Tag Archive for: ilmu komunikasi

Alumni

Alumni Ilmu Komunikasi UII yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya menggelar event fun football sebagai ajang silaturahmi. Event bertajuk “Datang, Tendang dan Guyub” sukses mengumpulkan 28 alumni untuk bermain sepak bola bersama pada 18 Mei 2024 di STR Mini Soccer Arena Jalan Ampera, Cilandak, Jakarta Selatan.

Momen pertemuan alumni lintas generasi ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di luar Yogyakarta. Tujuannya sederhana, yakni menjalin silaturahmi sebagai kesatuan alumni Ilmu Komunikasi UII.

Ridho Alfian Alumni Ilmu Komunikasi UII Angkatan 2014 selaku Ketua Panitia berharap selain ajang silaturahmi, ia berharap momen pertemuan ini menjadi ruang saling bertukar pengalaman dan membangun relasi yang lebih solid.

“Bahwa diharapkan dengan dimulainya kegiatan ini, adek-adek dan abang-abang bisa lebih saling mengenal kembali bahwa ada keluarga Komunikasi UII di Jakarta sebagai wadah pertemanan dan bertukar pengalaman dalam konteks apapun sebagai satu kesatuan almamater Keluarga Ilmu Komunikasi UII,” ujarnya.

Kegiatan ini disambut positif salah satu alumni angkatan 2011, Ramzy Hamzah berharap kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi pertemuan rutin.

“Ajang kegiatan ini positif, harapannya bisa dilakukan rutin 2 bulan atau 3 bulan sekali, agar bisa lebih berkembang dan merangkul banyak temen-temen Komunikasi,” tambah Ramzy.

Seperti pertandingan pada umumnya, pertandingan fun football yang berlangsung selama 120 menit berjalan seru. Format 3 team dibagi dengann acak setiap pemaiin di angkatan, ini merupakan cara juga untuk memacu jalinan awal untuk mengenal satu sama lain yang terpaut jauh angkatannya.

Keseruan tersebut juga diungkapkan Rozi Ismawanto, alumni angkatan 2015 yang baru setahun di Jakarta itu mengungkap tak menyesal karena seru dan menambah relasi.

“Ya ku suka kali agenda-agenda mini soccer ini, rasanya senang ada keluarga Ilmu Komunikasi yang sudah lama tak jumpa, saling lebih mengenal dan mampu menjalin banyak relasi di setiap angkatan, apalagi buat aku pribadi sangat senang,” ujarnya.

Rencana pengurus dan panitia kegiatan olahraga selanjutnya akan dipersiapkan lebih matang dengan konsep yang lebih menarik dengan selingan diskusi hingga cabang-cabang olahraga lainnya.

 

Academic Leader

Salah satu dosen Prodi ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) yakni Prof. Dr. rer. soc. Masduki, S.Ag., M.Si., MA terpilih sebagai peserta terbaik 2 Kategori Dosen Bidang Sosial Humaniora dalam Anugerah Academic Leader LLDIKTI Wilayah V pada 16 Mei 2024 di Yogyakarta.

Academic Leader (AL) merupakan bentuk anugerah dari Pendidikan Tinggi terkait Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, dimana dosen sebagai pemimpin keilmuan yang visioner dan menginspirasi dosen muda dan mahasiswa melalui karya inovatif yang bermakna nyata baik secara akademik maupun kebermaknaan bagi pembangunan masyarakat dan bangsa.

“Kita bersyukur dari Prodi ada dosen yang mendapat apresiasi dari eksternal dalam hal ini LLDIKTI wilayah V yang menganugerahkan Academic Leader atau role model dalam pencapaian akademik,” ujar Prof. Masduki setelah menerima Anugerah Academic Leader.

Berawal dari Sekprodi Ilmu Komunikasi UII, Ratna Permata Sari, S.I.Kom, M.A. yang menunjuknya langsung untuk mewakili Prodi sebagai bentuk partisipasi.

“Bagi saya yang saya terima dari LLDIKTI tadi siang menurut saya mengejutkan karena saya berfikir hanya mengisi borang diminta oleh Pak Rektor kemudian juga Ibu Sekprodi semata-mata untuk berpartisipasi namun ternyata dinilai oleh tim dianggap menonjol (pencapaian akademik) dalam 5 tahun terakhir,” tambahnya.

Beliau menyebut jika beberapa kriteria penilaian meliputi karya-karya publikasi di jurnal, penulisan buku, hingga riset-riset dan yang paling utama adalah inovasi yang kita tekuni selama ini. Berdasarkan pengalaman Prof. Masduki, selain melakukan pekerjaan utama sebagai pengajar di kampus beliau juga melakukan berbagai pekerjaan di luar kampus yang mampu meningkatkan kompetensi.

“Jadi kalau boleh saya ceritakan bahwa apa yang saya kerjakan baik di kampus di luar kampus beberapa tahun terakhir terhubung dengan kompetensi sebagai peneliti dalam bidang media dan jurnalisme yang itu tidak semata-semata hanya mengajar di kelas tapi juga memberikan pelatihan, memberikan pengembangan untuk teman-teman dosen yang lain dalam hal publikasi dan saya terlibat dalam beberapa riset yang berkaitan dengan media dan jurnalisme yang muaranya bukan hanya publikasi tapi juga berupa draft rancangan undang-undang dan proses advokasinya hingga komisi 1 DPR itu yang disebut pengabdian masyarakat yang berdampak bagi kebijakan,” tandasnya.

Dengan adanya program apresiasi ini harapannya pada tahun-tahun selanjutnya dosen-dosen dari Prodi Ilmu Komunikasi UII bisa turut berpartisipasi dan meraih penghargaan yang sama atau lebih tinggi lagi.

“Pemilihan Pak Masduki itu langsung, karena saya berfikir beliau yang paling tepat dan itu benar-benar bertepatan pada momen Idul Fitri. Alhamdulillah beliau bersedia,” ungkap  Sekprodi Ratna Permata Sari, S.I.Kom, MA.

Riset

Ilmu Komunikasi merupakan jurusan yang cukup populer di Indonesia, hal ini terbukti dari jumlah peminat pada Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024. Data yang disebutkan oleh Databoks Katadata menempatkan jurusan Ilmu Komunikasi pada deretan tiga teratas dengan persaingan ketat di beberapa universitas.

Popularitas ini ternyata tak cukup imbang dengan ragam riset dari jurusan Ilmu Komunikasi. Salah satu konten reel Instagram milik Alwi Johan Yogatama atau @alwijo yang diunggah pada 22 Maret 2024 mendapat respons masif dari netizen.

Konten tanya jawab judul skripsi pada momen wisuda salah satu universitas ternama di Jawa Barat itu seolah mewakili riset-riset jurusan Ilmu Komunikasi, Jurnalistik, dan Media yang cenderung itu-itu saja.

Video yang telah ditonton lebih dari 900 ribu pengguna Instagram tersebut menuai komentar bernada negatif. Sebagain besar menilai jika judul tersebut terlalu mudah dan tidak berbobot.

“Pada gak berbobot ya skripsinya, Mahal2 biaya kuliah, skripsi unfaedah,” tulis akun @aa.irone.

“kok judul skripsi org kykny gmpg bgt yah,” tambah akun @diki_latu_har_hari.

“Hhmmm… Bangga kah bikin skripsi judul kek gituaan,” seru akun @kamakafi_patria.

Kelima mahasiswa dalam mahasiswa itu menyebutkan judul skripsinya adalah representasi dari sebuah film. Mulai dari anime One Piece hingga film Ngeri-ngeri Sedap yang sempat trending beberapa tahun lalu.

https://www.instagram.com/reel/C4zmeCUPDuF/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==

Merujuk pada riset The Dark Side of Communication Studies in Higher Education of Indonesia yang ditulis oleh Prof Masduki, dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) pada jurnal ASPIKOM menunjukkan iklim akademik Ilmu Komunikasi di Indonesia selama 20 tahun terakhir stagnan. Runtuhnya sistem politik otoriter Orde baru 1998 tak mengubah iklim akademik menjadi lebih bebas. Sementara inovasi cukup terbatas yakni hanya pada kurikulum atau mata kuliah tertentu.

Riset kualitatif yang dilakukan oleh 60 anggota ASPIKOM menunjukkan tiga kecenderungan antara lain pilihan minat, pilihan nomenklatur program studi atau jurusan, dan fakultas yang menaungi bidang ilmu komunikasi. Paling populer dan diminati adalah Ilmu Komunikasi yang bersifat umum dan holistik, Jurnalistik, dan Hubungan Masyarakat. Sementara riset dan minat di luar ketiganya bercorak kritis tampak rendah.

Tawaran Solusi untuk Riset Komunikasi

Menghadapi iklim akademik dan riset yang disebut itu-itu saja, Holy Rafika Dhona, S.I.Kom, M.A., salah satu dosen Ilmu Komunikasi UII menawarkan solusi yang menarik.

Artikel terbarunya yang berjudul Studi Media dan Komunikasi di Indonesia Stagnan: Perlu Pendekatan Baru pada laman The Conversation menyebut penyebab stagnansi riset komunikasi adalah liberalisasi pada tata kelola universitas. Selama ini pengetahuan komunikasi diartikan sebagai transmisi pesan dan terpusat dalam media sehingga yang dipelajari hal itu-itu saja.

Solusi yang ditawarkan agar riset komunikasi lebih beragam yakni dengan pendekatan materialis. Salah satu profesor komunikasi dari Universitas Grenoble, Prancis yakni Yves De La haye menjelaskan bahwa pendekatan ini sebagai kritik atas pandangan transmisi informasi. Komunikasi dan media tak sekadar transmisi informasi tetapi semua hal termasuk komoditas, orang, hingga ide.

Holy menyebut dengan pendekatan materialis mahasiswa dapat menangkap masalah secara riil dalam msayarakat.

Hal itu dilakukan dengan memperluas area penelitiannya pada subjek-subjek yang diabaikan dalam studi komunikasi selama ini, misalnya pedagang sayur (yang memobilisasi komoditas sayur dari desa ke kota), pedagang jajanan di sekolah-sekolah, petani, nelayan dan seterusnya.

Ia memberi contoh soal branding dalam komunikasi pariwisata, sebut saja fenomena ziarah wali dalam masyarakat Indonesia. Branding selalu mengasumsikan wisata modern dan teknologi, sementara ziarah wali terjadi karena budaya lokal. Dengan pendekatan materialis, fokus dapat dialihkan pada bunga tabur sebagai komoditas ekonomi antara pedagang kecil di tempat zirah hingga medium sakralitas.

Argumen soal pendekatan materialis dalam studi komunikasi tidak hanya menghasilkan keragaman dalam bidang riset tetapi juga sebagai jawaban mengenai fenomena komunikasi dan media bukanlah kepura-puraan yang dilontarkan James W. Carey.

Artikel selengkapnya dapat diakses pada laman berikut:

https://theconversation.com/studi-media-dan-komunikasi-di-indonesia-stagnan-perlu-pendekatan-baru-227325?utm_source=whatsapp&utm_medium=bylinewhatsappbutton

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Diskusi

Pemberdayaan masyarakat marjinal melalui medium fotografi adalah sebuah konsep yang menarik. Fotografi memiliki kekuatan untuk memotret realitas, menyampaikan pesan, dan menginspirasi perubahan sosial.Melalui pelatihan, akses ke peralatan, dan dukungan yang tepat, medium fotografi dapat menjadi alat yang kuat dalam upaya pemberdayaan masyarakat marjinal, memungkinkan mereka untuk memiliki suara dalam narasi mereka sendiri dan menginspirasi perubahan yang lebih besar dalam masyarakat.

Bagaimanakah medium fotografi dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat marjinal? Lalu, Bagaimana kita dapat mengukur dan mengevaluasi dampak dari program pemberdayaan fotografi terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat marjinal?

Ikutilah diskusi mengenai Pemberdayaan Masyarakat Marjinal , Menggunakan Medium Fotografi bersama:

Setyo Manggala Utama

Jum’at, 26 April 2024

⏰ 15.30- selesai

https://uii.zoom.us/j/94586781846?pwd=b

CCCMS 2024

The Conference on Communication, Culture, and Media Studies (CCCMS) is back as an onsite event this year in Yogyakarta, Indonesia, from August 27th to 29th, 2024.

Our main theme, “hybrid,” addresses contemporary challenges within digital and environmental ecosystems. This theme explores the ‘nature-culture’ dichotomy, as discussed by Bruno Latour and Donna Haraway, and examines ‘cultural hybridity’ in post-colonial societies, as proposed by Homi Bhabha.

We welcome diverse interpretations of this theme, spanning from theoretical perspectives, various empirical cases, sites or area-based studies, media forms, communicative and cultural practices, to socio-cultural dynamics.

CCCMS invites papers from around the globe and across various disciplines, including communication and media studies, sociology of media/communication, media anthropology, philosophy, science and technology studies (STS), cultural studies, history of communication, strategic communications, and environmental communication. We look forward to your contributions.

Suggested topics include but are not limited to:

  • Nature–culture tension and relations
  • Historical perspectives on hybridity in communication and media
  • Communication and hybrid culture
  • Popular culture and hybrid media
  • Online-offline performances and its social implication
  • Environmental communication: the hybrid practices and the challenges
  • Communication, media and sustainability
  • Hybrid energy transformation and the media role
  • Hybrid technology in strategic communication
  • Hybridity on IMC (integrated marketing communication)
  • Communication, empowerment and hybridity
  • Social activism through and in hybrid societies
  • Digital journalism in hybrid newsroom and the keep-changing public values
  • Digital divide, hybrid technology and socially-engaged public
  • Posthuman and artificial intelligent (AI) studies
  • Film, multi-platforms viewing practices, and hybrid media
  • Visual culture and hybrid arts
  • Creative media ecosystem: hybrid media and the cultural production
  • Communicating space and place in cultural hybridity
  • The city: hybrid culture, creativity and urban commons
  • Crisis, risk, hazard and disaster in hybrid cultures
  • More-than-human perspective in understanding hybridity of culture

Best Regards,
Chair of 7th CCCMS 2024
Department of Communications
Universitas Islam Indonesia

More information: https://conference.communication.uii.ac.id/

 

Kabar duka

Berpulangnya Prof Muhammad Alwi Dahlan menjadi kabar duka bagi seluruh civitas akademik Indonesia termasuk kolega Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia. Sosok yang dijuluki Bapak Komunikasi Indonesia itu meninggal pada Rabu, 20 Maret 2024.

Meninggal di usia 90 tahun, sosok yang dikenal sebagai tokoh politik sekaligus pakar ilmu komunikasi itu tercatat menjabat sebagai Menteri Penerangan era Presiden Soeharto. Sementara dalam kepakaran Ilmu Komunikasi, Prof Alwi Dahlan menyelesaiakan studi master di Standford University tahun 1962 dan 1967 meraih gelar doktor di Illinois University, Amerika.

Raihan gelar doktor saat itu menempatkan beliau menjadi orang pertama bergelar doktor Ilmu Komunikasi, hal ini membuatnya dijuluki sebagai Guru Besar bidang Komunikasi Massa.

Melansir dari berbagai sumber beliau tercatat menjadi aktivis di berbagai organisasi sosial serta tergabung dalam organisasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, HIPIIS (Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial), serta PERHUMAS (perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia).

Perannya untuk prodi Ilmu Komunikasi UII dan Indonesia

Prof Alwi Dahlan juga turut menjadi tokoh berpengaruh dalam perkembangan Program Studi Ilmu Komunikasi UII. Hal ini dikisahkan oleh Prof Masduki dan Kaprodi Ilmu Komunikasi UII yakni Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D.

Bagi Prof Masduki, kepergian Bapak Komunikasi Indonesia meninggalkan pelajaran berharga bagi akademisi di Indonesia terutama bidang Ilmu Komunikasi.

“Atas nama pribadi dan Prodi Ilmu Komunikasi UII menyampaikan duka cita mendalam karena almarhum bisa dikatakan sebagai salah satu tokoh yang berkontribusi dalam pendirian dan pengembangan prodi Ilmu Komunikasi UII. Kita sangat kehilangan sosok yang nyaris sempurna untuk menjadi role model dalam karier dan peta jalan yang harus ditempuh oleh para akademisi komunikasi di Indonesia,” ujar Prof Masduki.

Pada awal pendirian Prodi Ilmu Komunikasi UII, Prof Alwi Dahlan turut memberikan sumbangsih pemikiran-pemikiran yang progresif terlebih pada bidang kajian manajemen media kala itu. Tercatat pada tahun 2009 beliau menjadi narasumber kegiatan rutin yang dilakukan Prodi Ilmu Komunikasi bertajuk “SiNAMA”.

“Waktu itu Prodi Ilmu Komunikasi UII menyelenggarakan simposium kajian-kajian manajemen media di Indonesia. Salah satu ciri khas Prodi Ilmu Komunikasi di awal masa berdirinya adalah konstentrasi manajemen media sebagai keunggulan. Untuk membuktikan keunggulan itu, kita didukung oleh para praktisi di bidang manajemen media, seperti almarhum Pak Amir Effendi Siregar dan juga Pak Alwi Dahlan. Beliau membantu menjadi pembicara dari forum-forum yang diadakan Prodi Ilmu Komunikasi di awal berdiri, salah satunya SiNAMA itu. Selain sebagai narasumber, beliau juga bersedia memberikan sumbangsih saran untuk pengembangan Prodi Ilmu Komunikasi. Beliau juga rekan dekat Pak Amir Effendi Siregar, salah satu pendiri Prodi Ilmu Komunikasi UII. Saat itu saya baru selesai S2 dari Univeritas Indonesia sehingga cukup dekat dengan Pak Alwi Dahlan yang telah mengajar saya langsung selama dua semester,” terang Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D.

Menempuh studi di Amerika, menjadikan pengembangan Prof Alwi Dahlan bidang Ilmu Komunikasi menjadi kiblat kajian komunikasi di Indonesia.

“Ada tiga hal yang bisa kita lihat istilahnya Bapak Ilmu Komunikasi Indonesia terutama yang menganut mazhab Amerika karena pendidikan S3 beliau di Amerika dan kembali ke Indonesia kemudian pengembangan-pengembangan kajian Komunikasi, khususnya di UI sehingga menjadi kiblat kajian komunikasi di Indonesia, maka otomatis dia yang mempengaruhi mayoritas penyelenggaraan akademik Ilmu Komunikasi di seluruh Indonesia,” jelas Prof Masduki.

Hal menarik lainnya, selain menjadi akademisi pihaknya juga terjun pada politik pemerintahan. Posisi strategis ini membuatnya berperan sebagai pengambil keputusan dalam suatu kebijakan.

Soal gaya mengajarnya juga patut dikagumi, pribadinya yang rendah diri dan humble membuat para proses pengajaran yang efektif.

“Kita belajar banyak gaya beliau mengajar, intensitas dalam mengembangkan ilmu beliau juga orang yang sangat peduli dengan para mahasiswanya baik yang ada di Jakarta maupun di kota-kota lain. Khususnya Prodi Ilmu Komunikasi adalah orang yang hadir di beberapa kegiatan konferensi manajemen media, kemudian kuliah umum. Guru yang humble, yang consent dengan mahasiswa yang hari ini sulit menemukan pengganti beliau,” ungkapnya.

Hal ini juga dibenarkan oleh Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., yang berkesempatan menjadi mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi di UI. Baginya pengalaman yang dilalui Prof Alwi Dahlan dalam berbagai lintas zaman memberikan banyak perspektif.

Ditambah kajian komunikasi bermazhab Amerika atau positivistik memiliki pendekatan determinisme teknologi yang sangat kuat membuatnya tidak gaptek dengan perkembangan teknologi.

“Yang membuat saya merasa beruntung pernah diajar langsung karena saya melihat sendiri keunikan Pak Alwi beliau sangat update dengan perkembangan teknologi komunikasi, bahkan pemahamannya tentang perspektif teoretik perkembangan teknologi dalam Ilmu Komunikasi melampaui anak-anak muda. Biasanya kalau senior dianggap gaptek, beliau sangat maju dalam hal teknologi komunikasi,” jelasnya.

“Uniknya, beliau banyak mengoreksi tugas-tugas kuliah kami dan memberikan feedback secara langsung. Saya merasa kehilangan salah satu tokoh yang saya kagumi karena dedikasinya yang luar biasa,” tambahnya.

Profil Prof Muhammad Alwi Dahlan

Nama: Muhammad Alwi Dahlan

Tempat tanggal lahir: Padang, 15 Mei 1933

Pendidikan:

  1. SR Adabiah 1 Padang (1946)
  2. SMP Bukittinggi (1950)
  3. Fakultas Ekonomi UI Jakarta (Tidak selesai, 1958)
  4. American University, (Gelar Sarjana, 1961)
  5. Stanford University, (Gelas Master 1962)
  6. Illionis University, (Gelar Doktor 1967)

Karier:

  1. Menteri Penerangan
  2. Asisten Menteri Negara bidang Keserasian Kependudukan, Lingkungan, dan Kependudukan
  3. Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
  4. Penulis Skenario

Beliau tercatat tak menyelesaikan studi sarjanananya di UI, hingga akhirnya pindah ke Amerika untuk menyelesaikan studi bidang Jurnalistik di American University pada tahun 1961.

Selain bidang Ilmu Komunikasi, ia juga aktif dalam pembuatan skenario film, salah satu karyanya adalah Harimau Tjampa, Tiga Dara, dan banyak lainnya. Tak hanya menulis untuk scenario film, karya buku anak berjudul Pistol Si Mancil dan Jenderal Kancil juga membawanya dikenal sebagai pengarang legendaris.

 

 

UIIPeduli

Bencana banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah sejak 9 Februari 2024 mulai berangsur surut. Namun hingga kini sebagian masyarakat masih belum mampu melakukan aktivitas secara normal karena ketinggian air di beberapa lokasi masih setinggi 30 sentimeter.

Universitas Islam Indonesia melalui UIIPeduli melakukan penyaluran donasi ke tiga titik lokasi yakni Desa Undaan Kidul, Desa Tugu Ngemplik, dan Desa Kedung Banteng yang terletak di Kecamatan Karanganyar, Demak. Penyaluran donasi dilakukan oleh beberapa relawan dari Prodi Ilmu Komunikasi UII pada Minggu, 18 Februari 2024.

UIIPeduli

Penyaluran Donasi ke bencana Demak
Doc: Laboratorium Ilmu Komunikasi UII

Salah satu dosen Prodi ilmu Komunikasi UII, Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom., bersama dengan staf laboran dan prodi, yang berkecimpung dalam aktivitas pemberdayaan di wilayah Demak melakukan inisiatif untuk turun ke lokasi terdampak.

“Kegiatan penyaluran donasi UIIPeduli banjir Demak dilakukan di 3 titik daerah yang belum mendapat bantuan, termasuk bantuan untuk penyintas disabilitas. Kegiatan ini bekerjasama dengan yayasan kelompok perempuan nelayan Puspita Bahari dan relawan penyintas disabilitas. Bantuan berupa barang-barang untuk recovery pasca banjir seperti kasur, perlengkapan solat, selimut, handuk, pakaian dalam, alat-alat kebersihan, dan lain-lain,” jelasnya.

Berdasarkan laporan dari badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat setidaknya 25 desa yang tersebar di tiga Kecamatan Karanganyar, Gajar, dan Mijen yang masih terendam banjir. (update 17 Februari 2024)

UIIPeduli

Penyaluran Donasi ke bencana Demak
Doc: Laboratorium Ilmu Komunikasi UII

Bencana banjir di Kabupaten Demak terjadi karena jebolnya tanggul Sungai Wulan, akibatnya sebanyak 24.359 jiwa yang tersebar di 135 titik harus diungsikan di beberapa tempat yang aman seperti Gedung sekolah hingga aula.

“Kenapa bisa banjir karena tanggul sungai yang jebol sehingga menggenangi sawah berhektar-hektar dan kampung-kampung di pinggir tanggul. Ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. Untuk Desa Undaaan Kidul dan Tugu Ngemplik warga masih di rumah tertahan banjir, yang di Kedung Banteng sudah menyebar di beberapa titik pengungsian,” jelas Bayu Prabowo relawan dari prodi Ilmu Komunikasi UII yang turun ke lokasi bencana.

Sebagai informasi program UIIPeduli merupakan gagasan untuk menyediakan wadah donasi terintegrasi bagi sivitas akademika UII dan masyarakat umum untuk membantu penanganan bencana alam dan kemanusiaan baik di tanah air maupun luar negeri.

Melalui UIIPeduli, warga dan sahabat UII terus menjaga kepedulian terhadap berbagai bencana alam dan kemanusiaan yang terjadi, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Inisiatif program UIIPeduli yang dimulai pada Agustus 2018.

 

Wisuda

Pelaksanaan wisuda pada Sabtu, 27 Januari 2023 menjadi momen istimewa khususnya untuk para wisudawan dan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia. Lantas apa saja hal Istimewa tersebut?

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Universitas Islam Indonesia sebanyak 717 wisudawan yang terdaftar pada periode 3 Tahun Akademik 2023/2024. Wisuda dilaksanakan pada 27 Januari dan 28 Januari 2023. Prodi Ilmu Komunikasi yang tergabung pada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya mendapat giliran pada pada tanggal 27 Januari bersama beberapa fakultas lain yakni Bisnis dan Ekonomika, Teknik Sipil dan Perencanaan, serta Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam.

Dua hal paling berkesan pada pelaksanaan tersebut antara lain, jumlah wisudawan dari Prodi Ilmu Komunikasi mendominasi di FPSB yakni sebanyak 35 wisudawan. Pencapaian ini tentu menjadi prestasi yang perlu dipertahankan.

Ketua prodi Ilmu Komunikasi UII, Iwan Awaluddin Yusuf, S.IP., M.Si., Ph.D., menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Tak hanya itu pihaknya berharap kesuksesan menyertai para wisudawan.

“Wisudawan dari Ilmu Komunikasi di tingkat Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya jumlahnya paling banyak 35 orang. Sehingga kami bisa mengatakan pencapaian ini mudah-mudah terus baik lagi bagi Prodi untuk meluluskan wisudawan dan tentu saja untuk wisudawan selain ucapan selamat saya selaku Ketua Program studi juga berharap kesuksesan menanti kalian. Untuk yang bekerja, melanjutkan studi, maupun rencana-rencana lainnya,” harapnya.

Tak hanya itu, momen Istimewa lain datang dari salah satu wisudawati Prodi Ilmu Komunikasi yakni Luna Ananda Gusta, dirinya ditunjuk menjadi perwakilan wisudawan untuk memberikan sambutan di depan wisudawan dan para wali.

“Wisuda kali terasa Istimewa untuk Prodi, karena wisudawan dari Prodi ilmu Komunikasi mewakili menyampaikan kata sambutan mewakili para wisudawan,” tambah Kaprodi Ilmu Komunikasi UII.

Dalam kesempatan berbeda Luna, sapaan akrabnya juga menyampaikan ras syukurnya setelah melewati studi di prodi ilmu Komunikasi UII. Ia menyebut banyak pengalaman luar biasa yang tentu akan menjadi bekalnya menyambut masa depan.

“Rasa Syukur yang tiada henti bisa berkuliah di prodi Ilmu Komunikasi UII. Mendapat banyak pengalaman yang luar biasa selama menjadi bekal untuk menghadapi masa yang akan datang dan tentunya menantang. Banyak ilmu yang saya dapat selama proses perkuliahan baik segi akademik maupun non akademik yang sangat membantu saya dalam menghadapi dunia kerja,” ungkap Luna.

Dari 35 wisudawan Prodi Ilmu Komunikasi UII peraih IPK tertinggi adalah Muhammad Elroy Arsy yakni 3,89, lalu disusul Rifka Annisa Hidayati 3,86, dan Luna Ananda Gusta 3,84.

Daftar Wisudawan Prodi Ilmu Komunikasi UII

1.     Wahyu Setiani
2.     Muhammad Ramadhani Pradana
3.     Rissa Dwi Indah Syahputri
4.     Yurdhika Anna Ridwan
5.     Marsel Supianto
6.     Anggita Cahya Pratiwi
7.     Winesti Rahayu
8.     Raja Indra Bangsawan
9.     Rohaizha Anindhita
10.  Salwa Putri Nabilah
11.  Falha Kaysa
12.  Rifka Annisa Hidayati
13.  Naufal Rafif Febrian
14.  Roro Indah Sri Lestari
15.  Maitsa Safira Nuraini
16.  Muhammad Elroy Arsy
17.  Rahmadhani
18.  Luna Ananda Gusta
19.  Farira Zahra Putri
20.  Diko Naufal Milenio
21.  Muhammad Hanif Fais
22.  Della Septiana Sylva
23.  R. Wisnu Bayu Santiko
24.  Bima Wahyu Pramudya
25.  Aliefia Risha Az-Zahra
26.  Tri Lufajar Aditiya
27.  Fadzlurrahman Alqadri
28.  Kusuma Syah Alam
29.  Desti Ramadhani
30.  Ahmad Windy Rinaldy
31.  Tasya Shiffa Kamila
32.  Dwiki Arie Harnoko
33.  Vina Ndaru Salasia
34.  Putri Rosenda Uswatun Khasanah
35.  Fachrul Julian

Itulah deretan momen Istimewa terkait pelaksanaan wisuda periode 3 Tahun Akademik 2023/2024. Bagi kamu yang sedang mempersiapkan kelulusan semangat ya Comms.

Google doodle

Ilustrasi yang ditampilkan dalam Google Doodle hari ini adalah sosok yang tak asing dalam dunia perfilman Indonesia. Aminah Cendrakasih yang ikonik dengan sebutan Mak Nyak pada serial Si Doel.

29 Januari 2024 menjadi momentum peringatan hari lahir Aminah Cendrakasih sebagai tokoh perfilman lintas zaman. Dalam ilustrasi Google Doodle digambarkan seorang Aminah versi Mak Nyak dengan kerudung khasnya yang dibingkai televisi jadul.

Tercatat Aminah lahir di Magelang, 29 Januari 1938 dan wafat pada 21 Desember 2022. Namanya telah melejit dengan membintangi sekitar 120 film selama hampir 50 tahun terakhir.

Dedikasinya di dunia perfilman Indonesia patut menjadi inspirasi, bahkan pada momen sakitnya ia masih bersedia membantu Rano Karno dalam projek film Si Doel The Movie pada tahun 2019.

Dalam ingatan penonton, Aminah merupakan tokoh cerdas yang sangat menghibur. Atas keberhasilannya ia meraih dua Lifetime Achievement Awards dari Festival Film Bandung dan Penghargaan Film Indonesia.

Bicara soal film, ada banyak aspek yang bisa dipelajari dari bidang ini mulai dari akting, teknik pembuatan film mulai dari penulisan naskah hingga eksekusi. Salah satu ruang yang bisa dimanfaatkan bagi kamu yang tertarik dengan dunia film adalah memilih kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi.

Ilmu Komunikasi memiliki kajian media yang memfasilitasi bakat mahasiswa yang tertarik di dunia perfilman. Salah satunya Jurusan Ilmu Komunikasi UII yang telah terakreditasi Unggul memiliki mata kuliah khusus seperti kajian Film dan Media layar, Foto dan Film Dokumenter, Animasi Digital dan berbagai mata kuliah lain yang kinier dengan dunia film. Selengkapnya dapat diakses pada laman berikut https://communication.uii.ac.id/program-studi/#tab-id-12.

Selain mata kuliah yang mendukung, fasilitas dan fasilitator juga cukup menunjang. Seperti laboratorium khusus yakni laboratorium audio visual, laboratorium audio, dan laboratorium fotografi dan multimedia.

Belajar Film dengan memilih Jurusan Ilmu Komunikasi

Menariknya tak hanya teori yang akan didapatkan, mahasiswa akan melakukan praktik langsung dengan para fasilitator yang telah ahli di bidangnya. Salah satu Laboran Prodi Ilmu Komunikasi UII aktif memproduksi berbagai karya film dokumenter dan kerap melibatkan para mahasiswa. Bahkan salah satu karyanya yang berjudul The Independence Day: Between Tears and Laughters raih nominasi pada Festival Film Indonesia 2023 enam deretan nominasi film dokumenter pendek terbaik.

Keseriusan dalam bidang film juga dibuktikan oleh deretan dosen dan staf Prodi ilmu Komunikasi UII melalui berbagai program, salah satunya adalah Kaliurang Festival Hub yang mulai berjalan pada tahun 2023. Event ini merupakan ruang interaksi publik dari berbagai penjuru, tidak hanya mereka yang berkecimpung dalam dunia perfilman dan penikmat film, melainkan juga publik secara umum yang berada di Yogyakarta.

Bahkan, setelah menyelesaikan teori dan praktik pada masa perkuliahan mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih menyelesaikan tugas akhir dengan berbagai projek salah satunya dengan memproduksi film. Salah satu alumni Prodi Ilmu Komunikasi UII yang sukses menjadi film maker dan menembus festival internasional. Ia adalah Muhammad Heri Fadli lewat passionnya, berkesempatan menyinggahi beberapa negara. Kisahnya bahkan viral pasca Mas Menteri umumkan skripsi bukan satu-satunya syarat lulus, karena ternyata Prodi Ilmu Komunikasi UII telah lebih dahulu menerapkan kebijakan tersebut sejak tahun 2015. Kisah selengkapnya dapat diakses pada laman ini https://communication.uii.ac.id/lulus-lewat-jalur-proyek-film-dokumenter-alumni-ilmu-komunikasi-uii-sukses-bawa-karyanya-ke-kancah-internasional/

Tertarik terjun di dunia perfilman? Informasi detail terkait jurusan Ilmu Komunikasi UII dapat diakses melalui laman communication.uii.ac.id.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

AI

Fakta terbaru terkait artificial intelligence (AI) kembali hangat diperbincangkan oleh beberapa CEO di Amerika. Menariknya upah manusia ternyata lebih murah di beberapa pekerjaan dibandingkan dengan AI.

Sebelumnya, banyak dari pekerja di seluruh dunia mengkhawatirkan posisinya akan tergeser oleh kehebatan AI, namun riset terbaru dari Massachusetts Institute of Technology menyebut hanya 23% pekerjaan dengan upah dolar yang dapat digantikan secara efektif oleh AI.

Mengutip dari laman Bloomberg, salah satu bentuk kerja yang dibandingkan yakni bidang desain visual yang menyebut bahwa penggunaan bantuan AI lebih mahal dalam segi operasional dibandingkan jika dikerjakan oleh manusia.

Sementara pekerjaan yang sangat memungkinkan untuk dikerjakan oleh AI dengan biaya yang relatif terjangkau adalah industri di bidang retail dan warehousing serta perawatan kesehatan. Menurut data yang disebutkan oleh pihak MIT Walmart dan Amazon paling terbantu dengan keunggulan yang dimiliki AI.

Tingginya biaya operasional dalam pengembangan AI menjadi isu yang disoroti baru-baru ini, Sam Altman CEO OpenAI tengah lakukan kerjasama dengan beberapa investor untuk memenuhi biaya produksi fabrikasi chip.

Tak hanya OpenAI, beberapa aktor yang mengembangkan DeepMind Google kini tengah melakukan komunikasi dengan investor terkait pembentukan startup AI di Paris. Selanjutnya ada Jansen Huang CEO Nvidia yang tengah aktif melakukan kunjungan ke kantor-kantor di Tiongkok demi menyiasati pembatasan pasokan chip ke AS.

Artinya perjalanan AI di tahun 2024 dinilai tak mulus, meski di tahun 2023 banyak fenomena yang berujung pada dugaan potensi AI mampu menggeser pekerjaan manusia. Tak hanya itu, Juli 2023 riset dari Univercity of Montana menyebut jika AI memiliki kemampuan kreatif 1% lebih tinggi dari manusia dalam bidang orisinalitas. Selengkapnya dapat dibaca melalui artikel berikut https://communication.uii.ac.id/benarkah-ai-terbukti-lebih-kreatif-dibanding-manusia/

AI memang tengah gencar dikembangkan, Forbes menyebut bahwa persiapan yang perlu dilakukan oleh industri dan perusahaan di tengah ketergantungan AI dan pergeseran budaya adalah memprioritaskan peningkatan keterampilan tenaga kerja dengan berinvestasi di berbagai program pendidikan, pelatihan dengan para profesional. Tak hanya itu untuk menghadapi era ini dibutuhkan berbagai pandangan strategis, pertimbangan etis, dan komitmen terhadap inklusivitas.

Setidaknya ada empat gagasan yang dipublish pada laman University of Sheffield, Professor Tony prescott dan Dr Stuart Wilson dari department of Computer Science menyebut jika AI tak akan mampu menyamai otak manusia. Berikut bebrapa ringkasan terkait gagasan tersebut:

“Sistem AI tidak mungkin mendapatkan kognisi seperti manusia, kecuali jika sistem tersebut terhubung ke dunia nyata melalui robot dan dirancang menggunakan prinsip-prinsip evolusi.”

“Sistem AI saat ini, seperti ChatGPT, menyalin beberapa proses di otak manusia untuk menggunakan kumpulan data untuk memecahkan masalah yang sulit, tetapi para peneliti Sheffield mengatakan bahwa bentuk AI yang tidak berwujud ini tidak mungkin menyerupai kerumitan pemrosesan otak yang sebenarnya, tidak peduli seberapa besar kumpulan data ini.”

“Kecerdasan biologis seperti otak manusia dicapai melalui arsitektur khusus yang belajar dan berkembang menggunakan koneksinya dengan dunia nyata, tetapi hal ini jarang digunakan dalam desain AI.”

“Menerapkan AI pada robot sehingga mereka dapat berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka dan berevolusi seperti yang dilakukan otak manusia adalah cara yang paling mungkin untuk mengembangkan kognisi seperti manusia.”

Itulah fenomena terkait perkembangan AI pada tahun 2024, memperkerjakan manusia akan terus dilakukan sementara AI merupakan teknologi yang mampu membantu menyelesaikan pekerjaan secara efisien.

 

Penulis: Meigitaria Sanita