AI

Peran artificial intelligence (AI) dalam industri kreatif memiliki dampak yang signifikan, di media sosial para kreator berlomba-lomba menciptakan karakter-karakter animasi yang menarik perhatian publik.

Sejak awal tahun 2025, konten-konten remake animasi yang mendekati realita ramai dibuat dengan berbagai aplikasi AI. Sebut saja akun Instagram @catatanfilm yang menampilkan karakter animasi asal Malaysia, Upin & Ipin yang direkayasa seolah diperankan aktor nyata seolah tak ada cacat.

Unggahan @catatanfilm seolah memberi referensi animasi Upin & Ipin jika diadaptasi menjadi film live-action dengan aktor manusia. Menariknya kinerja AI dalam pembuatan tokoh memiliki akurasi tingga dalam menyesuaikan karakter tokoh dalam animasi buatan Les Copaque.

Hal ini membuktikan jika perkembangan AI begitu masif, karya kreatif dari tulisan, gambar, video, hingga suara mampu diwujudkan menjadi sebuah karya kompleks yang meyakinkan. Menanggapi hal itu, dosen Ilmu Komunikasi UII, Anggi Arifudin Setiadi, S.I.Kom., M.I.Kom sebagai akademisi sekaligus praktisi menyebut jika AI tak sepenuhnya menghadirkan karya yang sesuai dengan ekspektasi manusia.

Ada sisi yang tak akan terganti, mulai dari human touch hingga logika kritis. Berikut wawancara terkait AI dalam industri kreatif yang dijawab langsung oleh praktisi bidang desain dan animasi:

  1. Sebagai seorang akademisi sekaligus praktisi dalam industri kreatif (desain grafis dan animasi) bagaimana pendapat anda tentang masifnya perkembangan AI?

Terkait dengan perkembangan AI sangat cepat, kemarin habis pelatihan AI juga kan, dan itu setelah seminggu sudah ada yang namanya Google VEO 3, saya melihat itu sangat cepat sekali. Ketika saya melihat potensi itu sebenarnya kita bisa menjadikan itu sebagai referensi. Jangan sampai AI ini benar-benar mengantikan. Karena saya pernah dengar dari quotes-nya CEO Nvidia, bahwa AI itu tidak mengantikan manusia, tapi bagaimana manusia itu bisa memperkerjakan AI itu sendiri. Menurut saya di era sekarang, paling tidak kita harus tahu bagaimana kinerja AI. Walaupun di AI itu kita harus tahu terkait dengan storytelling atau promptingnya seperti apa. Karena kalau tidak tahu, ya tidak akan bisa membuat sebuah karya AI yang bagus.

  1. Bagaimana melihat peluang perkembangan AI, atau justru semakin khawatir?

Kekhawatiran itu pasti ya, beberapa kali ini saya juga sempat khawatir terkait dengan desain. Karena beberapa aplikasi besarpun sudah menggandeng AI. Tapi ternyata setelah saya dalami, untuk AI ini sebagai dalam tanda kutip “membantu”. Membantu menyelesaikan pekerjaan kita. Sehingga ketika kita menggunakan AI, kita posisikan sebagai add-on-nya. Sehingga ketika kita mengerjakan desain misalnya, ya sudah kita buatkan draft-nya seperti apa, sehingga kita paham bagaimana menggunakan AI.

Apalagi di industri sekarang tidak hanya AI berupa tulisan.  Kita bisa menggunakan gambar, gambar menjadi bergerak, gambar menjadi bergerak kemudian bisa menambahkan dan membuat musik, musik dijadikan video klip, dan segala macam. Kita bisa mengkolaborasikan itu untuk referensi. Karena feel-nya tetap dapatnya ketika kita mengerjakan sendiri, jadi sisi humanisnya itu akan berbeda sekali.

  1. Lantas, artinya pentingbagi mahasiswa mengikuti perkembangan AI dalam membuat karya kreatif?

Untuk mahasiswa, saya rasa penting ya mengikuti trend itu. Karena lagi-lagi ini switching teknologi. Dulu kita belum ada smartphone, terus kita ke smartphone tiba-tiba. Tapi karena ini sangat masif AI itu kan cepat banget ya di era VUCA ini. Jadi sangat perlu kita mencoba elaborasi dengan AI sehingga teman-teman mahasiswa pun juga bisa mengkolaborasika. Misalnya teman-teman mau membuat storyboard, wah bingung nggak bisa gambar, ya sudah pakai AI saja itu juga sudah membantu. Tapi lagi-lagi ketika eksekusi, tentunya ketika kita menggunakan AI, coba deh beberapa scene misalnya itu akan berubah-ubah gambarnya tidak sesuai dengan kita.

Misalnya dari ke-actingannya, dari lighting-nya, dari cara pengambilan gambarnya itu sangat berbeda sekali. Tapi intinya buat mahasiswa, agar bisa menggunakan AI dengan baik, ya tentunya kita harus bisa berpikir kritis. Karena di AI itu tidak mungkin bisa berpikir kritis. Tentunya itu yang menjadi PR kita gitu ya. Apalagi di Ilmu Komunikasi, berpikir kritis itu sangat dibutuhkan ketika teman-teman akan menggunakan prompt untuk AI.

Lantas, bagaimana menurutmu Comms apakah kamu salah satu yang sudah mengelaborasikan AI dalam karya kreatif?

Menentukan Judul Skripsi dengan Tepat dan Fokus pada Hasil Riset

Judul pada skripsi yang baik cenderung singkat namun deskriptif. Secara umum judul merangkum ide utama pada riset yang dilakukan. Namun, apakah judul skripsi harus ditulis pada langkah pertama penyusunan proposal?

Langkah pertama dalam membuat proposal tentu menetapkan judul awal. Meski demikian judul ini bersifat sementara, masih bisa berubah seiring berjalannya proses riset. Judul awal akan membantu penulis untuk memberikan batasan kajian riset. Selanjutnya judul tetap idealnya akan ditulis paska penulisan abstrak.

Urgensi dalam menentukan judul skripsi memegang peranan yang signifikan. Apalagi jika penulis berkeinginan mempublikasikannya di jurnal. Melalui judul, editor dan reviewer akan memutuskan kelayakan riset untuk diterima atau ditolak. Dengan judul yang ringkas dan relevan akan meningkatkan sitasi pada riset yang telah dipublikasikan.

Sebagai informasi, beberapa tipe judul skripsi biasanya memiliki narasi-narasi yang berbeda. Tipe-tipe judul antara lain deskriptif atau netral, deklaratif, dan interogatif. Tipe tersebut dipilih berdasarkan kecenderungan kajian yang didalami. Meski demikian, pastikan judul mencakup semua aspek yang relevan dari studi yang dilakukan.

Karakter Judul Skripsi

  1. Subjek dan ruang lingkup studi disampaikan secara akurat
  2. Tidak menggunakan singkatan
  3. Menggunakan terminologi terkini
  4. Berisi narasi hipotesis
  5. Mengidentifikasi variabel kunci baik dependen maupun independent
  6. Ada batasan kata, 10 hingga 15 kata substansial
  7. Penulisan kapitalisasi pada setiap kata, termasuk sub judul

Cara Menentukan Judul Skripsi

Setelah mengetahui urgensi dan karakter judul skripsi, waktunya untuk mengaplikasikannya pada judul skripsi. Berikut langkah atau cara menulis judul skripsi dengan efektif:

  1. Menyampaikan Temuan Utama pada Penelitian

Pahami dan tulis fokus studi yang ditemukan serta metode yang digunakan. Lalu identifikasi satu atau dua kata kunci, gabungkan elemen tersebut.

  1. Pilih Tipe Judul

Setelah melakukan penelitian bagaimana temuan dalam riset? Temuan dalam riset memiliki peran penting terkait apa yang harus ditonjolkan, tipe apa yang tepat deskriptif (memiliki unsur pokok tema, subjek, desain, perbandingan, dan hasil), deklaratif (menyatakan temuan utama studi dalam judul itu sendiri), interogatif (judul yang mengandung pertanyaan atau pernyataan penelitian).

  1. Tuliskan Judul dengan Menarik

Menciptakan judul yang menarik butuh pengalaman membaca, sebaiknya perbanyak membaca literatur riset-riset sebelumnya. Judul yang menarik penting dalam pencarian platform online terhadap relevansi artikel.

  1. Hindari Klaim tanpa Bukti

Alih-alih ingin menciptakan judul yang menarik, justru akan menurunkan kualitas publikasi. Setiap klaim yang ditulis harus dibuktikan dalam temuan penelitian, jika tidak akan menimbulkan ketidakpercayaan peneliti hingga institusi.

  1. Ciptakan Narasi Sederhana yang Relevan

Tulislah judul secara sderhana, hindari penggunaan jargon yang tidak mudah dipahami oleh semua kalangan. Pastikan judl ringkas dan jelas dan sertakan kata kunci relevan agar mudah dditemukan dalam mesin pencari online.

Dari penjelasan di atas judul skripsi memegang peranan penting. tidak harus memutuskan di awal, namun judul awal memiliki peran dalam batasan kajian yang akan digali.

Tips Menulis Latar Belakang Skripsi yang Ternyata Tidak Sulit

Langkah awal dalam memulai skripsi atau tugas akhir adalah menulis latar belakang penelitian. Namun, babak ini ternyata relatif menyita banyak waktu. Keluhan utama tentu adalah kebingungan apa yang akan dituliskan dalam latar belakang. Lantas bagaimana menulis latar belakang skripsi?

Latar belakang penelitian merupakan bagian awal yang menjelaskan dua hal pokok yakni alasan dan konteks penelitian. Tujuan dari penulisan latar belakang yakni memperkenalkan topik, mengidentifikasi dan menjawab masalah, hingga urgensi penelitian terhadap ilmu pengetahuan dan praktik.

Jika ingin menulis latar belakang tanpa hambatan pastikan anda memahami dengan kuat beberapa hal, antara lain topik, kata kunci, penelitian-penelitian terdahulu, serta kontribusi penelitian yang membentuk lanskap penelitian saat ini.

Pentingnya menulis latar belakang dengan kualitas baik, selain meningkatkan kualitas analisis dan temuan penelitian secara menyeluruh, juga menentukan pembaca atau dosen penguji tertarik membaca lebih dalam riset yang direncanakan.

Cara Menulis Latar Belakang dengan Efektif

Melansir dari laman researcher life, beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses penulisan latar belakang berjalan lancar adalah sebagai berikut:

  1. Buat pernyataan terkait tujuan yang berdampak

Proses pencarian topik penelitian harus didasari dengan tujuan dan sasaran spesifik yang ingin dicapai oleh peneliti. Sementara tujuan penelitian harus memeiliki keterkaitan yang kuat dengan rumusan masalah.

  1. Membaca dan menambahkan literatur

Demi memudahkan penulisan, buatlah ringkasan literatur atau referensi yang relevan dengan bidang penelitian. Catat beberapa kata kunci sehingga mudah menemudahkan untuk mencari referensi yang lebih akurat. Pastikan sumber kredibel.

  1. Menjelaskan kontroversi

Tidak jarang topik penelitian yang dipilih memiliki berbagai latar kontroversi. Misalnya topik penelitian melibatkan isu yang banyak dibahas karena pertimbangan etis atau politik. Jika sedang mengalami kondisi tersebut, sebaiknya tetap terbuka dan tetap membahasnya pada latar belakang secara objektif.

  1. Menulis relevansi studi

Setiap mahasiswa tentu ingin topik penelitiannya diterima oleh dosen pembimbing. Berikan penjelasan sedetail mungkin mengapa topik yang diajukan penting dan kontribusi apa yang akan anda berikan terhadap ilmu pengetahuan. Hal yang tak boleh luput adalah menjelaskan istilah dan ide yang terdengar asing menjadi lebih sederhana agar mudah dipahami publik.

  1. Menyusun kalimat dengan dengan struktur yang tepat

Setelah draft di atas selesai, mulai menulis dengan bahasa dan struktur yang tepat. Ibarat menjahit, tata bahasa perlu diperiksa agar latar belakang yang disusun menjadi informasi yang akurat. Lakukan proof read berulang.

Itulah beberapa tips yang bisa memudahkan mahasiswa dalam menulis latar belakang skripsi. Selamat mencoba Comms.

Wajah Baru Jurusan Ilmu Komunikasi UII: Launching FISB dan FP

Pengembangan organisasi terus dilakukan di Universitas Islam Indonesia (UII). Tepat di hari Rabu, 2 Juli 2025 secara resmi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) berkembang menjadi dua lembaga. Hal ini diresmikan dalam tajuk Launching Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya.

Suasana haru penuh kehangatan begitu terasa, satu keluarga FPSB kini ingin bertumbuh dan berkembang semakin kuat dalam nama baru Fakultas Psikologi (FP) dan Fakultas Ilmu Sosial Budaya (FISB).

Tak hanya jajaran pengurus, mahasiswa dari dua fakultas menyambut dengan suka cita momen bersejarah di Auditorium Kahar Mudzakir.

Dekan FISB, Prof. Dr. rer. soc. Masduki, S.Ag., M.Si., M.A. menjelaskan bagaimana momen peluncuran tersebut akan menjadi sejarah nantinya. Secara administrasi terbentuknya dua fakultas tercatat pada 1 Juni 2025, lalu diluncurkan pada 2 Juli 2025.

“Hari ini peluncuran, bulan lalu pelantikan. Saya merujuk filsuf Prancis tentang eksistensi, aku ada SK maka aku ada. 1 Juni kelahiran eksistensi prosedural, lalu ada esksistensi secara substansi menurut saya hari ini,” jelasnya.

Pengembangan menjadi dua fakultas harapannya mampu memberi kontribusi yang lebih bermakna sesuai dengan tiga mantra UII yakni universitas sebagai rumah produksi pengetahuan. Kedua, Islam sebagai value dan kajian. Ketiga, Indonesia lokus atau local genius.

“Ilmu Sosial adalah lintas disiplin, visinya investasi pengetahuan karena tugas perguruan tinggi adal civil engagement,” tambahnya.

Senada dengan Prof. Masduki, Dekan Fakultas Psikologi menekankan bahwa pengembangan ini akan membawa masa depan yang lebih cemerlang.

“Sarana layanan umat kontribusi nyata, membawa keberkahan menuju masa depan yang cemerlang,” tambah Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog.

Analogi dari Rektor UII, Prof. Fathul Wahid menjadi ungkapan yang begitu mewakili, disebutnya tumbuhnya FP dan FISB ibarat penyangkokan. FPSB yang berakar kuat dikembangkan, dan tumbuh bersama-sama.

“Saya memilih ini sebagai penyangkokan. Ini sudah berakar, dipotong kemudian ditanam. Harapannya dua-duanyanya membesar,” jelasnya.

“Kita berharap pemekaran ini menjadi ruang tumbuh baru bagi gak Fakultas Psikologi dan FISB. Tak betul-betul berpisah, tapi pembagian peran. Perpisahan ini dianggap Sebagai peran kolaborasi. Lintas riset disiplin, bagaimana membangun diskusi, kolaborasi antar disiplin,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Rektor UII menegaskan untuk terus mengingat garis besar dan jalan perjuangan. Bahwa kampus atau universitas adalah rumah inteletual yang memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran melalui berbagai cara salah satunya pengembangan science. Selanjutnya tentang menyampaikan kebenaran, yakni melalui penyampaian narasi tandingan untuk mengungkap kebohongan pada publik.

Dengan pengembangan dua fakultas, kini FISB terdiri dari Jurusan Sarjana Ilmu Komunikasi, Magister Ilmu Komunikasi, Hubungan Internasional, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Sementara pada FP terdiri dari Sarjana Psikologi, Magister Psikologi, dan Profesi Psikologi.

Cerita Alumni Ilmu Komunikasi UII Kerja Sesuai Passion hingga Liputan Sepak Bola ke Luar Negeri

Bekerja sesuai passion diyakini akan membawa kenyamanan, antusias, hingga dedikasi yang tinggi pada bidang yang digelutinya. Cerita inspiratif ini datang dari Mozaik Al Isamer, alumni Jurusan Ilmu Komunikasi UII angkatan 2013. Kecintaanya pada penulisan dan olahraga membawanya bergelut pada pekerjaan di bidang digital.

Salah satu kalimat magis yang membuka jalan lebar peluang kariernya ia bagikan dalam sesi wawancara. “Salah satu dosen pernah bilang bahwa lulusan Ilmu Komunikasi harus bisa dua dari tiga hal yakni ngomong (good communication), menulis, dan mengoperasikan alat,” ujarnya membuka sesi wawancara.

Dari pengakuan Ojik sapaan akrabnya, profesi yang dilakoninya cenderung saling berkaitan dari mulai magang hingga terjun ke dunia profesional. Baginya passion sangat penting, bahkan dengan passion ia berkesempatan untuk meliput berbagai pertandingan sepak bola hingga mancanegara.

Penasaran dengan cerita Ojik, simak wawancara berikut:

  • Pekerjaan apa yang kini digeluti, dan mengapa memilih pekerjaan tersebut?

Saya bekerja di bidang digital lebih tepatnya media olahraga. Dulu saat kuliah salah satu dosen pernah bilang bahwa lulusan Ilmu Komunikasi harus bisa dua dari tiga hal. Yang pertama ngomong, menulis, dan mengoperasikan alat. Nah ketika mengoperasikan alat devicenya agak mahal, jadi yang saya tajamkan menulis dan ngomong. Kebetulan saya suka sepak bola, setelah dikorelasikan ketemu bahawa saya suka sepak bola, bisa ngomong, dan nulis yang cocok kerja di media. Itulah kenapa saya memilih pekerjaan ini.

  • Awal mula menggeluti bidang media, apakah ada pengalaman saat kuliah?

Pertama kali magang dari promotion staff di Radio Swaragama FM Jogja, lalu lulus menjadi creative writer salah satu media online, selanjutnya pindah ke federasi bola PSSI, dan sekarang di Sport77.

  • Bagaimana awal membangun Sport77, artinya media ini dirintis dari nol?

Dari relasi teman di pekerjaan sebelumnya ada tawaran untuk membangun bersama, dibangun pada tahun 2021 mulai visi hingga roadmap. Lalu membentuk tim dan terbentuklah sport77. Inilah pentingnya membangun relasi yang kuat.

  • Pengalaman menyenangkan selama bekerja?

Bisa satu kantor dengan teman-teman satu angkatan. Karena membangun bareng-bareng kita bisa eksplor semua hal yang pengen kita lakukan dengan catatan bisa bertanggung jawab. Terus bisa ke Spanyol.

  • Dalam rangka apa datang ke Spanyol?

Ke Spanyol nonton bola, salah satu bagian dari pekerjaan. LaLiga ada representatifnya di Asia Tenggara kebetulan mereka ada campaign untuk memberangkatkan satu media. Kebetulan LaLiga kerjasama dengan TikTok. TikTok memfollow up kita sebagai salah satu media yang kerap kerjasama dan akhirnya kita yang dipilih untuk berangkat. Di Spanyol selama 7 hari di dua kota Barcelona dan Madrid untuk menonton pertandingan. Yang dipilih dari Indonesia hanya Sport77 dan satu orang.

  • Kenapa bisa dipilih, pertimbangan dari LaLiga?

Saya tanya ke LaLiga, kami cukup rajin untuk mengikuti campaign di TikTok, selama beberapa waktu ke belakang kita memang jalan bareng dengan TikTok meliput AFF ke Vietnam, MotoGP Mandalika dan beberapa campaign lainnya. Kebetulan di campaign ini yang pas untuk berangkat dari TikTok tentu memberi SOW kepada LaLiga. TikTok merasa yang paling capable sport77.

  • Apakah bekerja harus sesuai passion, apakah sepenting itu?

Kalau menurutku sebelum menuruti passion pastikan dapur kalian aman dulu. Ketika dapur sudah aman bisa mengejar passion dimana. Namun alangkah lebih baik jika memang passion kalian bisa jadi sumber rezeki yasudah karena yang penting adalah dapur, karena dapur adalah segalanya. Kalau hanya mikirin passion tapi dapur kalian belum keisi waktu terus berjalan, akan bersaing dengan banyak orang dan orang-orang lain stepnya sudah mulai duluan.

Itulah cerita inspiratif yang dibagikan oleh Ojik, harapannya mampu memberi motivasi bagi kalian ya Comms.

Mahasiswa Komunikasi Indonesia Hadiri Global Harmony Arab Saudi sebagai Influencer Dakwah dan Hiburan

Pengalaman meliput event internasional dirasakan oleh Harry Setya, mahasiswa Ilmu Komunikasi UII angkatan 2022. Ia diundang oleh Ministry of Media Arab Saudi untuk turut mempromosikan event bertajuk Global Harmony pada November hingga Oktober 2024 silam di Al Suwaidi Park, Riyadh.

Global Harmony adalah bagian dari visi 2030 yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat hingga terwujudnya negara Arab sebagai kota wisata. Sementara negara Indonesia turut diundang untuk menampilkan berbagai parade dan kesenian di sana.

“Sebagai diperingatkan sebagai langkah untuk visi 2030 negara arab sebagai kota wisata, krmudian mencetuskan program namanya Global Harmony salah satunya negara Indonesia,” ujar Harry.

Peran Harry pada event tersebut adalah mempromosikan Global Harmony sebagai ajang kesuksesan Arab Saudi menjadi pusat wisata. Tak sendiri, Harry datang bersama 9 influencer lainnya serta media-media nasional seperti CNN, Kompas, Antara, dan lainnya.

Kesempatan tersebut ia dapatkan lewat jejaring yang dibangunnya, beberapa tahun terakhir Harry telah menggeluti pekerjaan sebagai influencer dakwah dan entertainment.

“Saya mendaftar, namun itu tidak dibuka secara masif saya ada networking,” tambahnya.

Selama tujuh hari di Arab Saudi, empat hari dialokasikan Harry untuk fokus meliput rangkaian program Global Harmony.

“Saya meliput sebagai influencer untuk mempromosikan negara Arab sebagai kota wisata,” ujarnya lagi.

Ia bertanggung jawab untuk menyusun content planning dan mewujudkannya dalam bentuk video reels di Instagram. Pengalaman ini menjadi bentuk kerja professional bagi seorang influencer. Ada target yang harus dicapai.

Beruntungnya Harry telah mendapat berbagai materi di kelas. Sebagai mahasiswa ilmu Komunikasi dengan peminatan Public Relations, baginya sudah familiar dengan konsep-konsep IMC (Integrated Marketing Communication).

“Ilmu yang dapet dari kampus, mata kuliah IMC, jelasin bagaimana caranya konten itu viral, dan apa yang harus dilakukan ketika punya sebuah syarat cara promosinya itu seperti apa. Marketing panel itu di awareness, cara biar konten viral adalah menjual cerita yaitu story telling,” ucapnya.

Baginya ini merupakan liputan internasional perdana, “pertama kali ikut meliput acara internasional, ekspektasinya disana diberi tanggung jawab kesannya bukan cuma main-main tapi ada pressure harus ini harus itu dengan kegiatan yang banyak banget. Senang karena Riyadh sangat maju dan banyak hal yang bisa dieksplor,” tandasnya.

Beberapa negara turut memeriahkan Global harmony, selain Indonesia negara-negara lain yang hadir antara lain Pakistan, Filipina, Bangladesh, India, Suriah, Lebanon, Sudan, Mesir, dan yordania.

Indonesia memiliki daya tarik yang unik, beberapa budaya dan seni ditampilkan, mulai dari tarian berbagai daerah serta parade pakaian adat Bali, Papua, Sumatera Barat, hingga Betawi. Beberapa makanan Indonesia yang bisa dicicipi pada even internasional yakni nasi padang, sate, baso aci, siomay, hingga nasi goreng.

apakah semua umat muslim wajib berkurban meski sekali dalam seumur hidup?

Idul Adha menjadi momentum yang selalu ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri Idul Adha diramaikan dengan berbagai kegiatan budaya seperti pawai obor, takbir keliling, hingga tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta yang dilakukan setiap tahunnya.

Hari Raya Idul Adha 1446 H jatuh pada tanggal 6 Juni 2025 berlangsung meriah di Indonesia, namun esensi yang mendalam terkait spiritualitas dan pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Hingga akhirnya dimanifestasi menjadi ibadah, mulai dari salat Id, ibadah haji, hingga menyembelih hewan kurban.

Pertanyaan besarnya, apakah semua umat muslim wajib berkurban meski sekali dalam seumur hidup?

Menurut dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UII, Prof. Dr. Subhan Afifi, S.Sos., M.Si, berkurban hukumnya sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan.

“Berkurban (Al-Udhhiyah) hukumnya sunnah muakkadah (sunah yang sangat dianjurkan). Jadi tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan. Syarat berkurban adalah muslim, mampu (berkecukupan), sudah baligh (dewasa), dan berakal,” ujarnya.

Artinya, umat dianjurkan berkurban jika kondisi telah memenuhi syarat-syarat tersebut. jika sedang dalam kondisi keterbatasan ekonomi berkurban dapat ditunda hingga kondisi membaik.

Perintah untuk berkurban terdapat dalam Al-Qur’an:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).” (QS. Al Kautsar: 2).

Di dalam sebuah hadits, riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, juga dijelaskan:

ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ قَالَ وَرَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا قَالَ وَسَمَّى وَكَبَّرَ

“Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam berqurban dengan dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata : “Aku melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca ‘bismillah’ dan bertakbir.” (HR. Bukhari no. 5558 dan Muslim no. 1966)

Kurban dilakukan untuk meraih takwa. Menyembelih kurban adalah ibadah yang agung, untuk mencari ridho Allah Ta’al semata. Qurban dinilai dari keikhlasan dan ketakwaan, bukan hanya daging atau darahnya. Allah Ta’ala berfirman:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj: 37)

Kurban juga bentuk rasa syukur kepada Allah atas banyaknya nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan kepada kita.

“Hendaknya bagi yang mampu, ibadah kurban dilaksanakan setiap tahun. Jadi ibadah qurban itu ibadah tahunan, bukan sekali seumur hidup,” tambah Prof. Subhan Afifi.

Siapa yang Berhak Menerima Daging Kurban?

Sebagian ulama kemudian menjelaskan bahwa daging sembelihan qurban dianjurkan sepertiganya dimakan oleh shohibul qurban; sepertiganya lagi dihadiahkan pada kerabat, tetangga, dan sahabat dekat; serta sepertiganya lagi disedekahkan kepada fakir miskin.

Hal ini seperti riwayat dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

يأكل هو الثلث ويطعم من أراد الثلث ويتصدق على المساكين بالثلث

“(Daging kurban) dimakan sendiri 1/3, dihadiahkan 1/3, dan disedekahkan kepada orang miskin 1/3” (Disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, 8/632).

Namun pembagian seperti itu tidak mutlak sifatnya. Jika lebih/ kurang dari sepertiga atau diserahkan pada sebagian orang tanpa lainnya (misalnya hanya diberikan pada orang miskin saja tanpa yang lainnya), maka itu juga tetap diperbolehkan.

Memberikan daging kurban untuk nonmuslim, juga diperbolehkan oleh para ulama sebagaimana difatwakan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, dan al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta’. Berdasarkan keumuman ayat:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah: 8).

Ask the Expert: Memilih Film yang Tepat Sesuai Usia Anak

Memilih film untuk anak wajib hukumnya untuk mempertimbangakan berbagai aspek. Cara mudahnya adalah dengan mamatuhi ketentuan usia yang tertera. Namun, tak sesederhana itu banyak hal mesti orang tua dan pendamping anak pahami.

Akhir-akhir ini sedang Virang film animasi karya anak bangsa, Jumbo kini telah ditonton lebih dari 9,8 juta kali. Nampaknya akan terus bertambah. Dalam artikel ini tidak akan mengkristisi cerita tentang apa di dalam film Jumbo sendiri, melainkan saling belajar soal literasi.

Jumbo menjadi primadona, di tengah kehausan tontonan edukatif film garapan Ryan Adriandy menjadi pelepas dahaga yang menyejukkan. Bahkan soundtracknya Selalu Ada di Nadi menjadi favorit anak-anak di sekolah.

Bersama-sama belajar literasi, apa sebaiknya yang harus dilakukan oleh orang tua, guru, pendamping, hingga pembuat film? Dalam artikel Ask the Expert edisi ketiga, dosen Ilmu Komunikasi UII, Fatma Nurainai Zahra, S.Sos., M.A. yang mendalami kajian media menyampaikan beberapa hal yang penting dalam memilih tontonan untuk anak.

Memilih Tontonan (Film) untuk Anak

  1. Apa pentingnya belajar memilih tontonan yang baik untuk anak-anak?

Anak-anak meniru apapun di sekelilingnya, kita saja ketika melakukan sesuatu anak-anak langsung mengikuti. Jadi kalau mereka melihat film sebagai tontonan itu akan menjadi tuntunan bagi mereka. Sehingga kita sebagai orang di sekelilingnya, sebagai orang tua, guru, dan lainnya punya peran penting membersamai mereka dalam memilih mana tontonan yang bisa menjadi tuntunan untuk mereka.

  1. ⁠Apakah anak hanya penonton pasif, atau mereka bisa berpikir kritis juga?

Pada dasarnya memang anak cenderung lebih pasif karena mereka akan mengikuti tanpa kemudian mempunyai kesadaran akan hal yang dia ikuti itu baik atau tidak, sesuai dengan nilai-nilai atau tidak, belum memiliki nalar yang sempurna (kritis) sehingga pendampingan dari orang tua sangat penting untuk bisa menumbuhkan nalar itu. Misalnya menemani mereka, mengajak diskusi ketika mereka mengkonsumsi sebuah film sehingga mereka bisa belajar dan menikmati secara pasif apa yang meraka tonton.

  1. ⁠Apa yang harus jadi pertimbangan saat membuat film untuk anak?

Film bagi anak tidak hanya sebagai media hiburan saja, tapi lagi-lagi menjadi media pembelajaran. Bisa mengembangkan kreativitas anak-anak, media belajar literasi, pengembangan nalar kritis, mengembangkan berbagai kemampuan diri mereka maka itu tentu harus dieseuaikan dengan fase perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Film bisa mengandung beberapa hal seperti nilai-nilai edukasi, nilai-nilai kebudayaan yang sesuai dengan mereka. Sehingga film bisa membersamai mereka dalam memahami dunia di sekitarnya.

  1. Apakah tontonan bisa menjadi alat belajar komunikasi untuk anak?

Bisa banget, apalagi anak-anak cenderung membayangkan yang di sekitarnya, lebih imajinatif, lebih kreatif sehingga ketika menerima pesan-pesan dari film apalagi anak yang sudah bisa menerima alur cerita panjang empat tahun ke atas itu sudah bisa memahami alur cerita panjang, sehingga ketika disampaikan lewat film pesan-pesan dan nilai yang ada di film bisa ditangkap oleh anak. Tetapi harus ada catatan ada diskusi yang dilakukan oleh anak dan orang tua, sehingga kita bisa memastikan apa yang dipahami oleh anak, apa yang diterima oleh anak dari film yang dikonsumsi. Sehingga tercipta pembelajaran yang baik, pembelajaran yang menyenangkan karena menonton film adalah sebuah memori yang menyenangkan yang akan disimpan oleh anak.

Three Habits That Boost Productivity During University Exams

University life can be intense, especially during exam season when assignments, projects, and revisions gather at once. Good habits aren’t just helpful in these moments; they’re essential. Habits are powerful because they allow us to act without overthinking, saving time and mental energy. When developed intentionally, the right habits can help students stay organized, focused, and on track for academic success. Below are three of the most effective habits for staying productive during exams and managing a heavy workload (Carden, 2018).

  1. Plan Your Day Daily

Successful students don’t leave their days to chance. Building the habit of daily planning helps bring structure to chaos. Taking 10–15 minutes each morning or the night before to write down tasks, prioritize deadlines, and block time for studying makes a huge difference. A clear plan will help to reduce anxiety, improve time management, and make large projects feel more manageable. Whether you use a physical planner or a digital app, the key is consistency.

  1. Start the Day Early

Early mornings can be a secret weapon. Waking up early provides quiet, uninterrupted hours that are perfect for reviewing notes, reading, or completing assignments. Instead of rushing through the day or staying up too late, starting early promotes a calmer and more focused routine. It’s not about waking up at 5 a.m.—just an hour earlier than usual can make a big difference in how much you accomplish.

  1. Minimize Distractions

While goal setting is important, it’s even more powerful to create an environment that supports focus. One of the best productivity habits during exam season is minimizing distractions. This could mean studying in a quiet space, turning off phone notifications, or using tools like website blockers to stay on task. Even short periods of deep, undisturbed focus can lead to more efficient studying and better results.

Forming positive habits like daily planning, starting the day early, and minimizing distractions can significantly boost productivity during exams. These habits help students use their time wisely, reduce stress, and ultimately achieve better academic results. Start with one habit, stay consistent, and let the results speak for themselves.

References

Carden, L. (2018). Habit formation and change . researchgate, 20.

Written by: Thrya Abdulraheem Motea Al-aqab

Edited by: Meigitaria Sanita

Hari Pendidikan Nasional ‘Esensi Menjadi Terdidik’

Terhitung 77 kali Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei dirayakan setiap tahunnya. Selain berterimakasih terhadap para tokoh yang membawa perubahan besar dalam sejarah pendidikan, sudah selayaknya melakukan refleksi.

Di momen Hari Pendidikan Nasional 2025 ini, Kaprodi Ilmu Komunikasi UII yakni Dr. Zaki Habibi memberikan gagasan menarik tentang esensi menjadi terdidik hingga bertumbuh dan survive dari setiap zeitgeist (semangat zaman yang merujuk pada pemikiran dominan yang mendominasi periode waktu tertentu).

“Siapa mereka (Ki Hajar Dewantoro) dan apa arti andilnya jelas, yaitu bahwa mereka sebagai juru pengingat, bahwa terdidik itu ternyata penting, tidak hanya soal bersekolah, tapi tentang menjadi orang yang lebih baik, menjadi bangsa yang tumbuh,” ucapnya membuka diskusi.

Pertanyaan besar setelah 77 tahun, apakah sebagai bangsa Indonesia semakin terdidik atau justru jauh dari esensi tersebut. menurutnya, inilah waktu yang tepat untuk berefleksi.

“Apa sih esensinya menjadi terdidik, itu bukan soal tinggi-tinggian gelar, tinggi-tinggian jenjang sekolah, tapi lebih ke titik berangkat kita dan titik muara kita itu ada bedanya,” Ucapnya.

Pendidikan adalah sarana dan proses bertumbuh, bagaiamana pola pikir dan nalarnya mampu beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi. “Dalam cakrawala nalar, bernalar dan kemudian memahami situasi di sekitarnya, apapun disiplin ilmunya.”

Merefleksikan Hari Pendidikan Nasional, muncul pula pertanyaan mendalam, “sudahkah kita makin bernalar, sudahkah kita makin menggunakan nalar-nalar itu untuk menjadi orang yang lebih baik, komunitas yang lebih kokoh, bangsa yang lebih tangguh?”

Artinya, tak sekedar seremonial, mengingat sejarah saja. Bangsa terdidik mesti memiliki visi ke depan demi menjawab zeitgeist tadi. Jika di masa Ki Hajar Dewantoro memiliki tantangan di eranya, begitupun saat ini. bangsa Indonesia kini tengah dihujani dengan gelombang transformasi digital, kecerdasan buatan yang menyilaukan, hingga disrupsi berbagai sektor kehidupan.

 “Apakah kita tenggelam oleh tantangannya tanpa bisa merespon tantangan itu, atau justru kita bisa menaiki gelombang-gelombang tantangan itu untuk mengatasi?,” ungkapnya mempertanyakan.

Salah satu cara survive dengan tantangan zaman adalah melalui kreativitas. Kreativitas menjadi bagian penting dalam esensi terdidik. Kreativitas tak sekedar menciptakan sesuatu atau “bikin-bikin”, tapi terkait “daya survive manusia,” ungkap Dr. Zaki.

Hal ini digambarkan melalui cara manusia purba bertahan hidup, menciptakan lukisan di dinding goa sebagai bentuk komunikasi. tantangan serupa dengan bangsa saat ini, meski konteksnya berbeda.

“Itu sama rumitnya seperti manusia gua menghadapi dilema tetap di luar tapi dimakan hewan buas atau di dalam tapi ada dunia baru yang mereka belum tau mau diapakan,” tambahnya.

Maka, pendidikan hari ini dan ke depan harus mampu membentuk individu yang kreatif, bernalar, dan adaptif terhadap perubahan. Esensinya bukan pada di mana seseorang belajar, tapi pada seberapa jauh seseorang bertumbuh, bertahan, dan memberi jawaban atas tantangan zaman. “Jangan pernah menyepelekan bahwa esensi terdidik bukan sekolah di tempat seperti apa, lulus dari institusi se-keren apa. Tapi bagaimana kita bisa mengasah esensi kreativitas sebagai dasar dari survival of human and civilization.” Tandasnya.