Tag Archive for: mahasiswa

Buku
Reading Time: 5 minutes

Lulus kuliah tepat waktu dalam jangka empat tahun tentu menjadi hal paling ideal bagi para mahasiswa yang berjuang meraih gelar sarjana. Namun tak semua mahasiswa mampu lulus tepat waktu karena berbagai alasan.

Hingga injury time datang, mendekati tahun ke tujuh mau tak mau mahasiswa harus menuntaskan kewajiban akademiknya demi meraih kelulusan. Jika tidak, maka mereka akan di-drop out (DO) oleh universitas. Lantas apa alasan mahasiswa tidak lulus-lulus dalam menjalani masa studinya?

Kasus DO di Indonesia ternyata lumayan tinggi, data dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2020 menyebutkan setidaknya ada 601.333 mahasiswa putus kuliah. Posisi teratas ditempati oleh bidang ilmu ekonomi sebanyak 141.393 mahasiswa, disusul ilmu teknik sebanyak 136.272 mahasiswa, ilmu pendidikan sebanyak 120.655 mahasiswa, dan ilmu sosial sebanyak 115.533 mahasiswa. Selanjutnya ilmu pertanian sebanyak 26.097 mahasiswa, ilmu kesehatan sebanyak 25.302 mahasiswa, dan terakhir ilmu agama sebanyak 14.039 mahasiswa.

Berdasarkan keterangan salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia berinisial MD yang kini memasuki semester 10 menyebutkan kondisi keluarga dan lingkungan membuatnya terlambat lulus.

“Banyak faktor, pertama keluarga kurang memahami situasi. Membuat tertekan jadi tidak betah di rumah. Pada semester 8 intens mengerjakan skripsi, saya kerjakan di kos teman sampai menginap, bukan main-main. Tapi orang tua salah paham dan bilang besok-besok gak perlu pergi-pergi, kerjakan di rumah saja,” terang MD.

Dari omelan orang tua itu MD akhirnya mau tidak mau harus stay di rumah mengerjakan skripsinya. Namun, ia sadar bahwa tak ada progres signifikan, berbeda saat mengerjakan bersama teman-temannya yang tinggal di kos. Bersama kawan-kawannya, mereka bisa berdiskusi menentukan arah skripsi.

MD merupakan mahasiswa asal Yogyakarta, jadi tak ada alasan baginya untuk tinggal di kos lantaran jarak kampus dan rumahnya relatif dekat dan dapat diakses dengan kendaraan pribadi.

“Mulai dari situ, mulai tidak ada progress. Circle kos lulus duluan yang tinggal di Jogja malah telat,” sambung MD.

Alasan kondisi keluarga juga dirasakan oleh SN yang kini telah memasuki semester empat belas. Pandemi Covid-19 membuatnya terpaksa pulang ke kampung halaman dan mulai mengerjakan skripsi di rumah. Sayangnya, di rumah justru membuat SN tak fokus mengerjakan skripsi. Sederet pekerjaan domestik, hingga membantu mengasuh adik-adiknya membuat SN tak mampu membuka laptopnya. Hingga akhirnya di tahun 2021 ia kembali ke Yogyakarta dengan tujuan menyelesaikan studi.

“Pas Covid-19 pulang, sekalian mengerjakan skripsi  di rumah. Ternyata pas sampai di rumah justru mendapat tanggung jawab lain. Banyak acara yang tidak bisa ditinggalkan, ada acara keluarga, nenek sakit, disuruh ngajarin adik mengerjakan PR, hingga pekerjaan domestik lainnya,” ujar SN.

Namun sesampainya di Yogyakarta membuat SN justru mencari-cari pekerjaan karena kondisi perekonomian keluarga selama pandemi Covid-19 yang tidak baik-baik saja. Kondisi ini mengantarkan SN mendapat surat peringatan dari universitas.

“Hingga akhirnya tahun 2021 balik ke Jogja mau fokus skripsi, malah nyari kerja. Pandemi Covid-19 kan ekonomi semua orang begitu (tidak baik-baik saja). Akhirnya aku kerja di salah satu perusahaan IT sistem WFH, kerja 9 jam,” tandasnya.

Kondisi setiap mahasiswa yang tidak lulus-lulus ini cukup rumit, sehingga butuh solusi dan treatment berbeda. Lantas apa penyebab mahasiswa terlambat lulus dan bagaimana jalan keluarnya?

Dilansir dari New York Time dan beberapa hasil riset yang dilakukan oleh beberapa universitas di Amerika, berikut beberapa alasan mahasiswa tidak lulus tepat waktu:

  1. Kuliah sambil bekerja

Beban ekonomi membuat beberapa mahasiswa terpaksa mencari pekerjaan. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup hingga biaya kuliah yang tak murah. Dampaknya, mahasiswa yang bekerja justru akan merasa sangat terbebani dengan tanggung jawab akademiknya. Sehingga tak jarang bagi mereka yang bekerja justru sengaja tak mengambil penuh jatah SKS yang tersedia.

“Mahasiswa yang khawatir dengan utang terkadang bekerja lebih banyak dan kemudian mengurangi beban kuliahnya,” kata Robert Kelchen, seorang profesor pendidikan tinggi di Seton Hall yang mempelajari utang mahasiswa.

“Tapi dengan bekerja sambil belajar, mereka mungkin merasa lebih sulit untuk lulus tepat waktu,” jelasnya.

Hasil riset dari Pusat Tenaga Kerja Universitas Georgetown, sekitar 40 persen mahasiswa yang bekerja selama 25-30 jam dalam seminggu dapat menghalangi kelulusan mahasiswa. Sementara hanya 45 persen mahasiswa yang bekerja mampu mempertahankan IPK di atas 3,0.

Solusi yang ditawarkan oleh negara saat itu adalah memberikan insentif sebesar USD 4.000 kepada mahasiswa yang memenuhi syarat dan setuju untuk tidak bekerja lebih dari 15 jam seminggu di luar kampus.

Lantas bagaimana di Indonesia? Di Indonesia pemerintah telah menyediakan berbagai beasiswa seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang dapat digunakan di perguruan tinggi negeri maupun swasta termasuk di UII.

UII menawarkan program beasiswa yang dikemas melalui pola seleksi Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB). Terdapat 5 jenis beasiswa yang ditawarkan melalui pola seleksi PSB, yaitu Beasiswa Hafiz, Beasiswa Santri, Beasiswa Duafa, Beasiswa Atlet & Seni, dan Beasiswa KIP. Informasi detail terkait Pola Seleksi PSB.

Selain beasiswa yang dikemas melalui Pola Seleksi PSB, terdapat juga beasiswa yang ditawarkan setelah para mahasiswa menempuh perkuliahan di Universitas Islam Indonesia, yaitu Beasiswa Unggulan. Seleksi Beasiswa Unggulan diselenggarakan pada semester ganjil Tahun Akademik 2023/2024 dengan mengikuti jadwal akademik yang berlaku. Detail informasi mengenai proses seleksi Beasiswa Unggulan akan diumumkan di laman kemahasiswaan.uii.ac.id.

  1. Mengambil mata kuliah yang menyimpang dari jurusan

Saat ini mahasiswa memiliki kemerdekaan dalam mengambil mata kuliah lintas jurusan. Namun, perlu diketahui untuk tetap mengambil mata kuliah yang tidak menyimpang dari jurusan. Di Indonesia, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah menjadi bagian erat di perguruan tinggi. Salah satu programnya adalah hak belajar tiga semester di luar program studi untuk mahasiswa.

Seperti diungkapkan oleh Zarkoni, staf akademik Prodi Ilmu Komunikasi UII bahwa ada ketentuan dan prosedur untuk mengambil mata kuliah di luar jurusan. Hal ini dilakukan agar program MBKM tetap berjalan namun mahasiswa tidak kehilangan indikator pencapaian sebagai sarjana Ilmu Komunikasi.

“Pertama ada prosedurnya, masing-masing pimpinan prodi mendiskusikan dan memutuskan mata kuliah apa saja yang dapat diambil oleh mahasiswa di luar jurusan. Setelah itu disosialisasikan kepada mahasiswa, lalu mahasiswa yang ingin mengambil mata kuliah lintas  prodi harus memberikan konfirmasi kepada pihak Prodi,” ujar Zarkoni.

Perlu diketahui oleh mahasiswa terkait beberapa mata kuliah yang tidak dapat ditinggalkan misalnya terkait riset dan mata kuliah bidang keilmuan pada jurusan Ilmu Komunikasi. Sementara Prodi Ilmu Komunikasi membuka mata kuliah seperti Public Speaking dan Penulisan Kreatif karena sifatnya yang umum.

“Jika tidak ada prosedur dan terlalu bebas memilih mata kuliah justru mahasiswa tidak mencapai indikator sebagai sarjana komunikasi. Per semester 1 mata kuliah saja, program ini memberikan kesempatan dan circle dan pengalaman baru. UII menerima MBKM tapi tetap diawasi prodi,” jelasnya.

Seperti yang terjadi pada mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Amerika, mereka yang mengambil mata kuliah menyimpang dari jurusan cenderung akan semakin lama menempuh masa studi. Hal ini diungkapkan oleh Tom Sugar, Presiden Complete College America.

“Kami pikir yang mereka inginkan adalah fleksibilitas, tetapi sebenarnya yang mereka butuhkan adalah struktur. Kami pikir kami telah membantu mereka dengan membiarkan mereka bereksplorasi tanpa bimbingan, namun sebenarnya kami menjauhkan mereka dari kesuksesan,” terangnya.

Untuk menyelesaikan masalah ini, dalam catatan pojok rektor UII, Prof. Fathul Wahid menyebut bahwa MBKM bertujuan mendekatkan mahasiswa dengan masalah nyata namun perlu diimbangi dengan kesiapan dari dosen dan prodi.

“Memang sejak awal, salah satu motivasi program MBKM adalah memperkaya pengalaman mahasiswa dengan mendekatkan dengan masalah nyata.”

“Jika ada program studi atau dosen yang tertinggal dalam pemutakhiran ilmu pengetahuan, itu juga fakta sosial lain yang tidak bisa diabaikan. Ini adalah pekerjaan rumah setiap program studi dan dosen. Program studi harus selalu memutakhirkan kurikulumnya. Di waktu yang sama, dosen juga harus banyak membaca literatur mutakhir, rajin berdiskusi isu kontemporer, dan meluangkan waktu untuk jalan-jalan melihat realitas. Tanpanya, relevansi materi pembelajaran akan tergerus.”

Hal inilah yang terus dilakukan oleh prodi Ilmu Komunikasi UII, saat ini para dosen dan staf telah mempersiapkan kurikulum yang digunakan untuk menyambut mahasiswa di semester depan. Tunggu informasi dan daftar mata kuliah terbaru ya.

  1. Terlalu tertutup dan membatasi diri

Kata siapa bergabung dengan kegiatan kampus akan membuat waktu belajar terganggu? Justru terlalu tertutup dan membatasi diri akan membuatmu tertinggal, hal ini berdampak pada tingkat stres mahasiswa karena tak ada teman diskusi alhasil akan mempengaruhi hasil akademik.

Penting bagi mahasiswa untuk bergabung komunitas dan menjalin relasi di jurusan. Terlebih pada awal-awal semester yang masih sulit menemukan teman baru.

Di prodi Ilmu Komunikasi terdapat berbagai komunitas film, fotografi, penelitian, pers, hingga radio. Serta himpunan mahasiswa komunikasi (HIMAKOM) yang menjadi pusat kegiatan antar mahasiswa.

Itulah beberapa alasan mengapa mahasiswa tidak lulus-lulus beserta solusi yang bisa membuat Anda lebih siap menghadapi masa kuliah yang lebih menyenangkan.

 

Penulis: Meigitaria Snita

 

Yudisium
Reading Time: 3 minutes

Sebanyak 31 mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia telah dinyatakan lulus pada pelaksanaan yudisium Senin, 26 Juni 2023.

Pelaksanaan yudisium siang itu menjadi momentum penuh suka cita bagi para mahasiswa Ilmu Komunikasi karena proses kerja cerdas, kerja kreatif, serta pembelajaran lain yang telah dilalui selama kurang lebih 4 tahun akhirnya membuahkan hasil dan mencapai gelar S.I.Kom.

Secara resmi Kaprodi Ilmu Komunikasi UII Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D. menyebutkan bahwa 31 mahasiswa telah lulus dari jenjang sarjana dan telah memenuhi persyaratan kelulusan.

Pada pelaksanaan yudisium kali ini, salah satu mahasiswa yang meraih Indeks Prestasi Akademik (IPK) tertinggi adalah Fauziyah Mubarokah yakni 3,98 dengan predikat “Cumlaude”.

Pada kesempatan siang itu, Kaprodi Ilmu Komunikasi juga memberikan ucapan selamat hingga pesan dan kesan kepada seluruh peserta yudisium. Ia juga menegaskan bahwa hubungan baik antara Prodi Ilmu Komunikasi dengan para alumni harus tetap dijaga.

“Mulai saat ini Anda boleh menggunakan gelar S.I.Kom. karena Anda sudah dinyatakan lulus. Yang perlu diingat Prodi adalah keluarga kalian, kalian tetap akan disambut dengan hangat ketika kembali dan berkunjung ke Prodi entah untuk membantu adik-adik kalian, melakukan diskusi, hingga apapun jika membutuhkan bantuan,” jelas Bapak Iwan Awaluddin Yusuf, Ph.D., pada momen yudisium.

“Tidak ada mantan dosen, mantan guru karena ilmunya akan tetap berlanjut,” tambahnya.

Untuk memecah suasana yang begitu khidmat siang itu, Pak Iwan memberikan pantun yang mengundang gelak tawa para mahasiswa.

“Pulang sekolah jalan-jalan ke museum

Bersama keluarga penuh suka cita

Sudah lama kuliah kok belum yudisium

Gak bahaya ta?”

Pantun satire itu nyatanya membuat para mahasiswa seolah menertawakan realitas terjadi di sekitarnya, atau bahkan dialami lantaran sempat merasa tidak memanfaatkan waktu dengan baik.

Selain memberikan pantun yang menarik, Pak Iwan juga mengingatkan mahasiswa untuk memberikan feedback ketika dihubungi oleh tim tracer study untuk meminta kuesioner.

“Nanti ke depan akan ada tracer study, ini bertujuan membantu akreditasi hingga proses pengajaran. Jika ada yang meminta mengisi kuesioner dari pihak Prodi Ilmu Komunikasi jangan ditolak. Ini bukan untuk memata-matai,” jelasnya.

Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Ida Dewi Nuraini Kodrat Ningsih, S.I.Kom, M.A, selaku Sekretaris International Program yang selalu terlibat dalam pengambilan data tracer study. Ia menyebut bahwa alumni dari Prodi Ilmu Komunikasi cenderung tak 100 persen mengisi data. Paling tinggi sekitar 95 persen.

“Ketika ada teman-teman dari Prodi Ilkom yang meminta untuk mengisi kuesioner mohon direspons. Jangan diambil hati jika merasa belum bekerja atau apa, karena output kita adalah akreditasi hingga evaluasi pembelajaran, mohon kerja samanya,” jelas Ibu Ida.

Daftar nama mahasiswa

Reguler

  1. 17321114 – Marcellino Bima Saputra 3.64
  2. 17321158 – Fadilla Silvia Suhartono 3.85
  3. 18321070 – Sabhira Alya Farah Tasyabana 3.64
  4. 18321073 – Ataniya Salma Nabila 3.63
  5. 18321081 – Ramadhan Arsyi Hidayat 3.69
  6. 18321093 – Aisyah Nabila Ramadhan 3.7
  7. 18321128 – Rizky Viali 3.67
  8. 18321202 – Siti Nurjanah 3.69
  9. 18321228 – Zaizafun Nisrina Addien 3.85
  10. 19321020 – Arum Janitra Larasati 3.91
  11. 19321029 – Sabila Nurul Islamy 3.9
  12. 19321059 – ADINDA CYNTIA SARI 3.81
  13. 19321092 – Sofi Az Zahra 3.86
  14. 19321150 – HANIIFAH RAHMADANI 3.87
  15. 19321167 – Muhammad Raufan Gusrananda 3.86
  16. 19321185 – Yuninda Safira Mentari 3.72
  17. 19321186 – NURIKAWATI 3.65
  18. 19321189 – RIZKI NUR RAHMADINA 3.84
  19. 19321196 – Sri Karuni Damayanti 3.85
  20. 19321203 – Dian Putri Puspaningrum 3.77
  21. 19321220 – Nathaniela Tiara Dewi 3.89
  22. 19321234 – Silvia Salma Ainun Nihayah 3.9
  23. 19321239 – Naila Pristania Sita 3.91
  24. 19321244 – Aldi Faik Setiawan 3.82
  25. 19321251 – Nadya Rahma Restu Aulia 3.86
  26. 19321269 – Fauziyah Mubarokah 3.98

International Program

  1. 19321072 – Defita Dwinusa Cindana 3.93
  2. 19321107 – Zaida Larasati Mardhiyah Yosiadhi 3.89
  3. 19321163 – Jemima Josephine Hormigas 3.66
  4. 19321263 – Salsabila Az Zahra 3.91
  5. 19321281 – Anggyi Akib 3.82

Demikian informasi terkait pelaksanaan yudisium pada 26 Juni 2023 Prodi Ilmu Komunikasi UII beserta daftar nama mahasiswa yang telah dinyatakan lulus.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Pengumuman Dosen Pembimbing Skripsi
Reading Time: < 1 minute

Informasi terkait Alur Pengajuan Subsidi Dana Kegiatan Mahasiswa yang wajib diketahui oleh seluruh mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII).

Kategori kegiatan mahasiswa yang mendapatkan subsidi merupakan bidang akademik seperti konferensi dan lomba tingkat nasional maupun internasional.

Bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan subsidi dana berikut prosedur atau tahapan yang bisa dilalui agar lebih mudah mendapatkan pendanaan dari Prodi Ilmu Komunikasi.

Alur pengajuan dana

  1. Proposal

Membuat proposal dengan menyertakan KTM dan No. Rekening atas nama pribadi.

  1. Persetujuan Kaprodi

Pastikan untuk mendapatkan persetujuan dari Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (Konsultasi terlebih dahulu).

  1. Mahasiswa – Prodi

Mahasiswa menyerahkan proposal yang sudah disetujui ke Prodi dengan cara mengunggah melalui link https://s.id/Subsidikegiatanmahasiswa

  1. Prodi – Fakultas

Prodi menindaklanjuti dengan menyerahkan berkas ke Fakultas

  1. Fakultas – Bagian Keuangan

Fakultas menindaklanjuti dengan menyerahkan berkas ke Bagian Keuangan

  1. Pencairan Dana

Pencairan dana dari Bagian Keuangan ke Mahasiswa melalui rekening atas nama mahasiswa

  1. Laporan

Mahasiswa membuat Laporan Kegiatan secara lengkap sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan yang telah dilakukan

  1. Penyerahan Laporan

Laporan diunggah melalui link https://s.id/Subsidikegiatanmahasiswa

Demikian alur dan prosedur pengajuan dana kegiatan mahasiswa ke Prodi Ilmu Komunikasi. Bagi Mahasiswa yang telah mengajukan pendanaan dapat melakukan konfirmasi melalui nomor Whatsapp yang tertera pada link form saat mengunggah file proposal.