Istilah Skena yang Viral di Media Sosial hingga Munculnya Sindiran untuk Polisi Skena

Skena
Reading Time: 4 minutes

Skena sebuah istilah yang sebenarnya bukan baru namun kini tengah viral di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber istilah ini muncul sejak tahun 2011 (Skena Fashion). Sepanjang tahun 2023 skena cukup nyaring dibahas diberbagai platform hingga menuai berbagai kritik. Lantas apa itu skena dan mengapa muncul perdebatan?

Istilah Skena yang menjadi bahasa gaul belum ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jika membaca dari berbagai artikel Skena berasal dari tiga kata yaitu Sua, Cengkerama, dan Kelana. Sua artinya datang saling mendekati, Cengkerama berarti percakapan untuk menggembirakan, sementara Kelana berarti mengadakan perjalan ke mana-mana tanpa tujuan tertentu.

Dari artikel yang dipublish PrambosFM skena adalah perkumpulan kolektif yang bertemu untuk saling bercengkerama bahagia hingga melakukukan perjalanan atau berkelana. Contohnya perkumpulan penggemar musik indie maka disebut skena indie.

Menariknya, sepanjang tahun 2023 skena yang viral di media sosial diidentikkan dengan berbagai hal seperti preferensi musik, fashion, hingga coffee shop yang sangat dekat dengan kehidupan Gen Z saat ini. Tulisan ini merujuk pada skena musik, belakangan perdebatan soal selera musik banyak dibanding-bandingkan. Bahkan muncul anggapan selera musik yang bagus dan jelek.

Melansir dari laman Whiteboard Journal, setalah skena musik meluas ditemukan “Polisi Skena” dalam sebuah concertgoer musik-musik indie lokal yang didominasi Gen Z. Polisi skena adalah budaya kritik-mengkritik soal selera musik.

Secara umum tak ada yang salah dengan skena, namun kemunculan polisi skena yang mengusung budaya kritik di kalangan penikmat musik hingga menganggap dirinya memiliki wewenang untuk menghakimi hal itu justru membuat istilah skena ternodai.

Sementara tren beberapa tahun terakhir musik indie dianggap keren dan lebih banyak diminati. “Mereka yang mendengar musik ini adalah yang paling keren di tongkrongan karena mendengarkan musik yang bisa disebut tidak pasaran.” PrambosFM.

Menilik Istilah Skena Musik Indie

Skena musik indie dapat dijelaskan melalui dua hal, merujuk pada hasil riset milik Jefri Yosep Simanjorang dengan judul “Modal Sosial pada Skena Musik: Studi Kualitatif Komunitas Musik Indie Bandung 1994-2004” yang diplikasikan dalam Jurnal Unpad.

Pertama, skena merujuk pada komunitas yang menjadi ruang interaksi antara musisi, penikmat, hingga ekosistem musik yang saling memiliki keterkaitan. Kedua, dengan adanya ruang tersebut maka menambah popularitas musik indie (bukan genre), arti indie merujuk pada sebuah pengelolaan yang independen.

Bandung menjadi salah satu daerah yang memiliki “ekosistem musik yang hidup” termasuk musik indie dari skala lokal hingga internasional. Sehingga barometer musik nasional sangat melekat pada skena musik Bandung.

Sehingga tak heran jika nama-nama musisi dengan musik indie banyak datang dari Bandung seperti Mocca hingga Fiersa Besari. Sementara dari deretan musik yang dihimpun PrambosFM, musik yang masuk dalam favorit Skena indie adalah musisi Danilla, Fourtwenty, Float, Coldiac, Mocca, serta Biru Baru. Alasannya karena musik mereka masih underground dan unik.

Beberapa tahun belakangan juga muncul budaya terkait tongkrongan keren adalah mereka yang mendengar musik indie karena dinilai tak pasaran dan merambah di media sosial.

“Banyak pembahasan yang seolah mendewakan music indie dan menjadikan musik pop populer adalaj pilihan yang ‘biasa’ dan ‘kurang keren’.” PrambosFM.

Melansir dari laman Tempo, setiap skena aliran musik tertentu memiliki ciri-ciri khusus. Misalnya skena metal identik dengan fashion hitam dan berambut gondrong, skena hiphop cenderung berpakain gombrang dengan sepatu sneaker.

Atas pengkotak-kotakan ini, maka muncul polisi skena atau kritikus yang menebar sentimen terkait kostum kepada salah satu pihak. Bahkan polisi skena tak segan mengetes pengetahuan seorang penggemar tentang profil dan lagu sebuah band yang tercetak pada kaos yang dikenakan. Tentu tindakan ini sangat menyebalkan.

Sindiran untuk Polisi Skena

Gerah dengan stereotipe yang dilakukan polisi skena, musisi sekaligus seniman bernama Sir Dandy melayangkan kritik dan sindiran dengan penuh candaan. Dalam artikel yang ditulis oleh Annisa Nadia Harsa pada laman Whiteboard Jornal, menyebut jika Sir Dandy melihat hal ini sebagai tindakan yang membatasi dalam berekspresi dan menikmati musik.

Lewat lagu berjudul polisi skena yang telah dirilis sejak 15 Mei lalu, Sir Dandy menyindir steretip-stereotip khas dalam skena musik indie, pada bait pertama “Yang patah, yang tumbuh. Yang hilang, lapor polisi” adalah penggalan lirik dari Banda Neira yang sangat familiar.

Sementara bait kedua “Akibat merasa hebat. Berujung saling hujat” menyoal aliran musik yang didengarkan (indie) paling keren.

Bahkan gaya fashion pun turut menjadi bahan yang sampaikan Sir Dandy. Menariknya kopi dan senja tak absen dalam sindiran ini.

Komentar-komentar yang disuarakan oleh Sir Dandy ini diiringi olej Riko Prayitno dengan mengusung nuansa musik indie yang populer seperti Barasuara hingga Hindia. Berikut lirik lagu Polisi Skena dari Sir Dandy:

Polisi Skena

[Verse 1]
Peradaban diciptakan untuk kemajuan
Bukan untuk kebencian
Apalagi perpecahan
Yang patah yang tumbuh
Yang hilang lapor polisi
Semua perbedaan bisa
Dicarikan solusi

[Verse 2]
Selera tiap orang tak akan pernah sama
Biarkan begitu jangan dipaksa-paksa
Pribadi berpendapat kok malah jadi debat
Akibat merasa hebat
Berujung saling hujat

[Interlude]
Hey, kamu itu di depan!
Jangan diam-diam saja, gerakkan badannya!
Coba itu ke atas! ayo, semua!
Kalau kamu diam-diam saja, pergi sana ke perpustakaan!

[Verse 3]
Tiap orang punya cara
Menikmati musik
Beda-beda tak mengapa
Malah jadi unik
Berdansa dan berpakaian
Berlomba tampil nyentrik
Yang aktif yang pasif
Tolong jangan saling usik

[Chorus]
Polisi skena (polisi skena)
Ada di mana-mana (di mana-mana)
Bisa jadi siapa saja (siapa saja)
Aku, kamu, dan mereka (aku, kamu, mereka)

[Verse 4]
Kopi dan senja yang tak berdosa
Jadi korban mereka yang merasa berkuasa
Dijadikan bahan bully-an berkedok nyanyian
Kalau sudah begitu tak ada yang melawan
Komunis bukan, diktator bukan, ketua yayasan bukan
Pemegang saham jelas juga bukan
Lalu kenapa mesti banyak peraturan?
Apakah kamu sedang mencoba bermain Tuhan?

[Chorus]
Polisi skena
Ada di mana-mana
Bisa jadi siapa saja
Aku, kamu, dan mereka
Bisa jadi polisi skena
Ada di mana-mana
Dunia nyata, dunia maya
Pasti ada polisi skena

Itulah sedikit pembahasan soal skena dan polisi skena, menurutmu bagaimana Comms cukup “nylekit” sindiran dari Sir Dandy?

 

Penulis: Meigitaria Sanita