communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 4 minutes

Daerah Piyungan, Bantul, Yogyakarta terkenal dengan lokasi pembuangan sampah yang biasa disebut TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu). Di dalam TPST tersebut terdapat sebuah Pondok Pesantren kecil yang masih dalam tahap pembangunan. Pondok Pesantren tersebut bernama Daarul Furqon. Pondok Pesantren Daarul Furqan Piyungan ini dikelola oleh bapak Jauhari dan Istrinya yang tidak lain juga pendiri Pondok Pesantren tersebut. Kegiatan rutinnya adalah TPA setiap malam ba’da Maghrib. Murid-murid TPA tersebut adalah anak-anak sekolahan yang tinggal di sekitar TPST: dari PAUD hingga SMA.

Seiring perkembangannya teknologi dan perubahan zaman, dimana kita semua tahu bahwa sekarang ini segala aktivitas dan kebutuhan manusia sudah beralih ke digital dan semua kegiatan manual mulai tergantikan, bahkan terlupakan, termasuk membaca buku. Indonesia termasuk negara yang memiliki minat baca yang sangat rendah, maka dari itu kami ingin mengangkat kembali minat baca, terutama minat baca pada anak-anak agar menjadi generasi yang gemar membaca.

Di semester 5 ini, Program Studi Ilmu Komunikasi UII memberikan kesempatan pada mahasiswanya untuk mewujudkan dedikasinya kepada masyarakat. Bentuknya program pemberdayaan yang dituangkan dalam mata kuliah Manajemen Program Komunikasi Non Komersil. Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan kesempatan para mahasiswa untuk berperan dengan terjun langsung menangani permasalahan yang ada di masyarakat dan mahasiswa dituntut untuk melaksanakan program kerja yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.

Salah satu bentuk program yang kami laksanakan adalah membentuk perpustakaan baca dengan target sasaran para santri dan anak-anak yang mempelajari ilmu agama di Pondok Pesantren Daarul Furqon tersebut. Tujuan kelompok kami membangun perpustakaan baca tersebut untuk membantu menambah fasilitas di pondok pesantren tersebut sekaligus menumbuhkan minat baca anak-anak yang sudah mulai pudar.

Program ini dilaksanakan selama empat hari dalam dua minggu. Adapun konsep kegiatan yang dilaksanakan yaitu membangun sebuah perpustakaan. Setelah melalui tahap diskusi, akhirnya kami sepakat untuk memanfaatkan botol-botol plastik bekas untuk dibangun menjadi sebuah rak buku, mengingat bahwa letak sasaran kegiatan yang kami laksanakan sangat dekat dengan TPST sehingga untuk mencari botol-botol tersebut pun mudah.

Tidak hanya itu, kami juga mengajak anak-anak disana untuk mengikuti beberapa lomba. Kami adakan beragam lomba seperti lomba adzan, membaca Al-Qur’an, dan hafalan surah pendek dalam rangka melatih keberanian dan mengasah kemampuan anak.

Pada hari pertama kegiatan yaitu pada tanggal 09 November 2019, kami mengumpulkan botol-botol bekas lalu memilah-milah yang mana layak untuk digunakan, kemudian kami cuci bersih dan dikeringkan. Kami mendapatkan botol-botol bekas tersebut dari juragan botol bekas yaitu Pak Heri.

Hari kedua yaitu tanggal 10 November 2019, masih melanjutkan membersihkan botol-botol bekas lalu dibantu dengan anak-anak lain disana, kami mengumpulkan batu kerikil sebanyak-banyaknya untuk dimasukkan ke dalam botol. Tujuannya agar botol mempunyai beban berat dan kuat untuk dijadikan kerangka rak buku. Selain itu, kami membeli beberapa triplek yang kemudian dipotong menjadi beberapa bagian. Triplek yang sudah dipotong ini berguna sebagai alas untuk menaruh buku-buku.

Pada hari ketiga tanggal 16 November 2019, kami melanjutkan mengumpulkan kerikil dan memasukkan ke dalam botol bekas, dibantu dengan adik-adik santri di Pondok pesantren tersebut. Setelah melakukan pekerjaan tersebut, setelah sholat maghrib kami melanjutkan kegiatan perlombaan.

Lomba membaca Al-Qur’an yang memiliki dua kategori yaitu kategori anak-anak dan kategori remaja. Selanjutnya ada lomba menghafal surah yang juga terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori anak-anak dan kategori remaja. Lomba yang terakhir yaitu lomba Azan yang hanya ada satu kategori yaitu kategori remaja.

17 November 2019 merupakan hari terakhir bagi kami melaksanakan kegiatan ini. Kami semua datang lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan. Kami membagi tugas untuk semua kelompok. Ada yang membeli hadiah untuk para pemenang lomba dan ada juga yang melanjutkan tahap akhir pembuatan rak dari perpustakaan mini yang kami bangun. Sembari menyelesaikan rak buku, pada siang harinya dua orang kelompok kami menjemput buku yang ada di pantai parangtritis. Tahap akhir pembuatan rak buku berlangsung cukup lama mengingat kami hanya menggunakan lem tembak untuk menyatukan kayu dengan botol yang sudah di isi dengan batu kerikil.

Acara peresmian dan penutupan yang dilakukan setelah ba’da ashar mundur hingga setelah ba’da maghrib dikarenakan banyak yang tidak hadir di ba’da ashar. Setelah maghrib seluruh anak-anak berkumpul di masjid Pondok pesantren tersebut untuk memenuhi panggilan dari surat yang sudah kami sebarkan.

Acara pertama yang dilakukan adalah pembukaan dari kami sebagai mahasiswa yang melakukan program kerja untuk pondok pesantren. Lalu disambung oleh bapak Jauhari sebagai pengurus sekaligus pendiri dari Pondok Pesantren Daarul Furqon tersebut. Selanjutnya yaitu pembacaan surah Al-Fatihah dan doa yang dipimpin oleh Pak Jauhari sebagai tanda peresmiannya perpustakaan baca Pondok Pesantren Daarul Furqon. Acara terakhir yaitu pengumuman serta pemberian sertifikat dan hadiah pemenang lomba.

Untuk buku-buku sendiri, kami mendapatkannya baik melalui sumbangan secara personal maupun dengan menjalin kerjasama beberapa mitra yaitu Perpustakaan Pusat Jogja dan Komunitas Buku Berbagi. Perpustakaan Pusat Jogja menyumbang 1 dus yang berisi 50 eksemplar buku. Namun tidak semua buku kami sumbangkan di perpustakaan baca melihat terdapat beberapa buku yang tidak sesuai untuk dibaca anak-anak.

Komunitas Buku Berbagi sendiri menyumbangkan dua tas penuh berisi buku dan disumbangkan semua ke perpustakaan yang kami bangun. Selain bantuan dari beberapa mitra, sumbangan buku-buku juga didukung penuh oleh beberapa mahasiswa Universitas Islam Indonesia yang dengan penuh suka cita untuk menyumbangkan beberapa buku.

Semoga niat baik yang sudah kami laksanakan, menjadi berkah untuk anak-anak Pondok Pesantren Daarul Furqon. Kami juga berhadap semua yang sudah kami berikan dapat berguna untuk hari ini maupun di masa yang akan datang.

 

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 3 minutes

Gerakan Ramah Lingkungan SD Candirejo: Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Piring Plastik oleh Anung Trihastiwi, Aspri Anggi Luthfiyah, Bayu Purwarama, Harti Puspa Yunita, dan Siti Meysa Adisti

Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.

Berangkat dari ini, kami berinisiatif membuat program pemberdayaan daur ulang plastik menjadi barang berdayaguna. Pada pertemuan pertama tanggal 11 November 2019, kelompok kami melakukan kegiatan sosialisasi pengolahan sampah plastik yang sekaligus menjadi pembuka dari serangkaian kegiatan yang akan kami laksanakan di SDN Candirejo. Sosialisasi ini kami dibantu oleh mitra kami yaitu projek B. Dalam kesempatan tersebut kami memberitahukan pada anak-anak tentang bahayanya sampah plastik, cara pengolahan sampah yang benar dan cara pemanfaatan kembali sampah yang sudah tak terpakai.

Dalam kesempatan tersebut kami juga menyelipkan selingan kegiatan berupa ice breaking. Hal ini kami lakukan supaya anak-anak tidak merasa bosan dengan materi sosialisasi yang kami bawakan.

Kami juga menyempatkan memberikan beberapa kuis berhadiah seputar materi yang kami bawakan. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana anak-anak menyerap informasi yang kami sampaikan dan juga sebagai motivasi bagi mereka agar mau belajar lebih. Pertemuan petama diakhiri dengan pemberitahuan bahwa anak-anak harus menyiapkan bahan berupa sampah tak terpakai untuk pertemuan selanjutnya dan merupakan tahap awal dari proses pembuatan piring plastik.

Pada pertemuan kedua  pada hari sabtu tanggal 16 November 2019, kami mulai melakukan kegiatan pembuatan piring dari botol gelas plastik. Sebelum memulai kegiatan tersebut kami memastikan kepada anak-anak apakah mereka sudah melaksanakan tugas yang kami beri untuk membawa gelas plasik yang sudah digunting. Lalu kami mengumpulkan terlebih dahulu 4 kelompok dan juga anak-anak yang sudah dibagikan pada pertemuan pertama. Kemudian setelah itu baru kami memulai pembuatan piring plastik tersebut dengan hanya menggunakan alat sambung sebuah tali saja.

Pada pertemuan ketiga di SDN Candirejo ini memusatkan pada penyelesaian hasil karya piring plastik oleh anak-anak kelas 3 SD. Selama pengerjaan berlangsung pun seperti minggu sebelumnya dimana sudah dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok melakukan pengerjaannya sesuai masing-masing kelompok yang sudah dibagikan.

Pada saat kegiatan merangkai piring plastik, anak-anak terlihat sangat bersemangat dan juga memperhatikan baik-baik dan perlahan cara-cara memasang tiap ikatan pada piring plastik tersebut agar dapat kuat dan kokoh. Mereka memperhatikan dengan seksama agar menjadi ilmu untuk dipraktikan ke depannya baik itu untuk dirumah atau hal-hal lainnya.

Setelah kegiatan merangkai piring plastik selesai, tak luput seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, kami mengadakan ice breaking yang disambung dengan memberikan snack atau makanan ringan. Kami juga memberikan berbagai pertanyaan untuk pembelajaran dan juga guna mengasah kecepatan otak anak-anak kelas 3 SD: apabila berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Tim kami, maka akan mendapat snack tambahan sebagai penghargaan bagi yang dapat menjawabnya. Ice breaking dilakukan dengan memberikan permainan-permainan seru, sehingga anak-anak pun tidak bosan dan dapat kembali bersemangat.

Setelah adanya sesi pertanyaan dan juga ice breaking, kami saling berfoto sesuai dengan kelompok masing-masing beserta pembimbingnya untuk saling mengapresiasi hasil kerja dari anak-anak kelompok. Serta, tim dan juga anak-anak kelas 3 SDN Candirejo berfoto untuk dokumentasi di pertemuan ketiga ini.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada 30 November 2019 dan 02 Desember 2019. Pada tanggal 30 November 2019 kegiatan pertama yang dilakukan yaitu lomba puisi yang diwakilkan oleh masing-masing kelompok . Setelah mereka selesai membacakan puisi, kami beserta anak-anak yang lain melakukan pemungutan suara memilih pembaca puisi terbaik. Setelah melakukan voting kami mendapatkan satu pemenang yaitu Aisyah. Setelah itu kami memberikan hadiah kepada Aisyah sebagai bentuk apresiasi telah berani dan percaya diri dalam membawakan puisinya.

Kegiatan selanjutnya yaitu penyerahan hadiah pembuatan piring plastik yang dilakukan oleh keempat kelompok selama dua pertemuan. Dalam pembagian hadiah reaksi anak-anak sangat antusias dalam menerima hadiah yang kami berikan.

Kegiatan yang kami laksanakan juga yaitu penyerahan doorprize dengan cara menanyakan kembali materi yang pernah disampaikan saat kegiatan sosialisasi. Siapa yang dapat menjelaskan materi dengan lengkap mendapatkan doorprize dari kami.

Pada tanggal 02 Desember 2019 kami memberikan sertifikat kepada pihak sekolah sebagai bentuk apresiasi kami karena sudah ikut berkontribusi dalam kegiatan manajemen non komersil. Kami juga memberikan tumblr kepada anak-anak sebagai upaya dalam mengurangi sampah botol plastik. Botol minum tumblr ini adalah kenang-kenangan bahwa mereka pernah mengikuti kegiatan daur ulang sampah plastik menjadi piring plastik.

————-

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

 

 

 

Reading Time: 2 minutes

Kalangwan Inggil dan Sindu Aji asyik memperhatikan Ali Minanto dan M. Iskandar T. Gunawan menjelaskan materi fotografi jurnalistik sore itu. Bahkan keduanya juga aktif merespon lontaran-lontaran pertanyaan dari Ali. Misalnya saat itu Ali Minanto, salah satu pemateri yang juga Dosen Komunikasi UII, itu bertanya tentang pengetahuan foto dan fungsi foto pada peserta.

“Apakah ada yang punya Paspor?” tanya Ali Minanto.

“Saya pak,” jawab Sindu.

Katanya, ia akan pergi ke Bangkok untuk memaparkan hasil penelitiannya. Jawaban itu menjelaskan maksud Ali melempar pertanyaan tersebut. “Fungsi foto kan bisa sebagai informasi, dokumentasi, dan artistik. Nah, Foto dalam paspor kan itu fungsinya memberikan informasi identitas seseorang,” jelas Gunawan, salah satu pemateri Pelatihan kali itu.

“Siapa yang tahu genre-genre foto? Apakah ada yang biasa menerapkan genre-genre itu?” tanya Ali juga.

Kali ini Alisha Bahira dan Alang, nama panggilan Kalangwan, yang angkat suara. Menariknya adalah pernyataan Alang. Alang mengatakan bahwa ia sering dan biasa menerapkan street photography dalam aktifitas fotografi sehari-harinya. Ali dan Gunawan, yang juga redaksi Uniicoms TV, menyimpulkan, dari jawaban-jawaban ini menunjukkan beberapa peserta sudah bukan di level dasar lagi pengetahuan fotografinya.

Alang dan Sindu adalah dua dari 26 pelajar SMPN 4 Pakem yang mengikuti Pelatihan Fotografi Jurnalistik dengan Ali dan Gunawan sebagai mentor. Para peserta adalah pengelola ekstra kurikuler (ekskul) jurnalistik di sekolahnya. Pelatihan yang dihelat pada 23 Januari 2020 ini bertujuan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan foto jurnalistik pada redaksi buletin klub jurnalistik sekolah. “Selama ini kan mereka lebih ke keterampilan menulis, nah pelatihan ini mau dikuatkan skill fotonya,” kata Gunawan.

Tak hanya pemaparan dan diskusi foto, pelatihan juga dilengkapi dengan praktik foto dengan menggunakan ponsel pintar. SMP yang punya konsep sekolah berbasis digital ini membuktikan kelihaiannya. Para peserta diminta ambil gambar dan diunggah dengan tagar yang telah disepakati. “Hasilnya  mengejutkan, ada yang bagus, sudah ada yang sangat lihai main teknik ruang tajam sempit (depth of field), komposisi, dan framing yang bagus,” ungkap Gunawan.

Desyatri Parawahyu, salah satu staf Laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi UII, yang ikut mendampingi siswa-siswi praktik juga mengaku takjub dengan apresiasi dan antusiasme para peserta. “Mereka memperhatikan, bertanya, diskusi, dan mau ikut terjun praktik,” kata Desya. Sebuah kemewahan yang jarang ditemui di kelas mahasiswa bahkan, kata Gunawan. “Mereka mau tampil bicara di depan. Untuk mental SMP udah sangat bagus,” tambahnya.

Senada dengan Desyatri, Gunwan mengamini tim dari Prodi Komunikasi UII juga takjub dengan performa siswa-siswa ini. “Kami pikir mereka belum paham, kami akan beri materi dasar. Ternyata ada yang sudah mahir, ada yang bawa kamera semi profesional juga,” tambahnya. Beberapa bahkan sudah mengerti soal segitiga exposure, komposisi, dan ada juga yang bisa menjelaskan pengoperasian dan bagian-bagian kamera,” sambung Gunawan.

Punggawa Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII juga meraup banyak pesan dan kesan dari para pelajar tentang jalannya pelatihan. Lewat ponsel masing-masing, mereka mengunggah kesan ke Mentimeter, aplikasi presentasi interaktif berbasis daring. Ada yang menulis,”Seneng, bisa belajar banyak hal tentang fotografi. Jadi tau macem-macem kamera dan caranya foto pake smartphone.” atau ada pula yang menulis bahwa pelatihan berjalan menyenangkan, seru, dan memberi banyak pengalaman yang tidak pernah didapatkan sebelumnya. Ada pula yang menulis kesan dari pelatihan ini menjadi banyak belajar tentang fotografi, melihat ekspresi orang dan tempat mana yang bagus dan indah untuk didokumentasikan.

Reading Time: 2 minutes

Oleh Adelina Kurnia Rafica, Muhammad Azmi, Pandu Bagus Pratama, Saila Azizul, Ulfi Hanifa

Dewasa ini pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development sudah menjadi agenda wajib dalam setiap proses pembangunan. Banyak aspek yang masuk dalam pembangunan berkelanjutan tersebut. Salah satunya adalah pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata. Pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata dikenal dengan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable tourism Development).

Pembangunan pariwisata berkelanjutan ini menekankan 4 hal penting. Pertama, layak secara ekonomi. Kedua, Berwawasan lingkungan. Seminimal mungkin menghindarkan dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekologi. Ketiga, dapat diterima secara sosial. Dampak pembangunan tidak boleh merusak tatanan sosial . Keempat, dapat diterapkan secara teknologi. Maknanya, efisien dan memanfaatkan sumberdaya lokal dan dapat diadopsi oleh masyarakat setempat secara mudah untuk proses pengelolaan yang berorientasi jangka panjang.

Desa Ngeposari terletak di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini terletak sekitar 3 KM dari Kecamatan Semanu. Desa Ngeposari memiliki potensi pariwisata yang baik untuk menjadi desa wisata dari aspek alam, tradisi, kuliner, dan budayanya. Hal tersebut telah disadari oleh masyarakat desa terbukti dengan adanya ide untuk membangun desa menjadi desa wisata yang telah dicetuskan sekitar tahun 2010 yang lalu,

Hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan yang tergolong lambat disebabkan oleh faktor ekonomi. Karena faktor itulah Desa Ngeposari memiliki fenomena perilaku masyarakat yang sangat menyedihkan, dimana desa ini telah berkali-kali menelan korban dari melaratnya ekonomi pada kasus gantung diri. Program “SEDARI” yang memiliki singkatan Sebulan Bersama Pemuda Ngeposari hadir dengan tujuan untuk memberi ilmu dan keahlian pada pemuda-pemuda Ngeposari. Pada kesempatan kali ini dihadiri oleh Karang Taruna Desa Ngeposari sebagai peserta.

Program ini diselenggarakan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Indonesia (UII) Prodi Ilmu Komunikasi 2017 dengan harapan dapat menunjang hal-hal yang dibutuhkan oleh Desa Ngeposari dalam mengembangkan perekonomian dan pemberdayaan sosial masyarakat. Pada aspek ekonomi, program ini berfokus pada manajemen, publikasi, dan pemasaran desa wisata dan kuliner khas desa yang berupa sosialisasi dan pelatihan pada masyarakat desa. Sedangkan untuk menunjang pada aspek sosial, program ini terfokus pada sosialisasi terkait pengenalan mental illness.

Kegiatan pertama yang  dilakukan yakni pelatihan fotografi dan videografi. Selain itu juga dimulai kompetisi pembuatan video profil desa Ngeposari karya pemuda-pemudi Ngeposari. Tujuannya melatih keahlian dalam publikasi desa wisata.

Selanjutnya pelatihan pemasaran dan publikasi yang bertujuan untuk memasarkan desa wisata. Fungsinya memberikan keahlian pada pemuda-pemudi Ngeposari dalam memasarkan wisata Ngeposari. Tentunya agar menambah peluang calon wisatawan datang. Harapannya mereka mampu memasarkan batu ukir dan kuliner dari Desa Ngeposari. Karena desa ini juga adalah sentra dari Bakpia, pelatihan ini bermaksud juga  untuk menambah konsumen hingga pelanggan.

Selain pelatihan pemasaran dan publikasi, pelatihan manajemen desa wisata juga dilakukan. Ini bertujuan membangun struktur organisasi yang jelas agar terdapat pembagian pekerjaan yang jelas. Caranya dengan menggelar workshop terkait SOP wisata di Ngeposari, yakni susur Goa Jlamprong dan Goa Sinden.

Setelah pelatihan-pelatihan yang disebutkan di atas, berikutnya adalah sosialisasi mental illness. Harapannya dapat memberikan pengenalan dan kesadaran akan mental illness pada pemuda-pemudi Ngeposari. Penutupan program juga disertai pengumuman pemenang kompetisi video profil Ngeposari.

Pelaksanaan program pemberdayaan ini bekerja sama dengan beberapa komunitas yang berpengalaman. Seperti dari Komunitas Jogja Berdaya yang berperan dalam memberikan materi terkait pelatihan pemasaran dan manajemen desa wisata. Lalu ada Psikolog Muda yang berperan dalam memberikan materi terkait sosialisasi mental illness. Ada juga Nahlfunun Photography yang mengambil peran dalam melatih dan membimbing bidang publikasi.

Beberapa relawan dari mahasiswa UII Ilmu Komunikasi 2017 juga ikut membantu dalam program ini, sehingga program dapat berjalan dengan maksimal. Hasil akhirnya diharapkan penyelenggara mampu untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan ini, setelah program berhasil terlaksana, berdasarkan dengan latar belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki sebagaimana prinsip Sustainable Development.

Reading Time: 4 minutes

Tulisan Desa Wisata Tanjung Belajar Motret dan Nulis untuk Promosi Digital, ditulis Oleh Adam Haristian, Febi Trio Angara P., Pasha Syahritsa M., Muhammad Fathur S., Bagas Catur Pambudi (Mahasiswa Komunikasi UII, pelaksana program pemberdayaan)

Terhitung sudah lebih dari delapan belas tahun desa wisata Tanjung resmi dibentuk sebagai salah satu destinasi pariwisata pedesaan Yogyakarta. Seperti objek wisata lain pada umumnya, desa wisata Tanjung juga sempat mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Munculnya internet menjadikan persaingan setiap objek wisata semakin terbuka lebar.

Hal ini akan menguntungkan bagi setiap pengurus desa wisata yang memanfaatkan dengan baik kehadiran internet sebagai kekuatan promosi, terlebih bagi destinasi wisata yang memang memiliki objek wisata alam yang eksotik. Desa wisata Tanjung memang sudah memiliki website dan media sosial Instagram. Namun belum dimaksimalkan dengan baik. 

Instagram sebagai media sosial paling populer saat ini seharusnya dapat dimaksimalkan sebagai sarana promosi yang efektif. Penampilan foto dan video sebagai salah satu fitur Instagram milik desa wisata Tanjung belum menampilkan unsur yang dapat menarik para wisatawan. Selain itu, website desa wisata Tanjung juga belum memuat informasi lengkap mengenai kondisi yang ada di desa tersebut. Keterangan unggah artikel terakhirnya pun sudah lama, yaitu tahun 2013.

Sejalan dengan dilaksanakannya mata kuliah Manajemen Program Komunikasi Non Komersil milik prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, maka dengan mempertimbangkan permasalahan yang muncul di desa wisata Tanjung, kami menjadikan tergerak untuk mengembangkan potensi desa wisata tersebut.

Tujuan utama dari program ini adalah membantu meningkatkan kualitas promosi desa wisata Tanjung dengan mengadakan pelatihan fotografi dan penulisan artikel. Pelatihan fotografi dengan menghadirkan pakar yang berkompeten dibidang foto diharapkan mampu membekali pengurus desa wisata Tanjung untuk meningkatkan kualitas foto di media sosial Instagram desa. Kemudian penulisan artikel dengan menghadirkan pakar juga diharapkan mampu meningkatkan keaktifan dan kualitas tulisan yang disuguhkan di website desa.

Program Pelatihan Fotografi dan Penulisan Artikel Desa Wisata Tanjung dilaksanakan selama empat hari. M ateri pertama adalah Materi Dasar mengenai Fotografi dan Pentingnya Pemanfaatan Teknologi di Era Revolusi Industri 4.0. Materi ini dilaksakan pada Sabtu, 16 November 2019, pukul 08.00-12.00.

Penyampaian materi ini bertempat di rumah ibu Jarwati, salah satu pengurus aktif Desa Wisata Tanjung. Pertemuan diawali dengan perkenalan serta penjelasan maksud dan tujuan dilaksanakannya program acara ini. di mana mahasiswa Ilmu Komunikasi UII berusaha membantu mengaktifkan kembali aktifitas desa wisata tanjung terutama di bidang promosi. Kemudian pembahasan berlanjut pada penjelasan mengenai pentingnya penguasaan terhadap internet dan teknologi di era digital. Lalu yang terakhir diperkenalkan kepada pengurus desa wisata Tanjung mengenai materi dasar fotografi.

Materi selanjutnya pada Senin, 18 November 2019 adalah: Materi Lanjutan Fotografi Oleh Pakar.

Kegiatan pada hari kedua ini diisi oleh Marcelino Bima, salah satu mahasiswa UII yang telah berpengalaman di dunia fotografi. Ia merupakan fotografer Freelance yang telah beberapa kali mengikuti perlombaan foto. Pertemuan kali ini diawali dengan perkenalan pembicara kemudian masuk pada pemberian materi teknis mengenai fotografi.

Materi fotografinya pun dapat dibilang praktis karena memfokuskan pada penggunaan ponsel. Berhubung ponsel zaman sekarang sudah dilengkapi dengan kualitas kamera yang baik dan realitas bahwa banyak orang yang sudah memiliki ponsel maka materi yang diberikan cukup tepat dan dirasa bermanfaat. Setelah pemberian materi maka di akhir acara disertai juga dengan praktik singkat dan sesi pertanyaan.

Sesi Praktik Fotografi dilaksanakan pada Kamis, 21 November 2019. Masih bersama Marcelino Bima, kegiatan hari ketiga merupakan praktik fotografi sesuai dengan materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Objek praktik fotografi yang digunakan adalah salah satu home stay desa Wisata Tanjung dan salah satu pendopo yang ada di sana. Selain berlatih fotografi, hasil praktik fotografi ini akan digunak

an sebagai bahan pembaharuan foto di media sosil Instagram desa.

Beranjak di hari selanjutnya, pada 28 November 2019, Bilal Prama, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII, menyampaikan Materi dan Praktik Penulisan Artikel Website.

Bilal Prama juga berbagi pengalamannya melaksanakan program magang di Kominfo kabupaten Sleman. Bukan hanya dilatih mengenai cara menulis artikel yang baik, melainkan juga disertai bagaimana menemukan ide penulisan. 

Setelah pemaparan materi, pengurus desa wisata Tanjung dianjurkan untuk mempraktikan materi penulisan yang sudah mereka dapatkan. Para peserta dihadapkan dengan beberapa pilihan topik penulisan berkaitan dengan desa wisata Tanjung yang telah dipersiapkan oleh pemateri. Lalu peserta memilih dan disediakan waktu sekitar 20 menit untuk menulis. Hasil tulisan yang dibuat oleh para peserta akan diedit oleh pemateri mengenai tata cara penulisan dan kemudian akan digunakan sebagai bahan mengaktifkan kembali website desa wisata Tanjung.

Kegiatan hari keempat ditutup dengan pemberian plakat sebagai simbolis penutupan berbagai rangkaian acara dan kenang-kenangan dari mahasiswa Ilmu Komunikasi UII. Kegiatan yang kami laksanakan di desa wisata Tanjung memang sederhana, namun apabila dimaksimalkan dengan baik akan meningkatkan kualitas desa wisata Tanjung terutama dalam hal promosi.

—————————-

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 5 minutes

ECO-LIFESTYLE DI KAMPUNG TRUKAN, SEGOROYOSO, PLERET, BANTUL oleh Maulida Fitria Averoes, M. Akbar Priandanu, Fanti Oldrina Rifani Siregar, Indah Kemala Dewi Barus, Lana Fadhila

 

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran kognitif pada masyarakat desa Trukan akan pentingnya menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan.  Sasaran kegiatan, yaitu warga yang bertempat tinggal di kampung Trukan, Segoroyoso, Pleret, Bantul.  Luaran kegiatan ini berupa kesadaran dan pengetahuan yang lebih dalam terhadap permasalahan terkait lingkungan dan bagaimana cara pengolahannya. Keseluruhan kegiatan berdurasi selama dua hari, dilaksanakan pada tanggal 24 November 2019 dan 1 Desember 2019. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini menggunakan pendekatan sosialisasi, rekreasi dan kampanye lingkungan, melalui tahapan sebagai berikut:

  1. Melakukan survey lokasi pelaksanaan kegiatan pada 27 September 2019
  2. Persiapan kegiatan sebelum pelaksanaan, seperti menyiapkan materi, barang yang diperlukan dan teknis saat pelaksanaan.
  3. Melakukan konfirmasi kepada kepala dukuh terkait tempat diadakannya acara, perlengkapan yang dibutuhkan, dan juga peserta.
  4. Mengundang peserta dengan target 40 orang
  5. Pelaksanaan pembukaan kegiatan dilakukan oleh kepala dukuh dan ketua pelaksana.
  6. Sosialisasi edukasi terkait lingkungan oleh komunitas Garuk Sampah
  7. Pelatihan pembuatan karya dari sampah plastik oleh Bank Sampah Gemah Ripah Bantul.

Kegiatan pelatihan yang dilakukan ada dua, yaitu pelatihan membuat bunga kresek dari plastik dan juga membuat lilin dari minyak jelantah. Pembukaan di hari kedua dimulai dengan diadakannya senam. Lalu ada pula Safari Piyungan bersama Komunitas Garuk Sampah. Kegiatan selanjutnya adalah Safari Museum Purbakala Pleret Bantul. Ada pula Focus Group Discussion bersama komunitas Garuk Sampah. Pada akhir acara, kami melakukan Kampanye Lingkungan dari 0 KM hingga depan gedung DPRD Yogyakarta bersama komunitas Garuk Sampah.

Kampung Trukan, Segoroyoso, Pleret, Bantul dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan karena melihat fakta yang terdapat pada kampung tersebut. Masyarakat masih belum menyadari tentang bahayanya plastik bagi lingkungan sekitar. Materi saat sosialisasi juga dipilih mengingat bahwa sampah merupakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat luas, bukan hanya kampung Trukan saja.

Pelaksanaan Kegiatan

Pedukuhan Trukan, Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Bantul merupakan daerah yang dekat dengan TPA Piyungan, hanya ditempuh dengan kurang lebih 5 KM masyarakat Trukan akan dapat merasakan langsung kondisi TPA Piyungan. Mereka selalu mencium bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh TPA ini, apalagi ketika hujan turun. Angin yang membawa aroma tidak sedap ini bahkan sampai ke beberapa pedukuhan di sekitarnya, Trukan salah satunya.

Masyarakat Trukan yang terdiri dari anak, remaja, hingga dewasa merupakan partisipan dari pemberdayaan ini guna. Mereka dilibatkan dalam sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan karena itu akan berdampak pada kehidupan yang sehat. Masyarakat menerima materi akan pentingnya menjaga lingkungan, ini dilakukan untuk menginformasikan dalam kognitif mereka agar dapat merubah perilaku dan menjaga lingkungannya menjadi lebih baik.

Lalu masyarakat diberikan pelatihan bagaimana memanfaatkan sampah agar tidak terbuang sia-sia bahkan dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomis. Mereka diajarkan membuat lilin dari minyak jelantah, yang sejatinya ini sering kali ditemukan di setiap rumah dan akhirnya dibuang hingga mencemari lingkungan.

Pada sesi inni, partisipan diajarkan pembuatan lilin agar minyak jelantah yang seharusnya dibuang menjadi komoditas bernilai ekonomis. Selain itu, ada pelatihan pula tentang membuat bunga dari plastik. Ini berguna untuk mengurangi sampah plastik yang marak terjadi. Limbah plastik dapat berubah menjadi keindahan mata dan bernilai ekonomis.

Selanjutnya, Masyarakat Trukan mengunjungi TPA Piyungan. Walau jarak tempat mereka tinggal dengan TPA, tetapi masyarakat belum pernah melihat langsung kondisi pembuangan sampah ini. Sesampainya di TPA, mereka melihat kondisi mengenaskan di sana. Terlihat sampah yang menggunung bahkan terus meluas hingga ke sisi kanan dan kiri. Tidak hanya sampah dan para pemulungnya yang terlihat, terdapat pula sapi sebagai hewan ternak masyarakat setempat memakan sampah dan bahkan tidak dihardik oleh para pekerja di sana.

Kunjungan selanjutnya yaitu ke Museum Sejarah Purbakala Pleret Bantul, museum ini menyimpan benda-benda bersejarah yang pernah ada di Pleret. Jumlahnya sekitar 50-an cagar budaya terdiri dari arca, stupa, dan benda-benda lainya. Kecamatan Pleret memiliki peran historis tinggi karena pernah menjadi tempat berdirinya Keraton Kerto dan Keraton Pleret. Kunjungan ini ditunjukan agar masyarakat mengenal lebih jauh tempat tinggalnya sehingga dapat memiliki rasa kepemilikan dan kebanggaan. Ini akan memerkuat alasan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang menjadi tempat tinggalnya.

Kami juga melakukan Focused Group Discussion (FGD) untuk mengetahui apa isi pemikiran masyarakat terhadap lingkungan terutama yang terjadi di TPA. Kegiatan ini untuk mengeluarkan rasa kepedulian warga yang ditunjukan melalui tulisan maupun gambar-gambar yang mereka ciptakan. Suara mereka tidak hanya dituangkan di atas kertas karton, hasilnya masyarakat menyuarakan semua isi hati dan pemikiranya di Malioboro.

Tujuan akhir dalam kunjungan ini yaitu Malioboro, salah satu icon kota Yogyakarta yang mengundang banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Tempat ini dipilih untuk melakukan kampanye lingkungan yang dilakukan masyarakat Trukan. Ini berguna menyadarkan wisatawan akan pentingnya lingkungan yang baik. Terutama masalah sampah yang kerap diperbincangkan. Tidak luput pula menyusur kawasan Malioboro dengan membersihkan tempat ini dari sampah yang berserakan.

Pembelajaran dari Program Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Kegiatan yang dilaksanakan di kampung Trukan, Segoroyoso, Pleret, Bantul pada tanggal 24 November 2019 dan 1 Desember 2019 merupakan serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat berbudaya lingkungan. Kegiatan ini dimulai dengan diadakannya sosialisasi Eco-Lifestyle (Gaya hidup ramah lingkungan) oleh komunitas Garuk Sampah.

Lalu pengolahan sampah seperti minyak jelantah dan kresek menjadi barang berguna oleh Bank Sampah Gemah Ripah.  Safari Lingkungan ke Piyungan lalu dilanjutkan dengan safari ke Museum Sejarah Kecamatan Pleret. Pada kegiatan ini juga diadakan kampanye lingkungan yang bertujuan untuk menyuarakan fakta yang telah di lihat secara langsung kepada masyarakat yang berada di sepanjang Malioboro. Kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya ini, dilakukan oleh ibu-ibu kader hingga anak-anak yang berjumlah 25 orang.

Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik oleh seluruh anggota kelompok serta bantuan yang didapatkan dari beberapa pihak. Pihak tersebut misalnya mitra Prodi Ilmu Komunikasi UII serta Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Pelaksanaan dapat berjalan dengan sukses juga karena adanya bantuan oleh mitra Garuk Sampah dan Bank Sampah Gemah Ripah.

Selain itu, terdapat juga bantuan yang berasal dari pemerintah daerah setempat, seperti yang diberikan oleh kepala dukuh Trukan yaitu bapak Sumarwan sebelum dan saat pelaksanaan kegiatan. Pihak kecamatan Pleret juga memberikan dukungan berupa Tumblr atau botol minum dan juga dukungan berupa pendanaan oleh kelurahan Segoroyoso.

Saat pelaksanaan kegiatan terjadi terdapat beberapa kendala yang memang berada di luar kendali penyelenggara. Misalnya seperti pemadaman listrik dan cuaca hujan. Namun hal tersebut tidak menghambat berlangsungnya kegiatan ini.

Antusiasme masyarakat kampung Trukan saat pelaksanaan membuat kendala tersebut menjadi tidak berarti. Misalnya saja saat membuat lilin melalui minyak jelantah, ibu-ibu kader sangat bersemangat saat menjalaninya. Mereka semangat berdiskusi dengan pihak mitra bank sampah Gemah Ripah terkait bagaimana cara untuk membentuk Bank Sampah.

Respon positif oleh masyarakat menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi penyelenggara. Hal ini karena telah berhasil menjadi media dan sarana bagi warga pedukuhan Trukan. Berkat diadakannya kegiatan ini, pedukuhan Trukan memiliki kesadaran kognitif atas urgensi permasalahan sampah di DI Yogyakarta. Hal yang tentu menggembirakan tentu akan segera didirikannya Bank Sampah di Pedukuhan Trukan.

Dalam kegiatan ini akan lebih baik jika dilakukan oleh masyarakat yang jumlahnya lebih banyak lagi, agar ilmu dapat disebarkan dalam lingkup yang lebih luas dan semakin terbuka rasa kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar.

———

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 2 minutes

Kelas Impian: Tanamkan Cita-cita pada Anak Sejak Dini Oleh Aghna Alfan Hidayat, Fahra Sania Sofyan,
Reza Fahmi Priyadi, Zakiyyah Ainun, Naufal Arfino

Kelas impian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan mengajak anak-anak mengenali potensinya: menjadi pribadi yang berani dan mampu bermimpi sejak dini. Program ini menyasar pada anak usia sekolah dasar yang posisinya terletak jauh dari kota. Selain itu, anak-anak peserta program ini diharapkan dapat menyusun mimpi-mimpinya mulai dari jangka pendek hingga panjang.

Ada beberapa kegiatan dalam program ini. Salah satunya adalah kelas profesi. Kelas profesi bertujuan untuk mengenalkan beberapa profesi yang berhubungan dengan rumpun Ilmu Komunikasi, yaitu broadcasting, news anchor, dan videographer. Dikalangan anak-anak SD terlebih yang jauh dari kota, profesi-profesi tersebut masih jarang dikenali. Sebagian besar dari mereka lebih memilih menjadi sosok yang memang mereka ketahui, seperti polisi, guru, TNI, dan pilot.

Tidak hanya kelas profesi, kegiatan kami yang lain adalah bercerita mimpi. Dalam kegiatan ini, anak-anak SD diminta untuk menggambar cita-citanya lalu mereka menceritakan alasan mereka memilih cita-cita tersebut. Bagi mereka yang memiliki gambar dan cerita yang bagus, mereka akan mendapatkan hadiah dari kami. Mereka sangat antusias mengikuti semua kegiatan kami.

Output dari kegiatan kami adalah pohon mimpi. Anak-anak SD diminta untuk menuliskan mimpi dan cita-citanya di kertas yang telah disediakan. Lalu mereka gantungkan ke pohon yang telah kami siapkan. Nantinya, pohon ini akan menjadi simbol atas mimpi-mimpi mereka yang kelak akan mereka capai.

Sekolah dasar yang menjadi target pun memiliki respon positif terhadap kegiatan yang kami buat. Alasannya, metode pembelajaran seperti ini dianggap sangat variatif. Kelas Impian: Tanamkan Cita-cita pada Anak Sejak Dini

Oleh Aghna Alfan Hidayat, Fahra Sania Sofyan,
Reza Fahmi Priyadi, Zakiyyah Ainun, Naufal Arfino

Kelas impian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan mengajak anak-anak mengenali potensinya: menjadi pribadi yang berani dan mampu bermimpi sejak dini. Program ini menyasar pada anak usia sekolah dasar yang posisinya terletak jauh dari kota. Selain itu, anak-anak peserta program ini diharapkan dapat menyusun mimpi-mimpinya mulai dari jangka pendek hingga panjang.

Ada beberapa kegiatan dalam program ini. Salah satunya adalah kelas profesi. Kelas profesi bertujuan untuk mengenalkan beberapa profesi yang berhubungan dengan rumpun Ilmu Komunikasi, yaitu broadcasting, news anchor, dan videographer. Dikalangan anak-anak SD terlebih yang jauh dari kota, profesi-profesi tersebut masih jarang dikenali. Sebagian besar dari mereka lebih memilih menjadi sosok yang memang mereka ketahui, seperti polisi, guru, TNI, dan pilot.

Tidak hanya kelas profesi, kegiatan kami yang lain adalah bercerita mimpi. Dalam kegiatan ini, anak-anak SD diminta untuk menggambar cita-citanya lalu mereka menceritakan alasan mereka memilih cita-cita tersebut. Bagi mereka yang memiliki gambar dan cerita yang bagus, mereka akan mendapatkan hadiah dari kami. Mereka sangat antusias mengikuti semua kegiatan kami.

Output dari kegiatan kami adalah pohon mimpi. Anak-anak SD diminta untuk menuliskan mimpi dan cita-citanya di kertas yang telah disediakan. Lalu mereka gantungkan ke pohon yang telah kami siapkan. Nantinya, pohon ini akan menjadi simbol atas mimpi-mimpi mereka yang kelak akan mereka capai.

Sekolah dasar yang menjadi target pun memiliki respon positif terhadap kegiatan yang kami buat. Alasannya, metode pembelajaran seperti ini dianggap sangat variatif.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 3 minutes

Merintis Desa Wisata Edukatif Bambu Lestari Bulak Salak oleh : Daffa Firdaus Najati, Fadilla Silvia Suhartono, Sifa Auliyasari, Aqsha Narariya Yani dan Roiyan Nangim.

Gerakan dan pengembangan desa secara mandiri sedang gencar dilakukan. Tak
ketinggalan salah satu desa wisata di daerah Sleman, Yogyakarta yang secara bertahap merintis
desanya sebagai desa wisata edukatif. Ialah Desa Wisata Edukatif Bambu Lestari yang terletak di
Dusun Bulaksalak, Wukirsari, Cangkringan, Sleman. Desa wisata ini berjarak sekitar 20 menit
dari Universitas Islam Indonesia (UII). Diresmikan oleh GKR Hemas pada 2018 lalu, desa ini
mengusung konsep utama edukasi terkait tanaman bambu. Berbagai tanaman bambu yang ada
tak hanya berasal dari Indonesia. Seperti bambu dari Jepang, Thailand, Timor dan sebagainya.
Terdapat beberapa fasilitas yang telah dibangun oleh warga setempat yang bisa dipergunakan,
selain areal bambu. Yaitu camping ground dan arena outbond.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menyatakan bahwa desa ini masih termasuk dalam
desa wisata rintisan. Yang berarti, masih termasuk dalam desa wisata baru, yang didalamnya
baik struktur kepengelolaan, infrastruktur dan partisipasi masyarakat masih perlu untuk
ditingkatkan. Meski telah tercatat di Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Bapak Eko Wiyarto,
selaku kepala pengelola desa wisata edukatif ini, mengatakan bahwa pihak pengelola belum
berani mendaftarkan desanya sebagai desa wisata. Dikarenakan kesiapan internal yang dimiliki
belum sepenuhnya siap. Khususnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata
Edukatif Bambu Lestari Ini. Pendanaan dalam memperbaiki fasilitas yang ada pun masih sebatas
gotong–royong antar warga dan terkadang dibantu pula oleh mahasiswa dalam bentuk kegiatan
KKN.

Oleh karenanya, kelompok kami yang terdiri dari Daffa Firdaus Najati, Fadilla Silvia
Suhartono, Sifa Auliyasari, Aqsha Narariya Yani dan Roiyan Nangim, mahasiswa ilmu
komunikasi 2017, melalui mata kuliah Manajemen Program Non Komersil, melakukan
pembinaan dengan mengadakan beberapa program. Yaitu, pelatihan fotografi, pelatihan konten
web dan media sosial, sosialisasi sadar wisata, pembuatan papan nama bambu dan plang serta
pendampingan pembuatan AD/ART. Program ini menjadi media pembelajaran untuk kami,
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat serta menyalurkan ilmu yang kami peroleh agar
bermanfaat untuk sesama. Durasi pelaksanaan program berlangsung pada bulan November 2019
hingga awal Desember 2019.

Program pertama dari kegiatan pemberdayaan ini adalah pelatihan fotografi yang mana
target sasaran dari kegiatan ini adalah pemuda dan pemudi daerah setempat. Kami berhasil
mengirim sebanyak 20 undangan dan berhasil mendatangkan 16 peserta. Pelatihan fotografi
berlangsung pada hari minggu tanggal 17 November 2019 pukul 10.30. Materi pelatihan yang
diberikan berkaitan dengan dasar-dasar fotografi, mengingat hal ini sangat penting untuk menjadi
salah satu langkah awal dalam mengembangkan desa wisata edukatif bambu lestari untuk lebih
dikenal wisatawan. Anggota dari KLIK18 menjadi pemateri dalam pelatihan ini dibantu dengan
volunteer dan seluruh anggota dari kelompok dalam praktek lapangannya di penghujung
pelatihan fotografi.

Program kedua dari kegiatan pemberdayaan ini adalah sosialisasi mengenai sadar wisata,
dengan target 36 undangan untuk warga setempat. Kegiatan ini dilakukan pada hari yang sama
setelah pelatihan web dan sosial media, namun kegiatan ini dilaksanakan pada malam hari karena
menyesuaikan jadwal audiens, yakni warga sekitar desa wisata bulak salak bambu lestari.
Pada sosialisasi kali ini dihadiri oleh beberapa volunteer dari teman-teman di UII.
Pemateri berasal dari founder ‘Omah Noto Plankton’ yaitu Mas Edi dan rekannya. Materi
sosialisasi yang diberikan lebih mengarah kepada bagaimana konsep dari sebuah desa wisata dan
bagaimana cara pengembangan untuk selanjutnya.

Mas Edi menjadikan Omah Noto Plankton sebagai contoh kepada warga Desa Bulak Salak bagaimana perjuangan membangun sebuah tempat wisata edukasi. Peran mitra yakni KBD adalah sebagai narahubung dan membantu jalannya kegiatan. Dari target undangan yang disebar, terdapat 33 bapak-bapak warga sekitar yang hadir. Peserta sangat antusias karena sosialisasi ini bersifat sharing.
Program selanjutnya yang kami berikan kepada desa wisata tersebut adalah pembuatan
plang dan papan informasi untuk bambu-bambu disana, penamaan tersebut bertujuan untuk
mengedukasi para wisatawan yang datang mengenai nama serta jenis bambu.

Lokasi bambu-bambu disana tidak jauh dari aula yang kami pakai untuk mengadakan pelatihan serta sosialisasi sadar wisata. Sehingga, untuk menemukan berbagai macam bambu tidak sulit karena area
tersebut menjadi satu kawasan yang dinamai ‘Bambu Track’. Pelaksanaan pembuatan plang dan
papan informasi tersebut berlangsung pada tanggal Minggu, 1 Desember 2019 dimulai pagi dan
selesai di sore hari.

Pembuatan plang tersebut cukup berjalan dengan lancar, apalagi dalam
prosesnya dibantu oleh beberapa volunteer dari ilmu komunikasi maupun volunteer dari luar.
Adapun papan informasi yang kami buat yakni menggunakan seng yang kemudian kami cat dan
tulis nama bambu serta jenisnya, yang nantinya papan tersebut diletakkan di bambu-bambu yang
sudah dikelompokkan.

—————————-

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri  tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom. Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 3 minutes

oleh Muhammad Mikael Atthariq, Haninda Salsabillah, Alysa Chairunnisa S, Rezki Akbar, dan Muhammad Alfian

Banyak sekali manfaat dan dampak yang bisa mempengaruhi penggunanya tergantung sikap pengguna dalam menggunakan teknologi itu. Jika mereka menggunakan teknologi dari sisi positifnya maka akan memberikan kemaslahatan bagi kehidupan itu sendiri dan begitupun sebaliknya. Jika mereka menggunakan teknologi dari sisi negatifnya maka akan banyak menimbulkan masalah bagi kehidupannya.

Manfaat yang harus gali adalah peluang pekerjaan baru di bidang digital seperti graphic designer, fotografer dan videografer. Setiap lini pekerjaan ini sangat dibutuhkan di era new media saat ini. Beberapa Sekolah pun dalam memberikan informasi kepada siswa-siswinya saat ini sudah menggunakan platform-platform new media diantaranya sosial media. Salah satu diantaranya adalah Instagram. Instagram adalah platform komunikasi yang sangat banyak digunakan oleh setiap orang, instansi maupun lembaga saat ini.

Smpn 1 Pakem berjarak sekitar 4 km dari Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia. Jarak yang cukup dekat bagi kelompok kami untuk melaksanakan kegiatan Non-Komersil ini. Dimulai sejak tanggal 23 November 2019 dan berakhir di minggu- minggu desember kemarin. Kegiatan kami berupa rangkaian pelatihan, praktek dan penyusunan yang nantinya akan menghasilkan akun official Instagram dari Smpn 1 Pakem ini.

Hari pertama pelatihan dibuka oleh pihak sekolah dan ketua dari kelompok kami Muhammad Alfian dengan mengucapkan terima kasih atas kesediaan waktu acara ini. Lalu agenda kami lanjutkan dengan pelatihan oleh mitra dari @Noctis_project dengan materi creating digital dan fotografi.

Hari kedua kami lanjutkan di minggu selanjutnya dengan materi pelatihan creating digital content dan creative thinking oleh tim Non-Komersil kami. Materi dibuka oleh ketua pelaksana kami Muhammad Alfian dan dibantu oleh rekan-rekannya.

Hari ketiga kami melakukan praktek lapangan untuk kebutuhan materi konten yang nanti akan dipublikasikan sebagai content digital pertama Smpn 1 Pakem. Pelatihan ini melibatkan seluruh tim dibantu oleh teman-teman dari KLIK.18

Pertemuan terakhir setelah praktek, kami memberikan evaluasi kepada siswa/i atas hasil pertama konten mereka yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini, kami memberikan sedikit hadiah bagi setiap kelompok yang sudah aktif melaksanakan kegiatan kami.

Kegiatan yang dimulai pada tanggal 23 November 2019 yang berlokasi di SMPN 1 Pakem dan berlokasi hanya 4 km dari Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan, praktik dan penyusunan yang nantinya akan menghasilkan akun official Instagram dari Smpn 1 Pakem.

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh Muhammad Alfian dan pemberian materi oleh rekannya sendiri dari @Noctis_Project yaitu Ari Jinu. Ari Jinu memberikan materi tentang basic-basic dalam fotografi kepada siswa SMPN 1 Pakem. Sebagian besar siswa SMPN 1 Pakem ini sangat tertarik dengan fotografi. Hari pertama ini cukup terlaksana dengan baik oleh semua anggota kelompok.

Minggu kedua dibuka dengan materi pelatihan creating digital content dan creative thinking. Materi dibuka oleh ketua pelaksana kami Muhammad Alfian dan dibantu oleh Ari Jinu. Disisi lain, pihak sekolah juga memberikan respon yang sangat positif. Hari ketiga  dilakukan praktek lapangan untuk kebutuhan materi konten yang nanti akan menjadi content digital pertama Smpn 1 Pakem.

Pelatihan ini melibatkan seluruh tim dibantu oleh teman-teman dari KLIK.18. Pertemuan terakhir, diberikan evaluasi kepada siswa/i atas hasil pertama konten mereka yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini, kami memberikan sedikit hadiah bagi setiap kelompok yang sudah aktif melaksanakan kegiatan kami.

Kendala yang kami rasakan mungkin sebagian kecil dari siswa SMPN 1 Pakem ini kurang tertarik dengan pelatihan fotografi dan mengelola akun sosial media. Padahal dari pihak sekolah sendiri sangat mendukung kegiatan ini. Kegiatan ini juga sangat berguna sebagai identitas sekolah agar lebih dikenal oleh semua orang dan menjadi suatu kebanggan sekolah. Dalam kegiatan ini akan lebih baik jika semua siswa tertarik terhadap pelatihan ini. Kegiatan ini  juga dapat bermanfaat dalam memberi pengetahuan marketing dalam media sosial.

————

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan mengunggah tulisan seri
tentang manajemen komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom.
Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kali
mendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan. Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa
Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

communication department UII Commnunication for empowerment
Reading Time: 2 minutes

Mulai Januari hingga Maret 2020, kami akan melanjutkan mengunggah tulisan seri Komunikasi Pemberdayaan dari mata kuliah Manajemen Program Komunikasi non komersil di bawah supervisi Puji Hariyanti, S.I.Kom, M.I.Kom. Puji Hariyanti adalah dosen spesialis kajian klaster Komunikasi Pemberdayaan. Ia telah berkali-kalimendapatkan hibah-hibah dan riset soal pemberdayaan.

Berikut ini adalah tulisan-tulisan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII tahun angkatan 2017 ketika mengambil mata kuliah Manajemen Komunikasi Non Komersil. Tulisan diterbitkan dengan melewati proses bimbingan Puji Hariyanti dan tahap penyuntingan oleh A. Pambudi W.

Kegiatan mahasiswa ini merentang dari pemberdayaan dengan beragam isu. Misalnya mulai dari isu penderita lupus, jurnalistik, fotografi, membatik, pelestarian permainan tradisional, pengembangan diri, kesehatan reproduksi untuk remaja, hingga isu-isu seperti isu lingkungan, pengurangan sampah plastik, kesehatan mental, dan media kreatif. Setiap kelompok mahasiswa menggandeng mitra yang dapat menyokong jalannya acara baik dari sisi konten maupun finansial.

Manajemen Program non komersil mencoba memantik ruh pemberdaya dalam tiap sanubari mahasiswa komunikasi. Semua program yang dilakukan mahasiswa ini menyiratkan pesan bahwa menjadi berdaya tidak harus muluk, tak harus besar, dan ia harus inklusif: kolaborasi multipihak, kreatifitas multidisiplin, dan sarana multiplatform. Ada nuansa kreatif, inspiratif, dan berdaya bersama dalam tiap program itu. Kental semangat warga berdaya dengan spirit urun daya.

Meski ada beberapa konsep program yang terlihat sederhana, kurang matang, ataupun tak mendalam analisis sosialnya, tentulah itu bakal menjadi pembelajaran. Catatan untuk pelecut dan refleksi atas program penguatan dan pemberdayaan warga. Maka, masukan dan saran anda penting kiranya.

Wal Akhir, jika anda membaca artikel tiap program, anda akan semakin yakin, bahwa masa depan umat manusia (dan bumi) bakal cerah jika nurani yang murni selalu dipupuk tanpa embel-embel keuntungan profit. Tak selamanya segalanya mesti dibumbu tujuan keuntungan ekonomi uang. Anda dapat mengikutinya dengan mengetik kata kunci Pemberdayaan Masyarakat atau Komunikasi Pemberdayaan di kolom pencarian/ search situs kami. Selamat membaca dan mengikuti tiap artikel dengan tag #KomunikasiPemberdayaan, #Pemberdayaanmasyarakat #pemberdayaan #nonkom.

Menyemai semangat Communication for Empowerment.

Penyunting_