Tag Archive for: IISMA

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Exchange ke University of Pisa, ‘Mengenalkan Dangdut hingga Aksi Solidaritas Palestina’

Guevara Tamtaka Warih Sadana mahasiswa Ilmu Komunikasi UII telah menyelesaikan exchange program di University of Pisa, Italia pada akhir tahun 2024 lalu. Banyak cerita dan pengalaman menarik yang ia dapatkan. Mulai dari cerita tentang pengalaman akademik dan non akademik.

Kegiatan belajar di University of Pisa cukup berbeda dengan di Indonesia. Menurut pengakuan Guevara, ia tak mendapat tugas setelah usai kelas. Bahkan hampir seluruh ujian dilakukan secara lisan. Tentu saja ini tantangan mengasah skill komunikasi hingga memetakan konsep berfikir logis agar pertanyaan terjawab dengan tepat.

Soal kultur di Italia cara berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen dinilai lebih luweh. Meski demikian menjaga etika adalah utama.

Hal menarik lain dari pengalaman 6 bulan di Italia adalah keterlibatannya dalam beberapa kegiatan sosial. Ia sempat menjadi konseptor suatu even dan memasukkan musik dangdut dalam program tersebut. Sementara untuk aksi sosial ia turut bergabung dalam solidaritas untuk hak saudara-saudara di Palestina.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Exchange ke University of Pisa, ‘Mengenalkan Dangdut hingga Aksi Solidaritas Palestina’

IISMA University of Pisa. Foto: Dok Pribadi

Penasaran dengan ceritanya? Simak cerita dari Guevara,

Insight yang kamu dapatkan dari exchange di University of Pisa?

Selama 6 bulan menjalani program pertukaran di Pisa, aku belajar banyak hal. Mulai dari komunikasi yang lebih cair, berpikir kritis dan reflektif (dari matkul filsafat), lebih peka terhadap budaya, dan sadar kalau belajar tidak hanya soal akademik, tapi juga tentang memahami diri sendiri.

Terkait kultuk akademik, apa hal yang berbeda dengan di Indonesia?

Untuk kultur belajar di sini aku rasa kurang lebih sama dengan Indonesia. Yang membedakan adalah di sini tidak ada tugas, mahasiswa diwajibkan untuk belajar mandiri (tapi tidak sedikit yang baru mulai belajar ketika mendekati ujian hahaha). Komunikasi ke dosen lebih luwes, mungkin karena di sini semua orang santai dan unggah-ungguhnya tidak sekeras Indonesia, tapi tetap aja nggak boleh semena-mena ke dosen, hahahah! Yang terakhir, semua ujian dilakukan dengan lisan (setidaknya semua ujianku lisan, walaupun ada satu atau dua matkul temanku yang ujian tertulis). Menurutku ini agak menyebalkan karena bisa saja dosennya bias terhadap siswanya sehingga nilainya tergantung mood dosen.

Selain kegiatan akademik, pengalaman sosial apa yang telah didapatkan?

Salah satu kegiatan yang aku lakukan di Pisa adalah menjadi panitia acara CULTURISE untuk memperingati hari pahlawan. Aku berperan di divisi kreatif, dan acaranya seru banget! Kami berbagi pengetahuan tentang pahlawan-pahlawan indonesia, menyajikan makanan tradisional, salah satunya pecel (ternyata orang luar negeri suka pecel juga, guys!), serta memperkenalkan budaya indonesia lewat berbagai booth, seperti batik (praktik nyanting), wayang, dan aksara kuno (lontara, sunda, dan jawa!). Yang terakhir, kami juga menampilkan seni tari Indonesia, lho! Aku bertanggung jawab mengonsep semua hal yang berhubungan dengan aspek kreatif dan (yang paling penting) mengajari bule lagu-lagu dangdut!

Selama 6 bulan, salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah mengikuti protes solidaritas untuk Palestina, di mana kami berjalan cukup jauh untuk menyebarkan kesadaran akan penindasan saudara-saudari kita di sana. Viva Palestine!

Pesan untuk memberi semangat teman-teman di Prodi Ilmu Komunikasi UII

Kejarlah pengalaman sebanyak mungkin, sejauh mungkin. Keluarlah dari zona nyamanmu itu. Keluarlah dari desamu, kotamu, provinsimu, pulaumu, atau negaramu. Jangan biarkan kakimu mengakar, kobarkanlah, biarkan mengembara dan berlayar! Tetaplah kau hunus tekadmu macam semangat Sisifus, kepakkanlah harapanmu macam sayapnya Icarus! Penuhi hidupmu dengan momen-momen berharga! Kejar mimpimu!

Itulah secuil pengalaman seru dari Guevara selama menjalani exchenge program di Italia, bagaiamana tertarik mengikuti jejaknya, Comms?

 

Pengalaman Berbeda Yasmeen Mumtaz, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII yang Lakukan Exchange di Belanda

Artikel ini ditulis oleh Yasmeen Mumtaz Widyawan, salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII angkatan 2021 yang meraih beasiswa exchange di Belanda. Bagi, kamu yang tertarik untuk belajar di luar negeri, cerita dan pengalaman Yasmeen sangat layak untuk diikuti.

Read more

UII

Rektor Universitas Islam Indonesia, Fathul Wahid pada Rabu, 24 Juli 2024 telah melakukan pelepasan mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan mobilitas internasional. Tercatat 6 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi terlibat dalam program tersebut. Keenam mahasiswa tersebar ke beberapa negara mulai dari Malaysia, Italia, hingga Belanda.

Program mobilitas internasional yang diikuti oleh mahasiswa UII meliputi IISMA, IISMA Co-funding, ICT Kemendikbud, dan ICT Self-funding.

Sementara enam mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi yang terlibat dalam program tersebut antara lain Guevara Tamtaka Warih Sadana (IISMA – University of Pisa), Yasmeen Mumtaz Widyawan (IISMA – University of Groningen) keduanya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi reguler. Selanjutnya ada empat mahasiwa Program Internasional yakni Sri Rahmawati (ICT Kemendikbud – Universiti Utara Malaysia), Muhammad Taufiq (ICT Kemendikbud – Universiti Utara Malaysia), Mohammad Aji Bayu Samudera (ICT Self-funding – Universiti Utara Malaysia), dan Raihan Muyassar Abbud (ICT Self-funding – Universiti Utara Malaysia).

Turut sertanya enam mahasiswa dalam mobilitas internasional diapresiasi oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi UII, Iwan Awaluddin Yusuf. Beliau menyebut jika program ini memiliki nilai strategis yang aplikatif khususnya terkait iklim akademik dan kreativitas di kancah global.

“Mobilitas internasional yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi punya nilai strategis. Untuk mahasiswa program ini memberi eksposure pengalaman global dalam kancah internasional sehingga mereka punya bekal dalam menghadapi tata pergaulan global secara akademis maupun kreativitas. Mereka terpapar dan berinteraksi dengan iklim budaya atau negara-negara yang lain yang beberapa negara ini adalah negara maju sehingga mereka akan mendapatkan pengalaman dari sana untuk dibawa pulang kembali ke Indonesia dan mengkontribusikannya. Atau minimal dalam perkuliahan mereka memiliki wawasan yang lebih luas,” jelasnya.

Prodi Ilmu Komunikasi juga berkomitmen untuk mendukung program-program mobilitas internasional yang melibatkan mahasiswa dengan mengikuti kebijakan serta sistem kurikulum universitas.

“Untuk Program Studi Ilmu Komunikasi kami memberi kesempatan kepada mahasiswa seluas-luasnya untuk bersaing di tingkat internasional sejak mereka kuliah dengan adanya program-program pertukaran, credit transfer, dan peluang-peluang mobilitas internasional lainnya yang itu sangat kami dukung dan terbuka diikuti oleh mahasiswa dengan menyesuaikan kebijakan dan sistem kurikulum di kampus kita,” tandasnya memberi dukungan.

IISMA

Kabar bahagia datang dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, pasalnya dua mahasiswa dinyatakan lolos dalam seleksi Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2024.

Dua mahasiswa tersebut adalah Yasmeen Mumtaz Widyawan dengan tujuan University of Groningen serta Guevara Tamtaka Warih Sadana di University of Pisa. Keduanya akan menjalani studi di Belanda dan Italia selama satu semester kedepan.

IISMA merupakan skema beasiswa mobilitas internasional bagi mahasiswa sarjana dan vokasi untuk menghabiskan satu semester di universitas dan industri terbaik di seluruh dunia. Program ini menjadi incaran banyak seluruh mahasiswa di Indonesia untuk meraih berbagai pengalaman mulai dari akademik, budaya, dan sosial dalam skala internasional.

Tak heran jika banyak persiapan serius wajib dilakukan, di UII sendiri ada peran besar dari Kantor Urusan Internasional (KUI) yang telah menyelenggarakan persiapan bertajuk Bootcamp IISMA untuk seluruh mahasiswa yang berminat. Sementara di Prodi Ilmu Komunikasi, dilakukan pula program intensif atau asistensi untuk mendampingi mahasiswa.

“Saya sadar betul ada banyak pihak yang terlibat dalam pencapaian ini. Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Islam Indonesia sejak jauh hari sudah menyelenggarakan Bootcamp IISMA dan berbagai sosialisasi, menyediakan banyak informasi dan masukan terkait program mobilitas ini. Prodi Ilmu Komunikasi pun membentuk tim asistensi yang mendampingi mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk mempersiapkan IISMA,” ujar Yasmeen Mumtaz Widyawan.

Baginya tim asistensi yang disediakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi semakin mempermudahnya dalam berbagai hal mulai dari pemberkasan, merancang penulisan esai, hingga menyediakan ruang diskusi.

“Tidak hanya mempermudah pemberkasan, Tim Asistensi Ilmu Komunikasi juga menciptakan ruang untuk diskusi dengan alumni, serta mentoring untuk English Proficiency Test, penulisan esai, dan wawancara. Singkatnya, membantu dari hulu ke hilir. Seluruh persiapan menjadi diringankan, terlebih karena adanya teman-teman seperjuangan untuk mendaftar,” tambahnya.

Pengumuman pada 20 Maret 2024 itu menjadi awal perjuangan bagi Yasmeen serta Guevara, angan-angan tentang pengalaman belajar di negeri orang selangkah lagi terwujud. Meski sempat merasa kebahagiaan ini perlu dirayakan keduanya justru lebih fokus untuk mempersiapkan diri agar semua berjalan lancar.

“Pengumuman penerimaan ini baru tahap awal dari proses panjang yang akan saya tempuh. Meski patut dirayakan, saya berusaha untuk tidak cepat berpuas diri. IISMA merupakan program yang saya harap dapat meningkatkan kompetensi saya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga perjalanan ini bermanfaat dan penuh berkah,” imbuh Yasmeen.

Guevara pun demikian, bagi mahasiswa angkatan 2022 itu menempuh kegiatan akademik ke Italia merupakan tantangan untuk keluar dari zona nyaman. Ada proses perjuangan besar yang mesti dilakukan untuk mencapai titik ini.

“Untuk teman-temanku yang masih ragu untuk keluar dari zona nyamanmu, apa kabar? Apakah kakimu telah berakar atau masihkah berkobar mengembara dan berlayar? Tetaplah kau hunus semangatmu macam semangat Sisifus, kepakkan harapanmu bagai sayapnya Icarus!,” ujarnya berpuitis.

Rasa Syukur juga diungkapkan oleh Sekretaris IP Prodi Ilmu Komunikasi yakni Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., M.A., yang selama ini menjadi pendamping program asistensi IISMA. Ia merasa lega bahwa kedua mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi adalah mereka yang benar-benar siap dan memiliki karakter kuat.

“Alhamdulillah bersyukur sekali mendengar kabar baik ini. Sesi pendampingan IISMA tahun ini sangat dimanfaatkan dengan sangat baik oleh teman-teman mahasiswa. Saya juga salut dan bersyukur bahwa ternyata yang terpilih adalah teman-teman yang benar-benar supportif. Saya menekankan dalam tim pendampingan tahun ini bahwa “walau kalian semua bersaing satu sama lain di grup ini, tapi semoga kalian tetap merasa bahwa kalian satu keluarga, bagilah informasi dan ilmu yang kalian tau dan miliki. Karena keduanya tidak akan hilang manfaatnya ketika dishare utk kebaikan bersama”. Dan alhamdulillah saya bersyukur bahwa Yasmeen dan Ebel (Guevara) adalah dua orang yang selalu melakukan itu,” ungkap Sekretaris IP Prodi Ilmu Komunikasi.

Yasmeen dan Guevara merupakan dua dari sembilan mahasiswa UII yang lolos dalam program internasional bergengsi ini. Harapannya, di tahun berikutnya nama mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi turut menghiasi pengumuman IISMA 2025.

Daftar Peserta Lolos IISMA 2024

Berikut pengumuman akhir seleksi Program IISMA 2024 telah dirilis pada Rabu malam, tanggal 20 Maret 2024:

Prodi Ilmu Komunikasi

  1. Guevara Tamtaka Warih Sadana – University of Pisa
  2. Yasmeen Mumtaz Widyawan – University of Groningen

Prodi Psikologi

  1. Shuvaira Najmi Hanida – Vyautas Magnus University

Prodi Hubungan Internasional

  1. Aurelia Gusty Shaffa – Australian National University (IP)

Prodi Teknik Industri

  1. Salwa Nur Rahma – Universiti Sains Malaysia
  2. Prita Nurkhalisa Maradjabessy – Universitat Pompeu Fabra

Prodi Arsitektur

  1. Andini Zofia Putri Wahyono – Humboldt-Universität zu Berlin (IP)
  2. Zahra Zakiyah – National University of Singapore (IP)

Prodi Manajemen

  1. Fatimah az Zahra – National Taiwan University of Science and Technology (IP)

 

 

IISMA

Assitabce Program for IISMA Departement of Communication UII

Term & Conditions

  1. Mahasiswa aktif Prodi Ilmu Komunikasi UII (Reguler maupun IPC, minimal tahun kedua masa studi)
  2. Memiliki akor bahas Inggris minimum IELTS 5/6, TOEFL 500, Duolingo 100, CEPT 500
  3. Menulis motivation letter IISMA (minimal 200 kata dalam bahasa Inggris)
  4. Memiliki motivasi yang tinggi dan mengikuti semua prosedur
  5. Komitmen mengikuti mentoring hingga selesai

Fasilitas

Pendampingan dari dosen dan alumni

  1. Pemilihan universitas
  2. Pemilihan mata kuliah
  3. penulisan esai
  4. Wawancara

Mendapat fasilitas (subsidi biaya tes IELTS/Duolingo)

Langsung daftar:

https://forms.gle/Cku4qLNcMDSPw5wg8

Being part of the IISMA (Indonesia International Student Mobility Award) Awardee is the dream of many Indonesian students nowadays. Listening to stories of the awardee’s journey and process while studying abroad will increase their enthusiasm to be part of IISMA. What Nadira’s journey was like when studying at Leeds University and how she got through has been much awaited by many students.

The theme for the teatime on 11 March 2022 reviews Nadira Muthia Supadi’s journey from preparation to the study process in the UK. Nadira is one of the students from the International Program of Communication Department at the Universitas Islam Indonesia (UII) who successfully passed the IISMA and studied at Leeds University in the United Kingdom.

Preparations to Avoid Culture Shock

Nadira talks about her preparations before she left for London, UK. Before leaving, she searched for articles about life in the UK (England). She did this so that later She would not be surprised by all the culture and way of life in the UK, which is very different from the way of life in Indonesia. She also prepared himself not to carry many things. “I only bring important things. Bring only a little stuff. Remember, I go there alone, and I have to bring all the stuff myself,” Nadira advised, remembering her previous trip preparations.

What she only know is how to behave in a place far from home. How to prepare to avoid all the culture shock. Prepare all of them in a simple way only. Conversely, what Nadira wants to say is don’t bother yourself. You are not in your hometown.

Nadira did not experience too many difficulties in the UK because she had prepared before departure. “I’m quite ready there. I’ve prepared a lot of tips for this and that. If you have to travel, how should you travel? So be more prepared for that.”

Even so, Nadira admitted that she still faced obstacles after arriving there. “I have to adapt again,” said Nadira.

Even though she has good English skills and is used to speaking foreign languages, Nadira still has to get used to speaking with English people whose words are sometimes difficult for her to understand. “In the beginning, sometimes I didn’t understand what they were talking about. It’s not clear,” Nadira said when she faced several people whose accents and vocabulary pronunciations weren’t very familiar.

Menjadi bagian dari IISMA (Indonesia International Student Mobility Award) Awardee adalah impian banyak mahasiswa Indonesia. Mendengarkan cerita perjalanan dan proses awardee saat kuliah di negeri orang akan meningkatkan gairah mereka untuk menjadi bagian dari IISMA. Seperti apa perjalanannya Nadira saat Kuliah di Leeds University dan bagaimana dia bisa menembus sudah banyak ditunggu oleh banyak mahasiswa.

Tema teatime pada 11 Maret 2022 ini mengulas perjalanan Nadira Muthia Supadi dari persiapan hingga proses belajar di UK. Nadira adalah salah satu mahasiswa International Program of Communication Department Universitas Islam Indonesia (UII) yang berhasil lolos untuk mengikuti IISMA ke Leeds University of United Kingdom.

Persiapan Menghindari Culture Shock

Nadira bercerita tentang persiapannya sebelum ia berangkat ke London UK. Sebelum berangkat ia banyak mencari artikel tentang kehidupan di UK (Inggris). Hal ini ia lakukan agara ia nantinya tidak kaget dengan semua kultur dan cara hidup di UK yang berbeda jauh dengan cara hidupnya di Indonesia. Ia juga mempersiapkan diri untuk tidak membawa barang banyak, “aku sih bawa barang yang penting aja. Jangan bawa barang banyak. Ingat, kalau aku kesana sendiri dan semua barang harus aku bawa sendiri,” pesan Nadira mengingat persiapan perjalanannya dulu.

Tantangan

Nadira tidak terlalu banyak mengalami kesulitasn ketika di UK karena ia sudah persiapkan sebelum keberangkatan. “Aku sih sudah agak siap di sana. Aku sudah banyak persiapan tentang beberapa tips untuk harus begini dan begitu. Kalau perjalanan harus bagaimana, kalau bepergian harus bagaimana. Jadi lebih siap gitu.”

Meskipun begitu, Nadira mengakui setelah sampai di sana ia masih menghadapi kendala. “Aku harus adaptasi lagi,” kata Nadira.

Meskipun memiliki kamampuan Bahasa Inggris yang bagus dan sudah terbiasa bertutur dengan Bahasa asing itu, Nadira masih harus membiasakan diri berbicara dengan orang Inggris yang kadang kata-katanya sulit ia pahami. “Ketika awal-awal kadang aku nggak ngerti mereka biacara apa. Enggak jelas,” Nadira bercerita saat ia menghadapi beberapa orang yang aksen dan pelafalan kosakatanya tidak begitu familiar.

The Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) is in great demand by students. Private universities, in one period, can send 24 students to join this program. Scholarships with the very competitive competition; what exactly is IISMA, and how is it?

In the talk show, casual chat, held regularly by the International Program of Communication (IPC) of the Communication Department, Universitas Islam Indonesia (UII), Teatime, reviews questions about IISMA. Inviting Dr. rer. nat. Dian Sari Utami, Director of Partnership of International Affair UII. She thoroughly discussed IISMA. The event held on March 5, 2022, was titled “Let’s Find out IISMA” and hosted by Arsila Khairunnisa, an international class Communication Student (International Program).

Knowing Perspective, Culture, and Global Academic Climate

The aim of initiating the IISMA program is to send Indonesian students to study abroad to open a global perspective and find out the academic situation of Indonesian students. “So that the students have a global perspective, global culture, and global academic culture. If they return they can apply what they learned abroad, to develop Indonesia,” explained Dian.

Dian emphasized that this program is student mobility, not transfer credit. You must only convert courses with a certain number of credits to courses at the home campus. And The Former University will write the courses taken in the IISMA program as they are in the grade transcript. “This has the consequence that students will lose one semester at their home campus. And still, have to take all the required courses,“ said Dian.

“Except, if you take courses related to compulsory courses that you have to take at your home campus. The course grades at the destination campus can be transferred,” he added.

Even so, this program recommends that students take courses completely different from the majors taken at their home university. “We at IISMA highly recommend taking a completely different subject. Why? Because we want you to enrich perspectives from different disciplines. You will also have many competencies that can be developed,” said Dian, finally explaining the goals and expectations of the IISMA program.

As previously reported, one UII Communication student from the International Program (IP) class passed the IISMA program. Nadira Muthia Supadi, a class 2018 student, joins the IISMA program and studies at the University of Leeds, England, in 2021.

 

Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) sangat diminati mahasiswa. Universitas swasta, dalam satu kali periode, bisa mengirimkan 24 mahasiswa untuk mengikuti program ini. Beasiswa dengan persaingan sangat kompetitif, sebenarnya apa dan bagimana IISMA itu?

Dalam Talk Show ngobrol santai yang diselenggaran rutin oleh International Program of Communication (IPC) Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia (UII), Teatime, mengulas soal seputar IISMA. Mengundang Dr. rer. nat. Dian sari Utami, Direktur of Parnership of International Affair UII. Ia mengupas tuntas IISMA. Acara yang diadakan pada 5 Maret 2022 itu bertajuk “Let’s Find out IISMA” dipandu oleh Arsila Khairunnisa, Mahasiswa Komunikasi kelas internasional (Internasional Program).

Mengenal Perspektif, Budaya, dan Iklim Akademik Global

Tujuan dari diinisiasinya program IISMA adalah mengirimkan mahasiswa Indonesia studi keluar negeri untuk membuka perspektif global dan mengetahuai situasi akademik mahasiswa Indonesia. “Biar mahasiswa itu memiliki perspektif global, kultur global, dan budaya akademic global. Jika mereka kembali mereka bisa menerapkan apa yang mereka pelajari di luar negeri, untuk mengembangkan Indonesia,” jelas Dian.

Dian menegaskan bahwa program ini adalah student mobility, bukan kredit transfer. Maksudnya adalah Mata kuiah dengan jumlah jumah SKS tertentu ini bukan untuk dikoversikan dengan mata kuiah di kampus asal. Dan mata kuliah yang diambil di program IISMA akan terlulis seperti apa adanya di transkrip nilai. “Ini punya konsekuensi bahwa mahasiswa akan kehiangan satu semester di kampus asal. Dan tetap harus mengambil semua mata kuliah yang diwajibkan,”kata Dian.

“Kacuali, jika kamu mengambil mata kuliah yang berkaitan dengan mata kuliah wajib yang harus kamu ambil di kampus asal. Nilai mata kuliah di kampus tujuan bisa ditransfer,”imbuhnya.

Meskipun begitu, program ini merekomendasikan agar mahasiswa mengambil mata kuliah yang sama sekali berbeda dari jurusan yang diambil di universitas asal. “Kami di IISMA sangat merekomendasikan untuk mengambil subjek yang sungguh berbeda. Kenapa? Karena kami ingin kalian memperkaya perpektif dari disiplin ilmu yang berbeda. Kalian juga nanti akan memiliki banyak kompetensi yang bisa dikembangkan,” papar Dian akhirnya menjelaskan tujuan dan harapan dari program IISMA.

Telah diberitakan sebelumnya, ada satu mahasiswa Komunikasi UII kelas International Program (IP) yang lolos pada program IISMA ini. Nadira Muthia Supadi, Mahasiswa angkatan 2018, ikut program IISMA dan belajar di University of Leeds, Inggris, pada 2021.

 

“Indonesia is not made up of map boundaries, but the movement and big role of young people,”

These are the words of a leading Indonesian journalist: Najwa Shihab. Indonesian youths play an essential role in advancing the nation and state. So in 2021, to increase young people, the Ministry of Education, Culture, Research and Technology (Kemendikbudristek) will hold the IISMA or Indonesian International Student Mobility Awards program through the Merdeka Campus. The government sends 1000 students to make credit transfers to 500 leading campuses around the world.

One of the UII students selected in the 2021 Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) is Nadira Muthia Supadi. The girl, usually called Nadira, is a student of the 2018 UII Communication Science class. Nadira was accepted by the University of Leeds in England and will stay for one semester.

Nadira can spend a semester at an overseas partner university to study. In addition to studying, Nadira will experience the destination country’s culture and carry out academic activities to hone her skills. This year, Nadira managed to pass along with 1000 students from 2700 students who participated.

Nadira said that she needed two weeks of preparation time for registration. She started from drafting documents to submitting files. She said as many as 100 UII students participated, and only 24 people were selected. Nadira feels grateful to have this opportunity.

Nadira said that She could freely choose the courses offered by the University of Leeds in this program. IISMA invites all students to be free to study whatever suits their interests and IISMA’s mission. The plan is that Nadira will leave in early September and will return in January 2022.

UII’s Response to the IISMA Program

Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., MA, as Director of the Directorate of Partnerships/Office of International Affairs UII said that UII responded well to the IISMA program. After receiving the program socialization from the organizers, She immediately spread the news to the study programs at UII. “The study program then immediately sent several candidates who met the criteria, including students who are in semester 4, have a GPA of not less than 3.00 and a minimum TOEFL score of 500,” said Dian Sari Utami via Whatsapp, Tuesday (31/08/ 2021).

According to Dian Sari Utami, 200 UII students joined the WhatsApp group chat. However, only 72 children complete the file. Of the 72 students who have undergone the selection process, only 24 students were selected. The 24 students come from nine study programs at UII and will transfer credit to 15 well-known universities worldwide.

She also added that the selected students could maximize their time while studying abroad. For example, it could be while building connections with the academic community at the related university. The goal is that this academic journey is helpful when you want to take further studies or work in the country.

=================

Author/ Reporter: Erinna Zandra (UII Department of Communications Student, Class of 2017, Internship Student at the International Program at UII Department of Communications Program)

Editor: AP Wicaksono