Tag Archive for: pemberdayaan masyarakat

Tulisan Desa Wisata Tanjung Belajar Motret dan Nulis untuk Promosi Digital, ditulis Oleh Adam Haristian, Febi Trio Angara P., Pasha Syahritsa M., Muhammad Fathur S., Bagas Catur Pambudi (Mahasiswa Komunikasi UII, pelaksana program pemberdayaan)

Terhitung sudah lebih dari delapan belas tahun desa wisata Tanjung resmi dibentuk sebagai salah satu destinasi pariwisata pedesaan Yogyakarta. Seperti objek wisata lain pada umumnya, desa wisata Tanjung juga sempat mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Munculnya internet menjadikan persaingan setiap objek wisata semakin terbuka lebar.

Hal ini akan menguntungkan bagi setiap pengurus desa wisata yang memanfaatkan dengan baik kehadiran internet sebagai kekuatan promosi, terlebih bagi destinasi wisata yang memang memiliki objek wisata alam yang eksotik. Desa wisata Tanjung memang sudah memiliki website dan media sosial Instagram. Namun belum dimaksimalkan dengan baik. 

Instagram sebagai media sosial paling populer saat ini seharusnya dapat dimaksimalkan sebagai sarana promosi yang efektif. Penampilan foto dan video sebagai salah satu fitur Instagram milik desa wisata Tanjung belum menampilkan unsur yang dapat menarik para wisatawan. Selain itu, website desa wisata Tanjung juga belum memuat informasi lengkap mengenai kondisi yang ada di desa tersebut. Keterangan unggah artikel terakhirnya pun sudah lama, yaitu tahun 2013.

Sejalan dengan dilaksanakannya mata kuliah Manajemen Program Komunikasi Non Komersil milik prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, maka dengan mempertimbangkan permasalahan yang muncul di desa wisata Tanjung, kami menjadikan tergerak untuk mengembangkan potensi desa wisata tersebut.

Tujuan utama dari program ini adalah membantu meningkatkan kualitas promosi desa wisata Tanjung dengan mengadakan pelatihan fotografi dan penulisan artikel. Pelatihan fotografi dengan menghadirkan pakar yang berkompeten dibidang foto diharapkan mampu membekali pengurus desa wisata Tanjung untuk meningkatkan kualitas foto di media sosial Instagram desa. Kemudian penulisan artikel dengan menghadirkan pakar juga diharapkan mampu meningkatkan keaktifan dan kualitas tulisan yang disuguhkan di website desa.

Program Pelatihan Fotografi dan Penulisan Artikel Desa Wisata Tanjung dilaksanakan selama empat hari. M ateri pertama adalah Materi Dasar mengenai Fotografi dan Pentingnya Pemanfaatan Teknologi di Era Revolusi Industri 4.0. Materi ini dilaksakan pada Sabtu, 16 November 2019, pukul 08.00-12.00.

Penyampaian materi ini bertempat di rumah ibu Jarwati, salah satu pengurus aktif Desa Wisata Tanjung. Pertemuan diawali dengan perkenalan serta penjelasan maksud dan tujuan dilaksanakannya program acara ini. di mana mahasiswa Ilmu Komunikasi UII berusaha membantu mengaktifkan kembali aktifitas desa wisata tanjung terutama di bidang promosi. Kemudian pembahasan berlanjut pada penjelasan mengenai pentingnya penguasaan terhadap internet dan teknologi di era digital. Lalu yang terakhir diperkenalkan kepada pengurus desa wisata Tanjung mengenai materi dasar fotografi.

Materi selanjutnya pada Senin, 18 November 2019 adalah: Materi Lanjutan Fotografi Oleh Pakar.

Kegiatan pada hari kedua ini diisi oleh Marcelino Bima, salah satu mahasiswa UII yang telah berpengalaman di dunia fotografi. Ia merupakan fotografer Freelance yang telah beberapa kali mengikuti perlombaan foto. Pertemuan kali ini diawali dengan perkenalan pembicara kemudian masuk pada pemberian materi teknis mengenai fotografi.

Materi fotografinya pun dapat dibilang praktis karena memfokuskan pada penggunaan ponsel. Berhubung ponsel zaman sekarang sudah dilengkapi dengan kualitas kamera yang baik dan realitas bahwa banyak orang yang sudah memiliki ponsel maka materi yang diberikan cukup tepat dan dirasa bermanfaat. Setelah pemberian materi maka di akhir acara disertai juga dengan praktik singkat dan sesi pertanyaan.

Sesi Praktik Fotografi dilaksanakan pada Kamis, 21 November 2019. Masih bersama Marcelino Bima, kegiatan hari ketiga merupakan praktik fotografi sesuai dengan materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Objek praktik fotografi yang digunakan adalah salah satu home stay desa Wisata Tanjung dan salah satu pendopo yang ada di sana. Selain berlatih fotografi, hasil praktik fotografi ini akan digunak

an sebagai bahan pembaharuan foto di media sosil Instagram desa.

Beranjak di hari selanjutnya, pada 28 November 2019, Bilal Prama, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII, menyampaikan Materi dan Praktik Penulisan Artikel Website.

Bilal Prama juga berbagi pengalamannya melaksanakan program magang di Kominfo kabupaten Sleman. Bukan hanya dilatih mengenai cara menulis artikel yang baik, melainkan juga disertai bagaimana menemukan ide penulisan. 

Setelah pemaparan materi, pengurus desa wisata Tanjung dianjurkan untuk mempraktikan materi penulisan yang sudah mereka dapatkan. Para peserta dihadapkan dengan beberapa pilihan topik penulisan berkaitan dengan desa wisata Tanjung yang telah dipersiapkan oleh pemateri. Lalu peserta memilih dan disediakan waktu sekitar 20 menit untuk menulis. Hasil tulisan yang dibuat oleh para peserta akan diedit oleh pemateri mengenai tata cara penulisan dan kemudian akan digunakan sebagai bahan mengaktifkan kembali website desa wisata Tanjung.

Kegiatan hari keempat ditutup dengan pemberian plakat sebagai simbolis penutupan berbagai rangkaian acara dan kenang-kenangan dari mahasiswa Ilmu Komunikasi UII. Kegiatan yang kami laksanakan di desa wisata Tanjung memang sederhana, namun apabila dimaksimalkan dengan baik akan meningkatkan kualitas desa wisata Tanjung terutama dalam hal promosi.

—————————-

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment

Kelas Impian: Tanamkan Cita-cita pada Anak Sejak Dini Oleh Aghna Alfan Hidayat, Fahra Sania Sofyan,
Reza Fahmi Priyadi, Zakiyyah Ainun, Naufal Arfino

Kelas impian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan mengajak anak-anak mengenali potensinya: menjadi pribadi yang berani dan mampu bermimpi sejak dini. Program ini menyasar pada anak usia sekolah dasar yang posisinya terletak jauh dari kota. Selain itu, anak-anak peserta program ini diharapkan dapat menyusun mimpi-mimpinya mulai dari jangka pendek hingga panjang.

Ada beberapa kegiatan dalam program ini. Salah satunya adalah kelas profesi. Kelas profesi bertujuan untuk mengenalkan beberapa profesi yang berhubungan dengan rumpun Ilmu Komunikasi, yaitu broadcasting, news anchor, dan videographer. Dikalangan anak-anak SD terlebih yang jauh dari kota, profesi-profesi tersebut masih jarang dikenali. Sebagian besar dari mereka lebih memilih menjadi sosok yang memang mereka ketahui, seperti polisi, guru, TNI, dan pilot.

Tidak hanya kelas profesi, kegiatan kami yang lain adalah bercerita mimpi. Dalam kegiatan ini, anak-anak SD diminta untuk menggambar cita-citanya lalu mereka menceritakan alasan mereka memilih cita-cita tersebut. Bagi mereka yang memiliki gambar dan cerita yang bagus, mereka akan mendapatkan hadiah dari kami. Mereka sangat antusias mengikuti semua kegiatan kami.

Output dari kegiatan kami adalah pohon mimpi. Anak-anak SD diminta untuk menuliskan mimpi dan cita-citanya di kertas yang telah disediakan. Lalu mereka gantungkan ke pohon yang telah kami siapkan. Nantinya, pohon ini akan menjadi simbol atas mimpi-mimpi mereka yang kelak akan mereka capai.

Sekolah dasar yang menjadi target pun memiliki respon positif terhadap kegiatan yang kami buat. Alasannya, metode pembelajaran seperti ini dianggap sangat variatif. Kelas Impian: Tanamkan Cita-cita pada Anak Sejak Dini

Oleh Aghna Alfan Hidayat, Fahra Sania Sofyan,
Reza Fahmi Priyadi, Zakiyyah Ainun, Naufal Arfino

Kelas impian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan mengajak anak-anak mengenali potensinya: menjadi pribadi yang berani dan mampu bermimpi sejak dini. Program ini menyasar pada anak usia sekolah dasar yang posisinya terletak jauh dari kota. Selain itu, anak-anak peserta program ini diharapkan dapat menyusun mimpi-mimpinya mulai dari jangka pendek hingga panjang.

Ada beberapa kegiatan dalam program ini. Salah satunya adalah kelas profesi. Kelas profesi bertujuan untuk mengenalkan beberapa profesi yang berhubungan dengan rumpun Ilmu Komunikasi, yaitu broadcasting, news anchor, dan videographer. Dikalangan anak-anak SD terlebih yang jauh dari kota, profesi-profesi tersebut masih jarang dikenali. Sebagian besar dari mereka lebih memilih menjadi sosok yang memang mereka ketahui, seperti polisi, guru, TNI, dan pilot.

Tidak hanya kelas profesi, kegiatan kami yang lain adalah bercerita mimpi. Dalam kegiatan ini, anak-anak SD diminta untuk menggambar cita-citanya lalu mereka menceritakan alasan mereka memilih cita-cita tersebut. Bagi mereka yang memiliki gambar dan cerita yang bagus, mereka akan mendapatkan hadiah dari kami. Mereka sangat antusias mengikuti semua kegiatan kami.

Output dari kegiatan kami adalah pohon mimpi. Anak-anak SD diminta untuk menuliskan mimpi dan cita-citanya di kertas yang telah disediakan. Lalu mereka gantungkan ke pohon yang telah kami siapkan. Nantinya, pohon ini akan menjadi simbol atas mimpi-mimpi mereka yang kelak akan mereka capai.

Sekolah dasar yang menjadi target pun memiliki respon positif terhadap kegiatan yang kami buat. Alasannya, metode pembelajaran seperti ini dianggap sangat variatif.

communication department UII Commnunication for empowerment

Merintis Desa Wisata Edukatif Bambu Lestari Bulak Salak oleh : Daffa Firdaus Najati, Fadilla Silvia Suhartono, Sifa Auliyasari, Aqsha Narariya Yani dan Roiyan Nangim.

Gerakan dan pengembangan desa secara mandiri sedang gencar dilakukan. Tak
ketinggalan salah satu desa wisata di daerah Sleman, Yogyakarta yang secara bertahap merintis
desanya sebagai desa wisata edukatif. Ialah Desa Wisata Edukatif Bambu Lestari yang terletak di
Dusun Bulaksalak, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. Desa wisata ini berjarak sekitar 20 menit
dari Universitas Islam Indonesia (UII). Diresmikan oleh GKR Hemas pada 2018 lalu, desa ini
mengusung konsep utama edukasi terkait tanaman bambu. Berbagai tanaman bambu yang ada
tak hanya berasal dari Indonesia. Seperti bambu dari Jepang, Thailand, Timor dan sebagainya.
Terdapat beberapa fasilitas yang telah dibangun oleh warga setempat yang bisa dipergunakan,
selain areal bambu. Yaitu camping ground dan arena outbond.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menyatakan bahwa desa ini masih termasuk dalam
desa wisata rintisan. Yang berarti, masih termasuk dalam desa wisata baru, yang didalamnya
baik struktur kepengelolaan, infrastruktur dan partisipasi masyarakat masih perlu untuk
ditingkatkan. Meski telah tercatat di Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Bapak Eko Wiyarto,
selaku kepala pengelola desa wisata edukatif ini, mengatakan bahwa pihak pengelola belum
berani mendaftarkan desanya sebagai desa wisata. Dikarenakan kesiapan internal yang dimiliki
belum sepenuhnya siap. Khususnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata
Edukatif Bambu Lestari Ini. Pendanaan dalam memperbaiki fasilitas yang ada pun masih sebatas
gotong–royong antar warga dan terkadang dibantu pula oleh mahasiswa dalam bentuk kegiatan
KKN.

Oleh karenanya, kelompok kami yang terdiri dari Daffa Firdaus Najati, Fadilla Silvia
Suhartono, Sifa Auliyasari, Aqsha Narariya Yani dan Roiyan Nangim, mahasiswa ilmu
komunikasi 2017, melalui mata kuliah Manajemen Program Non Komersil, melakukan
pembinaan dengan mengadakan beberapa program. Yaitu, pelatihan fotografi, pelatihan konten
web dan media sosial, sosialisasi sadar wisata, pembuatan papan nama bambu dan plang serta
pendampingan pembuatan AD/ART. Program ini menjadi media pembelajaran untuk kami,
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat serta menyalurkan ilmu yang kami peroleh agar
bermanfaat untuk sesama. Durasi pelaksanaan program berlangsung pada bulan November 2019
hingga awal Desember 2019.

Program pertama dari kegiatan pemberdayaan ini adalah pelatihan fotografi yang mana
target sasaran dari kegiatan ini adalah pemuda dan pemudi daerah setempat. Kami berhasil
mengirim sebanyak 20 undangan dan berhasil mendatangkan 16 peserta. Pelatihan fotografi
berlangsung pada hari minggu tanggal 17 November 2019 pukul 10.30. Materi pelatihan yang
diberikan berkaitan dengan dasar-dasar fotografi, mengingat hal ini sangat penting untuk menjadi
salah satu langkah awal dalam mengembangkan desa wisata edukatif bambu lestari untuk lebih
dikenal wisatawan. Anggota dari KLIK18 menjadi pemateri dalam pelatihan ini dibantu dengan
volunteer dan seluruh anggota dari kelompok dalam praktek lapangannya di penghujung
pelatihan fotografi.

Program kedua dari kegiatan pemberdayaan ini adalah sosialisasi mengenai sadar wisata,
dengan target 36 undangan untuk warga setempat. Kegiatan ini dilakukan pada hari yang sama
setelah pelatihan web dan sosial media, namun kegiatan ini dilaksanakan pada malam hari karena
menyesuaikan jadwal audiens, yakni warga sekitar desa wisata bulak salak bambu lestari.
Pada sosialisasi kali ini dihadiri oleh beberapa volunteer dari teman-teman di UII.
Pemateri berasal dari founder ‘Omah Noto Plankton’ yaitu Mas Edi dan rekannya. Materi
sosialisasi yang diberikan lebih mengarah kepada bagaimana konsep dari sebuah desa wisata dan
bagaimana cara pengembangan untuk selanjutnya.

Mas Edi menjadikan Omah Noto Plankton sebagai contoh kepada warga Desa Bulak Salak bagaimana perjuangan membangun sebuah tempat wisata edukasi. Peran mitra yakni KBD adalah sebagai narahubung dan membantu jalannya kegiatan. Dari target undangan yang disebar, terdapat 33 bapak-bapak warga sekitar yang hadir. Peserta sangat antusias karena sosialisasi ini bersifat sharing.
Program selanjutnya yang kami berikan kepada desa wisata tersebut adalah pembuatan
plang dan papan informasi untuk bambu-bambu disana, penamaan tersebut bertujuan untuk
mengedukasi para wisatawan yang datang mengenai nama serta jenis bambu.

Lokasi bambu-bambu disana tidak jauh dari aula yang kami pakai untuk mengadakan pelatihan serta sosialisasi sadar wisata. Sehingga, untuk menemukan berbagai macam bambu tidak sulit karena area
tersebut menjadi satu kawasan yang dinamai ‘Bambu Track’. Pelaksanaan pembuatan plang dan
papan informasi tersebut berlangsung pada tanggal Minggu, 1 Desember 2019 dimulai pagi dan
selesai di sore hari.

Pembuatan plang tersebut cukup berjalan dengan lancar, apalagi dalam
prosesnya dibantu oleh beberapa volunteer dari ilmu komunikasi maupun volunteer dari luar.
Adapun papan informasi yang kami buat yakni menggunakan seng yang kemudian kami cat dan
tulis nama bambu serta jenisnya, yang nantinya papan tersebut diletakkan di bambu-bambu yang
sudah dikelompokkan.

—————————-

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri  tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom. Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan melanjutkan mengunggah tulisan seri Komunikasi Pemberdayaan dari mata kuliah Manajemen Program Komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom. Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kalimendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan.

Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

Kegiatan mahasiswa ini merentang dari pemberdayaan dengan beragam isu. Misalnya mulai dari isu penderita lupus, jurnalistik, fotografi, membatik, pelestarian permainan tradisional, pengembangan diri, kesehatan reproduksi untuk remaja, hingga isu-isu seperti isu lingkungan, pengurangan sampah plastik, kesehatan mental, dan media kreatif. Setiap kelompok mahasiswa menggandeng mitra yang dapat menyokong jalannya acara baik dari sisi konten maupun finansial.

Manajemen Program non komersil mencoba memantik ruh pemberdaya dalam tiap sanubari mahasiswa komunikasi. Semua program yang dilakukan mahasiswa ini menyiratkan pesan bahwa menjadi berdaya tidak harus muluk, tak harus besar, dan ia harus inklusif: kolaborasi multipihak, kreatifitas multidisiplin, dan sarana multiplatform. Ada nuansa kreatif, inspiratif, dan berdaya bersama dalam tiap program itu. Kental semangat warga berdaya dengan spirit urun daya.

Meski ada beberapa konsep program yang terlihat sederhana, kurang matang, ataupun tak mendalam analisis sosialnya, tentulah itu bakal menjadi pembelajaran. Catatan untuk pelecut dan refleksi atas program penguatan dan pemberdayaan warga. Maka, masukan dan saran anda penting kiranya.

Wal Akhir, jika anda membaca artikel tiap program, anda akan semakin yakin, bahwa masa depan umat manusia (dan bumi) bakal cerah jika nurani yang murni selalu dipupuk tanpa embel-embel keuntungan profit. Tak selamanya segalanya mesti dibumbu tujuan keuntungan ekonomi uang. Anda dapat mengikutinya dengan mengetik kata kunci Pemberdayaan Masyarakat atau Komunikasi Pemberdayaan di kolom pencarian/ search situs kami. Selamat membaca dan mengikuti tiap artikel dengan tag #KomunikasiPemberdayaan, #Pemberdayaanmasyarakat #pemberdayaan #nonkom.

Menyemai semangat Communication for Empowerment.

Penyunting_