Reading Time: 2 minutes

Yogyakarta – Program studi Ilmu Komunikasi UII memiliki spirit tegas dalam menolak plagiarisme. Komitmen terhadap hal tersebut juga dibuktikan dalam bentuk kuliah umum yang merupakan rangkaian dari kegiatan INCOMS (Introduction of Communication) pada hari ke dua berlokasi di Auditaroium FPSB UII (15/9). Kuliah umum yang dilakukan dalam bentuk seminar bertajuk ‘Plagiasi itu Nggak Cool’ disampaikan oleh dosen program studi Ilmu Komunikasi UII, Holy Rafika Dhona. INCOMS 2017 merupakan acara orientasi dan kuliah umum bagi mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2017, yang dilaksanakan oleh prodi Ilmu Komunikasi dan HIMAKOM UII (Himpunan Mahasiswa Komunikasi UII).

Holy menyampaikan maraknya terjadi tindakan plagiarisme dan pemahaman seputar plagiarism itu sendiri. “Rumusan gaya plagiat anak jaman sekarang tinggal klik search engine, ketik keyword, pilih dan copy paste (copas),” ujarnya. Ia juga mengungkapkan bahwa plagiarisme itu secara umumnya terbagi atas dua hal, yaitu plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja dan plagiarisme yang dilakukan dengan tidak disengaja. Permasalahan yang dikhawatirkan sekarang ialah ketika terjadi tindakan plagiarisme yang tidak disegaja. Tindakan seperti ini biasanya dikarenakan masih minim pengetahuan seputar plagiarisme. Sehingga sering kali terjadi tanpa disadari oleh si penulis bahwa dirinya telah melakukan plagiarisme.

“Plagiasi itu tidak cool”, tegasnya. Ia menyatakan bahwa hal tersebut sama saja dengan mencuri, tidak mampu mengasah kompetensi dan cerminan ketidakdewasaan dalam menyikapi teknologi. Holy meminta mahsiswa untuk berlatih menulis dan mengenali cara mengutip referensi yang benar.. Hal tersebut diharapkan mampu memerangi tindakan plagiasi. Semua elemen bertugas untuk melawan plagiarisme, dan diri masing-masing harus berprinsip untuk selalu jujur walaupun kejujuran sudah dianggap kuno di jaman sekarang.

“Masalah lain yang dihadapi mahasiswa zaman sekarang adalah ketergantungan pada internet, minat membaca yang sangat minim dan hanya berpikir menyelesaikan tugas untuk mendapatkan nilai, bukan untuk menyerap ilmunya,” ujar Holy.

 

Penulis: Putri Asriyani

Penyunting: Risky Wahyudi

Foto: Panitia INCOMS 2017

Reading Time: 2 minutes

Yogyakarta- INCOMS (Introduction to Communication) 2017 merupakan acara orientasi dan kuliah umum bagi mahasiswa baru Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2017, yang dilaksanakan oleh prodi Ilmu Komunikasi UII dan HIMAKOM UII (Himpunan Mahasiswa Komunikasi UII). Acara dengan tagline ‘kita komunikasi’ ini digelar dari hari Jumat, 15 September 2017 hingga Minggu, 17 September 2017. Rangkaian kegiatan dilakukan di area Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia.

Ridwan Fawzi selaku Sekjend HIMAKOM menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan pengganti kegiatan Makrab (Malam Keakraban) yang biasanya rutin dari tahun ke tahun dalam bentuk outdoor (16/9). Dikemas berbeda dengan Makrab, INCOMS 2017 menawarkan konsep dengan lebih menambah muatan unsur akademik. Seperti diadakannya kuliah umum dan talkshow edukatif yang mengundang alumni sukses di bidangnya dengan tujuan memperkenalkan prodi Ilmu Komunikasi UII lebih dalam. “Harapannya mahasiswa baru memiliki  gambaran tentang Komunikasi UII dan bisa merancang alur dan target ke depannya,” papar Sekjend HIMAKOM yang akrab dipanggil dengan Ridho.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh, Dr. rer. nat Arief Fahmie, S.Psi., MA., Psi. selaku dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII (FPSB UII) di Ruang Auditorium Perpustakaan Pusat UII, lantai 2 Gedung Moh. Hatta. Beliau sangat mengapresiasi dan mendukung penuh terlaksananya INCOMS 2017. “Kegiatan orientasi kuliah umum mahasiswa baru seperti ini mampu menawarkan konsep yang kreatif dan produktif,” ujarnya. Tidak hanya itu saja, beliau meminta penyelenggara mendokumentasi kegiatan ini sebaik mungkin. karena evaluasi dari rangkaian acara ini akan ditawarkan ke prodi lain untuk menyelenggarakan kegiatan dengan konsep seperi ini.

Atmosfer kemeriahan INCOMS 2017 juga dirasakan oleh mahsiswa Komunikasi UII 2017. Deva mahisiwi Komunikasi UII 2017 selaku peserta mengungkapkan keseruannya dan bisa kenal dengan teman-teman mahasiswa Komunikasi UII lainnya (17/9).  Begitu pula halnya dengan Fanti (17/9) yang juga merupakan peserta dalam kegiatan ini mendapatkan manfaat lebih mengetahui lagi tentang Ilmu Komunikasi dan faasilitas apa saja yang ada di prodi Komunikasi UII. “Harapan ke depannya semoga bisa menjadi mahasiswa yang lebih aktif lagi”,  ujar Fanti.

 

Penulis: Risky Wahyudi

Fotografer: Ridwan Fawzi

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta- Dede Putra Veryan mahasiswa prodi Komunikasi UII 2013 telah mengikuti Volunteer Abroad yang merupakan program AISEC  Bangkok University, Thailand. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 30 Juni 2017 hingga 11 Agustus 2017. Ia melaksanakan program tersebut di sekolah Wat Khokpra School yang berada di provinsi Suphanburi.

Dede dan rekan volunter lainnya melakukan proyek Sawasdee – Education in Thailand berupa aktivitas mengajar  siswa sekolah. Selama berada di sana, Dede mengajarkan bahasa Inggris kepada murid sekolah.  Ia juga memperkenalkan budaya Indonesia dan juga tentang prodi komunikasi UII yang merupakan tempat dirinya mengenyam pendidikan. Tidak hanya itu saja, Dede juga menyempatkan memproduksi video profil sekolah dengan peralatan seadanya yang kemudian dijadikan sebagai kenang-kenangan bagi Wat Khokpra School.

AISEC yang didirikan pada tahun 1948 silam kini telah diikuti lebih dari 111 negara dengan jumlah lebih dari 1600 anggota. Melalui pendekatan inovatif, AISEC kini telah memiliki pengalaman lebih dari 60 tahun dalam mengembangkan pemuda yang potensial memiliki jiwa kepemimpinan sosial secara global. Thailand merupakan negara pilihan Dede untuk melaksanakan proyek yang ditawarkan oleh AISEC, karena merupakan salah satu negara berkembang di Asia yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam kehidupan bernegara berupa pendidikan, budaya, bahkan bisnis dan ekonomi.

Penulis: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta (08/09)-Penelitian yang telah dilakukan oleh Mutia Dewi dan Noer Ayufika Nulul menunjukkan partisipasi masyarakat industri dalam mendukung branding kota berada  pada tahap implementasi dan pemanfaatan hasil. Adapun bentuk komunikasi partisipatif yang dilakukan berupa heteroglasia, dialogis, poliponi dan karnaval. Paper yang berjudul ‘Analisis Komunikasi Partisipatif Masyarakat Industri dalam Mendukung Branding Kota’ ini akhirnya berhasil meraih  best paper dalam Conference on Media, Communications and Sociology (COMICOS) yang diselenggarakan di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Branding kota sebagai proses yang tidak muncul secara tiba-tiba merupakan asumsi awal dari penelitian mereka.  Paper tersebut mengungkapkan bahwa branding kota adalah aktivitas yang menuntut sinergitas dari semua pihak, baik pemerintah, warga kota, maupun masyarakat industri. Perlu untuk diketahui, masyarakat industri dianggap menjadi agen yang dapat membantu menguatkan merek sebuah kota melalui aktivitas produksi maupun distribusi produk yang dilakukan. 

Paper yang telah disubmit dalam konferensi tahunan yang digagas oleh prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta tersebut merupakan hasil penelitian kolaborasi antara dosen prodi Komunikasi UII, Mutia bersama Mahasiswi prodi Komunikasi UII, Nulul.  Mutia sendiri sudah dua tahun terakhir menekuni riset di bidang branding kota. Riset pertama tentang branding kota Bandung yang telah dipublikasikan pada 2nd World Conference on Media and Mass Communication 2016 (MEDCOM) di Bangkok, Thailand.

Penulis: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

DOWNLOAD

Reading Time: < 1 minute

Reading Time: 2 minutes

Yogyakarta—Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) NADIM UII bekerjasama dengan Laboratorium Pogram Studi Ilmu Komunikasi UII  melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di dusun Pandean Lor, Ngablak, Magelang  Jawa Tengah. Rangkaian kegiatannya berupa “ Workshop Fotografi, Screening Film  dan Workshop  Public Speaking”. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 12 dan 13 Agustus 2017. Sebanyak  30 orang peserta yang merupakan anggota dari Karang Taruna Pandean Lor ikut berpartisipasi.

 

Hari pertama diisi dengan workshop fotografi dengan pemantik Wean Guspa Upadi, mahasiswa Ilmu Komunikasi UII 2013. Peserta diberikan pemahaman seputar dunia fotografi dan berkesempatan untuk mempraktikkannya. Pada malam harinya peserta diajak untuk menonton beberapa film dokumenter yang disutradarai oleh M. Gunawan Iskandar yang mengangkat isu realitas sosial dan budaya di masyarakat.  Kemudian dilanjutkan dengan diskusi film yang diisi oleh sutradara M. Gunawan Iskandar  dan produser Ali minanto. dan Beberapa judul film yang diputar di antaranya ialah  Ojo Nglalu, Kesan Pertama dan Mata Air Mata. Sedangkan  public speaking diselenggarakan pada hari ke dua dengan pemateri Ida Dewi Nurani .KN yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi UII.

 

Tujuan diadakannya workshop tersebut ialah untuk meningkatkan potensi masing-masing peserta. Agar lebih berani berbicara di depan umum dengan sikap dan tata cara yang baik melalui materi workshop public speaking. Workshop Fotografi bertujuan untuk membekali peserta dalam bidang fotografi. khususnya untuk mempersiapkan pemasaran desa wisata yang sedang menjadi program dusun Pandean Lor. Sedangkan Pemutaran Filmdiharapkan mampu membuka pikiran mereka dengan pesan-pesan tersirat yang dituangkan dalam film tersebut dan menggerakkan keinginan untuk memproduksi film.

Penulis: Risky Wahyudi

Foto: Risky Wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta (14/08)- Dua dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UII, Sumekar Tanjung dan Puji Hariyanti menjadi speaker dalam Indonesia Development Forum 2017 (IDF 2017).  Mereka berhasil menjadi salah satu pemenang call for paper dari 44 makalah terpilih untuk mengikuti persentasi  dari 555 makalah yang masuk. Acara bertajuk Fighting Inequality for Better Growth tersebut digelar di Westin Hotel-Gama Tower, Jakarta, 9-10 Agustus 2017. IDF 2017 diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan/Bappenas yang bekerjasama dengan Knowledge Sector Initiative dan Australian Government.

Mereka mempresentasikankan paper berjudul “Literasi TIK dengan Model Empowering 8 dalam Pengembangan Website Desa di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan” yang termasuk dalam subtema “Technology and Inequality: Where Are We and Where Will We Be?”. Literasi TIK ini diusulkan untuk menjadi program pengembangan website desa, mengingat Kabupaten Tanah Bumbu mendapat penghargaan sebagai kabupaten dengan website desa terbanyak pada Festival Desa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Destika) pada tahun 2014.

IDF 2017 ini, turut dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, beberapa menteri, dan juga pejabat negara lainnya. Pada sesi presentasi tersebut, dihadiri oleh Direktur Daerah Tertinggal Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas, Sumedi Andono Mulyo, yang merekomendasikan agar rencana literasi TIK di kabupaten Tanah Bumbu ini bisa di follow up ke BAPEDA Tanah Bambu untuk mengurangi kesenjangan pemanfaatan TIK di masyarakat. 

 

Penulis: Risky wahyudi

Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta (14/08)- Dua dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UII, Sumekar Tanjung dan Puji Hariyanti menjadi speaker dalam Indonesia Development Forum 2017 (IDF 2017).  Mereka berhasil menjadi salah satu pemenang call for paper dari 44 makalah terpilih untuk mengikuti persentasi  dari 555 makalah yang masuk. Acara bertajuk Fighting Inequality for Better Growth tersebut digelar di Westin Hotel-Gama Tower, Jakarta, 9-10 Agustus 2017. IDF 2017 diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan/Bappenas yang bekerjasama dengan Knowledge Sector Initiative dan Australian Government.

Mereka mempresentasikankan paper berjudul “Literasi TIK dengan Model Empowering 8 dalam Pengembangan Website Desa di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan” yang termasuk dalam subtema “Technology and Inequality: Where Are We and Where Will We Be?”. Literasi TIK ini diusulkan untuk menjadi program pengembangan website desa, mengingat Kabupaten Tanah Bumbu mendapat penghargaan sebagai kabupaten dengan website desa terbanyak pada Festival Desa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Destika) pada tahun 2014.

IDF 2017 ini, turut dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, beberapa menteri, dan juga pejabat negara lainnya. Pada sesi presentasi tersebut, dihadiri oleh Direktur Daerah Tertinggal Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas, Sumedi Andono Mulyo, yang merekomendasikan agar rencana literasi TIK di kabupaten Tanah Bumbu ini bisa di follow up ke BAPEDA Tanah Bambu untuk mengurangi kesenjangan pemanfaatan TIK di masyarakat.