Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta-Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia menggelar Seminar Week pada Hari Jumat, 12 Januari 2017 di Ruang Audio Visual Lantai 2 Perpustakaan Pusat Universitas Islam Indonesia. Seminar ini digelar untuk mempersiapkan mahasiswa Ilmu Komunikasi UII dari angkatan 2015 dalam membuat proposal tugas akhir (skripsi atau projek komunikasi)mereka yang akan dilakukan ketika mengambil mata kuliah Manajemen Projek Ilmu Komunikasi di semester mendatang.

Kegiatan ini menghadirkan dosen Ilmu komunikasi UII untuk berbagi beberapa tips dan arahan terkait bagaimana membuat proposal penelitian yang baik dan benar. Tidak hanya itu saja, masing-masing dosen pun juga mempresentasikan fokus kajian bidang penelitiannya masing-masing yang akan atau telah dilakukan dan dibagi atas beberapa cluster. Melalui presentasi tersebut diharapkan mahasiswa bisa mengetahui ranah kajian ilmu komunikasi yang bisa diteliti dan juga mengetahui bayangan siapa sekiranya dosen yang tepat untuk berdiskusi sesuai tema yang akan diteliti oleh mahasiswa.

“Skripsi yang baik itu adalah skripsi yang diulis dan selesai,” ujar Anang Hermawan, selaku dosen Ilmu Komunikasi ketika memberikan semangat saat presntase di depan mahasiswa (12/01/18).

 

Penulis: Risky Wahyudi

Foto: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta-Komunitas Fotografi Prodi Ilmu Komunikasi UII, KLIK 18 menggelar workshop fotografi dengan mengundang pemateri dari fotografer profesional Stage Photography, Erwin Octavianto. Workshop ini merupakan rangkaian dari kegiatan KLIK18 Nduwe Gawe yang juga menyelenggarakan rangkaian kegiataan lainnya, seperti perayaan HUT KLIK18 ke 12, Peluncuran Photobook KLI18 dan pemilihan ketua KLIK 18 periode selanjutnya. Kegiatan ini digelar pada tanggal 6 Januari 2018 berlokasi di Kedai Ketik Jalan Nologaten, Yogyakarta.

Erwin dalam workshopnya mengangkat tema Fotografi Pertunjukan dan menunjukkan beberapa karya fotografinya. Ia menjelaskan bahwa dalam memotret pertunjukkan, perlunya memasukkan beberapa elemen tanda  yang bisa menunjukkan event apa yang sedang berlangsung. Selain itu juga ia berbagi pengalaman ketika menjadi official photographer dalam suatu event perlu sekiranya untuk memotret beberapa hal yang berkaitan dengan keperluan sponsor.

Berkaitan dengan etika memotret, Erwin memberikan nasihat untuk memperhatikan kenyamanan penonton pertunjukan. “Pertunjukan itu digelar untuk penonton dan bukan untuk tim dokumentasi. Jadi selaku fotografer jangan lupa untuk menghargai penonton saat proses pertunjukan sedang berlangsung,”ujarnya (06/01).

“Segala sesuatu itu butuh proses dan yang penting adalah tetap bisa menghasilkan foto yang  dan menyenangkan bagi mereka yang berada di lingkaran foto tersebut,”nasihat Erwin di depan audiens workshop tersebut.

 

Penulis: Risky Wahyudi

Foto: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta-Program Studi Ilmu Komunikasi  Universitas Islam Indonesia bersama Aliansi Jurnalis Independent menggelar  Diskusi Refleksi Akhir Tahun Media Massa dan Pelanggaran HAM di DIY. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 26 Oktober 2017 di ruang sidang lantai II Kampus UII Cik Ditiro No. 1 Yogyakarta.

Kegiatan tersebut turut menghadirkan  pembicara Masduki, dosen dan peneliti media di Prodi Ilmu Komunikasi UII dan juga Anang Zakaria yang merupakan Ketua AJI DIY. Selain itu juga kegiatan ini dimoderatori oleh Bambang Muryanto yang merupakan Dewan Etik AJI Indonesia.

Diskusi tersebut dihadiri oleh para jurnalis dan juga mengundang kalangan persma dari berbagai kampus yang ada di Yogyakarta. Dalam diskusi tersebut Masduki menyampaikan bahwa belakangan ini pelaku baru dalam kekerasan HAM terhadap wartawan jurnalis adalah pemilik media itu sendiri terhadap wartawannya.

“Ada begitu banyak wartawan yang tidak sadar bahwa dirinya sedang mengalami kekerasaan HAM. Hal itu dikarenakan kekerasan yang terjadi bersifat kekerasan simbolik,” Ungkap Masduki.

Selain itu juga Anang mengungkapkan bahwa secara umum kebebasan Pers di DIY cukup bagus tapi hanya secara permukaan saja. Karena menurut penelitian Dewan Pers di tahun 2017 jatuh terpuruk hingga di angka urutan ke sembilan.

“Mari masyarakat bersama-sama mengawasi kerja media. Masyarakat mempunyai hak untuk mengontrol media. Ada hak jawab dan hak koreksi  yang sebenarnya ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melihat media apakah sudah bekrja untuk kepentingan publik,” ujar  Anang.

 

Penulis: Risky Wahyudi

Foto: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta-Program Studi Ilmu Komunikasi  Universitas Islam Indonesia bersama Aliansi Jurnalis Independent menggelar  Diskusi Refleksi Akhir Tahun Media Massa dan Pelanggaran HAM di DIY. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 26 Oktober 2017 di ruang sidang lantai II Kampus UII Cik Ditiro No. 1 Yogyakarta.

Kegiatan tersebut turut menghadirkan  pembicara Masduki, dosen dan peneliti media di Prodi Ilmu Komunikasi UII dan juga Anang Zakaria yang merupakan Ketua AJI DIY. Selain itu juga kegiatan ini dimoderatori oleh Bambang Muryanto yang merupakan Dewan Etik AJI Indonesia.

Diskusi tersebut dihadiri oleh para jurnalis dan juga mengundang kalangan persma dari berbagai kampus yang ada di Yogyakarta. Dalam diskusi tersebut Masduki menyampaikan bahwa belakangan ini pelaku baru dalam kekerasan HAM terhadap wartawan jurnalis adalah pemilik media itu sendiri terhadap wartawannya.

“Ada begitu banyak wartawan yang tidak sadar bahwa dirinya sedang mengalami kekerasaan HAM. Hal itu dikarenakan kekerasan yang terjadi bersifat kekerasan simbolik,” Ungkap Masduki.

Selain itu juga Anang mengungkapkan bahwa secara umum kebebasan Pers di DIY cukup bagus tapi hanya secara permukaan saja. Karena menurut penelitian Dewan Pers di tahun 2017 jatuh terpuruk hingga di angka urutan ke sembilan.

“Mari masyarakat bersama-sama mengawasi kerja media. Masyarakat mempunyai hak untuk mengontrol media. Ada hak jawab dan hak koreksi  yang sebenarnya ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melihat media apakah sudah bekrja untuk kepentingan publik,” ujar  Anang.

 

Penulis: Risky Wahyudi

Foto: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta-Program Studi Ilmu Komunikasi  Universitas Islam Indonesia bersama Aliansi Jurnalis Independent menggelar  Diskusi Refleksi Akhir Tahun Media Massa dan Pelanggaran HAM di DIY. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 26 Oktober 2017 di ruang sidang lantai II Kampus UII Cik Ditiro No. 1 Yogyakarta.

Kegiatan tersebut turut menghadirkan  pembicara Masduki, dosen dan peneliti media di Prodi Ilmu Komunikasi UII dan juga Anang Zakaria yang merupakan Ketua AJI DIY. Selain itu juga kegiatan ini dimoderatori oleh Bambang Muryanto yang merupakan Dewan Etik AJI Indonesia.

Diskusi tersebut dihadiri oleh para jurnalis dan juga mengundang kalangan persma dari berbagai kampus yang ada di Yogyakarta. Dalam diskusi tersebut Masduki menyampaikan bahwa belakangan ini pelaku baru dalam kekerasan HAM terhadap wartawan jurnalis adalah pemilik media itu sendiri terhadap wartawannya.

“Ada begitu banyak wartawan yang tidak sadar bahwa dirinya sedang mengalami kekerasaan HAM. Hal itu dikarenakan kekerasan yang terjadi bersifat kekerasan simbolik,” Ungkap Masduki.

Selain itu juga Anang mengungkapkan bahwa secara umum kebebasan Pers di DIY cukup bagus tapi hanya secara permukaan saja. Karena menurut penelitian Dewan Pers di tahun 2017 jatuh terpuruk hingga di angka urutan ke sembilan.

“Mari masyarakat bersama-sama mengawasi kerja media. Masyarakat mempunyai hak untuk mengontrol media. Ada hak jawab dan hak koreksi  yang sebenarnya ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melihat media apakah sudah bekrja untuk kepentingan publik,” ujar  Anang.

 

Penulis: Risky Wahyudi

Foto: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Download Disini

Reading Time: < 1 minute

Festival Film Pelajar kembali digelar untuk kedelapan kalinya di Pondok Pemuda Ambarbinangun Yogyakarta, Bantul. Kegiatan FFPJ#8 ini berlangsung dari tanggal  16-17 Desember 2017. Terdapat ratusan siswa yang terdiri tingkatan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas dari berbagai daerah di Indonesia. Rangkaian dari FFPJ#8 juga diisi dengan beberapa kegiatan seperti Seminar Nasional, Kelas Pendidik, Kelas Seni & Kreativitas, Screening Film dan beberapa kegatan lainnya yang produktif. Terdapat 13 penghargaan yang diberikan untuk kategori film fiksi dan dokumenter dari tingkatan Sekolah dasar hingga Sekolah Menengah Atas.

Kaprodi Ilmu Komunikasi UII, Muzayin Nazaruddin, mengungkapkan bahwa festival film yang ideal itu adalah festival yang menjadi tempat bertemunya filmmaker dan berkembang, dalam hal ini konteksnya pelajar yang suka memproduksi film (16/12). “Harapannya kemudian FFPJ bias menjadi sebuah pergerakan sosial. Dimana film bukan hanya untuk sekedar film, tetapi film untuk perubahan sosial yang lebih besar.

Penanggungjawab FFPJ, Tomi Taslim juga berpesan bahwa siapa pun yang ikut terlibat dapat menoba memahami bahwa festival ini merupakan proses pembelajaran untuk berapresiasi secara kritis, berliterasi untuk kritis dan film merupakan saranya untuk itu. “Harapannya ke depan semoga FFPJ tetap istiqomah dan memegang teguh nilai-nilai yang dipegang yang mewarnai aktivitas festival, seperti misalkan nilai kemandirian,” ujar Tomi (16/12).

 

Penulis: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Silahkan Download

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta- Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia kembali menggelar Communication Artcademic  Festival 2017 setelah sukses menggelar sebelumnya di tahun 2015. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini Comart Fest 2017  kembali lagi digelar di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Terdapat beberapa rangkaian kegiatan seperti Art Exhibition, National Competition, Public Discussion, Art Performance, Bazaar dan Awarding Night yang berlangsung dari tanggal 14-16 Desember 2017 dari jam 08:00-22:00 WIB.

Mengusung tema Do It Your Self, Commart Fest 2017  menyajikan atmosfer bagaimana kuliah di dunia komunikasi khususnya di Prodi Ilmu Komunikasi UII. Hal tersebut terlihat pada rangkaian acara Art Exhibition yang turut melibatkan karya dari mahasiswa, dosen, dan staf dari prodi Ilmu Komunikasi UII berupa foto, film, instalasi dan beberapa karya akademik lainnya. Tidak hanya itu saja, euphoria dunia komunikasi pun juga dituangkan melalui  Public Discusion.  Mengundang Eddie Cahyono (Film Director), Bimo Pradityo (Photographer), Nanang Rakhmad Hidayat ‘Nanang Garuda’ (ISI Lecture), dan Agus Yulianto (ISI Lecture) sebagai pemantik diskusi untuk barbagi wawasan.

Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UII, Muzayin Nazaruddin, mengungkapkan bahwa Commart Fest 2017 ini sengaja dilaksanakan di luar kampus dengan pertimbangan cangkupan audien yang lebih luas (14/11/2017). “Harapannya semoga event ini mampu meningkatkan kualitas karya mahasiswa dan bisa menjadi media untuk memamerkan karya ke publik Jogja,” papar Muzayin.

Penulis: Risky Wahyudi

Foto: Tim PDD Commart Fest 2017

Reading Time: < 1 minute