Belakangan, menjamur beragam konten digital. Produsen konten bertebaran di lini youtube, instagram, facebook, twitter, hingga tiktok. Belum lagi pandemi covid-19 mendera. Peningkatannya mencapai hingga 20 persen. https://www.antaranews.com/berita/1597622/konten-digital-primadona-saat-pandemi?page=all
Maka di tengah berjuta konten digital itu, pemilihan konten yang sesuai cita rasa warganet menjadi penting. “Pertama kali, kalian harus tahu, apa ciri khas kalian dalam konten yang kalian buat nantinya,” kata Ichsan Permana P atau populer dengan nama Mas Aik, content creator dan penulis buku Nanti Kita Sambat hari ini, pada Sabtu (31/10). Mas Aik hadir dalam salah satu rangkaian kegiatan penyambutan mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi UII di Incoms (Introduction to Communications) 2020.
Jika pada Incoms 2019 tema yang diangkat adalah Greenations dan seputar upaya menjaga lingkungan dengan mempopulerkan kembali gagasan 3R, maka incoms kali ini berbeda. Incoms 2020 kali ini mengambil tema ‘The Future of Ours’. Tema ini mencoba mengajak mahasiswa baru menelisik perkembangan komunikasi dari zaman ke zaman dan kontribusinya. Tentu ini erat sekali dengan menguatnya budaya daring di masa pandemi.
Pada kesempatan Incoms 2020 ini panitia mengundang Mas Aik dalam Webinar-nya agar mahasiswa baru terinspirasi membuat konten-konten digital inspiratif dan positif. Mas Aik bercerita dengan memberi contoh pengalamannya membuat konten di @merawatjogja sebelum akhirnya memutuskan membaut konten @NKSTHI.
Bagi Mas Aik, rupanya hanya sedikit yang perlu dipersiapkan untuk menjadi content creator. Pertama, kata Mas Aik, ciri khas harus ada dalam konten digital. “Kalian akan menjadi sosok seperti apa? nah, supaya punay ciri khas, kita perlu belajar bagaimana menunjukkan karakter kita di media,” kata Mas Aik dengan penampilan dari studionya.
Menulis adalah kunci membuat konten. Menulis adalah dasar. Ia bisa dikembangakn dengan pemikiran yang terstruktur. Ia juga bisa dikawinkan dengan hobi, misalnya menggambar. Mas Aik mencontohkan dirinya. Ia sangat senang sekali menggambar. Maka konten-kontennya ia kuatkan dengan kemampuan menggambarnya. “Banyak banget yang aku dapat dari menggambar,” tambah Aik.
Selain menguatkah ciri khas, menulis sebagai kunci konten yang kuat, juga harus dipelajari. Tak ada konten yang dibuat tanpa menulis. Menurutnya, belajar menulis harus dimulai dari misalnya kreatif mengelola struktur tulisan, gagasan unik, hingga nantinya tulisan yang kuat bisa diubah menjadi kemasan lain konten digital. Misalnya diubah menjadi kemasan video, gambar, foto dan lain-lain.
Satu hal yang menjadi poin utama penekanan Mas Aik ketika menjadi content creator. Syarat menjadi content creator adalah dengan mengembangkan hobi menjadi konten. “Apa yang kamu bisa, apa yang kamu senangi, ya kamu harus benar-benar fokus di sana, barulah kontenmu menjadi kuat dan inspiratif,” imbuhnya.