Tag Archive for: mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Raih Juara 3 dalam ‘Unesa Pencak Silat National Challenge Competition II 2024’
Reading Time: 2 minutes

Kabar membanggakan datang dari Desy Ratnasari mahasiswa Ilmu Komunikasi UII angkatan 2021. Dara kelahiran, Klaten itu berhasil menorehkan prestasi pada Unesa Pencak Silat National Challenge Competion II yang digelar pada 19 hingga 22 Desember 2024 di GOR Unesa, Surabaya.

Pada kesempatan ini Desy mencatatkan namanya sebagai juara 3 kategori Tanding Kelas A Putri Dewasa. Rasa syukur atas prestasi ini ia sampaikan kepada Prodi Ilmu Komunikasi UII.

Untuk sampai di titik ini, tentu perjalanan panjang telah dilaluinya.  Ia menyebut telah menggeluti cabang pencak silat selama 13 tahun. Sejak bangku sekolah dasar hingga kini Desy konsisten berlatih.

“Saya menekuni cabang olahraga Pencak Silat ini dari kelas 2 SD sampai dengan sekarang, jadi kurang lebih sudah 13 tahun,” ujar Desy Ratnasari.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Raih Juara 3 dalam ‘Unesa Pencak Silat National Challenge Competition II 2024’

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Raih Juara 3 dalam ‘Unesa Pencak Silat National Challenge Competition II 2024’

Perempuan berusia 22 tahun itu memiliki keyakinan dan mimpi besar pada Pencak Silat. Cita-citanya memang menjadi atlet perempuan yang mampu berprestasi. Peluang demi peluang coba diambil untuk mewujudkannya.

Pencak Silat merupakan seni bela diri tradisional Indonesia yang memperhatikan seni keindahan pada gerakan dan jurusnya.

“Saya tertarik dengan Pencak Silat karena ingin menjadi atlet yang bisa membanggakan untuk keluarga terutama orang tua saya, disisi lain saya juga ingin menjadi anak yang berprestasi,” tambahnya.

Kompetisi tingkat nasional kali ini memberikan pengalaman luar biasa baginya. Pertandingan yang begitu ketat membuatnya harus bertanding hingga tiga kali.

Berbekal pengalaman demi pengalaman, desy menerapkan beberapa strategi untuk memenangkan pertandingan.

“Kejuaraan Unesa Pencak Silat National Challenge Competition II 2024 Tingkat Nasional ini persaingannya sangat ketat sehingga saya harus berlaga 3 kali hingga semifinal dan akhirnya meraih juara 3,” tandasnya.

Mahasiswa Berprestasi
Reading Time: < 1 minute

Kabar membanggakan dari salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi UII angkatan 2023. Nur Kholifah Arifiani, berhasil menyabet gelar juara 1 Tahfidz 30 Juz Putri dalam gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Internasional – Milad Universitas Islam Riau (UIR) 2024 ke-62.

Kepada Prodi Ilmu Komunikasi UII, Arifiani mengucapkan rasa syukurnya setelah berhasil meraih posisi pertama kategori Tahfidz 30 Juz.

“Alhamdulillah tahun ini mendapat kesempatan untuk berhasil di Juara 1 kategori Tahfidz 30 Juz,” ujarnya saat dihubungi Prodi Ilmu Komunikasi UII.

Kompetisi internasional yang digelar secara hybrid ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai negara yakni Indonesia, Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Brunei Darussalam. Dari laman resmi uir.ac.id, kompetisi tingkat mahasiswa cabang tahfiz diikuti oleh 147 peserta.

Belajar dari pengalaman tahun lalu Arifiani memantapkan diri untuk mendaftarkan diri dengan mengambil tingkat tertinggi 30 Juz. Dalam cabang Tahfidz terdapat beberapa kategori yakni 5 Juz, 10 Juz, 20 Juz, dan 30 Juz.

Selain rasa percaya diri, dukungan dari orang tua dan teman-teman terdekat menjadi kunci keberhasilannya dalam percobaan kedua.

“Jadi sebetulnya saya tahun lalu juga mengikuti MTQ UIR ini tapi saya belum berkesempatan untuk menang. Support dari orang tua sama teman-teman terdekat juga yang buat saya percaya diri untuk sampai disini.” Ungkapnya.

Selain merayakan milad ke-62, Universitas Islam Riau berharap kompetisi ini mampu menciptakan Qori dan Qoriah berstandar internasional dengan meningkatkan kualitas peserta dalam memahamimakna dan isi kandungan dalam Al Qur’an.

Mahasiswa baru
Reading Time: 2 minutes

Mahasiswa baru dituntut cepat beradaptasi dengan lingkungan sosial yang berbeda dari masa sebelumnya. Untuk bisa bertahan dan berhasil dalam menyelesaikan study diperlukan berbagai skills yang mendukung proses tersebut.

Keberhasilan menempuh pendidikan di perguruan tinggi nyatanya tidak cukup dengan kecerdasan intelektual (IQ) saja, namun perlu keseimbangan kecerdasan emosional (EQ) serta kercedasan transcendental (TQ).

Terbukti dari beberapa mahasiswa yang gagal dan terancam DO, beberapa diantaranya bukan karena tidak pintar melainkan karena cara berkomunikasi yang kurang tepat dengan dosen pembimbing, motivasi belajar yang rendah, hingga minimnya kemampuan sosial.

Berikut beberapa keterampilan yang penting dimiliki mahasiswa baru agar sukses menjalani masa study yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Public Speaking

Kemampuan public speaking nampaknya menjadi prioritas teratas bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan di dunia akademik. Selain kepercayaan diri, bertutur kata dengan struktur yang tepat membuat seseorang berhasil dalam presentasi di depan audiens. Mahasiswa Ilmu Komunikasi tentu tak asing dengan keterampilan ini, salah satu mata kuliah Pengantar Public Relations adalah wadah paling tepat untuk mengembangkan keterampilan public speaking.

2. Komunikasi Tertulis

Tak hanya lihai dalam menulis paper tugas, mahasiswa perlu menguasai komunikasi tertulis. Hal ini berkaitan dengan penulisan pesan dan surat formal. Ketika menulis email yang ditujukan kepada institusi berkaitan dengan kebutuhan administrasi akademik tentu bahasa formal serta salam pembuka akan menunjukkan jika seorang mahasiswa memiliki etika yang baik.

Hal lain yang kerap dianggap sepele adalah chat kepada dosen, untuk melakukan janji misalnya mahasiswa harus pandai memilih kata yang tepat. Jika ingin menutarakan pendapat sampaikan secara singkat namun akurat. Secara umum cara paling umum adalah dengan memberi salam dilanjutkan dengan menyebutkan identitas, maksud dan tujuan, dan diakhiri dengan ucapan terimakasih.

3. Bahasa Asing

Menguasai bahasa asing akan membawa mahasiswa mencapai beberapa peluang. Misalnya kemampuan bahasa Inggris. Tak hanya sebagai dokumen syarat kelulusan semata, lihai berbahasa Inggris akan menguntungkan bagi mahasiswa yang tertarik terlibat dalam berbagai international program, student exchange, hingga symposium international.

4. Literasi Digital

Mahasiswa baru tahun ini hampir seluruhnya adalah Gen Z, artinya mereka adalah native digital. Maka kemampuan literasi digital adalah kunci utama. Selain lihai mengoperasikan segala jenis media sosial, literasi digital yang mumpuni mulai dari menemukan, mengevaluasi, dan menyusun informasi adalah hal yang mestinya harus dikuasai. Selain itu bijak bermedia serta etika menggunakan media sosial perlu perhatian khusus, mengingat semua hal bisa dengan mudah viral. Jika tidak menguasai hal tersebut, maka hal tersebut juga kan mempengaruhi reputasi mahasiswa dalam perjalanan akademik.

5. Manajemen Keuangan

Hidup jauh dari orang tua memaksa mahasiswa cerdas dalam mengelola keuangan. Usahakan membuat daftar prioritas untuk membelanjakan uang dengan bijak. Literasi keuangan tidak diajarkan pada ruang kelas, sehingga mahasiswa perlu mempelajarinya secara mandiri dengan berbagai referensi. Jika tidak ditangani dengan baik masalah keuangan bisa menjadi salah satu faktor yang mengganggu proses penyelesaian study.

Itulah deretan keterampilan sederhana namun perlu dimiliki mahasiswa, apakah sudah menerapkan keterampilan tersebut Comms?

Lomba
Reading Time: 2 minutes

Salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII, Nandita Faiza meraih juara 2 dalam kompetisi Qiroatus Syi’ir tingkat nasional pada bulan Juni 2024.

Mahasiswa International Programme (IP) angkatan 2022 tersebut berkesempatan mengikuti kompetisi bertajuk Gelanggang Kreasi Dunia Arab Berprestasi (GRADASI) yang dihelat oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Kompetisi yang dihelat selama empat hari sejak 10 Juni hingga 13 Juni 2024 itu bertujuan untuk menggali, mengembangkan, dan mengapresiasi bakat dan kemampuan mahasiswa dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan bahasa dan budaya Arab berskala nasional.

Qiroatus Syi’ir merupakan lomba puisi bahasa Arab yang masuk kategori seni dan sastra. Diikuti oleh 43 peserta dari berbagai provinsi membuat kompetisi semakin ketat. Meski awalnya sempat ragu, Nandita akhirnya mampu meraih juara 2.

“Lomba Qiroatus Syi’ir atau bisa dibilang Lomba Membaca Syi’ir Arab yang saya ikuti ini merupakan salah satu cabang lomba seni, meskipun begitu, kompetisi yang saya rasakan di sini amat terasa, terlihat dari semangat masing-masing peserta yang hadir dari berbagai daerah. Menurut saya, keberhasilan saya pada lomba ini tidak luput dari ilmu yang saya dapatkan sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus santri dari Pondok Pesantren UII,” ujar Nandita.

Salah satu faktor paling penting dalam lomba Qiroatus Syi’ir ini adalah bagaimana menyampaikan makna dalam teks dengan ekspresi yang meyakinkan.

“Saya belajar bagaimana caranya supaya saya dapat menyampaikan makna yang terkandung dalam syi’ir melalui ekspresi, mimik, nada bicara dan gaya yang saya miliki sehingga berhasil menyentuh hati,” tambahnya.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Ikut Lomba Qiroatus Syi’ir?

Praktisnya, mahasiswa Ilmu Komunikasi memang fokus belajar soal media, jurnalisme, dan PR. Lantas apakah kompetisi ini relate dengan bidang ilmu yang dipelajari?

Nandita mengakui jika ini menjadi tantangan bagi dirinya, selain fokus dengan ekspresi dalam pembacaan teks ia menyadari bahwa itu bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan.

“Para pendengar dan pemirsanya, termasuk dewan juri, panitia, dan juga semua hadirin yang ada di tempat yang bisa jadi tidak semua dari mereka memahami makna bahasa yang saya ucapkan,” ujarnya lagi.

Menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi, salah satu mata kuliah yang membawanya mengubah cara berfikir dalam membaca teks adalah tentang ilmu semiotik. Ilmu ini mempelajari mitos dan metafora termasuk tanda, kode, dan makna.

Sehingga hal-hal detail cukup menjadi perhatian bagi Nandita, termasuk kostum yang ia kenakan dalam kompetisi tersebut.

“Pada saat persiapan, saya fokus pada beberapa aspek mulai dari pelafalan, kelancaran, hingga pakaian yang saya gunakan nanti sehingga dapat menggambarkan apa yang terkandung dalam isi Syi’ir yang saya bawa, mungkin terlihat sepele tapi ternyata untuk sampai bisa memikirkan hal sedetail itu perlu yang namanya ilmu dan saya merasa bisa sampai di titik yang memikirkan hal itu setelah mempelajari ilmu semiotik yang saya dapatkan pelajarannya di Ilmu Komunikasi, yang kemudian mengubah pandangan saya dan membuat saya lebih kritis dalam memaknai setiap hal yang saya lihat,” tandasnya.

Hari Introvert Sedunia
Reading Time: 2 minutes

Tanggal 2 Januari diperingati sebagai Hari Introvert Sedunia atau World Introvert Day. Ide peringatannya telah disepakati sejak tahun 2011, seorang psikolog Jerman Felicitas Heyne yang mencetuskan. Mengapa perlu diperingati?

Sebuah artikel berjudul “Here’s why we need a World Introvert Day” yang dipublikasikan pada 11 September 2011 oleh Felicitas Heyne menyebut bahwa seorang introvert memiliki kehidupan yang lebih sulit secara sosial di mana didominasi oleh orang ekstrovert. Tak jarang hal ini membuat kesehatan fisik dan mental para introvert lebih berisiko terganggu misalnya depresi, gangguan afektif, hingga kelelahan.

Bahkan dalam dunia profesional dan hubungan interpersonal mereka kerap dianggap bermasalah lantaran tidak komunikatif dan tidak mampu bersosialisasi sesuai dengan harapan masyarakat. Tak jarang orang introvert mendapat stigma angkuh dan sombong.

Melansir dari laman WebMD, seorang introvert dikenal dengan kepribadian introvensi. Mereka adalah sosok yang merasa lebih nyaman untuk fokus pada pikiran dan ide mereka sendiri, daripada hal-hal di luar dirinya atau hal eksternal. Mereka juga dikenal senang menghabiskan waktu dengan satu dua orang yang telah dikenalnya.

Beberapa indikator yang kerap digunakan untuk mengidentifikasi seorang introvert biasanya adalah pemalu, pendiam, dan suka menyendiri. Namun, psikolog Carl Jung justru mendefinisikan istilah introvert dan ekstrovert (kadang-kadang dieja extravert) pada tahun 1920-an, berdasarkan cara mereka mendapatkan dan menghabiskan energi.

“Introvert, kata Jung, berpaling pada pikiran mereka sendiri untuk mengisi ulang energi, sementara ekstrovert mencari orang lain untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.” dikutip dari laman WebMD.

Membahas pribadi introvert yang kerap dianggap tak komunikatif, apakah mahasiswa Ilmu Komunikasi boleh menjadi sosok yang diam atau bahkan pendiam? Padahal isu soal Communication Skill disebut-sebut jadi kunci kesuksesan di dunia kerja. Selengkapnya baca https://communication.uii.ac.id/pentingnya-communication-skill-dalam-dunia-kerja-hingga-menjadi-penentu-kesuksesan/

Berdasarkan artikel yang diterbitkan pada laman OSC Medcom, dalam artikel berjudul “Apakah Introvert dapat Bertahan dalam Jurusan Ilmu Komunikasi?” menyebutkan berbagai uraian yang cukup variatif.

Pada intinya seorang introvert mampu bertahan dalam jurusan Ilmu Komunikasi. Alasan pertama, jurusan ini tidak melihat kepribadian orang. Introvert, Ekstrovert, hingga Ambivert semua setara asal mampu menguasai bidang Ilmu Komunikasi hingga menguasai audiens saat presentasi. Namun, tak sedikit bagi mereka merasa kelelahan dan sulit untuk me time. Meski demikian, seorang introvert dianggap menjadi sosok yang unggul dalam konsentrasi.

Felicitas Heyne juga menyebut jika sejarah mencatat orang-orang introvert adalah minoritas yang berbakat. Mereka mampu tumbuh sebagai penemu, seniman, filsuf, penulis, dan pemikir terkenal. Hal ini bisa terjadi karena kekuatan konsentrasi mereka yang luar biasa.

“Kemauan untuk merenung dan kreativitas yang luar biasa dikombinasikan dengan kemampuan mereka untuk benar-benar mundur ke dalam diri mereka sendiri ketika mereka sibuk dengan sesuatu, secara harfiah menentukan mereka untuk memiliki efek positif pada dunia, untuk memajukan kemajuan atau memberikan persepsi baru yang penting bagi umat manusia.” Tulisnya.

Sosok introvert yang tumbuh menakjubkan antara lain Albert Einstein, Ludwig Wittgenstein, Charles Darwin, Friedrich Nietzsche, Albert Schweitzer, Bunda Teresa, Ingrid Bergman, Audrey Hepburn, Alfred Hitchcock, Bill Gates.

Artinya, pribadi introvert tak menjadi halangan bagi setiap orang bertumbuh dalam bidang tertentu termasuk jurusan Ilmu Komunikasi.

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Foto
Reading Time: 2 minutes

Akreditasi kerap menjadi pertimbangan calon mahasiswa dalam menentukan perguruan tinggi tujuan pasca lulus dari jenjang sebelumnya.

Bahkan akreditasi menempati persentase tertinggi sebagai alasan mahasiswa memilih perguruan tinggi. Hal ini dibuktikan dalam riset yang dipublikasikan pada Jurnal Penjaminan Mutu Volume 4 Nomor 2 terkait peran akreditasi dalam menarik minat mahasiswa memilih perguruan tinggi yang ditulis oleh Prama Widayat dari Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

Dalam riset tersebut, mahasiswa dibedakan berdasarkan kelas regular dan kelas karyawan. Mahasiswa kelas regular menempatkan akreditasi di posisi pertama dari 10 indikator dengan presentase 36,36 persen. Sementara mahasiswa kelas karyawan menempatkan akreditasi di posisi kedua dari 10 indikator dengan presentase 26,67 persen.

Jika melihat data di atas, artinya akreditasi menjadi sangat penting bagi setiap institusi. Lantas apa pengertian akreditasi dan perbedaan-perbedaan setiap akreditasi?

Melansir dari laman Jendela Kemdikbud, akreditasi adalah kegiatan penilaian yang menentukan kelayakan dari sebuah perguruan tinggi dan prodi. Bisa dikatakan akreditasi merupakan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi.

Teranyar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-26 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Riset dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi menyebut bahwa penyerdahanaan akreditasi serta pengajuan ulang akreditasi.

Baru saja Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) meraih akreditasi Unggul berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 3917/SK/BAN-PT/Ak.KP/S/X/2023. Keputusan ini ditetapkan sejak tanggal 3 Oktober 2023 sampai dengan 16 Juli 2024.

Sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-26, akreditasi yang diraih Prodi Ilmu Komunikasi UII yang ditetapkan oleh BAN-PT tetap berlaku selama lima tahun dan akan diperbaharui secara otomatis seluruh peringkat. Perguruan tinggi juga diperbolehkan mengusulkan ulang kepada BAN-PT sebelum waktu lima tahun berakhir, paling cepat dua tahun dengan kewajiban melakukan tracer study setiap tahunnya.

Perbedaan Akreditasi A dengan Unggul

Beberapa tingkatan nilai akreditasi yang diterbitkan oleh BAN-PT antara lain A, B, C. Namun, BAN-PT juga mengeluarkan predikat dengan sebutan Unggul, Baik Sekali, dan Baik. Lantas mana yang paling tinggi dari ketentuan di atas?

Berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh BAN-PT, akreditasi A menunjukkan nilai akreditasi antara 361-400 poin. Akreditasi B menunjukkan nilai akreditasi antara 301-360 poin. Terakhir akreditasi C dengan nilai akreditasui antara 200-300 poin.

Artinya, bagi perguruan tinggi yang memiliki nilai akreditasi di bawah 200 poin akan mendapat istilah “Belum Terakreditasi”.

Terkait predikat dalam akreditasi, predikat Unggul diberikan BAN-PT kepada perguruan tinggi yang mendapat nilai akreditasi A dan memenuhi syarat masuk predikat Unggul atau strata tertinggi dalam akreditasi.

Selanjutnya predikat Baik Sekali, diberikan ole BAN-PT kepada perguruan tinggi yang mendapat nilai akreditasi A namun belum memenuhi seluruh syarat predikat Unggul.

Terakhir predikat Baik, diberikan kepadapa perguruan tinggi yang mencapai nilai akreditasi B dengan nilai akreditasi di atas 200 poin.

Sementara perbedaan akreditasi A dengan Unggul adalah, setiap perguruan tinggi yang meraih predikat Unggul sudah pasti meraih nilai akreditasi A. Namun, perguruan tinggi yang mendapat nilai akreditasi A belum tentu mencapai predikat Unggul.

Pencapaian nilai dan predikat akreditasi diukur dengan berbagai indikator antara lain kurikulum pendidikan, standar sarana dan prasarana pendidikan, sistem tata kelola akademik, kualitas SDM, hingga pencapaian tri dharma.

Itulah informasi terkait akreditasi yang perlu mahasiswa ketahui. Bagaimana Comms apakah sudah tercerahkan tentang akreditasi sebuah perguruan tinggi?

Society 5.0
Reading Time: 2 minutes

Menghadapi era Society 5.0 tentu membutuhkan persiapan matang, mulai dari keterampilan hingga mental. Lantas bagaimana cara menghadapinya?

Society 5.0 yang digagas oleh Pemerintah Jepang menempatkan masyarakat yang berpusat pada manusia untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan penyelesaian masalah sosial dengan sistem yang saling berintegrasi antara ruang siber dan fisik.

Melansir dari laman resmi Japan Cabinett Office, Society 5.0 merupakan inovasi yang akan mewujudkan masyarakat berwawasan ke depan dan mendobrak stagnansi. Perubahan nyata yang saat ini tengah kita hadapi terkait dengan pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai bidang.

Konsep Society 5.0 memiliki kaitan erat dengan AI. Besarnya informasi dari sensor di ruang fisik dihimpun di ruang siber selanjutnya dianalisis oleh AI dan hasil analisis tersebut akan dikirim kembali ke manusia dalam berbagai bentuk.

Membahas soal AI, Indonesia menjadi negara paling optimis akan penggunaan teknologi tersebut untuk kegiatan sehari-hari. Berdasarkan survei Ipsos pada Mei 2023, sebanyak 78% masyarakat Indonesia percaya AI membawa banyak manfaat dibandingkan dengan kerugiannya. Negara yang optimis selanjutnya adalah Thailand (74%), Meksiko (73%), Malaysia (69%), Peru (67%), Turki (67%), Korea Selatan (66%), Kolombia (65%), India (65%), dan Brasil (65%).

Kondisi ini juga didukung oleh Pemerintah Indonesia. Kemdikbud menyampaikan pernyataan resmi terkait penyiapan Pendidik Professional di Era Society 5.0 demi SDM unggul.

“Untuk menjawab tantangan Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 dalam dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration). Diharapkan guru menjadi pribadi yang kreatif, mampu mengajar, mendidik, menginspirasi serta menjadi suri teladan,” ujar Dwi Nurani, S.KM, M.Si, Analis Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Direktorat Sekolah Dasar yang dikutip pada laman Kemdikbud.

“Menghadapi era society 5.0 ini dibutuhkan kemampuan 6 literasi dasar seperti literasi data yaitu kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital. Kemudian literasi teknologi, memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence, machine learning, engineering principles, biotech). Dan terakhir adalah literasi manusia yaitu humanities, komunikasi, & desain,” tambahnya.

5 Tips Menghadapi Era Society 5.0

Mengutip dari laman Indonesia Baik, ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan agar siap menghadapi Society 5.0. Apa saja?

  1. Keterampilan Digital

Pesatnya transformasi secara digital menuntut kita untuk memiliki keterampilan dalam mengikuti kemajuan teknologi. Dengan kemampuan ini, kita akan mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan kerja maupun masyarakat. Keterampilan digital ini melingkupi literasi teknologi, analisis data, inovasi digital, keterampilan komunikasi, keterampilan kewirausahaan, dan lainnya.

  1. Pemahaman Teknologi dan Inovasi

Untuk beradaptasi di era Society 5.0, selain memiliki pemikiran yang terbuka , kita juga harus memiliki pemahaman tren teknologi baru. Teknologi baru misalnya blockchain dan AI yang mampu membantu membuat keputusan lebih efektif dan efisien.

  1. Pendidikan yang Relevan

Demi mengejar era Society 5.0, dibutuhkan wawasan yang luas termasuk soal akses informasi. Untuk bersaing dalam era ini, dibutuhkan pendidikan yang relevan baik formal maupun nonformal. Ada baiknya kita menambah wawasan dengan mengikuti kursus online, seminar, workshop, ataupun pelatihan bersertifikat yang berkaitan dengan minat dan bidang pekerjaan yang kita jalani.

  1. Sikap Adaptif

Percepatan dalam dunia kerja dan masyarakat yang tak terduga dibutuhkan sikap adaptif dalam menghadapi kondisi tersebut. Sikap adaptif termasuk berpikir kreatif, memecahkan masalah, hingga team work. Selain itu kita perlu memiliki kemauan dalam mengembangkan keterampilan baru.

  1. Kesiapan Mental

Percepatan ini tentu membuat kita mudah stres. Maka dari itu, kesiapan mental menjadi hal penting demi menghadapi tekanan yang terjadi pada lingkungan kerja maupun sosial. Kemampuan mengelola emosi, mengatasi stres, dan menjaga kondisi fisik juga menjadi prioritas utama.

Demikian beberapa cara menghadapi era Society 5.0. Bagaimana menurutmu, Comms? Sudah siap menghadapi era ini?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Pinjol
Reading Time: 2 minutes

Penting bagi mahasiswa untuk melek finansial agar tak terjadi hal buruk di kemudian hari seperti terjerat pinjaman online (pinjol). Lantas apa yang wajib dilakukan mahasiswa terkait keuangannya?

Fakta yang cukup miris ketika membaca laporan yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tercatat bahwa Gen Z dan Milenial merupakan penyumbang terbesar kredit macet pinjol (data Juni 2023). Berdasarkan data, nilai akumulasi gagal bayar utang tersebut mencapai Rp763,65 miliar dari total Rp1,73 triliun atau setara 44,14 %.

Mengutip dari Mekari, melek finansial mencakup pengetahuan, keterampilan, hingga perilaku dalam pengelolaan keuangan. Beberapa manfaat melek finansial adalah meningkatkan kualitas pengambilan keputusan agar mampu menata keuangan dengan baik serta mengubah sikap dan perilaku dalam mengelola keuangan.

Sebagai mahasiswa yang merantau, biaya yang pasti dikeluarkan biasanya untuk SPP, tempat tinggal, dan uang makan bulanan. Padahal, ada biaya lain yang jarang kita pikirkan seperti dana penunjang kegiatan akademik membeli buku, biaya transport tugas praktik lapangan, dan lainnya. Terlebih banyak mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua. Kondisi ini tentu mengharuskan seorang mahasiswa menjadi mandiri dan pandai mengelola keuangan.

Berikut ini beberapa tips mengatur keuangan yang dikutip dari MEFA (Massachusetts Educational Financing Authority).

  1. Memilih rekening yang tepat

Pastikan kamu tahu peraturan awal saat akan membuka rekening di bank. Selain untuk memastikan keamanan uangmu, hal ini juga terkait kebijakan bank soal biaya bulanan dengan memotong saldo. Pilihlah bank yang menurut Anda paling menguntungkan.

  1. Prioritas dalam membeli buku

Tidak semua buku harus mahasiswa beli, cara mudah adalah sering berkunjung ke perpustakaan. Jika memang tidak tersedia, mahasiswa dapat membeli buku bekas agar lebih murah. Kuncinya adalah manfaatkan fasilitas di lingkungan kampus terlebih dahulu sebelum membelinya.

  1. Bijak dalam menggunakan kartu kredit

Bagi mahasiswa yang menggunakan kartu kredit sebaiknya bijaklah dalam menggunakannya. Hindari belanja berlebihan dan tak perlu agar tak terlalu berat dalam melunasi tagihan setiap bulan mengingat bunga yang cukup tinggi.

  1. Manfaatkan diskon

Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) memiliki berbagai keuntungan, salah satunya adalah diskon untuk mahasiswa yang berlaku di beberapa super market atau toko-toko. Jangan lupa selalu bawa KTM saat melakukan grocery shopping agar mendapat harga atau diskon mahasiswa.

  1. Membuat rencana anggaran

Catat semua pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan, hal ini penting untuk memebantu Anda mengetahui ke mana uang banyak digunakan. Setelah mengetahui pengeluaran terbesar, Anda dapat melakukan penyesuaian dan menekan anggaran tersebut serta mengevaluasinya.

  1. Kurangi pengeluaran yang tidak perlu

Cara mengurangi pengeluaran adalah dengan tidak banyak makan di luar, hiburan, serta belanja. Hindari fomo jika hal tersebut tidak terlalu urgent.

  1. Menabung

Menabung sangat penting untuk kondisi darurat dan tak terduga. Sisihkan uang bulanan yang Anda dapat dari hasil kerja maupun dari kiriman orang tua. Tidak masalah menabung dalam jumlah kecil yang penting konsisten.

  1. Hindari pinjaman online

Hati-hati dengan pinjaman online yang terkesan mudah dan tidak ribet. Selain bunga yang tinggi, kondisi gagal bayar akan merusak nama baik Anda karena banyak sekali kasus pinjol yang membagikan data pribadi.

  1. Investasi dalam Pendidikan

Investasi dalam pendidikan adalah cara terbaik. Investasi pendidikan artinya memanfaatkan peluang dan kesempatan selama menjadi mahasiswa seperti magang, bergabung dalam komunitas, hingga relasi lainnya.

Demikian beberapa cara yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mengatur keuangan agar tidak terjadi hal buruk di kemudian hari. Semoga tips tersebut bermanfaat ya, Comms!

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Video viral
Reading Time: 2 minutes

Beberapa pekan terakhir kata “bercanda” begitu viral di media sosial terutama Instagram dan TikTok. Pengucapan dengan penekanan yang unik “Bercyandya” membuat terngiang-ngiang bagi yang mendengar.

Lantas bagaimana “Bercyandya” bisa viral dan menjadi bahasa gaul di berbagai media sosial dan apa artinya?

Kemunculan kata “Bercyandya” berawal dari konten yang dibuat oleh akun Instagram @thesadewa atau Danang Giri Sadewa yang tengah mengajukan pertanyaan ringan kepada dua mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kira-kira begini isi percakapannya:

“Jadi masuk UGM gampang atau susah?,” tanya Danang.

“Nggak tahu, kita jalur hoki,” kata salah satu mahasiswi.

“Jalur hoki betul, karena emang pinter aja,” sahut mahasiswi yang diketahui bernama Abigail.

“Eh bercyandya, bercyandya,” ia melanjutkan lagi dengan wajah penuh tawa.

Selanjutnya Abigail menjelaskan bahwa ia dan temannya berhasil menjadi mahasiswa UGM melalui jalur SNBP dengan ketentuan nilai rapor stabil mulai dari kelas 10, 11, hingga semester 1 kelas 12.

Hingga hari ini konten tersebut telah ditonton oleh 12,1 juta pengguna Instagram, mendapat 689 ribu like, 16,2 ribu komentar, dan telah dibagikan sebanyak 61,7 ribu kali. (11 September 2023)

Viralnya konten ini turut mengubah rutinitas salah satu mahasiswa UGM yang diketahui bernama Abigail Manurung tersebut. Ia sempat diundang dalam komedi varietas salah satunya “Lapor Pak” Trans 7.

Arti kata “Bercyandya”

Dalam KBBI kata “Bercanda” berasal dari kata “Canda” yang artinya adalah tingkah, kelakar, senda gurau. Sementara dengan imbuhan (ber) menghasilkan arti bertingkah, berkelakar, bersenda gurau, dan bersenda gurau.

Sesuai dengan konteks yang dibangun oleh Danang dan Abigail, “Bercyandya” menjadi kata dengan penekanan yang menghasilkan bunyi gurauan. Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep dasar fonologi bahasa Indonesia.

Pada hakikatnya bahasa merupakan bunyi ujar manusia yang muncul secara natural, bunyi ini dipelajari di bidang fonetik. Bunyi ujar tersebut akan membentuk pola atau pattern, lalu pola-pola tersebut menunjukkan system tertentu yang dipelajari dalam fonologi. (Fonologi Bahasa Indonesia, Dr. Yuliana Setyaningsih)

Pengetahuan dan pemahaman fonologi memungkinkan penutur dalam hal ini adalah Abigail, memproduksi bunyi yang membentuk tuturan penuh makna, mengenali aksen-aksen atau penekanan pengucapan asing, dan membentuk dan melahirkan kata-kata baru.

“Bercyandya” kini telah menjadi kata-kata baru karena hasil pengucapan dari Abigail dalam merespons kalimat yang ia ucapkan sebelumnya, untuk menampik kesan negatif atau sombong.

Kenapa bisa viral dan menjadi bahasa gaul?

Lantas apa alasan “Bercyandya” menjadi viral dan seolah menempatkan posisinya pada bahasa gaul?

Viral selalu berkaitan dengan konten yang ada di media sosial, baik dari Instagram, TikTok, Facebook, dan platform lainnya. Viral juga dikaitkan dengan isu yang tengah menjadi perbincangan publik, dalam artikel ilmiah “Viralitas Konten di Media Sosial” yang ditulis oleh Lidya Agustina salah satu Peneliti Puslitbang Kominfo menyebut bahwa penyebab suatu konten menjadi viral karena sharing behavior (like, shares, comments).

Jika melihat data statistik konten “Bercyandya” milik Danang memang tak diragukan lagi menjadi viral. Ramai-ramai pengguna Instagram dan TikTok membagikan konten tersebut secara berulang. Sementara kata viral dalam KBBI merujuk pada virus, atau menyebar luas dan cepat. Konten “Bercyandya” yang membutuhkan setidaknya tiga pekan menjadi viral dan ditirukan oleh pengguna media sosialnya.

Alasan lain adalah adanya emosi dan element of surprise, emosi dalam konten bisa saja positif maupun negatif. Fenomena viralnya konten “Bercyandya” menjadi konten viral yang dapat membuat publik melepaskan emosi tertentu, humor menjadi elemen surprise yang menghibur.

“Bercyandya” juga seolah menjadi bahasa gaul. Merujuk pada riset yang dilakukan Kemendikbud, bahasa gaul adalah bahasa Indonesia yang diucapkan dalam pergaulan sehari-hari untuk mengungkapkan ekspresi diri.

Kira-kira, berapa lama ya “Bercyandya” akan bertahan keviralannya? Bagaimana menurutmu, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Internasional program
Reading Time: 3 minutes

Kegiatan internasional sangat menarik untuk dicoba oleh mahasiswa. Selain memberikan pengalaman berharga seperti jalan-jalan ke luar negeri, kegiatan ini bisa menjadi kesempatan emas untuk membangun relasi bagi mahasiswa.

Penting sekali menjadi mahasiswa yang berhasil dalam segi akademis dengan meraih indeks prestasi (IPK) tinggi, namun juga perlu diimbangi dengan wawasan global di tengah-tengah era Society 5.0. Salah satu cara menambah wawasan global adalah dengan mengikuti kegiatan internasional.

Melansir dari laman Study Abroad Sholarships, setidaknya ada beberapa manfaat yang akan didapat mahasiswa dengan mengikuti kegiatan internasional yang akan berdampak terhadap masa depan.

Pertama meningkatkan creative thingking. Pengalaman bersosialisasi dengan rekan-rekan di negara lain dengan perbedaan budaya tentu punya tantangan tersendiri. Berkomunikasi dengan orang-orang dengan latar budaya yang berbeda akan memberikan dampak positif mulai dari proses pendewasaan mental dalam menyelesaikan masalah dengan pemikiran kreatif.

Kedua pengembangan social skill dan leadership. Mengikuti kegiatan internasional mahasiswa tentu akan mendapatkan pendamping atau staf professional yang mengatur kegiatan. Fasilitas ini akan membuat mahasiswa mampu mengembangkan gaya kepemimpinan, kerja sama tim, serta keterampilan komunikasi.

Ketiga meningkatkan rasa percaya diri. Berani mengikuti kegiatan internasional artinya mampu keluar dari zona nyaman. Dengan lingkungan baru, kegiatan menarik, dan pengalaman menginspirasi tentu akan mengembangkan citra positif pada diri mahasiswa. Hal ini sangat berdampak terhadap kepercayaan diri, harga diri, dan aspek pengembangan diri lainnya.

Keempat menambah wawasan. Mahasiswa akan mempelajari banyak hal selama kegiatan internasional. Bagi yang berkesempatan ke luar negeri akan mendapat banyak pengetahuan tentang budaya serta isu-isu negara yang dikunjugi.

Terakhir membangun relasi, banyaknya rekan yang ditemui tentu akan memberikan keuntungan yang berdampak pada masa depan. Dengan relasi yang terbangun maka akan mempermudah mahasiswa mendapat informasi seperti kesempatan studi di luar negeri di masa depan serta kesempatan-kesempatan emas lainnya.

Lantas apa saja jenis kegiatan internasional yang dapat diikuti oleh mahasiswa? Berikut informasi selengkapnya.

  1. Student Exchange dan Short Course

Student exchange adalah program yang memberikan peluang bagi mahasiswa untuk menjalani perkuliahan di universitas lain termasuk di luar negeri. Biasanya student exchange adalah bentuk kerja sama antara pihak universitas atau departemen.

Sementara short course adalah kuliah dengan durasi singkat yang dilakukan pada musim panas maupun musim dingin oleh beberapa universitas di luar negeri. Biasanya program ini dilakukan paling singkat 1 minggu bahkan 2 tahun.

  1. Volunter Internasional

Salah satu kegiatan internasional yang perlu dicoba adalan volunter internasional. Mahasiswa dapat bergabung untuk melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan. Salah satu volunter internasional yang bisa dicoba adalah program dari AIESEC yang fokus pada proyek sosial dan lingkungan di seluruh dunia.

  1. Konferensi Internasional

Mendaftar pada konferensi internasional cocok bagi mahasiswa yang gemar menulis paper ilmiah. Konferensi internasional adalah forum intelektual yang mempertemukan para akademisi, praktisi, dan mahasiswa untuk membahas atau mengkaji isu terkini.

Pastikan isu atau tema yang dipilih sesuai dengan konferensi international yang diselenggarakan agar paper yang ditulis diterima oleh penyelenggara.

  1. Magang Internasional

Biasanya magang diikuti mahasiswa semester akhir sebagai salah satu syarat kelulusan. Sementara untuk magang internasional dapat dilakukan melalui kerja sama departemen dengan perusahaan internasional yang dituju.

Magang internasional merupakan program kerja yang memungkinkan mahasiswa atau profesional muda dari satu negara ke negara lain dengan bimbingan dari institusi dan perusahaan yang dituju.

  1. Delegasi Mahasiswa

Terkahir, menjadi delegasi atau perwakilan mahasiswa dalam organisasi internasional. Beberapa organisasi internasional yang dapat diikuti adalah MUN, AIESEC, YSEALI, IAAS, dan lainnya.

Dengan menjadi delegasi mahasiswa dalam organisasi internasional yang dilakukan di berbagai negara akan meningkatkan kemampuan diplomasi, memahami isu-isu global, hingga pengambilan keputusan global.

Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi UII, ada banyak program internasional yang kini tengah berjalan, seperti exchange program di Universitas Utara Malaysia, P2A atau Pasaage to Asia, IISMA dan banyak program lainnya. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada laman Instagram @ip.communication.uii.

Kira-kira kamu tertarik mengikuti kegiatan internasional yang mana, Comms?

 

Penulis: Meigitaria Sanita