HP jadul

Generasi Z di Amerika Serikat saat ini sedang ramai berburu handphone jadul. Akibat tren ini perusahaan HMD Global yang memproduksi ponsel Nokia terus menjual HP jadul yang mirip keluaran tahun 2000-an hingga jutaan perangkat. 

Tercatat sejak tahun 2022 HMD Global mengalami peningkatan penjualan HP jadul dengan puluhan ribu terjual setiap bulan.  

HP jadul termasuk ponsel flip atau slide yang kini dicari memiliki fitur tambahan GPS atau hotspot. Lantas apa alasan utama Gen Z di Amerika Serikat memilih HP jadul? Sementara di Indonesia kini tengah berlomba-lomba membeli smartphone keluaran terbaru. 

Gen Z yang lahir pada rentang tahun 1997-2012 saat ini berusia 11 hingga 26 adalah generasi pertama yang tumbuh pada evolusi teknologi pintar. Artinya smartphone telah menjadi aksesoris sehari-hari bagi mereka. 

Kondisi ini yang membuat Gen Z di Amerika Serikat merasa bosan dan beralih menggunakan HP jadul. Pernyataan ini diungkapkan oleh Jose Briones seorang influencer asal Colorado Amerika Serikat. Selain bosan, dampak terhadap kesehatan mental juga menjadi alasan utama. 

“Saya rasa Anda bisa melihatnya pada populasi Gen Z tertentu – mereka bosan dengan layar. Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan kesehatan mental dan mereka mencoba mengurangi penggunaan ponsel.” Ungkap pemuda 27 tahun kepada CNBC. 

Gen Z yang biasanya beralih ke doomscrolling untuk mendapatkan kenyamanan, secara sukarela kembali ke tahun 2000-an untuk berlindung dari ekonomi konsumen yang merajalela. 

“Saya pikir saya ingin mendapatkan [saya kira] rasa lebih terhubung dengan teman dan keluarga saya. Dan kemudian saya juga hanya ingin mengurangi waktu di depan layar,” ujar reporter Buzzfeed berusia 23 tahun, Fjolla Arifi, kepada ABC News, setelah secara ketat menggunakan ponsel flip selama seminggu. 

Kebiasaan Gen Z yang menonton video di smartphone hampir 7,2 jam setiap hari, terpaku dengan estetika feed Instagram yang dikurasi membuat waktu dan kesehatan mental mereka terganggu. 

“Kami menyadari bahwa setiap masalah yang kami alami saat keluar malam, semua hal yang membuat kami menangis, semua hal yang membuat kami bersenang-senang, berawal dari ponsel kami,” jelas pengguna TikTok @skzzolno tentang alasan mengapa ia dan teman-temannya hanya membawa ponsel mereka. 

Selain alasan tersebut mereka ingin mengenang masa ketika teknologi tidak sepenuhnya memakan waktu, tetapi hanya sebagai aksesori.  

Alasan ini sesuai dengan hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology: Applied. Pada penelitian tersebut menyebutkan tiga poin penting terkait durasi menggunakan smartphone terhadap kesehatan mental. 

Pertama, mengurangi penggunaan smartphone hanya satu jam sehari selama seminggu dapat meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi kecemasan hingga depresi. 

Kedua, memantau penggunaan smartphone dan bagaimana dampaknya dapat membantu kita menciptakan perubahan positif. 

Namun temuan ketiga ini cukup menarik bahwa menghentikan penggunaan smartphone sepenuhnya ternyata tidak begitu bermanfaat bagi kesehatan mental. 

“Menurut penelitian, perubahan sadar dan terkendali dari waktu harian yang dihabiskan untuk menggunakan smartphone dapat berkontribusi pada kesejahteraan subjektif – lebih sedikit gejala depresi dan kecemasan, kecenderungan penggunaan yang lebih sedikit, lebih banyak kepuasan hidup – dan gaya hidup yang lebih sehat, [termasuk] lebih banyak aktivitas fisik, [dan] lebih sedikit perilaku merokok, dalam jangka panjang,” kata Yalda Safai, MD, MPH, seorang psikiater di New York. 

Tren ini turut menyumbang data merosotnya pengiriman smartphone global di tahun 2022 yang mencapai 1,2 miliar unit yakni sekitar 11,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Sementara Gen Z di Indonesia kini tengah berburu smartphone terbaru seperti iPhone 13 dan iPhone 14 ternyata juga tak terlalu mendongkrak pembelian smartphone di Indonesia. Berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC) pasar smartphone di Indonesia tahun 2022 juga alami penurunan hingga 35 juta unit atau sekitar 14,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun penurunan di Indonesia ini terjadi karena faktor ekonomi seperti inflasi sehingga berdampak pada daya beli konsumen. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Yudisium

Momen tak terlupakan tentu dirasakan oleh 14 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII). Bagaimana tidak tepat pada perayaan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2023 mereka dinyatakan lulus. 

14 mahasiswa tersebut resmi menyandang gelar sarjana S.I.Kom. pada pelaksanaan yudisium yang dilakukan secara daring. Tentu saja kelulusan ini terjadi berkat kerja kerasnya menyelesaikan pendidikan selama kurang lebih 4 tahun terakhir. 

Dalam pelaksanaan yudisium tersebut Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D. secara resmi menyebutkan 14 mahasiswa telah lulus dari jenjang sarjana dan telah memenuhi persyaratan kelulusan.   

Dari 14 mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam pelaksanaan yudisium tersebut, salah satu mahasiswa yang raih Indeks Prestasi Akademik (IPK) tertinggi adalah Rizka Fitri Annisa yakni 3,9. Mahasiswa angkatan 2019 itu menyelesaikan studi S1 kurang dari 4 tahun dengan meraih predikat “Sangat Memuaskan” atau Cumlaude.  

Selanjutnya ada mahasiswa angkatan 2018 yakni Rahmalia Kusumadewi juga meraih IPK 3,9 pada pelaksanaan yudisium 2 Mei 2023 sore itu. 

Menjadi satu-satunya angkatan 2019 yang telah lulus pada momen Hari Pendidikan Nasional itu, Rizka Fitri Annisa mengaku sangat lega karena berhasil melewati tantangan yang tak mudah. Mengingat dirinya adalah angkatan yang terpaksa menjalani pembelajaran secara daring dampak dari pandemi Covid-19. 

“Terkait kelulusan saya alhamdulillah perasaannya lega sekali karena akhirnya dapat menuntaskan salah satu kewajiban dan tanggung jawab saya baik kepada orang tua, pendidik, maupun diri saya sendiri. Untuk melewati semester demi semesternya pasti ada tantangan apalagi pada angkatan 2019 khususnya perkuliahan terpaksa dilaksanakan secara online karena terdampak pandemi Covid-19,” terangnya saat dihubungi Prodi Ilmu Komunikasi. 

Rizka juga memberikan pesan terkait tanggung jawab serta tips agar kita tetap fokus dengan tujuan dan mimpi untuk menyelesaikan jenjang sarjana. 

“Namun karena saya punya mimpi untuk bisa mewujudkan apa yang saya raih sekarang, maka tidak boleh luput dari semangat, doa, perjuangan, dan dukungan dari orang-orang di sekitar. Saya sangat berterima kasih kepada orang tua saya, orang terkasih saya, sahabat-sahabat saya, dosen-dosen yang telah mengajar saya, terkhusus DPA sekaligus DPS saya Ibu Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom. Tidak lupa kepada staf-staf prodi Ilmu Komunikasi yang sudah membantu saya dan berbagai pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Intinya pencapaian saya ini bukan berkat dan milik pribadi saja namun juga milik mereka yang berdiri di samping dan di belakang saya.” Tambahnya. 

Hadir juga Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Ibu Ratna Permata Sari, S.I.Kom., MA , Sekretasis International Program Ibu Ida Nuraini Dewi Kodrat Ningsih, S.I.Kom., MA, serta Bapak Raden Narayana Mahendra P , S.Sos., MA dalam proses kelulusan 14 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi. 

Berikut daftar mahasiswa yang dinyatakan lulus dari Prodi Ilmu Komunikasi pada 2 Mei 2023:  

  1. 16321073 – I’intan kalimatussaqdia 
  2. 18321033 – M.Zhorif Afif Naufal 
  3. 18321136 – Rahmalia Kusumadewi 
  4. 18321171 – Miladia Arifa 
  5. 18321194 – Nadiarsandy Maghriza Bhakti 
  6. 18321205 – M Fikri AG 
  7. 18321074 – Delsi Yasintha Aulia 
  8. 18321173 – Naura Medisa Putri 
  9. 19321161 – Rizka Fitri Annisa (Cumlaude) 
  10. 18321184 – Rian Ade Saputra 
  11. 18321114 – Zanavia Javasta Meuthiarani 
  12. 18321203 – Ath Thaariq Nur Hakim 
  13. 18321147 – Dinda Saarah Salsabila 
  14. 18321190 – Oktavia Nur Halimah 

Demikian 14 mahasiswa dari Prodi Ilmu Komunikasi UII yang dinyatakan lulus bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2023.  

Makanan favorit

Daftar makanan dan minuman yang paling disukai masyarakat Indonesia sebagai pilihan menu buka puasa akan dipaparkan dalam artikel berikut ini. Setidaknya ada 8 hidangan teratas pilihan masyarakat Indonesia. Deretan makanan ini disukai karena cita rasa yang nikmat dengan rasa manis dan gurih.  

Setelah berpuasa selama hampir 13 jam tentu tubuh kita membutuhkan asupan makanan dan minuman untuk mengembalikan energi. Salah satu sumber utama yang mudah dan cepat didapatkan dari makanan yang memiliki kandungan gula. Namun yakin jika pilihan makanan ini baik untuk tubuh? 

Wajar jika 8 daftar hidangan yang paling disukai masyarakat Indonesia ini dominan ditempati oleh makanan-makanan manis dan bersantan. Beragamnya menu khas daerah serta tradisi di Indonesia bisa jadi pemicu utama mengapa masyarakat kita gemar konsumsi gula dan santan. 

Berdasarkan data survei dari 818 responden di Indonesia dengan range usia 18-55 tahun oleh TGM Research, menyebutkan kolak menjadi menu primadona saat buka puasa. 

Hidangan paling disukai adalah kolak dengan nilai 17,2 persen, selanjutnya ada rendang 11,2 persen, Opor ayam persen, kolak pisang 5,3 persen, disusul kurma 4,8 persen, ketupat 4,8 persen, opor 3,9 persen, dan terakhir es buah 2,4 persen. 

Dalam survei tersebut juga didapatkan hasil jika 90 persen masyarakat Indonesia memilih memasak di rumah untuk teman dan keluarga, serta 99 persen buka bersama anggota keluarga di rumah. 

Sama halnya dengan kebiasaan yang terjadi di lingkungan kita, seperti yang dilakukan melalui survei cepat di Grup WhatsApp Prodi Ilmu Komunikasi UII yang berisi dosen, staf, serta mahasiswa magang ditemukan hasil bahwa seluruhnya memilih minuman pembuka manis saat membatalkan puasa. 

Sebanyak 22 suara yang dikumpulkan sebanyak 3 orang memilih kolak, 2 orang es buah, 8 orang es degan, 5 orang memilih es campur, dan 4 orang lainnya. Menurut pengakuan 4 orang yang memilih lainnya cenderung mengaku berbuka dengan teh hangat manis maupun es teh manis. 

Artinya kebiasaan minum dan makan makanan yang memiliki kandungan gula menjadi primadona untuk membatalkan puasa. 

Risiko terlalu banyak konsumsi gula 

Berdasarkan daftar hidangan yang disebutkan di atas, semua makanan yang disukai oleh masyarakat Indonesia mengandung gula, garam, dan lemak (GGL) yang cukup tinggi. Sementara konsumsi zat gula, garam, dan lemak berlebih akan memicu penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, jantung, stroke, ginjal, hingga gangguan saraf. 

Sebenarnya terkait batasan konsumsi GGL telah diatur dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2013. Dalam aturan tersebut juga mengatur pencantuman informasi kandungan GGL pada pangan siap saji dan pangan olahan.  

Kebutuhan dan anjuran konsumsi gula setiap orang per hari sebesar 10 persen dari total energi (200kkal) setara 4 sendok makan atau 50 gram. Sedangkan untuk garam per hari 2000 mg natrium, setara 1 sendok teh atau 5 gram. Terakhir konsumsi lemak per hari adalah 20-25 persen dari total energi (702 kkal) setara dengan 5 sendok atau 67 gram. 

Lantas bagaimana dengan kandungan kolak, apakah baik untuk kesehatan? Ternyata kandungan nutrisi pada kolak sangat baik untuk tubuh dengan catatan dengan tidak berlebihan dalam konsumsi per harinya. 

Bahan utama pada kolak adalah santan dengan berbagai isian seperti pisang, ubi, kolang-kaling, dan gula (gula merah ataupun gula pasir). Dilansir dari laman halodoc sekitar 100 gram kolak terkandung 163 kalori. 

Artinya satu mangkuk kolak pisang terdapat 47 persen lemak, 48 persen karbohidrat, 6 persen protein. Lemak dalam kolak pisang terdiri dari lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Sementara kadar gula di dalamnya sekitar 11,95 gram dan 2,8 gram serat. 

Sedangkan untuk opor ayam yang memiliki bahan dasar santan dan ayam memiliki nilai 163 kalori per 100 gram, 8,67 gram lemak, 5,6 gram karbohidrat, dan 16,53 gram protein. 

Namun menyantap opor ayam akan lebih nikmat dengan nasi atau lontong, nilai kalori nasi sebesar 129 kalori per 100 gram, sedangkan lontong 144 kalori per 100 gram.  

Artinya konsumsi satu mangkok kolak masih aman untuk tubuh kita, namun perlu diketahui yang kita konsumsi tidak hanya itu. Masih ada nasi, opor ayam dan beberapa makanan lain. Maka kita perlu menciptakan gaya hidup sehat dan memperhatikan anjuran konsumsi GGL. 

Konsumsi GGL yang tinggi memicu berbagai penyakit terutama terkait kasus diabetes di Indonesia yang tinggi sebagai dampak pola hidup yang tidak sehat. Tahun 2021 jumlah penderita diabetes di Indonesia sekitar 19,47 juta, hal ini diprediksi akan terus meningkat.  

International Diabetes Federation (IDF) memprediksi jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 28,57 juta di tahun 2045. Artinya jumlah ini lebih besar 47 persen dari tahun 2021. 

Dalam jangka 10 tahun jumlah penderita diabetes di Indonesia meroket hingga 167 persen, sebelumnya tahun 2011 jumlah penderita diabetes 7,29 juta. Sementara jumlah kematian pada 2021 sebesar 236.711 jiwa atau meningkat 58 persen dari tahun 2011 yakni 149.872 jiwa. 

Solusi jalani puasa Ramadan tetap sehat 

Lantas bagaimana cara kita memperbaiki dan mengatur pola hidup yang sehat dan tetap fit selama menjalani ibadah puasa. Setidaknya ada tiga opsi yang bisa kita lakukan yakni memilih nutrisi yang baik, olahraga, dan membuat rencana makanan yang akan kita konsumsi. 

Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah memastikan nutrisi baik yang masuk ke tubuh kita serta membatasi beberapa bahan yang buruk. Pastikan konsumsi makanan berkualitas tinggi dengan memperbanyak minum air putih dan menyeimbangkan dengan karbohidrat dari pati, sayur-sayuran, protein, dan produk susu lemak alami agar tetap terhidrasi selama puasa. Sementara beberapa hal yang perlu dihindari adalah makanan dengan kandungan garam, kafein, gula yang tinggi serta makanan olahan. 

Selanjutnya pastikan untuk meluangkan waktu untuk olahraga, meski puasa kita tetap harus aktif secara fisik demi kesehatan. Yang perlu diperhatikan adalah hindari latihan intensitas tinggi seperti lari cepat atau angkat beban di siang hari. Gantinya olahraga ringan 15-30 menit seperti jalan kaki, senam pilates, ataupun yoga. 

Terakhir yakni membuat rencana menu ke depan, pastikan tidak meninggalkan sahur demi memenuhi asupan untuk energi aktivitas siang hari terutama bagi pelajar dan pekerja. Agar lebih efektif rencanakan menu sahur dan buka puasa dengan fokus makan makanan berkualitas tinggi. 

Selain tiga hal tersebut pastikan agar tubuh kita memperoleh waktu istirahat dan tidur yang cukup agar metabolisme dalam tubuh tidak terganggu. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Halal bihalal

Tradisi halal bihalal dalam perayaan hari raya Idul Fitri ternyata gagasan yang lahir di Indonesia. Menariknya gagasan ini bertujuan politis demi kerukunan bangsa pada kondisi lampau yang terjadi di Indonesia.

Artinya halal bihalal pertama kali hanya dilakukan di Indonesia, namun lambat laun gagasan politis ini mulai populer di beberapa negara tetangga seperti Brunei Darussalam, Malaysia, hingga negara-negara di Eropa lainnya. Halal bihalal dipopulerkan oleh kedutaan-kedutaan Indonesia  yang ada di negara tersebut dan dipraktikkan bersama masyarakat Indonesia yang tengah tinggal di sana.

Melanggengkan tradisi halal bihalal bisa menjadi keharusan pada setiap keluarga. Bahkan di Indonesia para perantau rela pulang ke kampung halaman atau mudik pada momen Idul Fitri untuk melakukan halal bihalal dengan keluarga besar.

Halal bihalal bisa menjadi semacam rekonsiliasi atau memulihkan hubungan pada keadaan semula, dari adanya perselisihan kecil ataupun besar bisa legowo saling memaafkan dan sadar akan kesalahan lewat berjabat tangan dengan mengucap “mohon maaf lahir dan batin” atau dengan bahasa daerah “luputku sepuro yo” yang selalu terdengar di Jawa.

Nyatanya pada kondisi ini kita sangat mudah meminta maaf maupun memaafkan seseorang. Apa yang membuat semua itu tampak mudah sementara pada hari biasa terasa berat mengucap maaf?

Setidaknya ada tiga faktor yang mengubah perasaan dan hati seseorang menjadi sangat lunak pada momen halal bihalal, pertama terkait identitas sosial, pengaruh suasana hati, dan spiritualitas relasional.

Seseorang dengan identitas sosial tertentu akan bersikap sesuai dengan identitas dari kelompok sosialnya. Hal ini juga bisa berkaitan dengan profesi, misalnya jika seseorang berprofesi sebagai guru maka Ia akan bersikap sesuai standarnya.

Kemudian pengaruh suasana hati, pada momen Idul Fitri yang ditunggu-tunggu dan disambut dengan perasaan bahagia akan membuat seseorang  lebih mudah untuk meminta dan memberi maaf. Berbeda dengan hari biasa yang masih memikirkan gengsi dan harga diri. Bisa dikatakan momen Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk menujukan identitas sosial yang harus dibangun.

Terakhir, spiritualitas relasional berkaitan dengan standar ajaran agama yang harus ditunjukkan oleh pemeluknya. Seorang muslim dalam agama Islam dianjurkan saling memaafkan dan meminta maaf. Sehingga hal ini menjadi perilaku ideal dalam agama yang mesti dilaksanakan.

Gagasan halal bihalal di Indonesia

Lantas bagaimana halal bihalal ini muncul dan mampu membuat rekonsiliasi yang masif di Indonesia? Bahkan hampir sebagian lembaga dan instansi juga turut mengagendakan halal bihalal pasca libur dan cuti bersama.

Kisah di balik gagasan halal bihalal ternyata ada setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1948 Indonesia dalam kondisi tidak baik-baik saja ada gejala disintegrasi bangsa serta elit politik saling jegal enggan duduk berdampingan.

Ditambah dengan pemberontakan di mana-mana mulai dari gerakan Darul Islam (DI) atau Tentara Islam Indonesia (TII), Partai Komunis Indonesia atau PKI Madiun. Kondisi semakin tak kondusif membuat Presiden Soekarno meminta bantuan kepada KH Abdul Wahab Chasbullah atau akrab disapa Mbah Wahab salah satu tokoh pendiri NU.

Menurut penjelasan yang disampaikan KH Masdar Farid Mas’udi, Mbah Wahab didatangkan ke Istana untuk dimintai saran dan pendapat untuk mengatasi situasi politik di Indonesia saat itu. Solusi yang ditawarkan oleh Mbah Wahab kepada Presiden Soekarno yakni untuk menyelenggarakan silaturahim mengingat momen yang tepat mendekati Idul Fitri.

Namun gagasan itu sempat menuai kritik dari Presiden Soekarno “Silaturahim kan biasa, saya ingin istilah yang lain.”

“Itu gampang,”  kata Mbah Wahab.

“Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah ‘halal bihalal’, jelas Mbah Wahab.

Solusi yang ditawarkan Mbah Wahab akhirnya terealisasi, Presiden Soekarno mengundang seluruh tokoh politik datang ke Istana Negara untuk silaturahim yang bertajuk halal bihalal. Inilah titik balik mereka satu meja dan menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.

Istilah halal bihalal yang dicetuskan KH Abd Wahab Chasbullah dengan analisa pertama yakni thalabu halâl bi tharîqin halâl  yakni mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan. Atau dengan analisis kedua yaitu halâl “yujza’u” bi halâl adalah pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.

Memaknai halal bihalal

Dari penjelasan yang diungkapkan oleh Prof Quraish Shihab seorang Pakar Tafsir Al-Qur’an, lewat karyanya Membumikan Al-Qur’an (1999). Konsep halal bihalal yang digagas oleh Mbah Wahab dapat dimaknai dari tiga aspek. Yakni hukum Fiqih, bahasa atau linguistik, dan Tinjauan Qur’ani.

Dari segi hukum fiqih, halal selalu dipertentangkan dengan haram. Pada konteks halal bihalal akan memberikan prasangka baik atau terhindar dosa dari umat muslim yang melakukannya.  Artinya dalam tinjauan fiqih, halal bihalal membuat sikap kita yang semula haram atau berdosa menjadi halal dan terbebas dari dosa. Namun perlu diketahui, kondisi ini bisa tercapai jika kedua pihak menerima dengan lapang dada saling memaafkan.

Kedua, berdasarkan tinjauan bahasa atau linguistik halal berasal dari kata halla atau halala. Kata-kata tersebut memiliki berbagai bentuk dan makna tergantung pada rangkaian kalimatnya. Secara umum maknanya menyelesaikan masalah atau kesulitan, meluruskan benang kusut, mencairkan yang membeku, bahkan melepaskan ikatan yang membelenggu. Sehingga halal bihalal dapat dipahami dengan tujuan menyambung yang tadinya putus tersambung kembali melalui maaf-memaafkan pada momen Idul Fitri.

Terakhir, berdasarkan tinjauan Qur’ani halal yang dituntut adalah halal yang thayyib atau yang baik lagi menyenangkan. Sehingga Al Qur’an menuntut aktivitas yang dilakukan oleh umat muslim adalah sesuatu yang menyenangkan semua pihak. Al-Qur’an tidak hanya menuntut seseorang untuk memaafkan orang lain, tetapi juga lebih dari itu yakni berbuat baik terhadap orang yang pernah melakukan kesalahan kepadanya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Pilmapres

Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) telah menyelesaikan rangkaian penilaian kompetisi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) UII Tahun 2023.  

Hasil Pengumuman PILMAPRES UII telah resmi diunggah melalui laman kemahasiswaan.uii.ac.id pada Selasa, 28 Maret 2023. Dalam pengumuman tersebut terpilih 3 pemenang dari jenjang S1 dan 2 pemenang dari D3. 

Perwakilan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi yakni Muhammad Fahrur Rozi berhasil meraih juara ketiga. Rozi merupakan ilustrator yang memiliki segudang prestasi di tingkat nasional maupun internasional. 

Gagasan kreatif yang mengantar Rozi meraih juara ketiga PILMAPRES UII adalah soal idenya yang ingin membawa sanggar seni pertunjukan budaya yang mulai tergerus zaman dikenal luas masyarakat khususnya generasi muda. 

“Gagasan saya kemarin judulnya Lakubudaya. Platform digital untuk memasarkan sanggar pertunjukan seni budaya. Latar belakang saya membuat ide itu, melihat masalah pertunjukan seni budaya yang makin jarang,” jelasnya saat dihubungi oleh tim Prodi Ilmu Komunikasi pada Rabu, 29 Maret 2023. 

Lakubudaya yang dipaparkan Rozi harapannya dapat menjadi mobile application yang memudahkan pemasaran di bidang seni pertunjukan budaya. Dalam ide gagasan tersebut disebutkan proses produksi mobile application Lakubudaya dilakukan setelah menetapkan desain produk dengan menggunakan Android Studio. Android Studio adalah IDE (Integrated Development Environment) resmi dari Google untuk pengembangan aplikasi Android. 

Dengan mengikuti PILMAPRES UII Rozi menyebutkan jika dirinya mendapatkan wawasan baru, pengalaman, dan inspirasi tentunya. 

“Dari proses panjang itu, aku sendiri dapat banyak banget wawasan baru, pengalaman, dan inspirasi dari peserta lain. Diseleksi MAPRES, aku ketemu orang-orang hebat di bidang masing-masing gitu. Alhamdulillah juga bisa meraih hasil juara 3, tapi insyaAllah di kesempatan berikutnya aku mau berusaha lagi agar bisa mewakili Prodi Ilkom dan UII,” tandas Rozi. 

Sebelumnya rangkaian PILMAPRES UII telah dilaksanakan sejak 12 Januari hingga 28 Maret 2023 melalui berbagai tahapan yakni seleksi kelengkapan berkas, penilaian presentasi karya ilmiah (gagasan kreatif/produk inovatif), penilaian presentasi menggunakan Bahasa Inggris, dan penilaian prestasi/capaian unggulan.  

Berdasarkan hasil penilaian/penjurian, diperoleh hasil PILMAPRES UII Tahun 2023 Tingkat Sarjana adalah sebagai berikut: 

Peringkat  Nama  NIM  Fakultas  Prodi 
JUARA I  Adilla Pratama Putri  21613307 

 

FMIPA 

 

S1 – Farmasi Internasional Program 
JUARA II  Qurrotu Aini Laila Romadhoni  20613033 

 

FMIPA 

 

S1 – Farmasi 
JUARA III  Muhammad Fahrur Rozi 

 

21321207 

 

FPSB 

 

S1 – Ilmu Komunikasi 

 

Berdasarkan hasil penilaian/penjurian, diperoleh hasil PILMAPRES UII Tahun 2023 Tingkat Diploma adalah sebagai berikut: 

Peringkat  Nama  NIM  Fakultas  Prodi 
JUARA I  Eriko Elsa Daje 

 

20231063 

 

 

FMIPA 

 

D3 – Analisis Kimia 

 

JUARA II  Astrid Yuliana  21231061 

 

 

FMIPA 

 

D3 – Analisis Kimia 

 

Selanjutnya, teknis penyerahan hadiah/penghargaan serta persiapan untuk pengiriman Juara PILMAPRES UII ke tingkat regional dan/atau nasional akan dikoordinasikan oleh Divisi Pembinaan Kepribadian & Kesejahteraan DPK UII. 

Film horor paling laris di Indonesia

Data menunjukkan jika genre film di Indonesia yang paling laris adalah film horor. Namun, menariknya rata-rata semua hantu dalam film horor selalu diwakili oleh perempuan. Kenapa demikian? Simak fakta dan data berikut ini.  

Tahun 2022 lalu film horor yang berjudul “KKN di Desa Penari” dinobatkan sebagai film terlaris sepanjang masa di Indonesia karena berhasil ditonton oleh 9,2 juta penonton. Hantu perempuan yang menjelma sebagai Badarawuhi menjadi ikon seramnya film “KKN di Desa Penari”.  

Lanjut lagi, menilik ke belakang tahun 2018 berdasarkan data yang dihimpun oleh Databoks Katadata, dari 13 judul film terlaris tahun 2018, 6 di antaranya ditempati oleh film bergenre horor. Deretan enam judul film bergenre horor tersebut cukup memikat pemirsa layar lebar dan meraih jumlah penonton lebih dari 1 juta.  

Enam film tersebut di antaranya Suzzanna: Bernafas dalam Kubur lebih dari 1 juta penonton, Sebelum Iblis Menjemput 1,1 juta penonton, Kuntilanak 1,24 juta penonton, Jailangkung 2 1,5 juta penonton, Asih 1,7 juta penonton, serta Danur 2: Maddah 2,6 juta penonton.  

Artinya masyarakat Indonesia memang gemar menonton film bergenre horor alasan praktisnya, “Daya tarik film-film horor itu terkait erat dengan jiwa orang Indonesia dan umumnya melekat pada budaya Timur yang dianggap identik dengan mistisisme dan kejadian makhluk supernatural dan peristiwa-peristiwa mistik”. (Jurnal ProTVF, Volume 4, No. 1, 2020)  

Lantas kenapa hantunya harus perempuan? Dari deretan film yang telah disebutkan di atas bisa dikatakan seluruhnya menampilkan hantu perempuan demi menyukseskan alur cerita. Apakah perempuan memang diidentikkan dengan hal mistis penuh keseraman?  

Kenapa perempuan selalu menjadi objek hantu?  

Menengok ke belakang ternyata film-film horor telah mengalami dinamika dari berbagai hal mulai dari narasi dan sinematografi. Narasi horor yang dibangun dari folklore (cerita rakyat atau budaya) beralih menjadi narasi urban legend (legenda urban atau kontemporer).  

Namun yang tak berubah adalah sosok perempuan sebagai perwujudan hantu dan menghantui dengan berbagai teror. Tercatat pasca reformasi beberapa film horor seperti Kuntilanak (2006), Suster Ngesot the Movie (2007) secara dominan menampilkan hantu perempuan sebagai antagonis.  

Artinya ada ketimpangan representasi perempuan dibandingkan dengan laki-laki dalam sejarah film horor di Indonesia, ditambah kerasnya budaya patriarki dan misogini.  

Melansir dari hasil riset Justito Adiprasetio dan Annisa Winda Larasati yang diterbitkan pada Juni 2022 lalu menampilkan data yang begitu kontras terkait pemilihan pemeran hantu di Indonesia.  

Dari 559 film horor Indonesia yang terbit selama periode 1970-2019 menunjukkan bahwa perempuan sangat dominan direpresentasikan sebagai hantu dan karakter utama. Setidaknya 60,47 persen atau 338 film horor sosok hantu diperankan oleh perempuan, sementara 24,15 persen atau sekitar 135 film horor pemeran hantunya adalah laki-laki.  

Sisanya film horor yang menampilkan posisi peran berimbang hantu laki-laki dan perempuan hanya 15,38 persen atau 86 film saja.  

Saat menonton film horor Indonesia tentu kita menyadari tiga hal yang tak mungkin terlewat yakni komedi, seks, dan religi. Teranyar, film KKN di Desa Penari juga menceritakan bagaimana perempuan berbuat ulah hingga terjadi kekacauan serta eksploitasi seksual. Sementara sosok Mbah Buyut (laki-laki) bertindak sebagai pihak yang menyadarkan, menyembuhkan, dan mengusir hantu. 

Perempuan yang menjadi hantu biasanya berawal dari ketidakadilan dari laki-laki, mereka bangkit membalas dendam. Namun narasi yang dibangun dari menuntut ketidakadilan berubah menjadi monster antagonis.  

“Film horor hampir selalu menampilkan paradoks atas sosok perempuan. Di satu sisi, mereka dikonstruksi sebagai korban, sedangkan di sisi lain, mereka punya sifat layaknya monster. Perempuan dalam film awalnya ditampilkan sebagai korban, lalu kemudian berubah menjadi hantu yang menampilkan sisi monster.” (Dominasi hantu perempuan dalam film horor Indonesia)  

Artinya ada justifikasi terhadap perempuan, perempuan dianggap “seharusnya” tidak boleh melawan agar diterima secara sosial, kultural, dan seksual. Femininitas dikonstruksikan sebagai hal mengganggu sistem, identitas, dan tatanan serta tidak taat pada posisi, batas, dan aturan yang ada. 

Lantas bagaimana agar peran ini menjadi adil bagi perempuan? Menyambut Hari Film Nasional (HFN) dirayakan setiap tahun, pada 30 Maret 2023 sesuai dengan tema HFN tahun ini yakni “Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan”, perlu campur tangan perempuan dalam dunia film horor terutama dalam segi gagasan, ide, hingga produksi.  

Minimnya sutradara perempuan dalam produksi film horor disinyalir membuat kuatnya budaya patriarki dan misogini. Tentunya industri film horor Indonesia sangat membutuhkan perspektif perempuan di tengah dominasi sutradara laki-laki. Hal ini diperlukan demi meningkatkan kualitas film di Indonesia serta ajang refleksi ekosistem industri perfilman. 

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Malam lailatul qadar

Umat muslim di seluruh dunia tentu berharap mendapatkan atau berjumpa dengan malam lailatul qadar yang hanya datang pada bulan suci Ramadan. Lantas mengapa malam lailatul qadar begitu didambakan?  

Malam lailatul qadar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah disebutkan memiliki nilai yang lebih baik dari seribu bulan. Sehingga malam lailatul qadar disebut sebagai malam yang indah penuh kemuliaan. Tak hanya itu, seorang muslim yang melaksanakan kebaikan pada malam lailatul qadar dianggap telah mengerjakan selama seribu bulan yakni sekitar 83-84 tahun. 

“Syekh Muhammad Abduh memaknai kata “al-Qadar” dengan kata “takdir”. Ia berpendapat demikian, Allah s.w.t. pada malam tersebut mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Khittah yang dijalani itu, sekaligus melepaskan umat manusia dari kerusakan dan kehancuran yang waktu itu sedang membelenggu mereka. (Hasbi Ash Shiddieqy, 1996: 247).” 

Sementara arti kata “al-Qadar” juga diartikan “al-Syarf” yang artinya mulia (kemuliaan dan kebesaran). Allah s.w.t. telah mengangkat kedudukan Nabi-Nya pada malam Qadar dan memuliakannya dengan risalah serta membangkitkannya menjadi Rasul terakhir.  

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بِإِذۡنِ رَبِّهِم    مِّن كُلِّ أَمۡرٖ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ   

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. al-Qadr, [97]: 1–5). 

Cara mendapatkan malam lailatul qadar 

Tak satupun manusia yang mampu memprediksi secara tepat dan memastikan kapan malam lailatul qadar datang. Karena begitu mulia dan agungnya malam lailatul qadar sehingga tidak terjangkau oleh nalar manusia.  

Ahli tafsir, Prof Quraish Shihab dalam bukunya (Membumikan Al-Qur’an, 1999) menjelaskan bahwa semua uraian Al-Qur’an yang dimulai dengan wama adraka menunjukkan bahwa sesuatu itu tidak terjangkau atau hampir tidak terjangkau oleh nalar manusia. 

Di dalam Qur’an Surat Al-Qadr ayat 2 dijelaskan, wama adraka ma lailatul qadar (dan tahukah kamu malam lailatul qadar itu?). Wahyu Allah SWT tersebut ingin menegaskan bahwa betapa mulianya malam lailatul qadar. 

Meski tak dapat diprediksi umat muslim dapat mempersiapkan diri untuk bertemu dengan malam lailatul qadar. Caranya dengan mempersiapkan sejak awal Ramadan datang dengan memperbaiki ibadah. Berikut dua cara mempersiapkan diri untuk mendapatkan malam lailatul qadar. 

Pertama, melakukan kebaikan karena pada malam lailatul qadar Malaikat turun (QS Al-Qadr: 4). Ketika Malaikat turun dan mengunjungi seseorang, Malaikat senang dengan kebaikan, melingkupi kebaikan apa saja. Malaikat mendukung manusia yang berbuat baik secara kontinu dan tidak menunda-nunda untuk membantu sesama. 

Kedua, di malam lailatul qadar ada kedamaian sampai fajar (QS Al-Qadr: 5). Artinya, damai dengan diri dan damai dengan orang lain. Termasuk tidak mengambil hak orang lain demi mewujudkan kesejahteraan. 

Tanda-tanda datangnya malam lailatul qadar 

Datangnya malam laitul Qadar memang tidak seorang pun mengetahui. Apakah tanda-tanda malam lailatul qadar seperti membekunya air, heningnya malam, dan menunduknya pepohonan? Menanggapi hal tersebut Prof Quraish Shihab menegaskan bahwa seorang muslim wajib untuk mengimani malam lailatul qadar berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (baca QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (baca QS Ad-Dukhan: 3). 

Selanjunya menurut pendapat Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M). Salah satu ulama hadits terkemuka dari mazhab Syafi’i dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar. Berdasarkan 45 pendapat tersebut, yang paling unggul atau rajih adalah tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadan. 

Kesalahan

Menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan tentu tidak hanya sekedar bersusah payah menahan haus dan lapar saja demi meraih pahala dan ridho Allah SWT. Kerap kali manusia sebagai makhluk sosial bertindak berlebihan dalam menyikapi sesuatu.

Ada beberapa hal yang membuat kita kehilangan pahala puasa karena tindakan dan kesalahan yang sengaja kita perbuat. Beberapa dosa ini juga sering dilakukan karena dianggap sepele dan tidak berbahaya. Padahal jika kita berpikir secara mendalam, misalnya saat kita berkata dusta akan membahayakan banyak pihak.

Maka sudah sepatutnya bagi umat muslim memperhatikan keabsahan secara fiqih agar puasa yang kita kerjakan berkualitas. Setidaknya ada tiga hadits shahih tentang dosa yang dapat menghilangkan pahala puasa.

hl-Imam Nawawi mengatakan dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab bahwa kesempurnaan dan keutamaan puasa hanya akan diperoleh dengan menjaga dari perkataan yang tidak berfaidah dan perkataan yang buruk, bukan oleh sebabnya puasa menjadi batal. Berikut ini tiga hadits yang menjadi landasannya:

  1. Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah,

Pertama, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.”

  1. Hadits diriwayatkan Imam An-Nasai dan Ibnu Majah

Kedua, hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai dan Ibnu Majah dalam Sunannya, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak—ia berkata: “Hadits ini shahih sesuai syarat keshahihan hadits menurut standar Imam Al-Bukhari”—. Hadits ini diriwayatkan juga dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إلَّا السَّهَرُ

Artinya, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan hausnya saja. Berapa banyak orang yang bangun malam, tidak mendapat pahala kecuali hanya bangun malamnya saja.”

  1. Hadits diriwayatkan Al-Baihaqi dan Al Hakim

Ketiga, hadits riwayat Al-Baihaqi dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak—ia berkata: “Hadits ini shahih sesuai standar keshahihan hadits menurut Imam Muslim”—. Hadits ini diriwayatkan juga dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ الصِّيَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

Artinya, “Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji”.

Hukum menggosip

Salah satu kebiasaan buruk yang sulit dihindari oleh semua orang adalah menggosip. Menggosip atau membicarakan keburukan bahkan aib orang lain sering kali menjadi pembuka obrolan yang mengasyikkan.

Lantas bagaimana hukum menggosip saat sedang berpuasa? Padahal seharusnya bulan Ramadan menjadi momentum yang baik untuk menyempurnakan ibadah seorang muslim untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Mungkin sebagian orang tanpa sadar akan sangat mudah membicarakan keburukan orang lain tanpa sadar hal ini akan mengganggu ibadah puasa kita. Perlu diketahui, dalam Al Qur’an perbuatan gosip dianggap sebagai tindakan keji.

Bahkan gosip diibaratkan dengan memakan daging saudara sendiri, buruknya perbuatan menggosip dianggap sebagai perilaku yang menjijikkan. Berikut firman Allah SWT tentang perbuatan menggosip.

Allah SWT berfirman:

أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya, “Adakah seorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12).

Hukum menggosip saat puasa

Syekh Zainuddin Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari (wafat 987 H/1579 H) seorang pakar fiqih dari India dan penulis Kitab Fathul Mu’in menyebutkan pahala puasa akan sirna karena perbuatan menggosip. Dengan menggosip, orang berpuasa hanya akan mendapatkan lapar, dahaga dan beban dosa.

“Di antaranya hal-hal yang sangat disunnahkan bagi orang yang berpuasa adalah mencegah mulut dari setiap ucapan yang diharamkan, seperti berbohong, menggosip, dan mengumpat. Sebab semua itu melebur pahala puasa sebagaimana dijelaskan secara terang-terangan oleh para ulama, ditunjukkan oleh hadits-hadits shahih, disampaikan secara nash atau jelas tanpa bisa dipahami dengan maksud lain oleh Imam As-Syafi’i dan para Ashabnya, dan ditetapkan oleh Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’.”

Demikian dijelaskan oleh Syekh Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam Kitab Fathul Mu’in yang dicetak bersama Hasyiyah I’anatut Thalibin, juz II, halaman 250.
Hadits yang menunjukkan bahwa gosip dapat melebur pahala puasa antara lain:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالْشُّرْبِ فَقَطْ؛ الصِّيَامُ مِنَ الْلَّغْوِ وَالْرَّفَثِ. رواه الحاكم

Artinya, “Puasa itu tidak hanya dari makan dan minum. Tapi puasa itu juga dari perkataan kotor (termasuk menggosip) dan perkataan mesum.” (HR Al-Hakim).

مَنْ لَم يَدَعْ قَوْلَ الزُوْرِ والعَمَلَ بِهِ والجَهْلَ فَلَيْسَ للّه حَاجَةٌ فِي أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ. رواه البخاري

Artinya, “Siapa saja yang tidak meninggalkan ucapan yang batil (termasuk menggosip), melakukan kebatilan dan kebodohan, maka tidak ada hajat bagi Allah dalam puasa yang dilakukannya dengan meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al-Bukhari).

Cara agar puasa kita diterima

Lantas apakah dosa kita yang menggosip tidak diampuni oleh Allah SWT, bagaimana agar puasa kita diterima? Salah satu cara agar kesalahan kita diampuni adalah dengan cara bertobat. Ada beberapa cara bertobat yang bisa kita lakukan dengan berbagai ketentuan.

Merujuk Syekh Muhammad bin Salim Babashil dalam Kitab Is’adur Rafiq juz II halaman 143-144, cara tobat dari dosa menggosip adalah dengan melakukan empat hal sebagai berikut:

1. Menyesali gosip yang telah dilakukan.
2. Segera menghentikan perbuatan menggosip orang saat itu juga.
3. Berketetapan hati atau bertekad bulat tidak akan mengulanginya lagi.
4. Meminta kehalalan atau kerelaan dari orang yang digosip secara langsung.

Perlu diketahui, untuk poin keempat bersifat kondisional karena ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, pelaku gosip harus jujur dan menjelaskan secara detail gosipnya dan dengan siapa saja menggosipkannya.
Kedua, apabila pengakuan gosip yang detail akan menimbulkan bahaya pada diri pelaku dan orang lain serta memperburuk keadaan serta fitnah-fitnah lainnya maka pengakuan tersebut justru tidak boleh dilakukan.

 

CGE Day 2

Colaborative Global Experience (CGE) 2023 merupakan bentuk kegiatan berbasis kebudayaan dan sharing pengalaman dua universitas yakni Universiti Utara Malaysia dan Universitas Islam Indonesia yang diwakili oleh Program Studi Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional. 

Pada hari kedua kegiatan yang dilakukan di Kota Yogyakarta serta kampus terpadu Universitas Islam Indonesia tentu menyimpan keseruan yang tak akan terlupakan bagi delegasi dari UUM. Bagaimana tidak, para buddies dari UII turut serta mendampingi tamu untuk berkeliling Kota Yogyakarta pada Minggu, 19 Maret 2023. 

Sebelumnya dosen Prodi Ilmu Komunikasi Bapak Muzayin Nazaruddin S.Sos., M.A. sedikit memberi gambaran tentang kegiatan yang bertajuk “Community Enggagement Program in Yogyakarta City” dengan menjelaskan bagaimana pusat Kota Yogyakarta yang berkaitan dengan kerajaan Nusantara di Indonesia dengan simbol Tugu Jogja. 

“Here of Nusantara kingdom, not only Yogyakarta. So kingdom in Southeast Asia usually idea of Mandala. Anyone know about mandala? in english is like the idea of eight corner in philosophy in a previous stories as the archipelago the physical symbolism now realize is like in candi borobudur or borobudur temple if you take a look,” jelasnya kepada seluruh delegasi UUM. 

Kegiatan itu diawali dari titik Tugu Jogja atau Jalan Mangkubumi hingga Masjid Gedhe Kauman yang terletak di sebelah barat Alun-alun Lor (Altar). Masjid yang berdiri sejak 29 Mei 1773 Masehi ini dipilih karena sejarah mencatat sebagai Kagungan Dalem Masjid Gedhe Kauman, yang tak terpisahkan dari Kesultanan Yogyakarta. Masjid ini menjadi penanda Yogyakarta sebagai kerajaan Islam.  

Sementara, tata ruang ibu kota kerajaan yang menempatkan keraton sebagai pusat pemerintahan, pasar sebagai pusat ekonomi, dan tempat peribadatan sebagai pusat agama dalam posisi seperti ini, telah dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Jawa semenjak era Majapahit. 

CGE 2023

CGE 2023 Dy 2, delegasi UUM bersama para buddies dari UII explore Yogyakarta

Salah satu delegasi dari UUM yakni Muhammad Danish cukup terkesan dengan kegiatan siang itu. Ia menyebut jika kita turut menjaga kebudayaan agar dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. 

“Jogja ini sebagai kota Historical, terdapat banyak tempat-tempat historical yang kita boleh belajar dari segi sejarahnya. Marilah kita menegakkan kebudayaan dan sejarah-sejarah histori di kota ini supaya dia tak lapuk di hujan tak lekang di panas. Kebudayaan itu tidak ditinggalkan dan bisa diwarisi,” jelasnya. 

Danish juga takjub dengan arsitektur di sepanjang Tugu Jogja hingga Alun-alun Utara terkait dengan ketinggian bangunan yang tak memperbolehkan melebihi tinggi candi. 

“Macam aku lihat desain-desain bangunannya tidak terlalu tinggi, karena aku belajar daripada teman-teman yang tidak boleh ada bangunan tidak jauh lebih tinggi daripada temple dan jalannya juga tidak boleh dibesarkan,” tegasnya. 

Selanjutnya kegiatan ditutup dengan “Serumpun Cultural Night & Farewell Dinner” yang digelar di Gedung Kuliah Umum Sardjito UII. Agenda itu diisi dengan penampilan dari UUM dan UII. 

Pihak UUM menampilkan Theatre of Magika serta tari tradisional, sementara pihak UII menampilkan tarian nusantara. Salah satu dosen UUM Dr. Nor Azura Binti A. Rahman menyebut jika agenda yang berlangsung hari itu membuatnya takjub dan belajar banyak hal dari masyarakatnya yang ramah. 

“We have international mobility programme, This morning was really excited me is that we went tourism Malioboro Street. Many people was interesting and amazing all the shop open,” jelasnya. 

Ia juga menambahkan jika masyarakat di Yogyakarta sangat terbuka dan memiliki sikap yang hangat dengan orang yang datang dari luar kota bahkan negara. Dr Azura mencoba berbincang dengan turis yang berasal dari Bantul, menariknya justru ia mendapatkan banyak insight menarik. 

“So we try to find tourist from Jogja and finally i find one from Bantul, he tell me what interesting about Jogja and i really respect him, actually warm welcome. He Knows i am not from Indonesia but the culture of Jogja people very welcome,” tandasnya.