. Jika aktor politik menjunjung tinggi etika politik, maka tidak akan memproduksi informasi yang menyesatkan dan bahkan cenderung fitnah. Artinya, hoaks pada dasarnya muncul karena rendahnya etika politik,” tambahnya.

Terakhir, era post-truth juga memperparah penyebaran berita hoaks. Informasi yang berlimpah tak diimbangi dengan fakta-fakta objektif. Secara umum fenomena era post-truth adalah kondisi antara fakta diganti oleh daya tarik emosi dan prasangka pribadi untuk mempengaruhi opini publik.

“Ketiga, saat ini, kita masuk ke dalam era yang disebut post-truth. Orang percaya karena mereka ingin percaya, tidak peduli benar atau salah informasi yang mereka dapatkan. Rendahnya literasi digital turut membuat hoaks lebih mudah menyebar karena orang-orang kurang kritis. Namun, ini bukan satu-satunya sebab dari sudut pandang masyarakat. Ideologi, orientasi nilai, agama, dan seterusnya yang mendasari afiliasi politik terhadap partai atau tokoh juga sangat mungkin bukan hanya penyebar hoaks, tetapi juga memproduksi hoaks demi melayani kepentingan politiknya sendiri,” pungkasnya.

 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Nandita Faiza
Reading Time: 4 minutes

Kisah inspiratif datang dari salah satu mahasiswa Internasional Program Ilmu Komunikasi batch 2022, ia adalah Nandita Faiza. Selain sibuk sebagai mahasantri Pondok Pesantren UII, ia juga kini tengah berjuang di ajang pemilihan Hijabfluencer 2023.

Menariknya Nandita adalah finalis termuda yang mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta dan berhasil melaju ke skala nasional. Ketertarikannya dengan dunia fashion terutama style hijabers membawanya terjun dalam kontestasi ini.

Putri Hijabfluencer adalah kontes tahunan yang dilakukan di 22 provinsi, ini adalah ruang bagi perempuan muslimah Indonesia untuk mengembangkan minat, bakat, kreativitas dengan harapan terus menginspirasi publik.

Menurut Nandita, berpakaian sesuai aturan syariat Islam tak akan menghalangi langkah seorang muslimah. Ia ingin membuktikan bahwa muslimah tetap mampu eksis di tengah gempuran berbagai tren.

“Saya juga berharap, dengan mengikuti Putri Hijab ini semoga bisa menjadi syiar dakwauntuk mengajak para perempuan muslim yang belum istiqomah menutup aurat supaya menjadi istiqomah. Selain itu, saya juga sangat ingin membuktikan bahwasannya dengan berhijab menutup dada, saya juga bisa mengkuti ajang Putri Hijab ini,” ujar Nandita.

Lantas bagaimana perjalanan Nandita Faiza dalam ajang pemilihan Putri Hijabfluencer 2023? Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa dan juga santri UII, kegiatan ini nyatanya membuat Nandita merasa tertantang dalam menghadapi ketakutan dan kegagalan. Penasaran bagaimana pengalamannya melenggang ke tingkat nasional? Simak hasil wawancara kami dengan Nandita berikut ini.

Putri Hijabfluencer

Nandita Faiza salah satu kontestan Putri Hijabfluencer 2023

Cerita Nandita Faiza pada Ajang Putri Hijabfluencer 2023

  1. Apa tujuanmu mengikuti ajang Putri Hijabfluencer 2023?

Saya menyukai dunia fashion sejak usia kanak-kanak dan saya mengakui bahwa dunia fashion memang terus berkembang, namun saat ini, saya merasa beberapa style fashion para muslimah menjadi sedikit melenceng dengan bermunculnya berbagai tren, tetapi tidak mengindahkan maksud dari eksistensi hijab itu sendiri. Meskipun saya sendiri paham, jika berbicara masalah hijab dan agama akan banyak pro dan kontra yang harus saya hadapi. Hal ini tidak melemahkan tekad saya untuk dapat membuktikan sekaligus mengajak para muslimah supaya dapat berpakaian, dan khususnya berhijab dengan fashion atau style tertentu tetapi tidak menyalahi aturan untuk tetap menutup aurat.

Selain itu, ada hal besar lain yang menjadi tujuan utama saya, yakni ingin mengubah kekurangan & ketakutan terbesar saya menjadi sebuah kelebihan. Dulu, saya pribadi adalah orang yang paling takut untuk dapat berbicara terlebih didepan umum. Dan sejak saya paham akan ketakutan terbesar saya, saya bertekad untuk mematahkan rasa takut saya dengan keluar dari zona nyaman, memaksakan diri untuk berkembang mengambil setiap peluang yang ada. Dan bagi saya, adanya Putri Hijab ini merupakan sebuah peluang besar untuk dapat memperbaiki diri dan mengubah kelemahan saya menjadi kelebihan.

  1. Gagasan apa sih yang kamu sampaikan di ajang itu? Apakah dikaitkan dengan hal yang kamu pelajari?

Sayamenyampaikan bahwa berdakwah itu tidak melulu harus berupa ceramah, bagaimana kita berperilaku kepada orang lain, bagaimana kita merepresentasikan diri sebagai seorang muslimah yang kemudian akhirnya dapat menginfluence orang lain secara tidak langsung itu juga merupakan nilai dakwah.

  1. Bagaimana persiapanmu dalam ajang ini?

Ajang ini merupakan ajang terbesar yang pernah saya ikuti sebelumnya, saya juga paham betul bahwa saya yang bisa dibilang cukup muda dibanding finalis lainnya, masih sangat perlu untuk belajar dan menggali pengalaman lebih banyak lagi. Persiapan saya ialah dengan belajar dari pengalaman finalis lainnya sebelum melangkah ke ajang nasional. Saya melatih diri saya untuk menyampaikan pendapat dan gagasan dengan baik, mempersiapkan bakat untuk ditampilkan, serta aktif mendengarkan dan menyimak materi selama karantina berlangsung baik online maupun offline. Karena ajang ini juga memiliki fokus pada bidang sosial media, saya yang sebelumnya memiliki background sekolah pesantren yang tidak aktif bermedia sosial pun akhirnya mulai terjun ke dunia sosial media supaya dapat menebarkan manfaat dan hal-hal positif lainnya disana. Hal yang menurut saya sedikit challenging ialah ketika saya harus mengemas apa yang saya share ke media sosial layaknya seorang social media user yang profesional. Dalam hal ini, saya merasa sangat bersyukur bisa berada ditengah-tengah keluarga Ilmu Komunikasi karena mereka cukup supportif dalam hal ini.

  1. Insight yang kamu dapatkan dalam ajang ini?

Ada banyak sekali insight yang saya dapatkan disini, akan tetapi hal yang paling bermakna bagi saya ialah ketika dapat bertemu dan menggali hal-hal inspiratif dari setiap finalis yang saya temui. Mereka datang membawa nama daerahnya masing-masing dan setiap dari mereka memiliki potensi yang berbeda-beda, ini kesempatan emas bagi saya untuk belajar dari kesuksesan mereka dibidang apapun itu, juga untuk melebarkan sayap relasi yang saya miliki. Saya belajar tentang makna dari sebuah kompetisi yang supportif, menjaga amanah, integritas, perjuangan, kebersamaan, dan yang paling penting ialah bagaimana kita dapat menghargai dan mencintai diri kita sendiri tanpa adanya rasa minder sedikitpun namun tetap rendah hati dan saling menghargai, karena sejujurnya masing-masing dari finalis memiliki sifat, sikap, budaya, kelebihan dan potensi yang sangat beragam dan berbeda-beda.

  1. Rencana kamu selanjutnya apa?

“Satu tahun menjabat, selamanya menginspirasi” begitulah pesan dan harapan Pendiri Putri Hijab kepada kami. Sebagai Putri Hijab Daerah Istimewa Yogyakarta, saya masih akan mengabdi disini dan juga berusaha untuk terus menebarkan kebermanfaatan dari apa yang sudah saya pelajari dan miliki. Karena memang salah satu misi saya untuk mengikuti ajang ini ialah dari dalil خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ “Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain”. Sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi, saya juga akan membuat sebuah jurnal berkaitan dengan ajang putri hijab ini dan dakwahnya. Dan sebagai santri di Pondok pesantren UII ini, saya juga akan terus memanfaatkan social media yang saya miliki sebagai sarana dakwah tersirat dan self-development bagi anak muda.

  1. Apa pencapaianmu dalam kompetisi ini?

Pada pemilihan Putri Hijab Daerah Istimewa Yogyakarta, saya berhasil mendapat posisi runner up 2 yang selanjutnya menjadi salah satu perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk maju ke ajang nasional. Selain itu, saya juga menjadi finalis perwakilan Yogyakarta termuda saat ini. Di ajang nasional saya berhasil mendapatkan gelar “Terbaik 3 Daerah Istimewa Yogyakarta 2023” setelah menjalani berbagai proses penilaian yang panjang.

  1. Apa yang kamu rsakan setelah mengikuti kompetisi ini?

Saya pribadi sangat merasa senang dan bangga sebagai mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi karena dalam mengikuti ajang ini, semua staf dan tendik Prodi Ilmu Komunikasi mendukung keikutsertaan saya disini, tidak hanya dengan dukungan sosial melainkan juga dukungan finansial. Sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi, saya juga sangat bersyukur dan berterimakasih kepada dosen-dosen mata kuliah Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan banyak sekali ilmu terutama Ilmu Public Speaking, Komunikasi Antar Budaya, Media Masa, Budaya Digital, Manajemen, dan masih banyak lagi. Semua ilmu yang sudah saya pelajari tersebut benar-benar berpengaruh terhadap saya untuk sampai di titik ini. Dan saat ini, saya sebagai Putri Hijab DI. Yogyakarta ingin terus berusaha mengimplementasikan Ilmu-ilmu yang sudah saya pelajari di prodi Ilmu Komunikasi untuk mengabdi kepada masyarakat.

Itulah kisah inspiratif dari Nandita Faiza, meski sibuk menjadi mahasiswa di Prodi Ilmu Komunikasi UII serta harus menuntaskan kegiatan di pesantren dirinya tetap mampu membagi waktu untuk mengejar passion-nya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Hari Introvert Sedunia
Reading Time: 2 minutes

Tanggal 2 Januari diperingati sebagai Hari Introvert Sedunia atau World Introvert Day. Ide peringatannya telah disepakati sejak tahun 2011, seorang psikolog Jerman Felicitas Heyne yang mencetuskan. Mengapa perlu diperingati?

Sebuah artikel berjudul “Here’s why we need a World Introvert Day” yang dipublikasikan pada 11 September 2011 oleh Felicitas Heyne menyebut bahwa seorang introvert memiliki kehidupan yang lebih sulit secara sosial di mana didominasi oleh orang ekstrovert. Tak jarang hal ini membuat kesehatan fisik dan mental para introvert lebih berisiko terganggu misalnya depresi, gangguan afektif, hingga kelelahan.

Bahkan dalam dunia profesional dan hubungan interpersonal mereka kerap dianggap bermasalah lantaran tidak komunikatif dan tidak mampu bersosialisasi sesuai dengan harapan masyarakat. Tak jarang orang introvert mendapat stigma angkuh dan sombong.

Melansir dari laman WebMD, seorang introvert dikenal dengan kepribadian introvensi. Mereka adalah sosok yang merasa lebih nyaman untuk fokus pada pikiran dan ide mereka sendiri, daripada hal-hal di luar dirinya atau hal eksternal. Mereka juga dikenal senang menghabiskan waktu dengan satu dua orang yang telah dikenalnya.

Beberapa indikator yang kerap digunakan untuk mengidentifikasi seorang introvert biasanya adalah pemalu, pendiam, dan suka menyendiri. Namun, psikolog Carl Jung justru mendefinisikan istilah introvert dan ekstrovert (kadang-kadang dieja extravert) pada tahun 1920-an, berdasarkan cara mereka mendapatkan dan menghabiskan energi.

“Introvert, kata Jung, berpaling pada pikiran mereka sendiri untuk mengisi ulang energi, sementara ekstrovert mencari orang lain untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.” dikutip dari laman WebMD.

Membahas pribadi introvert yang kerap dianggap tak komunikatif, apakah mahasiswa Ilmu Komunikasi boleh menjadi sosok yang diam atau bahkan pendiam? Padahal isu soal Communication Skill disebut-sebut jadi kunci kesuksesan di dunia kerja. Selengkapnya baca https://communication.uii.ac.id/pentingnya-communication-skill-dalam-dunia-kerja-hingga-menjadi-penentu-kesuksesan/

Berdasarkan artikel yang diterbitkan pada laman OSC Medcom, dalam artikel berjudul “Apakah Introvert dapat Bertahan dalam Jurusan Ilmu Komunikasi?” menyebutkan berbagai uraian yang cukup variatif.

Pada intinya seorang introvert mampu bertahan dalam jurusan Ilmu Komunikasi. Alasan pertama, jurusan ini tidak melihat kepribadian orang. Introvert, Ekstrovert, hingga Ambivert semua setara asal mampu menguasai bidang Ilmu Komunikasi hingga menguasai audiens saat presentasi. Namun, tak sedikit bagi mereka merasa kelelahan dan sulit untuk me time. Meski demikian, seorang introvert dianggap menjadi sosok yang unggul dalam konsentrasi.

Felicitas Heyne juga menyebut jika sejarah mencatat orang-orang introvert adalah minoritas yang berbakat. Mereka mampu tumbuh sebagai penemu, seniman, filsuf, penulis, dan pemikir terkenal. Hal ini bisa terjadi karena kekuatan konsentrasi mereka yang luar biasa.

“Kemauan untuk merenung dan kreativitas yang luar biasa dikombinasikan dengan kemampuan mereka untuk benar-benar mundur ke dalam diri mereka sendiri ketika mereka sibuk dengan sesuatu, secara harfiah menentukan mereka untuk memiliki efek positif pada dunia, untuk memajukan kemajuan atau memberikan persepsi baru yang penting bagi umat manusia.” Tulisnya.

Sosok introvert yang tumbuh menakjubkan antara lain Albert Einstein, Ludwig Wittgenstein, Charles Darwin, Friedrich Nietzsche, Albert Schweitzer, Bunda Teresa, Ingrid Bergman, Audrey Hepburn, Alfred Hitchcock, Bill Gates.

Artinya, pribadi introvert tak menjadi halangan bagi setiap orang bertumbuh dalam bidang tertentu termasuk jurusan Ilmu Komunikasi.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Kaleidoskop
Reading Time: 6 minutes

Deretan aktivitas dan hiruk-pikuknya dunia akademik tak mungkin berhenti meski pergantian tahun tengah berlangsung. Untuk menandai euforia itu, sedikit catatan pengingat terkait sejauh mana langkah yang telah dilakukan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) sepanjang tahun 2023.

Kaleidoskop yang berisi kumpulan Conference and Academic Program di tahun 2023 adalah satu dari banyaknya indikator bagi jajaran punggawa di Prodi Ilmu Komunikasi UII dalam segi “seberapa progresif” dalam satu tahun ini. Tidak untuk saling meninggi, namun ini adalah bahan refleksi diri.

Dalam catatan ini konferensi yang dilakukan di dalam dan luar negeri telah diikuti oleh para dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII. Tak hanya itu, beberapa dosen lainnya juga aktif mengisi program akademik di beberapa uiversitas dan menjadi inisiator suatu program akademik seperti workshop berbasis riset.

Mengutip catatan dari Prof. Masduki dalam artikel yang terbit di laman The Conversation, “Riset: banyak konferensi di Indonesia tak memenuhi standar ilmiah, sering hadirkan pejabat, sponsor komersial, hingga trip wisata” menunjukkan 36 poster konferensi ilmiah bidang Ilmu Komunikasi di Indonesia selama periode 2015 hingga 2021 yang telah dianalisis, observasi, dan wawancara menunjukkan kecenderungan umum yang mengkhawatirkan.

Artinya, tak semua konferensi-konferensi yang hadir di Indonesia kerapkali kurang memenuhi standar konferensi ilmiah yang baik. Salah satu penanda paling umum yang menunjukkan indikator konferensi akademik bermasalah adalah tim penyelenggaranya merupakan korporasi bisnis, bukan asosiasi atau komunitas akademik yang berbasis pada keilmuan tertentu.

Sementara konferensi akademik yang baik adalah sebuah forum yang diselenggarakan oleh para ilmuwan, serta hasil dari riset-riset tersebut diperuntukkan kepentingan pengetahuan secara nonprofit.

Tentu hasil riset tersebut bukan untuk diabaikan, melainkan menjadi bahan pertimbangan konferensi akademik mana saja yang layak untuk diikuti, bukan hanya soal eksistensi melainkan pertimbangan reputasi.

Kaleidoskop “Conference and Academic Program” 2023

  1. The 2023 AIFIS-MSU Conference on Indonesian Studies

The AIFIS-MSU Conference on Indonesia Studies menyoroti kajian akademis Indonesia yang terus tumbuh dan berkembang dengan tujuan memperluas penyebaran penelitian dan kolaborasi dengan menghubungkan akademisi Indonesia dengan rekan internasional.

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Muzayin Nazaruddin, S.Sos., M.A., turut berpartisipasi dengan mempresentasikan paper berjudul “Post-disaster landscape transformations as reflections of nature-culture relations”. Konferensi ini berlangsung secara daring pada 11 hingga 15 Juli 2023.

  1. International Conference on Social Science & Humanities

Konferensi ini dihelat oleh Soscial Science and humanities Research Association (SSHRA) sebuah komunitas internasional yang terdiri dari para peneliti dan praktisi yang fokus pada pengembangan dan penyebaran ide-ide bidang ilmu sosial dan humaniora.

Tahun 2023, International Conference on Social Science & Humanities dihelat di Bangkok selama dua hari yakni 4 hingga 5 Juli 2023. Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi yakni Sumekar Tanjung, S.Sos., M.A., berkesempatan mempresentasikan papernya yang berjudul “How is Masculine Ideology Represented in Raditya Dika’s Stand-Up Comedy?”.

  1. IAMCR Lyon 2023 – The International Association for Media and Communication Research

The IAMCR 2023’s mengusung topik Inhabiting the Planet: Challenges for media, communication and beyond. Topik tersebut juga diuraikam menjadi 33 bagian, konferensi tersebut mengeksplorasi konsekuensi permanen perubahan iklim, konflik budaya dan ketegangan politik, hilangnya sumber daya alam, hingga krisis kesehatan.

IAMCR 2023 merupakan ruang untuk mengumpulkan gagasan dari masyarakat internasional yang terdiri dari akademisi dan peneliti bidang media dan komunikasi untuk membahas berbagai tantangan dengan lima tema terkait: kemanusiaan dan kemajuan; demokrasi; media, informasi, dan media, informasi, dan komunikasi; kota dan wilayah; dan akuntabilitas lingkungan.

Konferensi didukung oleh berbagai institusi pendidikan antara lain Universite Lumiere Lyon 2, Universite De Luon, Universite Lyon III Jean Moulin, serta Equipe de recherce de Lyon en sciences de I’information et de la communication.

Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yang berpartisipasi menyampaikan gagasannya adalah Dr. Zaki Habibi, pihaknya mempresentasikan idenya dalam judul “The Hands that Create: Creative Resilience in the City through Corporeal Experiences of the Tactile Practices”. Konferensi digelar pada 9 hingga 13 Juli 2023 di Lyon, Perancis dan juga daring.

  1. ECREA Political Communication Conference, Berlin, Germany

Conference of the Political Communication Section of the European Communication Research and Education atau ECREA PolComm 2023 mengusung tema Navigating the Noise: Effective Communication for Solving Political Problems. Konferensi ini diselenggarakan oleh Institut Weizenbaum untuk serta networked society di Freie Universitat Berlin.

Prof. Masduki turut berpartisipasi dengan mempresentasikan paper berjudul “Mapping the Disinformation Ecosystem in Indonesia’s Digital Politics” pada 31 Agustus hingga 1 September 2023 di Berlin, Jerman.

  1. Indonesia Council Open Conference (ICOC) 2023

Indonesia Council Open Conference (ICOC) 2023” yang diselenggarakan oleh The Sydney Southeast Asia Centre at the University of Sydney and Humanitarian and Development Studies at Western Sydney University pada 25-27 September 2023.

Tema yang dipilih dalam ICOC 2023 adalah “Indonesia 25 Years On”, tema ini dipilih untuk menandai seperempat abad penolakan otoritarianisme di Indonesia setelah lengsernya Presiden Suharto pada Mei 1998.

Beberapa dosen yang turut menyampaikan gagasannya adalah Dr. Herman Felani Tanjung dengan artikel berjudul “From Agriculture to Tourism: The Race of Villages in the Magelang Area to Become Tourist Attractions”. Selanjutnya Dr. Subhan Afifi menyampaikan hasil risetnya yang berjudul “Digital Health Communication in Indonesia: Opportunities and Challenges”.

  1. The 14th Asian Conference on Media, Communication & Film (MediaAsia 2023)

The Conference on Media, Communication & Film (MediaAsia) diselenggrakan dalam kemitraan dengan beberapa institusi begengsi di dunia seperti Sussex University (UK), the Medill School of Journalism at Northwestern University (USA), serta akademisi dan praktisi yang bekerja dalam bidang tersebut.

Tahun 2023, telah diselenggarakan di Kyoto, Jepang tepatnya pada 10 hingga 13 Oktober.  Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi yakni Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A., yang memeiliki ketertarikan riset bidang ini berkesempatan mempresentasikan papernya yang berjudul “Making Decision: Masculine Women in Indonesian Movies”.

  1. The 15th AIWEST-DR (Aceh International Workshop and Expo on Sustainable Tsunami – Disaster Recovery)

AIWEAR-DR merupakam konferensi yang menyoroti isu terkait kemajuan terbaru dalam pengurangan risiko bencana multi bahaya, menyediakan platform interdisipliner untuk memajukan ilmu pengetahuan dan praktik kebencanaan.

Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yang fokus terhadap riset kebencanaan yakni Muzayin Nazaruddin, S.Sos., M.A., turut mempresentasikan gagasannya yang berjudul “Safeguarding lives: exploring indigenous knowledge narratives and the Smong phenomenon in Aceh’s tsunami resilience” pada konferensi yang digelar Fakultas Psikologi UGM pada 11 hingga 13 Oktober 2023.

  1. The 3rd International Conference on Communication Science

ICCS ke-3 ini merupakan konferensi internasional yang dihelat oleh Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Mataram. Tahun ini tema yang diusung adalah “Global Challenges and Innovations for Sustainable Development: Communication, Media, Health, Culture, and the Environment in the Digital Era”.

Dalam kesempatan ini Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom., selaku dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII turut menyampaikan gagasannya dalam paper berjudul “Child Marriage: An Exploratory Study in Aik Mual, West Lombok, West Nusa Tenggara” pada 25 Oktober 2023.

  1. The 3rd International Moving Image Cultures Conference (IMOVICCON 2023)

IMOVICCON (International Moving Image Cultures Conference) merupakan acara akademik yang diinisiasi oleh Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan (UPH), dan Program Studi Film Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Konferensi yang digelar setiap dua tahun sekali ini bertujuan untuk mempertemukan para akademisi dan peneliti untuk bertukar dan berbagi pengalaman akademis dan hasil penelitian mereka tentang semua aspek Budaya Gambar Bergerak. Tahun 2023, topik yang diusung salah The Past, Present, and Future of Moving Image Culture.

Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A., turut berbagi dalam diskusi akademik yang digelar di Jakarta 31 Oktober hingga 1 November 2023. Paper yang dipresentasikan berjudul “More Than Just Playing: The Pleasure of Online Game Players”.

  1. 7th ICCOMAC 2023 – ICA Affiliated

International Conference on Corporate and Marketing Communication merupakan forum akademik yang menyoroti isu tantangan dan dinamika era digital terhadap suatu organisasi dan lainnya. Selain itu hubungan symbiosis antara dasar-dasar komunikasi tradisional dan teknologi digital sangat penting dikaji oleh para akademisi dan praktisi agar mampu mengkaji integrasi teori-teori komunikasi mutakhir.

Tahun 2023 tema yang diusung adalah Revisit Communication: Integrating the Basics with Digital. Dua dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yang berpartisipasi adalah Nadia Wasta Utami, S.I.Kom., M.A., serta Narayana Mahendra Prastya, S.Sos., M.A. mempresentasikan paper berjudul “Official Instagram of University as News Sources for Journalist” pada konferensi yang dihelat oleh Universitas Katolik Atma Jaya pada 23 hingga 24 Oktober 2023.

  1. The 1st Communication Sciences International Conference For APJIKI Member (CSICA) 2023

Konferensi yang diinisiasi oleh Asosiasi Penerbit Jurnal Imu Komunikasi Indonesia (APJIKI) tahun ini diikuti oleh satu dosen Ilmu Komunikasi UII yakni Puji Rianto, S.IP., M.A., beliau merupakan chief coordinator Jurnal Ilmu Komunikasi yang kini terindeks Sinta 2.

Dalam konferensi akademik yang dilaksanakan di Denpasar, bali pada 23 hingga 24 November 2023 pihaknya mempresentasikan paper berjudul “Locality as a Space for Negotiation andResistance: Learning from Indonesian Local Television”.

  1. Cultural Studies Association of Australasia (CSAA) Conference 2023

Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., merupakan anggota dari CSAA turut berpartisipasi pada konferensi ke 31 yang digelar pada 5 hingga 8 desember 2023 di University of South Australia, Adelaide, Australia.

Presentasinya yang berjudul “Perpetuating Stigma: Representation of Widows and Divorcees (janda) in Indonesian Media and Popular Culture” turut menyumbang gagasan untuk menciptakan ruang budaya yang terbuka dan inklusif untuk kolaborasi seperti di negara Australia.

Mengutip dalam laman resminya, CSAA berkomitmen dalam bidang kajian budaya yang bertujuan untuk inklusivitas. Dengan konferensi ini dapat dilakukan eksplorasi dan kajian budaya yang terkait untuk memberikan gagasan baru pada masalah lokal maupun global.

Selain deretan konferensi yang telah diikuti oleh dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII, beberapa workshop yang telah dilakukan. Pertama Annual Workshop on Globalization 2023, “Media and Disaster Journalism: Comparing Indonesian and Japanese Experiences”.

Annual Workshop on Globalization (AWG) ini merupakan workshop tahunan yang digelar oleh International Program Prodi Ilmu Komunikasi UII. Dalam diskusi yang dipandu oleh Dr. Zaki Habibi hadir tiga pembicara yakni Yoshimi Nishi, Professor and Researcher in The Center for Southeast Asian Studies (CSEAS), Kyoto University, Jepang. Pembicara kedua adalah Ahmad Arif, General Chairman of Disaster Journalist for Indonesia and Kompas Journalist. Ketiga, Muzayin Nazaruddin, Researcher on Disaster and Enviromental Communication, Universitas Islam Indonesia.

Sebelumnya Prodi Ilmu Komunikasi UII juga menggelar International Association for Semiotic Studies (IASS-AIS) menggelar international workshop bertajuk “Semiotics of Brands and Consumer Culture” pada 22 Agustus 2023 di Gedung Lantai 3 Prodi Ilmu Komunikasi UII dengan menghadirkan Prof. Kristian Bankov dari New Bulgarian University yang sekaligus Secretary General IASS-AIS.

Itulah sederet catatan terkait kegiatan konferensi akademik hingga workshop yang mengiringi perjalan Prodi Ilmu Komunikasi 2023.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Kunjungan ke UUM
Reading Time: 6 minutes

Mencatat apa saja yang telah terjadi di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) sepanjang tahun 2023 merupakan aktivitas untuk memanggil kembali memori baik penuh inspirasi.

Catatan ini merupakan bentuk pencapaian, harapan, hingga semua hal yang tengah diusahakan oleh deretan orang-orang yang mencurahkan waktunya untuk masa depan cerah Prodi Ilmu Komunikasi UII.

Lantas dengan berbagai pencapaian penuh kerja keras ini, apakah telah memuaskan dahaga semua pihak? Tentu saja tidak, dalam institusi pendidikan dan dunia akademik semua serba dinamis. Kebutuhan semakin kompleks, inovasi perlu dilakukan secara berkala.

Optimisme soal mimpi bersama akan terwujud jika culture di dalam Prodi Ilmu Komunikasi UII saling memberi support dan memberi ruang untuk saling mengembangkan diri. Hal ini terbukti, tak hanya dosen dan mahasiswa yang mampu berprestasi, para staf didukung penuh.

Teranyar, salah satu laboran, Mardjito Iskandar Tri Gunawan berhasil menjadi salah satu nomine Festival Film Indonesia 2023, filmnya yang berjudul The Independence Day: Beetwen Tears and Laughters masuk dalam deretan nominasi film dokumenter pendek terbaik.

Sebelumnya, beberapa staf lainnya yakni Desyatri Parawahyu Mayangsari serta Iven Sumardiyantoro lewat workshop buku foto yang diikutinya karya mereka turut berpartisipasi dalam Indonesia Photobool Tour 2023 ke beberapa negara seperti Singapura, Berlin, dan London.

Menurut catatan dalam Pojok Rektor yang ditulis oleh Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., terkait Kebebasan Saintifik didefinisikan sebagai berikut:

“Kebebasan ini menjadi pilar utama dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Kebebasan ini adalah fondasi yang memungkinkan para ilmuwan dan peneliti untuk menjelajahi ide, mencari kebenaran, dan berinovasi tanpa hambatan yang tidak perlu.”

“Bahkan kebebasan saintifik dianggap sebagai kebutuhan demokrasi, hak sipil dan politik, dan salah satu penjamin kesehatan dan kesejahteraan manusia selama tidak menimbulkan dampak buruk bagi orang lain dalam Wilholt, 2010

Catatan Pak Rektor itu seolah mengajak kita membuka hati, pikiran, dan nalar untuk saling memberikan kesempatan satu sama lain untuk sebuah pencapaian.

Mencatat Pencapaian Prodi Ilmu Komunikasi UII

  1. Akreditasi Unggul

Menuju usia yang ke-20, Prodi Ilmu Komunikasi akhirnya berhasil meraih akreditasi “Unggul” lewat berbagai proses administrasi yang sangat panjang. Menengok sejarahnya, untuk mencapai titik ini semua tidak dilakukan secara instan. Baca selengkapnya: https://communication.uii.ac.id/program-studi-ilmu-komunikasi-uii-raih-akreditasi-unggul-memasuki-usia-ke-20-tahun/

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 3917/SK/BAN-PT/Ak.KP/S/X/2023 secara resmi menyatakan Program Studi Ilmu Komunikasi, pada Program Sarjana Universitas Islam Indonesia memenuhi syarat peringkat Akreditasi “Unggul”. Keputusan ini ditetapkan sejak tanggal 3 Oktober 2023 sampai dengan 16 Juli 2024.

  1. Gelar Profesor

Rasa Syukur atas raihan ini sungguh luar biasa, salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Dr. rer. Soc. Masduki, S.Ag., M.Si., berhasil meraih gelar profesor tahun ini. selain menjadi profesor pertama di Prodi Ilmu Komunikasi, beliau seolah menjadi simbol pecah telur.

Bagaimana tidak, 28 tahun Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Berdiri akhirnya November mendapat profesor baru.

Sebelumnya, Prof. Masduki telah menyelesaikan studi S3 pada tahun 2021 lalu di Institute of Communication and Media Studies, University of Munich Jerman. Melalui SK Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi Nomor 63634/M/07/2023 tentang kenaikan jabatan akademik dosen Dr. rer. Soc. Masduki, S.Ag., M.Si. resmi dinaikkan jabatannya menjadi Profesor dengan angka kredit sebesar 922.

  1. Exchange Program hingga Dual Degree

Melalui program yang digagas oleh IPC, semester ganjil tahun ini tiga mahasiswa Ilmu Komunikasi UII akhirnya berhasil mengikuti exchange progam di School of Creative Industry Management and Performing Arts (SCIMPA) Universiti Utara Malaysia (UUM).

Begitupun sebaliknya, 2 mahasiswa SCIMPA UUM juga dikirim ke Prodi Ilmu Komunikasi UII untuk melakukan pertukaran mahasiswa.

Menariknya, telah disepakati beberapa program dengan SCIMPA UUM antara lain dual degree, visiting lecturer, hingga kerja sama bidang riset dan publikasi.

Kesepakatan ini telah dilakukan pada kunjungan balik ke UUM yang diwakili oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi UII yakni Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., lalu  Sekretaris Prodi Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A., dan Sekretaris IPC Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A., pada 4 hingga 6 November 2023.

  1. Prestasi

Diawali dengan prestasi yang ditorehkan oleh Fahrur Rozi yang mewakili FPSB ke tingkat universitas pada kompetisi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) UII Tahun 2023 akhirnya meraih juara 3. Rozi merupakan ilustrator yang memiliki segudang prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Gagasan kreatif yang mengantar Rozi meraih juara ketiga PILMAPRES UII adalah soal idenya yang ingin membawa sanggar seni pertunjukan budaya yang mulai tergerus zaman dikenal luas masyarakat khususnya generasi muda.

Juli lalu dua mahasiwa bernama Fashley Arya Mubarok serta Ade Firdaus meraih juara pertama dalam bidang basket tingkat nasional di perhelatan Abaschamp 2023. Sebelumnya Shafni Aura Sugiarto mampu merebut juara satu kategori Poomsae pada kompetisi ATF UI, sementara Qadri Ensri Hidayat raih juara 2 kategori Poomsae. Kompetisi Taekwondo itu berlangsung di balairung UI pada 2 hingga 4 Juni 2023.

Selanjutnya ada Dhea Apriliani mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2022 yang meraih juara terbaik ke-2 dalam Musabaqah tilawatil Qur’an Cabang Da’i dan Da’iyah pada milad ke-61 Universitas Islam Riau.

Terakhir adalah nandita Faiza mahasiswa IPC 2022 yang melenggang maju tahap nasional pada ajang Putri Hijabfluencer 2023, ia menjadi finalis termuda yang mewakili Provinsi DIY. Di ajang nasional Nandita mendapat gelar “terbaik 3 daerah Istimewa Yogyakarta 2023”.

Tak hanya mahasiswa, Kaprodi Ilmu Komunikasi Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP,. M.Si., Ph.D., meraih juara dua Dosen berprestasi Bidang Sosio Humaniora 2023.

Terakhir, datang dari staf laboran yakni Mardjito Iskandar Tri Gunawan yang lolos menjadi nominasi Festival Film Indonesia 2023, filmnya yang berjudul The Independence Day: Beetwen Tears and Laughters masuk dalam enam deretan nominasi film dokumenter pendek terbaik

  1. Website Raih Predikat Terbaik

Website resmi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas islam Indonesia (UII) communication.uii.ac.id raih predikat terbaik pertama pada UII Website Appreciation 2023 yang digelar pada Kamis, 21 Desember 2023 di GKU Prof. Dr. Sardjito Lt.2 Ruang Teatrikal Kampus Terpadu UII.

Communication.uii.ac.id dinobatkan menjadi website predikat terbaik pertama dengan mengacu pada ketersediaan konten, keamanan dan performa, serta impresi visual. Raihan ini menjadi penutup tahun 2023.

Suara dan Harapan

Tahun 2023 menjadi tahun yang luar biasa untuk Prodi Kom UII. Ada banyak capaian di 2023, di antaranya raihan akreditasi unggul, mulai diimplementasikannya kurikulum baru yg baru selesai revisinya tahun ini juga, dan yang sungguh luar biasa adalah capaian guru besar pertama di FPSB oleh dosen prodi komunikasi, Prof. Dr.rer.soc. Masduki, dan banyak lainnya. Bagi saya sendiri, tahun 2023 adalah tahun banyak tekanan. Selain tetap harus semangat menulis disertasi, tugas-tugas lain juga banyak krn harus menggawangi dua jurnal. Namun, alhamdulillah, saya masih bisa menulis publikasi di jurnal nasional bereputasi baik dan capter buku. Mudah-mudahan, di 2024, kita mendapatkan  kemudahan dalam meraih hal-hal baik dan target-target yang sudah kita buat. Aamiin (Puji Rianto, S.IP., M.A – Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII)

Sehat dan slamet semuanya. (Holy Rafika Dona, S.I.Kom., M.A., – Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII)

Prodi Ilmu Komunikasi selalu menjadi lebih baik setiap saat, semoga kedepannya juga sama. (Ajeng Putri Andani – Staf PDMA Nadim)

Semoga Prodi Ilkom UII bisa menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan wawasan, gagasan, keterampilan, dan tentu saja mengasah empati.. (Dian dwi Anisa, S.Pd., M.A., – Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII)

Untuk prodi ilmu komunikasi, harapnnya  semakin banyak lagi peminatnya, hingga ujung dunia. Semakin kece nan kreatif untuk prodi ilmu komunikasi. Terutama untuk civitas prodi, sehat selalu dan semakin strong. (Rizka Aulia Ramadhani – Staf Laboratorium)

Tahun yang berat, hebat dan kuat. Tahun penuh pencapaian. Tahun penuh ujian Semoga bisa terus dipertahankan. (Desyatri Parawahyu Mayangsari Staf Laboratorium)

Ibarat pulang kampung, setelah berkelana di luar sana akhirnya kembali lagi sebagai staf Prodi. Jika dulu saya menjadi mahasiswa untuk belajar teori, kini saya mesti menerapkannya pada praktik kerja. Satu tahun menggarap website, hadiah besar datang tanpa dinyana saya yakin ini adalah hasil kerja keras kita semua. Lewat pemimpin yang bijaksana, lewat rekan-rekan yang supportif, membuat saya bebas menuangkan ide di website ini. Tak muluk-muluk, semoga tahun depan tetap konsisten dan semakin inovatif kreatif. (Meigitaria Sanita – Staf Website Prodi Ilmu Komunikasi UII)

Terima kasih banyak Program Studi Ilmu Komunikasi UII, tidak terasa, 5 tahun sudah berlalu sejak saya pertama kali memulai perjalanan saya sebagai keluarga prodi Ilmu Komunikasi. Banyak kenangan, pelajaran serta hal-hal yang tidak dapat saya lupakan dari perjalanan saya disini. Harapan saya untuk Program Studi Ilmu Komunikasi kedepannya adalah semoga prodi bisa mengukir prestasi maupun pencapaian terbaik selanjutnya. Doa terbaik saya haturkan selalu untuk prodi yang sudah menjadi keluarga kedua bagi saya. Sampai bertemu di kesempatan selanjutnya, jaya selalu untuk Program Studi  Ilmu Komunikasi UII. (Annisa Putri Jiany – Staf IPC)

semoga prodi ilmu komunikasi semakin outsanding dan value “communication for empowerment” semakin dilaksanakan oleh semua kalangan keluarga prodi ilmu komunikasi. berharap nantinya membuat karya kreatif bersama mahasiswa, cth mgkn: drama fiksi produksi lab dgn mahasiswa ilkom. karena mgkn udah lama lab blm buat lagi spt film pendek “bedug”. (Iven Sumardiyantoro – Staf  Laboran)

Semoga segala lika liku perjalanan Prodi Ilmu Komunikasi di tahun 2023, menjadikan Prodi Ilmu Komunikasi yang lebih baik dan lebih positif di tahun 2024. (Putri Asriyani – Staf PDMA Nadim)

Semoga Prodi Ilmu Komunikasi semakin maju dan senantiasa menorehkan prestasi kedepannya, dan menjadi panutan dalam segala hal khususnya dilingkungan UII. (Zaidan Iman Fadilah – Staf Media Sosial)

Terima kasih banyak bagi seluruh keluarga Prodi Ilmu Komunikasi yang sudah tulus mendedikasikan untuk keunggulan akademik dan menjadi melahirkan future leaders yang sukses, menjadi tempat atau wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan mereka menunjukan kreativitas mereka, dan memberikan mereka peluang untuk sukses, peran sebagai mentor, yang membimbing dan mendukung kita. dalam mengembangkan lingkungan belajar yang positif dan menarik sangat berharga. Passion for education inspires us to create a space where intellectual curiosity thrives.  Untuk kedepannya prodi ilmu komunikasi bisa lebih berkembang sukses selalu, untuk masa yang akan datang. Di tahun 2024 ini semoga prodi ilmu komunikasi bisa sukses dan melampaui dari yang ditargetkan. Ditunggu program-program edukasi inovatif and program kolaborasi yang selevel internasional lainnya. (Yandi Riyanto – Mahasiswa IPC Batch 2019)