Reading Time: 2 minutes

Mudah Bikin Kreasi Asik dengan Animasi Motion Graphic

Kunci membuat animasi bumper video adalah dengan terampil mengkombinasikan ragam ornamen sederhana dan alat kerja. Kreativitas dan rajin melihat referensi animasi lain juga penting.

Begitulah yang disarankan oleh Dwi Agus dan Mudrik Slamet, dua instruktur pada Workshop Motion Graphic untuk staf Komunikasi UII pada Selasa (16 Februari 2021).

Workshop  yang dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat ini, dilakukan untuk mengasah keterampilan teknis staf untuk menggunakan beragam aplikasi desain dengan ornamen dan fitur sederhana. “Kita coba mendesain sebuah bumper video dengan mengkombinasikan aplikasi coreldraw, photoshop, dan after effect,” kata Dwi Agus, instruktur spesialis photoshop dan coreldraw ini. Dwi Agus telah banyak menerima penghargaan bergama kompetisi film. Misalnya ia pernah menjuarai lomba film Festival Film Disabilitas #1 yang khusus mengangkat isu soal advokasi difabel.

M. Iskandar T. Gunawan, filmmaker gaek yang juga staf Laboran Komunikasi UII menambahkan bahwa pelatihan yang dilakukan dua hari kali ini adalah kegiatan rutin prodi. “Tujuannya dalam rangka peningkatan kapasitas staf. Terutama karena staf dapat menggunakan keahlian ini untuk kerja sehari-harinya sebagai editor Uniicoms TV dan kreator konten di laman publikasi media sosial Prodi,” kata Iskandar. Fokus utama pelatihan ini adalah pada bidang editing mutimedia.

Kunci membuat animasi bumper video adalah dengan terampil mengkombinasikan ragam ornamen sederhana dan alat kerja. Kreativitas dan rajin melihat referensi animasi lain juga penting.

Pelatihan ini berjalan selama dua hari dari 16-17 februari 2021. Workshop motion graphic dan editing video ini menghasilkan beragam bumper video untuk acara-acara di channel Uniicoms TV. Bumper adalah animasi penjelas yang biasa digunakan untuk pembuka atau penutup sebuah video atau film.

Menurut Dwi Agus, langkah-langkah yang dibutuhkan adalah dengan mengumpulkan bahan. “Dimulai dengan cari fotonya mana, typografinya mana, jam tayang jam berapa, unsur-unsur elemen apa yang perlu kita pakai. Itu dikumpulkan dalam satu folder sehingga mudah dalam pengorganisiran dan penggunaan di software desain,” kata Dwi.

“Untuk typografi dan partikel-partikelnya pakai corel. Sedangkan edit foto pakai Photoshop. Lalu nanti bersama Mudrik, spesialis animasi, kita masukkan bahan-bahan yang telah didesain di corel dan photoshop kita masukkan di adobe after effect,” imbuh Dwi.

“Barulah nanti elemen dan unsur desain tadi kita gerakkan dengan fitur-fitur animasi yang sudah disediakan oleh adobe after effect,” kata Mudrik, instruktur lainnya.

Zarkoni, salah satu staf, mengatakan kalau staf dan kru uniicoms TV lebih mumpuni menggunakan Adobe Premiere. Sedangkan pembuatan animasi selama ini belum terlalu didalami. Maka pelatihan ini menemukan urgensinya demi peningkatan skill sekaligus kualitas konten dalam channel Uniicoms TV, sebagai TV Online milik Komunikasi UII dan pertama di UII.

 

Reading Time: < 1 minute

Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) Nadim, Prodi Ilmu Komunikasi UII, membuka lowongan magang bagi mahasiswa.

Tawaran yang disediakan di antaranya:
1. Kegiatan internal
2. Dokumentasi Data Digital
3. Project foto dokumenter media warga di Yogyakarta
4. Project foto dokumenter di luar Yogyakarta

Silahkan bergabung bagi yang berminat. Info lebih lanjut bisa menghubungi kontak yang tertera di poster.

Reading Time: 2 minutes

Kinerja staf dan seluruh akademisi dalam upaya peningkatan mutu adalah bagian penting untuk terwujudnya visi-misi universitas. Untuk melihat wujud kinerja staff dan akademisi, diperlukan suatu pendokumentasian yang baik sebagai bukti bahwa kinerja mereka benar-benar telah terlaksna dan tercapai.

Audit Mutu dan Audit Kinerja adalah kunci menuju tata kelola program studi dan laboratorium yang sehat, baik, dan standar. UII menerapkan stardar audit berdasar MERCY OF GOD. Standar ini telah menjadi acuan yang terukur dan menjadi model benchmarking.

Alasan tersebut melatarbelakangi Pelatihan Penyusunan Dokumen Mutu yang dilakukan oleh Komunikasi UII yang diikuti oleh Staf Prodi dan Laboratorium Prodi Komunikasi UII pada Senin (8/2) secara luring atau luar jaringan. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan sistem dokumentasi untuk penjaminan mutu Program Studi. Sasarannya adalah staf prodi dan staf laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII.

Dalam workshop Pelatihan Penyusunan Dokumen Mutu ini menghadirkan Kepala Bidang Analisis Data BPM/ Badan Penjamin Mutu UII, Eliza Gustri Wahyuni,  dan Ahmad Nurozi  selaku Kepala Bidang Pengendali Sistem Mutu BPM.  Salah satu yang digarisbawahi Eliza dalam pelatihan ini adalah terbentuknya budaya mutu dalam lingkungan kerja di UII. Ia mengatakan, “Demi budaya mutu yang unggul, pengelola program studi perlu mendisiplinkan dan memperbaiki formulir secara teknis untuk pengesahan, memperbaiki semua formulir. mendisiplinkan administrasi dokumen SPM (Standar Penjaminan Mutu).”

Eliza memaparkan, bahwa semua penyusunan dokumen mengacu pada SPM. “Semua dokumen mengimplementasikan SPM dalam penyelenggaraan pendidikan di UII, sehingga terwujud budaya mutu,” ujar Eliza.

Pelatihan kali ini mendedah dan menjelaskan semua dokumen mutu yang perlu disusun oleh unit. Misalnya bagaimana dan apa itu dokumen pernyataan mutu, kebijakan mutu, sasaran dan rencana mutu, hingga menelisik dokumen indikator kinerja mutu (Key performance indicator), serta renstra dan RKAT.

Menurut Desyatri Parawahyu, salah satu staf Laboratorium Komunikasi UII, workshop ini bermanfaat untuk keberlangsungan pengarsipan dokumen mutu laboratorium Komunikasi UII. Pada gilirannya, pengarsipan yang rapi akan diikuti dengan kualitas layanan yang unggul pada mahasiswa dan mitra Komunikasi UII, katanya.

Sumekar Tanjung, Kepala Laboratorium Komunikasi UII, setelah mengikuti pelatihan ini sangat membantu memilah dan menata arsip prodi dan Laboratorium. “Jadi lebih mudah dalam temukenali dokumen, manajemen lebih terorganisir untuk borang pada file administrasi lebih rapi. Memudahkan dalam evaluasi kinerja juga akhirnya,” imbuhnya.

Di sisi lain, workhshop ini juga berguna untuk mengukur mutu layanan pendidikan yang ditawarkan UII. Mahasiswa dan mitra UII akan merasakan dampak tidak langsung dari mutu layanan dan pendidikan yang unggul.

“AMI (Audit Mutu Internal) itu kan jadi PR tahunan. Maka setelah pelatihan ini, jadi lebih tahu. Pada workshop kedua kemungkinnan kita kalau ada masalah, katanya kita bisa workshop lagi agar semakin mematangkan dan meninternalisasi SPM dalam kinerja keseharian,” kata Desyatri.

Reading Time: 2 minutes

 The performance of staff and all academics in an effort to improve quality is an important part of the realization of the university’s vision and mission. To see the form of staff and academic performance, good documentation is needed as evidence that their performance has actually been accomplished and achieved.

Quality audits and performance audits are the keys to sound, good and standard governance of study programs and laboratories. UII applies auditing standards based on MERCY OF GOD. This standard has become a measurable reference and a model benchmarking.

This reason was the background of the Quality Document Preparation Training conducted by UII Communication which was attended by UII Communication Study Program and Laboratory Staff on Monday (8/2) offline or offline. This workshop aims to improve the documentation system for quality assurance of the Study Program. The target is study program staff and laboratory staff of Department of Communication Science, UII.

In this workshop, the Quality Document Preparation Training presented the Head of the BPM Data Analysis Division / UII Quality Assurance Agency, Eliza Gustri Wahyuni, and Ahmad Nurozi as the Head of BPM Quality System Control Division. One of the things that Eliza underlined in this training was the formation of a quality culture in the work environment at UII. He said, “For the sake of a culture of superior quality, study program managers need to discipline and improve technical forms for validation, improve all forms. Discipline the administration of SPM (Quality Assurance Standards) documents.”

Eliza explained that all document preparation refers to SPM. “All documents implement SPM in the implementation of education at UII, so as to create a quality culture,” said Eliza.

The training this time explored and explained all the quality documents that the unit needed to compile. For example, how and what is a quality statement document, quality policy, quality objectives and plans, to examining key performance indicator documents, strategic planning and RKAT.

According to Desyatri Parawahyu, one of the UII Communication Laboratory staff, this workshop is useful for the continuity of archiving quality documents of the UII Communication Laboratory. In turn, neat filing will be followed by superior service quality to UII Communication students and partners, she said.

Sumekar Tanjung, Head of the UII Communication Laboratory, after participating in this training was very helpful in sorting and organizing the archives of study programs and laboratories. “So it is easier to identify documents, management is more organized for forms in administrative files that are tidier. It makes it easier to evaluate performance in the end,” she added.

On the other hand, this workshop is also useful for measuring the quality of educational services offered by UII. UII students and partners will feel the indirect impact of the quality of service and superior education.

“AMI (Internal Quality Audit) becomes an annual homework. So after this training, we know better. In the second workshop, if there is a problem, we can do another workshop to further finalize and internalize SPM in our daily performance,” said Desyatri.

 

Reading Time: 2 minutes

Seminar Proposal is one of the main courses run by Communication Science students in the 6th semester. This course requires students to make proposals containing about chapter 1 as a part of the research for their undergraduate thesis. Then, students will present the results of their research at the end of the class, the 14th meeting.

Seminar Day was held on Tuesday (2/2) from 09.30 am to 11.30 am. Attended by more than 160 Communication Science students and held in Zoom Meeting Application. This event was hosted by Narayana Mahendra Prasetya, S.Sos., M.A. and Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A.

“Seminar Day aims to help students of the 2018 class prepare their research. The lecturers will explain step by step how students submit the theme to be researched for their thesis,” Ida said.

Puji Hariyanti, also a lecturer who guides students in determining research, said that Seminar Proposal is not something scary, and can always be done. She also said that students should look for as much data as possible before discussing with their respective lecturers.

Students can choose which lecturers guide their proposals. They should look for issues related to their preferences, discuss with lecturers, then formulate ideas. The submitted outline contains the background of why it is important to research, research purposes, determine the theory to be used, and research methods.

First Experience for IP Students

According to International Program of Communication/ IPC 2018 students, Sheila Jasmine,  Seminar Day is very helpful for them in determining their research. IPC 2018 students are greatly helped by the answers of lecturers who tell them what they need to do to make research. Before attending the Seminar Day, they did not know what to do for their research.

“After joining the Seminar Day, it turns out that the lecturer calmed us not to be burdened, by telling us what steps we should take,” said Sheila, a student of IPC 2018.

Sheila also said that with Seminar Day, she has a lot of considerations to make research.

Just like Nadira Muthia, a student of IPC 2018, she felt helped by Mr. Nara’s explanation. Nadira also has a lot of pictures for her research because the lecturers are very open to discussion.

“The lecturers are also active in Q&A, so I feel helped by their answers, and the questions asked by friends are also very helpful,” Nadira said on Wednesday (3/2).


Author and Reporter: Sera Zahria, Internship Student of Communication Department of UII, at International Program of Communication Department, Student Batch 2016

Editor: A. Pambudi W.

Reading Time: 2 minutes

Seminar Proposal merupakan salah satu mata kuliah utama yang dijalankan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 6. Mata kuliah ini menuntut mahasiswa untuk membuat proposal yang berisi tentang bab 1 sebagai bagian dari penelitian skripsi. Kemudian, mahasiswa akan mempresentasikan hasil penelitiannya di akhir kelas yaitu pertemuan ke-14.

Seminar Day dilaksanakan pada Selasa (2/2) mulai pukul 09.30 hingga 11.30. Dihadiri oleh lebih dari 160 mahasiswa Ilmu Komunikasi dan diselenggarakan dalam Aplikasi Zoom Meeting. Acara ini dipandu oleh Narayana Mahendra Prasetya, S.Sos., MA dan Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, SIKom., MA

“Seminar Day bertujuan untuk membantu mahasiswa angkatan 2018 mempersiapkan penelitiannya. Dosen akan menjelaskan langkah demi langkah bagaimana mahasiswa mengajukan tema yang akan diteliti untuk skripsi, ”kata Ida.

Puji Hariyanti, dosen yang juga membimbing mahasiswa dalam menentukan penelitian, mengatakan Seminar Proposal bukanlah sesuatu yang menakutkan, dan selalu bisa dilakukan. Ia juga menyampaikan agar mahasiswa mencari data sebanyak-banyaknya sebelum berdiskusi dengan dosennya masing-masing.

Mahasiswa dapat memilih dosen mana yang akan memandu proposal mereka. Mereka harus mencari isu-isu terkait kesukaannya, berdiskusi dengan dosen, kemudian merumuskan ide. Garis besar yang disampaikan memuat latar belakang mengapa penting untuk penelitian, tujuan penelitian, menentukan teori yang akan digunakan, dan metode penelitian.

Pengalaman Pertama Memulai Riset Skripsi

Menurut mahasiswa International Program of Communication / IPC 2018, Sheila Jasmine, Seminar Day sangat membantu mereka dalam menentukan penelitiannya. Mahasiswa IPC 2018 sangat terbantu dengan jawaban para dosen yang memberi tahu mereka apa yang perlu mereka lakukan untuk melakukan penelitian. Sebelum mengikuti Seminar Day, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk penelitiannya.

“Setelah mengikuti Seminar Day, ternyata dosen menenangkan kita agar tidak terbebani, dengan memberi tahu kita langkah apa saja yang harus kita ambil,” ujar Sheila mahasiswa IPC 2018.

Sheila juga menyampaikan bahwa dengan Seminar Day ia memiliki banyak pertimbangan untuk melakukan penelitian.

Sama seperti Nadira Muthia, mahasiswa IPC 2018, ia merasa terbantu dengan penjelasan dosen. Nadira juga memiliki banyak foto untuk penelitiannya karena dosennya sangat terbuka untuk berdiskusi.

“Para dosen juga aktif dalam tanya jawab, jadi saya merasa terbantu dengan jawaban mereka, dan pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman juga sangat membantu,” kata Nadira pada Rabu (3/2).


Reporter dan Penulis: Sera Zahria, Mahasiswa Komunikasi UII, Angkatan 2016, Magang di Komunikasi UII Program Internasional.

Penyunting: A. Pambudi. W.

Reading Time: < 1 minute

PENGUMUMAN

Kepada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPSB UII

Diumumkan bahwa Pendaftaran Pendadaran dilayani dengan mendaftar online (wajib) pada tautan berikut:

 

Semua persyaratan pendadaran dicetak dan diserahkan langsung ke:

Divisi Akademik FPSB UII (Lantai 3) atau kirim dengan pos ke alamat Divisi Akademik Fak. Psikologi & Ilmu Sosial Budaya UII Jln. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta.

Sedangkan untuk skripsi & naskah publikasi tetap dikirimkan ke email (format file: PDF & MS. Word):

[email protected]

Catatan:

  1. Informasi lebih lanjut sila datang ke Gedung Prodi Ilmu Komunikasi UII (Lt.3)

Reading Time: 2 minutes

Bicara soal Musik, pasti selalu seru. Musik memiliki sejarah panjang dan banyak sekali variasinya. Saking banyak penggemarnya, majalah musik berkembang dan memiliki pangsa pasarnya sendiri. Jumat, 29 Januari 2021, Karel Fahrurrozi, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2016 membagikan risetnya tetang bagaimana pengelolaan portal media musik: Belajar dari Hookspace dan Warning Magazine.

Karel berbagi pengalaman dan hasil risetnya soal media musik ini dalam Diskusi Bulanan PSDMA Nadim Komunikasi UII. Hookspace dan Warning Magazine hidup di platform online. Kedua media ini juga karakternya berbeda. “Istilahnya kalau Hookspace ini hidangan pembuka, sedangkan Warning Magazine hidangan utama karena kontennya lebih berat,” jelas Karel dalam diskusi tersebut. Karel mengatakan bahwa Warning Magazine banyak membicarakan sosial politik, juga sastra. Sedangkan Hookspace lebih banyak ke hiburan.

Kedua portal media musik ini memiliki karakter berbeda mulai dari tema dan cara memperluas konten serta aktifitas kedua media ini juga jauh berbeda. Hookspace memperluas ranah produksinya tak semata pada konten tulisan di portalnya. Hookspace juga memproduksi konten audiovisual seperti rekaman lagu-lagu dan juga video. Mereka juga merambah sebagai Event Organizer (EO) dengan menyelenggarakan konser.

“Kalau Warning Magazine sendiri hanya sebagai media yang menyalurkan hobi mereka sendiri,” kata Karel.

Warning magz, sapaan akrab media ini, hanyalah kegiatan sampingan dari para anggotanya, meskipun sekarang banyak anggota mereka yang tidak aktif lagi.

Berbeda dengan Warning Magz, hookspace tidak membahas soal politik. Warning Magz bahkan memasukkan konten tentang solidaritas perjuangan kendeng. Misalnya berita soal Jrx dari Superman Is Dead (SID) yang menggunakan lagu-lagunya untuk advokasi seperti soal petani rembang versus semen indonesia. Pada saat yang bersamaan, lagu tersebut (sunset di tanah anarki) digunakan pemerintah untuk kampanye, “Jrx, musisi SID, sontak menolak lagunya digunakan pemerintah.”

Bentuk Partisipasi Publik

Portal berita menggunakan lini internet tentunya lebih mudah melakukan hal yang tidak bisa dilakukan media konvensional atau cetak. Contohnya soal partisipasi publik (pembaca) pada portal berita langganannya.

Jika Hookspace hidup dari banyak acara dan event organizer, yang pada akhirnya menjaring potensi keterlibatan publik lebih besar. Sedangkan Warning Magz melibatkan publik dengan sebuah bentuk dukungan finansial. Bentuk dukungan berjalan secara crowdfunding. “Ada beberapa pihak yang datang langsung ke Warning Magz. Mereka donasi untuk produksi terbitan,” kata Karel.

Warning Magz kerap menulis isu politis sebab latar belakang pengelolanya. Warning Magz ingin bahas politik yang khalayak pembacanya tertarik membaca. “Caranya dengan menggunakan suara musisi untuk menyuarakan isu politik,” papar Karel.

Sedangkan Hookspace mengelola portalnya dengan pembagian tim. Hookspace memiliki tim khusus di Jogja yang ruang lingkupnya pada proses pengelolaan konten produk jurnalistik, visual, audio visual. Sedangkan tim Jakarta adalah tim yang fokus pada pengembangan bisnis dan keuangan. Ini akhirnya berpengaruh konten. Mulanya Hookspace memuat konten opini, lalu belakangan memasukkan konten-konten hiburan.

Hookspace memproduksi konten juga dengan melakukan kerjasama dengan beberapa musisi. Misalnya melakukan wawancara langsung (live interview atau live session) dengan bintang tamu (guest star) dari event yang mereka organize. “Dalam salah satu konten, mereka juga melakukan live session dengan grup band lokal,” ungkap Karel.

Reading Time: 3 minutes

Seminar Day 2021

Wajib untuk mahasiswa Komunikasi UII angkatan 2018 yang akan mengambil Mata Kuliah Seminar Proposal (Reguler dan International Program)

Pelaksanaan

Selasa, 2 Februari 2021
09.30-11.30 WIB

Tautan

Dokumentasi Acara

Sebelum mengikuti seminar day mahasiswa harus melihat penjelasan dari dosen-dosen berikut:

Seminar Day 2021 (Bersama: Nadia Wasta Utami, S.I.Kom, M.A.)
http://bit.ly/NadiaSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A.)
http://bit.ly/IdaSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Dr. Rer. Soc. Masduki, S.Ag., M.A., M.Si.)
http://bit.ly/MasdukiSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom.)
http://bit.ly/PujiHSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A.)
http://bit.ly/RatnaSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Sumekar Tanjung, S.Sos., M.A.)
http://bit.ly/TanjungSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Narayana Mahendra Prastya, S.Sos., M.A.)
http://bit.ly/NaraSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Herman Felani, S.S., M.A.)
http://bit.ly/HermanSeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Holy Rafika Dhona, S.I.Kom., M.A.)
http://bit.ly/HolySeminarDay

Seminar Day 2021 (Bersama: Dr. Subhan Afifi, M.Si.)
http://bit.ly/SubhanSeminarDay

 

Setelah mahasiswa mengikuti Seminar Day, mahasiswa konsultasi kedosen, setelah itu mahasiswa mengirimkan outline yang sudah di acc ke link:

 

Upload Outline Skripsi

 

Adapun format outline sebagai berikut:

Format Outline Penelitian

Nama:

NIM:

Tema:

Rencana Judul:

 

1. Latar Belakang, berisi tentang :  

  • Konteks empiris (sosial, budaya, politik, ekonomi, atau historis) yang melatarbelakangi penelitian. Tidak semua konteks harus dijelaskan, cukup dijelaskan konteks yang relevan saja.
  • Identifikasi masalah Penjelasan atas konteks empiris yang relevan tersebut akan menuntun peneliti menemukan masalah-masalah yang ada dalam konteks tersebut. Bagian ini dicirikan dengan identifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan konteks permasalahan.
  • Hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya dilakukan penelitian.

2. Rumusan Masalah (dan pertanyaan penelitian), berisi tentang :

  • Fokus masalah. Setelah masalah-masalah diidentifikasi, penelitian akan berfokus untuk menjawab satu masalah, dua masalah, atau beberapa masalah yang telah diidentifikasi tersebut. Jadi, singgung secara singkat identifikasi masalah yang ada di bagian latar belakang kemudian tegaskan fokus penelitian. Dalam bagian ini dapat dijelaskan asumsi dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
  • Penentuan lokasi penelitian dan argumentasinya
  • Rumusan masalah : Rumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti, baik dengan sebuah pertanyaan ataupun pernyataan penelitian

3. Kerangka Teori, berisi tentang : list/ daftar teori yang akan digunakan, penjelasan singkat untuk masing-masing teori, minimal dari 2 (dua) penelitian terdahulu

4. Metode penelitian, berisi tentang : metode yang akan digunakan (kuantitatif/ kualitatif) dan rencana Teknik pengambilan data

 5. Daftar Pustaka : minimal 2 (dua) sumber ilmiah (jurnal, buku, laporan penelitian)

 

 

ACC dosen
Tanggal
(tanda tangan)
Nama lengkap dosen

 

 

=========================================================================================================

 

Format Outline Karya

Nama:

NIM:

Tema:

Rencana Judul:

 

1. Latar Belakang, berisi tentang :

  • Konteks empiris (sosial, budaya, politik, ekonomi, atau historis) yang melatarbelakangi penciptaan karya. Tidak semua konteks harus dijelaskan, cukup dijelaskan konteks yang relevan saja.
  • Identifikasi masalah Penjelasan atas konteks empiris yang relevan tersebut akan menuntun peneliti menemukan masalah-masalah yang ada dalam konteks tersebut. Bagian ini dicirikan dengan identifikasi beberapa masalah yang sesuai dengan konteks permasalahan.
  • Hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya karya tersebut diciptakan

 

2. Rumusan Ide Penciptaan, berisi tentang :alasan memilih medium tertentu (misal lewat film, foto, dan medium komunikasi lainnya) untuk menyampaikan pesan dari karya tersebut

3. Tinjauan Pustaka : berisi tentang referensi terdahulu berkaitan dengan penciptaan karya karya

4. Metode penciptaan karya : berisi tentang daftar rencana langkah-langkah penciptaan karya (aktivitas untuk tahap pra-produksi, produksi, pasca-produksi)

5. Daftar Pustaka : minimal 2 (dua) sumber ilmiah (jurnal, buku, laporan penelitian) berkaitan dengan karya terdahulu

 

ACC dosen
Tanggal
(tanda tangan)
Nama lengkap dosen

 

DOWNLOAD FORMAT OUTLINE

 

Reading Time: 2 minutes

Based on the latest news on Covid-19 cases in Indonesia. Until December 2020, there were nine thousand cases recorded, said the spokesperson of the Government of Yogyakarta Special Province. Therefore, some actions urge to do. UII also began to anticipate.

Hence, Fathul Wahid, The Rector of Universitas Islam Indonesia give an announcement on Wednesday (16/12). He state that the next semester learning is run online. It will begin in the academic year 2020/ 2021. Some courses such as medical therapy, clinical education, studios, and certain practicums of each faculty can be run offline. This was announced in the latest Circular of the Rector of UII.

Every courses must also pay attention to the health protocols if that are run offline. It is stated in the Regulation of the Rector of UII Number 10 of 2020. It is concerning Mitigation Guideline and the New Order of the UII Responding to the pandemic of Corona-virus Disease 2019 (Covid-19).

Likewise, Head of Communication Sciences Department of UII, Puji Hariyanti, also states that the Department of Communication Science is still running online lectures in the next semester. This aims to anticipate an increase Covid-19 cases.

Synchronous and Asynchronous Lecture System

“All courses are still being run online. It will start on March 1, 2021. We are still using various tools. Such as Zoom Meeting Application, Google Meet, teaching video, podcast on Spotify, Google classroom, WhatsApp and other applications,” said Puji on Tuesday (26/1). All the application integrated with Google Classroom as the core.

Some lecturers teach using Zoom for synchronous learning. Meanwhile, some others produce podcast audio, learning video, or giving assignments by WhatsApp Group for asynchronous learning. The use of several applications of the latter mentioned, aimed at minimizing the use of student’s internet quota.

As previously known, students of the Department of Communication Science came from various regions in Indonesia, even those in the remote area.

Back to Hariyanti, students can finish the courses that require practice such as Photography, Video Production, and others by using their respective smartphone cameras. Hence, students can fulfill their tasks without having to come to campus.

Whereas, the International Program of Communication (IPC) also conducts online lectures in the next semester. It will be the same as the previous semester since the pandemic. However, IPC UII is still postponing programs based on global mobility. This year in February and March 2021, IPC UII held a cultural exchange program and conducted online.

The IPC Secretary, Ida Nuraini Dewi K. N., who is also a Citizen Journalism Specialist,  said, “The requirement for graduation at IPC is to participate in one of the global mobility programs. So if students of IPC join a P2A program (Passage to Asean) or exchange program, it can meet their global mobility requirements.”

————-

Author and Reporter: Sera Zahria, Internship Student of International Program of Communication, batch 2016

Editor: A. Pambudi W.