Kabar duka
Reading Time: 3 minutes

Berpulangnya Prof Muhammad Alwi Dahlan menjadi kabar duka bagi seluruh civitas akademik Indonesia termasuk kolega Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia. Sosok yang dijuluki Bapak Komunikasi Indonesia itu meninggal pada Rabu, 20 Maret 2024.

Meninggal di usia 90 tahun, sosok yang dikenal sebagai tokoh politik sekaligus pakar ilmu komunikasi itu tercatat menjabat sebagai Menteri Penerangan era Presiden Soeharto. Sementara dalam kepakaran Ilmu Komunikasi, Prof Alwi Dahlan menyelesaiakan studi master di Standford University tahun 1962 dan 1967 meraih gelar doktor di Illinois University, Amerika.

Raihan gelar doktor saat itu menempatkan beliau menjadi orang pertama bergelar doktor Ilmu Komunikasi, hal ini membuatnya dijuluki sebagai Guru Besar bidang Komunikasi Massa.

Melansir dari berbagai sumber beliau tercatat menjadi aktivis di berbagai organisasi sosial serta tergabung dalam organisasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, HIPIIS (Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial), serta PERHUMAS (perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia).

Perannya untuk prodi Ilmu Komunikasi UII dan Indonesia

Prof Alwi Dahlan juga turut menjadi tokoh berpengaruh dalam perkembangan Program Studi Ilmu Komunikasi UII. Hal ini dikisahkan oleh Prof Masduki dan Kaprodi Ilmu Komunikasi UII yakni Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D.

Bagi Prof Masduki, kepergian Bapak Komunikasi Indonesia meninggalkan pelajaran berharga bagi akademisi di Indonesia terutama bidang Ilmu Komunikasi.

“Atas nama pribadi dan Prodi Ilmu Komunikasi UII menyampaikan duka cita mendalam karena almarhum bisa dikatakan sebagai salah satu tokoh yang berkontribusi dalam pendirian dan pengembangan prodi Ilmu Komunikasi UII. Kita sangat kehilangan sosok yang nyaris sempurna untuk menjadi role model dalam karier dan peta jalan yang harus ditempuh oleh para akademisi komunikasi di Indonesia,” ujar Prof Masduki.

Pada awal pendirian Prodi Ilmu Komunikasi UII, Prof Alwi Dahlan turut memberikan sumbangsih pemikiran-pemikiran yang progresif terlebih pada bidang kajian manajemen media kala itu. Tercatat pada tahun 2009 beliau menjadi narasumber kegiatan rutin yang dilakukan Prodi Ilmu Komunikasi bertajuk “SiNAMA”.

“Waktu itu Prodi Ilmu Komunikasi UII menyelenggarakan simposium kajian-kajian manajemen media di Indonesia. Salah satu ciri khas Prodi Ilmu Komunikasi di awal masa berdirinya adalah konstentrasi manajemen media sebagai keunggulan. Untuk membuktikan keunggulan itu, kita didukung oleh para praktisi di bidang manajemen media, seperti almarhum Pak Amir Effendi Siregar dan juga Pak Alwi Dahlan. Beliau membantu menjadi pembicara dari forum-forum yang diadakan Prodi Ilmu Komunikasi di awal berdiri, salah satunya SiNAMA itu. Selain sebagai narasumber, beliau juga bersedia memberikan sumbangsih saran untuk pengembangan Prodi Ilmu Komunikasi. Beliau juga rekan dekat Pak Amir Effendi Siregar, salah satu pendiri Prodi Ilmu Komunikasi UII. Saat itu saya baru selesai S2 dari Univeritas Indonesia sehingga cukup dekat dengan Pak Alwi Dahlan yang telah mengajar saya langsung selama dua semester,” terang Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D.

Menempuh studi di Amerika, menjadikan pengembangan Prof Alwi Dahlan bidang Ilmu Komunikasi menjadi kiblat kajian komunikasi di Indonesia.

“Ada tiga hal yang bisa kita lihat istilahnya Bapak Ilmu Komunikasi Indonesia terutama yang menganut mazhab Amerika karena pendidikan S3 beliau di Amerika dan kembali ke Indonesia kemudian pengembangan-pengembangan kajian Komunikasi, khususnya di UI sehingga menjadi kiblat kajian komunikasi di Indonesia, maka otomatis dia yang mempengaruhi mayoritas penyelenggaraan akademik Ilmu Komunikasi di seluruh Indonesia,” jelas Prof Masduki.

Hal menarik lainnya, selain menjadi akademisi pihaknya juga terjun pada politik pemerintahan. Posisi strategis ini membuatnya berperan sebagai pengambil keputusan dalam suatu kebijakan.

Soal gaya mengajarnya juga patut dikagumi, pribadinya yang rendah diri dan humble membuat para proses pengajaran yang efektif.

“Kita belajar banyak gaya beliau mengajar, intensitas dalam mengembangkan ilmu beliau juga orang yang sangat peduli dengan para mahasiswanya baik yang ada di Jakarta maupun di kota-kota lain. Khususnya Prodi Ilmu Komunikasi adalah orang yang hadir di beberapa kegiatan konferensi manajemen media, kemudian kuliah umum. Guru yang humble, yang consent dengan mahasiswa yang hari ini sulit menemukan pengganti beliau,” ungkapnya.

Hal ini juga dibenarkan oleh Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., yang berkesempatan menjadi mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di UI. Baginya pengalaman yang dilalui Prof Alwi Dahlan dalam berbagai lintas zaman memberikan banyak perspektif.

Ditambah kajian komunikasi bermazhab Amerika atau positivistik memiliki pendekatan determinisme teknologi yang sangat kuat membuatnya tidak gaptek dengan perkembangan teknologi.

“Yang membuat saya merasa beruntung pernah diajar langsung karena saya melihat sendiri keunikan Pak Alwi beliau sangat update dengan perkembangan teknologi komunikasi, bahkan pemahamannya tentang perspektif teoretik perkembangan teknologi dalam Ilmu Komunikasi melampaui anak-anak muda. Biasanya kalau senior dianggap gaptek, beliau sangat maju dalam hal teknologi komunikasi,” jelasnya.

“Uniknya, beliau banyak mengoreksi tugas-tugas kuliah kami dan memberikan feedback secara langsung. Saya merasa kehilangan salah satu tokoh yang saya kagumi karena dedikasinya yang luar biasa,” tambahnya.

Profil Prof Muhammad Alwi Dahlan

Nama: Muhammad Alwi Dahlan

Tempat tanggal lahir: Padang, 15 Mei 1933

Pendidikan:

  1. SR Adabiah 1 Padang (1946)
  2. SMP Bukittinggi (1950)
  3. Fakultas Ekonomi UI Jakarta (Tidak selesai, 1958)
  4. American University, (Gelar Sarjana, 1961)
  5. Stanford University, (Gelas Master 1962)
  6. Illionis University, (Gelar Doktor 1967)

Karier:

  1. Menteri Penerangan
  2. Asisten Menteri Negara bidang Keserasian Kependudukan, Lingkungan, dan Kependudukan
  3. Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
  4. Penulis Skenario

Beliau tercatat tak menyelesaikan studi sarjanananya di UI, hingga akhirnya pindah ke Amerika untuk menyelesaikan studi bidang Jurnalistik di American University pada tahun 1961.

Selain bidang Ilmu Komunikasi, ia juga aktif dalam pembuatan skenario film, salah satu karyanya adalah Harimau Tjampa, Tiga Dara, dan banyak lainnya. Tak hanya menulis untuk scenario film, karya buku anak berjudul Pistol Si Mancil dan Jenderal Kancil juga membawanya dikenal sebagai pengarang legendaris.

 

 

Karya kreatif
Reading Time: 2 minutes

Salah satu karya kreatif yang diproduksi dosen dan staf Prodi Ilmu Komunikasi UII terpilih dalam Program Akuisisi Pengetahuan Lokal Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) periode 1 tahun 2024. Karya kreatif ini berupa video dokumenter berjudul “Sweat Dripping in the Ripples of the Rivers : Peluh yang menetes di riak-riak sungai”.

Film dokumenter ini merupakan kisah seorang perempuan nelayan di Tambak Polo, Kabupaten Demak, Jawa Tengah yang berjuang untuk pemenuhan ekonomi keluarga. Menariknya, sosok nelayan perempuan dalam kisah ini tidak hanya bergulat dengan profesinya saja namun upayanya melestarikan lingkungan menjadi bentuk kepedulian untuk keberlangsungan ekosistem perairan di Demak.

Salah satu bentuk pelestarian lingkungan yang dilakukan sosok nelayan perempuan bernama Umro ini adalah menangkap kepiting, udang dan ikan dengan cara konvensional yang tak mengganggu ekosistem. Ia menggunakan bubu sebagai alat untuk mencari kepiting, dan perahu tak bermesin untuk memasang dan mengambil bubu. Penggunaan alat ini tidak merusak bibit-bibit kepiting dan ikan yang masih kecil.

“Video ini bercerita tentang perjuangan nelayan perempuan di Demak dalam mencari nafkah untuk perekonomian keluarga. Video ini sekaligus menunjukkan kepedulian lingkungan dengan cara dia (nelayan perempuan) mencari ikan dengan alat ramah lingkungan atau bubu,” ujar Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom,.

Kisah ini penting untuk diketahui oleh publik secara luas, kerja-kerja yang dilakukan perempuan nelayan kerap tak terdengar. Awalnya para perempuan nelayan ini berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan kesetaraan sebagai nelayan. Kini mereka bisa menunjukkan eksistensinya sebagai perempuan nelayan yang tangguh.

“Nelayan perempuan dari Tambak Polo Demak, disana awalnya perempuan nelayan belum mendapat identitas sebagai nelayan di KTP, sehingga mereka tidak mendapatkan hak yang sama dari pemerintah berupa bantuan untuk nelayan. Mereka terus berjuang demi kesetaraan sampai akhirnya mendapat pengakuan atas profesi nelayan di KTP,” tambahnya.

Salah satu staf Laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi UII yang turut menjadi kru dalam produksi film tersebut yakni Rizka Aulia Ramadhani menyebut jika perempuan dalam film ini mewakili sosok perempuan-perempuan di Indonesia yang memiliki kekuatan besar meski dalam tekanan hidup yang tinggi. Bu Umro adalah sosok istri yang mengambil alih peran kepala keluarga lantaran suaminya sakit dalam beberapa kurun waktu terakhir.

Dalam proses produksinya, Rizka menjelaskan jika semua kru mengikuti serangkaian kegiatan Bu Umro dari bangun tidur hingga tidur lagi. Semua kru tinggal di sana dengan tujuan riset mendalam dan mendapat hasil yang orisinil.

“Perempuan memiliki kekuatan yang lebih super dibanding yang kita kira, dengan tekanan hidup bu Umro mampu menjalaninya. Bangun pagi buta menerjang rawa-rawa. Karena ini dokumenter kita benar-benar mengikuti dari beliau bangun tidur hingga tidur lagi live in, kita juga ikut nyemplung ke rawa-rawa demi mendapatkan potret yang nyata,” ujar Rizka.

Sebagai informasi Program Akuisisi Pengetahuan Lokal merupakan kegiatan yang dilakukan BRIN untuk mendapatkan dan mendokumentasikan berbagai konten pengetahuan lokal dalam bentuk buku dan audiovisual. Karya-karya yang terpilih akan disebarluaskan dan menjadi sumber literasi yang terbuka untuk diakses dan dimanfaatkan masyarakat.

Penghargaan ini bukanlah yang pertama bagi Tim Karya Kreatif Prodi Ilmu Komunikasi, tahun 2022 lalu pihaknya juga meraih penghargaan yang sama. Karyanya yang berjudul “Orchidaceae” berhasil masuk pada Program Akuisisi Pengetahuan Lokal periode ketiga tahun 2022.

Masih dengan isu lingkungan dan pelestarian alam, Orchidaceae merupakan video dokumenter tentang kisah perjuangan Pak Musimin yang melestarikan ratusan spesies anggrek endemik Merapi, salah satunya Anggrek Vanda Tricolor.

Gorengan
Reading Time: 2 minutes

Gorengan menjadi menu favorit masyarakat Indonesia saat berbuka puasa di bulan Ramadan. Survei terbaru tahun 2024 yang dilakukan oleh Populix menunjukkan 74% responden muslim Indonesia memilih makanan berbahan tepung yang digoreng garing tersebut.

Cita rasa yang lezat dari gorengan membuat lidah tak rela menolaknya. Secara umum ada dua cita rasa gorengan, yakni manis dan gurih asin. Salah satu gorengan yang populer adalah pisang goreng dengan cita rasa manis serta tahu isi dan mendoan atau tempe goreng dengan sensasi gurih asin. Keduanya tak akan absen pada menu buka puasa masyarakat Indonesia.

Makanan ini akan sangat mudah ditemukan di berbagai area, saat bulan Ramadan banyak kita temui pedagang gorengan di pinggir jalan dengan gerobak-gerobak yang cukup khas hingga pasar Ramadan.

Cara mengolah gorengan yang cenderung mudah juga menjadi alasan masyarakat Indonesia kerap mengkonsumsi makanan ini. Menurut survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC), saat pandemi Covid-19 dan dilakukan pembatasan untuk keluar rumah gorengan adalah menu takjil yang paling sering dimasak di rumah.

Penasaran dengan fakta-fakta unik seputar gorengan, berikut deretan informasi yang telah dirangkum dari Databoks Katadata dari tahun ke tahun.

Fakta Unik Gorengan

  1. Camilan Gorengan Terbaik Dunia

Salah satu gorengan yang dinobatkan sebagai camilan terbaik dunia adalah pisang goreng. Camilan ini dinobatkan sebagi Best Deep Fried Desserts menurut situs panduan wisata dan kuliner, Taste Atlas. Pisang goreng meraih nilai 4,6 poin dari 5 poin, capaian tersebut mengungguli bomboloni asal Italia dan churros dari Spanyol.

  1. Junkfood Favorit

Gorengan termasuk dalam kategori junk food, artinya nilai gizi sangat minim. Dari deretan junk food yang ada di Indonesia seperti mie instan, burger, piza, dan lainnya gorengan menempati posisi teratas yang paling digemari. Sebanyak 45,7% responden memilih gorengan dibanding junk food lainnya meskipun sebagian besar responden mengetahui dampak buruknya bagi kesehatan.

  1. Seafood Terenak Kategori Taste Atlas

Selain pisang goreng, ada makanan laut olahan aatau seafood terenak di dunia dari Indonesia. Makanan itu adalah Pempek Palembang, kuliner yang dimasak dengan cara digoreng ini masuk daftar 10 besar seafood dengan nilai 4,7 poin dari 5 poin dan mengalahkan sushi dari Jepang dan fritto misto dari Italia.

  1. Bertahan Menjadi Menu Favorit Buka Puasa

Gorengan telah bertahan menjadi menu favorit buka puasa selama bulan Ramadan. Terbukti dari survei yang dilakukan Populix tahun 2024, 2023, dan 2022. Presentasenya selalu di atas 70%, bahkan gorengan selalu dipilih baik saat berburu takjil di pasar Ramadan maupun masak sendiri di rumah.

  1. Gorengan Bukan Asli Indonesia

Ternyata, gorengan bukanlah olahan asli Indonesia. Melansir dari laman Historia id, Prasasti Rukam yang ditemukan di Temanggung menunjukkan jika makanan di Indonesia diolah dengan cara diasinkan dan dipanggang. Begitupun dengan prasasti dari masa Jawa Kuno maupun Bali Kuno yang mencatat jika masyarakat Indonesia mengolah makanan dengan cara dikeringkan, diasinkan, diasap, direbus, dan dikukus.

Goreng menggoreng merupakan metode pengolahan yang diperkenalkan oleh orang Tionghoa. Ada beberapa teknik menggoreng yakni jian chao dan zha.

Zha merupakan teknik menggoreng dengan mencelupkan makanan ke genangan minyak panas dan membutuhkan penggorengan yang cukup dalam. Sementara jian chao atau tumisan dilakukan dengan sedikit minyak goreng panas di atas api dengan mengaduk cepat.

Meski demikian gorengan nyatanya tak cukup baik untuk kesehatan, kalori yang cukup tinggi memicu berbagai penyakit yang mematikan seperti jantung, diabetes, hingga obesitas. Dalam laman Kemenkes RI menyebut jika kandungan gizi makanan yang digoreng akan jauh berkurang.

“Makanan yang dilapisi dengan tepung dan digoreng memiliki kandungan kalori yang tinggi. Proses menggoreng dapat mengurangi nilai gizi pada bahan utama karena akan menambah kalori dan kandungan lemak,” tulis Kemenkes RI.

Walaupun menawarkan cita rasa yang lezat konsumsi gorengan harus dibatasi ya Comms, kira-kira buka puasa nanti menu apa yang dipilih? Semangat menjalankan ibadah puasa Ramadan.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Palestina
Reading Time: 3 minutes

Umat muslim di seluruh dunia tengah bersuka cita menyambut bulan suci Ramadan, banyak perayaan dilakukan hingga menulis daftar makanan yang akan disantap untuk membatalkan puasa saat adzan maghrib berkumandang. Namun bagaimana dengan kondisi masyarakat Palestina, selain menahan rasa lapar tentu mereka berada dalam bayang-bayang bom yang diledakkan tantara Israel secara tiba-tiba.

Pilunya Ramadan tak terjadi pada tahun 2024 saja, menurut data yang dihimpun oleh Kompas jumlah korban luka dan meninggal masyarakat Palestina saat bulan Ramadan dari tahun 2019 hingga 2023 mencapai 6.891 yang terdiri 31 korban meninggal dan sisanya luka-luka. (Lokasi mencakup Tepi Barat dan jalur Gaza)

Masyarakat Palestina telah memulai ibadah puasa Ramadan pada 11 Maret, namun gencatan senjata yang dilakukan Israel tak ada tanda-tanda untuk berhenti. Selain itu kelaparan menjadi kondisi yang tak terelakan.

Menurut dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Dr. Herman Felani, S.S., M.A., menyebut kondisi darurat berdampak besar terhadap anak-anak dan bayi yang baru lahir.

“Laporan UNICEF menunjukkan memang anak-anak Palestina terutama yang sangat terdampak dari agresi penjajah Israel. Lebih dari 13 ribu anak anak Palestina syahid karena agresi penjajah Israel dan 2 dari 3 anak Palestina mengalami malnutrisi dan kelaparan. Bahkan, bayi-bayi sudah tidak mampu lagi menangis karena tidak punya energi,” ujarnya.

Berdasarkan kondisi yang dilaporkan oleh AP News, salat dilakukan di tengah puing-puing bangunan yang hancur. Meski demikan ada perayaan yang cukup pilu, di tenda-tenda yang sesak Nampak lampu-lampu digantung sebagai dekorasi. Tak hanya itu Gedung sekolah yang menjadi penampungan disulap menjadi venue pertunjukan anak-anak untuk merayakan Ramadan, mereka menari dan menyemprotkan busa, sementara yang lainnya menyanyai.

Sebanyak 30.000 masyarakat Palestina meninggal selama lima bulan terakhir atas tragedi genosida ini. Sementara kondisi semkain sulit karena tidak tersedianya makanan. Bantuan makanan kaleng sangat sedikit, jika membeli harganya tak mampu dijangkau.

“Anda tidak melihat seorang pun dengan kegembiraan di mata mereka,” kata Sabah al-Hendi, yang berbelanja makanan pada Ahad di kota Rafah, bagian selatan. “Setiap keluarga sedih. Setiap keluarga memiliki seorang martir.” Ujarnya dikutip dari AP News.

Seorang martir adalah seseoramg yang sangat berani dan rela berjuang hingga mati demi membela iman kepercayaanya.

Dari upaya berbagai negara yang mendesak untuk menyudahi kejahatan manusia tersebut menjelang hari raya, Perdana Menteri Israel yakni Benjamin Netanyahu tetap bersumpah untuk melanjutkan serangan hingga mencapai kemenangan total. Bahkan pada awal Ramadan pemimpin Hamas telah dibunuh dan terus menargetkan pembunuhan lainnya.

“Tiga, dua, dan satu sedang dalam perjalanan. Mereka semua adalah orang yang sudah mati. Kami akan menjangkau mereka semua,” tambahnya.

Jika Ramadan Tidak Dibawah Genosida

Eman Alhaj Ali, seorang jurnalis yang tinggal di Gaza dalam laman Aljazeera menuliskan kisah Ramadan di Palestina. Jika kali ini ibadah dipenuhi rasa haru dan duka, mereka merindukan momen-momen hangat tanpa gencatan senjata.

Masyarakat Palestina akan menyambut bulan ramadan dengan belanja beberapa minggu sebelumnya. Tempat favorit adalah Kota Tua dan Al Zawiya sebuah pasar tradisional. Mereka akan membeli makanan khas Ramadan acar asam, kurma terbaik, buah zaitun yang lezat, rempah-rempah yang memenuhi udara dengan aromanya, timi, pasta aprikot kering untuk membuat minuman qamar al-din, buah-buahan kering, dan berbagai jenis jus, dengan khoroub (carob) yang paling populer.

Sama halnya dengan masyarakat Indonesia, Eman menyebut jika mereka akan membeli baju baru dan mukena yang tengah tren di pasaran. Di rumah-rumah akan ada dekorasi dengan tulisan “hallou ya hallou, Ramadan Kareem ya hallou” yang artinya “sayang, sayang, Ramadan Kareem, sayang”.

Malam-malam Ramadan akan begitu menyenangkan anak-anak ramai bermain di jalan setelah salat tarawih dan menyalakan kembang api. Sementara keluarga besar akan berkumpul di rumah untuk menonton tayangan spesial Ramadan. Mereka juga akan mengisi waktu dengan banyak beribadah di siang hari, anak-anak dan orang dewasa melakukan hafalan, kakek dan nenek menceritakan kisah nabi kepada anak cucunya, dan ramai-ramai ke masjid untuk membaca ayat Al’Quran.

Menjelang buka puasa, berbagai hidangan disajikan ada yang memasak maqlouba (hidangan daging dengan nasi dan sayuran), ada pula yang memasak musakhan (hidangan ayam), dan ada pula yang memasak mulukhiya (sup). Selanjutnya mereka akan saling berbagi makanan dengan para tetangga. Tak lupa para ibu menyiapkan qatayf, makanan penutup populer yang hanya dibuat selama bulan suci.

Tapi apa yang terjadi saat ini, masyarakat Palestina semakin terpuruk. Meski mereka tengah khidmat beribadah tak ada tanda penghentian genosida. Ditambah negara-negara besar tak berbuat banyak atas hal ini.

“Meskipun PBB dan lembaga dunia lainnya mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata, Israel tetap akan melancarkan serangan ke Gaza dan bahkan ke wilayah Rafah yang merupakan kantong pengungsi sipil Palestina.  Negara-negara besar seperti Amerika dan Inggris bermain di dua kaki dengan mendorong gencatan senjata tapi juga menyediakan senjata untuk Israel. Harapan hanya ada jika semua negara betul-betul bersatu atas nama kemanusiaan memberi sanksi pada Israel secara politik, ekonomi dan diplomasi,” tandas Dr. Herman Felani, S.S., M.A.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Televisi
Reading Time: 2 minutes

Menunggu waktu buka puasa masyarakat Indonesia kerap mengisinya dengan berbagai kegiatan. Ada yang mengisinya dengan beribadah, memasak, jalan-jalan mencari takjil, hingga berdiam diri di rumah sambil menikmati berbagai tontonan spesial Ramadan.

Meski banyak media yang dapat diakses, ternyata televisi menjadi platform favorit yang dipilih masyarakat Indonesia untuk menemani buka puasa. Data yang publikasikan oleh Katadata Insight Center (KIC) presentasenya mencapai 47,1%.

Presentase tersebut mengalahkan YouTube yang menempati posisi kedua yakni 27%, disusul Radio dengan presentase 6%, layanan streaming berbayar seperti Netflix atau Disney+ sebesar 5,5%, dan terakhir Spotify sebanyak 1%, sementara 13,4% lainnya tak menyebutkan.

Data tersebut merujuk pada responden di Pulau Jawa (selain Jakarta) 63,8%, Jakarta 15,7%, Sumatra 10,4%, dan Sulawei, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua di rentang 0,3% hingga 4,3%. Data diambil pada 24-31 Maret 2023 dengan metode computer web interviewing (CAWI) dengan margin of error 4% dan tingkat kepercayaab 95%.

Tayangan TV Masih jadi Favorit di Bulan Ramadan

Hampir seluruh stasiun televisi memproduksi tayangan spesial di bulan Ramadan. Perayaan Ramadan semakin terasa dengan tagline yang ditayangkan secara berkala, sebut saja Indosiar yang mengusung “Ramadan Penuh Berkah” dan RCTI mengusung tagline “Keberkahan Ramadan”.

Dominasi tagline tersebut membuat para penonton begitu dekat dan merasa terbawa dengan suasana Ramadan. Selain itu, televisi sebagai media informasi memiliki sifat yang bisa dinikmati sembari melakukan aktivitas lainnya. Hal tersebut diungkap oleh dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A. dalam risetnya ditemukan bahwa ibu-ibu rumah tangga tetap menyalakan televisi sembari melakukan aktivitas rumah tangga.

Dalam konteks tayangan spesial Ramadan, beberapa program tetap mampu diakses secara audio sembari melakukan kegiatan buka puasa. Dengan tayangan bertema Ramadan akan menambah kehangatan bulan suci.

“Televisi media yang bisa dilakukan dengan multitasking, bisa dinikmati audio visual maupun audio saja. Dalam tayangan spesial Ramadan kemungkinan orang-orang yang sedang buka puasa menikmati tayangan spesial Ramadan lebih ke audio,” ujarnya.

“Sementara kalau YouTube itu kan lebih harus kita manage sendiri,” tambahnya.

Dominasi Tayangan Ramadan di Televisi

Dominasi tayangan spesial Ramadan selama sebulan tak luput dari pantauan Majelis Ulama Indonesia. Melansir dari laman Antara, Ketua Infokom MUI, Mabroer menyebutkan jika tayangan televisi spesial Ramadan harus memberikan spirit dan pesan moral agama yang mencerahkan.

“Semua program televisi yang tayang pada bulan suci Ramadhan ini harus memberikan spirit dan juga pesan moral agama yang sifatnya mencerahkan. Dari yang belum tahu menjadi tahu, yang sudah tahu menjadi semakin kuat pengetahuannya,” ujarnya pada laman Antara.

Pemantauan ini telah dilakukan MUI sejak tahun 2005, pihaknya memantau dan memberikan catatan bagi stasiun televisi yang tak menunjukkan pesan pencerahan.

Dengan dominasi tayangan spesial Ramadan ini membuat jumlah penonton sepanjang bulan suci selalu meningkat. Tercatat survei Nielsen yang menunjukkan rata-rata Angka TV Rating (ATR) kenaikan tahun 2019 mencapai 13,4%, 2020 naik 14,6%, dan tahun 2021 mencapai 11,8%.

Menurut MUI, televisi memiliki peran sebagai agen perubahan sehingga sangat penting untuk dilakukan pengawasan.

“Televisi merupakan agen perubahan, baik itu prilaku, pemahaman maupun peradaban. Televisi sangat penting untuk kita awasi bersama. Jika penayangan televisi tidak dilakukan pemantauan, maka ditakutkan ke depannya peradaban akan sulit untuk dikendalikan,” tandasnya.

 

Penulis: Meigitaria Sanit

sikat gigi
Reading Time: 2 minutes

Salah satu kondisi yang membuat kita tidak percaya diri adalah bau mulut. Hal ini bisa diatasi dengan menyikat gigi ataupun mengkonsumsi permen penyegar nafas yang beredar di pasaran. Namun ketika sedang puasa apa yang bisa dilakukan, apakah boleh menyikat gigi?

Melansir dari laman Kemenkes, bau mulut yang kita alami selama puasa terjadi karena beberapa hal, pertama karena makanan yang kita konsumsi saat santap sahur yang cenderung memiliki bau menyengat. Hal tersebut memicu bakteri berkembang biak dengan cepat. Kedua, bau mulut juga bisa dipicu oleh kondisi tubuh, seperti penderita diabetes dan maag.

Saat menjalankan ibadah puasa umat muslim dianjurkan menghindari material dari luar masuk ke dalam tubuh bagian manapun, termasuk air saat kita berkumur dan sikat gigi. Ketika kita melakukan aktivitas tersebut tentu akan ada kemungkinan air masuk ke dalam mulut. Apakah selama puasa kita dilarang melakukan aktivitas tersebut?

Terkait boleh tidaknya berkumur sikat gigi saat puasa telah disampaikan oleh Syekh Muhamad Nawai Al Batani dalam Nihayatuz Zain. Dilansir dari laman NU Online, berikut penjelasannya:

ومكروهات الصوم ثلاثة عشر: أن يستاك بعد الزوال
Artinya: “Hal yang makruh dalam puasa ada tiga belas. Salah satunya bersiwak setelah zhuhur,” (Nihayatuz fi Irsyadil Mubtadi’in)

Selain itu penjelasan dari Imam Nawawi menyebut jika tetap ingin melakukan aktivitas sikat gigi perlu dilakukan secara hati-hati. Hal ini dilakukan agar aiar, pasta gigi, bahkan bulu dari sikat gigi tidak masuk ke tenggorokan. Meski tanpa sengaja hal tersebut akan membatalkan puasa.

‎ لو استاك بسواك رطب فانفصل من رطوبته أو خشبه المتشعب شئ وابتلعه افطر بلا خلاف صرح به الفورانى وغيره

Artinya: Jika ada orang yang memakai siwak basah. Kemudian airnya pisah dari siwak yang ia gunakan, atau cabang-cabang (bulu-bulu) kayunya itu lepas kemudian tertelan, maka puasanya batal tanpa ada perbedaan pendapat ulaman. Demikian dijelaskan oleh al-Faurani dan lainnya. (Abi Zakriya Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’, Maktabah al-Irsyad, Jeddah, juz 6, halaman 343)

Sementara dengan aturan yang jelas tersebut, solusi yang ditawarkan oleh ulama adalah menggosok gigi sebelum imsak, sementara jika sudah siang disarankan menggosok gigi dengan kayu siwak.

Untuk berkumur saat puasa anjurannya tidak berlebihan (al mubalaghah). Berlebihan yang dimaksud adalah terlalu kencang dan banyak karena kekhawatiran air akan tertelan.

Tips Mengurangi Bau Mulut saat Puasa

Selain menyikat gigi usai santap sahur, ada beberapa cara yang bis akita lakukan untuk mengurangi bau mulut selama menjalankan ibadah puasa. Berikut ada beberapa tips yang disarankan dilansir dari laman Kemenkes:

  1. Usahakan minum cukup, total konsumsi air saat sahur dan buka puasa minimal 2-3 liter.
  2. Membersihkan mulut secara sempurna, menyikat gigi serta menggosok lidah. Selain itu gunakan obat kumur agar mulut bersih secara maksimal.
  3. Menghindari makanan yang berbau tajam.
  4. Tidak merokok saat buka maupun sahur.
  5. Tidak tidur berlama-lama selama menjalankan ibadah puasa, hal ini merupakan pemicu bau mulut yang sering terjadi.

Itulah informasi seputar sikat gigi saat menjalankan ibadah puasa serta beberapa tips yang bisa diterapkan. Yuk Comms lakukan beberapa tips tersebut agar tetap percaya diri sepanjang menjalankan ibadah puasa tanpa khawatir bau mulut.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

PILMAPRES
Reading Time: 2 minutes

Perwakilan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi raih skor tertinggi pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII 2024.

Ada tiga nama mahasiswa yang mewakili Prodi Ilmu Komunikasi yakni Fahrur Rozi angkatan 2021, Nandita Faiza angkatan 2022, dan Rahmanisa Amani angkatan 2021. Dari ketiga nama tersebut, Fahrur Rozi berhasil menempati posisi teratas dengan skor 378,345, Nandita Faiza posisi keenam dengan skor 211,685, dan posisi kesepuluh Rahmanisa Amani dengan skor 95,500.

Pada proses pemilihan mahasiswa berprestasi beberapa tahapan, para finalis telah melakukan seleksi administrasi, capaian unggulan yang berisi prestasi nasional dan internasional, membuat video presentasi berbahasa Inggris, presentasi gagasan kreatif atau produk kreatif, dan terakhir wawancara verifikasi.

Menariknya pada PILMAPRES kali ini Fahrur Rozi dari Prodi Ilmu Komunikasi merupakan juara bertahan. Sebelumnya ia telah meraih peringkat pertama tingkat FPSB, dan peringkat ketiga tingkat universitas. Belajar dari pengalaman, Rozi menyebut telah memperbaiki beberpa kekurangannya tahun lalu.

“Karena tahun lalu saya sudah mengikuti rangkaian pilmapres, jadi kebanyakan persiapan saya ambil lagi dari tahun lalu. Beberapa perbaikan yang saya lakukan, pertama memperbaiki naskah gagasan kreatif agar lebih sesuai dengan ketentuan dari panitia Pilmapres nasional. Kedua, saya berusaha meningkatkan kemampuan bahasa Inggris yang nantinya akan dipakai dalam seleksi presentasi dan diskusi (FGD/LGD),” ujar Rozi saat dihubungi tim website Prodi Ilmu Komunikasi.

Beberapa prestasi satu tahun terakhir yang turut menyumbang skor untuk Rozi antara lain Juara 1 International Business Plan Competition (ISM IBSI) 2023, Medali Perak International Business Model Canvas iCEBIV 2023, HaKI Kompilasi Ciptaan/Data (rancang bangun aplikasi digital lakubudaya)

Sementara untuk gagasan yang dipresentasikan dalam ajang kali ini adalah terkait isu menurunnya reputasi pertunjukan seni budaya. Dirinya menawarkan solusi dengan bentuk rancangan program pembentukan komunitas yang menaungi seniman dan pemilik sanggar seni di Jogja. Solusi lainnya adalah membuat rancangan aplikasi digital sebagai fasilitator yang mempertemukan seniman dengan masyarakat sebagai pasar audiens mereka.

“Harapannya, dari program ini, para seniman kembali mendapatkan penghasilan dan atensi dari masyarakat agar terus melanjutkan sanggar mereka,” tandasnya.

Hasil Pemeringkatan PILMAPRES FPSB

  1. Muhammad Fahrur Rozi (Ilmu Komunikasi) – skor 378,345
  2. Jalaluddin Rizqi Mulia (Hubungan Internsional) – skor 272,485
  3. Mohammad Rifqi Farhan (Psikologi) – skor 248,050
  4. Silvia Jultikasari Febrian (Hubungan Internasional) – skor 232,550
  5. Yurna Hafizah (Psikologi) – skor 223,645
  6. Nandita Faiza (Ilmu Komunikasi) – skor 211,685
  7. Parditha Eka Putri (Hubungan Internasional) – skor 158,350
  8. Fatimah Az Zahra (Psikologi) – skor 121,850
  9. Utami Amalia Sudarman (Hubungan Internasional) – skor 102,050
  10. Rahmanisa Amani (Ilmu Komunikasi) – skor 95,500
  11. Afta Raasikh Editia (Psikologi) – skor 50,300

Setelah melalui seleksi para 11 finalis tersebut akan mendapat pembekalan dari pihak universitas.

Hari musik nasional
Reading Time: 2 minutes

Merayakan Hari Musik Nasional, 9 Maret 2024 nampaknya cukup menarik jika membahas soal preferensi atau selera musik Gen Z. Jika menilik data Indonesia Gen Z Report 2024, genre musik pop masih menempati urutan teratas dalam presesntase kesukaan Gen Z. Namun ada kecenderungan pop indie menjadi pilihan, benarkah?

Sebelumnya kita perlu mendefinisikan pengertian musik indie dan musik pop, karena keduanya sesuatu yang terpisah. Riset milik Jefri Yosep Simanjorang yang berjudul Modal Sosial pada Skena Musik yang telah diterbitkan pada Jurnal Unpad menyebut, musik indie bukanlah genre melainkan cara pengelolaan yang independen. Sementara pop adalah genre atau aliran musik yang berasal dari kata populer yang menegaskan musik ini memiliki sifat umum dan mudah diterima semua kalangan.

Musik memang menjadi bagian tak terpisahkan, dalam berbagai kegiatan musik menjadi teman paling setia. Ketika tengah menikmati secangkir kopi dan menatap senja, musik pop indie seolah menjadi penyempurna untuk meromantisasi suasana.

Selain aktif datang ke acara konser musik, mencari lagu-lagu melalui pencarian online juga dilakukan. bahkan 38% Gen Z menyebut bahwa mereka mengandalkan rekomendasi musik yang disediakan oleh platform streaming. Sementara 17% lainnya cenderung meminta saran kepada teman.

Menilik data dari IDN Research Institute dalam Indonesia Gen Z Report 2024, musik pop menjadi pilihan utama Gen Z, sebanyak 59% memiliki preferensi terhadap musik tersebut. Sementara 14% lainnya memilih K-pop, Indie 5%, Rock 5%, dan sisanya terbagi pada genre R&B, Jazz, Hip-hop, Dangdut, dan lainnya.

Siapa Kiblat Gen Z Soal Musik?

Data di atas menunjukkan,genre Pop merupakan selera Gen Z, lantas bagaimana soal Indie? Ternyata Indie yang digandrungi oleh Gen Z bisa dilihat dari deretan nama musisi yang kini menjadi kiblat mereka.

Beberapa nama musisi Indonesia paling populer posisi pertama diduduki Nadin Amizah, disusul Idgitaf, Ardhitho Pramono, Isyana Sarasvati, dan JKT48. Dari deretan nama tersebut nampaknya hanya JKT48 yang pengelolaanya tidak dilakukan secara independen.

Hal ini sejalan dengan gaya hidup Gen Z sebagai native digital yang sering mendengarkan musik lewat platform digital. Beberapa platform paling disukai Spotify dengan presentase 61%, disusul YouTube 26%, YouTube Music 7%, Joox 3%, dan Apple Music 2%.

Melansir dari laman Sound on Global, Spotify memang paling banyak dialiri oleh musik Indie. Spotify dalam genre indie telah membantu artis-artis berbakat tanpa label menjadi terkenal dan sukses. Dengan Spotify, artis indie dengan mudah menjangkau para audiens dan menciptakan kesan yang menarik.

Artinya, prefernsi Gen Z tak bisa dpukul rata bahwa mereka memiliki selera indie. Musik yang dipilih pop namun, indie yang mereka maksud adalah sosok idolisasi. Sosok Nadin Amizah dengan style khas vintage, lirik lagu yang menggunakan bahasa baku menjadi pembeda.

Begitupun Idgitaf, lirik-lirik dalam lagunya begitu kerap menceritakan peraaan takut cukup relate dengan kondisi Gen Z. Gaya fashion Idgitaf yang nyentrik playfull menjadi daya tarik tersendiri.

Soal preferensi musik tentu sangat beragam dan bebas, bagaimana dengan dirimu Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Nyadran
Reading Time: 3 minutes

Menjelang bulan Ramadan berbagai kegiatan dilakukan oleh masyarakat, di Jawa berbagai tradisi menjadi penyemarak untuk menyambut bulan suci. Jawa Tengah dan Yogyakarta akan sangat lekat dengan Nyadran, di Jawa Timur ada Megengan atau Ruwahan, sementara di Jawa barat ada tradisi Munggahan dan Misalin.

Bagi masyarakat yang melakukan tradisi tersebut, hal ini memiliki nilai rligiusitas dan kearifan lokal. Dalam Nyadran, Megengan, hingga Misalin ada wujud antara relasi manusia, leluhur, alam, dan Tuhan.

Jika dilihat dari waktu melakukan tradisi tersebut tentu beriringan dengan momentum ibadah mahdhah, namun tradisi tersebut bukanlah bagian dari ibadah mahdhah yang bersumber dari Al-Qur’an dan as-Sunnah.

Hal ini memunculkan berbagai pandangan, ada yang sepakat ada yang tidak. Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Anang Hermawan, S.Sos., M.A dengan klaster riset bidang pemberdayaan menyebut tradisi ini diwarnai pro dan kontra keduanya memiliki argumen yang menguatkan.

“Ada perbedaan di kalangan umat Islam dalam melihat nyadran, pro dan kontra. Bagi yang kontra, nyadran dinilai menyelisihi ajaran agama, karena dianggap tidak ada landasannya sama sekali (secara persis). Di sisi lain, kalangan yg pro menganggap nyadran merupakan budaya masyarakat muslim yg juga memiliki landasan agama, atau paling tidak, memiliki dasar-dasar pemahaman yang tidak menyelisihi syariat,” ujarnya.

Merujuk pada KBBI, istilah Nyadran atau sadran-menyadran adalah mengunjungi makam pada bulan Ruwah untuk meberikan doa kepada leluhur dengan membawa bunga atau nyekar hingga membawa sesajian pendukung lainnya.

Melansir dari laman NU Jepara, tradisi ini merupakan kegiatan komunal seperti mengundang tetangga, mengumpulkan jamaah di masjid maupun di rumah untuk melakukan doa bersama, istighosah, tahlilan, yasinan yang ditujukan kepada leluhur. Mendoakan arwah leluhur bertujuan untuk meminta ampunan, Rahmat dan syafaat dari Rasulullah SAW dan diakhiri dengan “berkatan” atau berkah nasi dalam besek yang nantinya dibawa pulang ke rumah dan diberikan kepada anak dan keluarga.

Pandangan Islam tentang Tradisi dan Kearifan Lokal Nyadran

Lantas bagaimana Islam memandang tradisi Nyadran dan tradisi-tradisi menjelang bulan Syaban lainnya?

Faham soal takfiri (mengkafirkan), tabdi (membidahkan), tasyri (mensyirikkkan) terbentuk melalui pemahaman Islam konservatif. Tradisi tersebut memang tak bersumber pada Al’Quran maupun as-Sunnah, sehingga taka da standar baku dan dapat dilakukan sesuai kekhasan setiap daerah.

NU berpandangan, selama tradisi-tradisi dilakukan dengan cara yang beradab dan tidak menyimpang dari syariat maka tradisi tersebut layak disebut sebagau khazanah kearifan lokal yang patut dilestarikan.

Menurut artikel berjudul Memahami Kearifan Tradisi-tradisi Lokal yang ditulis oleh Ninde Adien Maulana pada laman NU Online, kriteria kebaikan pada adat kebiasaan berpijak pada kebenaran akal sehat manusia dan norma-norma syariat. Maka perlu diketahui bahwa tradisi yang tengah dilakukan tidak bertentangan dengan syariat, tidak menyebabkan kerusakan dan menghilangkan kebaikan, telah dilakukan secara masif dan berulang di kalangan umat Islam, dan tidak masuk dalam wilayah ibadah mahdlah.

“Penilaian sesuatu yang diharamkan tidak terletak pada nama, namun pada substansi isinya” (Fatawa al-Azhar 7/210)

Dalam konteks Nyadran, substansinya adalah ziarah kubur mendoakan leluhur dengan membaca ayat al-Quran, berbagi sedekah atas nama mayit.

Rasulullah bersedekah makanan atas nama Khadijah, “Aisyah berkata: “Jika Rasulullah menyembelih kambing, maka beliau berkata:” Kirimkan daging-daging ini untuk tean-teman dekat Khadijah”. Aisyah berkata: “Saya memarahi Nabi di suatu hari”. Nabi bersabda: “Saya sudah diberi reezeki mencintainya” (HR Muslim)

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallama melakukan penyembelihan hewan dan menyedekahkannya untuk Khadijah setelah wafatnya (HR Muslim No 4464). Syaikh berkata: Secara watak ini adalah sedekah. Dari dalil ini dapat diambil kesimpulan bahwa boleh bersedekah atas nama mayit baik berupa daging, makanan, uang atau pakaian, ini adalah sedekah, atau dengan qurban saat Idul Adlha. Kesemua ini adalah sedekah atas nama mayit” (Fatawa al-Ahkam asy-Syar’iyah No 9661)

Sementara dalam Muhammadiyah, tradisi ziarah pada masyarakat Jawa yang disebut ruwahan, nyekar, nyadran, dan sebutan lainnya dijelaskan pada artikel yang berjudul Ziarah pada laman Suara Muhammadiyah. Secara umum Majelis Tarjih membolehkan tradisi ini dengan hadis di bawah ini:

“Diriwayatkan dari Buraidah ia berkata, Rasulullah saw bersabda; Dahulu aku pernah melarang ziarah kubur, maka telah diizinkan bagi Muhammad berziarah kubur ibundanya. Maka berziarahlah kubur, sebab hal itu mengingatkan akhirat.” (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan al-Hakim)

Tak hanya itu, tradisi ini mesti dilakukan sesuai tuntunan dan etika yang diajarkan Nabi yakni meluruskan niat, melepas alas kaki, tidak duduk atau menduduku kuburan, berdoa kepada Allah, dan mengucapkan salam kepada ahli kubur.

“Diriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata; “Rasulullah saw pada tiap malam gilirannya, pergi ke Baqi’ di akhir malam, dengan ucapannya: Assalamu’alaikum dara qaumin mukminin wa atakum ma tu‘aduna ghadan muajjalun, wa inna insya Allahu bikum lahiqun. Allahummaghfir li ahli Baqi’il Gharqad. (Semoga keselamatan bagi kamu sekalian wahai negeri kaum yang beriman dan akan datang apa yang dijanjikan kepada kamu sekalian dengan segera. Dan sesungguhnya kami, dengan izin Allah, akan menyusul kamu sekalian. Yaa Allah ampunilah penghuni Baqi’ al-Gharqad (nama kuburan).” [HR. Muslim]

Meski demikian, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pernah menyatakan jika ziarah adalah satu dari banyak sunnah yang dapat diamalkan

“Meski sunnah, tidak perlu terlalu sering berziarah kubur. Banyak sunnah Nabi lainnya yang lebih besar yang harus dikerjakan untuk memajukan umat dan bangsa,” tuturnya dalam laman Suara Muhammadiyah.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Aplikasi
Reading Time: 2 minutes

TikTok dan CapCut tercatat sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh oleh masyarakat Indonesia sepanjang tahun 2023. Data yang dirilis oleh Business of Apps sebanyak 67,4 juta kali TikTok telah diunduh dan CapCut sebanyak 53,9 juta kali.

Secara umum TikTok merupakan media sosial berbasis video pendek sementara CapCut adalah aplikasi yang menunjang untuk edit video, keduanya berada di bawah naungan ByteDance. Lantas mengapa aplikasi-aplikasi tersebut sangat diminati oleh masyarakat Indonesia?

Indonesia memang menjadi target market paling menjanjikan untuk urusan ini, Business of Apps juga melaporkan masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 5,7 jam dalam sehari untuk menggunakan aplikasi mobile. Hal ini membuat pertumbuhan ekonomi mobile Indonesia sebagaiyang tercepat di dunia.

Pengguna yang didominasi Gen Z usia 18-24 tahun menghabiskan banyak waktunya untuk mengakses media sosial dan aplikasi edit foto dan video. Sehingga sangat relate jika disandingkan dengan tingginya jumlah unduhan TikTok dan CapCut.

Mengutip data yang dikumpukan oleh Databoks Katadata, per Januari 2024 pengguna aktif TikTok mencapai 1,56 miliar. Dengan popularitas ini pendapatan TikTok di Indonesia mencapai $34 juta. Sementara CapCut di tahun 2022 telah menjadi aplikasi dengan unduhan terbesar secara global yakni 357 juta kali.

Salah satu editor video di Laboratorium Ilmu Komunikasi UII, Iven Sumardiyanto, S.I.Kom., M.I.Kom, menyebut jika kedua aplikasi ini saling mendukung dan relatif memudahkan penggunanya karena fiturnya yang cukup lengkap.

“Konten di TikTok itu sangat menghibur dan unik-unik. Sehingga penggunanya menjadi terinspirasi untuk memproduksi video yang sedang tren juga. Sementara untuk CapCut sebagai aplikasi edit video yang gratis memiliki template yang cukup variatif tinggal put in put out. Sound efeknya juga bagus (re: jedag-jedug), kemudahan lainnya tak perlu buka laptop,” ujarnya.

Faktor lain yang sangat berpengaruh tentu jaringan internet di Indonesia yang sudah cukup luas. Jaringan 4G telah menjangkau 97 persen wilayah Indonesia sementara 5G mencapai 15 persen.

Menurut laman Up Stream Marketing, terdapat beberapa alasan mengapa aplikasi tersebut sangat populer. Pertama konten pendek dan mudah dikonsumsi, durasi pada konten TikTok maksimal berdurasi 3 menit dan dilengkapi mode gulir tanpa akhir.

Kedua, baik TikTok maupun CapCut memang ditujukan untuk semua pengguna. Di TikTok memiliki komunitas khusus yang mencakup semua jenis hobi, gaya hidup, dan hiburan. Sementara CapCut, adalah aplikasi yang ramah pengguna dan tak membutuhkan skill khusus untuk mengaplikasikannya.

10 Aplikasi Paling Banyak Diunduh Tahun 2023

Tak hanya TikTok dan CapCut, beberapa aplikasi yang telah banyak diunduh oleh masyarakat Indonesia sepanjang 2023 adalah aplikasi yang dinaungi Meta yakno Facebook dan Instagram, berikut data selengkapnya.

  1. TikTok: 67,4 juta
  2. CapCut: 53,9 juta
  3. Facebook: 52,8 juta
  4. Instagram: 50,6 juta
  5. Shopee: 42,5 juta
  6. WhatsApp: 38,6 juta
  7. DANA: 33 juta
  8. WhatsApp Business: 28,1 juta
  9. GoTube: 26 juta
  10. SHAREit: 25,5 juta

Itulah deretan aplikasi mobile yang populer dan paling banyak diunduh oleh masyarakat Indonesia sepanjang tahun 2023. Apakah kamu salah satu pengguna deretan aplikasi tersebut Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita