The performance of staff and all academics in an effort to improve quality is an important part of the realization of the university’s vision and mission. To see the form of staff and academic performance, good documentation is needed as evidence that their performance has actually been accomplished and achieved.

Quality audits and performance audits are the keys to sound, good and standard governance of study programs and laboratories. UII applies auditing standards based on MERCY OF GOD. This standard has become a measurable reference and a model benchmarking.

This reason was the background of the Quality Document Preparation Training conducted by UII Communication which was attended by UII Communication Study Program and Laboratory Staff on Monday (8/2) offline or offline. This workshop aims to improve the documentation system for quality assurance of the Study Program. The target is study program staff and laboratory staff of Department of Communication Science, UII.

In this workshop, the Quality Document Preparation Training presented the Head of the BPM Data Analysis Division / UII Quality Assurance Agency, Eliza Gustri Wahyuni, and Ahmad Nurozi as the Head of BPM Quality System Control Division. One of the things that Eliza underlined in this training was the formation of a quality culture in the work environment at UII. He said, “For the sake of a culture of superior quality, study program managers need to discipline and improve technical forms for validation, improve all forms. Discipline the administration of SPM (Quality Assurance Standards) documents.”

Eliza explained that all document preparation refers to SPM. “All documents implement SPM in the implementation of education at UII, so as to create a quality culture,” said Eliza.

The training this time explored and explained all the quality documents that the unit needed to compile. For example, how and what is a quality statement document, quality policy, quality objectives and plans, to examining key performance indicator documents, strategic planning and RKAT.

According to Desyatri Parawahyu, one of the UII Communication Laboratory staff, this workshop is useful for the continuity of archiving quality documents of the UII Communication Laboratory. In turn, neat filing will be followed by superior service quality to UII Communication students and partners, she said.

Sumekar Tanjung, Head of the UII Communication Laboratory, after participating in this training was very helpful in sorting and organizing the archives of study programs and laboratories. “So it is easier to identify documents, management is more organized for forms in administrative files that are tidier. It makes it easier to evaluate performance in the end,” she added.

On the other hand, this workshop is also useful for measuring the quality of educational services offered by UII. UII students and partners will feel the indirect impact of the quality of service and superior education.

“AMI (Internal Quality Audit) becomes an annual homework. So after this training, we know better. In the second workshop, if there is a problem, we can do another workshop to further finalize and internalize SPM in our daily performance,” said Desyatri.

 

Seminar Proposal is one of the main courses run by Communication Science students in the 6th semester. This course requires students to make proposals containing about chapter 1 as a part of the research for their undergraduate thesis. Then, students will present the results of their research at the end of the class, the 14th meeting.

Seminar Day was held on Tuesday (2/2) from 09.30 am to 11.30 am. Attended by more than 160 Communication Science students and held in Zoom Meeting Application. This event was hosted by Narayana Mahendra Prasetya, S.Sos., M.A. and Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A.

“Seminar Day aims to help students of the 2018 class prepare their research. The lecturers will explain step by step how students submit the theme to be researched for their thesis,” Ida said.

Puji Hariyanti, also a lecturer who guides students in determining research, said that Seminar Proposal is not something scary, and can always be done. She also said that students should look for as much data as possible before discussing with their respective lecturers.

Students can choose which lecturers guide their proposals. They should look for issues related to their preferences, discuss with lecturers, then formulate ideas. The submitted outline contains the background of why it is important to research, research purposes, determine the theory to be used, and research methods.

First Experience for IP Students

According to International Program of Communication/ IPC 2018 students, Sheila Jasmine,  Seminar Day is very helpful for them in determining their research. IPC 2018 students are greatly helped by the answers of lecturers who tell them what they need to do to make research. Before attending the Seminar Day, they did not know what to do for their research.

“After joining the Seminar Day, it turns out that the lecturer calmed us not to be burdened, by telling us what steps we should take,” said Sheila, a student of IPC 2018.

Sheila also said that with Seminar Day, she has a lot of considerations to make research.

Just like Nadira Muthia, a student of IPC 2018, she felt helped by Mr. Nara’s explanation. Nadira also has a lot of pictures for her research because the lecturers are very open to discussion.

“The lecturers are also active in Q&A, so I feel helped by their answers, and the questions asked by friends are also very helpful,” Nadira said on Wednesday (3/2).


Author and Reporter: Sera Zahria, Internship Student of Communication Department of UII, at International Program of Communication Department, Student Batch 2016

Editor: A. Pambudi W.

Seminar Proposal merupakan salah satu mata kuliah utama yang dijalankan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 6. Mata kuliah ini menuntut mahasiswa untuk membuat proposal yang berisi tentang bab 1 sebagai bagian dari penelitian skripsi. Kemudian, mahasiswa akan mempresentasikan hasil penelitiannya di akhir kelas yaitu pertemuan ke-14.

Seminar Day dilaksanakan pada Selasa (2/2) mulai pukul 09.30 hingga 11.30. Dihadiri oleh lebih dari 160 mahasiswa Ilmu Komunikasi dan diselenggarakan dalam Aplikasi Zoom Meeting. Acara ini dipandu oleh Narayana Mahendra Prasetya, S.Sos., MA dan Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, SIKom., MA

“Seminar Day bertujuan untuk membantu mahasiswa angkatan 2018 mempersiapkan penelitiannya. Dosen akan menjelaskan langkah demi langkah bagaimana mahasiswa mengajukan tema yang akan diteliti untuk skripsi, ”kata Ida.

Puji Hariyanti, dosen yang juga membimbing mahasiswa dalam menentukan penelitian, mengatakan Seminar Proposal bukanlah sesuatu yang menakutkan, dan selalu bisa dilakukan. Ia juga menyampaikan agar mahasiswa mencari data sebanyak-banyaknya sebelum berdiskusi dengan dosennya masing-masing.

Mahasiswa dapat memilih dosen mana yang akan memandu proposal mereka. Mereka harus mencari isu-isu terkait kesukaannya, berdiskusi dengan dosen, kemudian merumuskan ide. Garis besar yang disampaikan memuat latar belakang mengapa penting untuk penelitian, tujuan penelitian, menentukan teori yang akan digunakan, dan metode penelitian.

Pengalaman Pertama Memulai Riset Skripsi

Menurut mahasiswa International Program of Communication / IPC 2018, Sheila Jasmine, Seminar Day sangat membantu mereka dalam menentukan penelitiannya. Mahasiswa IPC 2018 sangat terbantu dengan jawaban para dosen yang memberi tahu mereka apa yang perlu mereka lakukan untuk melakukan penelitian. Sebelum mengikuti Seminar Day, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk penelitiannya.

“Setelah mengikuti Seminar Day, ternyata dosen menenangkan kita agar tidak terbebani, dengan memberi tahu kita langkah apa saja yang harus kita ambil,” ujar Sheila mahasiswa IPC 2018.

Sheila juga menyampaikan bahwa dengan Seminar Day ia memiliki banyak pertimbangan untuk melakukan penelitian.

Sama seperti Nadira Muthia, mahasiswa IPC 2018, ia merasa terbantu dengan penjelasan dosen. Nadira juga memiliki banyak foto untuk penelitiannya karena dosennya sangat terbuka untuk berdiskusi.

“Para dosen juga aktif dalam tanya jawab, jadi saya merasa terbantu dengan jawaban mereka, dan pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman juga sangat membantu,” kata Nadira pada Rabu (3/2).


Reporter dan Penulis: Sera Zahria, Mahasiswa Komunikasi UII, Angkatan 2016, Magang di Komunikasi UII Program Internasional.

Penyunting: A. Pambudi. W.

PENGUMUMAN

Kepada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPSB UII

Diumumkan bahwa Pendaftaran Pendadaran dilayani dengan mendaftar online (wajib) pada tautan berikut:

 

Semua persyaratan pendadaran dicetak dan diserahkan langsung ke:

Divisi Akademik FPSB UII (Lantai 3) atau kirim dengan pos ke alamat Divisi Akademik Fak. Psikologi & Ilmu Sosial Budaya UII Jln. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta.

Sedangkan untuk skripsi & naskah publikasi tetap dikirimkan ke email (format file: PDF & MS. Word):

[email protected]

Catatan:

  1. Informasi lebih lanjut sila datang ke Gedung Prodi Ilmu Komunikasi UII (Lt.3)

Bicara soal Musik, pasti selalu seru. Musik memiliki sejarah panjang dan banyak sekali variasinya. Saking banyak penggemarnya, majalah musik berkembang dan memiliki pangsa pasarnya sendiri. Jumat, 29 Januari 2021, Karel Fahrurrozi, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2016 membagikan risetnya tetang bagaimana pengelolaan portal media musik: Belajar dari Hookspace dan Warning Magazine.

Karel berbagi pengalaman dan hasil risetnya soal media musik ini dalam Diskusi Bulanan PSDMA Nadim Komunikasi UII. Hookspace dan Warning Magazine hidup di platform online. Kedua media ini juga karakternya berbeda. “Istilahnya kalau Hookspace ini hidangan pembuka, sedangkan Warning Magazine hidangan utama karena kontennya lebih berat,” jelas Karel dalam diskusi tersebut. Karel mengatakan bahwa Warning Magazine banyak membicarakan sosial politik, juga sastra. Sedangkan Hookspace lebih banyak ke hiburan.

Kedua portal media musik ini memiliki karakter berbeda mulai dari tema dan cara memperluas konten serta aktifitas kedua media ini juga jauh berbeda. Hookspace memperluas ranah produksinya tak semata pada konten tulisan di portalnya. Hookspace juga memproduksi konten audiovisual seperti rekaman lagu-lagu dan juga video. Mereka juga merambah sebagai Event Organizer (EO) dengan menyelenggarakan konser.

“Kalau Warning Magazine sendiri hanya sebagai media yang menyalurkan hobi mereka sendiri,” kata Karel.

Warning magz, sapaan akrab media ini, hanyalah kegiatan sampingan dari para anggotanya, meskipun sekarang banyak anggota mereka yang tidak aktif lagi.

Berbeda dengan Warning Magz, hookspace tidak membahas soal politik. Warning Magz bahkan memasukkan konten tentang solidaritas perjuangan kendeng. Misalnya berita soal Jrx dari Superman Is Dead (SID) yang menggunakan lagu-lagunya untuk advokasi seperti soal petani rembang versus semen indonesia. Pada saat yang bersamaan, lagu tersebut (sunset di tanah anarki) digunakan pemerintah untuk kampanye, “Jrx, musisi SID, sontak menolak lagunya digunakan pemerintah.”

Bentuk Partisipasi Publik

Portal berita menggunakan lini internet tentunya lebih mudah melakukan hal yang tidak bisa dilakukan media konvensional atau cetak. Contohnya soal partisipasi publik (pembaca) pada portal berita langganannya.

Jika Hookspace hidup dari banyak acara dan event organizer, yang pada akhirnya menjaring potensi keterlibatan publik lebih besar. Sedangkan Warning Magz melibatkan publik dengan sebuah bentuk dukungan finansial. Bentuk dukungan berjalan secara crowdfunding. “Ada beberapa pihak yang datang langsung ke Warning Magz. Mereka donasi untuk produksi terbitan,” kata Karel.

Warning Magz kerap menulis isu politis sebab latar belakang pengelolanya. Warning Magz ingin bahas politik yang khalayak pembacanya tertarik membaca. “Caranya dengan menggunakan suara musisi untuk menyuarakan isu politik,” papar Karel.

Sedangkan Hookspace mengelola portalnya dengan pembagian tim. Hookspace memiliki tim khusus di Jogja yang ruang lingkupnya pada proses pengelolaan konten produk jurnalistik, visual, audio visual. Sedangkan tim Jakarta adalah tim yang fokus pada pengembangan bisnis dan keuangan. Ini akhirnya berpengaruh konten. Mulanya Hookspace memuat konten opini, lalu belakangan memasukkan konten-konten hiburan.

Hookspace memproduksi konten juga dengan melakukan kerjasama dengan beberapa musisi. Misalnya melakukan wawancara langsung (live interview atau live session) dengan bintang tamu (guest star) dari event yang mereka organize. “Dalam salah satu konten, mereka juga melakukan live session dengan grup band lokal,” ungkap Karel.

Seminar Day 2021

Wajib untuk mahasiswa Komunikasi UII angkatan 2018 yang akan mengambil Mata Kuliah Seminar Proposal (Reguler dan International Program)

Pelaksanaan

Selasa, 2 Februari 2021
09.30-11.30 WIB

Tautan

Dokumentasi Acara

Sebelum mengikuti seminar day mahasiswa harus melihat penjelasan dari dosen-dosen berikut:

Seminar Day 2021 (Bersama: Nadia Wasta Utami, S.I.Kom, M.A.)
http://bit.ly/NadiaSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A.)
http://bit.ly/IdaSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Dr. Rer. Soc. Masduki, S.Ag., M.A., M.Si.)
http://bit.ly/MasdukiSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom.)
http://bit.ly/PujiHSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A.)
http://bit.ly/RatnaSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Sumekar Tanjung, S.Sos., M.A.)
http://bit.ly/TanjungSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Narayana Mahendra Prastya, S.Sos., M.A.)
http://bit.ly/NaraSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Herman Felani, S.S., M.A.)
http://bit.ly/HermanSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Holy Rafika Dhona, S.I.Kom., M.A.)
http://bit.ly/HolySeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Dr. Subhan Afifi, M.Si.)
http://bit.ly/SubhanSeminarDay

 

Setelah mahasiswa mengikuti Seminar Day, mahasiswa konsultasi kedosen, setelah itu mahasiswa mengirimkan outline yang sudah di acc ke link:

 

Upload Outline Skripsi

 

Adapun format outline sebagai berikut:

Format Outline Penelitian

Nama:

NIM:

Tema:

Rencana Judul:

 

1. Latar Belakang, berisi tentang :  

  • Konteks empiris (sosial, budaya, politik, ekonomi, atau historis) yang melatarbelakangi penelitian. Tidak semua konteks harus dijelaskan, cukup dijelaskan konteks yang relevan saja.
  • Identifikasi masalah Penjelasan atas konteks empiris yang relevan tersebut akan menuntun peneliti menemukan masalah-masalah yang ada dalam konteks tersebut. Bagian ini dicirikan dengan identifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan konteks permasalahan.
  • Hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya dilakukan penelitian.

2. Rumusan Masalah (dan pertanyaan penelitian), berisi tentang :

  • Fokus masalah. Setelah masalah-masalah diidentifikasi, penelitian akan berfokus untuk menjawab satu masalah, dua masalah, atau beberapa masalah yang telah diidentifikasi tersebut. Jadi, singgung secara singkat identifikasi masalah yang ada di bagian latar belakang kemudian tegaskan fokus penelitian. Dalam bagian ini dapat dijelaskan asumsi dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
  • Penentuan lokasi penelitian dan argumentasinya
  • Rumusan masalah : Rumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti, baik dengan sebuah pertanyaan ataupun pernyataan penelitian

3. Kerangka Teori, berisi tentang : list/ daftar teori yang akan digunakan, penjelasan singkat untuk masing-masing teori, minimal dari 2 (dua) penelitian terdahulu

4. Metode penelitian, berisi tentang : metode yang akan digunakan (kuantitatif/ kualitatif) dan rencana Teknik pengambilan data

 5. Daftar Pustaka : minimal 2 (dua) sumber ilmiah (jurnal, buku, laporan penelitian)

 

 

ACC dosen
Tanggal
(tanda tangan)
Nama lengkap dosen

 

 

=========================================================================================================

 

Format Outline Karya

Nama:

NIM:

Tema:

Rencana Judul:

 

1. Latar Belakang, berisi tentang :

  • Konteks empiris (sosial, budaya, politik, ekonomi, atau historis) yang melatarbelakangi penciptaan karya. Tidak semua konteks harus dijelaskan, cukup dijelaskan konteks yang relevan saja.
  • Identifikasi masalah Penjelasan atas konteks empiris yang relevan tersebut akan menuntun peneliti menemukan masalah-masalah yang ada dalam konteks tersebut. Bagian ini dicirikan dengan identifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan konteks permasalahan.
  • Hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya karya tersebut diciptakan

 

2. Rumusan Ide Penciptaan, berisi tentang :alasan memilih medium tertentu (misal lewat film, foto, dan medium komunikasi lainnya) untuk menyampaikan pesan dari karya tersebut

3. Tinjauan Pustaka : berisi tentang referensi terdahulu berkaitan dengan penciptaan karya karya

4. Metode penciptaan karya : berisi tentang daftar rencana langkah-langkah penciptaan karya (aktivitas untuk tahap pra-produksi, produksi, pasca-produksi)

5. Daftar Pustaka : minimal 2 (dua) sumber ilmiah (jurnal, buku, laporan penelitian) berkaitan dengan karya terdahulu

 

ACC dosen
Tanggal
(tanda tangan)
Nama lengkap dosen

 

DOWNLOAD FORMAT OUTLINE

 

Based on the latest news on Covid-19 cases in Indonesia. Until December 2020, there were nine thousand cases recorded, said the spokesperson of the Government of Yogyakarta Special Province. Therefore, some actions urge to do. UII also began to anticipate.

Hence, Fathul Wahid, The Rector of Universitas Islam Indonesia give an announcement on Wednesday (16/12). He state that the next semester learning is run online. It will begin in the academic year 2020/ 2021. Some courses such as medical therapy, clinical education, studios, and certain practicums of each faculty can be run offline. This was announced in the latest Circular of the Rector of UII.

Every courses must also pay attention to the health protocols if that are run offline. It is stated in the Regulation of the Rector of UII Number 10 of 2020. It is concerning Mitigation Guideline and the New Order of the UII Responding to the pandemic of Corona-virus Disease 2019 (Covid-19).

Likewise, Head of Communication Sciences Department of UII, Puji Hariyanti, also states that the Department of Communication Science is still running online lectures in the next semester. This aims to anticipate an increase Covid-19 cases.

Synchronous and Asynchronous Lecture System

“All courses are still being run online. It will start on March 1, 2021. We are still using various tools. Such as Zoom Meeting Application, Google Meet, teaching video, podcast on Spotify, Google classroom, WhatsApp and other applications,” said Puji on Tuesday (26/1). All the application integrated with Google Classroom as the core.

Some lecturers teach using Zoom for synchronous learning. Meanwhile, some others produce podcast audio, learning video, or giving assignments by WhatsApp Group for asynchronous learning. The use of several applications of the latter mentioned, aimed at minimizing the use of student’s internet quota.

As previously known, students of the Department of Communication Science came from various regions in Indonesia, even those in the remote area.

Back to Hariyanti, students can finish the courses that require practice such as Photography, Video Production, and others by using their respective smartphone cameras. Hence, students can fulfill their tasks without having to come to campus.

Whereas, the International Program of Communication (IPC) also conducts online lectures in the next semester. It will be the same as the previous semester since the pandemic. However, IPC UII is still postponing programs based on global mobility. This year in February and March 2021, IPC UII held a cultural exchange program and conducted online.

The IPC Secretary, Ida Nuraini Dewi K. N., who is also a Citizen Journalism Specialist,  said, “The requirement for graduation at IPC is to participate in one of the global mobility programs. So if students of IPC join a P2A program (Passage to Asean) or exchange program, it can meet their global mobility requirements.”

————-

Author and Reporter: Sera Zahria, Internship Student of International Program of Communication, batch 2016

Editor: A. Pambudi W.

 

 

Berdasarkan pemberitaan terbaru kasus Covid-19 di Indonesia. Hingga Desember 2020, masih ada sembilan ribu kasus tercatat, kata juru bicara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karena itu, beberapa tindakan mendesak untuk dilakukan. UII pun mulai melakukan antisipasi.

Demikian pengumuman Rektor Universitas Islam Indonesia Fathul Wahid pada Rabu (16/12). Ia menyatakan, pembelajaran semester depan dijalankan secara online. Peraturan tersebut berlaku pada tahun ajaran 2020/2021. Beberapa mata kuliah seperti terapi medik, pendidikan klinik, studio, dan praktikum tertentu dari masing-masing fakultas dapat dijalankan secara offline. Hal itu diumumkan dalam Surat Edaran Rektor UII terbaru.

Setiap kursus juga harus memperhatikan protokol kesehatan jika dijalankan secara offline. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan PT Rektor UII Nomor 10 Tahun 2020. Hal itu terkait Pedoman Mitigasi dan Tatanan Baru UII Menyikapi Pandemi Virus Corona 2019 (Covid-19).

Senada dengan itu, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UII, Puji Hariyanti, juga menyatakan Jurusan Ilmu Komunikasi masih menjalankan perkuliahan secara online pada semester depan. Hal tersebut bertujuan  mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19.

Sistem Perkuliahan Sinkron dan Asinkron

“Semua mata kuliah masih dijalankan secara online. Ini akan dimulai pada 1 Maret 2021. Kami masih menggunakan berbagai alat. Seperti Aplikasi Zoom Meeting, Google Meet, video pengajaran, podcast di Spotify, Google classroom, WhatsApp, dan aplikasi lainnya,” kata Puji, Selasa (26/1).

Beberapa dosen mengajar menggunakan Zoom untuk pembelajaran sinkron. Sementara itu, ada yang memproduksi audio podcast, video pembelajaran, atau pemberian tugas oleh Grup WhatsApp dan semua terintegrasi dengan Google Classrom, untuk pembelajaran asynchronous. Penggunaan beberapa aplikasi yang disebutkan terakhir, bertujuan untuk meminimalisir penggunaan kuota internet mahasiswa.

Seperti diketahui sebelumnya, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke pelosok.

Kembali ke Hariyanti, mahasiswa dapat menyelesaikan mata kuliah yang membutuhkan praktek seperti Fotografi, Produksi Video, dan lainnya dengan menggunakan kamera ponsel pintar masing-masing. Sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan tugasnya tanpa harus datang ke kampus.

Sedangkan International Program of Communication (IPC) juga menyelenggarakan perkuliahan online pada semester berikutnya. Ini masih sama seperti semester sebelumnya sejak pandemi bermula. Namun, IPC UII masih menunda program berbasis mobilitas global. Tahun ini di bulan Februari dan Maret 2021, IPC UII mengadakan program pertukaran budaya dan dilakukan secara online.

Sekretaris IPC UII, Ida Nuraini Dewi KN, yang juga merupakan Dosen Spesialis Jurnalisme Warga menyampaikan, “Syarat untuk lulus di IPC adalah mengikuti salah satu program mobilitas global. Jadi jika mahasiswa IPC bergabung di Program P2A (Passage to Asean) atau program pertukaran, itu dapat memenuhi persyaratan mobilitas global mereka.”

————-

Penulis dan Reporter: Sera Zahria, Mahasiswa Magang Komunikasi Program Internasional, angkatan 2016

Penunting: A. Pambudi W.

Perencanaan penerbitan Jurnal khusus untuk mahasiswa Komunikasi UII kini telah memasuki persiapan tahap pertama. Tahap pertama adalah menyiapkan pedoman penerbitan, nama jurnal, struktur redaksi, hingga aturan main penulis dan editor. Tak lupa, etika publikasi juga telah dirancang.

Menurut Puji Rianto, Kepala Unit Jurnal dan Publikasi Ilmiah, FPSB UII, kesiapan Prodi Komunikasi UII untuk menerbitkan satu jurnal baru khusus mahasiswa, ini adalah bentuk kegemarannya membaca manuskrip jurnal. Jurnal sebagai wadah pemikiran ilmiah dan akademik dosen dan mahasiswa harus dikelola dengan baik. Meski begitu, segala sesuatunya harus siap bahkan sejak pilot project.

“Jurnal mahasiswa komunikasi ini adalah proyek percontohan untuk peningkatan publikasi karya ilmiah mahasiswa di Prodi Komunikasi UII,” sambung Puji Rianto di kesempatan temu wicara dan rapat pertama penerbitan jurnal mahasiswa pada 26 Januari 2021.

Puji berharap, karya skripsi yang menawan dan nilainya baik, dapat diedit dan dikirim pada redaksi jurnal mahasiswa. Dari sini mahasiswa memungkinkan dirinya berlatih sejak mula.

Optimis Memacu Karya Ilmiah Mahasiswa

Senada dengan itu, melalui Zoom Meeting, Muhammad Jamil, wakil dari Direktorat Perpustakaan UII, mengapresiasi  upaya pendirian jurnal komunikasi UII untuk mahasiswa. Mahasiwa pada gilirannya akan terpacu menulis yang baik, dan menyelesaikan karya penelitiannya dengan dedikasi untuk dimuat dalam jurnal ilmiah.

Menurut Jamil, ke depan sebaiknya ada pemisahan laman jurnal antara jurnal mahasiswa dan yang sekarang. Beberapa konferensi juga membuat pemisahan meski alamat laman sudah masuk dalam jaringan Open Journal System (OJS) ini.

“Ke depan akan ada jurnal juga untuk Prodi Hubungan Internasional, dan juga PBI,” kata Puji yang juga adalah dosen Klaster Riset Kebijakan dan Regulasi Media di Komunikasi UII, ini. Rapat terbatas ini diikuti oleh beragam pihak dari staf pengelola jurnal di Unit Jurnal FPSB UII, Perpustakaan UII, Webmaster, dan juga dosen Komunikasi UII.

Meski namanya adalah jurnal mahasiswa, nama dan sampul akan dirancang dengan desain profesional. “Tampilannya akan bagus, proses editing dan juga proofread-nya sudah disiapkan dengan baik,” tutup Puji berharap optimis.

 

Planning to publish special journals for Communication students UII has now entered the first stage of preparation. The first stage is to prepare publishing guidelines, the name of the journal, the editorial structure, and the guidelines for writers and editors. Not to forget, publication ethics have also been designed.

According to Puji Rianto, Head of the Journal and Scientific Publication Unit, FPSB UII, the readiness of the UII Communication Department to publish a new journal specifically for students, this is a form of his passion for reading journal manuscripts. “This student communication journal is a pilot project to increase the publication of student scientific papers in the Communication Department of UII,” continued Puji Rianto on the occasion of a talk show and the first meeting of student journal publishing on January 26, 2021.

Improving Student Scientific Publications

Likewise, through Zoom Meeting, Muhammad Jamil, representative from the UII’s Directorate of Library, appreciates the efforts to establish communication science journals for students. Students in turn will be motivated to write well, and complete their research work with dedication to be published in scientific journals.

“In the future there will also be journals for the International Relations Department, and also English Education Department,” said Puji who is also a lecturer in the Media Policy and Regulation Research Cluster at the Communication Department. This limited meeting was attended by various parties from journal management staff at the FPSB UII Journal Unit, UII Library, Webmasters, and also UII Communication lecturers.

Even though the name is a student journal, the names and covers will be designed with a professional design. “It will look good, the editing process as well as the proofread have been well prepared,” said Puji, hoping to be optimistic.