Visiting Professor: Mentorship Developing Conference Abstract Into a Journal Manuscript
Publikasi riset menjadi salah satu bentuk tanggung jawab dosen sebagai akademisi. Dalam proses pengembangan karya ilmiah, dari abstrak konferensi menjadi naskah jurnal, kolaborasi dan kemandirian menjadi kunci utama keberhasilan.
Hal ini ditekankan oleh Nico Carpentier, Extraordinary Professor in Media and Communication Studies, Centre for Media Studies, Institute of Communication Studies and Journalism, Faculty of Social Sciences, Charles University, Prague, Czech Republic.
Nico menegaskan bahwa alih-alih hanya mengandalkan mentor eksternal, peneliti perlu menciptakan sebuah lingkungan kolaboratif yang memungkinkan mereka berbagi pengalaman dan memberikan umpan balik konstruktif.
Pendekatan ini tidak hanya memperkaya proses belajar bersama tetapi juga membantu mengatasi berbagai tantangan umum dalam penulisan akademik, seperti penyusunan kerangka kerja teoretis yang jelas, menjaga alur narasi tetap logis, dan menangani persoalan metodologis tanpa bias.
Dalam menulis artikel akademik kejelasan dan struktur narasi sangat menentukan keberhasilan komunikasi riset. Menurutnya, inti argumen harus disampaikan sejak awal tulisan, bukan ditunda hingga bagian akhir.
Pendekatan ini membuat pembaca segera memahami fokus dan pentingnya penelitian yang dilakukan, serta mampu mengikuti perkembangan logis dari argumen yang disajikan. Sikap ini sangat membantu dalam proses peer-review karena memudahkan peninjau memahami kontribusi ilmiah yang ditawarkan.
“If your core argument appears only at the end, it risks being missed. Academic writing demands clarity from the start—readers must know early what your research is about and why it matters. Present your key idea up front, not as a hidden conclusion, but as a guiding thread throughout.” Pesan ini menguatkan pentingnya kemampuan komunikasi yang efektif dalam akademik.
Lebih jauh, Nico menekankan bahwa peneliti tidak selalu membutuhkan bimbingan langsung dari dirinya “Because all the competences are here,” peneliti dapat saling membimbing dan mendukung satu sama lain berdasarkan pengalaman bersama. Dengan demikian, kemandirian akademik sekaligus budaya kolaboratif dapat terbangun secara berkelanjutan. “You share a lot of problems, some of you are more experienced than others, so you can also share these experiences and work with each other. You can mentor each other. So that’s the conclusion. Do it yourself!” ujarnya.
Dalam sesi visiting professor yang dihelat MIKOM UII beberapa pendampingan dilakukan seperti mapping and finding doctoral positions and postdoctoral fellowships untuk para dosen-dosen Ilmu Komunikasi UII. Sementara kegiatan inti selanjutnya adalah international seminar bertajuk ”Citizen Parliament on Media and Democracy: A Tool for Democratic Renewal” dengan pembicara Nico Carpentier dan Vaia Doudaki pada Kamis, 24 Juli 2025. Selengkapnya: