Aplikasi Zoom
Reading Time: 3 minutes

Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal termasuk kebiasaan melakukan pertemuan secara online atau daring. Dari sekian banyak platform yang bisa digunakan untuk melakukan pertemuan virtual, aplikasi Zoom paling banyak dipilih. Padahal ruang ini tidak 100 persen aman karena rawan penyusupan hingga Zoom Bombing.

Zoom Bombing adalah tindakan yang dilakukan seseorang secara sengaja bergabung dalam konferensi video padahal mereka tidak diundang.

Masalahnya tujuan orang-orang tersebut bergabung adalah mengganggu jalannya acara pertemuan dalam Zoom. Bentuk gangguan yang dilakukan oleh pelaku Zoom Bombing cenderung mirip virtual gatecrashing yakni menyebarkan pelecehan dan ujaran kebencian.

Baru-baru ini juga terjadi Zoom Bombing yang dialami oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII. Saat PDMA Nadim bersama komunitas mahasiswa “Dispensi” menggelar diskusi rutin, tiba-tiba di menit ke-8 ada seseorang yang meminta persetujuan bergabung. Hal itu langsung diiyakan oleh salah satu staf PDMA Nadim karena memang sifat diskusi terbuka untuk mahasiswa umum.

Namun hal tak terduga terjadi, seseorang tersebut mengubah nama dengan “Batu Khan” dan menuliskan hal yang tak berhubungan dengan topik diskusi menjelang sore itu. Ia bertindak tak senonoh dengan menampilkan video porno.

“Dia masuk pakai nama yang istilahnya wajar nama Indonesia yang wajar, lalu nge-chat udah pakai nama ‘Batu Khan’ dan menulis ‘I love internasional football in Bali’. Ngga lama setelah itu dia gambar alat kelamin di screen yang dipaparkan Pak Nara (pembicara),” ujar Ajeng Putri Andani, salah satu staf PDMA Nadim.

Tindakan tak senonoh ini pertama kali disadari oleh Narayana Mahendra Prastya, S.Sos., M.A selaku pemantik diskusi bertajuk “Manajemen Ruang Berita Media Berita Bulu Tangkis di Indonesia”. Ia berbicara agak keras di sela-sela diskusi “penyusup” “ada penyusup”. Melihat aksinya disadari, Batu Khan lantas mengubah profil akun dengan video porno dengan suara cukup keras dan mengganggu.

Diskusi yang digelar dengan Zoom itu akhirnya berjalan kembali setelah kegaduhan di awal mereda. Dugaannya, penyusup berhasil masuk dengan cara mengacak Meeting ID karena memang dari pihak PDMA Nadim dan Dispensi tak menerapkan password atau memang pelaku mengetahui informasi diskusi melalui media sosial.

Fenomena ini sempat viral di tahun 2020 lalu hingga berujung pelaporan. Pihak Zoom dilaporkan dengan kasus pelanggaran privasi dan keamanan pada aplikasinya hingga harus membayar 85 juta dolar AS atau setara Rp1,2 triliun.

Pembayaran dilakukan oleh pihak Zoom demi penyelesaian gugatan tersebut. Selain itu, Zoom juga dituntut untuk memperketat keamanan demi menghindari Zoom Bombing atas pengguna yang akan bertindak tak senonoh dan mengacaukan forum.

Meski demikian aplikasi Zoom tetap menjadi primadona untuk melakukan virtual meeting. Bahkan di Amerika Serikat, aplikasi Zoom menempati posisi tertinggi mencapai 3,2 juta pengguna melampaui TikTok yang menempati posisi kedua 1,9 juta pengguna (data tahun 2020).

Zoom juga menjadi aplikasi paling banyak diunduh di seluruh dunia pada tahun 2020, sebanyak 681 juta kali diunduh, disusul Google Meet 331 juta, dan Microsoft Teams 200 juta.

Aplikasi Zoom sebenarnya telah dikembangkan sejak 2011 oleh Eric Yuan, namun benar-benar meroket saat pandemi Covid-19. Tercatat perusahaan aplikasi Zoom meraup pendapatan 956 juta dolar AS setara Rp13,8 triliun pada kuartal I-2021. Sementara tahun 2022 kenaikan terus diraih perusahaan Zoom dengan meraih pendapatan sebesar 1,07 miliar dolar AS atau sekitar Rp15,93 triliun pada kuartal I 2022.

Artinya dengan kondisi seperti ini sudah selayaknya pihak Zoom selalu melakukan perbaikan dan pemeliharaan berkala. Hal ini telah dikonfirmasi dengan mengumumkan bahwa pihak Zoom melakukan peningkatan keamanan yang ditujukan untuk membantu penyelenggara rapat memblokir upaya Zoom Bombing.

Solusi yang ditawarkan pihak Zoom untuk menghindari kasus penyusupan hingga Zoom Bombing

Atas kasus penyusupan hingga Zoom Bombing, pihak Zoom mengingatkan kepada para penggunanya untuk melakukan beberapa tips agar tetap aman saat meeting berjalan.

Pertama, gunakan Zoom sesuai kebutuhan. Jika kita akan menggunakan aplikasi Zoom untuk kebutuhan virtual meeting yang bersifat terbuka dan umum pastikan untuk selalu memilih Zoom Meetings, Zoom Webinars, atau Zoom Events, produk yang dirancang khusus untuk acara digital.

Kedua, sebaiknya hindari penggunaan Personal Meeting ID (PMI). Pada dasarnya PMI merupakan satu pertemuan yang berkelanjutan yang cocok untuk meeting dengan orang yang rutin (sudah saling kenal). Sebaiknya jangan gunakan PMI untuk meeting berturut-turut dengan audiens yang umum kecuali selalu mengunci meeting dengan menggunakan fitur Ruang Tunggu untuk menerima peserta satu per satu.

Terakhir soal Manage Screen Sharing, tentu kita tidak ingin sembarang orang mengambil alih dan membagikan konten yang tidak diinginkan dalam meeting. Caranya? Dengan membatasi hal ini sebelum meeting pada menu kontrol host sehingga hanya kita yang dapat berbagi layar.

Dengan beberapa tips tersebut diharapkan pengguna Zoom terhindar dari gangguan dan penyusup. Lantas bagaimana dengan kamu, Comms? Dengan berbagai kemudahan Zoom yang ditawarkan dan kendala yang terjadi, akankah tetap memilih aplikasi virtual meeting sebagai pilihan utama?

Pekerjan yang dapat digantikan AI
Reading Time: 4 minutes

Ramai terdengar pembahasan yang membuat panik berbagai pihak lantaran beberapa pekerjaan akan tergantikan oleh artificial intellegence (AI). Benarkan pendapat tersebut? Simak beberapa data berikut ini tentang AI yang dianggap sebagai perkembangan teknologi menyeramkan. 

AI atau kecerdasan buatan adalah suatu sistem komputer atau perangkat mesin dengan mengadopsi karakter otak manusia. Artinya AI bekerja dengan meniru aktivitas kognitif manusia mulai dari leraning, reasoning, decision making, hingga self correction. 

Pekerjaan yang mampu dilakukan oleh AI mulai dari kendali, robotika, mekanisme kontrol, komputasi, penjadwalan, hingga data mining. Secara umum AI diciptakan untuk optimalisasi pekerjaan. 

Sebagai contoh sederhana untuk memahami kinerja AI dapat kita lihat dari pola kebiasaan kita ketika hendak mencari barang di E-Commerce. Saat kita mengetik “sepatu docmart wanita” di mesin pencarian E-Commerce maka barang tersebut akan muncul, kita dapat memilih sesuai dengan kriteria yang diinginkan.  

Selanjutnya kita akan menemukan produk rekomendasi di hari yang sama hingga hari berikutnya. Rekomendasi tersebut merupakan hasil kerja AI yang didapat dari data produk-produk yang pernah kita beli. 

Lantas benarkah pekerjaan kita dapat diambil alih oleh AI karena memiliki sistem yang lebih optimal dibandingkan kinerja manusia. Bagaimana nasib lulusan Ilmu Komunikasi? 

Salah satu AI yang tengah menjadi perdebatan di dunia akademis dan industri adalah asisten virtual bernama ChatGPT, merupakan situs pengolahan bahasa atau Generative Pre-Training Transformer yang dikembangkan OpenAI.  

Dengan menggunakan ChatGPT kita dapat memerintahnya untuk membuat teks, menerjemahkan bahasa, hingga menjawab apa pun pertanyaan yang kita ajukan. Sontak hal ini membuat ketar-ketir para pekerja di bidang penulisan seperti content writer, jurnalis, pekerja media, hingga pekerja kreatif lainnya. 

Kekhawatiran itu muncul berkaitan dengan teknik plagiarisme yang dapat mengancam integritas akademik. Bahkan ketika kita mengetikkan perintah “puisi senja” maka ChatGPT akan memberikan enam bait puisi tentang senja yang menarik dan puitis. Kecanggihan ini tentu membuat sebagian orang cemas karena AI dapat menggantikan keahlian manusia. 

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Similiarweb jumlah kunjungan ke ChatGPT mencapai 1,8 miliar peningkatan terjadi sejak awal tahun 2023. Artinya banyak orang yang menggunakan  ChatGPT untuk memudahkan dan menyelesaikan pekerjaannya.  

Negara yang paling banyak menggunakan ChatGPT di antaranya Amerika Serikat dengan presentase 15,22 persen, India 6,32 persen, Jepang 4,01 persen, Kolombia 3,3 persen, Kanada 2,75 persen, serta 68,4 persen tersebar di seluruh dunia kecuali yang disebutkan tadi. 

Membaca data tersebut apakah ChatGPT memang efektif dan dapat dipercaya di dunia akademis? Menurut salah satu dosen di Prodi Ilmu Komunikasi UII Narayana Mahendra Prastya, S.Sos., MA. ketakutan bukan hanya soal plagiarisme di kalangan mahasiswa melainkan pengaplikasiannya yang cenderung tidak sinkron. 

“Ketakutannya (menggunakan ChatGPT) tentang konteks yang tidak match. Ketika mahasiswa mengutip untuk memperkuat gagasan malah hasilnya tidak nyambung. Misalnya ketika meminta ChatGPT rangkuman jurnal tentang media sosial kita sebagai pengguna yang harusnya merangkai sendiri poin-poin dan mengaitkan,” ujarnya.  

Terkait soal plagiarisme di kalangan mahasiswa Narayana menyebut jika belum pernah mendeteksi apakah itu benar-benar dikerjakan dengan memindahkan dari ChatGPT. Kecurigaan tentu muncul ketika penulisan dalam proposal  

“Belum pernah terdeteksi apakah menggunakan ChatGPT atau bukan, ketika mahasiswa menuliskan tinjauan pustaka sangat jago dan rapi, tapi melihat interview guide dan lainnya kedodoran,” tandasnya. 

Pekerjaan yang kemungkinan digantikan AI 

Ketakutan kita soal pekerjaan yang akan digantikan oleh AI nampaknya memang wajar, bagaimana tidak sejak dirilis pada bulan November tahun lalu ChatGPT telah digunakan untuk membuat surat lamaran, membuat buku anak, hingga membantu siswa mencontek saat ujian. 

Sejak dirilis pada bulan November tahun lalu, ChatGPT dari OpenAI telah digunakan untuk menulis surat lamaran, membuat buku anak-anak, dan bahkan membantu siswa menyontek dalam ujian.  

Dilansir dari laman Business Insider, chatbot pada ChatGPT sangat hebat lebih dari yang dibayangkan, karyawan Amazon yang menguji ChatGPT menyebut jika chatbot ini melakukan “pekerjaan yang sangat baik” dalam menjawab pertanyaan dukungan pelanggan, “hebat” dalam membuat dokumen pelatihan, dan “sangat kuat” dalam menjawab pertanyaan seputar strategi perusahaan.  

Meski demikian ChatGPT juga bisa saja salah, seperti disebutkan oleh pengguna ChatGPT pernah menemukan informasi yang salah menjawab masalah pengkodean, dan menghasilkan kesalahan dalam matematika dasar. 

Dalam artikel tersebut menyatakan jika riset yang dipublikasikan oleh University of Oxford di tahun 2013 menyebutkan 47 persen di Amerika Serikat dapat digantikan oleh AI dalam rentang waktu 20 tahun ke depan. 

Namun, riset itu dibantah oleh Anu Madgavkar seorang mitra di McKinsey Global Institute yang mengatakan jika AI tak serta merta dapat menggantikan posisi manusia. Penilaian manusia perlu diterapkan pada teknologi untuk menghindari kesalahan dan bias. 

“Kita harus memikirkan hal-hal ini sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas, bukan sebagai pengganti,” ujar Madgavkar dalam wawancaranya dengan Business Insider.  

Itu artinya AI tidak dapat menggantikan keberadaan manusia melainkan membantu agar pekerjaan semakin optimal. Berikut beberapa pekerjaan yang akan berkaitan dan dapat dikerjakan AI yang dioperasikan manusia. 

  1. Tech jobs (Coders, computer programmers, software engineers, data analysts) 
  2. Media jobs (advertising, content creation, technical writing, journalism) 
  3. Legal industry jobs (paralegals, legal assistants) 
  4. Market research analysts 
  5. Teachers 
  6. Finance jobs (Financial analysts, personal financial advisors) 
  7. Traders 
  8. Graphic designers 
  9. Accountants 
  10. Customer service agents 

Nasib lulusan Ilmu Komunikasi bersaing dengan AI? 

AI yang berkembang pesat ternyata tidak benar-benar mengancam manusia, justru ada sisi positif dengan kecanggihan yang terus dikembangkan hal ini disampaikan oleh Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM dosen Teknik Elektro Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,sekaligus Ketua Indonesia Artificial Intelligence Society (IAIS) melalui kanal YouTube The Conversation. 

“Tentu saja AI dapat menggantikan pekerjaan manusia khususnya yang selama ini yang dikerjakan secara otomatis, pekerjaan yang sifatnya repetitif, dan teknis, pekerjaan yang kotor, yang membosankan, dan berbahaya sudah selayaknya bisa kita alihkan ke komputer karena AI bisa mengerjakan itu jauh lebih bagus daripada manusia dan justru itu untuk menyelamatkan manusia,” ungkapnya. 

Perlu diketahui bahwa nasib lulusan Ilmu Komunikasi tidak akan terpinggirkan oleh AI. Karena menurut keterangan Dr. Lukas kreativitas manusia tidak dapat ditiru oleh AI. 

“Sebetulnya kita masih dapat merasakan bahwa tulisan ChatGPT adalah tulisan robot. Misalkan saya sebagai dosen tahu polanya, ngomongnya ChatGPT ini. ChatGPT dalam beberapa hal mungkin mencoba lebih kreatif dengan melakukan ekstrapolasi kadangkala semakin dia kreatif justru semakin ngawur dan terjebak pada sesuatu yang tidak masuk akal,” tandasnya. 

Itu artinya kekhawatiran kita terhadap AI terlalu berlebihan karena pada dasarnya AI diciptakan untuk membantu bukan menggantikan manusia. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Kunjungan Prodi Ilmu Komunikasi ke NTU Singapura
Reading Time: 3 minutes

Prodi Ilmu Komunikasi UII beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Singapura untuk melakukan pertemuan dengan berbagai pihak termasuk universitas terkemuka di sana. Menariknya ada peluang emas bagi mahasiswa serta alumni Prodi Ilmu Komunikasi UII. Penasaran apa saja peluang tersebut? 

Tujuan utama kunjungan yang dilakukan Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UII beserta jajarannya tentu untuk menjalin kerjasama dengan berbagai institusi.  

Beberapa pihak yang bersedia menyambut hangat Prodi Ilmu Komunikasi UII di antaranya adalah School of Communication and Information NTU, RSiS at NTU, Lembaga Riset think-thank Singapura, ATDIKBUD Singapura, dan SIS Ltd. 

Dari pertemuan yang dilakukan pada 9-10 Mei 2023 itu tentu membuahkan hasil yang seolah membawa angin segar bagi Prodi Ilmu Komunikasi UII. Selain menambah khasanah keilmuan, peluang positif juga terbuka lebar bagi mahasiswa dan alumni Prodi Ilmu Komunikasi yang akan melanjutkan studi di Singapura. 

Kesempatan beasiswa untuk mahasiswa dan alumni Ilmu Komunikasi UII di NTU 

Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D. menyebut jika ada kesempatan bagi mahasiswa dan alumni untuk meraih beasiswa di Nanyang Technological University (NTU) Singapura. 

Bahkan sudah ada wacana terkait kesediaan dari kolega Ilmu Komunikasi NTU untuk diundang ke Prodi Ilmu Komunikasi terkait pembahasan tersebut. 

“Mereka dan kolega di Komunikasi NTU meyatakan siap diundang sewaktu-waktu ke Prodi Komunikasi UII. Terutama untuk info session tentang program besiswa S2 di NTU yang ditujukan untuk alumni dan mahasiswa tingkat akhir, juga tentang program S3 terutama untuk rekan-rekan yang membutuhkan,” jelas Pak Iwan. 

Terkait kapan pihak NTU akan diundang oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII, Dr Zaki Habibi selaku dosen Ilmu Komunikasi  yang juga mengikuti kunjungan tersebut menyebut belum dapat memastikan tanggalnya karena rencana ini masih harus dibahas lagi. 

“Belum (tanggal pastinya), masih menjadi rerasan awal dan butuh persiapan,” ungkap Dosen yang akrab disapa Pak Zaki itu. 

Kunjungan ke ISEAS

Peluang sebagai research fellows di ISEAS

Peluang sebagai Research Fellows ISEAS Yusof Ishak Institute 

ISEAS Yusof Ishak Institute merupakan lembaga riset think-thank milik Singapura yang memiliki fokus penelitian isu-isu kontemporer seputar kajian Asia Tenggara. 

Banyak insight yang didapatkan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII saat mengunjungi lembaga riset yang telah berdiri sejak 1968 diantaranya sebagai berikut: 

  1. Strategi lembaga riset mulai dari merancang fokus utama dan posisi lembaga riset, identifikasi target audiens utama sehingga ragam produk luaran riset dapat dibuat dan disebarkan dengan efektif, hingga membahasa tentang strategi pendanaan & grants. Karena beberapa hal di atas merupakan tantangan-tantang yang kerap dihadapi para peneliti dan dosen di Indonesia. 
  2. Kesempatan menjadi research fellows di Singapura, pemaparan yang diterima oleh pihak Prodi Komunikasi UII mulai dari segi manajerial, relasi dengan policy makers dan HEI (inst.pend.tinggi), serta mekanisme research fellows di dalam dan luar ISEAS. 
  3. Kesempatan bergabung menjadi bagian dari projek yang dapat dikerjakan dari Indonesia maupun menetap sementara di Sngapura. Riset yang ditulis nantinya akan dipublikasikan di ISEAS dalam kurun waktu tertentu.  

Selain mengunjungi institusi Singapura, perwakilan dari Prodi Ilmu Komunikasi UII juga menyempatkan mengunjungi Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura serta Sekolah Indonesia Singapura Ltd atau SIS Ltd yang berfokus menyiapkan pendidikan untuk anak-anak warga negara Indonesia yang berada di Singapura. 

Dalam kunjungan ke Singapura itu diwakili oleh Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si, Ph.D, beserta beberapa dosen di antaranya Dr.rer.soc. Masduki,S.Ag., M.Si., M.A., Dr.Zaki Habibi, Comms., dan Dr. Herman Felani, S.S., M.A. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Karakter penonton
Reading Time: 4 minutes

Tren menonton konser pasca pandemi menjadi ajang mencari hiburan hingga eksistensi bagi beberapa orang sepanjang akhir tahun 2022 hingga 2023. Tak jarang calon penonton rela ”war tiket” seharga belasan juta.  

Pandemi Covid-19 menutup segala lini akses hiburan yang digelar secara offline. Menjelang meredanya kasus positif Covid-19 konser offline mulai bermunculan seolah memuaskan dahaga para penikmat musik di Indonesia yang haus hiburan. 

Pada bulan Februari deretan konser spektakuler digelar di Indonesia mulai dari konser Tulus yang digelar 11 Kota, ITZY: The 1st World Tour Checkmate, Sehun dan Chanyeol, dan Westlife yang digelar pada Februari 2023.  

Disusul bulan Maret yang tak kalah menyita perhatian yakni dibuka dengan Konser NCT Dream, Blackpink World Tour, Joyland Festival, dan Arctic Monkeys.  

Usai digelar konser-konser spektakuler tersebut ramai lagi konser Coldplay yang akan digelar pada 15 November 2023. Meski digelar menjelang akhir tahun konser bertajuk Coldplay Music of The Spheres World Tour memulai penjualan tiket pada 17 Mei 2023. 

Menariknya tiket konser-konser besar ini selalu sukses terjual tanpa tersisa meski harganya cukup tinggi. Para calon penonton rela “war tiket” dengan berbagai cara, mulai dengan berusaha sendiri hingga jastip kepada penyedia jasa demi dapat menonton grup musik kesayangannya tampil. 

Sebut saja konser Blackpink bertajuk Born Pink yang digelar selama dua hari di Stadion Gelora Bung Karno mampu menggaet penonton hingga 70 ribu. Diluar dari 70 ribu orang tersebut ternyata lebih banyak orang yang tak kebagian tiket dan gagal nonton konser grup musik asal Korea Selatan tersebut. 

Tiket konser Blackpink kala itu dibanderol dari yang termurah Rp1,3 juta hingga Rp3,8 juta terjual habis hanya dalam waktu 30 menit. Sementara tiket Coldplay akan dijual dari range Rp11 juta hingga Rp800 ribu. 

Meski dengan harga belasan juta nyatanya para calon penonton tak gentar dan menyerah mereka tetap akan war tiket. Lantas apa alasan mereka melakukan hal ini? Apakah memang fans sejati, haus hiburan, atau hanya fomo dan eksistensi semata? 

Salah satu perempuan bernama Linda menyebutkan jika Ia akan mengikuti war tiket Coldplay pada presale 17 Mei 2023 nanti. Alasannya karena memang menyukai Coldplay sejak Ia remaja. 

“Berencana nonton dan war tiket Coldplay, sebenarnya mau nonton konser Justin Bieber tapi karena cancel akhirnya nonton Coldplay,” ujar Linda. 

Perempuan berusia 29 tahun itu juga menyaksikan konser Blackpink pada bulan Maret lalu, bahkan Ia telah menyiapkan dana sekitar Rp5-6 juta demi bertemu Girlband kenamaan Korea Selatan itu. Disinggung soal pengeluaran yang fantastis Linda menyampaikan jika itu “Worth it” dengan keseruan yang Ia dapatkan. 

“Tidak masalah harganya tinggi, bisa kan kita bayangkan bagaimana serunya lagu Viva La Vida dinyanyikan bareng-bareng. Bahkan bos di tempat kerjaku akan meliburkan karyawannya karena mereka juga ingin nonton konser Coldplay,” tandasnya. 

War tiket konser Coldplay di Jakarta juga akan dilakukan oleh Rizka Aulia seorang staff salah satu Institusi Pendidikan di Yogyakarta. Jika Linda akan war tiket sendiri, berbeda dengan Rizka yang lebih memilih untuk jastip kepada adiknya yang kerap kali membuka jasa war tiket. 

“Kalau dapet ya nonton, aku mau minta carikan adikku yang biasa buka jasa war tiket konser K-Pop. Kalau ditanya soal alasan nonton aku memang suka Coldplay dan suka dateng ke konser,” ujar Rizka. 

Selain alasan kesukaannya terhadap grup musik asal Britania itu, Rizka menyebut ingin menyaksikan konser yang mengusung konsep ramah lingkungan mengingat Coldplay telah menggelar konser ramah lingkungan dengan cara mengurangi emisi CO2 hingga 50 persen, mendukung teknologi baru dengan energi hijau, dan membiayai proyek lingkunganyang bisa mengembalikan jejak karbon dari hasil tur yang mereka lakukan. 

“Aku penasaran dengan konser Coldplay yang ramah lingkungan, dari pemasangan lantai kinetik hingga sepeda kayuh listrik. Semakin kita seru loncat-loncatnya maka akan menghasilkan sumber energi listrik,” pungkasnya. 

Tren nonton konser pasca pandemi ini turut meluluhkan hati para atasan di tempat kerja hingga membuat keputusan humanis demi mendukung kesenangan karyawannya. Selain kelonggaran libur yang disampaikan Linda tadi ternyata ada CEO disebuah perusahaan yang rela memberi pinjaman kepada karyawannya yang ingin menonton konser Coldplay. 

Sebuah cuitan dari pengguna Twitter @aetheraz menyebut jika bosnya akan memberi pinjaman dengan bunga nol persen bagi karyawannya agar bisa mengikuti keseruan konser Coldplay. 

“Kantor gue, especially CEO gue, ngasih pinjaman dengan bunga 0% untuk yang mau nonton Coldplay. Kalau Taylor Swift ke Indonesia, dia juga bakal ngasih pinjaman.” Tulis akun @aetheraz. 

Sebenarnya gerombolan orang-orang yang rela berbondong-bondong demi mendapatkan tiket konser itu memang benar adalah fans garis keras atau memang mereka yang fomo nonton konser pasca Pandemi Covid-19? 

Seorang bernama Nita penyedia jasa war tiket menyebutkan jika pelanggan yang datang pada dirinya berasal dari lintas generasi. Selain itu memang karena cari hiburan setelah Pandemi Covid-19. 

“Kalo coldplay kayanya fans lintas generasi dari yang kelahiran tahun 80-2000an pun masuk dan pengen pada nonton,” ujarnya. 

Pekerjaan yang menumpuk serta beban kerja selama pandemi membuat mereka ingin mencari penyegaran dengan cara menonton konser. 

“Iya salah satunya  karena habis pandemi, butuh hiburan dari capenya kerja Coldplay salah satunya,” jelas Nita. 

Nita juga menyebutkan jika pada konser Coldplay di Indonesia war tiket jauh lebih menantang karena jumlahnya lebih banyak dibandingkan saat konser Blackpink Maret lalu. Sementara dalam melakukan war tiket juga dibatasi setiap akun. Artinya Ia membutuhkan banyak anggota dalam melakukan war tiket Coldplay nanti. 

“Yang Coldplay presale  nembus 70 tix, biasanya kalo kpop 50an. Dibatesin tergantung team yang bantuin, soalnya dari web sendiri pembelian tiket dibatasin. Coldplay ini , 1 akun maksimal beli 4 tiket,” pungkas perempuan berusia 27 tahun itu. 

Jika merujuk pada pengakuan tiga narasumber di atas, hampir semua menyatakan ingi merasakan euforia dan mencari kesenangan, meski ada yang penasaran dengan unsur unik dari konser Coldplay yang ramah lingkung. 

Sebenarnya bagaimana sih karakter penonton konser itu? Dari artikel yang dipublikasikan oleh Mummar Syarif di kanal The Conversation terdapat tiga karakteristik penonton konser di Indonesia. Tiga kategori ini Ia dapatkan dari hasil wawancara dengan Harriman Samuel Saragih, Assistant Professor dari Monash University Indonesia. 

Pertama adalah Pleasure seeker, didominasi kaum muda rata-rata usia 22 tahu. Mereka adalah penonton yang mendatangi konser untuk mencari hiburan, kesenangan, serta menjauhkan diri sejenak dari kesibukan sehari-hari. 

Kedua, pengunjung yang belajar biasanya mereka berasal dari seniman atau pengamat musik yang sedang mencari banyak pengetahuan dan referensi demi pengembangan diri. 

Terakhir, transcendentalist mereka adalah orang-orang yang merasa turut serta berkontribusi pada konser musik tersebut. Selain menikmati musik, mereka juga pelaku kreatif di dalamnya, tidak hanya pada acara saja tapi juga terhadap ekonomi dan industri musik itu sendiri. 

Dari deretan pernyataan dan pendapat ahli di atas bagaimana menurutmu Comms dengan fenomena nonton konser setelah pandemi? Lebih cenderung datang ingin bertemu fans dan menikmati konser atau sekedar mengikuti tren agar tak ketinggalan? 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

HP jadul
Reading Time: 2 minutes

Generasi Z di Amerika Serikat saat ini sedang ramai berburu handphone jadul. Akibat tren ini perusahaan HMD Global yang memproduksi ponsel Nokia terus menjual HP jadul yang mirip keluaran tahun 2000-an hingga jutaan perangkat. 

Tercatat sejak tahun 2022 HMD Global mengalami peningkatan penjualan HP jadul dengan puluhan ribu terjual setiap bulan.  

HP jadul termasuk ponsel flip atau slide yang kini dicari memiliki fitur tambahan GPS atau hotspot. Lantas apa alasan utama Gen Z di Amerika Serikat memilih HP jadul? Sementara di Indonesia kini tengah berlomba-lomba membeli smartphone keluaran terbaru. 

Gen Z yang lahir pada rentang tahun 1997-2012 saat ini berusia 11 hingga 26 adalah generasi pertama yang tumbuh pada evolusi teknologi pintar. Artinya smartphone telah menjadi aksesoris sehari-hari bagi mereka. 

Kondisi ini yang membuat Gen Z di Amerika Serikat merasa bosan dan beralih menggunakan HP jadul. Pernyataan ini diungkapkan oleh Jose Briones seorang influencer asal Colorado Amerika Serikat. Selain bosan, dampak terhadap kesehatan mental juga menjadi alasan utama. 

“Saya rasa Anda bisa melihatnya pada populasi Gen Z tertentu – mereka bosan dengan layar. Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan kesehatan mental dan mereka mencoba mengurangi penggunaan ponsel.” Ungkap pemuda 27 tahun kepada CNBC. 

Gen Z yang biasanya beralih ke doomscrolling untuk mendapatkan kenyamanan, secara sukarela kembali ke tahun 2000-an untuk berlindung dari ekonomi konsumen yang merajalela. 

“Saya pikir saya ingin mendapatkan [saya kira] rasa lebih terhubung dengan teman dan keluarga saya. Dan kemudian saya juga hanya ingin mengurangi waktu di depan layar,” ujar reporter Buzzfeed berusia 23 tahun, Fjolla Arifi, kepada ABC News, setelah secara ketat menggunakan ponsel flip selama seminggu. 

Kebiasaan Gen Z yang menonton video di smartphone hampir 7,2 jam setiap hari, terpaku dengan estetika feed Instagram yang dikurasi membuat waktu dan kesehatan mental mereka terganggu. 

“Kami menyadari bahwa setiap masalah yang kami alami saat keluar malam, semua hal yang membuat kami menangis, semua hal yang membuat kami bersenang-senang, berawal dari ponsel kami,” jelas pengguna TikTok @skzzolno tentang alasan mengapa ia dan teman-temannya hanya membawa ponsel mereka. 

Selain alasan tersebut mereka ingin mengenang masa ketika teknologi tidak sepenuhnya memakan waktu, tetapi hanya sebagai aksesori.  

Alasan ini sesuai dengan hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology: Applied. Pada penelitian tersebut menyebutkan tiga poin penting terkait durasi menggunakan smartphone terhadap kesehatan mental. 

Pertama, mengurangi penggunaan smartphone hanya satu jam sehari selama seminggu dapat meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi kecemasan hingga depresi. 

Kedua, memantau penggunaan smartphone dan bagaimana dampaknya dapat membantu kita menciptakan perubahan positif. 

Namun temuan ketiga ini cukup menarik bahwa menghentikan penggunaan smartphone sepenuhnya ternyata tidak begitu bermanfaat bagi kesehatan mental. 

“Menurut penelitian, perubahan sadar dan terkendali dari waktu harian yang dihabiskan untuk menggunakan smartphone dapat berkontribusi pada kesejahteraan subjektif – lebih sedikit gejala depresi dan kecemasan, kecenderungan penggunaan yang lebih sedikit, lebih banyak kepuasan hidup – dan gaya hidup yang lebih sehat, [termasuk] lebih banyak aktivitas fisik, [dan] lebih sedikit perilaku merokok, dalam jangka panjang,” kata Yalda Safai, MD, MPH, seorang psikiater di New York. 

Tren ini turut menyumbang data merosotnya pengiriman smartphone global di tahun 2022 yang mencapai 1,2 miliar unit yakni sekitar 11,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sementara Gen Z di Indonesia kini tengah berburu smartphone terbaru seperti iPhone 13 dan iPhone 14 ternyata juga tak terlalu mendongkrak pembelian smartphone di Indonesia. Berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC) pasar smartphone di Indonesia tahun 2022 juga alami penurunan hingga 35 juta unit atau sekitar 14,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun penurunan di Indonesia ini terjadi karena faktor ekonomi seperti inflasi sehingga berdampak pada daya beli konsumen. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Yudisium
Reading Time: 2 minutes

Momen tak terlupakan tentu dirasakan oleh 14 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII). Bagaimana tidak tepat pada perayaan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2023 mereka dinyatakan lulus. 

14 mahasiswa tersebut resmi menyandang gelar sarjana S.I.Kom. pada pelaksanaan yudisium yang dilakukan secara daring. Tentu saja kelulusan ini terjadi berkat kerja kerasnya menyelesaikan pendidikan selama kurang lebih 4 tahun terakhir. 

Dalam pelaksanaan yudisium tersebut Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D. secara resmi menyebutkan 14 mahasiswa telah lulus dari jenjang sarjana dan telah memenuhi persyaratan kelulusan.   

Dari 14 mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam pelaksanaan yudisium tersebut, salah satu mahasiswa yang raih Indeks Prestasi Akademik (IPK) tertinggi adalah Rizka Fitri Annisa yakni 3,9. Mahasiswa angkatan 2019 itu menyelesaikan studi S1 kurang dari 4 tahun dengan meraih predikat “Sangat Memuaskan” atau Cumlaude.  

Selanjutnya ada mahasiswa angkatan 2018 yakni Rahmalia Kusumadewi juga meraih IPK 3,9 pada pelaksanaan yudisium 2 Mei 2023 sore itu. 

Menjadi satu-satunya angkatan 2019 yang telah lulus pada momen Hari Pendidikan Nasional itu, Rizka Fitri Annisa mengaku sangat lega karena berhasil melewati tantangan yang tak mudah. Mengingat dirinya adalah angkatan yang terpaksa menjalani pembelajaran secara daring dampak dari pandemi Covid-19. 

“Terkait kelulusan saya alhamdulillah perasaannya lega sekali karena akhirnya dapat menuntaskan salah satu kewajiban dan tanggung jawab saya baik kepada orang tua, pendidik, maupun diri saya sendiri. Untuk melewati semester demi semesternya pasti ada tantangan apalagi pada angkatan 2019 khususnya perkuliahan terpaksa dilaksanakan secara online karena terdampak pandemi Covid-19,” terangnya saat dihubungi Prodi Ilmu Komunikasi. 

Rizka juga memberikan pesan terkait tanggung jawab serta tips agar kita tetap fokus dengan tujuan dan mimpi untuk menyelesaikan jenjang sarjana. 

“Namun karena saya punya mimpi untuk bisa mewujudkan apa yang saya raih sekarang, maka tidak boleh luput dari semangat, doa, perjuangan, dan dukungan dari orang-orang di sekitar. Saya sangat berterima kasih kepada orang tua saya, orang terkasih saya, sahabat-sahabat saya, dosen-dosen yang telah mengajar saya, terkhusus DPA sekaligus DPS saya Ibu Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom. Tidak lupa kepada staf-staf prodi Ilmu Komunikasi yang sudah membantu saya dan berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Intinya pencapaian saya ini bukan berkat dan milik pribadi saja namun juga milik mereka yang berdiri di samping dan di belakang saya.” Tambahnya. 

Hadir juga Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Ibu Ratna Permata Sari, S.I.Kom., MA , Sekretasis International Program Ibu Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., MA, serta Bapak Raden Narayana Mahendra P , S.Sos., MA dalam proses kelulusan 14 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi. 

Berikut daftar mahasiswa yang dinyatakan lulus dari Prodi Ilmu Komunikasi pada 2 Mei 2023:  

  1. 16321073 – I’intan kalimatussaqdia 
  2. 18321033 – M.Zhorif Afif Naufal 
  3. 18321136 – Rahmalia Kusumadewi 
  4. 18321171 – Miladia Arifa 
  5. 18321194 – Nadiarsandy Maghriza Bhakti 
  6. 18321205 – M Fikri AG 
  7. 18321074 – Delsi Yasintha Aulia 
  8. 18321173 – Naura Medisa Putri 
  9. 19321161 – Rizka Fitri Annisa (Cumlaude) 
  10. 18321184 – Rian Ade Saputra 
  11. 18321114 – Zanavia Javasta Meuthiarani 
  12. 18321203 – Ath Thaariq Nur Hakim 
  13. 18321147 – Dinda Saarah Salsabila 
  14. 18321190 – Oktavia Nur Halimah 

Demikian 14 mahasiswa dari Prodi Ilmu Komunikasi UII yang dinyatakan lulus bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2023.  

Makanan favorit
Reading Time: 4 minutes

Daftar makanan dan minuman yang paling disukai masyarakat Indonesia sebagai pilihan menu buka puasa akan dipaparkan dalam artikel berikut ini. Setidaknya ada 8 hidangan teratas pilihan masyarakat Indonesia. Deretan makanan ini disukai karena cita rasa yang nikmat dengan rasa manis dan gurih.  

Setelah berpuasa selama hampir 13 jam tentu tubuh kita membutuhkan asupan makanan dan minuman untuk mengembalikan energi. Salah satu sumber utama yang mudah dan cepat didapatkan dari makanan yang memiliki kandungan gula. Namun yakin jika pilihan makanan ini baik untuk tubuh? 

Wajar jika 8 daftar hidangan yang paling disukai masyarakat Indonesia ini dominan ditempati oleh makanan-makanan manis dan bersantan. Beragamnya menu khas daerah serta tradisi di Indonesia bisa jadi pemicu utama mengapa masyarakat kita gemar konsumsi gula dan santan. 

Berdasarkan data survei dari 818 responden di Indonesia dengan range usia 18-55 tahun oleh TGM Research, menyebutkan kolak menjadi menu primadona saat buka puasa. 

Hidangan paling disukai adalah kolak dengan nilai 17,2 persen, selanjutnya ada rendang 11,2 persen, Opor ayam persen, kolak pisang 5,3 persen, disusul kurma 4,8 persen, ketupat 4,8 persen, opor 3,9 persen, dan terakhir es buah 2,4 persen. 

Dalam survei tersebut juga didapatkan hasil jika 90 persen masyarakat Indonesia memilih memasak di rumah untuk teman dan keluarga, serta 99 persen buka bersama anggota keluarga di rumah. 

Sama halnya dengan kebiasaan yang terjadi di lingkungan kita, seperti yang dilakukan melalui survei cepat di Grup WhatsApp Prodi Ilmu Komunikasi UII yang berisi dosen, staf, serta mahasiswa magang ditemukan hasil bahwa seluruhnya memilih minuman pembuka manis saat membatalkan puasa. 

Sebanyak 22 suara yang dikumpulkan sebanyak 3 orang memilih kolak, 2 orang es buah, 8 orang es degan, 5 orang memilih es campur, dan 4 orang lainnya. Menurut pengakuan 4 orang yang memilih lainnya cenderung mengaku berbuka dengan teh hangat manis maupun es teh manis. 

Artinya kebiasaan minum dan makan makanan yang memiliki kandungan gula menjadi primadona untuk membatalkan puasa. 

Risiko terlalu banyak konsumsi gula 

Berdasarkan daftar hidangan yang disebutkan di atas, semua makanan yang disukai oleh masyarakat Indonesia mengandung gula, garam, dan lemak (GGL) yang cukup tinggi. Sementara konsumsi zat gula, garam, dan lemak berlebih akan memicu penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, jantung, stroke, ginjal, hingga gangguan saraf. 

Sebenarnya terkait batasan konsumsi GGL telah diatur dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013. Dalam aturan tersebut juga mengatur pencantuman informasi kandungan GGL pada pangan siap saji dan pangan olahan.  

Kebutuhan dan anjuran konsumsi gula setiap orang per hari sebesar 10 persen dari total energi (200kkal) setara 4 sendok makan atau 50 gram. Sedangkan untuk garam per hari 2000 mg natrium, setara 1 sendok teh atau 5 gram. Terakhir konsumsi lemak per hari adalah 20-25 persen dari total energi (702 kkal) setara dengan 5 sendok atau 67 gram. 

Lantas bagaimana dengan kandungan kolak, apakah baik untuk kesehatan? Ternyata kandungan nutrisi pada kolak sangat baik untuk tubuh dengan catatan dengan tidak berlebihan dalam konsumsi per harinya. 

Bahan utama pada kolak adalah santan dengan berbagai isian seperti pisang, ubi, kolang-kaling, dan gula (gula merah ataupun gula pasir). Dilansir dari laman halodoc sekitar 100 gram kolak terkandung 163 kalori. 

Artinya satu mangkuk kolak pisang terdapat 47 persen lemak, 48 persen karbohidrat, 6 persen protein. Lemak dalam kolak pisang terdiri dari lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Sementara kadar gula di dalamnya sekitar 11,95 gram dan 2,8 gram serat. 

Sedangkan untuk opor ayam yang memiliki bahan dasar santan dan ayam memiliki nilai 163 kalori per 100 gram, 8,67 gram lemak, 5,6 gram karbohidrat, dan 16,53 gram protein. 

Namun menyantap opor ayam akan lebih nikmat dengan nasi atau lontong, nilai kalori nasi sebesar 129 kalori per 100 gram, sedangkan lontong 144 kalori per 100 gram.  

Artinya konsumsi satu mangkok kolak masih aman untuk tubuh kita, namun perlu diketahui yang kita konsumsi tidak hanya itu. Masih ada nasi, opor ayam dan beberapa makanan lain. Maka kita perlu menciptakan gaya hidup sehat dan memperhatikan anjuran konsumsi GGL. 

Konsumsi GGL yang tinggi memicu berbagai penyakit terutama terkait kasus diabetes di Indonesia yang tinggi sebagai dampak pola hidup yang tidak sehat. Tahun 2021 jumlah penderita diabetes di Indonesia sekitar 19,47 juta, hal ini diprediksi akan terus meningkat.  

International Diabetes Federation (IDF) memprediksi jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 28,57 juta di tahun 2045. Artinya jumlah ini lebih besar 47 persen dari tahun 2021. 

Dalam jangka 10 tahun jumlah penderita diabetes di Indonesia meroket hingga 167 persen, sebelumnya tahun 2011 jumlah penderita diabetes 7,29 juta. Sementara jumlah kematian pada 2021 sebesar 236.711 jiwa atau meningkat 58 persen dari tahun 2011 yakni 149.872 jiwa. 

Solusi jalani puasa Ramadan tetap sehat 

Lantas bagaimana cara kita memperbaiki dan mengatur pola hidup yang sehat dan tetap fit selama menjalani ibadah puasa. Setidaknya ada tiga opsi yang bisa kita lakukan yakni memilih nutrisi yang baik, olahraga, dan membuat rencana makanan yang akan kita konsumsi. 

Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah memastikan nutrisi baik yang masuk ke tubuh kita serta membatasi beberapa bahan yang buruk. Pastikan konsumsi makanan berkualitas tinggi dengan memperbanyak minum air putih dan menyeimbangkan dengan karbohidrat dari pati, sayur-sayuran, protein, dan produk susu lemak alami agar tetap terhidrasi selama puasa. Sementara beberapa hal yang perlu dihindari adalah makanan dengan kandungan garam, kafein, gula yang tinggi serta makanan olahan. 

Selanjutnya pastikan untuk meluangkan waktu untuk olahraga, meski puasa kita tetap harus aktif secara fisik demi kesehatan. Yang perlu diperhatikan adalah hindari latihan intensitas tinggi seperti lari cepat atau angkat beban di siang hari. Gantinya olahraga ringan 15-30 menit seperti jalan kaki, senam pilates, ataupun yoga. 

Terakhir yakni membuat rencana menu ke depan, pastikan tidak meninggalkan sahur demi memenuhi asupan untuk energi aktivitas siang hari terutama bagi pelajar dan pekerja. Agar lebih efektif rencanakan menu sahur dan buka puasa dengan fokus makan makanan berkualitas tinggi. 

Selain tiga hal tersebut pastikan agar tubuh kita memperoleh waktu istirahat dan tidur yang cukup agar metabolisme dalam tubuh tidak terganggu. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Halal bihalal
Reading Time: 3 minutes

Tradisi halal bihalal dalam perayaan hari raya Idul Fitri ternyata gagasan yang lahir di Indonesia. Menariknya gagasan ini bertujuan politis demi kerukunan bangsa pada kondisi lampau yang terjadi di Indonesia.

Artinya halal bihalal pertama kali hanya dilakukan di Indonesia, namun lambat laun gagasan politis ini mulai populer di beberapa negara tetangga seperti Brunei Darussalam, Malaysia, hingga negara-negara di Eropa lainnya. Halal bihalal dipopulerkan oleh kedutaan-kedutaan Indonesia  yang ada di negara tersebut dan dipraktikkan bersama masyarakat Indonesia yang tengah tinggal di sana.

Melanggengkan tradisi halal bihalal bisa menjadi keharusan pada setiap keluarga. Bahkan di Indonesia para perantau rela pulang ke kampung halaman atau mudik pada momen Idul Fitri untuk melakukan halal bihalal dengan keluarga besar.

Halal bihalal bisa menjadi semacam rekonsiliasi atau memulihkan hubungan pada keadaan semula, dari adanya perselisihan kecil ataupun besar bisa legowo saling memaafkan dan sadar akan kesalahan lewat berjabat tangan dengan mengucap “mohon maaf lahir dan batin” atau dengan bahasa daerah “luputku sepuro yo” yang selalu terdengar di Jawa.

Nyatanya pada kondisi ini kita sangat mudah meminta maaf maupun memaafkan seseorang. Apa yang membuat semua itu tampak mudah sementara pada hari biasa terasa berat mengucap maaf?

Setidaknya ada tiga faktor yang mengubah perasaan dan hati seseorang menjadi sangat lunak pada momen halal bihalal, pertama terkait identitas sosial, pengaruh suasana hati, dan spiritualitas relasional.

Seseorang dengan identitas sosial tertentu akan bersikap sesuai dengan identitas dari kelompok sosialnya. Hal ini juga bisa berkaitan dengan profesi, misalnya jika seseorang berprofesi sebagai guru maka Ia akan bersikap sesuai standarnya.

Kemudian pengaruh suasana hati, pada momen Idul Fitri yang ditunggu-tunggu dan disambut dengan perasaan bahagia akan membuat seseorang  lebih mudah untuk meminta dan memberi maaf. Berbeda dengan hari biasa yang masih memikirkan gengsi dan harga diri. Bisa dikatakan momen Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk menujukan identitas sosial yang harus dibangun.

Terakhir, spiritualitas relasional berkaitan dengan standar ajaran agama yang harus ditunjukkan oleh pemeluknya. Seorang muslim dalam agama Islam dianjurkan saling memaafkan dan meminta maaf. Sehingga hal ini menjadi perilaku ideal dalam agama yang mesti dilaksanakan.

Gagasan halal bihalal di Indonesia

Lantas bagaimana halal bihalal ini muncul dan mampu membuat rekonsiliasi yang masif di Indonesia? Bahkan hampir sebagian lembaga dan instansi juga turut mengagendakan halal bihalal pasca libur dan cuti bersama.

Kisah di balik gagasan halal bihalal ternyata ada setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1948 Indonesia dalam kondisi tidak baik-baik saja ada gejala disintegrasi bangsa serta elit politik saling jegal enggan duduk berdampingan.

Ditambah dengan pemberontakan di mana-mana mulai dari gerakan Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII), Partai Komunis Indonesia atau PKI Madiun. Kondisi semakin tak kondusif membuat Presiden Soekarno meminta bantuan kepada KH Abdul Wahab Chasbullah atau akrab disapa Mbah Wahab salah satu tokoh pendiri NU.

Menurut penjelasan yang disampaikan KH Masdar Farid Mas’udi, Mbah Wahab didatangkan ke Istana untuk dimintai saran dan pendapat untuk mengatasi situasi politik di Indonesia saat itu. Solusi yang ditawarkan oleh Mbah Wahab kepada Presiden Soekarno yakni untuk menyelenggarakan silaturahim mengingat momen yang tepat mendekati Idul Fitri.

Namun gagasan itu sempat menuai kritik dari Presiden Soekarno “Silaturahim kan biasa, saya ingin istilah yang lain.”

“Itu gampang,”  kata Mbah Wahab.

“Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah ‘halal bihalal’, jelas Mbah Wahab.

Solusi yang ditawarkan Mbah Wahab akhirnya terealisasi, Presiden Soekarno mengundang seluruh tokoh politik datang ke Istana Negara untuk silaturahim yang bertajuk halal bihalal. Inilah titik balik mereka satu meja dan menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.

Istilah halal bihalal yang dicetuskan KH Abd Wahab Chasbullah dengan analisa pertama yakni thalabu halâl bi tharîqin halâl  yakni mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan. Atau dengan analisis kedua yaitu halâl “yujza’u” bi halâl adalah pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.

Memaknai halal bihalal

Dari penjelasan yang diungkapkan oleh Prof Quraish Shihab seorang Pakar Tafsir Al-Qur’an, lewat karyanya Membumikan Al-Qur’an (1999). Konsep halal bihalal yang digagas oleh Mbah Wahab dapat dimaknai dari tiga aspek. Yakni hukum Fiqih, bahasa atau linguistik, dan Tinjauan Qur’ani.

Dari segi hukum fiqih, halal selalu dipertentangkan dengan haram. Pada konteks halal bihalal akan memberikan prasangka baik atau terhindar dosa dari umat muslim yang melakukannya.  Artinya dalam tinjauan fiqih, halal bihalal membuat sikap kita yang semula haram atau berdosa menjadi halal dan terbebas dari dosa. Namun perlu diketahui, kondisi ini bisa tercapai jika kedua pihak menerima dengan lapang dada saling memaafkan.

Kedua, berdasarkan tinjauan bahasa atau linguistik halal berasal dari kata halla atau halala. Kata-kata tersebut memiliki berbagai bentuk dan makna tergantung pada rangkaian kalimatnya. Secara umum maknanya menyelesaikan masalah atau kesulitan, meluruskan benang kusut, mencairkan yang membeku, bahkan melepaskan ikatan yang membelenggu. Sehingga halal bihalal dapat dipahami dengan tujuan menyambung yang tadinya putus tersambung kembali melalui maaf-memaafkan pada momen Idul Fitri.

Terakhir, berdasarkan tinjauan Qur’ani halal yang dituntut adalah halal yang thayyib atau yang baik lagi menyenangkan. Sehingga Al Qur’an menuntut aktivitas yang dilakukan oleh umat muslim adalah sesuatu yang menyenangkan semua pihak. Al-Qur’an tidak hanya menuntut seseorang untuk memaafkan orang lain, tetapi juga lebih dari itu yakni berbuat baik terhadap orang yang pernah melakukan kesalahan kepadanya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Pilmapres
Reading Time: 2 minutes

Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) telah menyelesaikan rangkaian penilaian kompetisi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) UII Tahun 2023.  

Hasil Pengumuman PILMAPRES UII telah resmi diunggah melalui laman kemahasiswaan.uii.ac.id pada Selasa, 28 Maret 2023. Dalam pengumuman tersebut terpilih 3 pemenang dari jenjang S1 dan 2 pemenang dari D3. 

Perwakilan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi yakni Muhammad Fahrur Rozi berhasil meraih juara ketiga. Rozi merupakan ilustrator yang memiliki segudang prestasi di tingkat nasional maupun internasional. 

Gagasan kreatif yang mengantar Rozi meraih juara ketiga PILMAPRES UII adalah soal idenya yang ingin membawa sanggar seni pertunjukan budaya yang mulai tergerus zaman dikenal luas masyarakat khususnya generasi muda. 

“Gagasan saya kemarin judulnya Lakubudaya. Platform digital untuk memasarkan sanggar pertunjukan seni budaya. Latar belakang saya membuat ide itu, melihat masalah pertunjukan seni budaya yang makin jarang,” jelasnya saat dihubungi oleh tim Prodi Ilmu Komunikasi pada Rabu, 29 Maret 2023. 

Lakubudaya yang dipaparkan Rozi harapannya dapat menjadi mobile application yang memudahkan pemasaran di bidang seni pertunjukan budaya. Dalam ide gagasan tersebut disebutkan proses produksi mobile application Lakubudaya dilakukan setelah menetapkan desain produk dengan menggunakan Android Studio. Android Studio adalah IDE (Integrated Development Environment) resmi dari Google untuk pengembangan aplikasi Android. 

Dengan mengikuti PILMAPRES UII Rozi menyebutkan jika dirinya mendapatkan wawasan baru, pengalaman, dan inspirasi tentunya. 

“Dari proses panjang itu, aku sendiri dapat banyak banget wawasan baru, pengalaman, dan inspirasi dari peserta lain. Diseleksi MAPRES, aku ketemu orang-orang hebat di bidang masing-masing gitu. Alhamdulillah juga bisa meraih hasil juara 3, tapi insyaAllah di kesempatan berikutnya aku mau berusaha lagi agar bisa mewakili Prodi Ilkom dan UII,” tandas Rozi. 

Sebelumnya rangkaian PILMAPRES UII telah dilaksanakan sejak 12 Januari hingga 28 Maret 2023 melalui berbagai tahapan yakni seleksi kelengkapan berkas, penilaian presentasi karya ilmiah (gagasan kreatif/produk inovatif), penilaian presentasi menggunakan Bahasa Inggris, dan penilaian prestasi/capaian unggulan.  

Berdasarkan hasil penilaian/penjurian, diperoleh hasil PILMAPRES UII Tahun 2023 Tingkat Sarjana adalah sebagai berikut: 

Peringkat  Nama  NIM  Fakultas  Prodi 
JUARA I  Adilla Pratama Putri  21613307 

 

FMIPA 

 

S1 – Farmasi Internasional Program 
JUARA II  Qurrotu Aini Laila Romadhoni  20613033 

 

FMIPA 

 

S1 – Farmasi 
JUARA III  Muhammad Fahrur Rozi 

 

21321207 

 

FPSB 

 

S1 – Ilmu Komunikasi 

 

Berdasarkan hasil penilaian/penjurian, diperoleh hasil PILMAPRES UII Tahun 2023 Tingkat Diploma adalah sebagai berikut: 

Peringkat  Nama  NIM  Fakultas  Prodi 
JUARA I  Eriko Elsa Daje 

 

20231063 

 

 

FMIPA 

 

D3 – Analisis Kimia 

 

JUARA II  Astrid Yuliana  21231061 

 

 

FMIPA 

 

D3 – Analisis Kimia 

 

Selanjutnya, teknis penyerahan hadiah/penghargaan serta persiapan untuk pengiriman Juara PILMAPRES UII ke tingkat regional dan/atau nasional akan dikoordinasikan oleh Divisi Pembinaan Kepribadian & Kesejahteraan DPK UII. 

Film horor paling laris di Indonesia
Reading Time: 3 minutes

Data menunjukkan jika genre film di Indonesia yang paling laris adalah film horor. Namun, menariknya rata-rata semua hantu dalam film horor selalu diwakili oleh perempuan. Kenapa demikian? Simak fakta dan data berikut ini.  

Tahun 2022 lalu film horor yang berjudul “KKN di Desa Penari” dinobatkan sebagai film terlaris sepanjang masa di Indonesia karena berhasil ditonton oleh 9,2 juta penonton. Hantu perempuan yang menjelma sebagai Badarawuhi menjadi ikon seramnya film “KKN di Desa Penari”.  

Lanjut lagi, menilik ke belakang tahun 2018 berdasarkan data yang dihimpun oleh Databoks Katadata, dari 13 judul film terlaris tahun 2018, 6 di antaranya ditempati oleh film bergenre horor. Deretan enam judul film bergenre horor tersebut cukup memikat pemirsa layar lebar dan meraih jumlah penonton lebih dari 1 juta.  

Enam film tersebut di antaranya Suzzanna: Bernafas dalam Kubur lebih dari 1 juta penonton, Sebelum Iblis Menjemput 1,1 juta penonton, Kuntilanak 1,24 juta penonton, Jailangkung 2 1,5 juta penonton, Asih 1,7 juta penonton, serta Danur 2: Maddah 2,6 juta penonton.  

Artinya masyarakat Indonesia memang gemar menonton film bergenre horor alasan praktisnya, “Daya tarik film-film horor itu terkait erat dengan jiwa orang Indonesia dan umumnya melekat pada budaya Timur yang dianggap identik dengan mistisisme dan kejadian makhluk supernatural dan peristiwa-peristiwa mistik”. (Jurnal ProTVF, Volume 4, No. 1, 2020)  

Lantas kenapa hantunya harus perempuan? Dari deretan film yang telah disebutkan di atas bisa dikatakan seluruhnya menampilkan hantu perempuan demi menyukseskan alur cerita. Apakah perempuan memang diidentikkan dengan hal mistis penuh keseraman?  

Kenapa perempuan selalu menjadi objek hantu?  

Menengok ke belakang ternyata film-film horor telah mengalami dinamika dari berbagai hal mulai dari narasi dan sinematografi. Narasi horor yang dibangun dari folklore (cerita rakyat atau budaya) beralih menjadi narasi urban legend (legenda urban atau kontemporer).  

Namun yang tak berubah adalah sosok perempuan sebagai perwujudan hantu dan menghantui dengan berbagai teror. Tercatat pasca reformasi beberapa film horor seperti Kuntilanak (2006), Suster Ngesot the Movie (2007) secara dominan menampilkan hantu perempuan sebagai antagonis.  

Artinya ada ketimpangan representasi perempuan dibandingkan dengan laki-laki dalam sejarah film horor di Indonesia, ditambah kerasnya budaya patriarki dan misogini.  

Melansir dari hasil riset Justito Adiprasetio dan Annisa Winda Larasati yang diterbitkan pada Juni 2022 lalu menampilkan data yang begitu kontras terkait pemilihan pemeran hantu di Indonesia.  

Dari 559 film horor Indonesia yang terbit selama periode 1970-2019 menunjukkan bahwa perempuan sangat dominan direpresentasikan sebagai hantu dan karakter utama. Setidaknya 60,47 persen atau 338 film horor sosok hantu diperankan oleh perempuan, sementara 24,15 persen atau sekitar 135 film horor pemeran hantunya adalah laki-laki.  

Sisanya film horor yang menampilkan posisi peran berimbang hantu laki-laki dan perempuan hanya 15,38 persen atau 86 film saja.  

Saat menonton film horor Indonesia tentu kita menyadari tiga hal yang tak mungkin terlewat yakni komedi, seks, dan religi. Teranyar, film KKN di Desa Penari juga menceritakan bagaimana perempuan berbuat ulah hingga terjadi kekacauan serta eksploitasi seksual. Sementara sosok Mbah Buyut (laki-laki) bertindak sebagai pihak yang menyadarkan, menyembuhkan, dan mengusir hantu. 

Perempuan yang menjadi hantu biasanya berawal dari ketidakadilan dari laki-laki, mereka bangkit membalas dendam. Namun narasi yang dibangun dari menuntut ketidakadilan berubah menjadi monster antagonis.  

“Film horor hampir selalu menampilkan paradoks atas sosok perempuan. Di satu sisi, mereka dikonstruksi sebagai korban, sedangkan di sisi lain, mereka punya sifat layaknya monster. Perempuan dalam film awalnya ditampilkan sebagai korban, lalu kemudian berubah menjadi hantu yang menampilkan sisi monster.” (Dominasi hantu perempuan dalam film horor Indonesia)  

Artinya ada justifikasi terhadap perempuan, perempuan dianggap “seharusnya” tidak boleh melawan agar diterima secara sosial, kultural, dan seksual. Femininitas dikonstruksikan sebagai hal mengganggu sistem, identitas, dan tatanan serta tidak taat pada posisi, batas, dan aturan yang ada. 

Lantas bagaimana agar peran ini menjadi adil bagi perempuan? Menyambut Hari Film Nasional (HFN) dirayakan setiap tahun, pada 30 Maret 2023 sesuai dengan tema HFN tahun ini yakni “Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan”, perlu campur tangan perempuan dalam dunia film horor terutama dalam segi gagasan, ide, hingga produksi.  

Minimnya sutradara perempuan dalam produksi film horor disinyalir membuat kuatnya budaya patriarki dan misogini. Tentunya industri film horor Indonesia sangat membutuhkan perspektif perempuan di tengah dominasi sutradara laki-laki. Hal ini diperlukan demi meningkatkan kualitas film di Indonesia serta ajang refleksi ekosistem industri perfilman. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita