Tag Archive for: Ilmu Komunikasi UII

Worshop
Reading Time: 3 minutes

Menyajikan foto menjadi kolase dan buku yang penuh makna membutuhkan kerja kreatif yang tak sederhana. Workshop yang digelar Gueari Galeri pekan lalu memberi kesempatan kepada dua Laboran Prodi Ilmu Komunikasi UII untuk menciptakan buku foto dengan konsep unik untuk dipamerkan nantinya.

Iven Sumardiyantoro dan Desyatri Parawahyu berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Jakarta untuk mengikuti workshop bertajuk “Making an Artist’s Photobook with Gueari Galeri” pada 7-10 September 2023. Berbekal foto-foto lama yang disimpan pada memori ponselnya, Iven dan Desya menaruh harapan besar untuk menjadi hasil jepretannya sebagai sebuah karya tak biasa.

Proses kerja kreatif diceritakan Iven saat membuat konsep buku fotonya yang berjudul “Inside”. Semula ia terfikir untuk menciptakan buku foto dengan tulisan mirip caption. Namun, ide itu ternyata berubah total setelah mendapat arahan dari mentor.

Buku foto “Inside” diartikan sebagai “di dalam (perasaan maupun pikiran)” berisi gambaran manusia yang saling terkoneksi dengan manusia lain dengan hanya melihat dari ekspresinya.

Workshop

Dummy buku foto karya Iven Sumardiyantoro

Dengan menggunakan teknik crafting DIY Cut yang menghilangkan objek di dalam foto sehingga tampak berlubang tak sempurna, membuat pembaca harus mengintip lebih dekat tulisan di balik foto untuk menghilangkan rasa penasaran.

Treatment membaca tersebut sengaja dilakukan kreator sebagai bentuk pesan bahwa ketika kita ingin mengetahui perasaan seseorang, maka perlun usaha untuk mendekatkan diri dengan mereka.

Teknik tersebut juga menjadi hal pertama dalam karya buku foto sepanjang workshop Gueari Gallery sejak tahun 2015.

“Karya yang saya buat ini tidak seperti buku pada umumnya, karena banyak treatment untuk membaca dan menikmatinya. Untuk tema atau konsep menceritakan kita sebagai manusia mempunyai koneksi dengan manusia lainnya walaupun tidak saling kenal,” jelas Iven menceritakan buku fotonya.

Iven mengadaptasi konsep “Sonder” dalam setiap ekspresi objek foto yang ia potret. Ada simpati yang ia tangkap. Mengutip dari situs Gramedia, Sonder adalah emosi unik yang digambarkan sebagai suatu kesadaran bahwa secara acak setiap orang yang kita temui menjalani kehidupan yang sangat rumit seperti kerumitan kita. Entah soal rutinitas, ambisi, teman, kekhawatiran, hingga kegilaan.

Workshop

Proses pembuatan buku foto

“Seperti Sonder (ekspresi objek foto), kita sadar setiap individu di sekitar kita mereka memiliki masalah apapun yang gak bisa kita bayangkan, lalu kita memiliki simpati kepada mereka,” tutur Iven.

Sementara dalam proses kerja kreatif, Iven mengaku mendapat arahan dari tiga mentor yakni Andi Ari Setiadi selaku seniman bidang fotografi, Caron Toshiko yang menggali karya dari aspek psikologis para kreator, dan Setyo Manggala Putra yang focus pada bidang riset.

“Pendampingan dari para mentor itu adalah upaya dan usaha untuk jujur supaya karyanya dekat, personal, dan relate dengan si pemilik,” tambah Iven.

Karya lainnya adalah milik Desya yang berjudul “Mbrebeki”. Karya yang awalnya dianggapnya sebagai media penyembuhan atas peliknya hidup yang dialaminya justru itu adalah luapan dalam kepalanya yang mengganggu atau noise.

“Mbrebeki itu punya arti berisik atau bikin berisik. Jadi apapun yang bikin berisik si “penggembira kehidupan” dituliskannya melalui poem dan foto alam atau benda mati,” jelas Desya.

Workshop

Buku foto karya Desya berjudul “Mbrebeki”

Desya juga menjelaskan ada empat part dalam buku fotonya yakni Luka, Bangkit, Sembuh, dan Percaya. Empat part tersebut merupakan aktualisasi emosi dan siklus yang dilalui. Menariknya dalam karya yang dibuatnya, teknik meremas kertas pada buku fotonya seolah menyiratkan seberapa kalut dan amburadulnya setiap part.

“Setelah mengikuti workshop jadi tahu fokusnya kemana, setiap karya butuh keterbukaan dan fokus berkarya,” tutur Desya.

“Bagi Penulis karya ini untuk sembuh, dan sembuh untuk berkarya,” pungkasnya.

Workshop

Desya saat melakukan presentasi pada workshop Gueari Galeri

Dengan mengikuti workshop dan pembuatan buku foto tersebut, selain menciptakan karya dan mengeksplorasi diri dengan pengalaman baru, nantinya karya-karya tersebut akan dipamerkan pada pameran nasional dan internasional.

“Salah satu kebanggaan, bukti perjalanan hidup, dan dokumentasi karya. Dan ini pengalaman dan eksplorasi diri,” pungkas Iven.

Sebagai informasi, Gueari Galeri adalah galeri buku foto dan penerbit bebas yang berada di Jakarta dan Bekasi dengan tagline “Cerita Pribadi untuk Anda” dengan medium fotografi dan buku foto sebagai penerokaan diri, pemerkasaan dan agen perubahan dengan mempersembahkan kisah pribadi seseorang.

Didirikan tahun 2014, lalu tahun 2015 mengadakan kelas buku foto untuk memudahkan peserta mengembangkan cerita pribadi dalam medium buku foto.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Gen Z
Reading Time: 2 minutes

Ada beberapa stereotipe negatif yang melekat pada Generasi Z atau sering kita sebut Gen Z. Generasi yang lahir pada rentang tahun 1997 hingga 2012 ini konon dianggap kurang mampu bekerja sama dalam dunia kerja. Benarkah begitu?

Dalam data yang dipublish GWI salah satu Lembaga market research di USA disebutkan bahwa 72% Gen Z sangat membatasi diri dalam urusan kehidupan maupun pekerjaan mereka, menolak hustle culture, hingga menganut the soft life (gaya hidup santai dan nyaman) sehingga lebih sering dianggap malas dan kurang mampu bekerja sama dengan tim dalam dunia kerja.

Anggapan negatif lainnya adalah generasi ini rentan terhadap kecemasan. Setidaknya 29% Gen Z mengaku bahwa dirinya memang rentan dengan kecemasan. Hal ini menuai kritik dan anggapan bahwa Gen Z adalah sosok yang baperan.

Terlepas dari judgement tersebut, nyatanya lebih dari 37% mengaku menghargai arahan dari rekan lainnya.

Sebelum jauh memberi label buruk terhadap Gen Z, ada baiknya untuk membaca hasil riset terkait kecenderungan Gen Z dalam dunia kerja yang diterbitkan IDN Research Institue. Hasil riset menunjukkan bahwa Gen Z di Indonesia termasuk sosok yang mau bekerja lembur dan sangat mempertimbangkan waktu ideal dalam sebuah perusahaan tempatnya bekerja demi kestabilan karier.

Fakta-fakta Gen Z dalam Dunia Kerja

  1. Bersedia bekerja lembur

Penolakan soal hustle culture ternyata tak sepenuhnya terjadi pada Gen Z di Indonesia. Justru 67% Gen Z bersedia dan tidak keberatan untuk bekerja lebih lama atau lembur dengan tambahan gaji. Sementara hanya 11% yang menolak untuk bekerja lembuh.

Bahkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2021 menunjukkan, Gen Z bekerja lebih lama dibanding Milenial. Tercatat Gen Z (15-19 tahun) bekerja 44 jam, Gen Z (20-24 tahun) 42 jam, dan Milenial 40 jam dalam seminggu.

  1. Faktor Gen Z memilih pekerjaan

Sering dianggap tak gigih dalam bekerja oleh generasi sebelumnya, ternyata Gen Z cukup memperhatikan prioritas jenjang karier. Setidaknya 64% Gen Z menganggap jenjang karier sangat penting.

Jenjang karier masuk pada urutan kedua alasan Gen Z memilih pekerjaan setelah gaji yang memiliki persentase 80%. Faktor lain yang memengaruhi adalah minat 60%, jam kerja 58%, lokasi 53%, kesesuaian latar belakang pendidikan 49%, dan lingkungan kerja 47%.

  1. Perspektif soal “Work Life Balance”

Gen Z terbukti sangat memilih lingkungan kerja yang mendukungnya untuk sukses, bertumbuh, dan adil. Namun hampir seluruh perusahaan menuntut pekerjanya cepat beradaptasi bukan sebaliknya.

Tercatat 69% Gen Z setuju soal work life balance, sementara hanya 5% Gen Z yang tak setuju dengan perspektif tersebut.

  1. Sistem dan Lokasi Kerja

Work from home (WFH) ternyata masih menjadi dambaan Gen Z dengan persentase 36%. Namun sebanyak 32% tak mempermasalahkan WFH maupun WFO. Sementara 33% memilih WFO karena menganggap tengah membangun relasi dan memulai karier.

  1. Bukan Kutu Loncat?

Label soal Gen Z sebagai kutu loncat atau sering pindah tempat kerja nyatanya tak sepenuhnya benar. Mayoritas Gen Z (88%) percaya setidaknya tiga tahun adalah waktu yang ideal menetap dalam suatu perusahaan.

Sekitar 12% percaya waktu ideal 1-2 tahun, 28% percaya 3-4 tahun, 25% menganggap 5-6 tahun, dan 35% percaya lebih dari 6 tahun adalah waktu yang ideal menetap di perusahaan.

Itulah beberapa fakta terkait karakter dan preferensi Gen Z dalam dunia kerja. Lantas apakah kamu masih memandang Gen Z sebagai sosok yang susah diajak bekerja sama? Gimana menurutmu, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Video viral
Reading Time: 2 minutes

Beberapa pekan terakhir kata “bercanda” begitu viral di media sosial terutama Instagram dan TikTok. Pengucapan dengan penekanan yang unik “Bercyandya” membuat terngiang-ngiang bagi yang mendengar.

Lantas bagaimana “Bercyandya” bisa viral dan menjadi bahasa gaul di berbagai media sosial dan apa artinya?

Kemunculan kata “Bercyandya” berawal dari konten yang dibuat oleh akun Instagram @thesadewa atau Danang Giri Sadewa yang tengah mengajukan pertanyaan ringan kepada dua mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kira-kira begini isi percakapannya:

“Jadi masuk UGM gampang atau susah?,” tanya Danang.

“Nggak tahu, kita jalur hoki,” kata salah satu mahasiswi.

“Jalur hoki betul, karena emang pinter aja,” sahut mahasiswi yang diketahui bernama Abigail.

“Eh bercyandya, bercyandya,” ia melanjutkan lagi dengan wajah penuh tawa.

Selanjutnya Abigail menjelaskan bahwa ia dan temannya berhasil menjadi mahasiswa UGM melalui jalur SNBP dengan ketentuan nilai rapor stabil mulai dari kelas 10, 11, hingga semester 1 kelas 12.

Hingga hari ini konten tersebut telah ditonton oleh 12,1 juta pengguna Instagram, mendapat 689 ribu like, 16,2 ribu komentar, dan telah dibagikan sebanyak 61,7 ribu kali. (11 September 2023)

Viralnya konten ini turut mengubah rutinitas salah satu mahasiswa UGM yang diketahui bernama Abigail Manurung tersebut. Ia sempat diundang dalam komedi varietas salah satunya “Lapor Pak” Trans 7.

Arti kata “Bercyandya”

Dalam KBBI kata “Bercanda” berasal dari kata “Canda” yang artinya adalah tingkah, kelakar, senda gurau. Sementara dengan imbuhan (ber) menghasilkan arti bertingkah, berkelakar, bersenda gurau, dan bersenda gurau.

Sesuai dengan konteks yang dibangun oleh Danang dan Abigail, “Bercyandya” menjadi kata dengan penekanan yang menghasilkan bunyi gurauan. Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep dasar fonologi bahasa Indonesia.

Pada hakikatnya bahasa merupakan bunyi ujar manusia yang muncul secara natural, bunyi ini dipelajari di bidang fonetik. Bunyi ujar tersebut akan membentuk pola atau pattern, lalu pola-pola tersebut menunjukkan system tertentu yang dipelajari dalam fonologi. (Fonologi Bahasa Indonesia, Dr. Yuliana Setyaningsih)

Pengetahuan dan pemahaman fonologi memungkinkan penutur dalam hal ini adalah Abigail, memproduksi bunyi yang membentuk tuturan penuh makna, mengenali aksen-aksen atau penekanan pengucapan asing, dan membentuk dan melahirkan kata-kata baru.

“Bercyandya” kini telah menjadi kata-kata baru karena hasil pengucapan dari Abigail dalam merespons kalimat yang ia ucapkan sebelumnya, untuk menampik kesan negatif atau sombong.

Kenapa bisa viral dan menjadi bahasa gaul?

Lantas apa alasan “Bercyandya” menjadi viral dan seolah menempatkan posisinya pada bahasa gaul?

Viral selalu berkaitan dengan konten yang ada di media sosial, baik dari Instagram, TikTok, Facebook, dan platform lainnya. Viral juga dikaitkan dengan isu yang tengah menjadi perbincangan publik, dalam artikel ilmiah “Viralitas Konten di Media Sosial” yang ditulis oleh Lidya Agustina salah satu Peneliti Puslitbang Kominfo menyebut bahwa penyebab suatu konten menjadi viral karena sharing behavior (like, shares, comments).

Jika melihat data statistik konten “Bercyandya” milik Danang memang tak diragukan lagi menjadi viral. Ramai-ramai pengguna Instagram dan TikTok membagikan konten tersebut secara berulang. Sementara kata viral dalam KBBI merujuk pada virus, atau menyebar luas dan cepat. Konten “Bercyandya” yang membutuhkan setidaknya tiga pekan menjadi viral dan ditirukan oleh pengguna media sosialnya.

Alasan lain adalah adanya emosi dan element of surprise, emosi dalam konten bisa saja positif maupun negatif. Fenomena viralnya konten “Bercyandya” menjadi konten viral yang dapat membuat publik melepaskan emosi tertentu, humor menjadi elemen surprise yang menghibur.

“Bercyandya” juga seolah menjadi bahasa gaul. Merujuk pada riset yang dilakukan Kemendikbud, bahasa gaul adalah bahasa Indonesia yang diucapkan dalam pergaulan sehari-hari untuk mengungkapkan ekspresi diri.

Kira-kira, berapa lama ya “Bercyandya” akan bertahan keviralannya? Bagaimana menurutmu, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Internasional program
Reading Time: 3 minutes

Kegiatan internasional sangat menarik untuk dicoba oleh mahasiswa. Selain memberikan pengalaman berharga seperti jalan-jalan ke luar negeri, kegiatan ini bisa menjadi kesempatan emas untuk membangun relasi bagi mahasiswa.

Penting sekali menjadi mahasiswa yang berhasil dalam segi akademis dengan meraih indeks prestasi (IPK) tinggi, namun juga perlu diimbangi dengan wawasan global di tengah-tengah era Society 5.0. Salah satu cara menambah wawasan global adalah dengan mengikuti kegiatan internasional.

Melansir dari laman Study Abroad Sholarships, setidaknya ada beberapa manfaat yang akan didapat mahasiswa dengan mengikuti kegiatan internasional yang akan berdampak terhadap masa depan.

Pertama meningkatkan creative thingking. Pengalaman bersosialisasi dengan rekan-rekan di negara lain dengan perbedaan budaya tentu punya tantangan tersendiri. Berkomunikasi dengan orang-orang dengan latar budaya yang berbeda akan memberikan dampak positif mulai dari proses pendewasaan mental dalam menyelesaikan masalah dengan pemikiran kreatif.

Kedua pengembangan social skill dan leadership. Mengikuti kegiatan internasional mahasiswa tentu akan mendapatkan pendamping atau staf professional yang mengatur kegiatan. Fasilitas ini akan membuat mahasiswa mampu mengembangkan gaya kepemimpinan, kerja sama tim, serta keterampilan komunikasi.

Ketiga meningkatkan rasa percaya diri. Berani mengikuti kegiatan internasional artinya mampu keluar dari zona nyaman. Dengan lingkungan baru, kegiatan menarik, dan pengalaman menginspirasi tentu akan mengembangkan citra positif pada diri mahasiswa. Hal ini sangat berdampak terhadap kepercayaan diri, harga diri, dan aspek pengembangan diri lainnya.

Keempat menambah wawasan. Mahasiswa akan mempelajari banyak hal selama kegiatan internasional. Bagi yang berkesempatan ke luar negeri akan mendapat banyak pengetahuan tentang budaya serta isu-isu negara yang dikunjugi.

Terakhir membangun relasi, banyaknya rekan yang ditemui tentu akan memberikan keuntungan yang berdampak pada masa depan. Dengan relasi yang terbangun maka akan mempermudah mahasiswa mendapat informasi seperti kesempatan studi di luar negeri di masa depan serta kesempatan-kesempatan emas lainnya.

Lantas apa saja jenis kegiatan internasional yang dapat diikuti oleh mahasiswa? Berikut informasi selengkapnya.

  1. Student Exchange dan Short Course

Student exchange adalah program yang memberikan peluang bagi mahasiswa untuk menjalani perkuliahan di universitas lain termasuk di luar negeri. Biasanya student exchange adalah bentuk kerja sama antara pihak universitas atau departemen.

Sementara short course adalah kuliah dengan durasi singkat yang dilakukan pada musim panas maupun musim dingin oleh beberapa universitas di luar negeri. Biasanya program ini dilakukan paling singkat 1 minggu bahkan 2 tahun.

  1. Volunter Internasional

Salah satu kegiatan internasional yang perlu dicoba adalan volunter internasional. Mahasiswa dapat bergabung untuk melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan. Salah satu volunter internasional yang bisa dicoba adalah program dari AIESEC yang fokus pada proyek sosial dan lingkungan di seluruh dunia.

  1. Konferensi Internasional

Mendaftar pada konferensi internasional cocok bagi mahasiswa yang gemar menulis paper ilmiah. Konferensi internasional adalah forum intelektual yang mempertemukan para akademisi, praktisi, dan mahasiswa untuk membahas atau mengkaji isu terkini.

Pastikan isu atau tema yang dipilih sesuai dengan konferensi international yang diselenggarakan agar paper yang ditulis diterima oleh penyelenggara.

  1. Magang Internasional

Biasanya magang diikuti mahasiswa semester akhir sebagai salah satu syarat kelulusan. Sementara untuk magang internasional dapat dilakukan melalui kerja sama departemen dengan perusahaan internasional yang dituju.

Magang internasional merupakan program kerja yang memungkinkan mahasiswa atau profesional muda dari satu negara ke negara lain dengan bimbingan dari institusi dan perusahaan yang dituju.

  1. Delegasi Mahasiswa

Terkahir, menjadi delegasi atau perwakilan mahasiswa dalam organisasi internasional. Beberapa organisasi internasional yang dapat diikuti adalah MUN, AIESEC, YSEALI, IAAS, dan lainnya.

Dengan menjadi delegasi mahasiswa dalam organisasi internasional yang dilakukan di berbagai negara akan meningkatkan kemampuan diplomasi, memahami isu-isu global, hingga pengambilan keputusan global.

Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi UII, ada banyak program internasional yang kini tengah berjalan, seperti exchange program di Universitas Utara Malaysia, P2A atau Pasaage to Asia, IISMA dan banyak program lainnya. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada laman Instagram @ip.communication.uii.

Kira-kira kamu tertarik mengikuti kegiatan internasional yang mana, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

AI
Reading Time: 3 minutes

Artificial Intelligence (AI) menjadi sangat familiar sepanjang tahun 2023. Pasalnya AI menjadi alat bantu yang mempermudah pekerjaan manusia, bahkan tak sedikit yang berpendapat keberadaan AI membuat para pekerja semakin produktif.

AI merupakan kecerdasan buatan yang dirancang pada sistem komputer untuk meniru kemempuan intelektual manusia, mulai dari identifikasi pola, keputusan, dan menyelesaikan pekerjaan yang kompleks dengan efisien.

Dari publikasi Populix, disebutkan bahwa hampir 45% pengusaha di Indonesia menggunakan aplikasi AI dalam menyelesaikan pekerjaan. Survei yang dilakukan terhadap 530 responden menempatkan ChatGPT di urutan teratas dengan presentasi 52%.

ChatGPT atau Generative Pre-Training Transformer, merupakan situs pengolahan bahasa yang dikembangkan OpenAI.  ChatGPT dapat dimanfaatkan untuk membuat teks, menerjemahkan bahasa, hingga menjawab apa pun pertanyaan yang kita ajukan.

Di Indonesia deretan AI paling populer antara lain ChatGPT (52%), Copy.ai 29%, Luminar AI (18%), Oracle (15%), Dall-e (12%). Lalal.ai (12%), dan Outmach (11%).

Lantas apa saja AI yang paling populer di dunia? Pew Research Center pada Desember 2022 menerbitkan hasil riset dengan artikel berjudul “Public Awareness of Artificial Intelligence in Everyday Activities” menyebutkan lebih dari setengah orang Amerika telah menggunakan AI untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Survei yang dilakukan terhadap 11.004 responden menunjukkan 27% orang Amerika menggunakan AI beberapa kali dalam sehari sementara 28% lainnya menggunakan AI sehari sekali, dan 44% tidak secara teratur menggunakan AI dalam menyelesaikan pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.

Tak hanya itu, 15% responden mengaku bersemangat tanpa khawatir tentang meningkatnya penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari. Namun masih ada kekhawatiran pada 38% responden, dan 46% responden menyambutnya dengan rasa khawatir dan gembira.

Lantas AI apa saja yang cukup mencuri perhatian sepanjang tahun 2023? Berikur deretan AI teratas berdasarkan Technology Magazine.

  1. OpenAI

OpenAI didirikan pada tahun 2015 oleh research lab nirlaba milik Elon Musk. Tahun 2021, OpenAI meluncurkan Dall-e yang mampu menghasilkan gambar digital berdasarkan deskripsi bahasa yang kita perintahkan.

Selanjutnya November 2022, ChatGPT diluncurkan OpenAI dengan kemampuan menjawab berbagai pertanyaan, menerjemahkan, dan menghasilkan teks dengan improvisasi. Menariknya ChatGPT menjadi aplikasi AI paling populer dengan keuntungan sebesar US$200 juta pada tahun 2023.

  1. AI

Observe.AI berfungsi melacak percakapan suara dan teks. Dalam Intelligent Workforce Platformnya mengubah pusat kontak dengan menyisipkan AI dalam percakapan pelanggan, mengoptimalkan kinerja agen, optimasi berulang yang mampu mendorong pendapatan dan retensi.

Tujuan AI ini untuk meningkatkan kinerja pusat kontak untuk mendorong hasil bisnis lebih cepat. Tercatat pada Maret 2022, perusahaan ini meningkat 150% meningkat tiga kali lipat.

  1. Landing AI

Landing AI didirikan oleh Dr. Andrew Ng, Co-Founder Coursera dan Founding Lead Google Brain. Landing AI berfungsi untuk membantu bisnis, mulai dari membantu pelanggan dalam mewujudkan nilai bisnis hingga operasional.

AI paling populer yang dikembangkan Landing AI antara lain LandingLens, platform MLOps perusahaan yang menawarkan alur kerja menyeluruh untuk membangun, mengulang, dan mengoperasionalkan solusi inspeksi visual.

  1. Stability AI

Stability AI merupakan start up visual open source untuk membuat gambar berdasarkan input teks. Sejak 2021 setidaknya 200.000 kreator, pengembang, dan peneliti bergabung untuk mengembangkan perusahaan ini.

Saat ini Stability AI tengah mengembangkan AI terobosan yang diterapkan pada pencitraan, bahasa, kode, audio, video, konten 3D, desain, biotek, dan penelitian ilmiah lainnya. Pada Agustus 2022, diluncurkan Stable Diffusion model teks ke gambar yang terus dilakukan penyempurnaan.

  1. Databricks

Databricks yang didirikan pada tahun 2013, merupakan platform data warehouse pertama dan satu-satunya di dunia yang menggunakan cloud. Databricks mengombinasikan data warehouse dan data lake untuk menawarkan platform terbuka dan terpadu untuk data dan AI.

Tercatat Databricks melayani lebih dari 5.000 organisasi di seluruh dunia, termasuk ABN AMRO, Conde Nast, H&M Group, Regeneron, dan Shell. Perusahaan-perusahaan tersebut mengandalkan Databricks untuk memungkinkan rekayasa data berskala besar, ilmu data kolaboratif, pembelajaran mesin siklus penuh, dan analisis bisnis.

  1. Deep 6 AI

Deep 6 AI adalah start up AI yang berfokus pada perawatan kesehatan dengan mengadopsi sistem kerja profesional paramedis dalam mendiagnosis dan merawat pasien. Algoritme Deep 6 AI mampu menganalisis data medis dalam jumlah besar dan membantu petugas medis membuat keputusan lebih tepat dalam pengobatan.

Perusahaan yang didirikan pada 2016 ini telah menyelamatkan nyawa banyak pasien lantaran mampu bekerja secara real time dan terstruktur.

  1. Shield AI

Didirikan pada 2015, Shield AI merupakan start up AI yang berfungsi untuk melindungi anggota militer serta warga sipil dengan sistem yang cerdas. Hivemind autonomy yang dikembangkan Perusahaan ini adalah Pilot AI otonom dan satu-satunya yang dikerahkan dalam pertempuran 2018.

Hivemind berperan sebagai tim pesawat cerdas dalam melakukan misi mulai dari pembersihan ruangan hingga pesawat tempur F-16. Didukung oleh dana VC Silicon Valley papan atas, Shield AI telah dinobatkan dalam daftar AI 50 dan Startup Terbaik versi Forbes, 100 Perusahaan AI Teratas versi CB Insights, dan Perusahaan Paling Inovatif versi Fast Company.

Itulah beberapa Perusahaan yang mengembangkan AI untuk membantu kehidupan manusia agar lebih produktif dan efisien. Kira-kira aplikasi mana yang telah kamu gunakan Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Society 5.0
Reading Time: 3 minutes

Society 5.0 atau masyarakat 5.0 kini menjadi topik perbincangan hangat di kalangan akademisi. Berbagai universitas di Indonesia telah menyampaikan gagasan Society 5.0 yang dikemas dalam berbagai kegiatan seperti kuliah umum, workshop, seminar, hingga riset.

Masyarakat super cerdas menjadi nama lain dari Society 5.0, yang mana pusat penyelesaian masalah sosial akan diselesaikan melalui integrasi ruang siber dan fisik. Lantas bagaimana peran Ilmu Komunikasi pada Society 5.0?

Tercatat, diskusi terkait Society 5.0 telah ramai sejak awal tahun 2017. Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Tempo pada 9 Maret 2019 disebutkan bahwa hal ini merupakan proyek Pemerintah Jepang untuk memberi kesan sebagai bangsa yang besar dan disegani.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yakni Irin Oktafiani dan Ibnu Thufail sepakat bahwa Jepang memang jago dalam menciptakan label yang mengesankan bangsa-bangsa lain. Pernyataan tersebut diungkapkan pada diskusi “Jepang Society 5.0” di Jakarta pada 8 Maret 2019.

Konsep Society 5.0 pertama kali diumumkan secara terbuka oleh Perdana Menteri Shinzo Abe pada forum internasional konferensi CeBIT (Centrum der Buroautomation und Informationestechnologie und Telekommunikation) yang dihelat di Jerman tahun 2017 lalu.

Inti dalam pembahasan itu, Society 5.0 berbeda dengan Industry 4.0 yang digagas Jerman (2010) ataupun Singapore Smart Nation (2014). Ia menegaskan, penggunaan teknologi maju tidak hanya digunakan untuk mendukung industri infrastruktur perekonomian namun juga untuk mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.

Timeline selanjutnya di tahun 2019, Abe Shinjo kembali menyampaikan visi Society 5.0 pada Forum Ekonomi Dunia di Davos Swiss. Pada kesempatan itu, pihaknya menyebutkan sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia dalam kemajuan ekonomi melalui penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang saling terintegrasi baik maya maupun fisik.

Definisi Society 5.0

Dari background di atas, lantas apa definisi Society 5.0? Mengutip laman resmi Japan Cabinet Office, “A human-centered society that balances economic advancement with the resolution of social problems by a system that highly integrates cyberspace and physical space”.

Konsep Society 5.0 menempatkan masyarakat yang berpusat pada manusia demi menyeimbangkan kemajuan ekonomi melalui penyelesaian berbagai masalah sosial dengan sistem yang saling berintegrasi yakni ruang siber dan ruang fisik.

Urutannya sebagai berikut, Masyarakat 1.0 (berburu dan meramu), Masyarakat 2.2 (bercocok tanam), Masyarakat 3.0 (industri mesin), Masyarakat 4.0 (teknologi informasi), dan Masyarakat 5.0 (masyarakat super cerdas).

Berdasarkan penjelasan Japan Cabinet Office, Society 5.0 disebut sebagai masyarakat dengan tingkat konvergensi paling tinggi antara dunia maya dan ruang fisik. Jika pada Masyarakat 4.0 orang-orang mengakses layanan cloud di dunia maya melalui internet dan mencari, mengambil, dan menganalisis informasi atau data.

Sementara pada Society 5.0 hampir seluruh informasi sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya. Di dunia maya, data besar ini nanti dianalisis oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), dan hasil analisis tersebut diumpankan kembali kepada manusia di ruang fisik dalam berbagai bentuk.

Peran Ilmu Komunikasi dalam Society 5.0

AI menjadi diskusi menarik akhir-akhir ini. Sederet artikel mempertanyakan kemungkinan AI menggeser peran manusia. Terlebih AI menjadi bagian utama pada Society 5.0. Akankah manusia benar-benar akan digantikan AI? Ternyata, manusia tak akan tergantikan karena AI justru membantu manusia untuk lebih produktif. Selengkapnya dapat dibaca pada artikel berikut https://communication.uii.ac.id/benarkah-pekerjaan-manusia-akan-digantikan-oleh-ai-chatgpt-tak-terkendali-hingga-nasib-lulusan-ilmu-komunikasi/.

Dalam Serial Diskoma #8 yang digelar oleh magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada diskusi tentang “Artificial Intelligence dalam Industri Komunikasi” muncul pendapat bahwa selamanya AI tak akan menggantikan manusia karena pengetahuan merupakan modal utama yang dimiliki oleh manusia. Sementara informasi yang diakses dengan berbagai platform adalah komoditas. Artinya manusia yang lihai menggunakan AI yang menjadi unggul.

Peran Ilmu Komunikasi cukup besar dalam hal ini, terlebih dalam produksi informasi di tengah-tengah transformasi digital. Lulusan Ilmu Komunikasi menjadi aktor utama dalam produksi informasi.

Transformasi digital merupakan perubahan mendasar terkait cara organisasi beroperasi. Dilansir dari McKinsey & Company, transformasi digital bertujuan untuk membangun keunggulan secara kompetitif dengan teknologi dalam skala besar sehingga mampu meningkatkan pengalaman pelanggan dan menurunkan biaya.

Dalam hal inilah peran Ilmu Komunikasi menjadi penting. Agar tim IT sukses menyempurnakan peran AI dalam transformasi digital perlu ada pemahaman komunikasi yang efektif. Komunikasi menjadi pendorong kesuksesan suatu proyek atau bisnis.

Komunikasi disebut-sebut sebagai kunci kesuksesan ini karena lulusannya dianggap memiliki skill dalam menyelesaikan berbagai masalah mulai dari menjangkau semua karyawan dengan pendekatan multi-saluran, menciptakan budaya perusahaan yang kuat dengan meningkatkan keterlibatan, menciptakan sistem pencatatan yang otoritatif untuk komunikasi, mengoptimalkan seluruh perangkat teknologi komunikasi, menyederhanakan kampanye komunikasi dengan efisien, hingga mengumpulkan analitik kritis untuk menginformasikan strategi.

Terlepas dari prasangka Society 5.0 adalah proyek Pemerintah Jepang, Ilmu Komunikasi adalah pengetahuan yang dinamis dan mampu beradaptasi dalam berbagai kondisi. Bagaimana pendapatmu tentang ini, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Merdeka Belajar Episode Ke-26
Reading Time: 2 minutes

Kabar menarik datang dari dunia Pendidikan. Baru saja Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim umumkan kebijakan baru terkait mahasiswa yang tidak wajib mengerjakan skripsi sebagai syarat kelulusan.

Mendikbudristek telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-26 bertajuk Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi pada 29 Agustuus 2023. Peraturan tersebut tertuang pada Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan.

Lantas cara apa yang dapat menggantikan skripsi tersebut? Melansir dari laman resmi LLDIKTI Kemdikbud, Nadiem menyebutkan setidaknya ada dua hal fundamental pada kebijakan tersebut termasuk terkait pengaturan tugas akhir mahasiswa dan sistem akreditasi yang cenderung meringankan beban administrasi.

“Ada dua hal fundamental dari kebijakan ini yang memungkinkan transformasi pendidikan tinggi melaju lebih cepat lagi. Pertama, Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang lebih memerdekakan, di mana Standar Nasional kini berfungsi sebagai pengaturan framework dan tidak lagi bersifat preskriptif dan detail, di antaranya terkait pengaturan tugas akhir mahasiswa. Kedua, sistem akreditasi pendidikan tinggi yang meringankan beban administrasi dan finansial perguruan tinggi,” ungkap Mendikbudristek.

Lantas apa syarat kelulusan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa S1 maupun D4 untuk menggantikan skripsi? Mahasiswa dapat memilih tugas akhir dalam bentuk prototipe, proyek, maupun bentuk sejenis lainnya dengan syarat prodi mahasiswa bersangkutan telah menerapkan kurikulum berbasis proyek dan sejenisnya.

Merdeka Belajar Episode Ke-26 ini dinilai penting lantaran berkaitan dengan persiapan hard skill dan soft skill mahasiswa untuk mempersiapkan dunia kerja.

“Pendidikan tinggi memiliki peran penting sebagai pendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, persiapan SDM unggul, dan sebagai tulang punggung inovasi. Selain itu, pendidikan tinggi adalah jenjang yang paling dekat dengan dunia kerja dan masyarakat. lulusan perguruan tinggi dituntut untuk dapat berkontribusi dengan baik. Itu mengapa kami meletakkan titik berat pada transformasi jenjang pendidikan tinggi,” jelas Nadiem.

Jauh sebelum kebijakan Mas Menteri diluncurkan, Prodi Ilmu Komunikasi UII telah memberlakukan kebijakan ini sejak tahun 2015. Banyak cara yang dapat dipilih mahasiswa untuk meraih kelulusan.

Ada lima cara untuk meraih gelar S.I.Kom di kampus Ulil Albab antara lain jalur skripsi, proyek komunikasi, proyek kolaboratif internasional, penulisan artikel jurnal, bahkan magang yang laporannya setara dengan skripsi. Informasi selengkapnya dapat dibaca pada link berikut “Maba Wajib Tahu Fakta Menarik Kuliah di Jurursan Ilmu Komunikasi“.

Kebijakan ini menarik bagi mahasiswa karena dinilai mampu mewadahi minat dan ketertarikan yang tidak hanya fokus menghasilkan output sempurna, melainkan daya kritis dan kreatif mahasiswa yang terasah demi persiapan di dunia kerja.

Lantas bagaimana dengan dirimu Comms, kira-kira ingin lulus kulias S1 Ilmu Komunikasi jalur apa nih?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Prof Kristian Bankov
Reading Time: 3 minutes

Kajian semiotik ternyata berperan besar dalam proses perkembangan brand hingga membentuk consumer culture.

Untuk mengungkap bagaimana mengoptimalkan kerja semiotik dalam sebuah brand, Program Studi Ilmu Komunikasi UII bekerja sama dengan International Association for Semiotic Studies (IASS-AIS) menggelar international workshop bertajuk “Semiotics of Brands and Consumer Culture” pada 22 Agustus 2023 di Gedung Lantai 3 Prodi Ilmu Komunikasi UII dengan menghadirkan Prof. Kristian Bankov dari New Bulgarian University yang sekaligus Secretary General IASS-AIS.

IASS-AIS merupakan asosiasi internasional yang berurusan dengan studi tanda dan semiotik di seluruh dunia dengan berbagai budaya yang berdiri sejak 1969. Beberapa nama akademisi pendirinya adalah Algirdas Julien Greimas, Roman Jakobson, Julia Kristeva, Emile Benveniste, Thomas A. Sebeok, dan Jurij M. Lotman.

Tujuan asosiasi tersebut antara lain mempromosikan integritas semiotik sebagai penelitian ilmiah, memperkuat dan memperluas hubungan internasional dalam bidang semiotik, berkolaborasi dengan asosiasi sejenis, menyelenggarakan konferensi dan lokakarya baik di tingkat nasional maupun internasional, dan menerbitkan jurnal internasional.

Salah satu pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni, Muzayin Nazaruddin, S.Sos., MA, yang fokus mempelajari kajian semiotik menginisiasi workshop ini lantaran masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Antusiasme datang dari berbagai penjuru negeri, workshop digelar secara daring dan luring.

Semiotik

International Workshop ‘Semiotics of Brands and Consumer Culture’,

Pada pembukaan Bankov menegaskan kajian semiotik yang berperan besar pada Ilmu Komunikasi, yang membentuk consumer culture.

Semiotics is very important for communications science,” sebutnya saat membuka workshop.

Salah satu alasan konsumen memutuskan membeli produk dari sebuah brand karena promosi yang kreatif melalui storytelling dan narrative value.

Consumer buy more product which catchy or narrative value,” tambahnya.

Sebagai studi kasus, didatangkan sebuah brand lokal milik Meika Hazim yakni Cokelat nDalem dengan keunggulan konsep pemberdayaan petani lokal di Yogyakarta. Selain itu, Cokelat nDalem berfokus pada cokelat dengan citarasa khas Nusantara seperti produk cokelat es cincau jeruk dan cokelat es rujak.

Sebelumnya, pada sesi pertama juga diungkap bagaimana brand Samsung menguasai pasar global melalui peran para publik figur di Korea Selatan dengan berbagai strategi. Semuanya mampu dijelaskan dengan konsep “Brand Mythology System”, mulai dari world view and scared beliefs, brand agent, brand narrative, hingga brand culture.

Workshop

Studi kasus brand cokelat nDalem milik Meika Hazim dalam kajian semiotik

Workshop kali ini seolah memberi angin segar tentang kajian semiotik yang awalnya hanya dianggap sebagai gagasan akademis yang kurang aplikatif. Menurut Dr. Herman Felani Tandjung yang berkesempatan menjadi moderator menyebut bahwa kajian semiotik sangat aplikatif dan fungsional.

“Jadi workshop kemarin itu sangat menarik. Jika selama ini kita hanya tahu kajian semiotik sifatnya kritis saja, ternyata kajian semiotik juga sangat fungsional dan bisa diterapkan untuk membangun sebuah brand. Bedanya workshop semiotik ini dengan workshop semiotik lain adalah ini benar-benar aplikatif. Meika Hazim sebagai pemilik brand Cokelat nDalem, dia merasa banyak manfaat, tidak cuma stop dalam kajian akademik tapi juga untuk praktisi yang aplikatif,” sebutnya.

Untuk mengetahui secara detail lokakarya“Semiotics of Brands and Consumer Culture” dari Prof. Kristian Bankov, Anda dapat menyimak rekamannya di YouTube Ikonisia TV melalui link berikut.

 

Noice
Reading Time: 5 minutes

Noice sebagai salah satu platform konten audio lokal telah merilis audioseries Journal of Terror: Kelana Season 3 pada 25 Juli 2023. Audioseries ini merupakan konten terlaris dari Noice yang ditulis oleh Sweta Kartika. Dalam peluncurannya, ada wajah baru yang akan mendampingi tokoh utama. Ia adalah Pretisya Rahmani yang berperan sebagai Nawang.

Syasya, panggilan akrabnya, adalah alumni Ilmu Komunikasi UII yang mencuri perhatian karena wajahnya muncul di berbagai media nasional pada akhir Juli lalu. Setelah berkecimpung dan menekuni bidang voice over dan dubbing dari lulus kuliah, akhirnya kerja kerasnya menuai hasil.

Profesi ini cukup unik dan menjanjikan, dan tentu saja tak semua orang mampu untuk melakukannya. Dibutuhkan skill khusus untuk menjadi voice talent profesional. Mengutip inavoice.com, voice over talent merupakan profesi pembaca naskah untuk produk audio maupun audio visual.

Menjalani profesi yang unik ini ternyata membawa Syasya menemukan passion-nya. Terlebih, di era digital, profesi voice over talent cukup menjanjikan dan dibutuhkan oleh konten media sosial, advertising, hingga sulih suara film.

Journal of Terror: Kelana Season 3 sendiri berkisah tentang kultur dan klenik di Sunda. Berawal dari petualangan Prana saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) bersama 12 temannya di Kampung Cilambayung, Jawa Barat. Prana dan teman-temannya menemui sebuah keganjilan, ia mencoba mengungkap misteri di kampung itu. Salah satu temannya bernama Nawang yang juga anak indigo akhirnya bekerja sama dan mengungkap fakta bahwa desa tersebut adalah kampung pesugihan. Cerita ini didukung dengan riset yang dilakukan oleh penulis terkait cerita budaya Nusantara.

Lantas bagaimana cerita Syasya bisa mendapat peran Nawang dan proses kerja sesuai dengan passion? Berikut pengalaman dan tips-tips yang dibagikan.

Noice

Pretisya Rahmani (kedua dari kanan) resmi menjadi voice talent di audioseries Journal of Terror: Kelana Season 3

Sebenarnya, apa sih nama profesimu ini?

Alhamdulillah, profesiku saat ini menjadi freelancer voice talent, lebih tepatnya ke area voice over talent dan dubbing. Ada yang bilang profesi ini adalah voice actor karena sudah melingkupi semuanya.

Sudah berapa lama memulai karier tersebut? Boleh diceritakan awal mulanya?

Awal mulanya di tahun 2021 aku mulai iseng cari-cari pelatihan online, yah itung-itung isi waktu. Ada beberapa pelatihan online yang aku ikuti. Menurutku, yang paling berkesan adalah pelatihan content creator dan pembuatan audio drama. Nah dari audio drama, ini semua dimulai.

Pelatihan yang membawa aku sampai tahap ini adalah pembuatan audio drama. Kenapa aku memilih itu karena jarang ada ya, kayaknya ini menarik deh, dan perlu untuk dipelajari. Jadi akhirnya aku ikut pelatihan itu.

Pertemuan kedua atau ketiga, host-nya bilang output dari pelatihan ini adalah peserta harus membuat audio drama sendiri. Nah di situ sibuk para peserta mencari kelompoknya, singkat cerita aku dapet teman kelompok. Terus kita mulai menggarap proyek sambil ngobrol banyak hal. Di situ aku tahu, ada dua teman kelompokku yang sudah terjun duluan ke dunia voice over. Bahkan salah satunya adalah ketua komunitas suara, Rumah Suara Kita. Karena aku penasaran, aku gabung komunitasnya. Akhirnya aku diikutkan dalam proyek internalnya.

Lanjut tahun 2022, tepatnya bulan Januari, untuk pertama kalinya aku dan teman-temanku ikut pelatihan basic dubbing di Bandung. Saat itu mentornya Ibu Novi Burhan dan Kak Ihwan Said. Di Bandung itu titik mulai aku memutuskan untuk belajar lebih dalam dunia voice over dan dunia dubbing. Aku merasa jatuh cinta dan mendapatkan support. Akhirnya aku banyak ikut kelas, casting yang tersedia, dan Alhamdulillah di tahun yang sama aku dapet proyek pertama yaitu proyek dubbing. Ada juga proyek voice over sampai sekarang.

Sekarang ‘kan resmi gabung di Noice. Gimana sih tipsnya bisa sampai ke tahap ini?

Alhamdulillah, sekarang aku resmi bergabung ke dalam salah satu proyek audioseries Noice  yang berjudul Journal of Terror: Kelana Seasson 3. Itu ceritanya tentang cowok yang bernama Prana memiliki kemampuan indigo. Seperti namanya jurnal ya berisi catatan-catatn pribadi Prana, tentang pengalamannya yang melibatkan makhluk-makhluk dari dunia lain. Journal of Terror ini adalah audioseries terfavorit di Noice.

Kalau ditanya apa sih tips bisa bergabung? Harus pandai melihat peluang mungkin, jadi aku kebetulan bisa bergabung dan menjadi voice over talent di audioseries tersebut karena ada casting online. Dulu aku lihat di Instagram Noice ada open casting voice over talent for audioseries special project. Tidak cuma dari Instagram, tapi dari grup komunitas yang aku ikuti juga nge-share info tersebut. Qodarullah, aku terpilih menjadi 3 besar finalis dan selanjutnya ada tahap voting online.

Berkat semua dukungan, aku bisa sampai di posisi ini, memiliki kesempatan emas yang datang. Aku benar-benar berterima kasih pada Allah, keluarga, teman-teman, dan komunitas yang benar-benar solid. Support system-nya kuat banget. Aku benar-benar terharu ternyata ada banyaj orang yang aku kenal bahkan gak kenal akupun mau mendukung aku.”

Apakah profesi ini sudah sesuai dengan passion kamu?

Aku bisa bilang iya soalnya aku merasa enjoy banget menjalani ini. Aku merasa lebih hidup, bermakna, punya rutinitas baru yang aku senangi walaupun awal-awal masih ditentang oleh keluarga. Ini juga freelance waktunya tidak menentu, lokasinya juga bisa di mana-mana. Aku pernah dapat project remote, aku rekaman malam-malam bahkan pernah sampai pagi untuk ngejar deadline. Aku juga pernah rekaman di studio yang jauh banget di daerah Gunung Sindur di Bogor.

Apakah profesimu ini sesuai bidang minat saat kuliah?

Bidang minat saat kuliah itu komunikasi strategis. Tetapi sebelumnya dari semester satu, sebenarnya tertarik pada bidang budaya media kreatif. Aku pengen banget masuk bidang minat itu. Pas semester tiga, aku mulai galau antara budaya media kreatif atau komunikasi strategis. Aku tanya dan konsultasi ke keluarga, senior, teman-teman, dan dosen. Akhirnya aku memilih komunikasi strategis. Tapi kalau ditanya sesuai bidang minat atau engga? Kalau “dicocoklogikan”, pekerjaan aku saat ini menjadi voice talent itu masih bisa nyambung. Soalnya di dunia periklanan terutama digital masih butuh jasa voice over, nah aku masih bisa masuk.

O iya dulu aku aktif di Galaxy Radio (salah satu unit kegiatan mahasiswa di Ilmu Komunikasi UII). Jadi waktu awal aku belajar voice over, aku merasa ini kok mirip ya dasar-dasarnya, cara pemanasannya, sama kayak aku belajar jadi penyiar. Jadi masih ada kaitan antara jurusanku Ilmu Komunikasi, bidang minatku Komunikasi Strategis, dan pengalamanku sebelumnya.

Apa tantangan yang biasa dihadapi profesi ini?

Pengalaman aku dapet proyek voice over, jadi sebagai talent kita harus cepat paham brief dari klien. Dan klien kemauannya bisa berubah-berubah kita harus paham, harus sabar banget. Kalau misal klien minta A kita turutin, mau B kita ikutin. Terus kita sebagai talent juga harus punya referensi suara berbeda entah di tone dan emphasize, atau iramanya. Kita harus punya referensi. Nanti klien tinggal memilih mau yang mana.

Punya pengalaman menarik atau mistis selama melakukan profesi ini? Apalagi ini cerita tentang hal yang tak kasat mata?

Alhamdulillah belum memiliki pengalaman mistis selama belajar di profesi ini. Dan jangan sampai aku punya pengalaman itu. Untuk pengalaman paling menarik, semuanya menarik. Semula aku kira bakal dapet proyek dubbing animasi gitu dan ternyata realitanya aku dapet proyek reality show. Perannya manusia asli, output suara yang diinginkan itu harus bisa senatural mungkin selayaknya manusia pada umumnya. Gak ada tuh yang dianeh-anehin, dilucu-lucuin.

Nah menurutku itu susah, apalagi saat itu peranku sebagai pasangan muda. Aku harus retake berkali-kali karena emosinya engga dapet. Terus aku tanya sama voice director-nya, gimana caranya aku bisa memerankan tokoh ini dengan baik. Akhirnya diberi saran untuk recall memory momen bersama pacar. Ketika aku dapat jawaban itu, aku ingin nangis. Aku belum pernah punya pengalaman seperti itu, aku belum punya pengalaman romantis.

Resmi gabung di Noice, gimana sih rasanya diliput banyak media?

Sebagai orang baru di dunia voice acting ini deg-degan parah. Jadi media session itu tujuannya untuk memperkenalkan dan membangun awareness dari Jurnal Kelana Session 3 yang baru rilis dengan efek binaural audio lewat program listening session. Jadi di hari itu kita sambil denger trailer dan episode pertamanya. Itu mengundang media dan partner lainnya. Saat itu aku dan Kak Sigi pemeran Prana mewakili pengisi suara dari Journal of Terror: Kelana Season 3. Dan aku juga mewakili pemenang dari casting online Noice special project.

Bertemu circle baru yang bakal dikenal banyak publik, bagaimana cara kamu menghadapinya?

Kalau aku pribadi, aku tetap ingin menjadi Pretisya sih hehehe, namun menjadi Pretisya yang berprogres menjadi lebih baik dan terus belajar menjadi voice talent professional bahkan aku ingin dikenal karena karakter suara aku sendiri. Branding, PR banget. Bagaimana caranya aku membranding diri aku. Niat ada, ide ada, realisasinya itu yang sulit.

Bagaimana Comss apakah tertarik dengan profesi voice over talent? Jika tertarik, tentu bisa mempersiapkan sejak sekarang. Salah satu cara adalah bergabung dengan komunitas seperti pengalaman Pretisya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

International Workshop
Reading Time: < 1 minute

International Workshop “Semiotics of Brands and Consumer Culture”

Speaker: Prof. Kristian Bankov

New Bulgarian University – Secretary General of International Association for Semiotic Studies (IASS)

This one day workshop aims to delve into the application of semiotics as a valuable tool box for critically analyzing the phenomena of brands  and consumer culture. Throughout the workshop, participants will actively engage in examining various brands, advertising, and marketing cases, employing some semiotic models.

The overarching goal of this workshop is to enhance the participants analytical skills in conducting semiotic research on brands and consumer culture. The workshop will be divided into  four parts:

  1. Introduction to applied semiotics in advertising , marketing and branding
  2. Analysis of concrete commercials
  3. Introduction to semiotics of branding
  4. Analysis of local brands using the brand mythology model

Will be held:

  • Yogyakarta (hybrid), 22 August 2023 at 08.00-16.00 WIB
  • 3rd floor Audio Visual Room Departement of Communication, Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang  14,5 Sleman, Yogyakarta
  • Limited for 20 participants (on-site) and 25 participants (online). Please kindly register here https://bit.ly/workshopsemiotics2023 by 18 August 2023
  • Free of charge, the participants will get certificate, lunch and coffee break