Prodi Ilmu Komunikasi UII menerima kunjungan dari Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi pada 6 Desember 2024 di Ruang Rapat Magister FPSB UII. Kunjungan dilakukan dalam rangka benchmarking pengembangan Program Studi di UNISMA Bekasi menuju Akreditasi Unggul.
Untuk menjawab langkah menuju Akreditasi Unggul, benchmarking yang perlu dibedah tentu soal penjaminan mutu serta kurikulum.
Pihak UNISMA 45 Bekasi yang diwakili oleh Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom. selaku tim penjaminan mutu mengawali diskusi dengan menanyakan implementasi penjaminan mutu di lingkup Prodi Ilmu Komunikasi UII.
“Bagaimana Implementasi (penjaminan mutu) dan perjalanannya seperti apa, karena di UNISMA jajaran penjaminan mutu masih minim personilnya dan general di tingkat universitas. Kami sebenarnya ingin memulai per Prodi, ingin melihat implementasi yang dilakukan secara rutin setiap semesternya di tim. Sehingga menjadi gambaran bagi kami,” ujar Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom.
Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Iwan Awaluddin Yusuf, S.I.P., M.Si., Ph.D. sedikit bercerita perjalanan dari Akreditasi C menuju Unggul yang secara organik dibangun bersama-sama. Tak hanya itu percobaan demi percobaan implementasi kurikulum dilakukan hingga menemukan formulasi yang efektif untuk mahasiswa.
Salah satunya terkait penempatan magang yang lebih efektif dilakukan setelah mahasiswa menyelesaikan skripsi. Penempatan ini dilakukan setelah ada evaluasi serta concern dari mahasiswa.
“Barangkali hal-hal seperti itu (evaluasi kurikulum) kami menyeimbangkan antara tuntutan eksternal seperti kurikulum Kampus Merdeka dan sebagainya denga napa yang bisa kami kontribusikan dengan style dan sumber daya kami, keunggulan-keunggulan kami yang justru membentuk Prodi,” jelasnya.
Setalah menjelaskan berbagai formulasi yang diterapkan, pertanyaan-pertanyan lain muncul khususnya mengenai International Program Communications (IPC) yang sejak 2018 resmi menerima mahasiwa dari dalam dan luar negeri.
Secara umum, IPC terbentuk karena adanya penerimaan mahasiswa asing. UII memiliki berbagai komponen beasiswa untuk mahasiswa asing, sehingga tak sedikit menerima mahasiswa yang harus menggunakan bahasa Inggris dalam proses pembelajaran.
“Ketika ada mahasiswa asing otomatis semua kebutuhan menggunakan bahasa Inggris. Kalau campur-campur mahasiswa internasional jadi tidak paham, sehingga itu menjadi komitmen kami bahwa jika ada satu mahasiswa asing jangan pernah menggunakan atau kurangi menggunakan bahasa Indonesia,” ujar Iwan Awaluddin Yusuf.
Dari sana IPC terbentuk, kini menjelang 5 tahun berjalan berbagai mobility international berjalan seperti exchange program ke Malaysia, Italia, Belanda, dan Jerman. Terakhir program unggulan yang menjadi branding IPC yakni Passage to ASEAN (P2A), program kolaborasi dengan universitas-universitas di ASEAN untuk melakukan projek bersama dengan berkeliling beberapa negara.
Dari Bekasi, rombongan UNISMA 45 diwakili oleh Winda Primasari, S.Hum., M.Si (Kaprodi Ilmu KOmunikasi), Tim Penjaminan Mutu yang diwakili Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom. dan Siti Khadijah, S.Sos., M.I.Kom. serta Miftakhudin, M.I.Kom. dan Saepudin, S.S., M.Soc., Sc. selaku dosen pendamping.
Sementara dari Prodi Ilmu Komunikasi UII juga hadir Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A. (Sekprodi Ilmu Komunikasi), Dian Dwi Anisa, S.Pd., M.A. (Satgas Penjaminan Mutu Prodi) dan Holy Rafika Dhona, S.I.Kom., M.A. (Kepala Nadim).