TEMA UMUM:
Insipirasi Sekitar Kita

DESKRIPSI TEMA:

Karya yang didaftarkan dapat menceritakan protagonis,  sosok, aksi, tempat dan peristiwa di sekitar lingkungan kehidupan kita, kisah-kisah tersebut memiliki nilai-nilai yang dapat menginspirasi khalayak.

KATEGORI LOMBA:

Film Fiksi
Film Dokumenter
Vlog
Animasi

PERSYARATAN UMUM:

1. Peserta adalah Pelajar, Mahasiswa, Umum.
2. Peserta merupakan warga negara Indonesia, dibuktikan dengan KTP.
3. Peserta dapat berupa individu atau kelompok.
4. Peserta dapat mengirim lebih dari satu karya.
5. Karya dapat direkam menggunakan peralatan apapun, seperti: Kamera
Mirrorless, SLR, Smartphone.

Persyaratan Teknis:
– Pelajar, Mahasiswa, dan Umum
– Warga Negara Indonesia
– Kelompok/ Individu
– Durasi 2- 10 menit
– Resolusi 1080p (ukuran bebas)
– Belum pernah di publikasikan
– Orisinil
– Tidak menyinggung SARA

PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN (KRITERIA, SYARAT, dll)


Daftar dan kirim karya kamu ke:

.

Batas Pengumpulan: 20 November 2020
Pengumuman Juara: 25 November 2020
.
Kami tunggu karya terbaikmu.
.
Contact Us:
WhatsApp Iven:

 

 

Website institusi itu penting. Bukan hanya tempat penyampaikan informasi, tapi juga branding. Itulah salah satu kesimpulan yang bisa didapat dari Pelatihan Optimalisasi Visiblitas web di SMA N 1 Sleman dalam mempertahankan eksitensi SMAN 1 Sleman.

Pelatihan tersebut adalah salah satu program pemberdayaan masyarakat dari Dosen Ilmu Komunikasi UII, Ratna Permata Sari, pada 9 Oktober 2020. Pelatihan yang diadakan selama dua hari tersebut mencoba mendorong optimalisasi website institusi SMAN 2 Sleman.

Pada hari pertama (9/10) Ratna, yang juga dosen klaster riset Komunikasi Visual, memaparkan teori, konsep, dan urgensi website bagi pencitraan sebuah institusi. Selain sebagai sumber informasi, website juga menjadi salah satu pintu masuk pertama menuju citra diri/ brand lembaga.

Diskusi pada hari pertama mengobservasi bagaimana guru dan pengelola situs sekolah mengelola website. Pada saat itu, Ratna dan tim UII menemukan problem yang dihadapi oleh pengelola web: pembuatan konten dan pembaruan isi website.

“Harusnya kan setiap ada kegiatan itu langsung upload di web, tapi nyatanya tidak,” kata salah seorang peserta pengelola web.

Sedangkan pada hari kedua (15/10) peserta yang terdiri dari guru-guru tersebut diajak untuk mulai praktek atau latihan. Kegiatannya seputar desain dan mengisi konten website. Pada kesempatan ini, Ratna bersama Ana Yulia dan Rizki Falahiyah, dari tim Websupport Humas UII, menjadi fasilitator pelatihan. Mereka mulai melakukan pembaruan desain web dan langsung mengisi konten bersama para pengelola website SMAN 1 Sleman.

“Terimakasih, sangat bermanfaat, sayang kanapa baru sekarang, harusnya dari dulu,” kata salah satu peserta dari pihak Manajemen SMAN 1 Sleman, ketika diminta testimoninya terhadap acara ini. “Ke depan kami pastikan jauh lebih menarik dan terus diperbarui. Dan itu akan jadi nilai plus bagi SMA kami, SMAN 1 Sleman,” tambahnya

Teatime 16th edition will invite:

Rini Asmiyati – Global Entrepreneur Returnee

(Alumni of communication Science Department, batch 2015)

The next International Program of Communication’s Teatime

Theme:
Seeking For Unforgotten Experiences Through Being Intern

(An Experience in Wonderful City Jaipur, India)

Live On Instagram

Schedule

Friday, October, 16th, 2020
Start at 4pm (UTC+7)

Keep update on IGTV
@ip.communication.uii
@riniai_

Bagi kamu mahasiswa dengan konsentrasi bidang minat Jurnalistik, PR, dan Kajian Media bisa lho ikuti webinar ini. Komunikasi UII yang bervisi communication for empowerment berupaya melakukan manajemen pengetahuan dengan menjadi pusat info dan knowledge untuk mendukung pengembangan keilmuan dan kapasitas mahasiswa dan warga akademik Komunikasi UII. Salah satunya, sila ikuti webinar berikut dari badan pemberdayaan milik Penyiaran Publik Inggris BBC lewat BBC Media Action-nya. Silakan.

BBC Media Action dan Dewan Pers mengadakan Webinar “Mengurangi Dampak Ekonomi Pandemi Covid-19 dan Peran Media Massa”

Jumat 16 Oktober 2020
Jam 14.00-16.30WIB

Pembicara dari beragam pihak seperti Stafsus Kemenkeu bidang Komunikasi Strategis, Pemimpin Redaksi SWA, Litbang The Jakarta Post, Pemimpin Redaksi IDN Times, Dewan Pers.

Join Zoom Meeting
Https://us02web.zoom.us/j/4780767112

Atau

Https://us02web.zoom.us/j/83894292859

Google for Media: Strengthening Democracy through informed journalists and citizens – Webinar

Discuss with these Speaker:

Wahyu Dhyatmika, Editor in Chief Majalah TEMPO and Sekretaris Jenderal AMSI (Asosisasi Media Siber Indonesia)

Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)

Revolusi Riza, Head Of News Gathering CNN Indonesia TV and Sekretaris Jenderal AJI (Aliansi Jurnalis Independen)

For a discussion about:
Fighting the common enemy of misinformation

LIVE STREAMING:
Senin, 26 Oktober 2020
Pukul 13.00-15.00WIB

Youtube Channel: Google Indonesia
Goo.gle/googleformedia4

Disclaimer:

Komunikasi UII yang bervisi communication for empowerment. Kami berupaya melakukan manajemen pengetahuan dengan menjadi pusat informasi dan knowledge untuk mendukung pengembangan keilmuan dan kapasitas mahasiswa dan warga akademik Komunikasi UII. Mahasiwa san warga akademik yang fokus pada kajian jurnalisme, PR, kajian media, dan media kreatif, dapat merujuk pada konten ini demi pengayaan pengetahuan. Konten ini bertujuan edukasi dan nonprofit. #knowledgeproject #kliping

Assalamu’alaikum wr.wb

Diberitahukan kepada mahasiswa/mahasiswi program studi ilmu komunikasi angaktan 2017 dan 2016 (yang belum magang) wajib hadir dalam sosialisasi dan pembekalan magang yang Insyallah akan dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 16 oktober 2020 jam 15.30 wib.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb

The Forum Forum Amir Effendi Siregar # 13 this time 9 October 2020 is not as usual. Presenting Indonesian speakers who were studying in America made the discussion this time take time at night. This time, Rianne Subijanto, Assistant Professor of Communication Studies at Baruch College, City University of New York was the speaker at the AES Forum discussion tonight. He reveals the history of communication and discovers a time when a part of the study in communication was missing.

According to Rianne, in communication, there is a missing study. This study seems invisible. It seems that if we examine it today, there is even a lot of debate because it is considered not a communication domain anymore.

Rianne’s discussion raised the topic “Communication as Social Networks and Transportation: Historical Studies Past and Present.” Transportation which is part of communication studies is no longer initiated in many researches in the realm of communication.

Judging from the long history of communication, “communication studies have emerged. it’s only limited to communication that mediates new media such as print media, radio, television, and the internet, “said Rianne.

Communication System: Ancient Objects to Print Media

Riane continued that the age of media starting from printed media is still very young. and to be examined from the history, the practice of this communication age is very old. there was writing hieroglief and cuneiform written on slabs of brick in the civilization of mesopotamia. there paprirus, and there are pictures in the cave in the rock.

it is seen that the ancient objects that not only belongs to history, but also there is a communication process. Even communication is not only seen from the printed medium sec material fig. But more basic. Communication is also a process of exchanging meaning through oral, gestures, and facial expressions.

What is missing in Communication studies in Rianne’s view? He sees communication as transmission (transportation) and culture (ritual). If communication is seen from an exchange of meanings, then there is social exchange, there is cultural acculturation too. If seen from here communication is also chained by transportation. In ancient times people traveled by camel or donkey to trade. “And it turns out that there is a cultural exchange of the spread of Islam, cultural acculturation,” said Rianne.

Communication systems should be seen as transport networks and social networks as concepts. “However, now if we want to see transportation in communication studies, maybe people will ask geography or sociology first,” said Rianne.

 

Forum Forum Amir Effendi Siregar #13 kali ini 9 Oktober 2020 tak seperti biasa. Menghadirkan pembicara Indonesia yang sedang studi di Amerika membuat diskusi kali ini mengambil waktu di malam hari. Kali ini, Rianne Subijanto, Assistant Professor Kajian Komunikasi di Baruch College, City University of New York menjadi pembicara dalam diskusi Forum AES malam ini. Ia mengungkap sejarah komunikasi dan menemukan satu waktu dimana ada bagian kajian dalam komunikasi hilang.

Menurut Rianne, dalam komunikasi, ada kajian yang hilang. Kajian ini seperti tidak terlihat. Tampaknya jika dikaji di jaman sekarang bahkan, banyak perdebatan karena dianggap bukan ranah komunikasi lagi.

Diskusi Rianne ini mengangkat topik ‘Komunikasi sebagai Jaringan Sosial dan Transportasi: Kajian Sejarah Dulu dan Sekarang.” Transportasi yang menjadi bagian dari kajian komunikasi tak lagi digagas dalam banyak riset di ranah komunikasi.

Dilihat dari sejarah komunikasi yang panjang, “kajian komunikasi yang banyak muncul baru sebatas komunikasi yang memerantarai medium baru seperti media cetak, radio, televisi, maupun internet,” ujar Rianne.

Sistem Komunikasi: Benda-benda Kuno hingga Media Cetak

Riane melanjutkan bahwa umur media mulai dari media cetak (printed media) ini masih sangat muda. Padahal kalau mau ditelisik dari sejarahnya, praktik komunikasi ini umurnya sangat tua. Ada tulisan hieroglief dan kuneiform yang tertulis di lempengan batu bata di peradaban mesopotamia. Ada paprirus, dan ada gambar di gua pada dalam batu.

Di sini terlihat bahwa benda-benda kuno itu tak hanya milik sejarah, tapi juga ada proses komunikasi. Bahkan komunikasi tak hanya dilihat dari medium tercetak secara materil. Namun lebih mendasar. Komunikasi juga adalah proses pertukaran makna lewat oral, gestur, dan mimik muka.

Apa yang hilang di kajian Komunikasi dalam pandangan Rianne? Ia melihat komunikasi sebagai tranmisi (transportasi) dan budaya (ritual). Jika komunikasi dilihat dari adanya pertukaran makna, maka ada pertukaran sosial, ada akulturasi budaya juga. Jika dilihat dari sini komunikasi juga diperantai oleh transportasi. Jaman dahulu orang melakukan perjalanan dengan menggunakan unta atau keledai untuk berdagang. “dan ternyata ada pertukaran budaya penyebaran islam, akulturasi budaya,” papar Rianne.

Sistem komunikasi harus dilihat sebagai jaringan transportasi (transport network) dan jaringan sosial (social networks) sebagai konsep. “Namun, sekarang jika kita mau melihat transportasi dalam kajian komunikasi mungkin orang akan nyuruh ke geografi atau sosiologi dulu,” kata Rianne.

Diskusi kali ini (17/10/2020 ) agak berbeda. Diskusi Forum Amir Effendi Siregar #14 yang disiarkan oleh Uniicoms TV, Prodi Ilmu Komunikasi UII, itu menghadirkan Eunike Gloria Setiadarma. Seorang yang sedang menyelesaikan studi doktoralnya di jurusan sejarah Northwestern University. Forum AES seri 14, ini mempertimbangkan aksesibilitas difabel rungu agar semua orang bisa mengikuti diskusi forum AES.

Dalam slide presentasi Eunike, ia menyertakan teks berjalan (running text) yang ia siapkan. Kalau dilihat slidenya, di sisi kiri ada slide presentasi yang berisi poin-poin, gambar ilustrasi dan beberapa keterangan. Sedangkan pada slide sebelah kanan, ada teks berjalan yang sangat rigid, terlihat sekali Eunike serius dan yang pasti ia menyiapkan dengan upaya yang sangat besar agar presentasi dapat diikuti oleh siapapun termasuk oleh difabel rungu, jika ada.

“Saya menyiapkan teks berjalan untuk memfasilitasi peserta yang memiliki disabilitas pendengaran, maaf jika slide utamanya nggak full maksimal besarnya,” kata Uenike mengawali diskusi siang hari itu.

Eunike kali ini melakukan riset masuk melongok realitas sosial dan dinamika sejarah serta politik zaman itu dengan menggunakan perspektif orang biasa. Eunike melacak dengan membaca tulisan Kwee Thiam Tjing (KTT) dan istrinya (Nie Hiang Nio) di beragam surat kabar yang tercetak pada pada zaman sebelum dan setelah kemerdekaan. Pendekatan sejarah yang ia gunakan adalah pendekatan sejarah mikro yakni pendekatan sejarah yang menarasikan sejarah dari kacamata orang biasa. Bukan tokoh besar atau populer.

Dalam diskusi ini, difabel rungu akan dapat mengikuti diskusi menarik ini tanpa kendala berarti.

This Discussion time (17/10/2020) is a bit different. The discussion on Forum Amir Effendi Siregar # 14 broadcast by Uniicoms TV, UII Communication Science Study Program, presented Eunike Gloria Setiadarma. A man currently completing his doctoral studies majoring in history at Northwestern University. The AES forum series 14, this considers the accessibility of people with hearing impairments so that everyone can participate in the AES forum discussion.

In Eunike’s presentation slides, she included running text that he prepared. If you look at the slides, on the left side there is a presentation slide that contains bullet points, illustrations and some information. Meanwhile, on the right slide, there is a running text which is rigid. and looks serious. Eunike certainly prepares with great effort so that the presentation can be followed by anyone, including those with hearing impairments, if any.

“I prepared a running text to facilitate participants with hearing disabilities. I’m sorry if the main slide is not full, its maximum size,” said Uenike starting the afternoon discussion.

This time, Eunice conducted research into the social reality and historical and political dynamics of that era by using the perspective of ordinary people. Eunice tracked down by reading the writings of Kwee Thiam Tjing (KTT) and his wife (Nie Hiang Nio) in various printed newspapers in the era before and after independence. The historical approach he uses is a micro-historical approach, namely a historical approach that narrates history from the perspective of ordinary people. Not a big or popular figure.

In this discussion, people with hearing impairments will be able to take part in this interesting discussion without any significant obstacles.