Tak ada yang tertinggal ketika seseorang tiada kecuali amal jariyah, anak saleh, dan ilmu yang bermanfaat. Kekayaan pengetahuan adalah salah satu amal jariyah dan ilmu dari mendiang Amir Effendi Siregar (AES). Kekayaan pengetahuan berupa buku, pemikiran, dan murid-murid yang menekuni pemikiran mendalamnya.

Begitulah sambutan dari Aditya Siregar, anak sulung Amir Effendi Siregar pada acara Launching AES Corner dan buku pemikiran sahabat dan murid AES, pada Sabtu (19/6/2021). Aditya mengatakan, ia berterima kasih pada kolega, teman, murid dan setiap orang yang mengenal ayahnya. Ia mengucap terima kasihnya pada mereka yang telah memberi testimoni dan mengabadikan serta merawat buku karya AES dan koleksi AES dalam katalog AES corner. Ia berharap ini bisa menjadi ilmu bermanfaat bagi ayahnya di akhirat.

AES corner adalah sebuah pojok baca seluruh karya AES, yang juga pendiri komunikasi UII, mulai dari buku karya pemikiran hingga koleksi-koleksinya selama hidup. AES corner berisi 638 koleksi dan 577 buku yang pernah ditulis, disusun, dan dikoleksi oleh AES. Bahasanya pun beragam. Mulai dari Bahasa Indonesia hingga Inggris.

Beberapa koleksi berbahasa inggris nampak sebagai buku koleksinya ketika melanjutkan studi di School of Journalism and Mass Communication pada The University of Iowa, Amerika Serikat. Terlihat banyak koleksi tercatat angka tarikh 1980an hingga 1990. Temanya juga merentang dari jurnalisme, demokrasi, komunikasi, ideologi, dan ekonomi politik.

“Pada akhirnya kami berharap AES corner dapat menjadi rujukan para akademisi,mahasiswa, dan peminat studi media dan komunikasi yang ingin menikmati pemikiran AES di Pusat Studi dan Dokumentasi (PSDMA) Nadim Komunikasi UII yang terletak di lereng Gunung Merapi,” kata Masduki salah satu dosen Komunikasi UII yang merupakan murid sekaligus kolega AES di lembaga think tank PR2Media (Pemantau Regulasi dan Regulator Media).

Sambutan dan Pesan Kolega

Beberapa kolega, sahabat, murid yang hadir pada kesempatan itu misalnya Paulus Widiyanto, tokoh yang menjadi ketua pansus UU Penyiaran yang menjadi tonggak demokratisasi media. Ada pula Prof Alwi Dahlan yang juga memberi sambutan di awal acara. Ia mengatakan gelombang (frekuensi, red) adalah milik rakyat seperti yang diperjuangkan AES.

Bahkan kata Prof Alwi, Prof. Priyatna Abdurrasyid yang ahli hukum Angkasa Luar juga mengatakan bahwa gelombang yang itu menggunakan satelit adalah hak rakyat. Prof Alwi ingin mengatakan bahwa karena ini adalah hak rakyat, maka soal gelombang tidak bisa diperjualbelikan pada swasta.

“Mudah-mudahan generasi yang muda, teman-teman yang mempelajari komunikasi mau juga mendahului mempelajari teknologi, kalau tidak nanti ilmu sosial, kita ini hanya mengomel dan selalu didahului oleh pemilik modal yang menjadi inti kekhawatiran AES,” pesan Alwi pada para hadirin.

Selain keduanya, ada juga sahabat, murid dan rekan AES yang lain seperti Nina Mutmainnah, Puji Rianto, Ade Armando, Darmanto, Asmono Wikan, Eduard Lukman, Rahayu, beberapa murid beliau di UGM, UII, UI dan jurnalis dan pegiat media di Indonesia. Kesemuanya berharap dapat segera meneladani karya dan pemikiran demokratisasi media AES di AES Corner yang dikelola PSDMA Nadim Komunikasi UII.

The essence of writing activity news is the delivery of messages. Website content writers should meet the rules of news writing. If it meets these rules, the reader will easily understand the events or messages conveyed by the author.

“This 5w+1H writing rule must later be fulfilled in news writing,” said Pambudi, a speaker at the Website Content Production Training held in collaboration between the BnB Community and the Department of Communication UII Thursday (17/6) online. This training is a form of community empowerment for the UII Communication academic community.

Sumekar Tanjung, Head of the UII Department of Communication Laboratory, said in his remarks, the website is one of the essential elements in the community. The website exists to broadcast all community activities and profiles. The public becomes aware and knows the profile of the community.

Therefore, training is carried out to develop the capacity of managers Community website “Grateful & Sharing Group” or commonly called BnB. The BnB community is a place for families with children with disabilities. It becomes a forum for sharing, therapy, and self-development for families and communities with disabilities. BnB’s address is at the BnB Education Center in Kulon Progo.

This training is a continuation of the previous program, namely the production and building of a community website. The BnB education house website has now been established on the https://www.komunitasbnb.com/. In the future, the website will be managed by BNB management to broadcast activities and education for families with children with disabilities.

The presentation of the material this time uses an adult education approach. This approach believes that participants are not empty glasses. The facilitator believes that each participant has the experience and capital to share and learn, writing website content. 

Therefore, the facilitator invites the participants to analyze the elements of the news. The Analysis is through case studies of news that seasoned journalists have written. After that, participants apply that element in writing simple hard news.

Through this approach, this training resulted in five articles written by the participants. “We hope that in the future the training will not only stop at writing, but also practice maintaining the website for the sake of the institution’s existence,” said Puji Wahyuni, one of the participants and administrator of the BNB Education Center, Kulon Progo.

 

Inti menulis berita kegiatan adalah tersampaikannya pesan. Penulis konten website sebaiknya memenuhi kaidah-kaidah penulisan berita. Jika memenuhi kaidah tersebut, pembaca akan mudah memahami peristiwa atau pesan yang disampaikan penulis.

“Kaidah penulisan 5w+1H inilah yang nanti harus dipenuhi dalam penulisan berita,” kata Pambudi, pemateri dalam Pelatihan Produksi Konten Website yang diadakan kerjasama antara Komunitas BnB dan Prodi Ilmu Komunikasi UII, Kamis (17/6) secara daring. Pelatihan ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat sivitas akademik Komunikasi UII.

Sumekar Tanjung, Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi UII, mengatakan dalam sambutannya, website adalah salah satu elemen penting dalam komunitas. Website hadir agar tersiar segala kegiatan dan profil komunitas. Publik menjadi tahu dan kenal profil komunitas tersebut.

Maka dari itu, pelatihan dilakukan untuk mengembangkan kapasitas pengelola website Komunitas “Kelompok Bersyukur & Berbagi” atau biasa dipanggil BnB. Komunitas BnB adalah wadah bagi keluarga dengan anak difabel. Ia menjadi forum berbagi, terapi, dan mengembangkan diri bagi keluarga dan lingkungan komunitas difabel. BnB beralamat di Rumah Edukasi BnB di Kulon Progo.

Pelatihan ini merupakan lanjutan dari program sebelumnya yaitu produksi dan membangun website komunitas. Website rumah edukasi BnB kini telah berdiri di laman komunitasBNB.com. Ke depan, website akan dikelola oleh pengurus BNB untuk menyiarkan kegiatan dan edukasi keluarga dengan anak difabel.

Pemaparan materi kali ini menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa. Pendekatan ini meyakini bahwa peserta bukanlah gelas kosong. Fasilitator percaya bahwa tiap peserta memiliki pengalaman dan modal untuk berbagi dan belajar, dalam hal ini menulis konten website. Oleh karenanya, fasilitator mengajak peserta menganalisa elemen berita lewat studi kasus berita yang telah ditulis oleh wartawan kawakan. Setelah itu, peserta menerapkan elemen itu dalam penulisan.

Melalui pendekatan tersebut, Pelatihan ini menghasilkan 5 tulisan hasil karya para peserta. “Kami berharap ke depannya pelatihan tidak hanya berhenti pada menulis, tapi juga berlatih merawat website untuk kepentingan eksistensi lembaga,” kata Puji Wahyuni, salah satu peserta dan pengurus Rumah Edukasi BNB, Kulon Progo.

Memperingati 17 Tahun Prodi Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) dan 11 tahun PR2Media (Pemantau Regulasi dan Regulator Media) dan untuk mengapresiasi jejak pemikiran sang pendiri, tokoh pers dan pendekar demokratisasi media di Indonesia Amir Effendi Siregar (AES), dua kegiatan sekaligus akan digelar besok Sabtu, 19 Juni 2021 jam 0900 pagi.

Pertama, peresmian perpustakaan publik yang didedikasikan untuk mengenang dan mewariskan gagasan tokoh pers Indonesia Amir Effendi Siregar (AES) terkait reformasi media di Indonesia, dikelola oleh Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) Nadim Komunikasi UII. Namanya: AES CORNER. Lokasinya di lantai III Gedung Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang Km 14,5 Sleman Yogyakarta.
cek laman digitalnya di https://communication.uii.ac.id/forum-aes/

Kedua, peluncuran terbatas buku berjudul: ‘Melawan Otoritarianisme Kapital: Amir Effendi Siregar dalam Pemikiran dan Gerakan Demokratisasi Media’ (2021), yang memuat tulisan para kolega, sahabat dan murid terkait kiprah dan gagasan Amir Effendi Siregar.  Editor: Puji Rianto, Nina Mutmainnah, Rahayu.

If you have the talent or desire to expand your experience internationally, immediately join the UII International Mobility Program. International travel allows you to expand your network, improve your English language skills, and add perspective on things. Whether it’s a matter of cross culture understanding to increasing insight related to your studies and interests in academic studies.

In general, English proficiency is the key to joining the UII international Mobility program. “Partner universities with UII also require fluency in English. IELTS 6 or IBT with equivalent score. Or TOEFL ITP is also okay. They, several partner campuses, allow students to register with the TOEFL ITP,” said Nihlah Ilhami, Head of the International Mobility Division, UII on June 11, 2021 at the UII Communication Program International Teatime casual talk. Nihlah said that English language skills must be improved from now on if students plan to expand their experience abroad.

“At least you can try toefl ITP first. Because some partners still accept this, especially for short programs or ICT (International Credit Transfers),” explained Nihlah. “Especially our partners in Asia such as Malaysia and Thailand. Europe and Australia still require IELTS,” he said. Nihlah said, we can improve English language skills also use a relatively easy method using the Duolingo application, he said.

“If you are interested in registering for the IISMA (Indonesian International Study Mobility Awards) tomorrow, it is reported that the quota has been increased by the ministry. Try registering first. Then just test one of the IELTS or TOEFL ITP, “advises Nihlah. According Nihlah, students can also try an online test TOEFL free.” for a time normally allowed to be. And I’m sure you can do it, you’re still young, do it.

“Whatare the conditions for the program of international mobility ?

“Suppose such IISMA, programs carried out regularly every year, drawn by the Kemendikbud ristek. You first must have a passport,” said Nihlah. This condition is the most important first. “Even though this is a pandemic situation, a passport is still a requirement that you must have. You must have a GPA of 3 to join any program abroad. Because our partners require it,” he added. The next requirement is of course English, as evidenced by TOEFL or IELTS. The rest is self-readiness to recognize culture and exchange views in a globalized world. “We will learn about the local people there, the language, culture, and various experiences that are really very different,” he said.

How does this mobility program take place during a pandemic. “The majority of countries have closed visits, but don’t worry, there is always virtual mobility. But now we know that there are several countries that have opened their own countries, such as the Netherlands and South Korea,” said Nihlah. Some UII students have started to go for dual degree studies to several partner countries and have opened overseas visits. “That’s why we have partners in the Netherlands and South Korea. Our faculty students at FBE have made a mobility trip to South Korea yesterday, Alhamdulillah, and have arrived there safely,” he said.

 

 

JIka kamu punya bakat atau keinginan untuk memperluas pengalaman di lingkup internasional, segera saja gabung di UII International Mobility Program. Perjalanan internasional memungkinkan kamu meluaskan jaringan, meningkatkan kemampuan bahasa inggris, hingga menambah perspektif tentang memandang suatu hal. Baik itu soal cross culture understanding hingga peningkatan wawasan yang berkaitan dengan studi dan minat kajian akademikmu.

Secara umum, kecakapan bahasa inggris adalah kunci mengikuti program UII international Mobility. “Partner university dengan UII juga mensyaratkan kelancaran berbahsa inggris. IELTS 6 atau IBT dengan skor setara. Atau TOEFL ITP juga boleh. Mereka, beberapa kampus mitra, mengijinkan mahasiswa untuk mendaftar dengan Toefl ITP,” Kata Nihlah Ilhami, Kepala Divisi International Mobility, UII pada 11 Juni 2021 di bincang santai Teatime Internasional Program Komunikasi UII. Nihlah mengatakan, kecakapan bahasa inggris mulai harus ditingkatkan sejak sekarang jika nantinya mahasiswa berencana meluaskan pengalaman di luar negeri.

“Minimal kamu bisa mencoba dulu toefl ITP. Karena beberapa partner masih menerima ini, terutama untuk short program atau ICT (International Credit Transfer,” jelas Nihlah. “Terutama partner kita di asia seperti Malaysia dan Thailand. Kalau eropa dan australia masih mensyaratkan IELTS,” katanya. Nihlah mengatakan, kita bisa meningkatkan kemampuan bahasa inggris juga menggunakancara yang relatif mudah denga pakai Duolingo, katanya.

“Kalau kalian tertarik untuk mendaftar IISMA (Indonesian International Study Mobility Awards) besok, kuotanya kabarnya ditambah oleh kementrian. Coba saja dulu daftar. Lalu tes saja salah satu dari IELTS atau TOEFL ITP,” saran Nihlah. Menurtu Nihlah, mahasiswa bisa coba juga tes online TOELF gratis. “Untuk beberapa kali biasanya boleh. Dan saya yakin kamu bisa melakukannya, kamu masih muda, lakukanlah.”

Apa saja sih syaratnya untuk mengikuti program international mobility?

“Misalkan seperti IISMA, program yang dilaksanakan reguler tiap tahun, dibuat oleh oleh kemendikbudristek. Kamu pertama harus punya paspor,” kata Nihlah. Syarat ini adalah pertama yang paling penting. “Meskioun ini situasi pandemi, paspor tetap syarat yang harus kamu miliki. Kamu harus punya IPK 3 untuk bergabung di program apapun ke luar negeri. Karena partner kita mensyaratkan itu,” imbuhnya. Syarat selanjutnya tentu bahasa inggris tadi, yang dibuktikan dengan TOEFL atau IELTS. Selebihnya adalah kesiapan diri untuk mengenali budaya dan bertukar pandangan di dunia global. “Kita akan belajar tentang local people di sana, bahasa, budaya, dan berbagai pengalaman yang sungguh sangat berbeda,” katanya.

Bagaimana program mobility ini berlangsung di masa pandemi. “Mayoritas negara menutup kunjungan, tapi tenang, selalu ada virtual mobility. Tapi sekarang kita tahu ada beberapa negara yang membuka negaranya, seperti belanda dan korea selatan,” kata Nihlah. Beberapa mahasiswa UII sudah mulai berangkat untuk studi dual degree ke beberapa negara yang bermitra dan telah membuka kunjungan luar negeri. “Itu kita punya partner di Belanda dan Korea Selatan, Mahasiswa fakultas kita di FBE sudah melakukan perjalanan mobility ke korea selatan kemarin Alhamdulilah, dan sudah sampai di sana dengan selamat,” katanya.

 

Branding and marketing local products are the key to successful sales during a pandemic. Covid-19 has indeed hit micro, small and medium enterprises. But other than that, collaboration is a new trick rather than getting dizzy with the competition.

“I don’t see the similarity of products as competition. I recommend diligently monitoring at distribution locations,” said Dwi. “Even though there are many similar products in distribution locations, I don’t think it’s time for competition but collaboration,” said Dwi Karti Handayani, founder of Wedang Uwuh UMKM, by June 12, 2021. The UMKM is named Den Bagus. Dwi is speaking on an online seminar on the task activity in the commercial communication project management course at the Department of Communications, UII.

Dwi Karti was a speaker in a webinar on branding and product marketing during the pandemic, together with Den Bagus and eight projects. Eight Project is one of the creations of the students of the course. They choose Eight Project as the name.

“Who knows if we can’t meet the export demand, we can fulfill it by collaborating with other similar products,” added Dwi Karti. According to Dwi Karti, “For me, it’s unique in the packaging. Then, when people have repeated orders, we will talk about customer loyalty.”

This event uses a flash sale technique. Flash Sale encourages viewers to make direct purchases while getting discounted prices.

Flash sale Den Bagus and den ayu specifically for products with specific characteristics. Call it red ginger, which has higher properties, and ginger emprit, which is spicier.

In addition, there is also a processed product that is more popular during the pandemic, namely Wedang Uwuh Jakute. Jakute is an Indonesian abbreviation of ginger turmeric, temulawak or commonly called empon-empon in Indonesia. The combination of the benefits of empon-empon.

“This is the most sought after by buyers. There are friends whose products are sought by French buyers,” said Dwi Karti. “Our products are widely known abroad. There is a noni drink. My mother used this drink to take this and her back pain recovered,” She added, giving testimony.

According to Dwi Karti, these local products are essential and of high quality. For example, the Den Ayu noni product no longer smells bad. It is packaged instantaneously. Similar products also have a special drink (Wedang) product for red rosella. “Instant packaging and wrapping, the packaging is pressed so that it is not easily damaged,” She added.

 

Diskusi PSDMA Nadim Komunikasi UII

Diskusi PSDMA Nadim kembali digelar. Kali ini Nadim menghadirkan riset di klaster Komunikasi Geografi. Diskusi akan diselenggarakan dengan mengangkat tema:

Music Topophilia: Makna Jakarta bagi Penggemar JKT48

Jadwal:

Kamis, 17 Juni 2021

15.30 WIB

Pembicara:

Ameylia Firza Tamara

Live Uniicoms TV dan Daring Zoom di Poster berikut:

Penjenamaan (branding) dan pemasaran (marketing) produk lokal adalah kunci penjualan sukses pada masa pandemi. Covid-19 memang telah memukul usaha mikro kecil menengah. Namun selain itu, kolaborasi adalah trik baru ketimbang pusing dengan kompetisi.

“Saya nggak melihat kesamaan produk sebagai persaingan. Saya menganjurkan untuk rajin memantau di lokasi-lokasi distribusi. Meskipun di lokasi distribusi banyak produk yang sejenis, saya berpikir tidak jamannya lagi kompetisi tapi kolaborasi,” kata Dwi Karti Handayani, pendiri UMKM Wedang Uwuh, dengan jenama Den Bagus pada 12 Juni 2021, sebagai kegiatan tugas dalam mata kuliah manajemen project komunikasi komersil.

Dwi Karti menjadi pembicara dalam Webinar branding dan marketing produk di masa pandemi, bersama den bagus dan eight project. Eight Project adalah salah satu kreasi mahasiswa yang mengambil mata kuliah itu. Para mahasiswa ini mengambil nama kelompok Eight Project.

“Siapa tahu kalau kita tak dapat memenuhi permintaan ekspor, kita bisa memenuhinya dengan kolaborasi produk lain sejenis,” imbuh Dwi Karti. Menurut Dwi Karti, “Kalau saya ini uniknya di kemasan. Nah baru nanti kalau orang sudah repeat order baru kita bicara loyalitas pelanggan.”

Acara ini menggunakan teknik flash sale. Flash Sale mendorong pemirsa melakukan pembelian langsung sekaligus mendapat potongan harga.

Flash sale denbagus dan den ayu khusus pada produk-produk dengan karakteristik tertentu. Sebut saja seperti jahe merah yang khasiatnya lebih tinggi, dan jahe emprit yang lebih pedas.

Selain itu ada pula produk olahan yang lebih populer di masa pandemi adalah wedang uwuh jakute. Jakute adalah kependekan dari jahe kunir temulawak atau biasa disebut empon-empon. Gabungan dari manfaat empon-empon.

“Ini yang paling banyak dicari pembeli. Ada teman yang produknya dicari pembeli Prancis,” kata Dwi Karti. “Produk kita sudah banyak dikenal luar negeri. Ada wedang mengkudu. Ibu saya dulu konsumsi ini backpainnya (sakit punggung) pulih,” tambahnya memberi kesaksian.

Menurut Dwi Karti, produk lokal ini penting dan bermutu tinggi. Misalnya, produk mengkudu Den ayu sudah tidak bau. Ia dikemas instan. Produk serupa juga ada produk wedang khas untuk rosela merah. “Kemasan instan dan wrapping, dipress kemasannya sehingga tidak mudah rusak,” imbuhnya.

Becoming an inspiring speaker or preacher must start from changing habits. If you still have the habit of “followers,” it is undoubtedly difficult to become a reliable speaker. People with habits and mental “followers” tend to like lying down, lazy, unproductive. Meanwhile, people with a “viewer” mentality are always curious, don’t make changes, and follow the environment but don’t know what they want.

“Reliable speakers must start to build mental “climbers.” Mental climbers usually have strong discipline, adaptation, and optimism,” said Risma Kusumanendra, one of the speakers on Friday (11/6/2021) in the oral Da’wah training “Inspiring Public Speaker.” The training raised the theme of realizing enthusiastic preachers, interesting, fun, and inspiring communication.

Risma quotes Professor Carol Dweck in The New Psychology of Success, and there are two mindsets of a successful person. The first is the “fixed” mindset. This mindset assumes no opportunity at all to learn and grow. Everything remains. In comparison, the second mindset is a growth mindset which is a fixed mindset. This mindset assumes that everything can develop over time, and everything can be learned.

For Risma, three soft skills are needed to be a preacher: “Integrity, namely honesty, morals, personal values. The second is communication skills such as speaking, writing, presenting, and listening. Then the third is having good manners and ethics.”

This training is oral da’wah training for educators in the UII FPSB environment. Apart from Risma, other presenters who inspired were Kiki F. Wijaya, a motivator and soft skill trainer. Kiki discusses techniques for managing persuasion, overcoming stage fright, and the characters of inspirational preachers.

from left to right: Farhan Dean’s student staff, Parjono Security guard, Risma CRISTAL, Zarkoni, Widodo HP, Edi Sutapa, Aris Budiono (Chairman of the Organizing Committee). 5 best practices for FPSB UII 2021 oral da’wah training

On this occasion, the training does not only revolve around the theory. There is also a direct practice of creating da’wah content. Each participant practiced preaching. Including practice in front of the camera so that participants are invited to be creative in packaging da’wah.

At the end of the training, the committee and presenters selected five participants considered strong characters and seeds of preachers. In turn, these five participants will have their videos taken as propaganda video content.

The five selected participants were Farhan from the FPSB dean of student affairs, Parjono from the Security Unit Division, Zarkoni from the Communications Department, Widodo HP from the Faculty Staff, Edi Sutapa from the faculty staff. These are the five best practices for the 2021 FPSB UII oral da’wah training who will have the opportunity to create digital da’wah content.

Photo: Widodo HP