Tag Archive for: uii

Kunjungan ke UUM
Reading Time: 3 minutes

Bertandang ke Malaysia selama tiga hari, Kaprodi Ilmu Komunikasi UII beserta jajarannya membawa kabar segar bagi kita semua. Pasalnya telah terjadi kesepakatan beberapa program antara Prodi Ilmu Komunikasi UII dengan School of Creative Industry Management and Performing Arts (SCIMPA) Universiti Utara Malaysia (UUM).

Kedua belah pihak intens melakukan berbagai kesepakatan dan kegiatan selama tiga hari yakni 4-6 November 2023. Ada dua hal utama yang menjadi kesepakatan dan realisasi kerja sama yakni Pendidikan dan Pengajaran serta Riset dan Publikasi.

Sebenarnya antara Prodi Ilmu Komunikasi UII dengan SCIMPA UUM kerap kali berkolaborasi dalam berbagai program internasional. Beberapa program yang telah berjalan adalah Exchange Program serta Passage to Asean atau sering dikenal dengan P2A.

Menurut Kaprodi Ilmu Komunikasi UII, Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D., kegiatan berlangsung dengan sangat lancar dan hangat. Kedatangan Prodi Ilmu Komunikasi UII disambut oleh Dekan, dosen, serta mahasiswa dari SCIMPA UUM.

“Rangkaian pertemuan dan pelaksanaan kerjasama Prodi kita dengan SCIMPA UUM berjalan lancar dan produktif. Sejak kedatangan di hari Sabtu malam, kami disambut hangat di Bandara langsung oleh Dekan, Wakil Dekan dan dosen-dosen, serta perwakilan lembaga mahasiswa di SCIMPA,” terangnya dalam pesan tertulis.

Selama diskusi suasana begitu cair, bahkan kedua pihak sempat berbalas pantun yang menjadi warisan budaya Melayu.

“Semua agenda pertemuan sangat hangat dan sempat berbalas pantun,” sebutnya lagi mendeskripsikan keseruan yang terjadi.

Beberapa program yang segera direalisasikan salah satunya adalah Dual Degree, lantas apa saja program lainnya?

Kunjungan ke UUM

Suasana di perpustakaan UUM, Foto: Dok Pribadi

Pendidikan dan Pengajaran

Dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran, salah satu program yang sudah 100 persen disepakatai adalah Dual Degree. Diskusi terkait schedule, biaya, prosedur, kriteria, hingga kurikulum.

Kemungkinan pembukaan dan pelaksanaan program Dual Degree akan direalisasikan pada tahun 2024 mendatang.

“Alhamdulilah kita telah bersepakat akan menjalankan kerjasama program Dual Degree. Kemarin saya mewakili Prodi juga sudah presentasi yang dilanjutkan berdiskusi intensif tentang pembahasan teknis. Pembukaan dan pelaksanaan Dual Degree tahun depan,” jelas Kaprodi Ilmu Komunikasi UII.

Dual Degree adalah program perkuliahan untuk meraih dua gelar akademis sekaligus (gelar sarjana ganda) dalam satu periode studi. Biasanya Dual Degrree didapatkan dari universitas dalam negeri dan luar negeri yang menjalin kerja sama.

Dalam hal ini mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII yang bersedia mengikuti program Dual Degree akan mendapat gelar sarjana dari UII dan UUM.

“Beberapa hal teknis masih perlu disesuaikan karena perbedaan standar akademik. Namun demikian, Intinya kita telah 100% bersepakat secara resiprokal,” tegasnya lagi.

Selain Dual Degree, program lainnya adalah Visiting Lecturer baik secara online maupun offline. Salah satu dosen yang telah mengikuti program tersebut adalah Prof. Dr. rer. Masduki.

“Kita diundang menjadi Visiting Lectuter untuk dosen. Dari kita Pak Masduki yang mendaftar, dan diterima,” ungkapnya.

Ketiga adalah UUM International Faculty Exchange Week (IFEX @UUM) yang setiap tahun digelar. Tentu program internasional ini akan melibatkan dan mengundang mahasiswa dari prodi Ilmu Komunikasi UII

Kunjungan ke UUM

Rombongan Prodi Ilmu Komunikasi UII berkesempatan berkeliling di museum UUM, Foto: Dok Pribadi

Riset dan Publikasi

Kerja sama selanjutnya adalah bidang Riset dan Publikasi. Hasil penelitian dari UII berkesempatan terbit di Jurnal UUM, begitupun sebaliknya.

Menariknya ajakan publikasi ini akan membuat suatu proyek buku referensi terkait lansekap dua negara, Indonesia dan Malaysia.

“Jurnal mereka siap menerima artikel dari kita begitu pula sebaliknya. Yang menarik antara lain ajakan publikasi bersama untuk penulisan buku referensi dengan konteks lansekap dua negara.  SCIMPA UUM mengirimkan jurnal dan buku untuk kita,” terang Kaprodi Ilmu Komunikasi UII.

Itulah beberapa kesepakatan dan kerja sama yang segera direalisasikam antara Prodi Ilmu Komunikasai UII dan SCIMPA UUM. Meski dua area program di atas telah disepakati 100 persen, masih ada kemungkinan kerja sama lainnya antara lain pengabdian masyarakat lima negara, riset dan mengajukan grant bersama ke BRIN.

Kunjungan ke UUM kali ini menjadi momen berharga dan penuh keseruan, rombongan dari Prodi Ilmu Komunikasi juga sempat diajak berkeliling mengunjungi Perpustakaan dan Museum di UUM.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Mahasiswa
Reading Time: 2 minutes

Mahasiswa baru (maba) akan dihadapkan berbagai pilihan organisasi di kampus setelah mengikuti masa orientasi di Universitas Islam Indonesia (UII)-dikenal dengan nama Pesona Ta’aruf atau lazimnya ospek.

Secara umum, berbagai organisasi di kampus akan dikenalkan pada saat ospek. Perbincangan-perbincangan sesama mahasiswa soal pilihan organisasi menjadi hal yang umum terjadi. Hingga akhirnya mahasiswa memutuskan organisasi apa yang akan diikuti.

Biasanya, alasan mahasiswa mengikuti organisasi di kampus antara lain untuk menambah relasi, melatih soft skill, dan mendapat sertifikat.

Selain organisasi, maba juga harus memikirkan bidang akademik agar mampu meraih Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK) sesuai ekspektasi. Namun, apakah bisa mahasiswa raih IPK tinggi dengan tetap aktif berorganisasi? Simak penjelasan berikut ini ya, Comms.

Organisasi adalah sistem yang saling berkoordinasi satu sama lain demi tujuan bersama. Jika sistem terjadi di kampus maka disebut organisasi kampus atau biasa disebut organisasi mahasiswa kerana anggotanya adalah mahasiswa. (Dakwah dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangan, Dr. Qudratullah, S.Sos., M.Sos.)

Berdasarkan penelitian “Analisis Tingkat Pengaruh Keaktifan Kegiatan Akademis Mahasiswa Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif” yang dilakukan oleh Rahma Fariza dkk dari Universitas Islam Indonesia dalam Conference: IENACO (Industrial Engineering National Conference) 8 tahun 2020 menyebut faktor-faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar mahasiswa antara lain uang saku, usia, nilai rata-rata ujian nasional, banyaknya organisasi yang diikuti, lama belajar, dan penggunaan internet.

Sementara soal keikutsertaan organisasi dengan pengaruh IPK juga dibahas pada penelitian yang dilakukan oleh Rinto Alexandro dkk dari Universitas Palangka Raya. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UPR” menyebutkan data-data yang menarik.

Hasil yang didapatkan adalah keaktifan mahasiswa dengan tingkat sangat aktif (2 organisasi internal dan 2 organisasi eksternal) memiliki IPK rata-rata 3,60 dengan IPK paling tinggi 3,81 dan terendah 2,43. Selanjutnya tingkat aktif (1 organisasi internal dan 1 organisasi eksternal) memiliki IPK rata-rata 3,31 dengan IPK tertinggi 3,75 dan IPK paling rendah 2,25. Terakhir mahasiswa kategori cukup aktif (1 organisasi internal) rata-rata memiliki IPK 3,36 dengan IPK tertinggi 3,61 dan terendah 3,11.

Jika melihat data di atas memang semakin aktif mengikuti organisasi, semakin tinggi juga IPK yang diraih oleh mahasiswa. Namun coba perhatikan IPK terendah dari masing-masing tingkat keaktifan mahasiswa.

Inilah perlunya mengetahui bagaimana kita menentukan prioritas. Berikut beberapa cara atau tips agar maba mampu raih IPK tinggi namun tetap aktif dalam organisasi.

  1. Akademik menjadi prioritas utama

Tanggung jawab pertama bagi mahasiswa adalah mendapat nilai yang tinggi dengan mempelajari mata kuliah yang telah diikuti. Karena kedisplinan akan mempengaruhi masa studi Anda, tidak cukup nilai baik, namun materi harus dipahami agar bisa menerapkannya setelah lulus.

  1. Membuat jadwal dan perencanaan

Kuliah tentu membutuhkan perencanaan yang baik, membuat jadwal bisa menjadi solusi. Lakukan dan selesaikan kegiatan berdasarkan prioritas. Jangan lupa untuk mengatur jadwal belajar, menyelesaikan tugas, dan kegiatan organisasi.

  1. Memilih organisasi yang tepat

Jangan asal bergabung dengan organisasi yang ditawarkan. Anda harus mengetahui passion dan kebutuhan yang perlu Anda kembangkan. Hindari mengikuti banyak organisasi namun tidak fokus. Pilih satu atau dua organisasi yang menurutmu paling tepat. Prioritaskan organisasi yang mendukung kegiatan akademik Anda di kelas dan juga mengembangkan relasi.

  1. Istirahat cukup

Nilai A memang menjadi tujuan, namun jangan terlalu berlebihan dan memaksa dirimu. Karena belajar berlebihan juga membuat Anda justru tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Belajar selama 45 menit hingga 1 jam lalu beri jeda untuk istirahat.

Itulah beberapa tips dan cara agar prioritas akademik dan organisasi yang kamu ikuti berjalan seimbang tanpa ada hal yang perlu dikorbankan. Bagaimana menurutmu, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Fikom Unisba
Reading Time: 2 minutes

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan kunjungan ke Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia pada 7 Agustus 2023. Kunjungan ini bertujuan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bagi asisten Laboratorium Simulasi Komunikasi Fikom Unisba.

Dipimpin oleh Dr. Rita Gani sebagai Kepala Laboratorium Simulasi, rombongan Fikom Unisba sampai di Gedung Unit 18 Ilmu Komunikasi sekitar pukul 08.45 WIB. Kedatangan itu tentu disambut hangat oleh keluarga besar Prodi Ilmu Komunikasi, termasuk Kaprodi Ilmu Komunikasi Iwan Awaluddin, Ph.D, dan Dr. Zaki Habibi selaku Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi UII.

Dalam kesempatan ini, Dr. Zaki Habibi memperkenalkan Laboratorium Ilmu Komunikasi beserta gagasan-gagasan di dalamnya. Poin utama yang menjadi sorotan pada perbincangan itu terkait bagaimana laboratorium mampu menunjang kebutuhan seiring berkembang dan berubahnya kurikulum.

“Teknologi dapat berganti dan berubah dalam hitungan hari, begitupun kurikulum akademik. Bagaimana kita mengikutinya?” ungkap Dr. Zaki Habibi.

Menjawab pertanyaan tersebut, Dr. Zaki Habibi menjelaskan sejarah Laboratorium Ilmu Komunikasi yang dibangun pada 2007 untuk memenuhi kebutuhan skill mahasiswa. Hingga akhirnya ada perombakan besar-besaran tahun 2014, namun kurikulum terus berjalan dan berubah.

Hingga akhirnya pada 2017, dibuatlah konsep dengan sasaran dengan komponen yang sama atau modular.

“Untungnya tahun 2017 kita menciptakan sebuah rancangan, konsepnya modular yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan praktikum,” ujarnya.

Fikom Unisba

Pemberian kenang-keangan antara Fikom Unisba dengan Prodi Ilmu Komunikasi UII

Selain teknologi, peran SDM pada laboratorium dianggap menjadi kunci utama. Untuk itu, Kepala Laboratorium Ilmu Komunikasi UII menyebut bahwa langkah efektif lainnya adalah dengan melakukan pengembangan kapasitas SDM. Berbagai kerja kreatif dan keterlibatan staf hingga kerja kolaboratif dilakukan agar laboratorium mampu menjadi bagian pendampingan mahasiswa.

“Yang paling efektif kapasitas orang per orang. Bertumbuh bersama dengan semangat kolaborasi. Karena kalau sendiri kadang ide juga mentok. Jadi kita sering lakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Seperti program Kaliurang Festival Hub yang menjadi ruang bertemunya para kreatif,” ungkapnya.

Senada dengan Dr. Zaki Habibi, Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D, menyebut bahwa dengan kolaborasi, akan saling menguntungkan karena ada pertukaran potensi. Apalagi di tengah teknologi kecerdasan buatan atau AI yang makin pesat.

“Bisa berkolaborasi dan saling menguntungkan. Bertukar potensi, perjumpaan-perjumaan ini akan mempertemukan kelebihan dan kekurangan sehingga bisa mengisi ruang-ruang dan kita kembangkan. Mulai dari ide kreativitas apalagi  saat ini kita dihadapkan dengan tantangan kecerdasan buatan AI. Maka kapasitas manusia juga harus terus berkembang,” ujarnnya.

Dr. Rita Gani juga bercerita tentang sistem rekrutmen asisten Laboratorium Simulasi Komunikasi yang ditujukan kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi secara professional dengan pola seleksi yang terukur.

Setelah diskusi rampung, rombongan Dr.Rita Gani berkeliling melihat dan mencoba langsung fasilitas yang dimiliki oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII. Mulai dari Ikonisia TV, laboratorium Fotografi dan Multimedia, Lab TV & Podcast, hingga PDMA Nadim.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Kalender Akademik
Reading Time: < 1 minute

Informasi terkait Kalender Akademik 2023-2024 untuk program sarjana, sarjana terapan, dan diploma berdasarkan Peraturan Rektor: Nomor 6 tahun 2023.

Berikut informasi selengkapnya:

Kalender Akademik

Kalender akademik Universitas Islam Indonesia 2023-2024

Kalender akademik

Kalender akademik Universitas Islam Indonesia 2023-2024

Demikian informasi terkait kalender akademik Universitas Islam Indonesia 2023-2024.

Fakta menarik jurusan Ilmu Komunikasi
Reading Time: 3 minutes

Fakta menarik tentang seluk beluk kuliah jurusan Ilmu Komunikasi yang wajib diketahui oleh mahasiswa baru (maba) ketahui. Meski tak sedikit yang menganggap Ilmu Komunikasi mudah, tapi percayalah Anda tak salah jurusan belajar ilmu ini.

Pada Desember 2022, media CNN Indonesia merilis sebuah artikel dengan judul “7 Jurusan Kuliah yang Paling Mudah Dipelajari, Ada Incaranmu?”. Redaksi menempatkan Ilmu Komunikasi sebagai jurusan yang paling mudah dipelajari di urutan ke-3. Begitupun, Kompas.com dalam artikelnya “8 Jurusan Paling Santai dan Mudah, Calon Mahasiswa Pilih Mana?” yang menempatkan jurusan Ilmu Komunikasi sebagai yang termudah pada posisi ke-3.

Namun benarkah pernyataan kedua media tersebut?

Dari laporan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), persaingan program studi (prodi) sosial humaniora pada penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 yang paling ketat adalah Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan keketatan mencapai 0,94 persen.

Dua tahun sebelumnya, berdasarkan laporan Statistik Perguruan Tinggi jurusan Ilmu Komunikasi menempatkan posisi ke-8 dengan jumlah mahasiswa paling banyak yakni 186.378 mahasiswa. Dengan data tersebut artinya jurusan Ilmu Komunikasi sangat diminati oleh calon mahasiswa baru di Indonesia.

Lantas mengapa jurusan Ilmu Komunikasi begitu diminati? Ilmu Komunikasi sifatnya sangat dinamis dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Secara sederhana Ilmu Komunikasi mempelajari media, sosial, budaya, komunikasi, ekonomi, dan sejarah. Cukup lengkap bukan?

Sementara prospek kerja bidang Ilmu Komunikasi antara lain public realation (PR), jurnalis, film maker, content creator, copywriter, videografer, produser TV, pengusaha media, akademisi, dan banyak lainnya.

Kemampuan yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut juga bisa didapatkan di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia. Di kampus ini, ada empat bidang minat yakni Jurnalisme Digital, Public Relations, Kajian Media, dan Media Kreatif.

Menyambut mahasiswa baru bulan Agustus 2023 mendatang, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) telah mempersiapkan kurikulum anyar yang akan memperlancar proses studi hingga tercapainya indikator sarjana Ilmu Komunikasi sesuai zaman.

Berikut fakta-fakta menarik terkait jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Indonesia yang menarik yang wajib diketahui oleh maba:

  1. Banyak kuliah di luar kelas

Imajinasi bahwa kuliah itu identik mendengar dosen ceramah di depan kelas ternyata salah besar. Mengambil jurusan Ilmu Komunikasi artinya Anda siap untuk berpetualang. Banyak mata kuliah yang membawa Anda berkeliling mengamati festival, pameran kreatif, hingga konser musik.

Tak jarang dalam beberapa mata kuliah, dosen akan memberikan tugas membuat laporan atau analisis terkait kegiatan tersebut. Tenang, Anda berada di kota Yogyakarta. Hal-hal kreatif tidak ada matinya. Bahkan hampir setiap pekan ada saja gelaran di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jogja Nasioanal Museum (JNM), bahkan bilik-bilik kafe yang tak terduga membikin kegiatan kreatif dan diskusi menarik.

  1. Nggak santai, ada mata kuliah riset setiap tahun

Meski banyak pihak bilang jurusan Ilmu Komunikasi mudah, tidak semua orang mendapatkan pengalaman semenarik ini. Anda bisa merasakan dua hal secara bersamaan: keseruan dan keseriusan.

Siapa bilang hanya santai-santai mengunjungi festival? Hampir setiap tahun ada saja mata kuliah riset yang akan Anda jumpai. Mata kuliah ini bersifat wajib karena menjadi salah satu indikator untuk mencapai sarjana Ilmu Komunikasi.

Anda akan bertemu dengan mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif dan Kualitatif), Riset Sosial, Penulisan Akademik, Analisis Isi dan Teks Media, hingga Seminar Proposal. Namun tak perlu khawatir, mata kuliah tersebut juga tetap seru meski lebih serius.

  1. Bisa lulus tanpa skripsi

Ternyata banyak jalan menjadi sarjana Ilmu Komunikasi di UII! Tidak hanya dengan skripsi, ada pilihan lain agar Anda bisa lulus.

Setidaknya ada 5 cara agar lulus dan menyandang gelar S.I.Kom di kampus Ulil Albab. Anda dapat memilih dengan jalur skripsi, proyek komunikasi, proyek kolaboratif internasional, penulisan artikel jurnal, dan magang yang laporannya setara dengan skripsi.

  1. Bebas pilih bidang minat sesuai passion

Mahasiswa bebas memilih bidang minat sesuai dengan passion. Setidaknya ada 4 bidang minat yang bisa Anda pilih.

Jika tertarik dengan dunia jurnalistik bisa memilih konsentrasi Jurnalisme Digital. Anda akan belajar banyak tentang jurnalisme dan masyarakat hingga jurnalisme data. Selanjutnya ada bidang minat Kajian Media yang akan fokus mempelajari teori media dan ekonomi politik media. Bidang minat ketiga adalah Public Relations yang banyak belajar tentang komunikasi krisis hingga manajemen PR. Terakhir, bidang minat Media Kreatif yang akan focus pada pembelajaran visual narrative dan desain visual hingga digital audio production.

Untuk menunjang kegiatan tersebut, Prodi Ilmu Komunikasi UII memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti Lab TV, Ruang Audio Visual, Lab Fotografi, Pusat Dokumentasi dan Media Alternatif, serta Lab Editing dan Multimedia.

  1. Ada kelas reguler dan International Programme

Anda dapat memilih kelas reguler ataupun International Programme (IP). Jika memilih kelas reguler, bahas pengantar dalam pembelajaran adalah bahasa Indonesia, sementara pada IP full in English.

Banyak program global yang dapat diikuti, mulai dari student exchange, konferensi internasional, international internship, international research collaboration, short courses, dan program internasional lainnya.

  1. Communication for Empowerment

Seperti marwah dari Prodi Ilmu Komunikasi, Communication for Empowerment menjadi spirit yang diusung dalam menyelenggarakan seluruh aktivitas akademik. Spirit empowerment termanifestasi dalam empat matra (catur dharma): pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah islamiyah sehingga tercapai proses pembelajaran yang kritis, inovatif, kreatif, dan transformatif.

Perwujudan itu dibuktikan dengan beberapa pengabdian yang dilakukan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII di tengah keberagaman masyarakat  seperti di Sekon di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga nelayan perempuan “Puspita Bahari” di Kampung Nelayan Morodemak.

Tak hanya itu, sebelum lulus mahasiswa akan mendapat mata kuliah Komunikasi Pemberdayaan dengan output yang nyata. Mahasiswa wajib membuat program yang berorientasi pemberdayaan masyarakat.

Itulah fakta-fakta menarik terkait kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi UII. Menarik bukan?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Buku
Reading Time: 5 minutes

Lulus kuliah tepat waktu dalam jangka empat tahun tentu menjadi hal paling ideal bagi para mahasiswa yang berjuang meraih gelar sarjana. Namun tak semua mahasiswa mampu lulus tepat waktu karena berbagai alasan.

Hingga injury time datang, mendekati tahun ke tujuh mau tak mau mahasiswa harus menuntaskan kewajiban akademiknya demi meraih kelulusan. Jika tidak, maka mereka akan di-drop out (DO) oleh universitas. Lantas apa alasan mahasiswa tidak lulus-lulus dalam menjalani masa studinya?

Kasus DO di Indonesia ternyata lumayan tinggi, data dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2020 menyebutkan setidaknya ada 601.333 mahasiswa putus kuliah. Posisi teratas ditempati oleh bidang ilmu ekonomi sebanyak 141.393 mahasiswa, disusul ilmu teknik sebanyak 136.272 mahasiswa, ilmu pendidikan sebanyak 120.655 mahasiswa, dan ilmu sosial sebanyak 115.533 mahasiswa. Selanjutnya ilmu pertanian sebanyak 26.097 mahasiswa, ilmu kesehatan sebanyak 25.302 mahasiswa, dan terakhir ilmu agama sebanyak 14.039 mahasiswa.

Berdasarkan keterangan salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia berinisial MD yang kini memasuki semester 10 menyebutkan kondisi keluarga dan lingkungan membuatnya terlambat lulus.

“Banyak faktor, pertama keluarga kurang memahami situasi. Membuat tertekan jadi tidak betah di rumah. Pada semester 8 intens mengerjakan skripsi, saya kerjakan di kos teman sampai menginap, bukan main-main. Tapi orang tua salah paham dan bilang besok-besok gak perlu pergi-pergi, kerjakan di rumah saja,” terang MD.

Dari omelan orang tua itu MD akhirnya mau tidak mau harus stay di rumah mengerjakan skripsinya. Namun, ia sadar bahwa tak ada progres signifikan, berbeda saat mengerjakan bersama teman-temannya yang tinggal di kos. Bersama kawan-kawannya, mereka bisa berdiskusi menentukan arah skripsi.

MD merupakan mahasiswa asal Yogyakarta, jadi tak ada alasan baginya untuk tinggal di kos lantaran jarak kampus dan rumahnya relatif dekat dan dapat diakses dengan kendaraan pribadi.

“Mulai dari situ, mulai tidak ada progress. Circle kos lulus duluan yang tinggal di Jogja malah telat,” sambung MD.

Alasan kondisi keluarga juga dirasakan oleh SN yang kini telah memasuki semester empat belas. Pandemi Covid-19 membuatnya terpaksa pulang ke kampung halaman dan mulai mengerjakan skripsi di rumah. Sayangnya, di rumah justru membuat SN tak fokus mengerjakan skripsi. Sederet pekerjaan domestik, hingga membantu mengasuh adik-adiknya membuat SN tak mampu membuka laptopnya. Hingga akhirnya di tahun 2021 ia kembali ke Yogyakarta dengan tujuan menyelesaikan studi.

“Pas Covid-19 pulang, sekalian mengerjakan skripsi  di rumah. Ternyata pas sampai di rumah justru mendapat tanggung jawab lain. Banyak acara yang tidak bisa ditinggalkan, ada acara keluarga, nenek sakit, disuruh ngajarin adik mengerjakan PR, hingga pekerjaan domestik lainnya,” ujar SN.

Namun sesampainya di Yogyakarta membuat SN justru mencari-cari pekerjaan karena kondisi perekonomian keluarga selama pandemi Covid-19 yang tidak baik-baik saja. Kondisi ini mengantarkan SN mendapat surat peringatan dari universitas.

“Hingga akhirnya tahun 2021 balik ke Jogja mau fokus skripsi, malah nyari kerja. Pandemi Covid-19 kan ekonomi semua orang begitu (tidak baik-baik saja). Akhirnya aku kerja di salah satu perusahaan IT sistem WFH, kerja 9 jam,” tandasnya.

Kondisi setiap mahasiswa yang tidak lulus-lulus ini cukup rumit, sehingga butuh solusi dan treatment berbeda. Lantas apa penyebab mahasiswa terlambat lulus dan bagaimana jalan keluarnya?

Dilansir dari New York Time dan beberapa hasil riset yang dilakukan oleh beberapa universitas di Amerika, berikut beberapa alasan mahasiswa tidak lulus tepat waktu:

  1. Kuliah sambil bekerja

Beban ekonomi membuat beberapa mahasiswa terpaksa mencari pekerjaan. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup hingga biaya kuliah yang tak murah. Dampaknya, mahasiswa yang bekerja justru akan merasa sangat terbebani dengan tanggung jawab akademiknya. Sehingga tak jarang bagi mereka yang bekerja justru sengaja tak mengambil penuh jatah SKS yang tersedia.

“Mahasiswa yang khawatir dengan utang terkadang bekerja lebih banyak dan kemudian mengurangi beban kuliahnya,” kata Robert Kelchen, seorang profesor pendidikan tinggi di Seton Hall yang mempelajari utang mahasiswa.

“Tapi dengan bekerja sambil belajar, mereka mungkin merasa lebih sulit untuk lulus tepat waktu,” jelasnya.

Hasil riset dari Pusat Tenaga Kerja Universitas Georgetown, sekitar 40 persen mahasiswa yang bekerja selama 25-30 jam dalam seminggu dapat menghalangi kelulusan mahasiswa. Sementara hanya 45 persen mahasiswa yang bekerja mampu mempertahankan IPK di atas 3,0.

Solusi yang ditawarkan oleh negara saat itu adalah memberikan insentif sebesar USD 4.000 kepada mahasiswa yang memenuhi syarat dan setuju untuk tidak bekerja lebih dari 15 jam seminggu di luar kampus.

Lantas bagaimana di Indonesia? Di Indonesia pemerintah telah menyediakan berbagai beasiswa seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang dapat digunakan di perguruan tinggi negeri maupun swasta termasuk di UII.

UII menawarkan program beasiswa yang dikemas melalui pola seleksi Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB). Terdapat 5 jenis beasiswa yang ditawarkan melalui pola seleksi PSB, yaitu Beasiswa Hafiz, Beasiswa Santri, Beasiswa Duafa, Beasiswa Atlet & Seni, dan Beasiswa KIP. Informasi detail terkait Pola Seleksi PSB.

Selain beasiswa yang dikemas melalui Pola Seleksi PSB, terdapat juga beasiswa yang ditawarkan setelah para mahasiswa menempuh perkuliahan di Universitas Islam Indonesia, yaitu Beasiswa Unggulan. Seleksi Beasiswa Unggulan diselenggarakan pada semester ganjil Tahun Akademik 2023/2024 dengan mengikuti jadwal akademik yang berlaku. Detail informasi mengenai proses seleksi Beasiswa Unggulan akan diumumkan di laman kemahasiswaan.uii.ac.id.

  1. Mengambil mata kuliah yang menyimpang dari jurusan

Saat ini mahasiswa memiliki kemerdekaan dalam mengambil mata kuliah lintas jurusan. Namun, perlu diketahui untuk tetap mengambil mata kuliah yang tidak menyimpang dari jurusan. Di Indonesia, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah menjadi bagian erat di perguruan tinggi. Salah satu programnya adalah hak belajar tiga semester di luar program studi untuk mahasiswa.

Seperti diungkapkan oleh Zarkoni, staf akademik Prodi Ilmu Komunikasi UII bahwa ada ketentuan dan prosedur untuk mengambil mata kuliah di luar jurusan. Hal ini dilakukan agar program MBKM tetap berjalan namun mahasiswa tidak kehilangan indikator pencapaian sebagai sarjana Ilmu Komunikasi.

“Pertama ada prosedurnya, masing-masing pimpinan prodi mendiskusikan dan memutuskan mata kuliah apa saja yang dapat diambil oleh mahasiswa di luar jurusan. Setelah itu disosialisasikan kepada mahasiswa, lalu mahasiswa yang ingin mengambil mata kuliah lintas  prodi harus memberikan konfirmasi kepada pihak Prodi,” ujar Zarkoni.

Perlu diketahui oleh mahasiswa terkait beberapa mata kuliah yang tidak dapat ditinggalkan misalnya terkait riset dan mata kuliah bidang keilmuan pada jurusan Ilmu Komunikasi. Sementara Prodi Ilmu Komunikasi membuka mata kuliah seperti Public Speaking dan Penulisan Kreatif karena sifatnya yang umum.

“Jika tidak ada prosedur dan terlalu bebas memilih mata kuliah justru mahasiswa tidak mencapai indikator sebagai sarjana komunikasi. Per semester 1 mata kuliah saja, program ini memberikan kesempatan dan circle dan pengalaman baru. UII menerima MBKM tapi tetap diawasi prodi,” jelasnya.

Seperti yang terjadi pada mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Amerika, mereka yang mengambil mata kuliah menyimpang dari jurusan cenderung akan semakin lama menempuh masa studi. Hal ini diungkapkan oleh Tom Sugar, Presiden Complete College America.

“Kami pikir yang mereka inginkan adalah fleksibilitas, tetapi sebenarnya yang mereka butuhkan adalah struktur. Kami pikir kami telah membantu mereka dengan membiarkan mereka bereksplorasi tanpa bimbingan, namun sebenarnya kami menjauhkan mereka dari kesuksesan,” terangnya.

Untuk menyelesaikan masalah ini, dalam catatan pojok rektor UII, Prof. Fathul Wahid menyebut bahwa MBKM bertujuan mendekatkan mahasiswa dengan masalah nyata namun perlu diimbangi dengan kesiapan dari dosen dan prodi.

“Memang sejak awal, salah satu motivasi program MBKM adalah memperkaya pengalaman mahasiswa dengan mendekatkan dengan masalah nyata.”

“Jika ada program studi atau dosen yang tertinggal dalam pemutakhiran ilmu pengetahuan, itu juga fakta sosial lain yang tidak bisa diabaikan. Ini adalah pekerjaan rumah setiap program studi dan dosen. Program studi harus selalu memutakhirkan kurikulumnya. Di waktu yang sama, dosen juga harus banyak membaca literatur mutakhir, rajin berdiskusi isu kontemporer, dan meluangkan waktu untuk jalan-jalan melihat realitas. Tanpanya, relevansi materi pembelajaran akan tergerus.”

Hal inilah yang terus dilakukan oleh prodi Ilmu Komunikasi UII, saat ini para dosen dan staf telah mempersiapkan kurikulum yang digunakan untuk menyambut mahasiswa di semester depan. Tunggu informasi dan daftar mata kuliah terbaru ya.

  1. Terlalu tertutup dan membatasi diri

Kata siapa bergabung dengan kegiatan kampus akan membuat waktu belajar terganggu? Justru terlalu tertutup dan membatasi diri akan membuatmu tertinggal, hal ini berdampak pada tingkat stres mahasiswa karena tak ada teman diskusi alhasil akan mempengaruhi hasil akademik.

Penting bagi mahasiswa untuk bergabung komunitas dan menjalin relasi di jurusan. Terlebih pada awal-awal semester yang masih sulit menemukan teman baru.

Di prodi Ilmu Komunikasi terdapat berbagai komunitas film, fotografi, penelitian, pers, hingga radio. Serta himpunan mahasiswa komunikasi (HIMAKOM) yang menjadi pusat kegiatan antar mahasiswa.

Itulah beberapa alasan mengapa mahasiswa tidak lulus-lulus beserta solusi yang bisa membuat Anda lebih siap menghadapi masa kuliah yang lebih menyenangkan.

 

Penulis: Meigitaria Snita

 

Mahasiswa lulus
Reading Time: 4 minutes

Menjadi fresh graduate atau baru saja lulus dari sebuah institusi pendidikan merupakan masa paling mencemaskan bagi setiap orang. Setelah menikmati euforia ucapan “selamat” secara langsung maupun di media sosial nampaknya momen itu perlahan akan memudar dan kehidupan sesungguhnya akan datang. 

Lantas hal apa saja yang bisa dilakukan mahasiswa yang telah lulus kuliah demi meraih karier yang cemerlang? Tentu ada berbagai persiapan yang harus dilakukan secara detail dan matang. 

Persiapan ini perlu dilakukan oleh fresh graduate demi mengurangi angka pengangguran. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa pengangguran di Indonesia didominasi oleh usia muda yakni antara 15-29 tahun dengan presentase 59 persen atau 4,98 juta dari 8,4 juta jiwa. 

Berikut rincian data pengangguran di Indonesia berdasarkan data BPS Februari 2022, sebanyak 1,13 juta jiwa usia 15-19 tahun, 2,5 juta jiwa berusia 20-24 tahun, dan 1,34 juta jiwa berusia 25-29 tahun. Sementara usia 30-39 tahun mencapai 1,4 juta jiwa, 40-49 tahun yakni 1,2 juta jiwa, disusul usia 50-59 tahun 617,49 jiwa. Terakhir usia di atas 60 tahun 199,1 ribu jiwa. 

Salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia yakni Suwaibah Mataeha yang baru saja melaksanakan sidang tugas akhir (skripsi) telah merencanakan akan mengambil internship di Kedutaan Besar dan Konsulat Thailand di Indonesia. 

Mahasiswa lulus

Suwaibah Mataeha mahasiswa asal Thailand yang lulus dari Prodi Ilmu Komunikasi UII

Menjadi mahasiswa asing di Indonesia membuatnya untuk mengatur waktu agar lulus tepat waktu mengingat masa berlaku visa belajarnya akan segera berakhir pada akhir tahun 2023. 

“Selesai magang awal Agustus, mau yudisium sebelum 20 Agustus, selanjutnya wisuda. Ada rencana mau daftar di Royal Embbassy Thai untuk internship dulu dua bulan sebelum pulang ke Thailand bulan Desember. Cari pengalaman lewat internship, atau kalau ada pekerjaan  Alhamdullilah ya untuk setahun ke depan,” terang Suwaibah saat merencanakan masa depan setelah kelulusannya. 

Tak hanya itu, Suwaibah juga memiliki beberapa rencana lain jika rencana pertama tak berhasil. Berbekal kemampuan desain grafis hingga edit video yang terasah saat lakukan internship di IPC Ilmu Komunikasi UII membuatnya tertantang untuk membuka jasa bidang kreatif tersebut. 

“Aku memiliki skill dalam bidang desain grafis dan edit video, kemampuan ini semakin terasah saat internship di IPC Ilkom UII. Kemungkinan yang bisa aku lakukan adalah open jasa edit hingga desain grafis sebelum mendapatkan pekerjaan tetap,” jelasnya. 

Senada dengan rekan satu angkatannya, Maritza Khansa yang kini tengah menjalani internship di Kantor Pemerintahan Provinsi Yogyakarta mengaku akan memanfaatkan hobinya untuk menghasilkan income. 

Maritza yang memiliki hobi menyanyi dan mengasah bakatnya pada bidang presenting mengombinasikan keduanya untuk menjadi daya tarik dari dirinya. Alhasil banyak yang menggunakan jasanya dalam berbagai event. 

“Mengembangkan dan meningkatkan skill yang dimiliki serta meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Memanfaatkan hobi (menyanyi) sebagai wadah untuk dapat menambah income,” ungkap Maritza. 

Ia juga menambahkan program magang yang tengah dijalaninya diharapkan memberi pengalaman berharga bagaimana menjalin relasi untuk memasuki dunia kerja nantinya. 

“Tentu dalam proses magang, mahasiswa dapat belajar beradaptasi dengan lingkungan baru terlebih di dunia kerja. Harapannya magang dapat menjadi salah satu batu loncatan dan pengalaman berharga untuk memasuki dunia kerja nanti,” tandasnya. 

Lantas apa saja rencana-rencana yang dapat dilakukan oleh fresh graduate untuk mempersiapkan karier cemerlang? Dilansir dari The Balance Money, berikut 7 hal yang bisa dilakukan. 

1. Internship 

Umumnya program internship atau magang mensyaratkan kandidatnya masih terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah universitas. Namun tak sedikit perusahaan yang membuka untuk umum dan magang ini biasanya dibayar meski tidak penuh. 

Bagi fresh graduate, hal ini bisa menjadi pilihan yang tepat sebelum benar-benar siap bekerja dengan kontrak yang cukup lama. Tidak hanya mendapatkan pengalaman kerja, Anda juga akan tahu bagaimana cara menjalin hubungan dengan calon pemberi kerja. Terakhir Anda dapat melampirkan pengalaman tersebut dalam CV.  

2. Mendalami hobi dan memanfaatkan skill 

Mendalami hobi dan memanfaatkan skill adalah cara yang tepat dilakukan oleh fresh graduate. Jika Anda memiliki hobi bidang olahraga, sangat menarik jika Anda mengikuti pelatihan bersertifikat yang nantinya dapat  dipertimbangkan untuk berinvestasi. 

Selanjutnya, memanfaatkan skill. Jika memiliki kemampuan dalam bidang desain grafis, Anda bisa mengunggah hasil karya tersebut di media sosial agar dijangkau banyak pihak. 

3. Menjadi asisten riset 

Bagi fresh graduate yang masih ingin tinggal dan tak ingin cepat-cepat beranjak dari lingkungan sekitar kampus jadilah asisten peneliti. 

Carilah kesempatan menjadi asisten peneliti, bisa melalui dosen pembimbing sebelumnya atau mendaftar langsung ke universitas. Ada peluang besar, Anda akan mendapatkan pengalaman menarik tentang dunia akademis yang mungkin belum sempat dijangkau selama masa studi. 

4. Bekerja di institusi sebelumnya 

Setelah lulus dan masih enggan pulang kampung atau merantau ke kota lain cobalah mencari peluang dan pekerjaan di tempat Anda belajar sebelumnya. Ada banyak pekerjaan yang bisa didapatkan di kampus. Misalnya bekerja di jurusan yang Anda ambil, atau Anda dapat bekerja sebagai asisten dosen jika ada posisi yang relevan dengan gelar Anda. 

Jenis pekerjaan ini juga dapat mengarah pada peluang lebih lanjut, seperti pendanaan program pascasarjana atau bahkan gelar, karena banyak universitas akan mengizinkan karyawan mereka untuk mengambil kelas secara gratis. 

5. Volunteer 

Program volunteer memang biasanya tak menghasilkan pendapatan, namun waktu Anda akan sangat berguna dengan mengikuti kegiatan ini. Tentu saja akan membawa perubahan positif bagi kematangan mental. 

Tak hanya itu, kegiatan ini sekaligus membangun jaringan sesama sukarelawan, rekan kerja, supervisor, dan organisasi yang mungkin penting untuk pekerjaan Anda di masa depan. 

6. Memulai bisnis 

Meski tak banyak yang memikirkan hal ini lantaran risiko dinilai cukup besar ,tak ada salahnya memulai bisnis. Memulai bisnis dan manfaatkan peluang yang ada di sekitar Anda. 

Saat ini peluang bisnis sangat luas, Anda dapat memasarkan produk di ecommerce dengan jangkauan pelanggan yang tak terbatas.  

Beberapa bisnis kreatif seperti kerajinan, bisnis penitipan hewan peliharaan, hingga bisnis pakaian bagi Anda yang menyukai fashion. 

7. Belajar bahasa asing 

Belajar bahasa asing sangat tepat bagi Anda yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, hingga kerja di luar negeri. Tak hanya itu, saat ini beberapa perusahaan mensyaratkan sertifikat kemampuan bahasa Inggris. 

Itulah hal-hal yang bisa dilakukan oleh fresh graduate sebelum mendapatkan pekerjaan yang diincar. Namun perlu diketahui bukan berarti rencana tersebut bisa dilakukan dengan sesuka hati, tunjukkan keseriusan dan potensi diri Anda demi karier yang cemerlang. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Juara 1
Reading Time: 3 minutes

Dua mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Fasley Arya Mubarok dan Ade Firdaus sabet juara 1 dalam kompetisi Abaschamp 2023. Raihan ini tentu menjadi prestasi membanggakan bagi Universitas Islam Indonesia.

Abashcamp 2023 merupakan kompetisi basket tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Atma Jaya, Tangerang Selatan, pada 3-9 Juli 2023.

Tidak hanya berprestasi dalam bidang olahraga, kedua student athlete angkatan 2022 ini juga memiliki nilai akademik yang memuaskan. Tercatat mereka mampu mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) yang tinggi.

Baik Fasley maupun Ade, menyebut bahwa rahasia seimbang dalam raihan prestasi akademik dan non akademik adalah soal time management dan menentukan skala prioritas. Mereka memiliki jadwal rutin setiap harinya demi mencapai hasil maksimal.

Student Athlete

Fasley Arya Mubarok – Ilmu Komunikasi 2022

“Sebagai student athlete tentunya harus pintar membagi kegiatan akademik dan non akademik, cara saya membaginya yaitu membuat jadwal yang pasti untuk kegiatan basket saya, seperti contoh latihan basket saya dilakukan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat (belum termasuk tambahan sendiri) di malam hari. Jadi untuk pagi hingga sore bisa menggunakan waktu untuk kuliah dan belajar,” jelas Fasley saat ditanya rahasia time management.

Sama halnya dengan Fasley, Ade juga demikian. Ia membagi waktunya dengan tepat antara belajar, istirahat, dan olahraga.

Juara

Ade Firdaus, Ilmu Komunikasi 2022

“Karena aku mengatur time management dengan baik, setiap ada waktu kosong aku gunakan untuk antara istirahat, belajar, gym, dan latihan basket sendiri. Dan aku juga mempunyai jadwal setiap harinya yang aku buat sendiri, jadi tahu mana yang harus diprioritas kan. Dengan time management yang baik bisa kok menjalani kehidupan sebagai student athlete,” jelas Ade.

Untuk mencapai pada titik ini, tentu bukanlah dihasilkan dari proses yang instan. Fasley mengaku telah belajar basket sejak duduk dibangku SMP dan mulai serius saat memasuki kelas 3 SMP.

“Mengenal olahraga basket sudah sejak kelas 1 SMP. Namun, mulai fokus untuk latihan dan mendalami basket ini mulai kelas 3 SMP hingga sekarang,” terangnya.

Sementara bagi Ade, ternyata ia lebih dini lagi mengenal olahraga ini. Sejak kelas 1 SD, Ade telah familiar dengan basket. Bakatnya turun dari sang ayah, melihat keseruan ayahnya bermain basket akhirnya ia tertarik mencobanya.

“Aku kenal basket sudah dari SD kelas 1 diajak ayah nontonin dia basket, dan setiap nontonin pasti di samping lapangan dribbling-dribbling bola masih mencari keseruannya basket itu ada di mana. Dan lama-kelamaan jadi suka lalu mulai fokus dan rajin basket pas kelas 6 SD,” jelas Ade.

Berkat konsisten berlatih, Ade mampu meraih beberapa kejuaraan. Ia telah mempersembahkan dua kali gelar juara setelah bergabung di UII.

“Karena aku masih semester 2 dan baru mengikuti 4 event, ini baru pertama kali saya juara 1 dengan UII dan pernah juara 2 di event UGM dan juara ke 4 di event puan Maharani Cup,” ungkapnya ditanya soal raihan prestasinya.

Meraih gelar juara tentu bukan persoalan mudah, mengingat basket adalah bidang olahraga yang dilakukan bersama tim, kekompakan adalah kunci utama. Semua pemain harus mampu meredam ego dan bermain profesional.

Fasley menyebut, tantangan selama bermain di BSD Minggu lalu adalah soal kekompakan dalam timnya sendiri. Meski demikian mereka mampu mengatasi masalah dan keluar sebagai juara.

“Tantangan untuk saat pertandingan hanya ada di tim sendiri ya, karena pasti ada beberapa miskomunikasi antara beberapa anggota tim. Tapi dengan sikap profesional kita bisa menghandle-nya dan karena sudah mendapat kemistri satu sama lain,” ujar Fasley.

Walau sempat ada beberapa kendala dalam tim, pihaknya telah optimis dengan kemampuan tim untuk memenangkan pertandingan tersebut.

“Dari game awal kita sudah optimis bakal menang dan bisa juara 1, karena melihat kemampuan tim kita sendiri. Percaya diri dan kerja keras yang kita lakukan,” tandasnya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

 

Tips skripsi
Reading Time: 3 minutes

Ujung dari perjalanan studi S1 adalah mengerjakan tugas akhir atau familiar disebut skripsi. Momen ini bisa menjadi titik jenuh mahasiswa lantaran ia harus menyelesaikan tugas tersebut secara mandiri dengan waktu terbatas. Lantas apa saja hal-hal yang wajib mahasiswa ketahui sebelum mengerjakan skripsi agar tidak stuck di tengah jalan? 

Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa demi meraih gelar S1, tujuannya melatih kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah secara sistematis dengan berbagai bekal teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. 

Secara umum skripsi dikerjakan pada akhir semester yakni 7 hingga 8. Namun ini sedikit berbeda dengan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia. Timeline yang disusun mungkin akan sedikit berbeda dengan kampus lain, namun strategi ini cukup berhasil meluluskan mahasiswa tepat waktu. 

Diawali dengan mengambil mata kuliah Seminar Proposal pada semester 6, mahasiswa sudah harus memikirkan topik penelitian yang nantinya akan menjadi bahan skripsi di semester 7. Selama satu semester (pada semester 6) mahasiswa telah belajar bagaimana sistematika dan cara mengerjakan skripsi. Lanjut semester 7 mengejakan skripsi hingga sidang pendadaran, dilanjutkan semester 8 magang dan ujian akhir. 

Semester 6 adalah waktu yang cukup krusial. Selain memantapkan topik penelitian, mahasiswa juga harus memulai menyusun proposal penelitian setidaknya Bab 1. Jika semua berjalan lancar, semester 7 mahasiswa akan mendapat dosen pembimbing sesuai topik dan bidang keilmuan. 

Perlu diketahui bahwa studi normal semester 6, mahasiswa akan mengambil setidaknya 21 SKS mata kuliah. Dengan timeline yang disusun penuh strategi, akankah mahasiswa selalu berhasil? Berikut hal yang wajib diketahui sebelum mengerjakan skripsi. 

Penting diketahui mahasiswa 

1. Pahami konsep 

Pahami konsep dasar tentang skripsi, mulai dari topik penelitian yang akan diambil, sistematika dan pedoman penulisan skripsi, serta data dan objek yang akan diteliti. 

Memilih topik penelitian menjadi kunci, usahakan memilih topik yang Anda sukai dan memiliki urgensi nyata. Cara ini cukup membantu lantaran Anda akan dengan mudah menemukan data dan sudah terbayang objek penelitian tersebut. 

Selanjutnya ketahui pedoman dan sistematika penulisan skripsi, sebaiknya baca panduan skripsi setiap Program Studi mungkin akan berbeda. Agar hasil penelitian Anda kredibel gunakan sumber terpercaya A1 seperti narasumber langsung, BPS, NGO atau data sekunder seperti jurnal dan buku. Hindari mengutip sumber yang tidak kredibel. 

2. Susun timeline 

Buatlah timeline agar Anda memiliki target, beranjak dari semester 6 dengan modal bab 1 artinya Anda tinggal melanjutkan dan memperbaiki kesalahan minor dari dosen pembimbing. Contoh timeline: 

Asumsi semester 6 berjalan lancar, topik penelitian sudah matang 

Timeline semester 7  Target 
Bulan pertama 
  1. Minggu pertama, bimbingan dan memantapkan bab 1 hasil dari Seminar Proposal 
  2. Minggu kedua hingga keempat, perdalam bab 1 
Bulan kedua 
  1. Jika bab 1 masih perlu pendalaman teori, perbanyak membaca jurnal 
  2. Minggu ketiga hingga keempat, kerjakan bab 2. Dua minggu adalah waktu yang masuk akal untu menulis dengan serius gambaran objek 
Bulan ketiga  Bulan ketiga fokus mencari data dan mengerjakan bab 3 
Bulan keempat  Fokus dengan analisis data 
Bulan kelima  Masuk bab 4, maksimalkan satu bulan untuk mengerjakan pembahasan 
Bulan keenam 
  1. Minggu pertama dan kedua, kerjakan bab 5 atau penutup 
  2. Persiapan pendaftaran pendadaran 

3. Manfaatkan teknologi

Perkembangan teknologi tentu akan memudahkan Anda dalam mengerjakan skripsi. Beberapa software yang perlu Anda ketahui manfaat dan kegunaannya antara lain EndNote, Zotero, Mendeley, dan Refworks. 

Aplikasi yang disebutkan di atas adalah reference manager yang akan sangat membantu Anda untuk mengatur pengelompokan jurnal hingga membuat kutipan otomatis. Dengan mengetahui hal ini Anda akan menghemat waktu dalam mengerjakan skripsi. 

Selain itu, Anda wajib tahu portal-portal yang mempublikasi jurnal kredibel seperti Jurnal Komunikasi yang telah terindeks Sinta 2, Portal Garuda, Research Gate, Impact Factor, dan Google Scholar. 

5. Jalin komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing 

Terakhir, setelah menyusun strategi dengan matang satu hal yang wajib Anda ketahui dan lakukan yakni menjalin komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing. 

Sebaiknya Anda memahami gaya dan etika komunikasi yang baik dengan dosen. Dosen adalah manusia biasa yang memiliki berbagai kegiatan dan pekerjaan, sementara Anda memiliki waktu yang terbatas untuk mengerjakan skripsi. 

Pastikan menghubungi dosen pada waktu yang tepat, menepati janji atau tepat waktu saat bimbingan. Jika dosen yang membatalkan janji, sebaiknya cari jam pengganti dengan bertanya yang sopan. 

Demikian hal-hal yang wajib mahasiswa ketahui sebelum mengerjakan skripsi demi meraih gelar S1. Semoga bermanfaat! 

Yudisium
Reading Time: 3 minutes

Sebanyak 31 mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia telah dinyatakan lulus pada pelaksanaan yudisium Senin, 26 Juni 2023.

Pelaksanaan yudisium siang itu menjadi momentum penuh suka cita bagi para mahasiswa Ilmu Komunikasi karena proses kerja cerdas, kerja kreatif, serta pembelajaran lain yang telah dilalui selama kurang lebih 4 tahun akhirnya membuahkan hasil dan mencapai gelar S.I.Kom.

Secara resmi Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D. menyebutkan bahwa 31 mahasiswa telah lulus dari jenjang sarjana dan telah memenuhi persyaratan kelulusan.

Pada pelaksanaan yudisium kali ini, salah satu mahasiswa yang meraih Indeks Prestasi Akademik (IPK) tertinggi adalah Fauziyah Mubarokah yakni 3,98 dengan predikat “Cumlaude”.

Pada kesempatan siang itu, Kaprodi Ilmu Komunikasi juga memberikan ucapan selamat hingga pesan dan kesan kepada seluruh peserta yudisium. Ia juga menegaskan bahwa hubungan baik antara Prodi Ilmu Komunikasi dengan para alumni harus tetap dijaga.

“Mulai saat ini Anda boleh menggunakan gelar S.I.Kom. karena Anda sudah dinyatakan lulus. Yang perlu diingat Prodi adalah keluarga kalian, kalian tetap akan disambut dengan hangat ketika kembali dan berkunjung ke Prodi entah untuk membantu adik-adik kalian, melakukan diskusi, hingga apapun jika membutuhkan bantuan,” jelas Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D., pada momen yudisium.

“Tidak ada mantan dosen, mantan guru karena ilmunya akan tetap berlanjut,” tambahnya.

Untuk memecah suasana yang begitu khidmat siang itu, Pak Iwan memberikan pantun yang mengundang gelak tawa para mahasiswa.

“Pulang sekolah jalan-jalan ke museum

Bersama keluarga penuh suka cita

Sudah lama kuliah kok belum yudisium

Gak bahaya ta?”

Pantun satire itu nyatanya membuat para mahasiswa seolah menertawakan realitas terjadi di sekitarnya, atau bahkan dialami lantaran sempat merasa tidak memanfaatkan waktu dengan baik.

Selain memberikan pantun yang menarik, Pak Iwan juga mengingatkan mahasiswa untuk memberikan feedback ketika dihubungi oleh tim tracer study untuk meminta kuesioner.

“Nanti ke depan akan ada tracer study, ini bertujuan membantu akreditasi hingga proses pengajaran. Jika ada yang meminta mengisi kuesioner dari pihak Prodi Ilmu Komunikasi jangan ditolak. Ini bukan untuk memata-matai,” jelasnya.

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Ida Dewi Nuraini Kodrat Ningsih, S.I.Kom, M.A, selaku Sekretaris International Program yang selalu terlibat dalam pengambilan data tracer study. Ia menyebut bahwa alumni dari Prodi Ilmu Komunikasi cenderung tak 100 persen mengisi data. Paling tinggi sekitar 95 persen.

“Ketika ada teman-teman dari Prodi Ilkom yang meminta untuk mengisi kuesioner mohon direspons. Jangan diambil hati jika merasa belum bekerja atau apa, karena output kita adalah akreditasi hingga evaluasi pembelajaran, mohon kerja samanya,” jelas Ibu Ida.

Daftar nama mahasiswa

Reguler

  1. 17321114 – Marcellino Bima Saputra 3.64
  2. 17321158 – Fadilla Silvia Suhartono 3.85
  3. 18321070 – Sabhira Alya Farah Tasyabana 3.64
  4. 18321073 – Ataniya Salma Nabila 3.63
  5. 18321081 – Ramadhan Arsyi Hidayat 3.69
  6. 18321093 – Aisyah Nabila Ramadhan 3.7
  7. 18321128 – Rizky Viali 3.67
  8. 18321202 – Siti Nurjanah 3.69
  9. 18321228 – Zaizafun Nisrina Addien 3.85
  10. 19321020 – Arum Janitra Larasati 3.91
  11. 19321029 – Sabila Nurul Islamy 3.9
  12. 19321059 – ADINDA CYNTIA SARI 3.81
  13. 19321092 – Sofi Az Zahra 3.86
  14. 19321150 – HANIIFAH RAHMADANI 3.87
  15. 19321167 – Muhammad Raufan Gusrananda 3.86
  16. 19321185 – Yuninda Safira Mentari 3.72
  17. 19321186 – NURIKAWATI 3.65
  18. 19321189 – RIZKI NUR RAHMADINA 3.84
  19. 19321196 – Sri Karuni Damayanti 3.85
  20. 19321203 – Dian Putri Puspaningrum 3.77
  21. 19321220 – Nathaniela Tiara Dewi 3.89
  22. 19321234 – Silvia Salma Ainun Nihayah 3.9
  23. 19321239 – Naila Pristania Sita 3.91
  24. 19321244 – Aldi Faik Setiawan 3.82
  25. 19321251 – Nadya Rahma Restu Aulia 3.86
  26. 19321269 – Fauziyah Mubarokah 3.98

International Program

  1. 19321072 – Defita Dwinusa Cindana 3.93
  2. 19321107 – Zaida Larasati Mardhiyah Yosiadhi 3.89
  3. 19321163 – Jemima Josephine Hormigas 3.66
  4. 19321263 – Salsabila Az Zahra 3.91
  5. 19321281 – Anggyi Akib 3.82

Demikian informasi terkait pelaksanaan yudisium pada 26 Juni 2023 Prodi Ilmu Komunikasi UII beserta daftar nama mahasiswa yang telah dinyatakan lulus.

 

Penulis: Meigitaria Sanita