Pengalaman Berbeda Yasmeen Mumtaz, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII yang Lakukan Exchange di Belanda
Reading Time: 3 minutes

Artikel ini ditulis oleh Yasmeen Mumtaz Widyawan, salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII angkatan 2021 yang meraih beasiswa exchange di Belanda. Bagi, kamu yang tertarik untuk belajar di luar negeri, cerita dan pengalaman Yasmeen sangat layak untuk diikuti.

Read more

Improving your English as an International Student
Reading Time: 2 minutes

In 2024, approximately 1.52 billion people worldwide speak English, highlighting its importance as a vital learning tool, especially for international students. English plays a significant role in communication, understanding academic material, and connecting with peers. However, Improving English can often be challenging and overwhelming at the beginning. To tackle these difficulties, students can adopt various strategies to enhance their English skills. This approach allows them to make substantial progress and effectively address their obstacles.

Immerse Yourself in the Language

One of the most effective ways for international students to improve their English is through immersion in the language. They should aim to surround themselves with English as much as possible by speaking the language throughout the day. Additionally, students should engage in conversations with classmates, friends, and lecturers. The key is to make English an integral part of their daily lives and to expose themselves to it as often as possible. Although it may take time to adjust to this change, consistent practice will lead to faster improvement in their language skills.

Use Academic and Online Resources

Students are encouraged to utilize the resources available to them. They will likely have access to workshops, academic lectures, and university clubs, all of which can help improve their writing, grammar, and speaking skills. Taking advantage of these tools can enhance their language proficiency and help them focus on challenging areas.

Practice Consistently and Track Your Progress

Consistency is essential when learning English. Set aside time every day for practice. You can write in a journal, record yourself speaking, or even have conversations with native speakers online. Additionally, there are online tools that can help you stay consistent and provide easy access to resources, such as Grammarly and Duolingo. It’s also important to track your progress. Celebrate small achievements, such as learning a new word or writing a clear sentence. Over time, you’ll notice how much you’ve improved.

How These Tips Helped Me as an International Student

Applying these strategies has significantly improved my English skills as an international student. To immerse myself in the language, I actively avoided holding conversations in my native language and instead engaged with more English speakers. This consistent effort allowed me to become comfortable speaking English daily while also building my vocabulary. For academic and online resources, I made use of the English books available in the library and regularly watched YouTube videos for shadowing practice, which enhanced my listening and speaking abilities. Lastly, I developed a routine of writing down my progress and taking weekly quizzes to assess my improvement. Even when I did not see immediate results, I reminded myself to stay positive and not become discouraged, knowing that consistent effort would eventually lead to progress.

Improving their English may require time and dedication from international students, but the benefits are well worth the effort. By immersing themselves in the language, utilizing helpful resources, and practicing regularly, they can make steady progress. Remember, every small step counts. Don’t be afraid to make mistakes, as they are an essential part of the learning process.

Reference:

International Center for Language Studies. (2024, August 20). Retrieved from https://www.icls.edu/blog/most-spoken-languages-in-the-world

Informasi magang
Reading Time: < 1 minute

SIG Internship Program 2025

Pendaftaran Batch 1: 15 – 29 Desember 2024

Detail informasi dapat dilihat pada poster:

Informasi magang

SIG Internship Program

Subjek Sunda
Reading Time: 3 minutes

Salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII, Holy Rafika Dhona, S.I.Kom., M.A., telah menelurkan buku dari hasil tesisnya di tahun 2014 lalu. Riset itu berjedul KELAHIRAN SUBJEK SUNDA Geneologi Subjek dan Kewilayahan Kelompok Etnis Sunda.

Hampir 10 tahun digarap ulang, akhirnya Marjin Kiri menerbitkannya dengan judul Subjek Sunda. Buku ini hakikatnya memberikan kritik terhadap anggapan Sunda sebagai etnisitas yang bersifat kodrati, tunggal, dan tetap.

Penulis berusaha dengan keras menyadarkan pembaca bahwa Sunda sebagai etnis muncul dalam kedirian masyarakat Sunda dari produk sejarah, lahir dari wilayah persilangan tumpukan wacana, dan sifatnya tidak abadi. Poin ini tercatat lengkap pada pendahuluan.

Beranjak dari sana, pada bagian Wilayah dan Batas di Pulau Jawa Masa Kolonial berbagai teks definisi Sunda dideskripsikan. Mulai dari sumber profan, ilmiah, hingga populer. Hasilnya semua mengamini bahwa Sunda adalah etnis di bagian barat pulau Jawa, kadangkala disebut Provinsi Jawa Barat yang memiliki budaya dan bahasa sendiri.

Mendebat Kedirian Sunda yang Tunggal

Gelaran Bedah Buku Subjek Sunda yang dinisiasi oleh LPM Himmah UII pada 6 Desember 2024 menghadirkan penulis, Holy Rafika Dhona dan pembedah Irfan Afifi seorang budayawan sekaligus cendekiawan yang concern dengan kajian Islam dan Jawa.

Menyebut Sunda dengan imbuhan bangsa, menjadi pencarian menarik bagi penulis. Ditemukan bahwa tahun 1914 hingga 1919 beberapa etnis di pulau-pulau mendeklarasikan diri sebagai bangsa. Sebagai contoh bangsa Jawa dan bangsa Selebes.

“Saya agak kaget baca data di tahun 1914-1919 bahwa mereka mendeklare atau menuliskan dirinya sebagai bangsa, bukan sebagai etnis,” ungkap Holy Rafika Dhona.

“Saya punya kesulitan akan saya bahasakan etnis atau bangsa. Karena kalau ngomong sama orang sekarang etnis tapi kalau waktu itu bangsa. Problem penulisan,” tambahnya.

Temuan risetnya menyebut jika kedirian Sunda tak lepas dari campur tangan Kolonial. Bahasa Sunda sebagai salah satu elemen utama etnis lahir dari ditemu-ciptakan oleh kolonial.

Namun, orang-orang Sunda memungkiri temuan tersebut. Keyakinannya, sebelum orang Eropa datang ke Sunda bahwa warga Kerajaan Sunda telah mempunyai kesadaran bahwa mereka berbeda dengan orang Jawa (rakyat Kerajaan Majapahit).

“Kesadaran diri bangsa Sunda datang sebelum ada kolonial, mereka merasa bahwa bagian dari perang bubat misalnya. Itu mengandaikan bahwa sunda datang dari nenek moyang yang dahulu kala,” ungkapnya.

“Mereka selalu mengkontraskan dirinya dalam beberapa hal dengan orang Jawa ini menjadi problem bagi saya. Mengapa ini menjadi wacana utama pakai analisis discourse, pasti ada sesuatu yang mengatur (dengan sendirinya) mengakui sebagai sebuah kebenaran bahwa kita berbeda dengan Jawa,” ujarnya lagi.

Irfan Afifi berargumen kesadaran etnis termasuk Sunda sebenarnya baru dan menguat karena fakta-fakta tertentu yang memisahkan Indonesia dalam bentuk wilayah. Seperti pulau Jawa yang terbagi menjadi beberapa wilayah yakni Jawa timur, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat.

“Pembentukan kesadaran terkait etnik tertentu sebenarnya dalam konteks ini saya menduga sejak awal, itu terbentuk baru. Kesadaran etnik itu muncul di abad 20,” ungkapnya dalam membedah buku Subjek Sunda.

Ia mencoba kait-mengaitkan, fakta-fakta sejarah bagaimana konstruksi identitas etnik terbentuk dengan teori-teori masa kolonial. Misalnya

“Membaca bagaimana wacana-wacana dikembangkan oleh rezim-rezim tertentu di masa lalu dalam menentukan definisi etnik atau pembentukan kedirian Sunda termasuk kedirian Jawa,” ujarnya lagi.

“Zaman Rafles di awal-awal memetakan masyarakat Jawa itu membaginya sederhana. Wilayah kerajaan Yogyakarta dan Solo itu Fordsttern London lalu yang pesisir yang dikuasai VOC dianggap sebagai Jawa, yang bagian Barat disebut Western London dulu belum ada istilah Sunda,” ungkapnya

“Problemnya, konstruksi yang baru dilarikan kepada justifikasi Kerajaan di masa silam yang sangat jauh. Orang-orang Sunda hari ini membayangkan Padjajaran dan Tarumanegara misalnya, kejauhan.” Tandasnya.

Pernyataan di atas hanyalah beberapa penggal dalam buku Subjek Sunda, beberapa bagian lain dibahas lebih lanjut pada bab-bab Kelahiran “Wilayah Sunda”, Perbincangan Sunda Mencipta Kedirian Sunda, Volksraad, Marxsisme, dan Marhaen.

“Koe sadaja oge kantenan kamanah, jen adat the henteu langgeng. Ganti jaman tangtoe adat oge ganti… Koe sabab dina djaman ajeuna djelema the dibagi doea bagian, nja eta kaoem moeda dan kaoem kolot.” – “Ganti djaman ganti adat”. Papaes Nonoman, 30 September 1915

Buku ini bisa dibaca di Nadim Ilmu Komunikasi UII.a

Selengkapnya dapat ditonton melalui link YouTube berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=WSTTjtDXfq8&t=2570s

Terima Kunjungan dari UNISMA 45 Bekasi, Prodi Ilmu Komunikasi UII Sampaikan Benchmarking Kurikulum hingga International Program
Reading Time: 2 minutes

Prodi Ilmu Komunikasi UII menerima kunjungan dari Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi pada 6 Desember 2024 di Ruang Rapat Magister FPSB UII. Kunjungan dilakukan dalam rangka benchmarking pengembangan Program Studi di UNISMA Bekasi menuju Akreditasi Unggul.

Untuk menjawab langkah menuju Akreditasi Unggul, benchmarking yang perlu dibedah tentu soal penjaminan mutu serta kurikulum.

Pihak UNISMA 45 Bekasi yang diwakili oleh Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom. selaku tim penjaminan mutu mengawali diskusi dengan menanyakan implementasi penjaminan mutu di lingkup Prodi Ilmu Komunikasi UII.

“Bagaimana Implementasi (penjaminan mutu) dan perjalanannya seperti apa, karena di UNISMA jajaran penjaminan mutu masih minim personilnya dan general di tingkat universitas. Kami sebenarnya ingin memulai per Prodi, ingin melihat implementasi yang dilakukan secara rutin setiap semesternya di tim. Sehingga menjadi gambaran bagi kami,” ujar Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom.

Terima Kunjungan dari UNISMA 45 Bekasi, Prodi Ilmu Komunikasi UII Sampaikan Benchmarking Kurikulum hingga International Program

Terima Kunjungan dari UNISMA 45 Bekasi, Prodi Ilmu Komunikasi UII Sampaikan Benchmarking Kurikulum hingga International Program

Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Iwan Awaluddin Yusuf, S.I.P., M.Si., Ph.D. sedikit bercerita perjalanan dari Akreditasi C menuju Unggul yang secara organik dibangun bersama-sama. Tak hanya itu percobaan demi percobaan implementasi kurikulum dilakukan hingga menemukan formulasi yang efektif untuk mahasiswa.

Salah satunya terkait penempatan magang yang lebih efektif dilakukan setelah mahasiswa menyelesaikan skripsi. Penempatan ini dilakukan setelah ada evaluasi serta concern dari mahasiswa.

“Barangkali hal-hal seperti itu (evaluasi kurikulum) kami menyeimbangkan antara tuntutan eksternal seperti kurikulum Kampus Merdeka dan sebagainya denga napa yang bisa kami kontribusikan dengan style dan sumber daya kami, keunggulan-keunggulan kami yang justru membentuk Prodi,” jelasnya.

Setalah menjelaskan berbagai formulasi yang diterapkan, pertanyaan-pertanyan lain muncul khususnya mengenai International Program Communications (IPC) yang sejak 2018 resmi menerima mahasiwa dari dalam dan luar negeri.

Secara umum, IPC terbentuk karena adanya penerimaan mahasiswa asing. UII memiliki berbagai komponen beasiswa untuk mahasiswa asing, sehingga tak sedikit menerima mahasiswa yang harus menggunakan bahasa Inggris dalam proses pembelajaran.

“Ketika ada mahasiswa asing otomatis semua kebutuhan menggunakan bahasa Inggris. Kalau campur-campur mahasiswa internasional jadi tidak paham, sehingga itu menjadi komitmen kami bahwa jika ada satu mahasiswa asing jangan pernah menggunakan atau kurangi menggunakan bahasa Indonesia,” ujar Iwan Awaluddin Yusuf.

Dari sana IPC terbentuk, kini menjelang 5 tahun berjalan berbagai mobility international berjalan seperti exchange program ke Malaysia, Italia, Belanda, dan Jerman. Terakhir program unggulan yang menjadi branding IPC yakni Passage to ASEAN (P2A), program kolaborasi dengan universitas-universitas di ASEAN untuk melakukan projek bersama dengan berkeliling beberapa negara.

Dari Bekasi, rombongan UNISMA 45 diwakili oleh Winda Primasari, S.Hum., M.Si (Kaprodi Ilmu KOmunikasi), Tim Penjaminan Mutu yang diwakili Dr. Tatik Yuniarti, M.I.Kom. dan Siti Khadijah, S.Sos., M.I.Kom. serta Miftakhudin, M.I.Kom. dan Saepudin, S.S., M.Soc., Sc. selaku dosen pendamping.

Sementara dari Prodi Ilmu Komunikasi UII juga hadir Ratna Permata Sari, S.I.Kom., M.A. (Sekprodi Ilmu Komunikasi), Dian Dwi Anisa, S.Pd., M.A. (Satgas Penjaminan Mutu Prodi) dan Holy Rafika Dhona, S.I.Kom., M.A. (Kepala Nadim).

Humor sebagai Alat Komunikasi yang Efektif
Reading Time: 2 minutes

Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) humor adalah sesuatu yang lucu, keadaan dalam cerita dan sebagainya yang menggelikan hati. Ada kejenakaan dan kelucuan yang bisa membuat tertawa.

Berbagai artikel menyebut jika humor bisa menjadi senjata atau alat paling tepat dalam mencapai komunikasi yang efektif. Dari Podcast Think Fast Talk Smart by Stanford Graduate School of Business yang bertajuk Make Em Laugh: How to Use Humor as a Secret Weapon in Your Communication menyebut jika humor memungkinkan komunikator terhubung dengan audiens untuk meredakan ketegangan, meningkatkan status, menumbuhkan kepercayaan, dan memaksa orang lain untuk mengikuti perspektif yang dibangun.

Tak jarang terselip ide-ide baru yang disamarkan dengan cara yang menyenangkan lewat humor. Hal tersebut terbukti efektif bahwa humor mampu meruntuhkan penghalang yang tinggi.

Di Indonesia, lazimnya humor biasa digunakan untuk lelucon belaka, dengan tindakan atau perkataan yang lucu dalam obrolan keakraban.

Lebih serius lagi ada anekdot, berisikan cerita singkat lucu dan mengesankan atas kejadian sebenarnya yang banyak digunakan untuk memberikan kritik dan menyoroti ironi. Hal ini beberapa kali digunakan oleh para komika untuk mengkritisi politikus.

Manfaat Humor dan Komunikasi Efektif

Obrolan dalam Podcast Think Fast Talk Smart, ternyata humor tak banyak digunakan dalam kondisi profesional. Dua narasumber yakni Jennifer Aaker seorang Profesor General Atlantic di Stanford Graduate School of Business dan Naomi Bagdonas, dosen Stanford sekaligus praktisi yang melatih humor dalam program Saturday Night Live dan The Today Show menyebutkan secara detail bagaimana manfaat humor dalam berkomunikasi.

Jennifer menyebut jika humor yang dianggap remeh dan tidak serius ternyata mampu menciptakan persepsi kredibilitas yang tinggi pada seseorang. Bahkan ia menyebut para pemimpin di perusahaan lebih menyukai karyawan yang memiliki rasa humor dan percaya bahwa akan bekerja lebih baik.

“Humor memengaruhi cara orang berinteraksi dengan Anda, menunjukkan selera humor dapat membuat rekan kerja dan teman-teman kita memberikan persepsi yang lebih baik mengenai kepercayaan diri, keyakinan, dan bahkan status kepada kita, serta memilih kita untuk menduduki jabatan kepemimpinan, dan juga menumbuhkan rasa percaya,” ujarnya.

Selanjutnya, humor dianggap mampu menciptakan kedekatan dalam sebuah hubungan maupun organisasi professional. Cara berpikir yang konvensional kerap menganggap bahwa karyawan harus menghormati pemimpin, namun kondisi saat ini bergeser bahwa pemimpin lebih ingin dipahami.

“Dulu para pemimpin perlu dihormati. Dan sekarang mereka perlu dipahami. Dan sementara itu, humor adalah obat mujarab yang ampuh untuk membangun kepercayaan,” ujar Naomi Bagdonas.

Terkait kreativitas, melontarkan humor membutuhkan cara berpikir cepat dan menghubungkan satu konteks ke konteks yang lain. Dengan melatihnya terus menerus seseorang akan terbiasa menciptakan ide-ide baru.

Humor yang Bijak

Marilah menyamakan persepsi terkait humor yang bijak, kunci utama adalah meletakkan humor pada fakta dan tak membawa isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

Ide humor berasal dari kebenaran yang berasal dari diri sendiri dan realitas sosial. Dengan melakukan pengamatan-pengamatan dan eksekusi yang matang maka humor akan diterima oleh publik. Karena pada dasarnya humor berfungsi menyuarakan keresahan.

Bahkan komika-komika profesional akan melakukan riset mendalam, mencatat fakta, menggabungkan dengan realitas berhari-hari untuk mendapatkan humor yang tak merendahkan.

Cara menyampaikan humor juga tak sembarangan, sesuaikan dengan kondisi dan audiens yang hadir. Hal ini berkaitan dengan kemampuan public speaking yang kita miliki. Bagaimana mengatur suara dan ekspresi yang tampak.

Terakhir, humor juga mesti setara. Kerap kita melemparkan lelucon dengan teman yang saling mengenal karakter satu sama lain. Hal ini tak masalah jika menggunakan bahasa yang cenderung keras bahkan berujung saling olok. Berbeda jika humor dilakukan oleh seorang public figure dengan penonton. Public figure pada kondisi tersebut memiliki kuasa, sementara penonton tak berdaya. Jika humor menuju subjek penonton secara spesifik dengan mengolok maka humor tersebut bukanlah lelucon yang lucu melainkan merendahkan harga diri seseorang.

Why did TikTok Become Gen Z’s Search Engine?
Reading Time: 2 minutes

In recent years, the way people search for information has changed significantly. The rapid growth of social media platforms has transformed the search experience by offering quick, visual, and personalized content. Among these platforms, according to the Fix article TikTok has emerged as a go-to source for information, especially for Generation Z.

This generation prefers dynamic and interactive experiences over static ones, making TikTok more than just an entertainment platform for them. The days of relying solely on search engines like Google and libraries are slowly disappearing.

One of the primary reasons Gen Z prefers TikTok as a search engine is the vast variety of content it offers. Unlike traditional search engines that mainly provide text-based links, TikTok presents information in short-form video format, making it more personalized and engaging. This unique approach allows users to access multiple sources for their questions easily.

For Generation Z, who have grown up in the digital age, TikTok is a familiar and effective platform. The content available on TikTok covers a wide variety of topics, including tutorials, life hacks, and in-depth explorations of different interests. Users can find videos on everything from quick meal preparation and study tips to product reviews. TikTok’s algorithm curates personalized feeds, presenting users with content based on their previous interactions, which makes the information they encounter highly relevant and tailored to their interests.

Another reason TikTok works for Gen Z is the trust they place in its content. Many users feel a connection with creators who share relatable, real-life experiences. This authenticity makes TikTok seem more trustworthy than traditional sources, which often feel distant or impersonal. While misinformation is a concern, Gen Z often balances this by cross-checking facts or consulting multiple sources.

Rania is one of Gen z, she said that ‘She thinks that most of the gen z can’t stand reading for hours or watching long videos to get information, Tiktok provide really short videos which is good for people that can be distracted easily, also she read in an article that most of gen z suffer from shrinking attention span (Snow, 2023), that make them struggle to finish movies or the books they read overall TikTok is the only platform that catch their attention, and seems to be customized to their needs’’.

In conclusion, TikTok has changed the way Generation Z searches for information. Its fast-paced, engaging format, relatable creators, and authentic content make it an ideal platform for a generation that values speed, simplicity, and trust. As search habits continue to evolve, TikTok’s influence on how we consume information is undeniable.

References:

Marzano, E. (2024, 11 1). Retrieved from The Fix: https://thefix.media/2024/11/1/relatable-real-raw-tiktoks-power-in-news-for-gen-z

Snow, S. (2023, January 16). Forbes. Retrieved from https://www.forbes.com/sites/shanesnow/2023/01/16/science-shows-humans-have-massive-capacity-for-sustained-attention-and-storytelling-unlocks-it/?sh=729b67281a38

Written by: Thrya Abdulraheem Motea Al-aqab

Edited by: Meigitaria Sanita

Wisudawan Terbaik hingga Predikat Summa Cumlaude dari Prodi Ilmu Komunikasi UII
Reading Time: 2 minutes

Kabar membanggakan datang dari Program Studi Ilmu Komunikasi UII khususnya International Program Communication (IPC). Pada Wisuda Periode II Tahun Akademik 2024/2025, dua mahasiswa raih prestasi di akhir masa studi.

Keduanya adalah Fikri Haikal Ramadhan, S.I.Kom dan Arsila Khairunnisa, S.I.Kom alumni IPC UII Batch 2020.

Fikri Haikal Ramadhan, mencatatkan namanya sebagai lulusan terbaik di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) pada pelepasan wisudawan bulan November. Ia berhasil lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,98.

Sebelumnya, Arsila Khairunnisa juga mendapatkan predikat wisudawan terbaik di FPSB bulan September dengan IPK sempurna yakni 4,0. Hal tersebut membawanya sebagai wisudawan berselempang Summa Cumlaude satu-satunya pada prosesi wisuda II Tahun Akademik 2024/2025 pad 1 Desember lalu.

Summa Cumlaude yang diraih Arsila merupakan sejarah baru bagi Prodi Ilmu Komunikasi, ia adalah wisudawan pertama yang meraih IPK sempurna.

Menariknya, kedua mahasiswa tersebut tak hanya berprestasi di bidang akademik namun juga aktif dalam berbagai program. Keduanya merupakan MC professional yang terbiasa memandu berbagai event baik di UII maupun eksternal.

Arsila menuturkan selama proses belajar di Prodi Ilmu Komunikasi selain lingkungan yang sangat mendukung, metode pembelajaran yang diterapkan para dosen menarik dan up to date.

“Di UII, saya mendapatkan akses yang cukup untuk mengembangkan kemampuan dan bakat saya. Para dosen yang berpengalaman dan berdedikasi tidak hanya menjamin kemampuan akademik, tetapi juga memberikan pengalaman yang berharga. Proses pembelajaran dirancang semenarik mungkin, dengan metode pengajaran terkini yang membuat segala sesuatunya tetap menarik,” tutur Arsila.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Fikri Haikal Ramadhan, ia mengungkapkan rasa bersyukurnya atas pegalaman berharga selama menjadi mahasiswa di UII.

“Saya merasa sangat beruntung menjadi bagian dari keluarga besar Ilmu Komunikasi UII. Dosen-dosennya ramah dan dekat dengan mahasiswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Begitu juga dengan dengan mahasiswanya yang seru dan kreatif, membuat pengalaman kuliah menjadi lebih berwarna,” ujarnya.

“Proyek-proyek komunikasi juga melatih kreativitas sekaligus memberikan pengalaman berharga, terutama yang skala besar. Kalau bukan di Ilkom UII, mungkin saya tak akan menjadi MC professional seperti sekarang,” tambahnya.

Sekretaris Prodi IPC, Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A mengaku terharu dengan pencapaian ini. Selama 6 tahun menghandle IPC, prestasi yang diraih kedua alumni tersebut menjadi hasil pantas untuk dibanggakan.

“Jujur entah kenapa periode ini saya sangat terharu, bangga dan melepas adik-adik semua dengan bismillah dari IPC. Semoga perjalanan mereka kedepan selalu dimudahkan dan menjadi yang terbaik seperti yang sudah mereka usahakan ini, cumlaude dan summa cumlaude, terbaik dari yang terbaik baik di kehidupan dunia ataupun akhirat,” tandasnya.

Sebagai informasi dalam periode ini terdapat 46 wisudawan dari Ilmu Komunikasi yang berhasil menyematkan gelar sarjana, 11 dari IPC dan 35 dari regular.

Diskusi Nadim
Reading Time: < 1 minute

Nadim dan Warung Sastra berkolaborasi untuk melakukan diskusi menarik pada Malam Buku 56. Dalam momen tersebut, buku berjudul Subjek Sunda yang ditulis oleh dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Holy Rafika Dhona, S.I.Kom., M.A.

Buku tersebut mengkaji bagaimana subjek etnis Sunda terbentuk. Penulis meyakini bahwa Subjek Sunda terbentuk atas campur tangan kolonialisme.

Malam Buku 56 – Subjek Sunda

Pembicara:

  1. Holy Rafika Dhona, Penulis Subjek Sunda
  2. Ivan Idri S, Mahasiswa Doktoral Kajian Seni ISI Yogyakarta

Moderator: Kukub Basuki

Waktu: Kamis, 5 Desember 2024

Lokasi: Warung Sastra (Karangwaru, Yogyakarta)

More Information:

https://www.instagram.com/nadimkomunikasiuii/

magang ANTV
Reading Time: < 1 minute

Lowongan magang di ANTV, berikut informasi selengkapnya:

Posisi: 

  1. Promo Off Air
  2. Creative Social Media
  3. Editor Social Media

Kualifikasi:

  1. Mahasiswa semester akhir jurusan Ilmu Komunikasi/Broadcasting (1,2,3)
  2. Tertarik di bidang event (1)
  3. Mampu menggunakan aplikasi editing (Capcut, Adobe Premier) (2,3)
  4. Mampu memahamin prinsip social media & aplikasinya (2,3)
  5. Mampu mengoperasikan Ms. Office
  6. Bersedia magang minimal 6 bulan
  7. Ready join ASAP

Informasi selengkapnya:

https://www.linkedin.com/posts/cakrawalaandalastelevisi_magangkeren-antvlife-promooffair-activity-7267757097885265920-9eVl