Negosiasi Bisnis dengan Prinsip Sama-Sama Menang
22 Oktober 2019 lalu, Ida Nuraini Dewi hadir di Gedung PKK Yogyakarta, membagikan tips dari materinya berjudul Teknik Negosiasi dan Komunikasi Bisnis di depan ibu-ibu Kelompok Usaha Gandeng Gendong. Negosiasi tak mudah, tapi juga bukan berarti sulit. Ada tips yang perlu dimengerti sehingga ibu-ibu dapat melewati komunikasi bisnis dengan jalan keluar yang solutif, dan tentu profit ujungnya. Menurut Ida, Dosen Komunikasi UII, ini ada faktor kasat mata dan tak kasat mata yang mesti dipahami dalam negosiasi. Dan selalu, yang tak kasat mata bisa jadi masalah dan mempengaruhi hasil negosiasi. Hal yang kasat mata itu seperti harga, etika negosiasi, dan perjanjian. Sedangkan yang tak kasat mata seperti dasar motivasi psikologis misal kebutuhan untuk menang, kebutuhan tampak baik, kebuthan untuk memepertahankan prinsip samapi kebutuhan untum memepertahankan hubungan baik.
Tentu seluruh peserta dalam pelatihan usaha kerjasama Komunikasi UII dan DPMPPA hari itu ingin belajar negosiasi agar meraih keuntungan. Namun Ida, yang juga spesialis di bidang Teori Komunikasi, Jurnalisme dan public speaking, ini mengatakan, bukan hanya itu tujuan negosiasi. Ia harus mencapai apa yang biasa disebut win-win solution. Solusi yang sama-sama untung. Tak ada yang dapat rugi intinya.
Ibu Yanti, dari salah satu kelompok usaha, itu angkat tangan. Masih ada kendala di negosiasi kelompok, katanya.”Tadinya udah oke, tapi kok akhirnya jadi tidak, jadinya malah mempengaruhi yang lain dalam forum negosiasi di kelompok,” katanya. Menurutnya ini menghambat. Ida menyarankan teknik negosiasi dapat digunakan. Kita sebaiknya mengendalikan emosi dan tetap tenang, kenali tujuan mereka yang belum bersepakat, dan cari solusi dengan pendekatan sama-sama menang, jawab Ida. Itu salah satu trik negosiasi.
ibu Fauzan urun pendapat dan berbagi kisah. “Dalam pengambilan keputusan, kami negosiasi, jika kami buntu, kami ambil pengambilan suara terbanyak,” katanya.
“Ada nggak yang tipikal kayak kasus bu yanti,” tanya Ida.
“Ada sih, tapi kita tinggal,” jawabnya lagi.
Ida kemudian juga menawarkan siapa yang hendak berbagi trik. Negosiasi juga identik dengan tawar menawar. Salah satu peserta seperti Ibu Susilowati berbagi trik dalam tawar menawar dan negosiasi harga. “kita sudah harga tetap masih ada aja ditawar. jadi kami naikkan dulu, baru turun ke harga dasar. jadi naikkan dulu baru kasih potongan. tp itupun kalau ada event aja,” katanya.
Cerita lain dari Ibu paryanti. “Sebelu transaksi ada negosiasi. kita sebelumnya ada uang muka dan pelunansan. Namun sulitnya kalau masuk instansi itu pelunasan susah. negosiasi sudah jadi, tapi jalannya pembayaran nggak lancar. tertama kalau instansi pemerintah,” ungkapnya.
Ada teknik-teknik yang perlu dipelajari dan tentu dipraktikkan kemudian kata Ida menjawab beberapa cerita peserta yang lain. Misalnya, kita harus memutuskan seberapa tinggi tawaran kita dan mendata semua hal terkait product termasuk mengetahui tujuan pihak lawan yang sebenarnya. Menentukan deadline dan menwarkan beberapa pilihan sebaiknya juga bisa dipakai sebagai tips. Kadang, negosiasi berjalan tidak mulus karena minim pilihan, tak pakai deadline, dan tak dapat mengontrol emosi diri dan lingkungan, kata Ida.