Program komunikasi adalah salah satu output dalam kajian Ilmu Komunikasi, dikemas dalam mata kuliah Manajemen Komersil biasanya mahasiswa menciptakan event sesuai kebutuhan komunitas tertentu.
Secara umum program komunikasi berbasis event adalah rangkaian strategis terintegrasi yang memanfaatkan acara sebagai media utama dalam menyampaikan pesan, membangun pemahaman dan engagement kepada spesifik audiens.
Skill ini cukup vital bagi lulusan Ilmu Komunikasi, selain melatih manajemen event juga aplikasi praktis teori dalam dunia kerja. Mahasiswa dituntut menjadi problem solver hingga membangun hubungan strategis dengan para stakeholder.
Dalam edisi Ask the Expert kali ini, salah satu dosen Ilmu Komunikasi UII yakni Ibnu Darmawan, S.I.Kom., M.A. memberikan argumen mendalam terkait keberhasilan program komunikasi.
Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Partisipasi Audiens
Langkah awal dalam strategi komunikasi pemasaran yang efektif dimulai dengan riset mendalam. Melalui data demografi yang diperoleh untuk menentukan media paling tepat untuk melakukan pemasaran.
“Untuk strategi pemasaran yang paling penting dilakukan oleh teman-teman adalah riset dulu. Riset ini nanti menggunakan data demografi kemudian bisa menyimpulkan kecenderungan dari data tersebut,” ucapnya.
Berdasarkan pengalamannya, di era digital yang masif media pemasran tidak hanya bergantung dengan platform digital. Pendekatan langsung berbasis komunitas ternyata cukup efektif menggaet audiens.
“Uniknya di era digital sekarang channel untuk pemasaran itu tidak hanya bergantung pada platform digital aja. Nah digital itu apa sih sebetulnya dari social media melalui konten-konten yang menarik. Nah tapi teman-teman bisa menggunakan pendekatan langsung juga berkolaborasi dengan komunitas yang spesifik yang relevan dengan programnya,” tambahnya.
Untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran secara keseluruhan, menggabungkan kedua metode ini terbukti ampuh meningkatkan partisipasi.
Manajemen Stakeholder untuk Keberhasilan Komersial
Stakeholder dalam program komunikasi disebut sebagai kolaborator yang terdiri dari sponsor dan komunitas. Keduanya memiliki peran krusial sebagai mitra strategis, sponsor berperan dalam pendanaaan sementara komunitas akan membawa audiens relevan.
“Sponsor adalah mereka yang bisa menyediakan bantuan baik dari pendanaan atau peralatan dengan nilai yang signifikan untuk mengurangi anggaran pembelajaran setiap program komunikasi. Kemudian komunitas mereka adalah sekelompok orang dengan interest yang spesifik yang relevan dengan program komunikasi,” ungkapnya.
Stakeholder tak sekedar pendukung pasif namun membantu penentu kesuksesan program komunikasi. Keterlibatan dalam diskusi untuk memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap program yang akan dilaksanakan.
“Yang pertama teman-teman perlu menyamakan persepsi dulu terkait dengan program komunikasi yang akan dijalankan. Kemudian yang kedua adalah menyampaikan tujuan yang jelas kepada mereka. Sehingga mereka tahu bagaimana mereka bisa berkontribusi secara strategis dalam program komunikasi teman-teman,” tambahnya.
Komunikasi Internal untuk Efisiensi Pelaksanaan
Hal sederhana yang kerap terabaikan adalah komunikasi internal. Padahal komunikasi efektif internal adalah pondasi utama dalam menjalankan program komunikasi. Metode partisipatoris sejak awal perencanaan menjadi kunci utama.
“Komunikasi internal ini juga sangat krusial dalam keberhasilan program komunikasi. Banyak sekali teman-teman tidak memperhatikan signifikansi dari perencanaan komunikasi internal ini. Padahal inilah yang akan sangat berperan penting kepada kelancaran seluruh proses program komunikasi. Teman-teman harus establish dulu proses kerja yang partisipatoris dari awal, mulai dari tahapan perencanaan program,” ucapnya.
Pendekatan tersebut krusial untuk membangun kedekatan personal, rasa kepemilikan bersama, hingga keterbukaan.
“Dari proses yang partisipatoris itu akan muncul perasaan bahwa program ini milik bersama seperti itu. Sehingga akan tercipta keterbukaan komunikasi yang berkualitas baik seperti itu. Nah kualitas keterbukaan informasi ini juga sangat berperan pada tingkat kolaborasi antar anggota tim seperti itu. Ketika tingkat kolaborasi nya tinggi, maka seluruh proses program komunikasi dapat dijalankan dengan baik,” tandasnya.











