Tag Archive for: ginanjar gailea

Reading Time: 2 minutes

In this digital era, cyberspace is increasingly crowded and massive. There is a lot of fake news circulating and it is becoming increasingly difficult to figure out which facts and opinions are. Therefore, to avoid fake news and unclear truth, students are required to think critically in finding facts. If students do not have a critical nature, it can become a time bomb and dangerous for their future.

Teatime 11th episode, entitled the theme “Bridging program” in the UII International Program Communication provided those skills to face the digital era and campus environment. This discussion presented an internal lecturer from IP Communication (IPC) UII, Mr. Ginanjar Gailea. This discussion on September 11, 2020, is very interesting because in this discussion the host will present a theme that is characteristic of the IPC program. 

This discussion program was broadcast via IPC’s Live Instagram (@ ip.communication.uii). Nadira Muthia Subhari as the host of IPC accompanied the discussion and shared information related to the Bridging Program with IPC Communication Science lecturer Mr. Ginanjar Gailea. The discussion provides an overview especially for IPC new students.

So the Department of Communication of UII opens special courses that are different from the regular communication science program called “Bridging Program”. In the bridging program, students will discuss with friends and lecturers how to become a student who can think critically. Critical thinking is a skill that helps students to distinguish between facts, opinions, and hoaxes. The Bridging Program is a special facility provided to all UII international student programs of Communication Science. This facility assists international students in preparing them to adapt to the University learning environment and assists in other subjects.

Bridging classes also try to change the student’s perspective. Usually when they are in high school, students are guided step by step in detail, now when they enter the university environment, even the lecturers only provide guidance and the rest is provided by discussions and study independently. The campus world allows lecturers to act as a bridge of knowledge, not to be central knowledge like the high school period. This paradigm must be understood by new students at IPC.

“I will encourage students to enjoy my classes. I realize that every student has a different level of intellectual capacity but that is not the main measure in my class. I want my students to be proactive and confident,” said Ginanjar Gailea.

Bridging programs can also hone the skills (Skills) of a student to be creative and critical and have excellent intuition. If students have these traits it will make students who innovate and ready to face the outside world. Mr. Ginanjar said do not hesitate if there are students who would like to consult about the IP program. “Do not build the scary side of classroom lectures, class was made fun anyway,” said Ginanjar.

What skills learned together in the bridging program? “There are various things,” said Ginanjar. “For example, we will learn together about how to become independent learners, academic writing, develop critical thinking skills, and so on,” he said. These skills will be very useful if they are well understood. According to him, it is always practiced.

He as an IP lecturer will accept students well to get better and ready to face the international world. Mr. Ginanjar hopes that when the pandemic is over, IPC communication science students are ready to come out without hesitation in facing all conditions.

————-

Author: Ibnu Mufti Sumarno, Communication Student (Batch 2016), Internship Student in Communication Science UII (International Program)

Editor: A. Pambudi W.

 

Reading Time: 2 minutes

Pada era digital ini, situasi dunia maya semakin crowded. Banyak persebaran berita palsu dan makin lama semakin sulit untuk mencari mana fakta dan opini. Maka dari itu untuk menghindari dari berita palsu dan tidak jelas kebenarannya, mahasiswa diharuskan untuk berfikir kritis dalam mencari fakta suatu informasi. Jika mahasiswa tidak memiliki sifat kritis bisa menjadi bom waktu dan berbahaya pada masa depan mereka.

Teatime episode 11 kali ini  berusaha menjawab itu. Kali ini mengangkat tema tentang “Bridging program” di International Program Komunikasi UII.  Pada diskusi ini menghadirkan dosen internal dari IP Communication (IPC) UII. Diskusi pada 11 September 2020 ini, sangat menarik karena pada diskusi ini tuan rumah akan membawakan tema yang menjadi ciri khas dari program IPC.

Acara diskusi ini disiarkan lewat Live Instagram IPC (@ip.communication.uii). Nadira Muthia Subhari selaku tuan rumah dari IPC mendampingi diskusi dan berbagi tentang informasi terkait dengan Bridging Program bersama dosen Ilmu Komunikasi IPC Mr. Ginanjar Gailea. Diskusi memberikan gambaran khususnya bagi mahasiswa baru IPC.

Maka jurusan Ilmu Komunikasi membuka mata kuliah khusus yang berbeda dengan program ilmu komunikasi regular bernama “Bridging Program”. Pada bridging program mahasiswa akan berdiskusi bersama teman dan dosen bagaimana cara menjadi seoarang mahasiswa yang dapat berfikir kritis,

Berfikir kritis merupakan keterampilan yang membantu mahasiswa untuk membedakan mana yang fakta, opini, dan hoax. Bridging Program adalah fasilitas khusus yang diberikan kepada semua program mahasiswa internasional UII. Fasilitas ini membantu mahasiswa internasional dalam mempersiapkan mereka beradaptasi di lingkungan pembelajaran Universitas dan membantu dalam mata kuliah lain.

Kelas Bridging juga berusaha mengubah cara pandang mahasiswa. Biasanya ketika masih di SMA, pelajar dipandu langkah demi langkah dengan detil, kini ketika masuk lingkungan universitas, bahkan dosen hanya memberikan panduan dan sisanya diskusi dan belajar mandiri. Dunia kampus memungkinkan dosen sebagai jembatan ilmu, bukan menjadi sentral layaknya jaman SMA. Paradigma ini yang harus dipahami oleh mahasiswa baru di IPC.

“Saya akan mendorong mahasiswa untuk menikmati kelas saya. Saya menyadari bahwa setiap mahasiswa memiliki tingkat kapasitas intelektual yang berbeda tetapi itu bukan ukuran utama di kelas saya. Saya ingin dari siswa saya adalah menjadi proaktif dan percaya diri,” kata Ginanjar Gailea.

Bridging program juga dapat mengasah keterampilan (Skill) seorang mahasiswa untuk menjadi kreatif dan kritis serta memiliki intuisi yang sangat baik, Jika mahasiswa memiliki sifat tersebut nantinya akan menjadikan mahasiswa yang berinovasi dan siap menghadapi dunia luar. Mr. Ginanjar mengatakan tidak ragu-ragu jika ada mahasiswa IP yang ingin konsultasi tentang programnya. “Tak usah membangun sisi menakutkan dari kelas kuliah, kelas saya buat menyenangkan kok,” sambung Ginanjar.

Apa saja keterampilan yang dipelajari bersama dalam bridging program? “ada macam-macam,” kata Ginanjar. “Misalanya kita akan belajar bersama tentang bagaimana menjadi pembelajar mandiri, academic writing, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan lainnya,” katanya. Keterampilan ini akan sangat berguna jika ia dipahami dengan baik dan selalu dipraktikkan menurutnya.

Ia selaku dosen IP akan menerima dengan baik agar mahasiswa tersebut dapat menjadi lebih baik dan siap dengan matang menghadapi dunia internasional. Mr. Ginanjar berharap adalah ketika pandemi selesai, mahasiswa ilmu komunikasi IPC siap untuk keluar tanpa ragu dalam menghadapi segala kondisi.

————-

Penulis: Ibnu Mufti Sumarno, Mahasiswa Komunikasi Angkatan 2016, Magang di Ilmu Komunikasi UII (International Program)

Penyunting: A. Pambudi W.