Muhasabah Ajeg Demi Berkahnya Waktu

Reading Time: 2 minutes

Waktu adalah istilah yang tak pernah habis dibahas. Waktu pulalah yang selalu menjadi kambing hitam ketika berhadapan dengan pekerjaan. Ada yang bisa memanfaatkan waktu, ada pula yang tidak. Ada yang suka terlena dengan waktu, ada pula yang sebaliknya justru berlebihan. Namun, apakah waktu yang kita gunakan telah mencapai keberkahan?

Pada kesempatan kali ini, NgajiKomunikasi hadir kembali bersama Ustadz Zakaria Rifqi Alfian, Lc. Zakaria adalah Mahasiswa S2 di Universitas Islam Madinah. Ia berkata, mengutip perkataan terkenal Imam Syafii, “waktu laksana pedang. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya, waktu sendiri yang akan menebas kita.” katanya dalam Zoom Conference Ngajikomunikasi pada Sabtu, 4 Desember 2021 di Prodi Komunikasi UII. Zakaria, dipandu oleh Herman Felani (Dosen Komunikasi UII klaster Visual Communication) sebagai moderator, berbicara bagaimana agar segenap sivitas akademika dapat meraih keberkahan waktu. Ngaji Komunikasi adalah program kajian rutin yang telah diselenggarakan sejak awal 2021 oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII. Kajian ini membahas beragam topik terkini dikaitkan dengan fenomena komunikasi dan islam terbaru. Misalnya pernah dalam satu sesi, Ngaji komunikasi membahas tentang fenomena Covid-19 dari perspektif fenomenologi dan islam. Dan kini bahasan difokuskan pada soal waktu dan mencapai keberkahannya.

Hasan Al Bashri, demikian kata Zakaria, pernah mengungkapkan sebuah perkataan terkait waktu. Menurut Hasan Al BAshri, penting setiap umat untuk memanfaatkan waktu karena ia tak akan kembali lagi. Hasan Al Bashri adalah putra sahabat nabi yang ikut melakukan penulisan mushaf alquran bernaa Zaid Bin Tsabit. Putra Zaid ini mengatakan satu hal yang patur direnungkan dalam menyikapi waktu. Ia mengatakan, “Wahai Anak Adam, kalian tidak lain hanyalah kumpulan hari, setiap satu hari berlalu maka sebagian dari diri kalian pun ikut pergi.”

Maka dari itu, penting untuk melakukan evaluasi diri terus menerus (muhasabah), kata Zakaria. Zakaria menegaskan pentingnya muhasabah agar mencapai keberkahan waktu kita selama ini dengan mengutip perkataan bijak dari Ibnu Mas’ud. “Tidaklah aku pernah menyesal kepada sesuatu seperti penyesalanku terhadap suatu hari, yang telah terbenam mataharinya, sementara ajalku semakin dekat, dan amalku tidak bertambah,” kata Zakaria menyitir Ibnu Mas’ud.