Tag Archive for: ipc

Reading Time: 2 minutes

International program Communication Department seudah berjalan sejak 2018. international Progam menjadi kian penting dirasakan ketika kini dunia sudah saling terhubung. Kini manusia sudah tidak lagi terskat oleh negara dan bangsa, tapi sudah menjadi warga global. Kompetisi dan kolaborasi secara internasional menjadi kebutuhan. Tapi, banyak mahasiswa masih merasa kecil diri merasa tidak punya kecakapan berbahasa inggris untuk bergabung dengan International program Communication.

Diskusi Teatime kali ini, Sabtu, 20 Agustus 2021, berbincang soal International program Communication Department of Universitas Islam Indonesia (IPC UII). Diskusi ini mengundang Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih sekalu Sekretaris International program of Communication, UII. Dalam ngobrol santai kali ini mereka berbincang tentang bagaimana proses perkualiahan di IPC, bagaimana jika ingin pindah jalur dari reguler class ke International class, bagaimana dengan kerjasama international seperti double degree, jalur penerimaan mahasiswa IPC UII, dan kegiatan international lain yang ada di IPC UII.

Tentang perkuliahan, di IPC UII menggunakan bahasa inggris sepenuhnya sebagai pengantar perkuliahan. Begitu juga dengan tugas dan ujian. “Khusus untuk perkuliahan, jika ada beberapa mahasiswa yang merasa kesusahan dengan full inggris bisa komunikasikan dengan dosen pengampu mata kuliah tertentu agar menggunakan bahasa Indonesia di beberapa kesempatan,” ujar Ida.

Untuk beberapa mahasiswa baru yang khawatir jika tidak mampu mengikuti internasional program, IPC UII menyediakan bridging program yakni sebuah program yang menjembatani mahasiswa untuk beradaptasi dengan pembelajaran melalui beragam persiapan akademik. “Ada mata kuliah khusus mahasiswa baru agar mereka bisa adaptasi, program itu juga ada di antaranya adalah bagaimana menulis akademik,” kata Ida.

Ada pula Anggi, mahasiswa IP Communication UII yang pada awalnya sempat minder karena merasa kemampuan bahasa Inggrisnya kurang baik. Tapi, setelah program ini ia jalani, ia sudah bia membiasakan diri. Selain itu ia juga melihat bahwa dia tidak sendiri, ada beberapa teman lain yang seperti dia yang juga masih berproses adaptasi dengan nuansa ingris-akademis. “Lama-lama saya merasa kempampuan saya berbahasa Inggris sudah improve dengan sendirinya.”

Reading Time: < 1 minute

International Program of Communication will invite:

Yasser Muhammad Syaiful
Country Head at ELSA Corp
(Sociopreneur, Speaker & Education Specialist)

Theme:
Workshop Public Speaking IP of Communication UII x Elsa Speak Indonesia:
“Build your Confidence with Enhacing the Public Speaking Skills”

Schedule

Time: Aug 7, 2021 01:00 PM Jakarta

(UTC +7)

Click to Join The Workshop Here

 

 

Reading Time: 2 minutes

Trying various opportunities and joining several international institutions opens the door to international knowledge and excitement. Feel and experience directly associating with people with different cultures, as well as introducing Indonesian culture and wealth in the land of a hundred palaces.

The experience was passed by Jorgi Radivka. Jorgi is a 2014 student of Department of Communication at the Universitas Islam Indonesia, who had the opportunity to do an internship as a teacher at an elementary school in the middle of the blue continent of Europe, the Czech Republic. She shared this experience in one of the online casual chat programs made by UII’s International Program of Communication UII on Saturday, June 26, 2021. Annisa Putri Jiany led a discussion with Jorgi, exploring his various experiences with AIESEC in Czech.

Jorgi is a member of an international organization whose mission is to spread peace and humanity. His organization is by inviting young people to do international internships or activities as well as to develop youth leadership potential. The organization is (Association Internationale des Etuadiants Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC).

In that school, Jorgi has to teach for approximately two months. Many of them do not know Indonesia. They don’t even know there is a country called Indonesia. Jorgi finally brought a map of the globe and showing where Indonesia is located. He also introduced Indonesian language and songs.

Not only that, he also introduced batik motifs by wearing batik every time he went to school and discussing batik with his friends.

At first there were several obstacles he faced when teaching at school . The language barrier is one of the obstacles because English is not the main language of the people in the Czech Republic. This language barrier makes the students not pay much attention during the learning process. But Jorgi has some tricks that he uses to win attention back. “I use the traditional game here. Gobak sodor for 10-15 minutes to let them be happy first. After that they want to pay attention to the lesson.”

He recounts the funniest and most memorable experiences. On several occasions Jorgi also cooks for his friends and the teachers there. He was so happy and satisfied because he managed to make his friends spicy. “They can’t really eat spicy food, but I cook bakwan and sambal matah. They can’t stand how spicy it is, but they’re done.”

Reading Time: 2 minutes

Mencoba berbagai peluang dan bergabung beerapa lembaga international membuka pintu pengetahuan dan keseruan pengalaman international. Merasakan dan mengalami langsung bergaul dengan orang dengan kultur yang berbeda, sekaligus mengenalkan kultur dan kekayaan Indonesia di negeri seratus istana.

Pengalaman itu dilalui oleh Jorgi Radivka. Jorgi adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia angkatan 2014, yang berkesempatan magang sebagai pengajar di sekolah dasar di tengah-tengah benua biru Eropa, Republik Ceko. Pengalaman ini ia bagikan di salah satu program ngobrol santai daring Teatime besutan International Program Communication UII pada Sabtu, 26 Juni 2021. Annisa Putri Jiany memandu diskusi dengan Jorgi, mengulik beragam pengalamannya bersama AIESEC di Ceko.

Jorgi tergabung dalam sebuah organisasi International yang misinya adalah untuk menyebarkan kedamaian dan kemanusiaan dengan mengajak anak-anak muda magang atau berkegiatan International sekaligus untuk menumbuhkan potensi kepemimpinan pemuda. Organisasi tersebuat adalah (Association Internationale des Etuadiants Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC).

Dalam sekolah itu Jorgi harus mengajar selama kurang lebih dua bulan. Banyak diantara mereka yang tidak mengenal Indonesia. Bahakan tidak tahu ada negara bernama Indonesia. Jorgi akhirnya membawa peta globe dan menunjukkan dimana Indonesia teretak. Ia juga mengenalkan bahasa dan lagu-lagu Indonesia.

Tak hanya itu, Ia juga mengenalkan motif batik dengan mengenakan batik setiap kali ke sekolah dan memperbincangkan dengan teman-temannya.

Mulanya ada beberapa hambatan yang ia alami ketika mengajar di sekolah. Kendala bahasa menjadi salah satu penghambat karena bahasa Inggris bukannah bahasa utama orang-oarang di Czech Republic. Kendala bahasa ini membuat murid-murinya tidak begitu memeberikan perhatian saat proses belajar. Tapi Jorgi punya beberapa trik yang dia gunakan untuk merebut perhatian kembali. “aku pakai permaian tradisional di sini. Gobak sodor 10-15 menit biar mereka senang dulu. Setelah itu mereka mau perhatikan pelajaran.”

Ia mencerikan pengalaman paling lucu dan mengesankan. Dalam beberapa kesempatan Jorgi juga memasak untuk teman-temannya para guru di sana. Ia yang begitu senang dan puas karena berhasil membuat teman-temannya kepedasan. “Mereka itu kan tidak begitu bisa makan pedas, tapi aku memasak bakwan dan sambel matah. Mereka nggak tahan betapa pedasnya, tapi habis.”

 

Reading Time: 2 minutes

On Sept, 23, 2020 at 1 PM, the UII Communication Science Department welcomed new students of UII. Vadhiya as Host and Jiany as Co-Host accompanied this conversation via Zoom Meeting Conference Application. This event in particular will introduce what the Department of Communication Science is about. Department of Communication Science holds an online “Welcoming Day”  to welcome New Students 2020 during the Pandemic

Around 250 new students (new students) of communication science dept. participated in this event. Lecturers, alumni, and the international students in the International Communication Program (IP), the Dean, and communication students generally took part. It was opened by reading the Quran by Ibrahim, a student of Communication Science, batch 2019. There was also religious and educational motivation delivered by the Dean of FPSB UII, Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog. He explained about the spirit of studying and self-provision in the future as well as improving himself as an UII student.

Head of the UII Department of Communication Science, Puji Hariyanti also gave a welcome and enthusiasm for online lectures that students will face in the future. Furthermore, Ms. Shorlihah (UII Communications Science Alumni, 2015) and Ms. Suwaibah (2019 IP Communications Student) from Thailand also shared their experiences of studying at UII. During his time at IPC, staff, lecturers and students always help, she said. “The main difficulty I get is the language problem, even so my friends helped me,” said Shorlihah.

After the opening was enough, The event continued with the video session. Discusses what the Department of Communication Science is. Explaining communication has 4 areas of interest. Programs and Curricula that exist in communication. Including also introduction to research activities and community service activities. The introduction of the lecturers and staff of the communication science department also showed on introductory video broadcast through the zoom application. Then continue the Q&A (Questions and Answer) event.

One of the freshmen asked about the P2A (Passage to Assean) program. Ida Nuraini explained that P2A is a workshop program and cultural studies held in ASEAN countries. The first P2A, for example, in 2018, students at several Asean campuses, including UII Communications Science Department, went on trips and photography competitions in 3 ASEAN countries: Malaysia, Thailand, Cambodia. This program seeks to increase understanding across cultures without borders.

A similar testimony was also expressed by Annisa Putri Jiany as the 2015 alumni of Communication Science and P2A program. She has gained a lot of experience in 3 different countries, and has made friends that are still ongoing. Other questions emerged. For example, what communities are in the communication science dept.? Will it interfere with lectures? Iven as an alumni of Communication Science class 2016 explained that the compulsory courses that are obtained are also related to the community. Therefore, activities in the community actually support lecture activities. Communities at Communication Science dept. can add to our relationships and not interfere with lectures. “In fact, it adds to the advantage of being in a community, because we can immediately practice our knowledge that we got in class,” said Iven Sumardiantoro.

———–

Author: Ridwan Ainurrahman, UII Communication Science Intern. Class of 2016

Editor: A. Pambudi W.

 

Reading Time: 3 minutes

IP Programs During the Pandemic: Keeping Up with Strict Health Protocols. The Covid-19 pandemic has affected many activities, especially teaching activities in schools and colleges of higher education. The Universitas Islam Indonesia (UII) is no exception, which has set new rules for activities during the pandemic period. One example is the UII International Program (IP). Activities here comply with the rules by complying with the Rector’s Circular and government protocols during the pandemic.

IP UII has one of the excellent programs related to global mobility or international mobility. Through interviews with the Directorate of Partnerships / International Affairs Office (DK / KUI), Dian Utami, many programs of global mobility are  still possible to be implemented online. For example Summer Programs, Internships, Lecture Series, Web Seminars, Student Exchange, and Double Degree. Bridging Program in the form of the development of skills such as academic and learning skills training is also implemented in the form of online lectures. The form can be asynchronous or synchronous according to the Circular of the Rector of UII.

 

Some were postponed, some changes from offline to online

In the Communication Science Department, especially the International Program of Communication (IPC), activities related to global mobility such as the annual Passage to Asean (P2A) program and Student Exchange had to be postponed. Even though they had received offers to implement the P2A program virtually, the IPC still chose to postpone the P2A program. The delay is carried out indefinitely.

“We still hope that there will be an opportunity to get hands-on experience in the P2A program. By going directly abroad. So, currently we can only provide tell to students regarding the postponement of several programs,” said Ida Nuraini Dewi KN, as the IPC secretary.

Various interesting programs with international insight still continue, said this specialist lecturer in journalism and media studies. IPC programs implemented during the pandemic, among others is International Webinar held in May and Career Webinar held in August. There are also Teatime’s regular Talk Show and  Annual Workshop with the theme The Future of Globalization which was held last July.

The Annual Workshop invited Assoc. Prof. Dr. Huey Rong Chen from the Graduate School of Journalism, Chinese Culture University, Taiwan. Meanwhile, the Teatime Talk Show invited Zaki Habibi, a PhD candidate from Lund University, Sweden.

If usually the Annual Workshop is held offline and is open to IPC students and the public, then during the pandemic period the program must be transferred to online. Ida said, in general, several programs such as seminars would still be held even though they were online. Collaboration and research requiring face-to-face meetings and overseas trips where possible will be carried out online.

International Programs in Other Departments / Major

Similar conditions also occur in the International Relations Department. Activities related to global mobility cannot be carried out during the pandemic period. Karina Utami Dewi, as the Secretary of the International Program (IP) of International Relations (IR) Department confirmed this.

Even so, several programs that have been planned and will be implemented in the odd semester of 2020/2021. For example a visiting professor from NUS (National University of Singapore) who will teach in IP for 1 semester. Other programs include implementing IELTS simulations for all IP students and providing mentor academic facilities. Academic mentors are to assist IP students in implementing online learning.

During the pandemic period, the programs that can be implemented in the IP of IR Department vary. For example the Bridging Program and Inspiring Lecture with the Ministry of Foreign Affairs. There are also several guest lectures from experts in various subjects in IP. These programs are carried out as usual. The only difference is the form of implementation which is done online.

Even so, the implementation of the program ran smoothly and in general IP students were able to participate well. “Of course there are technical barriers such as connections. This is because most of the IP students return to their hometown. Not all of them have stable internet connections there,” said Karina when interviewed via email.

UII Internationalization Globally 

Dian said that this is understandable during the pandemic period that many programs cannot be implemented as usual. Programs that cannot be implemented can be transferred to other programs. In essence, other activities have benefits and outcomes that support achieving UII Strategic Plan. Including increasing the internationalization of UII globally.

DK / KUI provides facilities in the form of services related to the initiation of new partners proposed by the Department or Faculty. Partners come from both industry, government, academia, and society. In addition, DK / KUI also continues to play a role in delivering information by publishing international activities within UII. Whether it’s mobility activities for lecturers, students, and students.

———–

Author: Fitriana Ramadhany (Student of the Department of Communication Science UII – Internship for the International Program of Communication UII)

Editor: A. Pambudi W

 

 

Reading Time: 3 minutes

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak aktivitas, terutama pada kegiatan mengajar di sekolah dan perguruan tinggi. Tak terkecuali Universitas Islam Indonesia (UII) yang menetapkan aturan baru pada kegiatan selama masa pandemi. Salah satu contohnya adalah International Program (IP) UII. Kegiatan-kegiatan di sini patuh pada aturan dengan mematuhi Surat Edaran Rektor dan kebijakan protokol pemerintah selama pandemi.

IP UII memiliki salah satu program unggulan yang berkaitan dengan global mobility atau mobilitas internasional. Melalui wawancara dengan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI), Dian Utami, banyak program global mobility  masih memungkinkan untuk dilaksanakan secara daring. Misalnya Summer Program, Magang, Lecture Series, Seminar Web, Student Exchange, dan Double Degree. Kegiatan Bridging Program yang berupa pengembangan skill seperti ‘academic and learning skill training’ juga dilaksanakan dalam bentuk perkuliahan daring. Bentuknya bisa asinkron maupun sinkron sesuai dengan Surat Edaran Rektor UII.

 

Beberapa ditunda, Beberapa Konversi dari Luring ke Daring

Pada program studi Ilmu Komunikasi khususnya International Program of Communication (IPC), kegiatan yang berkaitan dengan global mobility seperti program tahunan Passage to Asean (P2A) dan Student Exchange harus ditunda. Meskipun telah mendapatkan penawaran untuk melaksanakan program P2A secara virtual, pihak IPC tetap memilih untuk menunda program P2A. Penundaan dilakukan hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan.

“Kami masih berharap nantinya akan ada kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung di program P2A. Dengan pergi langsung ke luar negeri. Maka, saat ini kami cuma bisa memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait penundaan beberapa program,” ujar Ida Nuraini Dewi KN, selaku sekretaris IPC.

Beragam program menarik berwawasan internasional tetap berlanjut kata  Dosen Spesialis kajian Jurnalisme dan Media ini. Program-program IPC yang dilaksanakan selama pandemi antara lain International Webinar yang dilaksanakan pada bulan Mei dan Webinar Karir yang dilaksanakan pada bulan Agustus. Ada pula acara bincang-bincang rutin Teatime dan  Annual Workshop bertema The Future of Globalization yang dilaksanakan pada Juli lalu. Annual Workshop sempat mengundang Assoc. Prof. Dr. Huey Rong Chen dari Graduate School of Journalism, Chinese Culture University, Taiwan. Sedangkan Talk Show Teatime sempat mengundang Zaki Habibi, PhD kandidat dari Lund University, Swedia.

Apabila biasanya Annual Workshop dilaksanakan secara luring dan terbuka untuk mahasiswa IPC dan umum, maka selama masa pandemi program tersebut harus dialihkan ke media daring. Ida mengatakan, secara umum beberapa program seperti seminar tetap akan dilaksanakan meskipun secara daring. Kerjasama dan riset yang memerlukan pertemuan tatap muka dan perjalanan luar negeri pun apabila memungkinkan akan dilaksanakan secara daring.

Program internasional di Jurusan/ Prodi Lain

Kondisi serupa juga terjadi pada Program Studi Hubungan Internasional (HI) UII. Kegiatan yang berkaitan dengan global mobility tidak dapat dilaksanakan selama masa pandemi. Karina Utami Dewi, selaku Sekretaris Program Studi International Program (IP) Hubungan Internasional (HI) mengkonfirmasi hal tersebut. Meskipun begitu, beberapa program yang telah direncanakan dan akan dilaksanakan pada semester ganjil 2020/2021 tetap berlanjut. Contohnya visiting professor dari NUS (National University of Singapore) yang akan mengajar di IP selama 1 semester. Program lainnya misalnya pelaksanaan simulasi IELTS bagi seluruh mahasiswa IP dan  pemberian fasilitas akademik mentor. Akademik mentor adalah sebagai pendamping mahasiswa IP dalam melaksanakan pembelajaran daring.

Selama masa pandemi program yang dapat terlaksana di IP HI beragam. Misalnya Bridging Program dan Inspiring Lecture bersama Kementerian Luar Negeri. Ada juga beberapa kuliah tamu dari pakar di berbagai mata kuliah di IP. Program-program tersebut dilaksanakan seperti biasa. Bedanya hanya bentuk pelaksanaan yang dilakukan secara daring.

Meskipun begitu, pelaksanaan program berjalan dengan lancar dan secara umum mahasiswa IP dapat berpartisipasi dengan baik. “Tentu saja ada hambatan-hambatan teknis seperti koneksi. Sebab, sebagian besar mahasiswa IP pulang ke daerah masing-masing. Tidak semuanya memiliki koneksi internet yang stabil,” jawab Karina ketika diwawancara via surel.

Internasionalisasi UII Secara Global

Berkaitan dengan program-program yang tidak dapat terlaksana, Dian mengatakan hal tersebut adalah hal yang dapat dimaklumi selama masa pandemi. Program yang tidak dapat dilaksanakan dapat dialihkan ke program lain. Intinya aktivitas lainnya itu  memiliki kemanfaatan dan luaran yang mendukung pencapaian Rencana Strategis UII. Termasuk untuk peningkatan internasionalisasi UII secara global.

DK/KUI  memberikan fasilitas berupa layanan terkait inisiasi mitra baru yang diusulkan oleh Program Studi atau Fakultas. Mitranya berasal baik dari industri, pemerintah, akademisi, maupun masyarakat. Selain itu, DK/KUI juga terus berperan menyampaikan informasi dengan mempublikasikan aktivitas internasional di lingkungan UII. Baik itu kegiatan mobilitas untuk dosen, tenaga didik, maupun mahasiswa.

———–

Penulis: Fitriana Ramadhany (Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UII – Magang Program Internasional Jurusan Ilmu Komunikasi UII)

Editor: A. Pambudi W