Teatime: Program UII Mobility Selama Masa Pandemi

Reading Time: 2 minutes

JIka kamu punya bakat atau keinginan untuk memperluas pengalaman di lingkup internasional, segera saja gabung di UII International Mobility Program. Perjalanan internasional memungkinkan kamu meluaskan jaringan, meningkatkan kemampuan bahasa inggris, hingga menambah perspektif tentang memandang suatu hal. Baik itu soal cross culture understanding hingga peningkatan wawasan yang berkaitan dengan studi dan minat kajian akademikmu.

Secara umum, kecakapan bahasa inggris adalah kunci mengikuti program UII international Mobility. “Partner university dengan UII juga mensyaratkan kelancaran berbahsa inggris. IELTS 6 atau IBT dengan skor setara. Atau TOEFL ITP juga boleh. Mereka, beberapa kampus mitra, mengijinkan mahasiswa untuk mendaftar dengan Toefl ITP,” Kata Nihlah Ilhami, Kepala Divisi International Mobility, UII pada 11 Juni 2021 di bincang santai Teatime Internasional Program Komunikasi UII. Nihlah mengatakan, kecakapan bahasa inggris mulai harus ditingkatkan sejak sekarang jika nantinya mahasiswa berencana meluaskan pengalaman di luar negeri.

“Minimal kamu bisa mencoba dulu toefl ITP. Karena beberapa partner masih menerima ini, terutama untuk short program atau ICT (International Credit Transfer,” jelas Nihlah. “Terutama partner kita di asia seperti Malaysia dan Thailand. Kalau eropa dan australia masih mensyaratkan IELTS,” katanya. Nihlah mengatakan, kita bisa meningkatkan kemampuan bahasa inggris juga menggunakancara yang relatif mudah denga pakai Duolingo, katanya.

“Kalau kalian tertarik untuk mendaftar IISMA (Indonesian International Study Mobility Awards) besok, kuotanya kabarnya ditambah oleh kementrian. Coba saja dulu daftar. Lalu tes saja salah satu dari IELTS atau TOEFL ITP,” saran Nihlah. Menurtu Nihlah, mahasiswa bisa coba juga tes online TOELF gratis. “Untuk beberapa kali biasanya boleh. Dan saya yakin kamu bisa melakukannya, kamu masih muda, lakukanlah.”

Apa saja sih syaratnya untuk mengikuti program international mobility?

“Misalkan seperti IISMA, program yang dilaksanakan reguler tiap tahun, dibuat oleh oleh kemendikbudristek. Kamu pertama harus punya paspor,” kata Nihlah. Syarat ini adalah pertama yang paling penting. “Meskioun ini situasi pandemi, paspor tetap syarat yang harus kamu miliki. Kamu harus punya IPK 3 untuk bergabung di program apapun ke luar negeri. Karena partner kita mensyaratkan itu,” imbuhnya. Syarat selanjutnya tentu bahasa inggris tadi, yang dibuktikan dengan TOEFL atau IELTS. Selebihnya adalah kesiapan diri untuk mengenali budaya dan bertukar pandangan di dunia global. “Kita akan belajar tentang local people di sana, bahasa, budaya, dan berbagai pengalaman yang sungguh sangat berbeda,” katanya.

Bagaimana program mobility ini berlangsung di masa pandemi. “Mayoritas negara menutup kunjungan, tapi tenang, selalu ada virtual mobility. Tapi sekarang kita tahu ada beberapa negara yang membuka negaranya, seperti belanda dan korea selatan,” kata Nihlah. Beberapa mahasiswa UII sudah mulai berangkat untuk studi dual degree ke beberapa negara yang bermitra dan telah membuka kunjungan luar negeri. “Itu kita punya partner di Belanda dan Korea Selatan, Mahasiswa fakultas kita di FBE sudah melakukan perjalanan mobility ke korea selatan kemarin Alhamdulilah, dan sudah sampai di sana dengan selamat,” katanya.