Seri Webinar Komunikasi UII International Program # 5: Workshop Globalisasi Tahunan “Masa Depan Globalisasi” (1)

Reading Time: 2 minutes

Pada tanggal 23 Juli 2020, Program Internasional Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) dan Uniicoms TV mengundang Profesor Chen dan Dr. Rer. Soc. Masduki dalam The Annual Globalization Workshop (AGW) dengan tema “The Future Globalization.” Workshop ini merupakan program workshop perdana yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi UII Program Internasional. Tema yang diangkat dalam workshop perdana ini adalah mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi era globalisasi pasca pandemi covid-19 yang melanda seluruh belahan dunia. Workshop tahunan yang digelar secara langsung melalui google meet ini diikuti oleh sejumlah dosen dan mahasiswa IP Ilmu Komunikasi UII. Workshop tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai negara seperti mahasiswa dari Universiti Utara Malaysia.

Assoc. Prof. Dr. Huey Rong Chen sebagai tamu pertama adalah seorang associate professor di Department of Journalism, Chinese Culture University, Taiwan. Dan Dr. rer soc. Masduki, M.Si., MA sebagai tamu kedua merupakan dosen senior di UII. Kedua pembicara akan menyampaikan topik tentang globalisasi dan reflektifitas globalisasi dalam mengupayakan transformasi dialogis pasca pandemi. Workshop juga dipandu oleh Herman Felani dari Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia.

Pada satu jam pertama, workshop diisi dengan penjelasan pandemi Covid-19 vs globalisasi yang disampaikan oleh Dr. rer soc. Masduki, M.Si., MA Mengawali presentasinya dengan menyampaikan pertanyaan tentang bagaimana globalisasi pada masa pandemi ini ketika dunia tertutup sementara. Sebagai pengamat komunikasi, ia menjelaskan Covid-19 memiliki banyak kode selain masalah kesehatan. Ketika kita membicarakan Covid-19 di Indonesia selama tiga bulan terakhir, dia yakin setidaknya ada empat topik yang berbeda. Politik blunder komunikasi, kontestasi pemulihan ekonomi, terganggunya gaya hidup sebagai ujung mobilitas, dan peninjauan kembali gagasan ‘globalisasi’ sebagai cara hidup.

Lebih dari itu, menurutnya, globalisasi seharusnya bicara tentang transmisi nilai dan makna gagasan ke seluruh dunia.

Melalui penjelasan tersebut, ia mencoba menghubungkan Covid-19 dengan blunder politik komunikasi dan kontestasi pemulihan ekonomi. Ia juga memperhatikan terganggunya gaya hidup sebagai ujung dari mobilitas antara Indonesia dengan negara lain, atau antara provinsi tertentu di Indonesia dengan provinsi lain. Mengacu pada perkataan Jan Blommaert, sosiolog yang mengatakan bahwa Covid-19 adalah contoh yang baik dari proses globalisasi.

Masduki setuju bahwa Covid-19 adalah topik yang menantang untuk menjelaskan bagaimana globalisasi menjadi gaya hidup. Ia menjelaskan dari perspektif ekonomi, bahwa secara ringkas, globalisasi juga dapat diselamatkan oleh pergerakan dunia melalui komunikasi keuangan ekonomi dan ancaman integrasi. Lebih dari itu, menurutnya, globalisasi seharusnya bicara tentang transmisi nilai dan makna gagasan ke seluruh dunia. Dan dalam beberapa kasus, juga tentang kemunduran bangsa seperti identitas umat beragama Islam.

——————–

Penulis dan Reporter: Fitriana Ramadhany, Mahasiswa magang Jurusan Ilmu Komunikasi UII. Angkatan 2016

Editor: A. Pambudi W