Tag Archive for: Radio

Melacak Jejak Sejarah Penyiaran: Prof. Masduki Berbagi Ilmu di University of Amsterdam

Pada tanggal 17 Juni 2025, Prof. Masduki, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), diundang sebagai pembicara dalam sebuah seminar yang dihelat oleh Amsterdam School of Historical Studies di University van Amsterdam (UvA), Belanda. Berlangsung di gedung bersejarah Bushuis, Kloveniersburgwal 48, pusat kota Amsterdam, agenda ini menjadi ruang dialektika akademik bertema “Politics of International Broadcasting on the End of Dutch Colonialism, Japanese Occupation, and Post-Independence Period in Indonesia.”

Turut hadir para peneliti media, mahasiswa doktoral, dan dosen senior, termasuk Vincent Kuitenbrouwer, akademisi UvA yang selama ini aktif meneliti sejarah media cetak-radio pada era kolonial di Afrika dan Asia.

Prof. Masduki mengawali presentasi berdurasi 1,5 jam tersebut dengan mengajak peserta untuk menyegarkan kembali ingatan tentang perjalanan sejarah, struktur, dan dinamika politik penyiaran di Indonesia sejak akhir masa kolonial hingga pasca-kemerdekaan. Ia menyoroti bagaimana struktur politik kolonial membentuk orientasi dan tata kelola dunia penyiaran, menciptakan kontestasi abadi antara negara, media, dan masyarakat.

“Saya tidak hanya mendapat pertanyaan tapi tambahan data dan analisa/kritik yang tajam,” ungkapnya.

Melalui pendekatan historical comparative, presentasi ini juga mengulas keberlanjutan nuansa persinggungan antara semangat resistensi Timur dan pengaruh Barat dalam regulasi penyiaran sejak era kolonial hingga revisi UU Penyiaran dalam 15 tahun terakhir.

Di tengah diskusi yang serius namun dinamis, kehadiran empat mahasiswa doktoral asal Indonesia menambah warna tersendiri, khususnya tiga di antaranya yang terinspirasi riset Prof. Masduki mengenai cybertroops di Asian Journal of Communication (2022). Mereka kini meneliti fenomena eco-Islam dalam gerakan anak muda ormas Islam di Indonesia salah satu bukti nyata pengaruh kajian lintas disiplin komunikasi-politik.

Lebih jauh, Prof. Masduki juga berbagi kisah penelitiannya yang tertuang dalam disertasi S3 di University of Munich, kini telah diterbitkan menjadi buku “Public Service Broadcasting and Post-Authoritarian Indonesia” (2021). Ia memperlihatkan pola-pola pengawasan mulai dari duopoli terbatas di era Belanda, monopoli di masa Jepang, hingga pola hibrida pada masa Sukarno, Suharto, dan era reformasi. Dinamika antara kontrol negara melalui anggaran dan sumber daya manusia dengan tuntutan kebebasan serta otonomi media menjadi benang merah sejarah berdarah penyiaran Indonesia.

Diskusi semakin menarik saat para peserta menyoroti pentingnya pendekatan dekolonial dalam membaca arsip-arsip suara dan visual, bukan sekadar teks. Vincent Kuitenbrouwer secara khusus menekankan pentingnya meneliti artefak audio-visual sebagai sumber sejarah dalam perspektif dekolonisasi, sekaligus merayakan situs-situs radio kolonial di Jakarta, Yogyakarta, dan Solo termasuk kiprah SRV Solo sebagai pusat perlawanan terhadap dominasi radio kolonial.

Seminar ini bukan hanya mempererat jejaring akademik lintas negara, melainkan menjadi pemanasan bagi proyek kolaboratif multiyears yang berjudul ‘Distant Voices: Uncovering the Agency of Indonesian Broadcasters at Radio Netherlands Wereldomroep (1945-1965)’, yang didanai oleh NWO Belanda dan melibatkan peneliti dari UII, UGM, Filipina, serta UvA. Dengan menjelajah situs sejarah tanpa bias romantisme atau jebakan Eurocentrism, Prof. Masduki dan kolega berkomitmen membuka horizon baru studi media lintas disiplin dan lintas bangsa.

Pengalaman Prof. Masduki di Amsterdam menegaskan betapa kolaborasi, kebebasan akademik, dan keterbukaan terhadap pendekatan kritis menjadi kunci untuk menghidupkan kembali sejarah media dan komunikasi di Indonesia. Segenap penghargaan layak disematkan kepada semua pihak terutama Vincent, Barbara, dan Amsterdam School of Historical Studies yang membuka ruang tersebut.

Komunitas

Resmi menjadi mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII tentu wajib tahu apa saja komunitas-komunitas yang ada di dalamnya. Bagi mahasiswa baru (maba) informasi terkait komunitas sangat penting demi menyalurkan bakat dan minat.

Di Prodi Ilmu Komunikasi terdapat lima komunitas yang berada di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII (Himakom). Lima komunitas tersebut fokus terhadap dunia Ilmu Komunikasi yang akan bermanfaat untuk kariermu dalam jangka panjang mulai dari dunia fotografi, film, riset, jurnalistik, dan broadcasting.

Perlu maba ketahui, manfaat bergabung komunitas antara lain memperluas koneksi, melatih keterampilan komunikasi, berbagi ilmu dan pengalaman, berkolaborasi, dan perspektif baru.

Lantas perlukah bergabung dalam suatu komunitas? Yang pasti dengan bergabung di komunitas, Anda akan menemui banyak orang dengan background yang berbeda bahkan dengan pengalaman-pengalaman yang mumpuni di bidangnya.

Berikut beberapa komunitas-komunitas yang ada di Prodi Ilmu Komunikasi UII yang dapat diikuti oleh maba.

  1. Klik 18

Klik 18 atau Komunitas Lensa Ilmu Komunikasi UII yang aktif pada bidang fotografi. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini mulai dari workshop, hunting foto, hingga lomba-lomba nasional.

Salah satu agenda yang rutin digelar adalah gelar karya. Beberapa bulan lalu, Klik 18 menggelar pameran bertajuk  “Hidden Gems Photography Exhibition: Potret Pesona Hidden Gems Indonesia dalam Fotografi Landscape di Yogyakarta tahun 2022”.

Bagaimana tertarik menyalurkan bakat fotografimu? Klik 18 adalah komunitas yang tepat untukmu.

Instagram                    : klik18uii

Contact person            : 082281189164

  1. Kompor.kom

Kompor.kom adalah akronim dari Komunitas Pilem Orang Komunikasi, bagi Anda yang tertarik dengan dunia perfilman wajib untuk bergabung dengan komunitas ini.

Bergabung dengan komunitas ini akan mempertemukan Anda dengan sineas-sineas Tanah Air. Pengalaman menggarap proyek film dari menulis skrip, mengatur peran talent, hingga teknik videografi akan didapatkan di sini.

Beberapa kegiatan yang dilakukan komunitas adalah screening sekaligus diskusi film dari berbagai perspektif yang menarik. Apakah tertarik menjadi bagian dari komunitas ini?

Instagram                    : kompor.com

  1. RedAksi

RedAksi memiliki tagline “Lugas Membaca Realita” merupakan komunitas jurnalistik Ilmu Komunikasi UII.

Komunitas ini berfokus pada kondisi-kondisi sosial yang terjadi dan menuliskannya menjadi sebuah karya jurnalistik. Selain itu, RedAksi aktif melakukan kegiatan sosial, baru-baru ini RedAksi berkolaborasi dengan Literasik.Kom melakukan kegiatan pemberdayaan di Panti Asuhan Al Wahhaab Sinar Melati 11 dengan tajuk “Pengembangan Literasi pada Anak Membuahkan Sebuah Karya”.

Menariknya komunitas ini juga ada kegiatan visit media, beberapa media yang pernah dikunjungi adalah Hipwee, Hookspace, Provoke Magazine Jogja, dan Mojok. Visit ini bertujuan untuk sharing dan diskusi terkait kerja media.

Ingin terjun ke dunia jurnalistik? Sepertinya cocok untuk belajar di RedAksi dengan pengalaman-pengalaman menarik dari anggota yang lain.

Instagram                    : redaksikomunikasi

  1. Dispensi

Dispensi merupakan akronim dari Diskusi dan Penelitian Komunikasi. Dalam akun Instagramnya disebut “Dispensi adalah counterculture berkedok komunitas diskusi dan penelitian”. Komunitas ini adalah wadah bagi kamu yang memiliki perspektif kritis. Apa saja bisa didiskusikan hingga menjadi bahan penelitian!

Dispensi juga menjadi salah satu komunitas yang paling aktif karena rutin menggelar diskusi bulanan yang berkolaborasi dengan PDMA Nadim. Isu-isu menarik dibahas, seperti diskusi beberapa waktu lalu yang bertajuk “Wacana Keseharian Para penggemar K-Pop” menjadi perbincangan menarik dalam perspektif komunikasi.

Apakah kamu tertarik dengan komunitas ini? Cari tahu melalui akun Instagram di bawah ini ya.

Instagram                    : dispensi_uii

  1. Galaxy Radio

Galaxy Radio dengan saluran 107.8 ini merupakan komunitas radio kebanggaan Prodi Ilmu Komunikasi UII. Dengan tagline “Your Universe of Music” komunitas ini selalu menemani para mahasiswa dengan musik-musik populer saat bersantai di sekitar kampus.

Bagi kamu yang tertarik dengan dunia penyiaran, wajib untuk bergabung dengan komunitas ini. Kamu bisa belajar dari announcer cara mengolah vokal, manajemen siaran radio, teknis operasional siaran, kegiatan lain seperti pengembangan skill, workshop, hingga visit ke beberapa radio komersial maupun radio komunitas.

Instagram                    : 107.8galaxyradio

Bagaimana Comms tertarik dengan komunitas yang mana nih? Tenang, biasanya komunitas-komunitas ini akan membuka pendaftaran pada bulan September. Siap-siap ya!

 

Penulis: Meigitaria Sanita