KKN Internasional

Memiliki ambisi keliling ke berbagai negara, Nandita Faiza memilih bergabung International Program Communication (IPC) UII. Berbagai kesempatan terus dimanfaatkan, salah satunya program International Mobility dari FPSB.

Setelah mengikuti berbagai rangkaian seleksi, mahasiswa IPC Batch 2023 tersebut dinyatakan lolos dan melakoni pengabdian di Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia mulai 30 Januari hingga 28 Februari 2025.

“Salah satu alasan terbesar saya memilih Prodi Ilmu Komunikasi Program Internasional karena ingin memiliki kesempatan dan peluang besar untuk mengikuti international mobility, meskipun semua mahasiswa diberi kesempatan, tetapi mahasiswa program internasional biasanya akan mendapatkan kesempatan lebih besar,” jelasnya.

Pengabdian yang dilakukannya fokus dalam bidang pendidikan. Di Gombak, Nandita ditugaskan untuk mengajar anak-anak imigran dari Indonesia. Mulai mata pelajaran umum hingga keagamaan.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan setiap pagi hingga sore, sementara setelah sholat Maghrib dan Isya dilanjutkan belajar Al-Qur’an. Menariknya International Mobility dari FPSB kali ini bisa dikonversi setara dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Artinya, selain mengajar Nandita dan beberapa rekannya mesti melakukan beberapa program lain yang linier dengan latar belakang pendidikan masing-masing.

KKN Internasional

Kegiatan pengabdian KKN Internasional. Foto: Dok Pribadi

“Kami juga diberi kesempatan oleh pengelola sekolah untuk melaksanakan program kerja yang sudah kami rumuskan. Serunya, kami juga berkesempatan untuk explore Kuala Lumpur disetiap weekend atau hari libur yang kita miliki selama satu bulan berada di sana,” tambahnya.

Meski terlihat seru dan menyenangkan, nyatanya KKN di negeri orang memiliki berbagai tantangan. Nandita mengaku jika meski mengajar anak-anak Indonesia, kendala bahasa menjadi hal yang kerap dihadapi. Anak-anak tumbuh dan besar di Malaysia sehingga komunikasi dilakukan dengan bahasa Melayu.

“Meskipun kami mengajar anak-anak Indonesia, tetapi mereka besar dan tumbuh di Malaysia sehingga bahasa yang mereka gunakan sehari-hari merupakan bahasa melayu, tentunya kami juga harus dapat memahami apa yang mereka sampaikan,” ucap Nandita.

Kendala-kendala tersebut dianggapnya sebagai tantangan yang harus diselesaikan, berbekal skill komunikasi dan public speaking semua teratasi.

Banyak pelajaran berharga ia dapatkan, berbagai keterbatasan anak-anak imigran Indonesia di Malaysia membuka matanya untuk teguh dalam belajar.

“FPSB International Mobility 2025 program konversi KKN di Malaysia ini telah membuka banyak perspektif baru dan keteguhan belajar saya. Berdirinya sekolah belajar yang saya tempati ini merupakan hasil dari tekad warga Indonesia di Malaysia yang memperjuangkan hak ana-anak Indonesia untuk terus belajar menempuh pendidikan mereka yang berhasil memotivasi saya untuk terus berani melangkah dan belajar,” tandasnya.

Brand

This article is a summary of the lecture material on IPC with the subject Introduction to Public Relations.


What comes to mind when you hear the name of your favorite brand or company? It could be a high-quality product, a catchy advertisement, or an impressive campaign. All of these are built on something essential—reputation. A company’s reputation is shaped by how well it maintains a positive relationship with the public, ensuring trust, stability, and long-term success. However, reputation doesn’t stand alone; it is built on two other key elements: image and identity. Together, these three components form the foundation of a well-known, successful brand.

One of the key factors that determine a company’s success is its reputation, which is built over time. From establishing its foundation to launching products and services, reputation plays a crucial role in attracting customers, investors, and public attention. It also enhances a company’s credibility and customer loyalty, making it stand out in a competitive market.

A great example is Wardah, a brand whose strong reputation has helped it gain consumer trust over competitors and made advertising new products more effective. Understanding the importance of reputation also highlights the risks of losing it. A damaged reputation can lead to two possible outcomes: either the company responds quickly through its PR team, managing the crisis and controlling media coverage, or it fails to recover, losing trust and credibility, which could ultimately lead to its downfall.

Understanding Image and Identity in Reputation

The other two key aspects of reputation are company image and company identity. Company image refers to how the public perceives a company based on what it presents to the world. This perception is influenced by factors such as media coverage, public relations efforts, and marketing strategies.

On the other hand, company identity is the foundation of a business—its core values, mission, and vision—which shape its decisions, branding, and long-term goals. The connection between these three elements is crucial: when a company’s image aligns with its identity, its reputation remains strong. Consistency across all three aspects ensures credibility and long-term success.

Rebuilding Reputation After a Crisis

The key step to saving a company from downfall is acknowledging mistakes and demonstrating a commitment to change. Reputation is built on trust and accountability, so taking responsibility and making the right improvements can help restore public confidence. If a company implements effective strategies and meaningful changes, rebuilding its reputation becomes easier. Additionally, engaging with customers and stakeholders is just as important as showing commitment.

A great example of this is Garuda Indonesia, the country’s national airline. After facing financial struggles and management scandals, the company focused on transparency, service improvements, and customer engagement to regain trust. By making significant operational changes and reinforcing its commitment to quality, Garuda Indonesia successfully improved its reputation over time.

A strong company reputation is essential for long-term success, as it builds trust, attracts customers, and ensures credibility in a competitive market. However, reputation is not built in isolation—it relies on the alignment of image and identity to create a consistent and reliable brand presence. When a crisis threatens a company’s reputation, a swift and transparent response can make the difference between recovery and failure. By acknowledging mistakes, implementing improvements, and staying true to their values, businesses can rebuild trust and even strengthen their reputation over time. Ultimately, maintaining a positive reputation requires continuous effort, ethical practices, and a commitment to delivering value to the public.

Written by: Thrya Abdulraheem Motea Al-aqab

Edited by: Meigitaria Sanita

Pengumuman
Informasi seputar Pra Key-in dan Key-in Semester Genap 2024/2025 Prodi Ilkom FPSB UII. Simak informasi di bawah ini:
  1. Mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah Seminar Proposal (angkatan 2022 dan yang belum lulus Sempro), silakan memastikan untuk mengecek daftar pembagian dosen pengampu di tautan berikut: http://bit.ly/PengumumanKelasSeminarProposalSMGenap20242025. Bagi mahasiswa yang akan mengambil Sempro, tapi namanya belum ada dalam daftar tersebut, mohon menghubungi nomor resmi WhatsApp Prodi terlebih dahulu (+62 812-1999-1364) karena yang akan mengalokasikan pembagian kelas Sempro adalah pihak prodi, tidak dilakukan oleh mahasiswa sendiri.
  2. Bagi mahasiswa angkatan 2022 (semester 6), berikut urutan key-in pengambilan mata kuliah semester 6 ini: (a) Memilih mata kuliah Seminar Proposal dosen tersebut, (b). Mengambil mata kuliah wajib peminatan, (c). Mengambil mata kuliah wajib semester.
  3. Bagi mahasiswa angkatan 2023 (semester 4), berikut urutan key-in pengambilan mata kuliah semester 6 ini: (a). Mengambil mata kuliah wajib peminatan (b). Mengambil mata kuliah wajib semester.
  4. Mahasiswa yang sudah lulus mata kuliah Seminar Proposal semester ganjil kemarin, pengumuman Dosen Pembimbing Skripsi akan disampaikan melalui website Prodi paling lambat pertengahan Maret 2025.
  5. Terkait dengan pembimbingan skripsi,  bagi yang sudah lulus Seminar Proposal mahasiswa harus sudah key-in Tugas Akhir/skripsi di semester genap ini. Prodi akan menginformasikan terkait alur dan mekanisme pembayaran skripsi semester Genap 2024/2025.
  6. Rentang pembayaran angsuran 3 pada tanggal 21 Januari – 19 Februari 2025. Bagi mahasiswa yang belum melakukan pembayaran masih bisa melakukan pra keyin (17-18 Februari 2025 pukul 08.00 – 16.00 wib) dengan memasukan mata kuliah ke keranjang GatewayUII. Namun jika mahasiswa masih belum bisa melakukan pembayaran hingga tanggal 20 Februari 2025, mahasiswa tersebut tidak bisa melakukan checkout mata kuliah sehingga mahasiswa dianggap belum key-in semester genap ini.
  7. Jika terdapat kendala dengan pembayaran angsuran 3, mahasiswa dimohon  mengajukan cuti sesuai dengan kalender akademik semester genap 2024/2025. Adapun pengajuan cuti akademik melalui UIILayanan pada 17 Februari – 14 Maret 2025. Berikut tautan prosedur cuti akademik: https://academic.uii.ac.id/data-dan-status-mahasiswa/cuti-dan-aktif-kuliah/
  8. Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan proses pembimbingan skripsi, ACC ujian maksimal akhir Februari 2025 ini (dibuktikan dengan approval log book konsultasi skripsi) dan tinggal melakukan proses cek plagiasi dan mendaftar ujian pendadaran. Mahasiswa  tetap melakukan keyin Tugas akhir/skripsi, namun sudah tidak perlu membayar biaya bimbingan skripsi.
  9. Bagi mahasiswa yang bulan Januari ini mengambil KKN, tidak perlu keyi-n KKN. Untuk KKN akan dikeyinkan oleh pihak DPPM Universitas. Mahasiswa hanya perlu menyisihkan kuota 2 sks untuk KKN.
  10. Bagi mahasiswa yang sudah selesai semua teori, tapi masih dalam proses mengerjakan skripsi/TA, mohon tetap key-in Skripsi dan Magang.
  11. Bagi mahasiswa yang sudah selesai skripsi dan proses magang, tinggal ujian magang, dan berencana yudisium bulan Februari ini, tidak perlu membayar angsuran 3.
  12. Untuk kendala yang cukup kompleks (key-in mata kuliah, pemilihan mata kuliah serta pengaktifan kuliah paskacuti dan lain-lain) mahasiswa harap datang langsung ke kantor Prodi (Ruang Dekanat lama Gedung Fakultas Sisi Timur) saat jam kerja.
Terima kasih.
Pengumuman

Berikut informasi terkait daftar kelas dan dosen pengampu mata kuliah Seminar Proposal Semester Genap 2024/2025 untuk reguler dan IP.

Link download:

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1uBTyz9jBeAf3kQwDfy1vGVPjexP_YE41/edit?gid=1151564750#gid=1151564750

 

Iseng Mengisi Waktu Luang, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Lolos International Program di Thailand

Putri Dama Dinanti mahasiswa angkatan 2022 dinyatakan lolos mewakili Prodi Ilmu Komunikasi UII untuk melakukan pengabdian masyarakat di Thailand.

Program bertajuk International Mobility dari FPSB membawanya ke sekolah Darul Maaref Foundation yang berlokasi di Satun, Thailand Selatan untuk melakukan pengabdian. Berdasarkan timeline yang ditentukan ia akan menjalani program tersebut mulai 26 Januari hingga 24 Februari 2025.

Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan wawasan, keterampilan, serta pengalaman lintas budaya di luar negeri. Menariknya, Putri awalnya hanya iseng mendaftar untuk mengisi waktu luang selama mengisi libur semester ganjil.

International Mobility

International mobility, pengabdian dalam bidang pendidikan

“Alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari International Mobility. Awalnya, saya berniat mendaftar program ini memang untuk mengisi waktu liburan semester saya dan mencari pengalaman baru. Meski sempat ragu, dukungan dari keluarga dan teman-teman selalu menguatkan saya untuk mencoba kesempatan ini. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih karena selalu mendapat dukungan dari lingkungan sekitar,” terang Putri Dama.

Pengabdian yang dilakukannya fokus terhadap bidang pendidikan. Datang bersama tujuh rekan sesama UII kegiatan belajar mengajar menjadi fokus utama, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA.

“Selama satu bulan disini, kegiatan utama dalam program ini adalah mengajar bahasa Inggris. Setiap orang mendapat tugas masing-masing, dan saya mendapat tugas untuk mengajar siswa SMP dan SMA,” ucapnya.

Kesempatan ini adalah pengalaman mengajar pertama bagi Putri, berbekal skill dalam bidang komunikasi ia menemukan beberapa metode untuk mengajar siswa SMP dan SMA secara efektif dan tidak mudah bosan. Salah satu metode yang diterapkan adalah dengan mengelaborasikan kebudayaan masyarakat di Thailand.

“Saya juga belajar cara mengajar dengan mengelaborasikan kebudayaan yang mereka miliki, agar murid tidak merasa bosan,” ungkapnya.

“Sangat bersyukur dan berterima kasih atas pengalaman berharga yang saya dapatkan melalui program ini. Saya merasa beruntung bisa belajar banyak hal, bertemu orang-orang hebat, dan memperluas wawasan. Melalui program ini juga mengajarkan saya pentingnya keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru. Untuk teman-teman yang masih ragu atau merasa stuck, jangan takut untuk mencoba. Karena, keluar dari zona nyaman adalah bagian dari proses belajar dan berkembang,” tandasnya.

Menulis Esai

Definisi esai menurut KBBI adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulis. Sesuai dengan definisinya prosa merupakan karangan bebas, namun benarkah dalam menulis esai juga bebas?

Perlu dipahami jika tujuan menulis esai umumnya ditujukan untuk aktivitas-aktivitas kegiatan ilmiah seperti melamar beasiswa studi lanjut, mobility international, hingga exchange program seperti IISMA misalnya. Esai menjadi media komunikasi antara penulis untuk mengutarakan pemikiran dan tujuan dalam melamar beasiswa yang dituju.

Salah satu penggalan buku Inilah Esai yang ditulis oleh Muhidin M. Dahlan menyebutkan seperti ini:

“Esai itu bukan puisi. Akan tetapi esai tidak diperkenankan untuk hadir tanpa rasa proteika. Esai bukan cerita pendek, bukan novel, bukan repertoar teater, namun esai diharuskan bercerita, diwajibkan mengekspresikan suasana, itupun cerita dan suasana harus merupakan kandungan yang implisit, tersirat, atau samar. Sebab kalau bukan, ia dituduh sebagai puisi atau cerita pendek atau novel atau repertoar teater”.

Dari penggalan tersebut, tentu dalam menulis esai selain sangat personal juga membutuhkan teknik khusus. Umumnya dalam susunan esai menjadi beberapa bagian mulai dari pendahuluan, isi, dan kesimpulan.

Salah satu metode yang mudah diikuti dan efektif adalah metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Teambound). Singkatnya SMART menjadi metode yang mampu mengukur rencana dan menjelaskan kondisi

Menulis Esai dengan Metode SMART

Metode SMART banyak dibicarakan oleh kalangan scholarship hunter. Berbagai sumber menyebutkan jika metode SMART pertama kali dipopulerkan oleh George T Doran, seorang Direktur Perencanaan di perusahaan Washington Power Water dalam makalah berjudul There is a S.M.A.R.T to Management’s Goals and Objective pada tahun 1981.

Lebih lanjut, berikut penjelasan terkait metode SMART,

  1. Specific

Specific (Spesifik) berarti bersifat khusus. Sebutkan secara jelas, spesifik, dan detail. Hindari menulis kontribusi secara general.

  1. Measurable

Terukur, program atau kontribusi yang telah disebutkan harus terukur. Bisa dijelaskan bagaimana proses menuju pencapaian.

  1. Achievable

Dapat dicapai, setelah mengukur rencana kontribusi pastikan semua realistis untuk dicapai. Dalam poin ini penulis dapat menjelaskan step by step menuju tujuannya.

  1. Relevant

Relevan, artinya rencana kontribusi sesuai dengan kebutuhan kondisi saat ini dan sesuai keahlian.

  1. Timebound

Berbatas waktu, sebaiknya ada batasan waktu yang jelas kapan tujuan itu tercapai.

Dalam penerapan metode SMART penulis dapat memulai dengan beberapa bagian yakni pendahuluan dengan menjelaskan profil diri. Lalu isi dengan metode SMART, dan terakhir penutup yang berisi penegasan komitmen terkait kontribusi yang telah direncanakan.

Workshop

Workshop “Writing for International Semiotic Journals” bersama Profesor Kristian Bankov yang berafiliasi di New Bulgarian University akan mengeksplorasi berbagai jurnal semiotika internasional bereputasi, topik yang saat ini banyak dibahas, struktur artikel, sumber teori, strategi dan pendekatan dalam menulis, dan isu-isu relevan lainnya. Dalam lokakarya ini juga akan dibahas. Dan memberikan komentar terhadap ide atau draf artikel dari peserta

Workshop ini terbuka untuk umum dan gratis. Bagi yang tertarik dengan kajian semiotika bisa langsung mendaftar melalui link berikut.

Link Pendaftaran:

bit.ly/WorkshopWritingSemiotic

Waktu Pelaksanaan:
️ Sabtu, 15 Februari 2025
Ruang Audio Visual Lt.2 Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII
⏰ 09.00-12.00

Hari Pers Nasional 9 Februari Perlu Dikaji Ulang?

Merayakan Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari nampaknya perlu dikaji ulang. Kilas balik sejarahnya yang mengacu kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dinilai tak mewakili beberapa komunitas-komunitas pers.

Ditambah konflik internal dualisme kepemimpinan di tubuh PWI Pusat. Akibatnya dalam rapat pleno 29 September 2024, Dewan Pers mengambil beberapa tindakan salah satunya tidak memperbolehkan PWI menggelar uji kompetensi wartawan (UKW).

Terlepas dari konflik tersebut, perayaan HPN tetap digelar dengan tema “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Minggu, 9 Februari 2025.

Menanggapi hal ini, salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII, Prof. Masduki memberikan beberapa tanggapan kritis.

Berikut hasil wawancara dengan Prof.  Masduki, Profesor Bidang Ilmu Media dan Jurnalisme

  1. Mengapa penetapan 9 februari sebagai Hari Pers Nasional perlu dikaji ulang?

“Momentum apa yang disebut hari pers 9 Februari itu, sebetulnya secara historis hari kelahiran PWI. Namun tahun ini PWI lagi pecah, [Dualisme pemimpin], jadi dua organisasi. Ada yang mau bikin acara di Bajarmasin, ada yang mau bikin acara di Sumatera. Akhirnya apa yang terjadi sekarang? Orang bingung, sebenarnya peringatan hari persnya gimana ini. Dari sisi ini saya ingin mengatakan momentum apa yang disebut 9 Februari sebagai hari pers. Tahun ini harusnya menjadi refleksi ulang bahwa hari pers nasional perlu ditinjau.

Bukan hari pers yang bisa disepakati oleh seluruh komunitas pers. Termasuk Dewan Pers. Dalam diskusi dengan teman-teman Dewan Pers dan Aliansi Jurnalis Independen, beberapa hari ini saya menyampaikan intinya hari pers nasional perlu disepakati ulang karena itu warisan orde baru. Dan kemudian dicari momen sejarah yang lebih mewakili semua.

  1. Lantas mengacu dengan momen apa kesepakatan Hari Pers Nasional?

Misalnya kelahiran dari Medan Priayi di Bandung atau mungkin pas penetapan undang-undang pers tahun 1999. Satu poin pertama bahwa momentum 9 Februari harus dijadikan sarana untuk merefleksikan, mengkaji ulang kapan sebetulnya hari pers nasional Indonesia yang mencerminkan situasi lebih kompleks pada hari ini.

  1. Sementara, bagaimana dengan pers di Indonesia sudahkah ideal?

Nah kemudian yang kedua seperti yang ditanyakan tentu ini momentum ya. Apapun moment historisnya bahwa pers Indonesia itu harus segera berbenah, harus segera mengakselerasi kesiapan menghadapi disrupsi digital yang sudah berjalan ya. Karena dengan demikian dia bisa menjadi institusi yang sustainable.

  1. Dengan situasi Indonesia saat ini dengan berbagai kebijakan lawak, apa yang perlu dilakukan pelaku pers?

Ada tiga masalah besar pers Indonesia hari ini. Pertama soal yang disebut dengan independensi. Dia harus independen dari pemilik yang merupakan partai atau politisi. Dia harus bebas dari intervensi politik. Yang kedua, ini ada masalah dengan bagaimana pers Indonesia beradaptasi dengan pelakon digital. Yang ekosistem bisnisnya ini berubah total. Dan ini membutuhkan tidak hanya kesiapan skill, kompetensi, tapi juga perubahan regulasi yang diproduksi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital, juga DPR. Nah yang ketiga yang menjadi banyak sekali perhatian adalah bagaimana keberlanjutan dari jurnalisme yang berkualitas. Yang dulu itu dikerjakan oleh media cetak. Sekarang media cetak berguguran, tapi yang muncul media digital, media siber itu isinya clickbait atau berita yang berbau hoax disinformasi. Ada ancaman namanya hilangnya jurnalisme berkualitas. Kedalaman berita investigasi, berita yang seharusnya watchdog, memantau kekuasaan.

  1. Langkah apa yang mampu menjadi solusi?

Ini harus jadi konsen bersama. Baik itu dalam kerangka misalnya melindungi dan mendorong tumbuhnya media-media alternatif yang fokusnya pada jurnalisme, maupun mengembangkan pendanaan publik yang bisa dicollect dari negara, hibah negara, juga hibah dari platform digital, juga para charity, para filantropis, sehingga jurnalisme-jurnalisme yang bertumbuh sekarang yang dikelola oleh independent journalist di luar media mainstream itu bisa mendapat tempat.

Karena Indonesia harus merawat demokrasi yang berbasis pada well-informed society, masyarakat yang memiliki informasi memadai kesadaran yang cukup, posisinya sebagai warga negara yang harus selalu aware dan mengontrol kekuasaannya. Pers itu harus menjadi watchdog dalam situasi ini.

Hak cipta

Jumlah kreator konten (Content Creator) di Indonesia mencapai 17 juta, 8 juta diantaranya telah berpenghasilan di atas UMR. Data ini diungkap oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya akhir tahun 2024 lalu.

Jumlah tersebut mengindikasikan profesi ini sangat diminati, apalagi pundi-pundi rupiah yang ditawarkan cukup fantastis dengan jam kerja yang fleksibel. Jadi tak heran pengguna media digital berbondong-bondong membuat konten berharap viral dan menjadi content creator.

Namun, sebelum terjun menjadi content creator salah satu prinsip yang perlu dipahami tentu tentang hak cipta. Hal ini penting karena pengabaian hak cipta dapat merugikan secara materiil maupun non materiil.

Content creator sebagai orang yang membuat konten (teks, audio, video) dalam bentuk fisik maupun digital bertujuan untuk memikat, edukasi, hingga hiburan semata.

Dengan profesi yang berkutat dengan materi penciptaan, seorang content creator akan sering bersinggungan dengan hak cipta.

Memahami Hak Cipta

Melansir dari laman Kementerian Hukum Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kekayan Intelektual, hak cipta merupakan hak eksklusif pencipta yang melekat secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif atas ciptaan yang diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Terkait hak cipta telah diatur dalam UU Nomor 19 Tahun 2002 dan UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Selengkapnya dapat diakses melalui laman https://peraturan.bpk.go.id/details/38690.

Realita saat ini pelanggaran hak cipta di era digital sangat kompleks. Dari riset yang dilakukan Fenny Wulandari tentang Problematika Pelanggaran Hak Cipta di Era Digital pada Journal of contemporary Law Studies menyebut kemudahan penggandaan dan pendistribusian karya digital di platform digital dilakukan tanpa kontrol yang memadai.

Kasus pelanggaran hak cipta di Indonesia yang berkaitan dengan teknologi digital didominasi oleh distribusi ilegal.

Sialnya, jika seorang content creator tak memahami pentingnya pengetahuan hak cipta kerugian bisa saja menimpa. Hukuman pidana beragam dari 5 hingga 7 tahun penjara, atau denda dari Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar.

Bijak dalam Mencipta

Jika saat ini content creator menjadi profesi incaranmu sebaiknya perhatikan baik-baik dalam proses menciptakan karya. Terlebih soal karya-karya yang akan menjadi pendukung konten yang tengah diproduksi.

Sederhananya, content creator akan membutuhkan gambar visual, instrument, musik, hingga video. Sebenarnya banyak laman penyedia gratis yang dapat diakses. Namun hal yang sebaiknya tak dilewatkan adalah keterangan syarat dan ketentuan sebelum mengunduhnya.

Konten-konten di sosial media cenderung dinamis namun seragam, sesuai dengan tren yang tengah banyak digemari penggunanya. Hal yang paling umum adalah penggunaan karya seni, misalnya menambahkan musik terbaru saat mengunggah konten video ke Instagram. Beberapa musik dan instrument bisa jadi bebas akses, namun jika tujuan komersil hal tersebut perlu dipelajari lebih lanjut.

Sebagai contoh, anda merupakan seorang content creator yang akan menerima endorsement suatu produk. Untuk mengoptimalkan engagement anda menambahkan lagu dari salah satu seniman. Artinya anda akan mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut, sementara pencipta lagu tidak mendapatkan apapun dari hal tersebut.

Tidak masalah jika lagu tersebut bisa diakses secara bebas dan disediakan oleh pencipta karena karyanya turut dipromosikan. Akan sangat merugikan jika anda memilih lagu dari seniman yang sama tapi mengambil dari sumber yang bukan aslinya, di Indonesia aktivitas cover-mengcover lagu tanpa izin yang tengah booming sudah dinormalisasi.

Namun, untuk menjadi content creator yang juga mencipta karya sebaiknya prinsip-prinsip terkait hak cipta menjadi pedoman utama. Bagaimana menurutmu Comms?

Travel

Many people may feel apprehensive about traveling alone, but the benefits of solo travel are countless, making it truly worth considering.

Have you ever felt a deep urge to leave everything behind, pack a bag, and explore somewhere completely new? If so, you’re not alone. Traveling is one of the few things that almost everyone loves—it’s exciting, refreshing, and full of new experiences. But beyond the excitement, travel, especially solo travel, shapes us in ways we rarely consider. If we look at it through the lens of communication, we gain a broader perspective on how it influences both our personal growth and social interactions.

Stepping Out of Comfort Zones: How Solo Travel Improves Communication Skills

One of the most significant aspects of personal growth that solo travelers experience is the improvement of their communication skills. Traveling alone pushes them out of their comfort zones, requiring them to ask for directions, navigate language barriers, and engage more with locals. While these actions may seem simple, they play a crucial role in shaping and enhancing their interpersonal skills. Over time, solo travelers become more confident and resilient, which prepares them for future experiences and challenges.

Building Connections: How Solo Travel Fosters Openness and Cultural Respect

One of the greatest benefits of solo traveling is the opportunity to build connections and become more open to different cultures. Traveling alone encourages travelers to engage more with others, leading to meaningful interactions that often develop into deep connections. These experiences serve as turning points, showing how strong bonds can form with people from entirely different cultures, ethnicities, and backgrounds. What may start as a simple conversation can evolve into a lasting friendship, enriching the traveler’s perspective. Through these interactions, solo travelers not only become more open-minded but also develop a deeper respect for cultural diversity, making their journey even more transformative.

Bringing the Journey Home: How Solo Travel Enhances Conversations and Relationships

Beyond personal growth and deep interactions, solo traveling allows individuals to collect meaningful experiences and valuable conversations that enrich their relationships with loved ones and their surroundings. When travelers return home, they bring back stories and new perspectives that make them more engaging storytellers, attentive listeners, and thoughtful conversationalists. These experiences not only shape their worldview but also deepen their connections with others, as they share the lessons and insights gained from their journey.

Solo travel is more than just an adventure; it is a journey of personal transformation. By stepping out of their comfort zones, solo travelers develop stronger communication skills, forge meaningful connections, and gain a deeper appreciation for cultural diversity. The experiences they collect along the way shape not only their perspective but also their interactions with others, making them more open, confident, and engaged individuals. Whether it’s through conversations with strangers or sharing stories with loved ones back home, solo travel leaves a lasting impact that extends far beyond the trip itself.

 

 

Written by: Thrya Abdulraheem Motea Al-aqab

Edited by: Meigitaria Sanita