Daerah Piyungan, Bantul, Yogyakarta terkenal dengan lokasi pembuangan sampah yang biasa disebut TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu). Di dalam TPST tersebut terdapat sebuah Pondok Pesantren kecil yang masih dalam tahap pembangunan. Pondok Pesantren tersebut bernama Daarul Furqon. Pondok Pesantren Daarul Furqan Piyungan ini dikelola oleh bapak Jauhari dan Istrinya yang tidak lain juga pendiri Pondok Pesantren tersebut. Kegiatan rutinnya adalah TPA setiap malam ba’da Maghrib. Murid-murid TPA tersebut adalah anak-anak sekolahan yang tinggal di sekitar TPST: dari PAUD hingga SMA.
Seiring perkembangannya teknologi dan perubahan zaman, dimana kita semua tahu bahwa sekarang ini segala aktivitas dan kebutuhan manusia sudah beralih ke digital dan semua kegiatan manual mulai tergantikan, bahkan terlupakan, termasuk membaca buku. Indonesia termasuk negara yang memiliki minat baca yang sangat rendah, maka dari itu kami ingin mengangkat kembali minat baca, terutama minat baca pada anak-anak agar menjadi generasi yang gemar membaca.
Di semester 5 ini, Program Studi Ilmu Komunikasi UII memberikan kesempatan pada mahasiswanya untuk mewujudkan dedikasinya kepada masyarakat. Bentuknya program pemberdayaan yang dituangkan dalam mata kuliah Manajemen Program Komunikasi Non Komersil. Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan kesempatan para mahasiswa untuk berperan dengan terjun langsung menangani permasalahan yang ada di masyarakat dan mahasiswa dituntut untuk melaksanakan program kerja yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Salah satu bentuk program yang kami laksanakan adalah membentuk perpustakaan baca dengan target sasaran para santri dan anak-anak yang mempelajari ilmu agama di Pondok Pesantren Daarul Furqon tersebut. Tujuan kelompok kami membangun perpustakaan baca tersebut untuk membantu menambah fasilitas di pondok pesantren tersebut sekaligus menumbuhkan minat baca anak-anak yang sudah mulai pudar.
Program ini dilaksanakan selama empat hari dalam dua minggu. Adapun konsep kegiatan yang dilaksanakan yaitu membangun sebuah perpustakaan. Setelah melalui tahap diskusi, akhirnya kami sepakat untuk memanfaatkan botol-botol plastik bekas untuk dibangun menjadi sebuah rak buku, mengingat bahwa letak sasaran kegiatan yang kami laksanakan sangat dekat dengan TPST sehingga untuk mencari botol-botol tersebut pun mudah.
Tidak hanya itu, kami juga mengajak anak-anak disana untuk mengikuti beberapa lomba. Kami adakan beragam lomba seperti lomba adzan, membaca Al-Qur’an, dan hafalan surah pendek dalam rangka melatih keberanian dan mengasah kemampuan anak.
Pada hari pertama kegiatan yaitu pada tanggal 09 November 2019, kami mengumpulkan botol-botol bekas lalu memilah-milah yang mana layak untuk digunakan, kemudian kami cuci bersih dan dikeringkan. Kami mendapatkan botol-botol bekas tersebut dari juragan botol bekas yaitu Pak Heri.
Hari kedua yaitu tanggal 10 November 2019, masih melanjutkan membersihkan botol-botol bekas lalu dibantu dengan anak-anak lain disana, kami mengumpulkan batu kerikil sebanyak-banyaknya untuk dimasukkan ke dalam botol. Tujuannya agar botol mempunyai beban berat dan kuat untuk dijadikan kerangka rak buku. Selain itu, kami membeli beberapa triplek yang kemudian dipotong menjadi beberapa bagian. Triplek yang sudah dipotong ini berguna sebagai alas untuk menaruh buku-buku.
Pada hari ketiga tanggal 16 November 2019, kami melanjutkan mengumpulkan kerikil dan memasukkan ke dalam botol bekas, dibantu dengan adik-adik santri di Pondok pesantren tersebut. Setelah melakukan pekerjaan tersebut, setelah sholat maghrib kami melanjutkan kegiatan perlombaan.
Lomba membaca Al-Qur’an yang memiliki dua kategori yaitu kategori anak-anak dan kategori remaja. Selanjutnya ada lomba menghafal surah yang juga terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori anak-anak dan kategori remaja. Lomba yang terakhir yaitu lomba Azan yang hanya ada satu kategori yaitu kategori remaja.
17 November 2019 merupakan hari terakhir bagi kami melaksanakan kegiatan ini. Kami semua datang lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Kami membagi tugas untuk semua kelompok. Ada yang membeli hadiah untuk para pemenang lomba dan ada juga yang melanjutkan tahap akhir pembuatan rak dari perpustakaan mini yang kami bangun. Sembari menyelesaikan rak buku, pada siang harinya dua orang kelompok kami menjemput buku yang ada di pantai parangtritis. Tahap akhir pembuatan rak buku berlangsung cukup lama mengingat kami hanya menggunakan lem tembak untuk menyatukan kayu dengan botol yang sudah di isi dengan batu kerikil.
Acara peresmian dan penutupan yang dilakukan setelah ba’da ashar mundur hingga setelah ba’da maghrib dikarenakan banyak yang tidak hadir di ba’da ashar. Setelah maghrib seluruh anak-anak berkumpul di masjid Pondok pesantren tersebut untuk memenuhi panggilan dari surat yang sudah kami sebarkan.
Acara pertama yang dilakukan adalah pembukaan dari kami sebagai mahasiswa yang melakukan program kerja untuk pondok pesantren. Lalu disambung oleh bapak Jauhari sebagai pengurus sekaligus pendiri dari Pondok Pesantren Daarul Furqon tersebut. Selanjutnya yaitu pembacaan surah Al-Fatihah dan doa yang dipimpin oleh Pak Jauhari sebagai tanda peresmiannya perpustakaan baca Pondok Pesantren Daarul Furqon. Acara terakhir yaitu pengumuman serta pemberian sertifikat dan hadiah pemenang lomba.
Untuk buku-buku sendiri, kami mendapatkannya baik melalui sumbangan secara personal maupun dengan menjalin kerjasama beberapa mitra yaitu Perpustakaan Pusat Jogja dan Komunitas Buku Berbagi. Perpustakaan Pusat Jogja menyumbang 1 dus yang berisi 50 eksemplar buku. Namun tidak semua buku kami sumbangkan di perpustakaan baca melihat terdapat beberapa buku yang tidak sesuai untuk dibaca anak-anak.
Komunitas Buku Berbagi sendiri menyumbangkan dua tas penuh berisi buku dan disumbangkan semua ke perpustakaan yang kami bangun. Selain bantuan dari beberapa mitra, sumbangan buku-buku juga didukung penuh oleh beberapa mahasiswa Universitas Islam Indonesia yang dengan penuh suka cita untuk menyumbangkan beberapa buku.
Semoga niat baik yang sudah kami laksanakan, menjadi berkah untuk anak-anak Pondok Pesantren Daarul Furqon. Kami juga berhadap semua yang sudah kami berikan dapat berguna untuk hari ini maupun di masa yang akan datang.