Tag Archive for: pengajian

Reading Time: 2 minutes

Why do prayers often go unanswered? How to make it easier for prayers to have the possibility of being answered? These questions often arise in every human effort to pray to the divine. Sometimes people don’t know when their prayers will be answered and how their efforts and endeavors can produce the expected results.

Imam Mujiono, a lecturer, said at the FPSB UII Grand Recitation, expressed the same thing in the context of the 27th Milad of FPCS UII. The event, which was held on Saturday, May 28, 2022, occupies at the FPCS UII Mosque, which has just been renovated for three days. This recitation program was conducted in a hybrid way (online via Zoom and Youtube broadcast live by UII Communications Department, Online TV “Ikonisia TV” and offline at the Mushola).

Ud’uuni astajib Lakum (Almu’min: 60) and Fal Yastajibuu lii wa Yu’min Billah (Al Baqarah: 186). If you want prayers to be heard, the key is to follow this verse of Allah,” said Imam Mujiono, a Lecturer in the Program Islamic Religious Education Studies, Faculty of Islamic Studies, UII.

According to Imam, people often want something but do not understand why prayer does not come true. “Even though the SOP in Islam is clear. If you want something, pray to me,” said Imam. “The word ‘me’ is referring to Allah. Not referring to the magician, not to shamans, not to superiors, etc.”

Then the next thing is to carry out the commandments of Allah. Each order, according to Imam, means SOP (Standard Operational Procedure). “Follow the SOP. If you want to make a stall that sells well, make an SOP so that people are interested in coming,” said Imam. The stalls should be clean, and the service should be polite, the prices are cheap, and don’t forget to ask Allah, the owner of the fortune, not the traditional healer or shaman, said Imam.

Then after that, humans are asked to believe and believe in the provisions of Allah. “So, pray that don’t hesitate to Allah. You must be sure that You will achieve everything you ask to God,” he added.

Continue reading click here

 

Reading Time: < 1 minute

Mengapa doa sering tidak terkabul? Bagaimana agar doa lebih mudah memiliki kemungkinan terkabul? Beberapa pertanyaan itu sering mengemuka dalam tiap upaya manusia memanjatkan doanya pada ilahi. Kadang manusia hanya tidak tahu kapan doanya terkabul, dan bagaimana bisa upaya dan ikhtiarnya berbuah hasil sesuai yang diharapkan.

Begitu pula yang diungkapkan oleh Imam Mujiono, penceramah dalam Pengajian Akbar FPSB UII dalam rangka Milad ke-27 FPSB UII. Acara yang diselenggarakan pada Sabtu 28 Mei 2022 ini menempati Mushola FPSB UII yang baru saja tiga hari selesai direnovasi. Acara pengajian ini dilaksanakan secara hybrid (daring via Zoom dan Youtube disiarkan langsung oleh TV Daring Komunikasi UII “Ikonisia TV” dan luring di Mushola).

“Ud’uuni astajib lakum (Almu’min: 60) dan Fal Yastajibuu lii wa Yu’min Billah (Al Baqarah: 186). Jika ingin doa didengar maka kuncinya ikuti ayat Allah ini,” kata Imam Mujiono yang juga adalah Dosen di Program Studi Pendidikan Agama Islam, FIAI UII.

Menurut Imam, seringkali manusia menginginkan sesuatu tetapi tidak paham mengapa doa tidak kunjung maqbul. “Padahal SOP nya di islam sudah jelas. Kalau ingin sesuatu, berdoalah padaku,” kata Imam. “Ku ini merujuk pada Allah. Bukan merujuk pada pesugihan, bukan pada dukun, bukan pada atasan, dll.”

Lalu yang berikutnya adalah melaksanakan perintah-perintah Allah. Setiap perintah itu, menurut Imam, berarti SOP (Standar Operational Procedure). “Ikuti SOP nya. Mau bikin warung laris, ya bikin SOP sehingga orang tertarik datang,” kata Imam. Warungnya bersih, pelayanan sopan, harganya murah, dan jangan lupa memohon pada Allah sang pemilik rejeki, bukan pada dukun pesugihan, kata Imam.

Lalu setelah itu, manusia diminta yakin dan beriman pada ketentuan Allah. “Jadi, berdoa itu Jangan ragu-ragu pada Allah, harus yakin tercapai,” tambahnya.

Tulisan lanjutan baca klik di sini

Reading Time: 2 minutes

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia mengadakan:

Ngaji Komunikasi “Fenomenologi Hikmah Pandemi Covid-19”

Pada Rabu, 4 November 2020 jam 13.00-14.45 WIB Via Zoom Meeting  (http://bit.ly/PengajianIlkom)

Bersama Prof Dr Deddy Mulyana MA dan Ustadz Ridwan Hamidi, Lc, M.P.I, MA

***************************************************************************************************

Bagi Muslim, setiap kondisi yang dihadapi, baik baginya. Syukur dan sabar selalu menjadi sikap hidup positifnya. Termasuk dalam menghadapi musibah. Selalu ada hikmah dari setiap musibah yang ditakdirkan Allah Ta’ala terjadi di muka bumi. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda :

 

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

 

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).

 

Musibah menjadi ujian untuk orang-orang beriman agar tetap berada dalam kesabaran, tidak putus asa dari rahmat Allah dan tetap konsisten dalam beragama, termasuk menjadi semakin taat dan takut kepada Allah Ta’ala, sebagaimana firmanNya :

 

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا

 

Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (QS. Al-Israa: 59)

 

Menarik untuk mengkaji bagaimana hikmah Covid-19 dari sisi Fenomenologi komunikasi. Fenomenologi Komunikasi mengamati gejala sosial yang muncul dari setiap proses komunikasi yang terjadi di tengah masyarakat. Termasuk mempelajari suatu fenomena dengan cara dan keunikan dari sisi orang-orang yang diamati. Bagaimana fenomenologi pengalaman orang-orang yang menghadapi kondisi terpapar Covid-19, mengatasi situasi ketakutan, mengelola optimisme untuk sembuh dan bangkit, hingga fenomenologi kematian karena Covid-19 ?

 

Prof Dr.Deddy Mulyana, MA sebagai guru besar komunikasi yang banyak melakukan penelitian Komunikasi Antarbudaya dan Komunikasi Kesehatan dengan perspektif Fenomenologi InsyaAllah akan berbagi hasil refleksi dan penelitian terbaru terkait Covid-19.

 

Dari perspektif Islam, penting untuk dikaji bagaimana Islam memandang musibah, apa hikmah yang bisa didapatkan dari musibah, bagaimana sikap yang tepat menghadapi musibah, bagaimana Pandemi Covid-19 bisa dijadikan sebagai momentum yang tepat untuk muhasabah (introspeksi diri), zikrul maut (mengingat kematian) dan muraqabah (merasa dekat dan diawasi  Allah Ta’ala).

 

Ustadz Ridwan Hamidi, Lc, M.P.I, MA diharapkan dapat memberikan pencerahan dan taushiyah tentang hikmah Covid-19 dalam perspektif Islam.

***************************************************************************************************

Berikut Dokumentasi