Tag Archive for: workshop

CCCMS
Reading Time: 3 minutes

Rangkaian agenda pada 7th Conference on Communication and Media Studies (CCCMS) menghadirkan beberapa workshop unik sebelum forum akademik itu berlangsung. Konferensi internasional yang diinisiasi oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII menyuguhkan beberapa workshop gratis untuk para presenter.

Menariknya workshop-workshop itu tak melulu berbau akademik yang memusingkan, melainkan kegiatan unik yang memicu ide-ide baru. Ada empat workshop dalam program pre-konferensi antara lain Urban Walking, Photobook and Design Thingking, Environmental Communication, dan Writing Class for International Journal.

Semua workshop dilaksanakan di hari yang sama yakni 27 Agustus 2024. Peserta berhak memilih dan bergabung pada salah satu workshop dan bertemu dengan fasilitator professional.

Urban Walking

Tak sekedar jalan-jalan, Urban Walking yang difasilitatori olerh Dr. Zaki Habibi menekankan pada sensory method selama proses perjalanan melintasi jalanan utama Yogyakarta. Mengawali titik di Tugu Golong Gilig sekitar Tugu Yogyakarta pada pukul 08:00 WIB, perjalanan dilakukan dengan menyusuri situs UNESCO World Heritage: mulai dari jalan Margo Utomo, Mangkubumi, melewati rel kereta, kemudian berakhir di Jalan Malioboro. Perjalanan sepanjang 2,5 kilometer itu usai pukul 12.00 WIB.

Workshop ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara mulai dari Indonesia, India, Cina, dan Taiwan. Dr. Zaki mengajak peserta untuk mengamati hal-hal yang dilalui selama perjalanan dari hasil pandangan mata, suara, bau, sentuhan, dan rasa. Peserta diminta untuk membuat sensory mapping yang mendokumentasikan perjalanan tersebut serta hal-hal apa saja yang menarik perhatian. Sesampainya di area Jalan Malioboro, Dr. Zaki meminta peserta menggambar situasi jalan sesuai dengan yang menjadi perhatian peserta misalnya kombinasi antara modernitas dan tradisionalitas di jalanan Yogyakarta.

Salah satu peserta asal Indonesia yakni Lutviah menyebut jika workshop ini memberinya wawasan soal metode baru yang mendukung pekerjaannya sebagai peneliti.

“Sebagai peneliti sosial, menurut saya workshop Urban Walking dan Sensory Method ini sangat menarik karena workshop ini menawarkan pendekatan baru dalam penelitian sosial. Workshop ini melatih saya untuk melakukan pengamatan mendalam tentang hal-hal yang terjadi di sekitar saya dengan menggunakan seluruh panca indera yang saya miliki. Dari proses tersebut, saya mampu menemukan hal-hal menarik yang sebelumnya tidak pernah saya perhatikan, misalnya perpaduan antara modernitas dan tradisionalitas di jalanan kota Yogyakarta. Kemampuan observasi mendalam seperti ini menurut saya penting untuk dapat menangkap fenomena-fenomena sosial, khususnya fenomena komunikasi, serta menganalisis implikasinya terhadap masyarakat,” ujar Lutvia salah satu peserta workshop.

Photobook and Design Thingking: An Introduction

Workshop ini menggandeng Gueari Galeri yang merupakan publisher buku foto dari Indonesia. Bertajuk Photobook and Design Thinking: An Introduction workshop ini fokus dengan hasil jepretan peserta yang nantinya akan diubah menjadi buku foto.

Salah satu peserta yang aktif dalam menekuni hobi journaling, Sri Rahmawati tertarik untuk menerbitkan buku foto.

“Aku ingin bisa nerbitin buku foto archive, mungkin tentang academic journey-ku atau hal-hal simpel lain. Aku tuh suka ngumpulin kaya tiket kereta atau kalau aku makan sama orang yg spesial, aku bakal simpan nota-nya, mungkin hal-hal kaya gitu suatu hari bisa kujadikan buku foto,” pungkas Rahma.

Fasilitator dari Gueari Galeri, Caron Toshiko dan Andi Ari Setiadi, menyebutkan kegiatan ini merupakan pengantar kepada peserta untuk mengenal buku foto sebagai salah satu cara mengekspresikan diri.

“Kami melihat fotografi itu salah satu medium nonverbal yang bisa digunakan semua orang untuk menggali banyak hal dengan cara yang mudah dan menarik,” ujar Caron.

“Ada cerita, ada kegelisahan, atau ada kemarahan, bahkan dan foto bisa menjadi medium untuk mengeluarkan itu semua,” jelas Ari.

Environmental Communication

Tak sekedar workshop yang berhenti dalam waktu satu hari, program ini mengajak peserta untuk melakukan proyek panjang yang berkelanjutan.

Muzayin Nazaruddin, M.A selaku fasilitator workshop menginisiasi proyek tersebut untuk peserta  yang tertarik berkontribusi dalam sebuah buku yang disunting (dalam Bahasa Indonesia) tentang komunikasi lingkungan dan humaniora lingkungan. T

Topik-topik yang akan dibahas dalam buku ini meliputi risk and disaster communication, environmental crises, human-animal relations, nature-culture tensions, local ecological knowledge, environmental activism, dan tema-tema lain yang terkait.

Menyadari kompleksitas antara manusia, teknologi, dan alam saling berkontribusi dalam membentuk realitas dunia maka workshop ini tentu akan memunculkan banyak hal yang mengusik.

Workshop ini juga menghadirkan Achmad Choirudin dari Insist Press untuk membicarakan rencana penerbitan buku bertopik komunikasi lingkungan.

Writing Class for International Journal

Workshop Writing Class for International Journal yang difasilitatori oleh Prof. Masduki nampaknya menjadi program favorit. Puluhan akademisi dari berbagai negara antusias dan responsive selama workship berlangsung.

Peserta diajak untuk lebih mengenal area riset yang diminati dan mendapatkan tips-tips berharga mengenai pemilihan jurnal yang tepat serta teknik penulisan yang efektif. Nico Carpentier dari Charles University yang juga menjadi Keynote Speaker dalam konferensi ini turut bergabung dan memberikan feedback.

You have to start writing, create narrative about your publication and connect your journals to one line expertise.” ujarnya.

Melalui Writing Class ini, diharapkan para peserta dapat meningkatkan kualitas penulisan ilmiah dan memperluas jaringan kerjasama di bidang penelitian. Acara ini juga menjadi bukti bahwa CCCMS terus berkomitmen untuk mendorong pengembangan ilmu pengetahuan di bidang komunikasi.

Di akhir acara, Prof. Masduki menutup sesinya dengan kalimat yang pamungkas “Consistency! It is to make advance move for your academic journey!”

Enviromental Communication Workshop
Reading Time: 2 minutes

Enviromental Communication Workshop menjadi salah satu agenda sebelum perhelatan Conference on Communication, Culture and Media Studies (CCCMS) 2024 yang digelar oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII pada 27 Agustus 2024.

Workshop ini menjadi salah satu inovasi pada 7th CCCMS 2024, pasalnya selain penggalian ide dari peserta, diskusi ini akan berakhir pada rencana proyek jangka panjang yang berkelanjutan.

Dipandu oleh Muzayin Nazaruddin, workshop ini dirancang untuk peserta yang tertarik untuk berkontribusi dalam sebuah buku yang disunting (dalam Bahasa Indonesia) tentang komunikasi lingkungan dan humaniora lingkungan. Topik-topik yang akan dibahas dalam buku ini meliputi risk and disaster communication, environmental crises, human-animal relations, nature-culture tensions, local ecological knowledge, environmental activism, dan tema-tema lain yang terkait.

Menyadari kompleksitas antara manusia, teknologi, dan alam saling berkontribusi dalam membentuk realitas dunia maka workshop ini tentu akan memunculkan banyak hal yang mengusik.

Dalam sesi diskusi, pernyataan dari salah satu peserta cukup menarik untuk ditelisik yakni bagaimana bencana alam merupakan bahasa yang diciptakan oleh manusia, sementara bagi alam, peristiwa ini adalah sebuah fase yang alamiah. Perbincangan lain juga cukup unik terdengar, seperti strategi-strategi yang akan disusun oleh para ilmuan dalam menghadapi kehancuran bumi, salah satunya pindah planet. Dan hal tersebut menjadi kajian yang serius.

“Alam dan eksistensi manusia menjadi satu diskursus yang bisa dieksplorasi menggunakan berbagai pendekatan. Namun, di Indonesia, perspektif yang dominan masih sangat teknokratis. Butuh perspektif yang humanis utk memperkaya wacana terkait persoalan lingkungan di Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah satu sorotan dalam workshop enviromental communication,” ujar Khumaid Sulkhan salah satu peserta workshop tersebut.

Muzayin Nazaruddin mengatakan bahwa rencana pembuatan buku tersebut akan menjadi proyek jangka panjang. Ia mengumpulkan ide dari para akademisi dan aktivis yang berkumpul dalam workshop.

Workshop ini juga menghadirkan Achmad Choirudin dari Insist Press untuk membicarakan rencana penerbitan buku bertopik komunikasi lingkungan.

Acara kemudian diakhiri dengan para hadirin sepakat untuk menulis berbagai isu lingkungan, tetapi disatukan lewat benang merah yang sama. Kesamaan tersebut berupa topik besar maupun perspektif yang dielaborasi.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

7th CCCMS 2024
Reading Time: < 1 minute

Pre-conference workshops

Every registered participants can join one of these workshops (for free):

1. Writing class for international journal

    • Convenor​​: Masduki
    • Workshop language​: English
2. Urban walking & sensory methods
    • Convenor​​: Zaki Habibi
    • Workshop language​: English
3. Environmental communication – edited volume writing group
    • Convenor​​: Muzayin Nazaruddin
    • Workshop language​: Bahasa Indonesia
4. Photobook and Design Thinking: An Introduction
    • Convenor​​: Andi Ari Setiadi & Caron Toshiko Monica (Gueari Galeri)
    • Workshop language: English, mixed with Indonesian

More information: https://conference.communication.uii.ac.id/program/

7th CCCMS 2024

7th CCCMS 2024

Worshop
Reading Time: 3 minutes

Menyajikan foto menjadi kolase dan buku yang penuh makna membutuhkan kerja kreatif yang tak sederhana. Workshop yang digelar Gueari Galeri pekan lalu memberi kesempatan kepada dua Laboran Prodi Ilmu Komunikasi UII untuk menciptakan buku foto dengan konsep unik untuk dipamerkan nantinya.

Iven Sumardiyantoro dan Desyatri Parawahyu berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Jakarta untuk mengikuti workshop bertajuk “Making an Artist’s Photobook with Gueari Galeri” pada 7-10 September 2023. Berbekal foto-foto lama yang disimpan pada memori ponselnya, Iven dan Desya menaruh harapan besar untuk menjadi hasil jepretannya sebagai sebuah karya tak biasa.

Proses kerja kreatif diceritakan Iven saat membuat konsep buku fotonya yang berjudul “Inside”. Semula ia terfikir untuk menciptakan buku foto dengan tulisan mirip caption. Namun, ide itu ternyata berubah total setelah mendapat arahan dari mentor.

Buku foto “Inside” diartikan sebagai “di dalam (perasaan maupun pikiran)” berisi gambaran manusia yang saling terkoneksi dengan manusia lain dengan hanya melihat dari ekspresinya.

Workshop

Dummy buku foto karya Iven Sumardiyantoro

Dengan menggunakan teknik crafting DIY Cut yang menghilangkan objek di dalam foto sehingga tampak berlubang tak sempurna, membuat pembaca harus mengintip lebih dekat tulisan di balik foto untuk menghilangkan rasa penasaran.

Treatment membaca tersebut sengaja dilakukan kreator sebagai bentuk pesan bahwa ketika kita ingin mengetahui perasaan seseorang, maka perlun usaha untuk mendekatkan diri dengan mereka.

Teknik tersebut juga menjadi hal pertama dalam karya buku foto sepanjang workshop Gueari Gallery sejak tahun 2015.

“Karya yang saya buat ini tidak seperti buku pada umumnya, karena banyak treatment untuk membaca dan menikmatinya. Untuk tema atau konsep menceritakan kita sebagai manusia mempunyai koneksi dengan manusia lainnya walaupun tidak saling kenal,” jelas Iven menceritakan buku fotonya.

Iven mengadaptasi konsep “Sonder” dalam setiap ekspresi objek foto yang ia potret. Ada simpati yang ia tangkap. Mengutip dari situs Gramedia, Sonder adalah emosi unik yang digambarkan sebagai suatu kesadaran bahwa secara acak setiap orang yang kita temui menjalani kehidupan yang sangat rumit seperti kerumitan kita. Entah soal rutinitas, ambisi, teman, kekhawatiran, hingga kegilaan.

Workshop

Proses pembuatan buku foto

“Seperti Sonder (ekspresi objek foto), kita sadar setiap individu di sekitar kita mereka memiliki masalah apapun yang gak bisa kita bayangkan, lalu kita memiliki simpati kepada mereka,” tutur Iven.

Sementara dalam proses kerja kreatif, Iven mengaku mendapat arahan dari tiga mentor yakni Andi Ari Setiadi selaku seniman bidang fotografi, Caron Toshiko yang menggali karya dari aspek psikologis para kreator, dan Setyo Manggala Putra yang focus pada bidang riset.

“Pendampingan dari para mentor itu adalah upaya dan usaha untuk jujur supaya karyanya dekat, personal, dan relate dengan si pemilik,” tambah Iven.

Karya lainnya adalah milik Desya yang berjudul “Mbrebeki”. Karya yang awalnya dianggapnya sebagai media penyembuhan atas peliknya hidup yang dialaminya justru itu adalah luapan dalam kepalanya yang mengganggu atau noise.

“Mbrebeki itu punya arti berisik atau bikin berisik. Jadi apapun yang bikin berisik si “penggembira kehidupan” dituliskannya melalui poem dan foto alam atau benda mati,” jelas Desya.

Workshop

Buku foto karya Desya berjudul “Mbrebeki”

Desya juga menjelaskan ada empat part dalam buku fotonya yakni Luka, Bangkit, Sembuh, dan Percaya. Empat part tersebut merupakan aktualisasi emosi dan siklus yang dilalui. Menariknya dalam karya yang dibuatnya, teknik meremas kertas pada buku fotonya seolah menyiratkan seberapa kalut dan amburadulnya setiap part.

“Setelah mengikuti workshop jadi tahu fokusnya kemana, setiap karya butuh keterbukaan dan fokus berkarya,” tutur Desya.

“Bagi Penulis karya ini untuk sembuh, dan sembuh untuk berkarya,” pungkasnya.

Workshop

Desya saat melakukan presentasi pada workshop Gueari Galeri

Dengan mengikuti workshop dan pembuatan buku foto tersebut, selain menciptakan karya dan mengeksplorasi diri dengan pengalaman baru, nantinya karya-karya tersebut akan dipamerkan pada pameran nasional dan internasional.

“Salah satu kebanggaan, bukti perjalanan hidup, dan dokumentasi karya. Dan ini pengalaman dan eksplorasi diri,” pungkas Iven.

Sebagai informasi, Gueari Galeri adalah galeri buku foto dan penerbit bebas yang berada di Jakarta dan Bekasi dengan tagline “Cerita Pribadi untuk Anda” dengan medium fotografi dan buku foto sebagai penerokaan diri, pemerkasaan dan agen perubahan dengan mempersembahkan kisah pribadi seseorang.

Didirikan tahun 2014, lalu tahun 2015 mengadakan kelas buku foto untuk memudahkan peserta mengembangkan cerita pribadi dalam medium buku foto.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Prof Kristian Bankov
Reading Time: 3 minutes

Kajian semiotik ternyata berperan besar dalam proses perkembangan brand hingga membentuk consumer culture.

Untuk mengungkap bagaimana mengoptimalkan kerja semiotik dalam sebuah brand, Program Studi Ilmu Komunikasi UII bekerja sama dengan International Association for Semiotic Studies (IASS-AIS) menggelar international workshop bertajuk “Semiotics of Brands and Consumer Culture” pada 22 Agustus 2023 di Gedung Lantai 3 Prodi Ilmu Komunikasi UII dengan menghadirkan Prof. Kristian Bankov dari New Bulgarian University yang sekaligus Secretary General IASS-AIS.

IASS-AIS merupakan asosiasi internasional yang berurusan dengan studi tanda dan semiotik di seluruh dunia dengan berbagai budaya yang berdiri sejak 1969. Beberapa nama akademisi pendirinya adalah Algirdas Julien Greimas, Roman Jakobson, Julia Kristeva, Emile Benveniste, Thomas A. Sebeok, dan Jurij M. Lotman.

Tujuan asosiasi tersebut antara lain mempromosikan integritas semiotik sebagai penelitian ilmiah, memperkuat dan memperluas hubungan internasional dalam bidang semiotik, berkolaborasi dengan asosiasi sejenis, menyelenggarakan konferensi dan lokakarya baik di tingkat nasional maupun internasional, dan menerbitkan jurnal internasional.

Salah satu pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni, Muzayin Nazaruddin, S.Sos., MA, yang fokus mempelajari kajian semiotik menginisiasi workshop ini lantaran masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Antusiasme datang dari berbagai penjuru negeri, workshop digelar secara daring dan luring.

Semiotik

International Workshop ‘Semiotics of Brands and Consumer Culture’,

Pada pembukaan Bankov menegaskan kajian semiotik yang berperan besar pada Ilmu Komunikasi, yang membentuk consumer culture.

Semiotics is very important for communications science,” sebutnya saat membuka workshop.

Salah satu alasan konsumen memutuskan membeli produk dari sebuah brand karena promosi yang kreatif melalui storytelling dan narrative value.

Consumer buy more product which catchy or narrative value,” tambahnya.

Sebagai studi kasus, didatangkan sebuah brand lokal milik Meika Hazim yakni Cokelat nDalem dengan keunggulan konsep pemberdayaan petani lokal di Yogyakarta. Selain itu, Cokelat nDalem berfokus pada cokelat dengan citarasa khas Nusantara seperti produk cokelat es cincau jeruk dan cokelat es rujak.

Sebelumnya, pada sesi pertama juga diungkap bagaimana brand Samsung menguasai pasar global melalui peran para publik figur di Korea Selatan dengan berbagai strategi. Semuanya mampu dijelaskan dengan konsep “Brand Mythology System”, mulai dari world view and scared beliefs, brand agent, brand narrative, hingga brand culture.

Workshop

Studi kasus brand cokelat nDalem milik Meika Hazim dalam kajian semiotik

Workshop kali ini seolah memberi angin segar tentang kajian semiotik yang awalnya hanya dianggap sebagai gagasan akademis yang kurang aplikatif. Menurut Dr. Herman Felani Tandjung yang berkesempatan menjadi moderator menyebut bahwa kajian semiotik sangat aplikatif dan fungsional.

“Jadi workshop kemarin itu sangat menarik. Jika selama ini kita hanya tahu kajian semiotik sifatnya kritis saja, ternyata kajian semiotik juga sangat fungsional dan bisa diterapkan untuk membangun sebuah brand. Bedanya workshop semiotik ini dengan workshop semiotik lain adalah ini benar-benar aplikatif. Meika Hazim sebagai pemilik brand Cokelat nDalem, dia merasa banyak manfaat, tidak cuma stop dalam kajian akademik tapi juga untuk praktisi yang aplikatif,” sebutnya.

Untuk mengetahui secara detail lokakarya“Semiotics of Brands and Consumer Culture” dari Prof. Kristian Bankov, Anda dapat menyimak rekamannya di YouTube Ikonisia TV melalui link berikut.

 

International Workshop
Reading Time: < 1 minute

International Workshop “Semiotics of Brands and Consumer Culture”

Speaker: Prof. Kristian Bankov

New Bulgarian University – Secretary General of International Association for Semiotic Studies (IASS)

This one day workshop aims to delve into the application of semiotics as a valuable tool box for critically analyzing the phenomena of brands  and consumer culture. Throughout the workshop, participants will actively engage in examining various brands, advertising, and marketing cases, employing some semiotic models.

The overarching goal of this workshop is to enhance the participants analytical skills in conducting semiotic research on brands and consumer culture. The workshop will be divided into  four parts:

  1. Introduction to applied semiotics in advertising , marketing and branding
  2. Analysis of concrete commercials
  3. Introduction to semiotics of branding
  4. Analysis of local brands using the brand mythology model

Will be held:

  • Yogyakarta (hybrid), 22 August 2023 at 08.00-16.00 WIB
  • 3rd floor Audio Visual Room Departement of Communication, Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang  14,5 Sleman, Yogyakarta
  • Limited for 20 participants (on-site) and 25 participants (online). Please kindly register here https://bit.ly/workshopsemiotics2023 by 18 August 2023
  • Free of charge, the participants will get certificate, lunch and coffee break

 

Reading Time: < 1 minute

International Program of Communication will invite:

Yasser Muhammad Syaiful
Country Head at ELSA Corp
(Sociopreneur, Speaker & Education Specialist)

Theme:
Workshop Public Speaking IP of Communication UII x Elsa Speak Indonesia:
“Build your Confidence with Enhacing the Public Speaking Skills”

Schedule

Time: Aug 7, 2021 01:00 PM Jakarta

(UTC +7)

Click to Join The Workshop Here