Bagaimana Teori Komunikasi Organisasi Menjadi Solusi Masalah Organisasi Anda
Kali itu mungkin tak ada yang mengira bahwa pelatihan wirausaha akan berbicara soal gosip, atau grenengan dalam organisasi. Pikir sebagian peserta, pelatihan wirausaha melulu soal profit, keuntungan atau semacamnya. Tapi tidak bagi Komunikasi UII. Dosen, staf, dan warga akademik Komunikasi UII pagi itu hadir berkolaborasi dengan kelompok Gandeng Gendong, rintisan usaha DPMPPA Kota Yogyakarta mebuat pelatihan wirausaha. Senin (21/10) itu, Puji Hariyanti, Dosen Komunikasi UII, spesialis studi Komunikasi Strategis dan PR, bicara dengan temanya yang khas: Komunikasi Organisasi.
Sekira 20 orang peserta dari 20 kelompok usaha, yang tergabung di Gandeng-Gendong, bicara atau mungkin banyak dibilang curhat soal organisasinya. Gedung PKK balai kota Yogyakarta pagi itu menjadi saksinya. Meski sebelumnya, di sesi Mutia Dewi, mengaku optimis, ternyata ada juga keluhan. Keluhan ini, atau lebih baik disebut tantangan, mengemuka dan dibahas oleh Puji Hariyanti satu per satu dengan bantuan layar presentasi.
Ada peserta yang mengatakan seringkali kalau kumpulan (rapat), ada anggota kelompok usaha yang, “mereka cuma manut atau bikin produksi bahan jualan barangnya bukannya dijual, tapi dipakai sendiri.” Ada juga yang mulanya ikut dalam kelompok, lalu beberapa waktu kemudian membuat produk dan merk sendiri, menjadi rival. Akhirnya mereka harus bersaing dengan kelompok lain yang sebenarnya dari kelompok yang sama.
Tak hanya itu ada salah satu peserta yang cerita ada ketua yang ‘itu-itu aja’ terus yang mengikuti undangan pelatihan. Namun giliran diminta berbagi ilmu, malah bilang tak bisa menjelaskan karena susah. “Solusinya ya share materi saja kalau tidak bisa menjelaskan atau ceritakan,” kata Puji, yang juga adalah Ketua Prodi Komunikasi UII ini.
Tujuan Komunikasi Organisasi tidak hanya urusan pekerjaan terus, tapi bisa juga pembicaraan urusan anak, pendidikan. Tingkat komunikasi bisa saja diturunkan ke level yang lebih pribadi sehingga lebih dekat dengan emosi tiap anggota. “Sehingga mau tidak mau harus bisa menggeret anggota yang lain merasa nyaman menjadi anggota.” Materi ini harapannya dapat membuat Komunikasi Organisasi di kelompok usaha menajdi nyaman dan kelompok mudah mencapai tujuan organisasi.
Iklim organisasi juga dipengaruhi oleh cara anggota organisasi berperilaku dan berkomunikasi. iklim organisasi yang penuh persaudaraan mendorong anggota organsiasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. “Ketika berbicara organisasi tidak lagi bicara ego mau tampil sendiri. nah bicara organsasi dia bicara keseluruhan,” papar Puji.
Puji menjelaskan satu teori yang bisa jadi inspirasi ibu-ibu peserta. “ada teori harapan Vroom,” kata Puji. Kata Vroom, Anggota organisasi akan termotivasi bila mereka “percaya” bahwa tindakan mereka akan “menghasilkan sesuatu yang diinginkan”. Bahwa hasil mempunyai “nilai positif” bagi mereka dan bahwa usaha yang mereka mau curahkan akan mencapai hasil. Ada perasaan dihargai dan rasa memiliki organisasi muncul dari situ, kata Puji.
Apa saja yang harus dipikirikan ketika bicara Komunikasi Organisasi? Pertama, kata Puji, perlu dirancang sususnan organisasi yang sesuai keterampilan masing-masing individu dalam organisasi. TUjuannya agar seluruh anggota mencapai konsepsi akhir dari yang di sepakati oleh seluruh anggota untuk organisasi. Kedua, teknologi: penggunaan mesin untuk mendukung organisasi. Ketiga, Lingkungan. Lingkungan berarti keaddan fisik tertentu, yang meliputi wilayah, kebudayaan, kondisi sosial, sehingga organisasi dapat menyesuaikan diri dan bertumbuh. “organisasi tidak bisa berjalan dengan ketuanya terus yang wira wiri, anggotanya harus berjalan juga. Berbicara organisasi berbicara dengan sekelompok orang yang berkumpul dan yang menyatukan adalah tujuannya yang sama,” tutup Puji dalam sesi pelatihan Komunikasi Organisasi Jilid pertama itu.