Program IP Selama Pandemi: Tetap Berlanjut dengan Ketat Protokol Kesehatan

Reading Time: 3 minutes

Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak aktivitas, terutama pada kegiatan mengajar di sekolah dan perguruan tinggi. Tak terkecuali Universitas Islam Indonesia (UII) yang menetapkan aturan baru pada kegiatan selama masa pandemi. Salah satu contohnya adalah International Program (IP) UII. Kegiatan-kegiatan di sini patuh pada aturan dengan mematuhi Surat Edaran Rektor dan kebijakan protokol pemerintah selama pandemi.

IP UII memiliki salah satu program unggulan yang berkaitan dengan global mobility atau mobilitas internasional. Melalui wawancara dengan Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI), Dian Utami, banyak program global mobility  masih memungkinkan untuk dilaksanakan secara daring. Misalnya Summer Program, Magang, Lecture Series, Seminar Web, Student Exchange, dan Double Degree. Kegiatan Bridging Program yang berupa pengembangan skill seperti ‘academic and learning skill training’ juga dilaksanakan dalam bentuk perkuliahan daring. Bentuknya bisa asinkron maupun sinkron sesuai dengan Surat Edaran Rektor UII.

 

Beberapa ditunda, Beberapa Konversi dari Luring ke Daring

Pada program studi Ilmu Komunikasi khususnya International Program of Communication (IPC), kegiatan yang berkaitan dengan global mobility seperti program tahunan Passage to Asean (P2A) dan Student Exchange harus ditunda. Meskipun telah mendapatkan penawaran untuk melaksanakan program P2A secara virtual, pihak IPC tetap memilih untuk menunda program P2A. Penundaan dilakukan hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan.

“Kami masih berharap nantinya akan ada kesempatan untuk mendapat pengalaman langsung di program P2A. Dengan pergi langsung ke luar negeri. Maka, saat ini kami cuma bisa memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait penundaan beberapa program,” ujar Ida Nuraini Dewi KN, selaku sekretaris IPC.

Beragam program menarik berwawasan internasional tetap berlanjut kata  Dosen Spesialis kajian Jurnalisme dan Media ini. Program-program IPC yang dilaksanakan selama pandemi antara lain International Webinar yang dilaksanakan pada bulan Mei dan Webinar Karir yang dilaksanakan pada bulan Agustus. Ada pula acara bincang-bincang rutin Teatime dan  Annual Workshop bertema The Future of Globalization yang dilaksanakan pada Juli lalu. Annual Workshop sempat mengundang Assoc. Prof. Dr. Huey Rong Chen dari Graduate School of Journalism, Chinese Culture University, Taiwan. Sedangkan Talk Show Teatime sempat mengundang Zaki Habibi, PhD kandidat dari Lund University, Swedia.

Apabila biasanya Annual Workshop dilaksanakan secara luring dan terbuka untuk mahasiswa IPC dan umum, maka selama masa pandemi program tersebut harus dialihkan ke media daring. Ida mengatakan, secara umum beberapa program seperti seminar tetap akan dilaksanakan meskipun secara daring. Kerjasama dan riset yang memerlukan pertemuan tatap muka dan perjalanan luar negeri pun apabila memungkinkan akan dilaksanakan secara daring.

Program internasional di Jurusan/ Prodi Lain

Kondisi serupa juga terjadi pada Program Studi Hubungan Internasional (HI) UII. Kegiatan yang berkaitan dengan global mobility tidak dapat dilaksanakan selama masa pandemi. Karina Utami Dewi, selaku Sekretaris Program Studi International Program (IP) Hubungan Internasional (HI) mengkonfirmasi hal tersebut. Meskipun begitu, beberapa program yang telah direncanakan dan akan dilaksanakan pada semester ganjil 2020/2021 tetap berlanjut. Contohnya visiting professor dari NUS (National University of Singapore) yang akan mengajar di IP selama 1 semester. Program lainnya misalnya pelaksanaan simulasi IELTS bagi seluruh mahasiswa IP dan  pemberian fasilitas akademik mentor. Akademik mentor adalah sebagai pendamping mahasiswa IP dalam melaksanakan pembelajaran daring.

Selama masa pandemi program yang dapat terlaksana di IP HI beragam. Misalnya Bridging Program dan Inspiring Lecture bersama Kementerian Luar Negeri. Ada juga beberapa kuliah tamu dari pakar di berbagai mata kuliah di IP. Program-program tersebut dilaksanakan seperti biasa. Bedanya hanya bentuk pelaksanaan yang dilakukan secara daring.

Meskipun begitu, pelaksanaan program berjalan dengan lancar dan secara umum mahasiswa IP dapat berpartisipasi dengan baik. “Tentu saja ada hambatan-hambatan teknis seperti koneksi. Sebab, sebagian besar mahasiswa IP pulang ke daerah masing-masing. Tidak semuanya memiliki koneksi internet yang stabil,” jawab Karina ketika diwawancara via surel.

Internasionalisasi UII Secara Global

Berkaitan dengan program-program yang tidak dapat terlaksana, Dian mengatakan hal tersebut adalah hal yang dapat dimaklumi selama masa pandemi. Program yang tidak dapat dilaksanakan dapat dialihkan ke program lain. Intinya aktivitas lainnya itu  memiliki kemanfaatan dan luaran yang mendukung pencapaian Rencana Strategis UII. Termasuk untuk peningkatan internasionalisasi UII secara global.

DK/KUI  memberikan fasilitas berupa layanan terkait inisiasi mitra baru yang diusulkan oleh Program Studi atau Fakultas. Mitranya berasal baik dari industri, pemerintah, akademisi, maupun masyarakat. Selain itu, DK/KUI juga terus berperan menyampaikan informasi dengan mempublikasikan aktivitas internasional di lingkungan UII. Baik itu kegiatan mobilitas untuk dosen, tenaga didik, maupun mahasiswa.

———–

Penulis: Fitriana Ramadhany (Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UII – Magang Program Internasional Jurusan Ilmu Komunikasi UII)

Editor: A. Pambudi W