BERITA PILIHAN

UII Yogyakarta—-Jum’at, 24 Maret 2017, Prodi Komunikasi mengundang beberapa praktisi, ahli, dan aktivis yang konsen terhadap media dan pendidikan media untuk memberikan rekomendasi mengenai pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum tersebut menggunakan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), merupakan acuan setiap program studi untuk bisa memperjelas profil lulusan dengan aspek-aspek yang telah ditetapkan.

UII Yogyakarta– Dalam dunia kerja saat ini, pasca Indonesia masuk menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), tenaga kerja Indonesia dituntut untuk memiliki kualifikasi regional dengan memiliki ketrampilan khusus yang dilengkapi dngan pengetahuan atau kemampuan dibudangnya (skilled labor).

Bertempat di Pusat Studi Media Alternatif NADIM Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), DISPENSI, sebuah klub diskusi dan penelitian di bawah Himpunan Mahasiswa Komunikasi (HIMAKOM) mengadakan diskusi  kritis tentang bagaimana Humas UII menghadapi krisis atas kematian 3 mahasiswa peserta The Treat Camping (TGC) MAPALA UNISI akhir Januari lalu.

Silahkan Download

New layer… N

New layer… New layer… New layer… N.

UII Yogyakarta— Meski hari Sabtu mahasiswa libur, tapi Sabtu ini (11 Maret 2017) mahasiswa memenuhi Ruang Auditorium Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya di lantai 3. Hari ini adalah seminar day dimana seluruh dosen pengajar di Ilmu Komunikasi memaparkan rencana penelitian yang akan mereka lakukan di tahun ini dan fokus kajian penelitian masing-masing. Dari pertemuan ini […]

UII Yogyakarta— Media memiliki fungsi yang sangat sentral di komunikasi saat ini. Eksposur media menjadi sangatlah penting untuk membangun citra. Tidak hanya bagi politikus yang ingin menyebar isu atau citra, dengan media internet sekarang ini, jurnalis pun seperti dipermudah untuk mendapatkan sumber berita. 

Jika dulu seseorang mencari 5-10 bacaan sebagai sumber referesi, ia harus mengulak-alik dan memutari perpustakaan. Sekarang 10.000 referensi tersedia di internet dapat dengan mudah dimiliki. Tapi bolehkan ditanya, apa yang ia lakukan dengan setumpuk referensi itu?