Reading Time: < 1 minute

Penulis:

Puji Hariyanti, Ghassani Nur Sabrina, Indriani Adinda Lestari, Nora Fajriyanti

 

KOMUNIKASI DAKWAH MILENIAL

ISBN 978-623-91438-6-2

Penerbit: Komunikasi UII

@2019

Dakwah dengan media sosial memungkinkan pengguna untuk
melakukan penyebaran (share) konten dakwah dengan cepat, dalam waktu
singkat, kepada banyak pengguna lain. Karena karakteristik media sosial
adalah khalayaknya yang aktif menyebarkan konten sekaligus
mengembangkannya dengan memberikan komentar baik berupa opini,
data, maupun fakta baru.

Dakwah yang melibatkan banyak orang sebagai produsen konten-konten
dakwah sekaligus menjadi konsumen dan menyebarkannya
memunculkan fenomena dakwah baru yaitu dakwah partisipatif sebagai
bagian dari budaya partisipatif yang muncul dari interaksi di media sosial.
Dalam komunikasi dakwah partisipatif seorang pengguna bisa berperan
sebagai komunikator dan komunikan dakwah, yang saling bertukar pesan
berisi informasi seputar ajaran Islam dan kegiatan dakwah di berbagai
daerah di Indonesia.

Seiring pesatnya perkembangan media sosial, banyak bermunculan
komunitas dakwah online. Komunitas-komunitas ini diinisiasi oleh generasi
muda muslim yang peduli dengan dakwah di masyarakat. Mereka
memanfaatkan jejaring persahabatan online untuk perekrutan, koordinasi
dan komunikasi anggota komunitas.

 

 

Reading Time: 2 minutes

On July 23, 2020, International Program of Communication Science Universitas Islam Indonesia (UII) and Uniicoms TV invited Professor Chen and Dr. Masduki in The Annual Globalization Workshop (AGW) with the theme “The Future Globalization.” This workshop is the inaugural workshop program organized by the International Program of Communication UII. The theme raised in this inaugural workshop is to preparing students to encounter the globalization era after the covid-19 pandemic that swept across all parts of the world. The annual workshop that was held live, through google meet, was attended by a number of lecturers and students of IP Communication Science UII. The workshop was also attended by students from various countries such as students from Universiti Utara Malaysia.

Assoc. Prof. Dr. Huey Rong Chen as the first guest was an associate professor in the Department of Journalism, Chinese Culture University, Taiwan. And Dr. rer soc. Masduki, M.Si., M.A as the second guest is a senior lecturer in UII. The both speakers will deliver topics about globalization and reflectivity of globalization in seeking dialogical transformation after the pandemic. The workshop was also guided by Herman Felani from Department of Communication Science, Universitas Islam Indonesia.

In the first hour, the workshop was filled with an explanation of Covid-19 pandemic vs globalization delivered by Dr. rer soc. Masduki, M.Si., M.A. He began his presentation by presenting a question about how globalization was during this pandemic when the world is temporary closed. As a communication observer, he explained that Covid-19 has multiple code besides health issue. When we talk about Covid-19 in Indonesia during the last three months, he believes that it is related to at least four different topics. Politics of communication blunders, contestation of economic recovery, disruption of lifestyle as end of mobility, and revisiting the notion of ‘globalization’ as way of life.

Through the explanation, he trying to correlate Covid-19 with the politics of communication blunders and contestation of economic recovery. He also paid attention to the disruption of lifestyle as end of mobility between Indonesia and other countries, or between a particular province in Indonesia to the other province. Referring to the words of Jan Blommaert, a sociologist who said that Covid-19 is a good example of globalization process.

Masduki agreed that Covid-19 was a challenging topic to explain how globalization became a way of life. He explained from an economic perspective, that in summary, globalization can also be saved by worldwide movement throughout economic financial communication and threat integration. Moreover, he said that globalization should be about the transmission of ideas values and meaning across the world. And in some cases, it also about the decline of the nation like identity as Islamic religious people.

——————–

Author and Reporter: Fitriana Ramadhany, Student internship of Department of Communication Science, UII. Batch 2016

Editor: A. Pambudi W

Reading Time: 2 minutes

Pada tanggal 23 Juli 2020, Program Internasional Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) dan Uniicoms TV mengundang Profesor Chen dan Dr. Rer. Soc. Masduki dalam The Annual Globalization Workshop (AGW) dengan tema “The Future Globalization.” Workshop ini merupakan program workshop perdana yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi UII Program Internasional. Tema yang diangkat dalam workshop perdana ini adalah mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi era globalisasi pasca pandemi covid-19 yang melanda seluruh belahan dunia. Workshop tahunan yang digelar secara langsung melalui google meet ini diikuti oleh sejumlah dosen dan mahasiswa IP Ilmu Komunikasi UII. Workshop tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai negara seperti mahasiswa dari Universiti Utara Malaysia.

Assoc. Prof. Dr. Huey Rong Chen sebagai tamu pertama adalah seorang associate professor di Department of Journalism, Chinese Culture University, Taiwan. Dan Dr. rer soc. Masduki, M.Si., MA sebagai tamu kedua merupakan dosen senior di UII. Kedua pembicara akan menyampaikan topik tentang globalisasi dan reflektifitas globalisasi dalam mengupayakan transformasi dialogis pasca pandemi. Workshop juga dipandu oleh Herman Felani dari Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia.

Pada satu jam pertama, workshop diisi dengan penjelasan pandemi Covid-19 vs globalisasi yang disampaikan oleh Dr. rer soc. Masduki, M.Si., MA Mengawali presentasinya dengan menyampaikan pertanyaan tentang bagaimana globalisasi pada masa pandemi ini ketika dunia tertutup sementara. Sebagai pengamat komunikasi, ia menjelaskan Covid-19 memiliki banyak kode selain masalah kesehatan. Ketika kita membicarakan Covid-19 di Indonesia selama tiga bulan terakhir, dia yakin setidaknya ada empat topik yang berbeda. Politik blunder komunikasi, kontestasi pemulihan ekonomi, terganggunya gaya hidup sebagai ujung mobilitas, dan peninjauan kembali gagasan ‘globalisasi’ sebagai cara hidup.

Lebih dari itu, menurutnya, globalisasi seharusnya bicara tentang transmisi nilai dan makna gagasan ke seluruh dunia.

Melalui penjelasan tersebut, ia mencoba menghubungkan Covid-19 dengan blunder politik komunikasi dan kontestasi pemulihan ekonomi. Ia juga memperhatikan terganggunya gaya hidup sebagai ujung dari mobilitas antara Indonesia dengan negara lain, atau antara provinsi tertentu di Indonesia dengan provinsi lain. Mengacu pada perkataan Jan Blommaert, sosiolog yang mengatakan bahwa Covid-19 adalah contoh yang baik dari proses globalisasi.

Masduki setuju bahwa Covid-19 adalah topik yang menantang untuk menjelaskan bagaimana globalisasi menjadi gaya hidup. Ia menjelaskan dari perspektif ekonomi, bahwa secara ringkas, globalisasi juga dapat diselamatkan oleh pergerakan dunia melalui komunikasi keuangan ekonomi dan ancaman integrasi. Lebih dari itu, menurutnya, globalisasi seharusnya bicara tentang transmisi nilai dan makna gagasan ke seluruh dunia. Dan dalam beberapa kasus, juga tentang kemunduran bangsa seperti identitas umat beragama Islam.

——————–

Penulis dan Reporter: Fitriana Ramadhany, Mahasiswa magang Jurusan Ilmu Komunikasi UII. Angkatan 2016

Editor: A. Pambudi W

Reading Time: < 1 minute

Teatime 6th edition will invite:

Krisal Putra (student of communication Science Department, batch 2016).

The next International Program of Communication’s Teatime

Theme:
“Student’s Academic” Writing Experiences

Live On Instagram

Schedule

Friday, August, 7th, 2020
Start at 4pm (UTC+7)

Keep update on IGTV
@ip.communication.uii
@krisaljustin

 

View this post on Instagram

 

A post shared by IP COMMUNICATION UII (@ip.communication.uii) on

Reading Time: < 1 minute
0Days0Hours0Minutes

Forum Amir Effendi Siregar menggelar:

Bincang sejarah komunikasi seri 5

Topik:

Membaca Ulang Sistem Penyiaran Indonesia: Dari Era Kolonial Belanda hingga Pasca Suharto

Pembicara:

Dr. rer. soc. Masduki

Masduki mengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi UII sejak 2004-sekarang. Menulis buku: Penyiaran Indonesia: Dari Otoriter ke Liberal (2007). Karya disertasinya pada University of Munich, Jerman (2019), Public Service Broadcasting and Post-Authoritarian Indonesia akan diterbitkan oleh Palgrave McMillan (Springer Nature, London) akhir tahun ini

 

Jadwal

Sabtu, 8 Agustus 2020
Pukul 10:00 WIB
Via Zoom

Registrasi: