Tag Archive for: uii

Poso

Prodi Ilmu Komunikasi UII berkomitmen melakukan pemberdayaan kepada masyarakat secara luas. Dengan keilmuan di bidang komunikasi yang aplikatif harapannya mampu menjadi manfaat bagi masyarakat. Lebih lanjut, dapat menjadi solusi atas persoalan di suatu ruang.

Pemberdayaan-pemberdayaan ditujukan kepada berbagai pihak seperti SDM di instansi, perempuan, anak-anak, hingga masyarakat di daerah yang sulit mendapatkan akses informasi.

Mencatat perjalanan satu tahun ke belakang terdapat rentetan program dan perjalanan yang layak direfleksikan. Berikut beberapa peristiwa yang akan disajikan secara singkat. Tak hanya dilakukan oleh dosen, staf juga terlibat.

  1. Workshop Pembuatan Film Pendek Komunitas Video Edukasi Binaan Balai TekKomDik DIY

Workshop ini diinisiasi oleh Anggi Arif Fudin Setiadi S.I.Kom., M.I.Kom  sejak Mei hingga November 2024. Melihat masalah yang dihadapi Balai TekKomDik terkait konten edukasi (film), berbagai pelatihan diberikan kepada komunitas video edukasi binaan Balai TekKomDik yang beranggotakan guru-guru pilihan SMA se-DIY.

Pelatihan yang dilakukan meliputi (1) membuat rancangan produksi berupa pemuatan creative deck yang berisikan dari skenario, alat yang digunakan dan shot list yang diproduksi menjadi film pendek, (2) Pelatihan dalam menggunakan kamera, lighting dan audio dalam proses produksi. (3) Pendampingan dalam produksi hingga editing film pendek.

Diharapkan pengabdian ini mampu memberdayakan dan meningkatkan kualitas dalam pembuatan film secara berkelanjutan.

  1. Pelatihan Menulis Reflektif dan Kritis untuk Santri Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Peserta Ekstrakurikuler Jurnalistik

Bekerja sama dengan Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta, pemberdayaan yang dilakukan oleh Dian Dwi Anisa, S.Pd., M.A. menyasar pada santriwati jenjang sekolah menengah pertama yang tergabung pada ekstrakulikuler jurnalistik.

Pemberdayaan yang berlangsung pada 20 Agustus 2024, berisikan dua materi utama yakni Pentingnya Menulis dan Menulisi Feature. Selain berpikir kreatif, pelatihan tersebut dirancang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dalam menulis, santri dituntut untuk merangkai ide secara logis dan koheren.

  1. Pelatihan Komunikasi untuk Perawat Pasien Kanker Anak

Pengabdian ini telah terlaksana pada 10 November 2024, diinisiasi oleh Dr. Herman Felani, S.S., M.A. Pelatihan komunikasi ini diberikan kepada kelompok perawat kanker anak di RSUP Prof Sardjito. Beberapa pelatihannya meliputi pelatihan bahasa Inggris untuk perawat kanker yang sering mendapatkan dari mitra luar negeri dan pelatihan produksi media visual untuk membuat materi edukasi bagi pasien dan keluarga kanker.

Harapannya pelatihan tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam berkomunikasi, memperkuat hubungan pasien-perawat, serta meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit kanker anak.

  1. Mengenali Disleksia dan Kesulitan belajar di Usia Prasekolah/Sekolah

Pengabdian yang dilakukan oleh Holy Rafika Dhona S.I.Kom., M.A. dadasari oleh konsep koneksi salah satu field dari Komunikasi Geografi. Koneksi merupakan kajian mengenai ruang-ruang yang dibentuk dalam proses komunikas ketika ruang yang berbeda saling terhubung. Konsep ini mengimani bahwa dunia adalah ruang aman oleh setiap kalangan manusia termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Sayangnya, pemahaman masyarakat terhadap ABK terutama disleksia masih minim. Disleksia bukan penyakit, tetapi disleksia adalah hambatan belajar khusus. Ketidaktahuan tersebut membuat membuat anak yang mengidap ini dianggap “anak nakal”, “anak bodoh” dan lain-lain. Sehingga upaya-upaya pengenalan disleksia perlu dilakukan. Pengabdian ini dilakukan pada November 2024 dan diikuti oleh 20 orang tua dan pengajar PAUD.

  1. Kampanye Media Sosial Guna Penanganan Sampah di Kota Yogyakarta

Peningkatan jumlah produksi sampah di DIY yang terus meningkat menjadi masalah yang tak terselesaikan. Data menunjukkan tahun 2019 produksi sampah mencapai 644,69 ton per hari, sementara 2023 meningkat menjadi 1.231,55 ton perhari. Jumlah tersebut didominasi oleh sampah sisa produksi rumah tangga. Sayangnya, hal ini tak menjadi perhatian serius bagi masyarakat.

Untuk menjawab persoalan tersebut Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom, M.A, melakukan pengabdian dengan menggandeng Diskominfo DIY untuk melakukan kampanye di media sosial terkait penanganan sampah. Hal ini dilakukan dengan pelatihan pembuatan konten video edukasi yang mendorong kesadaran masyarakat. Strategi yang digunakan adalah third party endorser, yakni sebuah lembaga menggunakan suara pihak ketiga guna mendukung program. Pemberdayaan ini dilakukan sejak April hingga Oktober 2024.

  1. Workshop Produksi Siaran Radio untuk Kegiatan Filantropi dan Dakwah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Bawah Yayasan Badan Wakaf UII Yogyakarta

Filantropi adalah tindakan yang didasari nilai kemanusiaan. Konsep ini menjadi landasan pemberdayaan yang dilakukan oleh Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP, M.Si, Ph.D. Berkecimpung di dunia radio, membuatnya mengetahui berbagi persoalan khususnya soal manajemen konten dakwah. Di bawah Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII beberapa lembaga filantropi seperti Lazis Unisia, Radio Dakwah Unisia, LWU Unisia, Embun Kalimasada, Rumah Sehat Baznas, dan Griya Cendekia digandeng untuk saling mengisi konten sesuai tujuan lembaga.

Pelatihan yang dilakukan adalah produksi siaran radio, harapannya dengan konten siaran di radio dapat memperkuat kerja sama dakwah dan pemberdayaan masyarakat antara satu lembaga dengan Lembaga Internal UII lainnya sehingga meningkatkan peluang sinergi untuk kegiatan bersama yang berorientasi pada kemanfaatan masyarakat luas. Kegiatan ini berlangsung pada 22 JULI 2024.

  1. Workshop Penulisan Buku Sejarah Pers Kalimantan Selatan

Pengabdian yang dilakukan oleh Prof. Dr.rer.soc. Masduki, S.Ag., M.Si., M.A. fokus dengan penguatan sejarah pers lokal yakni Kalimantan Selatan yang selama ini terabaikan, terdominasi oleh sejarah pers nasional yang berbasis di Jakarta.

Kalimantan Selatan dipilih karena keunikan sejarah pers itu sendiri. Dari riset yang dilakukan pers lokal di Banjarmasin masih sporadis, tidak terkonsolidasi dalam satu buku, cenderung parsial kepada media pers tertentu dan dari segi tahun terbit sudah di atas 20 tahun. Perkembangan pers lokal Kalsel di era digital belum terekam dengan baik dan mendapatkan apresiasi akademik.

Menggandeng Redaksi JejakRekam.Com situs berita online lokal di Banjarmasin yang mengedepankan jurnalisme data, jurnalisme mendalam. Program ini menggunakan pendekatan partisipatif, pelaksanaannya melibatkan seluruh pegiat pers lokal Banjarmasin yang terseleksi. Luaran kegiatan adalah laporan kegiatan workshop, terbentuknya tim panitia penulisan buku dan proposal penulisan buku sejarah pers lokal yang akan diajukan ke pihak terkait. Program ini dilakukan sejak pertengahan tahun 2024.

  1. Pengembangan Panduan Peliputan Bencana Bagi Jurnalis di Kawasan Yogyakarta dan Sekitarnya

Memiliki ekpertise di bidang Komunikasi Lingkungan, Muzayin Nazaruddin, S.Sos., MA. melakukan pemberdayaan terkait panduan peliputan bencana kepada jurnalis di Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena wilayah Indonesia yang sangat rawan bencana (ring of fire). Sehingga penting bagi masyarakat untuk mengakses wawasan terkait kebencanaan.

Melalui jurnalis, harapannya wawasan tentang kebencanaan dapat tersosialisasi lebih luas sehingga masyarakat akan siap menghadapinya. Pelatihan peliputan bencana ini dilakukan pad 30 November 2024 di Ruang Rapat BPPPTKG Yogyakarta.

  1. Pengabdian Masyarakat di Lembaga Erat Indonesia “Manajemen Sosial Media”

Isu tentang perlindungan, advokasi, dan treatment kepada lansia masih minim diketahui oleh masyarakat awam. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, perlu strategi khusus dalam hal publisitas. Melihat keterbatasan tersebut, Nadia Wasta Utami, S.I.Kom, M.A. melakukan pengabdian dan pemberdayaan kepada anggota Erat Indonesia (LSM) di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Pelatihan pembuatan konten menggunakan smartphone dan manajemen sosial media Erat Indonesia. Harapannya melalui kegiatan ini, berbagai pihak baik lansia, pengurus, dan volunteer Erat Indonesia memiliki kemampuan pembuatan konten dengan smartphone dan manajemen sosial media yang secara bertahap dapat membantu peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu lansia.

  1. Pengabdian Masyarakat Sosialisasi Pengelolaan Sampah Secara Mandiri di Kota Yogyakarta

Masalah sampah di Yogyakarta adalah isu besar yang harus diselesaikan. Semenjak TPA Piyungan ditutup, masyarakat kebingungan dengan sampah di rumah. Narayana Mahendra Prastya, S.Sos, M.A melakukan pengabdian sejak April 2024 untuk lakukan sosialisai pengelolaan sampah mandiri untuk mengurai persoalan.

Sosialisasi terkait pembuatan ecobrick, pengelolaan sampah plastik, serta promoting zero waste lifestyle dilakukan di tiga kelurahan (Wirobrajan, Karangwaru, Baciro) menggandeng mahasiswa Ilmu Komunikasi dilakukan pada mulai Mei hingga Juni 2024. Dengan sosialisasi tersebut harapannya, masyarakat di Yogyakarta mampu menangani masalah sampah secara mandiri.

  1. Program Literasi Digital Anak Remaja SMP (Seri Jaga Identitas Digital)

Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom melakukan pengabdian di MTSN 7 Pakem dengan memberikan literasi bertajuk “Lindungi Identitas Anak dengan Cakap Digital” kepada 160 siswa kelas 7. Pengabdian ini sangat penting dilakukan mengingat data (Kemkominfo) penggunaan media digital pada anak-anak dan remaja di Indonesia menemukan 98 persen tahu tentang internet dan 79,5 persen pengguna internet.

Internet paling dominan digunakan untuk mengakses media digital, sementara anak-anak dan remaja belum terlalu memikirkan apa tantangan dalam kemudahan akses tersebut. Termasuk soal keamanan identitas, isu kebocoran data menjadi concern utama pada pengabdian yang dilakukanpada Agustus 2024. Harapannya, kewaspadaan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan mengingat penipuan di dunia digital biasanya memanfaatkan kelengahan pengguna terutama kaum rentan kaum rentan (anak-anak dan lansia).

  1. Pelatihan Pembuatan Konten Video Menarik Menggunakan Smartphone di Lembaga Erat Indonesia

Memiliki 20 hingga 30 relawan, Lembaga Erat Indonesia yang fokus dengan perlindungan, advokasi, dan treatment lansia dituntut untuk masif melakukan kampanye di media sosial demi mendapat banyak perhatian dari berbagai pihak (termasuk anak muda). Berbagai upaya telah dilakukan termasuk berkolaborasi dengan instansi pemerintah. Namun, atensi masyarakat masih minim.

Menjawab persolan tersebut Ratna Permata Sari, S.I.Kom, M.A melakukan pengabdian dengan pelatihan pembuatan konten video menarik dengan smartphone. Dengan konten video yang menarik harapannya masyarakat mengetahui dan turut berpartisipasi. Kegiatan tersebut berlangsung pada Oktober 2024 di TBM Gubug Pintar Semanu, Gunungkidul dan diikuti oleh berbagai pihak termasuk relawan Erat Indonesia, masyarakat umum, dan mahasiswa.

  1. Pengembangan Konten Media Sosial Sekolah Bertema Prophetic Parenting untuk Edukasi dan Dakwah

Prophetic parenting adalah pola asuh kenabian. Dr. Subhan Afifi, M.Si salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII melakukan pengabdian yang fokus pada pola asuh yang bertujuan mendidik anak dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kegiatan ini bermitra dengan Yayasan Achmad Hasan Ali Taliwang, yang memiliki dua unit lembaga pendidikan, yaitu: TK Tahfidzul Qur’an (TKTQ) Ahsanu Amala dan Lembaga Pendidikan Al-Qur’an (LPQ) Ahsanu Amala. Lembaga pendidikan ini berlokasi di Lingkungan Kokar Dalam RT 01/RW03, Telaga Bertong, Taliwang, Sumbawa Barat NTB.

Pengabdian ini penting mengingat bahwa kompetensi pengasuhan para orang tua dan guru perlu dikembangkan demi mendukung pendidikan. Dilakukan secara daring, selama November 2024 harapannya pengabdian ini dapat meningkatkan kualitas sekolah dan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat di Taliwang.

  1. Perancangan Buku Profil Sebagai Media Promosi Potensi Desa Gondangsari Magelang

Desa Gondangsari Magelang sebagai daerah agrowisata yang potensial belum memiliki arsip dan dokumentasi untuk pengembangan. Melihat persoalan ini, Sumekar Tanjung, S.Sos., M.A. menggandeng mahasiswa Ilmu Komunikasi UII untuk melakukan pemberdayaan dengan membuay buku profil sebagai media promosi. Kegiatan berlangsung pada Agustus 2024.

Harapannya dokumen tersebut dapat menjadi bahan evaluasi untuk masyarakat, pemerintah desa, dan pihak terkait untuk mengembangkan potensi wisata Gondangsari Magelang mampu memberikan tata cara dan strategi-strategi yang efektif untuk menjalankan kembali dan mengembangkan potensi wisata tersebut secara keberlanjutan, sehingga masyarakat dapat merasakan dampak positif secara ekonomi, sosial dan lingkungan.

  1. “Remembering and Archiving” – Penguatan Publik atas Pemahaman dan Pemanfaatan Arsip Visual Melalui Re-fotografi dan Produksi Zine

Berbeda dengan beberapa pengabdian lainnya, cakupan dalam kegiatan ini sangat luas. Dr. Zaki Habibi, S.IP., M.Comms. melakukan pemberdayaan yang fokus dengan konsep remembering and archiving. Kegiatan ini memiliki sasaran program kalangan publik luas tanpa harus memiliki prasyarat pengetahuan dasar mengenai kearsipan secara umum maupun arsip visual secara khusus.

Berkolaborasi dengan Kolektif Belajar Konservasi, program ini memusatkan perhatian pada isu budaya material, dan secara operasional berfokus pada persiapan dan pelaksanaan kegiatan lokakarya (workshop) yang diikuti oleh para partisipan dari jejaring Kolektif Belajar Konservasi dan masyarakat luas yang tertarik pada topik pemanfaatan arsip-arsip visual. Diikuti masyarakat umum kegiatan ini terselenggara pada Agustus 2024 di Rumah Ayam by ViaVia Jogja.

  1. Dokumentasi di Dongi-Dongi Sulawesi Utara bersama YTBN

Tercatat dua tahun terakhir, Prodi Ilmu Komunikasi UII telah bermitra dengan Yayasan Tunas Bakti Nusantara (YTBN) sebuah Yayasan yang fokus dengan pembangunan wilayah 3T. Pada Juli hingga Agustus 2024 beberapa staf terlibat dalam kegiatan kemanusian di Dongi-Dongi, Poso, Sulawesi Utara.

Mengambil peran sebagai tim dokumentasi tiga staf diterbangkan dengan Hercules TNI AU, luaran dalam dokumentasi antara lain dokumentasi foto dan video serta artikel feature untuk publisitas kedua lembaga.

  1. Diskusi Film, Workshop Parenting dan Public Speaking untuk Perempuan Nelayan di Demak

Beberapa dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII tengah fokus terhadap isu perempuan nelayan dan anak, salah satunya Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom. Dalam kegiatan Refleksi Perjalanan 19 Tahun Komunitas Perempuan Nelayan Puspita Bahari pada 24 Desember 2024 beberapa pemberdayaan dilakukan antara lain parenting, public speaking, serta diskusi film Nelayan Perempuan yang digarap Prodi Ilmu Komunikasi UII.

Pemberdayaan di Tambakpolo, Demak, Jawa Tengah dilakukan secara rutin, berbagai persoalan yang kompleks terjadi akibat banjir rob pesisir pantai Utara.

Demikian rentetan dalam seri kaleidoskop 2024, dengan catatan ini harapannya kerja-kerja kemanusiaan selalu mendapat prioritas dan semakin meluas.

Wisudawan Terbaik hingga Predikat Summa Cumlaude dari Prodi Ilmu Komunikasi UII

Kabar membanggakan datang dari Program Studi Ilmu Komunikasi UII khususnya International Program Communication (IPC). Pada Wisuda Periode II Tahun Akademik 2024/2025, dua mahasiswa raih prestasi di akhir masa studi.

Keduanya adalah Fikri Haikal Ramadhan, S.I.Kom dan Arsila Khairunnisa, S.I.Kom alumni IPC UII Batch 2020.

Fikri Haikal Ramadhan, mencatatkan namanya sebagai lulusan terbaik di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) pada pelepasan wisudawan bulan November. Ia berhasil lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,98.

Sebelumnya, Arsila Khairunnisa juga mendapatkan predikat wisudawan terbaik di FPSB bulan September dengan IPK sempurna yakni 4,0. Hal tersebut membawanya sebagai wisudawan berselempang Summa Cumlaude satu-satunya pada prosesi wisuda II Tahun Akademik 2024/2025 pad 1 Desember lalu.

Summa Cumlaude yang diraih Arsila merupakan sejarah baru bagi Prodi Ilmu Komunikasi, ia adalah wisudawan pertama yang meraih IPK sempurna.

Menariknya, kedua mahasiswa tersebut tak hanya berprestasi di bidang akademik namun juga aktif dalam berbagai program. Keduanya merupakan MC professional yang terbiasa memandu berbagai event baik di UII maupun eksternal.

Arsila menuturkan selama proses belajar di Prodi Ilmu Komunikasi selain lingkungan yang sangat mendukung, metode pembelajaran yang diterapkan para dosen menarik dan up to date.

“Di UII, saya mendapatkan akses yang cukup untuk mengembangkan kemampuan dan bakat saya. Para dosen yang berpengalaman dan berdedikasi tidak hanya menjamin kemampuan akademik, tetapi juga memberikan pengalaman yang berharga. Proses pembelajaran dirancang semenarik mungkin, dengan metode pengajaran terkini yang membuat segala sesuatunya tetap menarik,” tutur Arsila.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Fikri Haikal Ramadhan, ia mengungkapkan rasa bersyukurnya atas pegalaman berharga selama menjadi mahasiswa di UII.

“Saya merasa sangat beruntung menjadi bagian dari keluarga besar Ilmu Komunikasi UII. Dosen-dosennya ramah dan dekat dengan mahasiswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Begitu juga dengan dengan mahasiswanya yang seru dan kreatif, membuat pengalaman kuliah menjadi lebih berwarna,” ujarnya.

“Proyek-proyek komunikasi juga melatih kreativitas sekaligus memberikan pengalaman berharga, terutama yang skala besar. Kalau bukan di Ilkom UII, mungkin saya tak akan menjadi MC professional seperti sekarang,” tambahnya.

Sekretaris Prodi IPC, Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A mengaku terharu dengan pencapaian ini. Selama 6 tahun menghandle IPC, prestasi yang diraih kedua alumni tersebut menjadi hasil pantas untuk dibanggakan.

“Jujur entah kenapa periode ini saya sangat terharu, bangga dan melepas adik-adik semua dengan bismillah dari IPC. Semoga perjalanan mereka kedepan selalu dimudahkan dan menjadi yang terbaik seperti yang sudah mereka usahakan ini, cumlaude dan summa cumlaude, terbaik dari yang terbaik baik di kehidupan dunia ataupun akhirat,” tandasnya.

Sebagai informasi dalam periode ini terdapat 46 wisudawan dari Ilmu Komunikasi yang berhasil menyematkan gelar sarjana, 11 dari IPC dan 35 dari regular.

12 IPC Students Join the International Conference ‘Current Development and Prospect of Cooperation Between Indonesia and Russia’

Several International Program Communications (IPC) UII students had the opportunity to join the international conference ‘Current Development and Prospect of Cooperation Between Indonesia and Russia’ on 18 November 2024 in Yogyakarta.

Nahdhatul Ulama University (UNU) Yogyakarta organized the international conference in collaboration with Moscow State Institute of International Relations (MGIMO University).

The academic forum, which was attended by students and lecturers from various universities and practitioners, discussed strategic issues ranging from education, and business, to international cooperation opportunities.

Technically, the participants were divided into groups consisting of various universities. Each group will discuss and create ideas and solutions in response to the most beneficial cooperation potential for Indonesia and Russia.

Quoting from the official website of UNU Yogyakarta, academics from MGIMO University include Dr Nikita Kuklin, Dr Alena Dolgova, and Dr. Kira Tabunova. In general, the material presented was opportunities for cooperation, both in terms of academics related to scholarships in Russia and how to negotiate and communicate with people from various cultural backgrounds.

Ideas Delivered by IPC Students in International Forums

There were 12 IPC students who participated in the forum, one of the participants, Berliana Hafinda, shared her experience at the academic forum.

She got a topic related to logistics, with a team of 7 students from various campuses. In general, logistics is a process that involves planning, implementing, and controlling the flow of goods and information from the point of origin to the point of consumption.

“From the discussion we have done, the urgency of cooperation between Russia and Indonesia in the logistics industry is from the vast opportunities in Indonesia due to the natural conditions and the shape of the archipelago,” Berliana said.

“In addition, why choose Russia, because they have experience in this field. For example, there is GTLogistics as a company that focuses on this field which has advanced technology as well,” she added.

Humaira Lathifah, IPC Batch 2023 explained that the academic forum has relevance to the study of Communication Science, especially about intercultural communication.

“The most prominent thing is intercultural communication. We as participants get to know the cultures that exist in Russia. how is the cultural background and also the cultural differences with us as people who come from Indonesia,” said Humaira.

Regarding the topic at the international conference, the curriculum she studied was able to answer various challenges, ranging from communication strategies to critical thinking.

“As well as the PESTEL and SWOT analysis tasks, these are relevant to the development of corporate communication strategies when looking to enter new markets, as well as some public relations principles. strengthening communication soft skills is also included. public speaking, persuasion, critical thinking are very influential. which is the core of communication skills,” she said.

List of participants:

  1. Clorentia Sherly (Batch 2021)
  2. Berliana Hafinda AS (Batch 2021)
  3. Alifia Syauqillah Arrahman (Batch 2023)
  4. Fabio Danendra (Batch 2023)
  5. Cleodora Faustina (Batch 2023)
  6. Amelia Putri (Batch 2023)
  7. Humaira Lathifah (Batch 2023)
  8. Muhammad Fathurrahman Prima Sakti (Batch 2023)
  9. Muhammad Atha Damario (Batch 22)
  10. Spica Fijriyani S (Batch 22)
  11. Ahmad Jamaludin NurFahmi (Batch 22)
  12. Musdalifah (Batch 22)
  13. Muhammad Aranbagus (Batch 22)

All participants took turns presenting their ideas, in general they mentioned cooperation opportunities to the most profitable industries that could be collaborated between Indonesia and Russia.

Jurnal Mahasiswa Komunikasi Cantrik

Jurnal Mahasiswa Komunikasi Cantrik yang dikelola Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) meraih akreditasi Sinta 4.

Berdasarkan Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 177/E/KPT/2024 pada 15 Oktober 2024, Jurnal Mahasiswa Cantrik dengan EISSN 28072499 meraih “Akreditasi Baru Peringkat 4 mulai Volume 1 Nomor 2 Tahun 2021 sampai Volume 6 Nomor 1 Tahun 2026”.

Melalui proses panjang, Puji Rianto, S.IP., M.A, selaku Editor in Chief menyebutkan proses dan usaha yang dilakukan untuk mencapai titik ini. Demi melancarkan proses akreditasi, usaha yang dilakukan salah satunya melaksanakan workshop untuk para pengelola jurnal.

“Ikhtiar pertama yang terpenting adalah mempelajari dengan sebaik mungkin syarat akreditasi jurnal. Untuk itu, kami melakukan serangkaian workshop untuk memahami dengan baik syarat dan proses akreditasi agar sesuai standar akreditasi Sinta,” ujarnya.

Lebih lanjut, dalam proses peningkatan akreditasi dua hal yang tak boleh luput adalah manajemen dan substansi. Artikel diseleksi secara ketat agar reputasi jurnal tetap terjaga.

“Pada dasarnya, akreditasi mencakup dua hal, manajemen dan substansi. Untuk manajemen, kami pastikan bahwa artikel diproses dengan baik sesuai standar. Artikel yang publish pasti melalui double blind review dan revisi. Tata letak juga kami perbaiki agar tampilannya lebih bagus. Dari sisi substansi, kami jaga melalui proses di editor. Mereka memastiksn bahwa artikel telah ditulis sesuai dengan standar penulisan ilmiah,” tambahnya.

Cakupan dan Kualitas Artikel

Fokus isu pada Jurnal Mahasiswa Komunikasi Cantrik meliputi Kajian Media, Komunikasi Massa dan Jurnalisme, Public Relation dan Komunikasi Strategis, dan Media Kreatif. Jurnal ini secara konsisten terbit dua kali dalam satu tahun yakni bulan Mei dan November.

Jika sebelumnya jurnal ini menjadi wadah publikasi riset yang dilakukan mahasiswa, setelah naik tingkat ke Sinta 4 harapannya artikel yang diterbitkan semakin berkualitas dan cakupannya lebih luas.

“Sebelum akreditasi, artikel yang masuk terbatas sehingga pilihannya juga terbatas. Setelah terakreditasi, kami berharap artikel yang masuk semakin banyak sehingga pilihannya juga semakin variatif. Secara otomatis, kualitas artikel seharusnya semakin meningkat,” ujar Puji Rianto, S.IP., M.A.

Sebagai informasi Sinta merupakan Science and Technology Index, merupakan laman atau database yang dikelola Kemendikbud Ristek yang menyajikan jurnal nasional terakreditasi.

Sementara, pada tingkatan jurnal Sinta mencakup 6 tingkatan. Mulai yang tertinggi Sinta 1, Sinta 2, Sinta 3, Sinta 4, Sinta 5, dan Sinta 6.

Menerbitkan artikel ke jurnal bereputasi sangat penting bagi mahasiswa maupun dosen, salah satunya untuk berbagai prasyarat kelulusan hingga berpengaruh terhadap angka kredit pengajuan jabatan fungsional.

Terkait cara menerbitkan artikel ke jurnal berpeutasi dapat membaca tips dan trik pada laman berikut ini: https://communication.uii.ac.id/bagaimana-cara-mempublikasikan-tugas-akhir-di-jurnal-bereputasi/

Laman resmi jurnal Mahasiswa Komunikasi Cantrik:

https://journal.uii.ac.id/cantrik

Pagar api jurnalisme

Idealnya kegiatan jurnalistik harus terpisah dengan persoalan bisnis. Peran jurnalis menjadi menjadi faktor terbesar dalam sebuah produk jurnlistik yang disampaikan kepada publik. Sayangnya, pagar api jurnalistik (firewall) telah runtuh dari dalam.

Catatan dari Nanang Krisdinanto, dosen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) dalam bukunya yang berjudul Runtuh dari Dalam, Serangan Komersialisasi terhadap Pagar Api jurnalistik di Indonesia menjadi topik diskusi yang dihelat oleh Program Studi Ilmu Komunikasi UII bersama Sekolah Jurnalisme SK Trimurti, dan AJI Yogyakarta pada 4 November 2024 di UII.

Prof. Masduki, dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII membuka diskusi dengan melontarkan pernyataan terkait bagaimana jurnalis bekerja dalam memproduksi berita.

“Harus free from economy interest, bebas dari persoalan bisnis. Dilema di antara profesional jurnalis, pimred, editor,” ujarnya.

“Jurnalis itu manusia biasa yang dipengaruhi banyak faktor di dalam dia bekerja (status kerja, gaji yang diterima, struktur lingkungan redaksi) mempengaruhi sebuah berita yang dia tulis.” Tambahnya lagi.

Pagar Api yang telah Runtuh

Nanang Krisdinanto sebagai penulis memaparkan hasil penemuannya bahwa ruang lingkup jurnalistik tak memiliki batasan konkret akibat kondisi ekonomi dan politik.

“Apa yang saya cemaskan sampai hari ini tidak menunjukkan gejala menurun tapi semakin meningkat eskalasinya. Sehingga pada akhir buku ini kesimpulannya adalah, bisnis media itu memang hidup di Indonesia tapi yang saya khawatirkan jurnalismenya mungkin sudah mati atau bahkan terancam mati,” ungkapnya.

“Garis pagar api antara redaksi dan bisnis sudah tidak dihormati lagi,” tambahnya.

Praktik-praktik penerabasan pagar api sebenarnya telah terjadi sejak tahun 90an, namun hal ini semakin parah selama masa pandemi Covid-19, semua bisnis semakin sulit termasuk pendapatan media dan iklan. Kondisi tersebut berakibat pada berita yang dihasilkan oleh jurnalis. Melalui berbagai proses di ruang redaksi yang sedemikian dimanipulative karena berbagai kepentingan (iklan).

“Itu tidak hanya disumbang dari kekuatan besar di luar (ekonomi dan politik) tapi juga dari dalam dari para jurnalis itu sendiri yang mengalami perubahan signifikan dalam cara mereka memandang jurnalisme,” jelasnya.

Temuan tersebut diamini oleh Nugroho Nurcahyo, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Jogja yang turut menjadi pembicara. Bergelut dengan industri media lokal, ia mengungkap bobroknya ruang redaksi yang telah kaburnya batasan berita dan advertorial.

“Omong kosong kalau orang bilang 80 persen media itu hidup dari iklan. Dan yang dibayangkan iklan display misal satu iklan satu halaman itu hampir tidak mungkin dilakukan. Dari perusahaan media komunikasi yang meminta untuk advertorial itu pagar apinya mungkin konten promosi, ada juga yang dikode adv itu enggak cukup bagi mereka,” jelasnya.

“Mereka inginnya ini menjadi konten berita yang belakangan hari disebut brand content. Sialnya kalau di daerah, media belum dipercaya oleh privat sector mereka masih pakai konsultan media di Jakarta dan placementnya di media-media nasional dan banyak media nasional sudah berekspansi di sini mencari ekosistem bisnis yang lebih visible dalam tanda kutip bisa membayar SDM lebih rendah dengan kualitas yang sama di ibu kota,” tandasnya.

Fakta-fakta yang dikemukakan oleh Nugroho Nurcahyo menegaskan bahwa selain runtuhnya pagar api dari dalam, juga persaingan bisnis media tidak imbang antara media lokal dan nasional.

Buku yang diterbitkan Marjin Kiri tersebut membahas detail bagaimana pagar api jurnalistik sebagai salah satu filosofi dasar jurnalisme atau sekat yang membatasi redaksi dan bisnis demi menjaga independensi atau objektivitas praktik jurnalisme tengah diruntuhkan secara terang-terangan oleh desakan komersialisasi dalam industri media massa.

Pengabdian Dosen Ilmu Komunikasi UII: Bagaimana Cara Membuat Konten di Media Sosial yang Menarik dan Viral?

Dua dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A, dan Nadia Wasta Utami, S.I.Kom., M.A melakukan pengabdian masyarakat di TBM Gubug Pintar, Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta pada 26 Oktober 2024.

Menggandeng LSM Erat Indonesia, kedua dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII fokus terhadap pelatihan manajemen dan pembuatan konten di media sosial.

Sebagai informasi, Erat Indonesia merupakan LSM yang bergerak pada perlindungan, advokasi, dan treatment lansia. Diinisiasi sejak tahun 2020, Erat Indonesia masih terfokus di daerah Wonosari dan Bantul karena kapasitas SDM yang masih terbatas. Tercatat volunteer yang tergabung sekitar 20 hingga 30.

Artinya, perlu banyak SDM khususnya kaum muda dalam mendukung kegiatan kemanusiaan tersebut. untuk menyelsaikan persoalan tersebut perlu dilakukan kampanye sosial di media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu lansia.

Sehingga Prodi Ilmu Komunikasi UII berusaha mengurai permasalahan dengan tawaran memberi pelatihan kepada Erat Indonesia terkait manajemen dan pembuatan konten di media sosial.

Manajemen Media Sosial

Pelatihan pertama diawali oleh materi dari Nadia Wasta Utami yakni Manajemen Media Sosial. Sebagai dosen praktisi pemasaran, beliau menyampaikan bagaimana cara membuat perencanaan dan pengelolaan media sosial.

“Saya memberi pengantar terkait media yang diperlukan dalam pemasaran juga terkait dengan manajemen sosial medianya,” ujarnya.

Pengabdian

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII, Nadia Wasta Utami, S.I.Kom., M.A

“Kemarin itu seperti training for trainer untuk para pengurus Erat Indonesia, karena pengelolanya banyak dari mahasiswa salah satunya salah satunya dari UGK, beberapa ibu-ibu volunteer dari Erat Indonesianya juga hadir. Yang menarik tempat acaranya di TBM Gubuk Pintar di Semanu Gunung Kidul. YTBM ini punya pengelola dan volunteer mereka juga turut hadir sehingga pesertanya sangat beragam dari mahasiswa, pengelola Erat Indonesia dan Pengelola,” tambahnya.

Sebagai praktisi pemasan media sosial di UII, beliau menekankan bahwa dalam pemasaran khususnya di media sosial value menjadi komponen penting yang harus ditampilkan di media sosial. Sehingga memberikan pemahaman terkait value dari Erat Indonesia adalah concern utama.

“Namanya pemasaran sosialisasi dengan value itu macam-macam medianya salah satunya sosial media. Dan sekarang semuanya sudah menggunakan sosial media maka kita perlu tau bagaimana cara mengelola sosial media dengan baik dan mebuat konten yang menarik.” Tandasnya.

Pelatihan Pembuatan Konten

Usai pemaparan materi pertama, dilanjutkan dengan dengan pelatihan dari Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A yakni Pelatihan Pembuatan Konten Menggunakan Smartphone.

“Jangan cuma jadi konsumen atau pengguna (media sosial) tapi juga menjadi produsen (kreator konten),” ujarnya membuka diskusi.

Pengabdian

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII, Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A

Beliau memberi contoh cara membuat konten sederhana, dan yang terpenting bagaimana konten tersebut dijangkau oleh banyak pihak hingga viral.

“Bikin foto dikasih lagu (sedang viral) saja,” tambahnya.

Dinamika dan regulasi media sosial sangat cepat dan tidak terduga, sehingga pengguna perlu beradaptasi dengan cepat. Jika beberapa bulan sebelumnya konten kreator fokus mencari banyak pengikut, tren terkini justru berbeda.

“Jadi kalau dulu orang itu berbondong-bondong ingin mendapat banyak follower biar enggagement tinggi tapi kenyataan saat ini untuk dapat itu lebih kepada mengikuti algoritma untuk bisa viral,” ungkapnya.

Karena viral tidak mampu dipresdiksi, sebagai penutup, beliau memberikan tips agar konten yang diproduksi bisa menjangkau banyak pihak.

“Mengikuti algoritma, biasanya dengan kaitan lagu yang sedang populer. Kedua mengikuti isu. Sebenarnya FYP dan viral bisa dapat dikatakan lebih ketika untung-untungan kembali karakteristik akun masing-masing. Tiap orang punya masing-masing kekuatan karakter konten apa. Sehingga viral dan tidak viral hanya dampak.” Pungkasnya.

How to get a scholarship in Abroad: My experience with FGLS in Indonesia

I had that dreamed of studying abroad as a way to achieve my goals of being independent, seeing the world, and experiencing different cultures for a long time. The thought thrilled me, but I realized that securing a scholarship was the only way to make it happen. My journey, nevertheless, was more difficult than I had thought. I imagined that if I worked hard to look for and apply for scholarships, no matter how modest, I would undoubtedly be awarded one. However, reality was very different.

Studying abroad is a once-in-a-lifetime experience. It provide access to a high-quality education, and it also broadens your vision, offers new perspectives, and gain personal growth. It exposes you to experiences and challenges that you wouldn’t experience  in your home country, making it truly unique.

I started looking for scholarships while I was still in school, but I only began applying during my gap year. I applied to more than thirteen scholarships, got accepted for only one, and never heard back from most of the others. I spent days researching trustworthy scholarships, dealing with complicated application requirements, and filling out long forms. These little disappointments made me feel like applying for more scholarships was a waste of time. Looking back now, I see that my lack of understanding about the scholarship process made it more difficult than it had to be.

I was so thrilled and excited when I got the acceptance email from Universitas Islam Indonesia. It felt unbelievable after the hard work and frustration. I made my sister read it out loud to make sure I’m not dreaming. The happiness I felt at that moment was worth every effort and the time taken to get there.

If you want to make your application process  goes smoother, here are a few tips :

  1. Identify scholarships that goes with your interests and eligibility.
  2. Start your applications early
  3. Prepare thoroughly for interviews and application process.
  4. Don’t hesitate to look out for guidance if you feel unsure.

Remember to give your best effort in every step of the application process.

I’d like to share some information about the scholarship that I received. It is called the Future Global Leaders Scholarship from Universitas Islam Indonesia (UII). It offers a wide range of International Program (IP), and opens applications once a year. Students who are accepted are required to take a one-month Bahasa Indonesia (BIPA) class before the academic year begins. Be sure to check the link below for more details on this opportunity.

It is, therefore, without doubt that getting a scholarship to study abroad is always a hard process but the outcome, the personal and academic gains all make it worthwhile. Do not let challenges deter you, instead let the challenges be the very reason you push forward to achieve your goals.

More information:

https://pmb.uii.ac.id/international/scholarships/

 

Written by: Thrya Abdulraheem Motea Al-aqab

Edited by: Meigitaria Sanita

A Unique Perspective: Attending INCOMS as an international student

Going to study abroad forces students to adapt quickly. Starting from language differences to cultures that we never knew before. Thrya from Yemen tells us about her experience in a very lively welcome ceremony. She felt different, but she found a new perspective.

 

When I signed up for INCOMS 2024, an event hosted by Universitas Islam Indonesia and the Communications Department. Its focus was on giving an “Introduction to Communications” and as someone studying the field, I was excited to dive in. There was something that made me hesitate whether to participate or not being the only international student there.

Later on, this made my experience both thrilling and a bit overwhelming. The theme, “A Piece of Tone!” immediately caught my attention. It felt like a call to explore the many layers of communication in today’s world. From the warm welcome of the local students to the insightful sessions, INCOMS was much more than just an event, it was a chance to see Communications in action across cultures and perspectives.

On the first day, we reached the villa. Then we started with an alumni talk show, he discussed and shared his experience and advice with the freshmen students. The day continued with introduction to important organizations like HIMAKOM and Ikonisia TV, and then it was followed by incredible films made by students that showcased real-life stories. The day ended with lively, differently, and culturally performances highlighting student talents.

On the second day, participants started with Fajr prayer, followed by morning group workouts. Then the jamaah played interactive and fun games. Lastly, the event wrapped up with awards, a group photo, and a heartfelt closing ceremony.

What stood out for me the most at the INCOMS was the Wonderland Indonesia performance. It was such a breathtaking and rich performance. The music was a mesmerizing blend of modern and traditional sounds, featuring instruments like dumps, classes, and cups, which add a rhythmic complexity. The voices of the performers resonated with the song’s emotions perfectly and carried the energy of the whole performance. They wear their traditional clothes, which add a special touch and a beautiful representation of cultural diversity.

Another astonishing aspect is the energy of the performers and the dynamic group singing in harmony. It was impossible not to feel their passion, pride, and love for their country. As the show ended, I found myself completely impressed by the music, costumes, and energy of the performers. It also gives me a deeper sense of appreciation for the culture and the people who represent it beautifully.

Culture shock

One particular moment of cultural shock that I remember most was having breakfast at 7 a.m. The food served was traditional Indonesian food, some of which I had never tried before. The dishes were delicious, but the idea of me starting my day by eating rice for breakfast was new to me. These little experiences, though minor, taught me about the eating culture in Indonesia and how it is different from my country. For us, we usually start our first meal at 9, and it mostly consists of bread and legumes. That is why it was completely new to me.

I would say attending this event could also be considered to be a culture shock because the welcoming parties and events that are usually held for freshman students are not a common thing in my country. Universities always start right away with the curriculum without having any briefing about the major or engaging events with other students, and that makes their adaptation to university life a bit harder.

Impact of the Event

Even though this event was completely in Bahasa Indonesian, the side discussions and casual conversations were too; however, I was surprised by the fact that most of the students tried their best to not make me feel left out and to accompany me. They used to translate most of the information on the event, my role in the film, and many other things. Going through this experience made me feel that there was room for international students in such events, and there was a space for them to step out of their comfort zone and engage with a new academic and cultural environment.

Attending INCOMS as the only international student was both a challenge and an opportunity. The event not only enhanced my academic experience but also allowed me to experience Indonesian hospitality and culture in a way I hadn’t before.

My advice for international students attending such events is to fully enjoy the experience. There will be moments of culture shock or language barriers, these challenges are growth opportunities. Be open to engage with local students and professionals, and take advantage of such great events. Good luck to you all.

Written by: Thrya Abdulraheem Motea Al-aqab

Edited by: Meigitaria Sanita

Awarding night

After traveling to the two countries of Indonesia and Malaysia, it was time for the P2A 2024 Awarding Night. The appreciation moment on 5 October 2024 marked the end of the Passage to ASEAN (P2A) 2024 series.

The awarding night was conducted in a hybrid way, live in the TV studio of the UII Communication Science Study Program, by combining Zoom meetings for delegates spread across two countries.

This international mobility involving Universitas Islam Indonesia and Universiti Utara Malaysia took place from 19 to 29 August 2024, travelling around Yogyakarta, Kuala Lumpur, Kedah, and Langkawi. Twenty delegates attended. The delegates were divided into groups and responsible for completing projects related to the AWARE theme: Exploring Digital Culture and Urban Environment in Creative Ecosystem. The work produced from the P2A 2024 project is in the form of photos, videos, and writings.

The P2A 2024 Awarding Night was also attended online by several university officials including the Vice Rector for Partnership and Entrepreneurship of UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D and Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D as the Head of UII Communication Science Department. While from UUM Dr Syamsul Hirdi bin Muhid and several other lecturers.

Both representatives from the university expressed their gratitude for the international collaboration that has been established since the last few years. Interestingly, the collaboration produced outputs that were able to hone the skills of the delegates from both universities.

The event that night was even more interesting because it was enlivened by art performances from the two cultures of Indonesia and Malaysia. Firstly Butterfly Dance, Javanese Dance and Rap from UII, while from UUM gave an offering of folk songs from Malaysia.

The most awaited moment was of course the announcement of the winner of the creative work of the delegates. After going through the judging process, the three best works were selected. The appointed jury was Marjito Iskandar Tri Gunawan, M.I.Kom who is a UII laboratory assistant as well as a film activist, while the representative from UUM was Dr Azzura.

List of Best Works in P2A 2024

3rd Winner:

– Spica, Latifah, Noraisyafika, Athirah, Batrisya: Travel Journal

2nd Winner:

– Nandita, Dila: Video Reel: Two Nations, One Journey

1st Winner Best Project

– Nurfahmi, Musdalifah, Kissharoopy, Faeiq: Everything’s Waiting For You

More information about P2A 2024 can be accessed on the following page:

Puspita Bahari

Dua tahun terakhir Prodi Ilmu Komunikasi UII telah melakukan berbagai pendampingan dan kerja sama dengan nelayan perempuan Morodemak dan Timbulsloko, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Banjir rob telah mengepung wilayah tersebut, akibatnya berbagai masalah terjadi baik dari aspek ekonomi dan sosial.

Bermula dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dua dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom dan Ratna Permata Sari, S.I.Kom., MA pada tahun 2023. Beberapa program pendampingan seperti pemasaran digital serta parenting diberikan kepada masyarakat di sana. Proses untuk memasuki daerah tersebut tak lepas dari campur tangan komunitas Puspita Bahari.

Untuk menguatkan kerja sama, Prodi Ilmu Komunikasi UII bertandang ke Demak pada 25 Septeber 2024 untuk melakukan penandatanganan Implementasi Aktivitas (IA) denga Puspita Bahari, komunitas nelayan perempuan.

Diwakili oleh Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom, penandatanganan tersebut dilakukan bersamaan dengan festival ‘Perempuan Merajut Gerakan Krisis Iklim’ di Panggung Kesenian Tembiring, Demak Jawa Tengah. Bertandangnya rombongan Prodi Ilmu Komunikasi UII juga turut memeriahkan festival tersebut, film garapan Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom, serta Marjito Iskandar Tri Gunawan, M.I.Kom selaku staf laboran yang berjudul Sweat Dripping in the Ripples of the River juga dipertontonkan kepada publik.

“Kerjasama dengan Komunitas Puspita Bahari di Demak di mulai dari kegiatan pengabdian masyarakat dosen-dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII di komunitas perempuan nelayan di pesisir Demak. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan film dokumenter tentang kehidupan perempuan nelayan di daerah Tambak Polo dan Timbulsloko, Demak. Prodi Ilmu Komunikasi UII juga pernah menyalurkan bantuan UIIPeduli Banjir Demak saat bencana banjir melanda kawasan tersebut. Berdasarkan kegiatan-kegiatan bersama yang semakin intensif, maka Prodi Ilmu Komunikasi ingin memformalkan kerja sama dengan Komunitas Perempuan Nelayan Puspita Bahari,” ujarnya.

Peran Puspita Bahari bagi nelayan perempuan begitu besar di Morodemak dan Timbulsloko. Maka dari itu penguatan kerja sama antara Prodi Ilmu Komunikasi UII dilakukan untuk melakukan kerja-kerja pemberdayaan berkelanjutan. Hal ini selaras dengan kegiatan yang dilakoni oleh Puspita Bahari, Masnuah selaku pengurus menyebut jika kerja-kerja yang dilakukan berkaitan dengan pengorganisasian serta edukasi.

“Selam aini Puspita Bahari melakukan kerja-kerja pengorganisasian, edukasi, pemberdayaan ekonomi, pendampingan kasus kekerasan serta advokasi kebijakan (pengakuan identitas nelayan perempuan),” ujar Masnuah.